Tugas KLMPK, Ruang Dahlia New
Tugas KLMPK, Ruang Dahlia New
I DENGAN
DIAGNOSA GANGGUAN RASA NYAMAN NYERI DI RUANG DAHLIA
RST BHAKTI WIRATAMTAMA
DisusunOleh :
SEMARANG
2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Atas rahmat dan karunia-
Nya. Tidak lupa sholawat serta salam kita junjungkan kepada baginda Rosulullah SAW yang
syafaatnya kita nantikan kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehatnya, sehingga kami dapat membuat makalah tentang ASUHAN KEPERAWATAN KEPADA
PASIEN DENGAN MENGGUNAKAN PENEMUAN GANGGUAN RASA NYAMAN NYARI dapat
diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas “Dasar keperawatan’’
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………
A. Latar Belakang……………………………………………………………………
B. Tujuan Penelitian………………………………………………………………….
C. Manfaat Penelitian………………………………………………………………...
BAB IV PEMBAHASAN………………………………………………………………….
BAB V PENUTUP…………………………………………………………………………..
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan yang membuat seseorang merasa
nyaman, terlindung dari ancaman psikologis, bebas dari rasa sakit terutama nyeri. Nyeri
adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan
terkait kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial, atau yang di gambarkan dalam
bentuk kerusakan tersebut.
Menurut Potter & Perry, nyeri merupakan pengalaman pribadi yang diperlihatkan
dengan cara berbeda pada setiap individu. Setiap individu memiliki pengalaman nyeri
dengan skala tertentu. Nyeri bersifat subyektif dan dipersepsikan individu berdasarkan
pengalamannya. Nyeri menjadi alasan paling umum seseorang mencari perawatan
kesehatan karena merasakan terganggu dan menyulitkan mereka. Nyeri secara serius jika
tidak ditangani dapat menyebabkan ketidakmampuan dan imobilisasi pada individu,
sehingga kondisi tersebut akanmerusak kemampuan individu untuk melakukan aktifitas
perawatan diri,menyebabkan isolasi sosial, depresi serta perubahan konsep diri.
Menurut Smeltzer & Bare, Secara umum nyeri di kategorikan menjadi dua yaitu nyeri
akut dan nyeri kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang berlangsung dari beberapa detik
hingga kurang dari enam bulan biasanya dengan awitan tiba-tiba dan umumnya berkaitan
dengan cidera fisik dimana nyeri akut mengindikasikan adannya kerusakan atau cidera
telah terjadi dan tidak ada penyakit sistemik, biasanya menurun sejalan dengan terjadinya
penyembuhan, salah satunya adalah nyeri akibat pembedahan. Nyeri kronik adalah nyeri
konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu dimana nyeri ini
berlangsung di luar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat
dikaitkan dengan penyebab atau cidera spesifik. Nyeri kronis dapat tidak mempunyai
awitan yang ditetapkan dengan tepat dan sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri
ini tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya
dimana nyeri ini berlangsung selama enam bulan atau lebih.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
a. Diketahuinya karakteristik pasien rawat inap yang mengalami nyeri di Rumah Sakit
Bhakti Wiratamtama jenis kelamin, suku bangsa serta pendidikan.
b. Diketahuinya skala nyeri serta jenis nyeri yang dialami pasien rawat inap di Rumah
Sakit Bhakti Wiratamtama
c. Diketahuinya gambaran intervensi keperawatan mandiri pada pasien yang mengalami
nyeri di Rumah SakitBhakti Wiiratamtama .
C. MANFAAT PENELITIAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang terkadang dialami
individu. Kebutuhan terbebas dari rasa nyeri itu merupakan salah satu kebutuhan
dasar yang merupakan tujuan diberikannya asuhan keperawatan pada seorang pasien
di rumah sakit(Perry & Potter, 2009). Menurut PPNI (2016) Nyeri Akut adalah
pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual
atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga
berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.Nyeri akut dapat dideskripsikan sebagai
nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit atau intervensi bedah, dan memiliki
awitan yang cepat, dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat) serta
berlangsung singkat (kurang dari enam bulan) dan menghilang dengan atau tanpa
pengobatan setelah keadaan pulih pada area yang rusak. Nyeri akut biasanya
berlangsung singkat. Pasien yang mengalami nyeri akut biasanya menunjukkan gejala
perspirasi meningkat, denyut jantung dan tekanan darah meningkat serta pallor
(Mubarak et al., 2015).
Sectio caesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan
melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim
dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram. Sectio caesarea adalah suatu
cara melahirkan janin denganmembuat sayatan pada dinding uterus melalui depan
perut atau vagina. !tau disebut juga histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam
rahim.Seksio sesarea adalah suatu cara melahirkan janin denganmembuat sayatan
pada dinding uterus melalui dinding depan perut
2. Penyebab ( ETIOLOGI)
Nyeri dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu trauma, mekanik, thermos,
elektrik, neoplasma (jinak dan ganas), peradangan (inflamasi), gangguan sirkulasi
darah dan kelainan pembuluh darah serta yang terakhir adalah trauma psikologis
(Handayani, 2015).
Menurut Mochtar faktor dari ibu dilakukannya sectio Caesarea adalah plasenta
previa, panggul sempit, partus lama, distosia serviks, pre eklamsi dan hipertensi.
Sedangkan faktor dari janin adalah letak lintang dan letak bokong. Menurut manuaba
indikasi Ibu dilakukan section caesarea adalah ruptur uteri iminen, pendarahan
Antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin adalah Fetal distress
dan janin besar melebihi 4000 gram titik dari beberapa faktor section caesarea di atas
dapat diuraikan beberapa penyebab section caesarea sebagai berikut:
1. CPD(chepalo pelvik disproportion)
2. KPD (ketuban pecah dini)
3. Janin besar (makrosomia)
4. Kelainan letak janin
5. Bayi kembar
3. Klasifikasi.
nyeri berdasarkan beberapa hal adalah sebagai berikut :
Nyeri berdasarkan tempatnya Menurut Irman (2007) dalam Handayani (2015) dibagi
menjadi :
a. Pheriperal pain
Merupakan nyeri yang terasa pada permukaan tubuh. Nyeri ini termasuk nyeri
pada kulit dan permukaan kulit. Stimulus yang efektif untuk menimbulkan
nyeri dikulit dapat berupa rangsangan mekanis, suhu, kimiawi, atau listrik.
Apabila hanya kulit yang terlibat, nyeri sering dirasakan sebagai menyengat,
tajam, meringis, atau seperti terbakar.
b. Deep pain
Merupakan nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih dalam (nyeri
somatik) atau pada organ tubuh visceral. Nyeri somatis mengacu pada nyeri
yang berasal dari otot, tendon, ligament, tulang, sendi dan arteri. Struktur-
struktur ini memiliki lebih sedikit reseptor nyeri sehingga lokalisasi sering
tidal jelas.
c. Reffered pain
Merupakan nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit organ/ struktur
dalam tubuh yang ditransmisikan ke bagian tubuh di daerah yang berbeda
bukan dari daerah asalnya misalnya, nyeri pada lengan kiri atau rahang
berkaitan dengan iskemia jantung atau serangan jantung.
d. . Central pain
Merupakan nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disfungsi
primer pada sistem saraf pusat seperti spinal cord, batang otak, thalamus, dan
lain-lain.
Nyeri berdasarkan sifatnya Meliala (2007) dalam Handayani (2015) menyebutkan
bahwa nyeri ini digolongkan menjadi tiga, yaitu :
a. Incidental pain
Merupakan nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu menghilang. Nyeri ini
biasanya sering terjadi pada pasien yang mengalami kanker tulang.
b. Steady pain
Merupakan nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam jangka
waktu yang lama. Pada distensi renal kapsul dan iskemik ginjal akut
merupakan salah satu jenis.
c. Proximal pain
Merupakan nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali. Nyeri
tersebut biasanya menetap selama kurang lebih 10-15 menit, lalu menghilang
kemudian timbul lagi.
Nyeri berdasarkan ringan beratnya Nyeri ini dibagi ke dalam tiga bagian (Wartonah,
2005 dalam Handayani 2015) sebagai berikut :
a. Nyeri ringan
Merupakan nyeri yang timbul dengan intensitas ringan. Nyeri ringan biasanya
pasien secara obyektif dapat berkomunikasi dengan baik.
b. Nyeri sedang
Merupakan nyeri yang timbul dengan intensitas yang sedang. Nyeri sedang
secara obyektif pasien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi
nyeri dan mendiskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.
c. Nyeri berat
Merupakan nyeri yang timbul dengan intensitas berat. Nyeri berat secara
obyektif pasien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon
terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat
mendiskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang.
Berdasarkan waktu berlangsungnya, nyeri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a) Nyeri akut
Nyeri akut adalah rasa nyeri normal yang memperingatkan bahwa Anda
telah terluka. Misalnya saat Anda terkena luka bakar, atau ibu jari yang
terpukul palu secara tidak sengaja. Nyeri akut biasanya datang secara tiba-tiba
atau mendadak, dan berlangsung dalam waktu yang relatif singkat.
b) Nyeri kronis
Nyeri kronis didefinisikan sebagai keluhan nyeri yang berlangsung selama
lebih dari 3 – 6 bulan, bahkan bisa bertahun-tahun setelah mengalami cedera
atau gangguan tertentu. Kondisi ini umumnya memerlukan perawatan medis
lebih lanjut. Seseorang yang mengalami nyeri kronis ternyata lebih rentan
mengalami depresi dan kecemasan, dibanding dengan orang yang mengalami
nyeri akut.
Berdasarkan proses terjadinya, nyeri dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu:
a) Nyeri nosiseptif
Nyeri nosiseptif terjadi bila ada kerusakan atau cedera pada jaringan tubuh
Anda. Cedera yang menyebabkan nyeri nosiseptif meliputi memar, luka bakar,
patah tulang, dan nyeri yang disebabkan oleh keseleo.
b) Nyeri psikogenik
Nyeri psikogenik yakni nyeri yang dipengaruhi oleh faktor psikologis.
Beberapa jenis gangguan mental atau emosional dapat menyebabkan,
memperberat, atau memperpanjang rasa nyeri jenis ini.
c) Nyeri neuropatik
Sedangkan nyeri neuropatik timbul karena adanya kelainan pada saraf.
Seseorang yang mengalami nyeri jenis ini akan merasakan sensasi perih di
sepanjang jalur saraf yang terkena atau merasakan kebas atau mati rasa.
4. Manifestasi Klinis
a. Nyeri Akut
Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
Menunjukan kerusakan
Gangguan tidur
Muka dengan ekspresi nyeri
Tingkah laku ekspresif (Gelisah, merintih, nafas panjang, mengeluh)
Posisi untuk mengurangi nyeri
Penurunan Tanda-tanda vital
b. Nyeri Kronis
Perubahan berat badan
Melaporkan secara verbal dan non verbal
Menunjukan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada diri sendiri
Kelelahan
Perubahan pola tidur
Takut cedera
Interaksi dengan orang lain menurun
5. Patofisiologi (pathway kasus)
Mekanisme timbulnya nyeri didasari oleh proses multipel yaitu nosisepsi,
sensitisasi perifer, perubahan fenotip, sensitisasi sentral, eksitabilitas ektopik,
reorganisasi struktural, dan penurunan inhibisi. Antara stimulus cedera jaringan
dan pengalaman subjektif nyeri terdapat empat proses tersendiri : tranduksi,
transmisi, modulasi, dan persepsi. Rangsang nyeri diterima oleh nosiseptor di kulit
dan visera. Sel yang nekrotik akan melepaskan K+ dan protein intrasel yang dapat
mengakibatkan inflamasi. Mediator penyebab nyeri akan dilepaskan. Leukotrien,
prostatglandin E2, dan histamine akan mensensitisasi nosiseptor selain itu lesi
jaringan juga mengaktifkan pembekuan darah sehingga melepaskan bradikinin
dan serotonin. Jika terdapat penyumbatan pembuluh darah, akan terjadi iskemia
dan penimbunan K+ dan H+ ekstrasel yang diakibatkan akan semakin
mengaktifkan nosiseptor yang telah tersensitasi. Perangsangan nosiseptor
melepaskan substansi peptide P (SP) dan peptide yang berhubungan dengan gen
kalsitonin (CGRP), yang meningkatkan respon inflamasi dan menyebabkan
vasodilatasi serta meningkatkan permeabilitas vaskular.
Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan hambatan pada proses persalinan yang
menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal spontan,misalnya plasenta
previa sentralis dan lateralis, panggul sempit,disproporsi cephalo pelvic, rupture
uteri mengancam, partus lama,partus tidak maju, pre'eklamsia, distosia serviks,
dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu
tindakanpembedahan yaitu Sectio caesarea (SC).dalam proses operasinya
dilakukan tindakan anestesi yangakan menyebabkan pasien mengalami imobilisasi
sehingga akanmenimbulkan masalah intoleransi aktivitas. Adanya
kelumpuhansementara dan kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak
mampu melakukan aktivitas perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul
masalah defisit perawatan
Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan,penyembuhan, dan
perawatan post operasi akan menimbulkanmasalah ansietas pada pasien. Selain
itu, dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding
abdomen sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan, pembuluh
darah, dan saraf - saraf di sekitar daerah insisi.hal ini akan merangsang
pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri
akut). Setelah proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan
menimbulkanluka post op, yang bila tidak dirawat dengan baik akanmenimbulkan
masalah risiko infeksi
6. Patway
Lembar Selanjutnya
7. Komplikasi
a. Masalah mobilisasi
b. Gangguan pola istirahat dan tidur
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan dengan skala nyeri
Pemeriksaan laboratorium sebagai data penunjang pemeriksaan fisik lainnya
EKG
Swab Antigen
9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keperawatan
Monitor tanda-tanda vital
Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
Distraksi dan ajarkan teknik relaksasi
b. Penatalaksanaan Medis
Pemberian obat Analgetik
Obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total.
Seseorang yang mengonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan
sadar.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Nama :
I. PENGKAJIAN
Pengkajian diIakukan hari Selasa tanggaI 4 Januari 2022 di RS Wira Tamtama secara
alloanamnesa atau autoanamnesa.
1. Identitas diri klien
Nama : Ny. I
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status perkawinan : Kawin
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Dsn. Klesem RT 002/009 Boja Kendal
No. RM : 0182203
Tanggal masuk RS : 3 Januari 2022 ( 22.20 WIB)
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. A
Umur : 26 tahun
Jenis kelamin : Laki-Iaki
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Dsn. Klesem RT 002/009 Boja Kendal
Hubungan dg klien : Suami
II. KELUHAN UTAMA
Keluhan utama : Pasien mengeluh Nyeri pada perut
III.RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat penyakit sekarang
Ny. I mengeluh nyeri pada luka post Sc di perut bagian bawah sejak tanggal 4 januari
2022 jam 18.00 WIB.
2. Riwayat penyakit dahulu
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu dan
riwayat operasi sebelumnya
3. Riwayat penyakit keIuarga
Pasien mengatakan keIuarga tidak memiliki riwayat kesehatan menular, dm, jantung
dan hipertesi
2) TB : 154 cm
BB Sebelum Hamil : 50kg
BB Sesudah Hamil : 60kg
a. Tanda vital :
Suhu : 36,70 C
Pernafasan : 20 x/ menit
SPO : 97%
b. Pemeriksaan Head to Toe
1. Kepala : simetris, warna rambut hitam , rembut normal, tidak ada
ketombe, bentuk rambut lurus.
2. Mata : simetris kanan kiri, konjugtiva tidak anemis, pupil
ishokor, sklera tidak ikterik, kelopak mata tidak oedema
3. Mulut : gigi putih , mukosa bibir kering , Lidah bersih
4. Hidung : simetris kiri dan kanan, tidak ada pernapasan cuping
hidung.
5. Telinga : Pendengaran baik tidak terdapat secret
6. Leher : leher normal tidak ada benjolan
7. Dada :
- Paru-Paru
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : fremitus sama antara kiri dan kanan
Perkusi : bunyi normal sonor
Auskultasi : suara normal vesikuler
8. jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : suara vesikuler
9. Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada asites
Palpasi : tidak ada pembesaran hepar
Perkusi : terdapat suara tympani
Auskultasi : bising usus pasien tidak terdengar
10. Genitalia : Pasien berjenis kelamin perempuan, tidak ada kelainan, da
terpasang kateter.
11. Ekstremitas
Atas : Pergerakan tangan bebas, tidak ada edema, luka/lesi, sianosis.
Terpasang infus di tangan kiri, dengan tetesa 20x/menit.
Bawah : Pergerakan tidak bebas, tidak ada edema, luka, sianosis .
X. IMPLEMENTASI
XI. EVALUASI
Lanjutkan intervensi
manajemen nyeri
2. Gangguan (19.00) S:
Mobilitas Fisik
Pasien mengeluh lemas
Pasien mengeluh tidak bisa
bergerak bebas
O:
- Pasien terlihat lemas
- Pasien terlihat tidak
banyak bergerak
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
manajemen nyeri
1. Nyeri Akut Rabu S:
5 Januari 2022
- Ny.I mengatakan masih
(19.00)
nyeri pada perutnya
- P : Pada saat bergerak atau
merubah posisi badan
- Q : nyeri seperti tersayat
- R : abdomen bagaian
tengah bawah
- S:7
- T : hilang timbul
O:
A:
P:
Lanjutkan intervensi
manajemen nyeri
2. Gangguan 19.00 S : Pasien mengatakan bisa
Mobilitas Fisik beraktifitas ringan sendiri dan
masih dibantu keluarga untuk
aktifitas berat
Monitoring TTV :
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
O:
A:
Masalah teratasi
P:
Monitoring TTV :
- TD : 124/ 70 mmHg
- N : 96x/ menit
- RR : 20 x/ menit
- S : 36,50 C
- SPO : 98%
A:
Masalah teratasi
P:
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
Pada saat penulis melakukan pengkajian pada Ny. I pada tanggal 04 Januari2022 didapat
data melalui klien dan keluarga klien. Ny. I menderita Post Op Sectio Caesarea dan dalam
keluarga klien tidak terdapat anggota keluarga yang mengalami penyakit keturunan
maupun menular. Keluarga juga tidak ada yang menderita riwayat penyakit kronik,
hipertensi, DM, jantung, dan lainnya. Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik, tidak ada
kelainan yang ditemukan penulis pada klien Ny. I. Klien mengeluh nyeri pada luka post op
Sectio Caesarea, klien mengatakan nyeri muncul ketika bergerak, klien mengatakan luka
jahitan post operasi Sectio Caesarea sangat dirasakan saat berjalan, klien sesekali
memengangi luka post op Sectio Caesarea menggunakan tangannya, klien mengatakan
masih sulit untuk bergerak, klien mengatakan merasa lemah, klien mengatakan
aktivitasnya terkadang masih dibantu keluarga. klien mengatakan masih belum bias
berjalan terlalu jauh sendiri. klien mengatakan masih belum bisa beraktivitan seperti biasa.
Pengkajian berdasarkan teoritis, didapatkan identitas klien lengkap, riwayat kesehatan baik
riwayat kesehatan sekarang, dahulu maupun riwayat kesehatan keluarga, Pada pemeriksaan
riwayat kehamilan dalam teoritos, pada pengkajian klien section caesarea data yang dapat
ditemukan meliputi distress janin, kegagalan untuk melanjutkan persalinan, malposisi
janin, prolapse tali pusat, abrupsio plasenta dan plasenta previam. Riwayat pada saat
sebelum inpartu di dapatkan cairan ketuban yang keluar pervagina secara spontan
kemudian tidak di ikuti tanda-tanda persalinan, riwayat kasehatan keluarga : adakah
penyakit keturunan dalam keluarga seperti jantung, DM, HT, TBC, penyakit kelamin, yang
mungkin penyakit tersebut diturunkan kapada klien. Dari penjelasan di atas dapat dilihat
adanya persamaan dan perbedaan antara tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus pada klien
Ny. I. Kesamaan yang didapatkan ialah pengkajian identitas yang sama, ada riwayat
kesehatan sekarang, dahulu maupun keluarga.
2. Diagnosa
Pada masalah keperawatan khususnya pada kasus post operasi section caesarea secara teori
terdapat 6 diagnosa keperawatan yang muncul yaitu :
a. Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik dibuktikan dengan tampak meringis.
b. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas dibuktikan dengan merasa
lemah.
d. Deficit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik dibuktikan dengan tidak
mampu mandi/berpakaian secara mandiri.
e. Gangguan mobilitan fisik berhubungan dengan efek agen farmakologis (anestesi)
dibuktikan dengan fisik lemah.
f. Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan prosedur pembedahan
dibuktikan dengan perdarahan.
Sedangkan pada data yang didapat pada klien Ny. R muncul 3 diagnosa keperawatan
yaitu :
a. Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik dibuktikan dengan tampak meringis.
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dibukikan dengan tampak
lemah dan nyeri saat bergerak
Dalam menegakkan diagnosa keperawatan,penulis tidak menemukan kesulitan atau
hambatan. Hal ini karena didukung oleh tersedianya sumber buku diagnosa keperawatan,
data-data yang ditunjukkan oleh klien sesuai dengan konsep yang ada. Adanya kerjasama
yang baik dengan perawat ruangan dan keluarga yang secara terbuka dalamm
menyampaikan semua yang dikeluhkan dan dirasakan saat ini, sehingga penulis dapat
menyimpulkan 3 diagnosa.
3. Intervesi
Perencanaan keperawatan berdasarkan prioritas masalah. Tujuan yang diharapkan dari
asuhan keperawatan dengan kasus post operasi section caesarea yaitu agar riwayat
kehamilan tubuh kembali meningkat, klien tidak mengalami kesulitan dalam
persalinan.Dalam pembuatan perencanaan penulis bekerja sama dengan pera Resiko
infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas kulit wat ruangan untuk menentukan
tindakan yang akan dilakukan. Adapun rencana yang akan dibuat berdasarkan diagnosa
keperawatan yaitu :
a. Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik dibuktikan dengan tampak meringis yaitu
yang dilakukan perencanaan adalah lakukan pengkajian nyeri, komprehensif yang
meliputi lokasi, karekteristik, durasi, frekuensi, intensitas dan faktor penyebab.
Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan terutama pada
mereka yang dapat berkomunikasi secara efektif, pastikan perawatan analgesic bagi
klien dilakukan pemantauan dengan ketat, gunakan strategi komunikasi terapeutik
untuk mengetahui nyeri dan sampaikan penerimaan nyeri klien, bagi pengetahuan
tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri dirasakan, dan intensitas
nyeri, dorong klien untuk memonitor nyeri dan menangani nyeri dengan tepat, dan
anjurkan klien menggunakan obat-obat penurun nyeri.
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dibukikan dengan tampak lemah
dan nyeri saat bergerak yaitu dilakukan perecanaan Monitor frekuensi jantung dan
tekanan darah sebelum memulai ambulasi, Monitor kondisi umum selama melakukan
ambulasi, Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan ambulasi,
Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi, Anjurkan melakukan ambulasi dini
4. Implementasi
Setelah rencana tindakan ditetapkan, maka dilanjutkan dengan melakukan rencana
tersebut dalam bentuk nyata, sebelum diterapkan pada klien terlebih dahulu melakukan
pendekatan pada klien dan keluarga klien agar tindakan yang diberikan dapat disetujui lien
dan keluarga klien, sehingga semua rencana tindakan asuhan keperawatan sesuai dengan
masalah yang dihadapi klien.
a. Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik dibuktikan dengan tampak meringis
yaitu yang dilakukan perencanaan adalah lakukan pengkajian nyeri, komprehensif
yang meliputi lokasi, karekteristik, durasi, frekuensi, intensitas dan faktor penyebab.
Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan terutama pada
mereka yang dapat berkomunikasi secara efektif, pastikan perawatan analgesic bagi
klien dilakukan pemantauan dengan ketat, gunakan strategi komunikasi terapeutik
untuk mengetahui nyeri dan sampaikan penerimaan nyeri klien, bagi pengetahuan
tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri dirasakan, dan intensitas
nyeri, dorong klien untuk memonitor nyeri dan menangani nyeri dengan tepat, dan
anjurkan klien menggunakan obat-obat penurun nyeri.
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dibukikan dengan tampak lemah
dan nyeri saat bergerak yaitu dilakukan perecanaan Monitor frekuensi jantung dan
tekanan darah sebelum memulai ambulasi, Monitor kondisi umum selama melakukan
ambulasi, Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan ambulasi,
Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi, Anjurkan melakukan ambulasi dini
5. Evaluasi
Dari 2 diagnosa keperawatan yang penulis tegakkan sesuai dengan apa yang penulis
temukan dalam melakukan asuhan keperawatan kurang lebih sudah mencapai
perkembangan yang lebih baik dan optimal. Maka dari itu, dalam melakukan asuhan
keperawatan untuk mencapai hasil yang maksimal memerlukan adanya kerjasama antara
penulis dengan klien, perawat, dan tim kesehatan lainnya.
a. Pada diagnosa keperawatan nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik dibuktikan
dengan tampak meringis, masalah nyeri yang dirasakan klien pada luka bekas post
operasi section caesarea masalah teratasi.
b. Pada diagnosa keperawatan Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
dibukikan dengan tampak lemah dan nyeri saat bergerak, masalah yang dirasakan
klien pada mobilitas fisik masalah teratasi.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Sectio caesarea merupakan proses persalinan atau pembedahan melalui insisi pada dinding
perut dan rahim bagian depan untuk melahirkan janin. Indikasi medis dilakukannya operasi
sectio caesarea ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu faktor janin dan faktor ibu. Faktor
janin meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman gawat janin,
janin abnormal, faktor plasenta,kelainan tali pusat dan bayi kembar. Sedangkan faktor ibu
terdiri dari usia, jumlah anak yang dilahirkan, keadaan panggul, penghambat jalan lahir,
kelainan kontraksi lahir, ketuban pecah dini (KPD), dan pre eklamsia (Hutabalian,2011).
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada klien Ny. I dengan post operasi section
caesarea diruang rawat dahlia di RST BHAKTI WIRA TAMTAMA tahun 2022.
Pada pengkajian, penulis tidak menemukan beberapa perbedaan, serta hambatan
tidak ada ditemukan penulis.
b. Penulis mampu merumuskan diagnose keperawatan pada klien Ny. I dengan post
operasi section caesarea diruang rawat rawat dahlia di RST BHAKTI WIRA
TAMTAMA tahun 2022. Terdapat 2 diagnosa keperawatan yang ditemukan yaitu :
a) Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik dibuktikan dengan tampak meringis.
b) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dibukikan dengan tampak
lemah dan nyeri saat bergerak
c. Penulis mampu merencanakan intervensi keperawatan pada klien Ny. I dengan post
operasi section caesarea diruang rawat dahlia di RST BHAKTI WIRA TAMTAMA
tahun 2022. Tujuan yang diharapkan dari asuhan keperawatan dengan post operasi
section caesarea yaitu agar nyeri akut berkurang, ganggua mobilias fisik berkurag.
d. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan pada klien Ny. I dengan post
operasi section caesarea diruang dahlia di RST BHAKTI WIRA TAMTAMA tahun
2022. Pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan baik hal
ini terjadi karena adanya kerjasama dengan klien serta perawat ruangan yang telah
membantu dalam melakukan tindakan pelaksanaan kepada klien.
e. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan pada klien Ny. I dengan post
operasi diruang rawat inap dahlia di RST BHAKTI WIRA TAMTAMA tahun 2022.
Semua masalah keperawatan yang dialami klien Ny. I dapat teratasi.
2. Saran
Jika makalah ini tidak sempurna dan memiliki banyak kesalahan sebagai pembelajaran.
Penulis membuka saran, jika pembaca berkenan memberikan saran untuk kesempurnaan
makalah.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/425697812/Laporan-Pendahuluan-Nyeri-Akut
http://eprints.undip.ac.id/44209/3/Bab_2.pdf
https://id.scribd.com/document/425697812/Laporan-Pendahuluan-Nyeri-Akut
http://eprints.undip.ac.id/44209/3/Bab_2.pdf
https://id.scribd.com/doc/292855803/LP-Post-sc-docx