TIDAK DIPERDAGANGKAN
Materi Pelatihan
Pelatih
Perencanaan dan
Penganggaran
Sekolah/Madrasah
iii
c. Lembar Bahan Bacaan. Kondisi Sekolah/Madrasah yang 65
Diharapkan
Sesi 4. Program, Penanggung Jawab Program, Indikator Kinerja, Kegiatan, dan
Jadwal Kegiatan 71
Rencana Sesi 4 71
Presentasi Sesi 4 74
Latihan 2.4.1. Merumuskan Program dan Kegiatan 82
a. Instruksi Pelatih 82
b. Lembar Kerja 83
c. Lembar Bahan Bacaan. Program, Penanggung Jawab Program,
Indikator Kinerja, Kegiatan, dan Jadwal Kegiatan 84
Sesi 5. Penyusunan Rencana Anggaran Sekolah/Madrasah Jangka Menengah 87
Rencana Sesi 5 87
Presentasi Sesi 5 91
Latihan 2.5.1. Orientasi Materi 104
a. Instruksi Pelatih 104
b. Lembar Kerja 105
c. Lembar Bahan Bacaan. Deadline RAPBS Berakhir 106
d. Lembar Bahan Bacaan. Contoh Format Anggaran Jangka
Menengah 107
Latihan 2.5.2. Menyusun Rencana Anggaran Sekolah/Madrasah 108
a. Instruksi Pelatih 108
b. Lembar Kerja 109
c. Lembar Bahan Bacaan. Permendiknas No. 69 Tahun 2009 112
Sesi 6. Penyusunan RKT dan RKAS/RAPBS 115
Rencana Sesi 6 115
Presentasi Sesi 6 118
Lembar Bahan Bacaan. Proses Penyusunan RKT 132
Lembar Bahan Bacaan. Sistematika Penyusunan RKS 145
iv
v
vi
Daftar Singkatan Modul 2.
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN SEKOLAH/MADRASAH
vii
UAN Ujian Akhir Nasional
UAS Ujian Akhir Sekolah
UASBN Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional
UN Ujian Nasional
UUD Undang-Undang Dasar.
viii
Daftar Istilah Modul 2.
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN SEKOLAH/MADRASAH
SPM jenis dan tingkat pelayanan pendidikan minimal yang harus disediakan oleh
satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program
pendidikan, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota.
Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran
dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat
yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah (UU Nomor 25 Tahun
2004).
Perencanaan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui
urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia (UU
Nomor 25 Tahun 2004).
Visi rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan (UU Nomor 25 Tahun 2004).
RAPBS/M adalah rencana yang diformulasikan dalam bentuk rupiah dalam jangka
waktu atau periode tertentu, serta alokasi sumber-sumber kepada setiap
bagian kegiatan.
ix
x
Silabus Modul 2.
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
A. TUJUAN
Setelah mengikuti seluruh sesi dalam modul ini peserta diharapkan mampu:
1. Memahami latar belakang, dasar hukum, prinsip-prinsip, alur dan proses
penyusunan RKS.
2. Mengidentifikasi dan menetapkan kondisi sekolah/madrasah saat ini.
3. Menentukan kondisi sekolah/madrasah yang diharapkan.
4. Menyusun program, kegiatan, dan indikator kinerja sekolah/madrasah.
5. Menyusun dokumen perencanaan sekolah/madrasah jangka menengah yang
partisipatif, transparan dan tepat waktu.
6. Menyusun dokumen perencanaan sekolah/madrasah jangka pendek/tahunan (RKT
dan RAPBS) yang partisipatif, transparan dan tepat waktu.
B. STRATEGI
xi
No Topik Rincian Topik Waktu Bahan Pendukung
3. Memilih rekomendasi hasil evaluasi
diri atau kesimpulan profil
sekolah/madrasah sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi sekolah/
madrasah dengan menggunakan
skala prioritas.
xii
No Topik Rincian Topik Waktu Bahan Pendukung
xiii
xiv
Rencana Sesi 1 (Modul 2)
PENGANTAR PENYUSUNAN RKS/M DAN RKT
SESI 1
A. PENGANTAR
Latar belakang, dasar hukum, prinsip-prinsip, alur dan proses penyusunan RKS/M dan
RKT merupakan pengetahuan dasar yang bersifat komprehensif, yang harus dipahami oleh
penyelenggara dan pengelola sekolah/madrasah sebelum melakukan penyusunan RKS/M
dan RKT. Penyusunan RKS/M dan RKT merupakan suatu hal yang amat penting karena
RKS/M dan RKT dapat dijadikan sebagai kerangka acuan dalam mengembangkan
sekolah/madrasah, dasar untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pengem-
bangan sekolah, serta bahan acuan untuk mengidentifikasi dan mengajukan sumber daya
pendidikan yang diperlukan dalam pengembangan sekolah/madrasah.
Untuk itu, di samping RKS/M dan RKT harus mengacu kepada aturan perundangan yang
berlaku seperti Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan, Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah serta aturan lainnya
yang relevan, juga mengacu kepada prinsip-prinsip dasar dan proses penyusunan yang
telah ditetapkan, sehingga diharapkan proses penyusunan RKS/M dan RKT tersebut
menjadi lebih rasional, objektif, dan dapat dipertanggungjawabkan.
B. TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan:
1. Latar belakang penyusunan RKS/M dan RKT.
2. Dasar hukum penyusunan RKS/M dan RKT.
3. Prinsip-prinsip penyusunan RKS/M dan RKT.
4. Alur dan proses penyusunan RKS/M dan RKT.
C. POKOK BAHASAN
1. Latar belakang penyusunan RKS/M dan RKT.
2. Dasar hukum penyusunan RKS/M dan RKT.
3. Prinsip-prinsip penyusunan RKS/M dan RKT.
4. Alur dan proses penyusunan RKS/M dan RKT.
D. WAKTU
Alokasi waktu yang disediakan untuk sesi ini adalah 60 menit.
1
E. METODE
1. Presentasi.
2. Tanya jawab.
3. Diskusi kelompok.
G. STRATEGI
2
Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan
3
Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan
H. REFERENSI
1. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
2. PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
3. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Sistem Pengelolaan Keuangan
Daerah.
4
1
Sesi 1
Pengantar Penyusunan
RKS/M dan RKT
2
Tujuan Sesi
5
3
Pokok Bahasan
4
Latar Belakang
Kebijakan MBS
Program BOS
6
Mengapa slide ini penting?
Pemahaman tentang latar belakang sekolah/madrasah harus memiliki RKS/M sehingga
diharapkan penyusunan RKS/M tidak menjadi beban tetapi didorong oleh rasa tanggung
jawab terhadap publik dan manfaat dari RKS/M itu sendiri.
Inti uraian:
1. Pokok bahasan menggambarkan konsep-konsep penting yang seharusnya dipahami
oleh peserta sebelum proses pembelajaran tentang langkah teknokratik penyusunan
RKS/M dan RKT dilaksanakan.
2. Pokok bahasan memberikan uraian tentang: konteks penyusunan rencana
sekolah/madrasah, aspek yuridis legal, strategi manajemen serta approach/pendekatan
dalam penyusunannya.
7
6
7
Tujuan Penyusunan RKS/M
1. Menjamin agar tujuan dan sasaran sekolah/madrasah dapat dicapai;
2. Mendukung koordinasi antar pelaku sekolah/madrasah;
3. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik intra
pelaku di sekolah/madrasah, antar sekolah/ madrasah, Disdik
Kab/Kota/Provinsi, dan antar waktu;
4. Menjamin keterkaitan antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, pelaporan dan pengawasan;
5. Mengoptimalkan partisipasi warga sekolah/madrasah dan
masyarakat;
6. Menjamin penggunaan sumber daya sekolah/madrasah yang
ekonomis, efisien, efektif, berkeadilan, berkelanjutan serta
memperhatikan kesetaraan gender.
8
Mengapa slide ini penting?
Menegaskan tujuan-tujuan penting yang akan dicapai melalui penyusunan RKS/M, baik
dalam secara langsung maupun tidak langsung.
Inti uraian:
Secara normatif terdapat 6 (enam) tujuan penting yang hendak dicapai melalui penyusunan
RKS/M oleh sekolah/madrasah. Pelatih meguraikan satu per satu tujuan tersebut sesuai
dengan nomor urut dalam power poin tayangan.
Mis. poin pertama, dijelaskan bahwa dalam RKS/M terdapat rangkaian program dan
kegiatan yang disusun untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah/madrasah. Demikian
pula untuk poin lainnya.
Latihan 2.1.1.
Gunakan Lembar Kerja
Pemetaan Dasar Hukum RKS/M
9
9
Dasar Hukum
1. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 51 ayat 1.
2. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Pasal 53 ayat 1.
3. PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan, Pasal 51.
4. PP Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan.
5. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
10
PP No. 19/2005 (Pasal 53 ayat 1): 10
“Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang
merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan
pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun”
11
Prinsip-Prinsip Penyusunan RKS/M
11
12
Latihan 2.1.2.
Penerapan Prinsip-prinsip
Penyusunan RKS/M.
13
Alur Penyusunan RKS/M
PENYUSUNAN RKS/M
• Menetapkan Kondisi
Mengapa slide ini penting?Sekolah/Madrasah Saat Ini. PENGESAHAN
• Menetapkan Kondisi • Penyetujuan oleh
PERSIAPAN
Sekolah/Madrasah yang rapat dewan
• Pembentukan
Tim Pengembang Diharapkan. pendidik
• Menyusun Program, • Pengesahan oleh
Sekolah/Madrasah
Kegiatan dan Indikator pihak berwenang
(TPS/M).
Kinerja. • Sosialisasi kepada
• Pembekalan/
• Menyusun Rencana pemangku
Orientasi TPS/M.
Anggaran Sekolah/ kepentingan
Madrasah.
• Menyusun RKT & RKAS/M.
12
Menguraikan tahapan, sistematika dan alur penyusunan dokumen RKS/M. Secara umum
alur penyusunan RKS/M terdiri dari 3 tahap utama; persiapan, penyusunan, dan
pengesahan.
Inti uraian:
1. Pelatih menguraikan secara jelas gambaran utuh alur yang harus dilalui dalam
penyusunan RKS/M dimulai dari persiapan, pelaksanaan penyusunan, dan pengesahan.
2. Aspek lainnya yang mendukung sukses penyusunan alur RKS/M adalah kesiapan
organisasi, kualitas sumber daya guru/tim penyusun, adanya SOP (standar operasional
prosedur), jadwal kegiatan yang detail dan output, penanggung jawab untuk setiap
tahapan kegiatan.
3. Lihat hal. 104 pada modul Sekolah
14
13
Mengapa slide ini penting?
Menyediakan informasi tentang proses penyusunan RKS/M dan subtansi yang sebaiknya
dicakup dalam dokumen RKS/M.
Lihat LBB atau Materi Pelatihan Sekolah hal. 104 pada modul Sekolah
Inti uraian:
Substansi utama yang sebaiknya tercakup dalam dokumen RKS/M direkomendasikan
sebagai berikut:
1. Kondisi sekolah/madrasah saat ini (pencapaian kinerja sekolah/madrasah saat ini). Cara
terbaik agar sekolah/madrasah dapat memetakan kondisi pencapaiannya agar
menggunakan instrumen evaluasi diri sekolah/madrasah (school self asessment).
2. Menetapkan kondisi yang diinginkan. Merumuskan cita-cita dalam jangka menengah,
secara sengaja sekolah/madrasah menentukan target pencapaian pada periode waktu
tertentu. Sehingga manajemen sekolah/madrasah memiliki arah yang jelas dan tidak
bersifat taken for granted.
3. Menetapkan program, kegiatan dan indikator kinerja kegiatan, untuk mencapai
sasaran strategis.
4. Menyusun rencana anggaran sekolah/madrasah jangka menengah dan jangka tahunan.
15
Rekomendasi Sistematika
Penyusunan Dokumen RKS/M
1. Pendahuluan (latar belakang, tujuan, sasaran, dasar hukum,
sistematika, alur penyusunan).
2. Identifikasi kondisi sekolah/madrasah saat ini.
3. Identifikasi kondisi sekolah/madrasah masa depan yang diharapkan.
4. Perumusan program dan kegiatan.
5. Perumusan rencana anggaran sekolah/madrasah.
6. Perumusan RKTS/M dan RKAS/M.
14
16
Tanya Jawab
dan
Kesimpulan
15
Latihan 2.1.1. Pemetaan Dasar Hukum RKS/M
A. Instruksi Pelatih
Waktu 10 menit
Simpulan Pelatih memberikan catatan penting daftar dasar hukum yang harus
diperhatikan oleh peserta dalam penyusunan RKS/M.
16
Lembar Kerja 2.1.1
Undang-Undang / Tidak
Mendengar Membaca Memahami Melakukan
Peraturan Tahu
Undang-undang
Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun
2010 tentang
Pengelolaan dan
Penyelenggaran
Pendidikan
Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
Peraturan Pemerintah
Nomor 48 Tahun
2008 tentang
Pendanaan
Pendidikan.
Permendiknas Nomor
19 Tahun 2007
tentang Standar
Pengelolaan
Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
17
Latihan 2.1.2. Prinsip-Prinsip Penyusunan RKS/M
A. Instruksi Pelatih
Waktu 20 menit
Tahap Kegiatan 1. Mintalah peserta untuk membagi diri dalam kelompok (56 orang);
2. Mintalah kepada masing-masing kelompok untuk mendiskusikan
makna prinsip-prinsip penyusunan RKS/M, dan menuliskan hasil
diskusi tersebut pada kertas plano; (10’)
3. Mintalah salah seorang wakil kelompok untuk memaparkan hasil
diskusinya, dan minta peserta lain untuk menanggapinya dan
memberikan masukan; (5’)
4. Mintalah kelompok pemapar untuk membuat kesimpulan akhir
berdasarkan masukan-masukan tadi. (5’)
18
Lembar Kerja 2.1.2.
1 Terintegrasi/terpadu
2 Multi tahun
3 Multi sumber
4 Berbasis kinerja
5 Partisipatif
6 Pendidikan karakter
bangsa
7 Sensitif gender
8 Responsif bencana
9 Dimonitor dan
dievaluasi
10
19
Lembar Bahan Bacaan 2.1.2.
A. LATAR BELAKANG
Salah satu tujuan utama pemerintah Indonesia di bidang pendidikan adalah menuntaskan
Pendidikan Dasar 9 Tahun. Mulai dari Undang-Undang Dasar, Undang-Undang
Perlindungan Anak, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dan peraturan-
perundangan yang ada saat ini telah menjadi bukti keseriusan pemerintah untuk
menyediakan pendidikan dasar bagi semua anak berumur 7 sampai dengan 15 tahun.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Kementerian Pendidikan Nasional telah memilih
Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah (MBS/M) sebagai salah satu strategi.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) Tahun 2010-2014,
Kementerian Pendidikan Nasional telah menetapkan visi: “Terselenggaranya Layanan
Prima Pendidikan Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia Cerdas Komprehensif.”
Layanan prima pendidikan nasional adalah layanan pendidikan yang:
1. tersedia secara merata di seluruh pelosok nusantara;
2. terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat;
3. berkualitas/bermutu dan relevan dengan kebutuhan kehidupan bermasyarakat,
dunia usaha, dan dunia industri;
4. setara bagi warga negara Indonesia dalam memperoleh pendidikan berkualitas
dengan memperhatikan keberagaman latar belakang sosial-budaya, ekonomi, geografi,
gender, dan sebagainya; dan
5. menjamin kepastian bagi warga negara Indonesia mengenyam pendidikan dan
menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat, dunia usaha dan dunia industri.
Untuk mencapai visi tersebut di atas, Kemendiknas telah menetapkan sasaran strategis,
diantaranya: Angka Partisipasi Sekolah (APS) kelompok usia 7-12 tahun mencapai 99,9%
dan kelompok usia 13-15 tahun mencapai 96% pada tahun 2014. Artinya, Pemerintah
Indonesia, dalam hal ini melalui Kementerian Pendidikan Nasional akan berusaha keras
untuk membuat semua anak Indonesia yang berusia 7-15 tahun mendapat pelayanan
sekolah/madrasah yang bermutu dan relevan.
Sejak diluncurkan pada tahun 2005, Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) telah
memperkecil hambatan terbesar penyelenggaraan pendidikan dasar, yaitu besarnya biaya
yang harus ditanggung oleh orang tua peserta didik. Program BOS ini, memberikan
subsidi kebutuhan belanja sekolah/madrasah kepada semua SD/MI serta SMP/MTs (negeri
dan swasta), sehingga biaya pendidikan secara keseluruhan berkurang.
Bagi orang tua peserta didik, program BOS ini akan membantu dalam:
1. mengirim anak-anak ke sekolah/madrasah (peningkatan akses),
2. membuat anak-anak tetap bersekolah, atau pengurangan jumlah anak putus
sekolah/madrasah (dropout), dan
3. mengirim anak-anak ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi (peningkatan transisi dari
SD/MI ke SMP/MTs).
20
Sedangkan bagi sekolah/madrasah, program ini akan dapat:
1. meningkatkan mutu pendidikan, dan
2. mengembangkan otonomi sekolah/madrasah.
Mulai tahun 2010, Program BOS bukan lagi hanya berorientasi pada pengurangan biaya
pendidikan, tetapi juga berupaya meningkatkan kinerja sekolah/madrasah. Jika sebelum
tahun 2010 penggunaan dana BOS hanya didasarkan kepada peruntukannya, sejak 2010
penggunaan dana BOS dikaitkan dengan jenis program yang didanainya. Dengan
menghubungkan penggunaan dana BOS dengan program sekolah/madrasah, maka bisa
diketahui sejauhmana dana BOS digunakan untuk membiayai program-program yang
memang dibutuhkan oleh sekolah/madrasah untuk meningkatkan kinerjanya.
Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Minimal Pelayanan Pendidikan
Dasar di Kabupaten/Kota menetapkan 13 indikator yang harus dipenuhi di tingkat
sekolah/madrasah, terkait dengan buku dan media pembelajaran, kurikulum dan rencana
pembelajaran, proses pembelajaran, evaluasi pendidikan dan manajemen
sekolah/madrasah, namun tidak ada indikator tentang mutu lulusan dan pembiayaan.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah sasaran antara untuk mencapai Standar Nasional
Pendidikan (SNP) seperti yang diamanatkan oleh UU Sisdiknas. Sebagai sebuah standar
minimal, maka yang dicakup dalam SPM hanyalah hal-hal minimal yang harus dipenuhi.
Oleh sebab itu, analisis terhadap ketercapaian SPM saja tidak cukup untuk membantu
sekolah/madrasah dalam membuat perencanaan sekolah/madrasah. Pemenuhan SPM
haruslah dijadikan acuan untuk penyusunan program, namun sekolah/madrasah juga harus
memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan rencana pengembangan
sekolah/madrasah ke depan dan mutu lulusan.
Sebagai ujung tombak pelaksanaan program pendidikan dasar ini, program Wajib Belajar,
penerapan MBS, pemenuhan SPM dan BOS harus ditanggapi secara positif sehingga
penyelenggaraan program pendidikan dasar dapat benar-benar direalisasikan, baik dari
jumlah maupun mutu.
Sekolah/madrasah harus mampu menghasilkan lulusan yang memenuhi kompetensi untuk
melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Sekolah/madrasah harus memperbaiki
proses pembelajaran, termasuk meningkatkan manajemen di ruang kelas.
Sekolah/madrasah harus menyediakan, mengembangkan, dan mengelola sarana dan
prasarana pendidikan dan sumberdaya lainnya secara lebih baik. Sekolah/madrasah juga
harus bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan untuk mewujudkan hal-hal
tersebut di atas. Untuk itu, semua tindakan sekolah/madrasah harus bisa dipertang-
gungjawabkan dan transparan agar sekolah/madrasah memperoleh kepercayaan (trust)
dari semua pemangku kepentingan.
Untuk mencapai hal tersebut, sekolah/madrasah tidak ada pilihan selain 'berpikir sebelum
bertindak', melakukan perencanaan dengan baik dan teliti yang dituangkan dalam sebuah
'dokumen kunci' yang bernama Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS/M). Melalui RKS/M
diharapkan dana yang tersedia dapat dibelanjakan secara bijaksana.
RKS/M yang akurat juga akan membantu sekolah/madrasah memenuhi tuntutan publik
tentang perlunya partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas. Proses penyusunan yang
melibatkan semua pemangku kepentingan, akan membuat RKS/M dapat diakses oleh
semua pihak dan dilaporkan kepada publik, sehingga dapat memenuhi tuntutan publik.
21
B. DASAR HUKUM
RKS/M dirumuskan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, yaitu: Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan, Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010
tentang Standar Pelayanan Minimal, Permendiknas No. 37 Tahun 2010 tentang Biaya
Operasional Sekolah serta Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional 2010 -
2014.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Pasal 53 ayat (1) dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan dikelola atas
dasar rencana kerja tahunan yang merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka
menengah satuan pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun.
Lebih jauh, pada Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)
Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa sekolah/madrasah wajib membuat:
1. Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) yang menggambarkan tujuan yang akan
dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang
ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan.
2. Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah/Madrasah (RKAS/M) dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja Jangka
Menengah.
Untuk membantu sekolah/madrasah menyusun RKS/M, maka Kemdiknas menerbitkan
Pedoman ini. Perlu diingat bahwa Pedoman ini bukanlah buku resep masakan yang harus
diikuti langkah per langkah, namun sebagai acuan agar proses penyusunan RKS/M tersebut
menjadi lebih rasional, objektif, dan dapat dipertanggung jawabkan.
Pedoman penyusunan RKS/M ini dirancang sebagai bagian dari kegiatan pelatihan
Perencanaan dan Penganggaran Sekolah/Madrasah. Sekolah/madrasah akan mendapat
pendampingan dari fasilitator yang sekaligus bisa menjadi narasumber, namun demikian
Pedoman ini juga dapat digunakan tanpa pendampingan dari fasilitator.
Penyusunan RKS/M merupakan suatu hal yang sangat penting, karena RKS/M dapat
digunakan sebagai:
1. pedoman kerja (kerangka acuan) dalam mengembangkan sekolah/madrasah;
2. dasar untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pengembangan sekolah/
madrasah; serta
3. bahan acuan untuk mengidentifikasi dan mengajukan sumberdaya pendidikan yang
diperlukan dalam pengembangan sekolah/madrasah.
Tujuan utama penyusunan RKS/M adalah agar sekolah/madrasah mengetahui secara rinci
tindakan-tindakan yang harus dilakukan sehingga tujuan, kewajiban, dan sasaran
pengembangan sekolah/madrasah dapat dicapai. RKS/M juga menjamin bahwa semua
program dan kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan sekolah/madrasah sudah
memperhitungkan harapan-harapan pemangku kepentingan dan kondisi nyata sekolah/
madrasah. Karena itu proses penyusunan RKS/M harus melibatkan semua pemangku
kepentingan.
22
C. PRINSIP-PRINSIP
Prinsip-prinsip Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS/M) yang baik, adalah:
1. terpadu, mencakup perencanaan keseluruhan program yang akan dilaksanakan oleh
sekolah/madrasah,
2. multi-tahun, mencakup periode empat tahun,
3. multi-sumber, mengindikasikan jumlah dan sumber dana masing-masing program.
Misalnya dari BOS, DAK, APBD Provinsi/Kabupaten/Kota, sumbangan dari masyarakat
atau sumber dana lainnya,
4. berbasis kinerja, adalah semua program/kegiatan memiliki indikator-indikator yang
harus dicapai dengan jelas,
5. disusun secara partisipatif oleh kepala sekolah/madrasah, komite sekolah/madrasah
dan dewan pendidik dengan melibatkan pemangku kepentingan lainnya,
6. mengintegrasikan pendidikan karakter bangsa ke dalam program dan kegiatan
sekolah/madrasah,
7. sensitif terhadap isu jender, adalah adanya kesetaraan antara laki-laki dan
perempuan dalam penyusunan program,
8. responsif terhadap keadaan bencana, menunjukan daya tanggap sekolah/
madrasah terhadap kemungkinan terjadinya bencana, dan
9. pelaksanaannya dimonitor dan dievaluasi oleh komite sekolah/madrasah dan
pemangku kepentingan lainnya.
23
Berikut ini adalah uraian singkat tentang Alur Penyusunan RKS/M.
1. Persiapan
Sebelum penyusunan RKS/M dilakukan, Dewan Pendidik (kepala sekolah/madrasah
dan guru) bersama Komite Sekolah/Madrasah membentuk tim pengembang
sekolah/madrasah (TPS/M) yang tugas utamanya adalah menyusun RKS/M.
Pembentukan TPS/M hendaknya dilakukan melalui proses demokratis dengan
mengedepankan musyawarah mufakat. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada
suplemen tentang Pedoman Pembentukan TPS/M.
Setelah terbentuk, TPS/M disarankan melakukan pendalaman/orientasi mengenai
kebijakan-kebijakan pengembangan pendidikan dan penyusunan RKS/M. Materi yang
perlu didalami antara lain: peraturan dan perundang-undangan mengenai pendidikan
(Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidkan dan/atau Standar Nasional Pendidikan),
perlindungan anak, kebijakan pendanaan pendidikan, kebijakan peningkatan mutu dan
perluasan kesempatan memperoleh pendidikan, prioritas pendidikan tingkat
kabupaten/kota, manajemen berbasis sekolah/ madrasah (MBS/M), pendekatan,
strategi dan metode pembelajaran inovatif seperti pembelajaran aktif, pembelajaran
aktif-kreatif-efektif dan menyenangkan (PAKEM), peranserta masyarakat dalam
pendidikan, perencanaan pendidikan di sekolah/madrasah. Selain itu juga dibahas
penyusunan RKS/M, peran dan fungsi masing-masing pemangku kepentingan dalam
proses perencanaan. Kegiatan ini dapat dilakukan bersama-sama dalam kelompok
kerja kepala sekolah (KKKS), kelompok kerja guru (KKG), musyawarah guru mata
pelajaran (MGMP) serta pertemuan/rapat sekolah/madrasah yang dihadiri baik oleh
Dewan Pendidik, Komite Sekolah/Madrasah maupun secara mandiri oleh anggota
TPS/M.
24
Tahap IV: Merumuskan Rencana Anggaran Sekolah/Madrasah
1) Membuat Rencana Biaya Program
2) Membuat Rencana Pendanaan Program
3) Menyesuaikan Rencana Biaya dengan Sumber Pendanaan.
Tahap V: Merumuskan Rencana Kerja Tahunan Sekolah/Madrasah
(RKTS/M) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah
(RKAS/M).
1) Merumuskan Rencana Kerja Tahunan:
a. Menetapkan Program/Kegiatan Strategis
b. Menetapkan Kegiatan Rutin/Reguler
c. Menetapkan Jadwal RKTS/M.
2) Membuat Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
25
TAHAP I
MENETAPKAN Melakukan Acuan Kondisi
KONDISI SEKOLAH/
MADRASAH SAAT SPM, SNP
Kondisi Nyata Tantangan
INI
Visi/Misi Dinas
TAHAP II Langkah 1: Merumuskan
Pendidikan
MENETAPKAN Kabupaten/Kota
KONDISI
SEKOLAH/ Langkah 2: Merumuskan
MADRASAH
Harapan
Langkah 3: Merumuskan
Pemangku
Kepentinga
Langkah 4: Merumuskan
Sasaran & Indikator Kinerja
Langkah 1: Merumuskan
1. Menetapkan
Rencana Kerja Tahunan
TAHAP V Program/Kegiat
an Strategis
MENYUSUN RKT - 2. Menetapkan
Langkah 2: Membuat Program/Kegiat
RKAS/M
Rencana Kegiatan dan an
Anggaran Rutin/Reguler
Sekolah/Madrasah 3. Menetapkan
Jadwal RKT
26
Rencana Sesi 2 (Modul 2)
MENENTUKAN KONDISI SESI 2
SEKOLAH/MADRASAH SAAT INI
A. PENGANTAR
Dalam menentukan kondisi saat ini, sekolah/madrasah perlu melakukan evaluasi diri (self-
evaluation) atau mengisi format profil sekolah/madrasah. Dari instrumen tersebut akan
diperoleh rekomendasi-rekomendasi atau kesimpulan-kesimpulan profil yang perlu
ditindaklanjuti untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah/madrasah. Evaluasi diri
sekolah/madrasah (EDS/M) atau profil sekolah/madrasah adalah alat evaluasi yang
dirancang untuk melihat gambaran yang jelas tentang situasi sekolah/madrasah saat ini.
Karena itu, evaluasi diri atau profil sekolah/madrasah harus diisi dengan seksama dan
seobjektif mungkin. Informasi yang dihasilkan dari evaluasi diri atau profil
sekolah/madrasah diharapkan berguna dalam membantu para pemangku kepentingan
sekolah/madrasah untuk menyusun RKS/M yang didasarkan pada kondisi nyata
sekolah/madrasah (RKS/M berbasis data).
Pelaksanaan evaluasi diri atau penyusunan profil sekolah/madrasah dilakukan dengan
menggunakan instrumen evaluasi diri atau profil sekolah/madrasah yang telah disediakan
oleh Kemendiknas. Kedua instrumen ini dirancang dengan mengacu kepada standar
pelayanan minimum (SPM) dan standar nasional pendidikan (SNP) serta komponen
pengembangan pendidikan lainnya sehingga memiliki tolok ukur yang jelas dan bisa
dijadikan dasar untuk mengembangkan sekolah/madrasah empat tahun mendatang serta
dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
B. TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan cara
• melakukan EDS/M;
• membandingkan hasil EDS/M dengan acuan standar sekolah/madrasah; dan
• merumuskan tantangan sekolah/madrasah.
C. POKOK BAHASAN
1. Melakukan EDS/M.
2. Membandingkan hasil EDS/M dengan Acuan Standar Sekolah/Madrasah.
3. Merumuskan Tantangan Sekolah/Madrasah.
D. WAKTU
Alokasi waktu yang diperlukan untuk sesi ini adalah 60 menit.
27
E. METODE
1. Presentasi.
2. Tanya jawab.
3. Diskusi kelompok.
G. STRATEGI
28
Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan
H. REFERENSI
1. PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
2. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
3. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Peraturan perundangan lainnya yang relevan.
29
1
Sesi 2
2
Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta akan mampu menjelaskan cara ...
• melakukan EDS/M;
• membandingkan hasil EDS/M dengan acuan standar
sekolah/madrasah; dan
• merumuskan tantangan sekolah/madrasah.
30
Mengapa slide ini penting?
Memberikan informasi pemahaman tentang hal-hal yang akan dicapai setelah sesi ini
selesai.
Inti uraian:
Dengan berasumsi bahwa evaluasi diri telah dilakukan dan/atau profil sekolah/madrasah
sudah disimpulkan serta harus ditindaklanjuti, maka kegiatan selanjutnya adalah melakukan
identifikasi dan pengelompokan rekomendasi hasil EDS/kesimpulan profil
sekolah/madrasah sesuai dengan kategori program BOS 2011. Dan seterusnya.
Pokok Bahasan
1. Melakukan EDS/M.
2. Membandingkan hasil EDS/M dengan Acuan Standar
Sekolah/Madrasah.
3. Merumuskan Tantangan Sekolah/Madrasah.
1. Melakukan EDS/M.
2. Membandingkan hasil EDS/M dengan Acuan Standar Sekolah/Madrasah.
3. Merumuskan Tantangan Sekolah/Madrasah.
31
Memberikan gambaran tentang langkah-langkah dalam menentukan kondisi
sekolah/madrasah saat ini.
Inti uraian:
Pelatih menjelaskan tentang cara mengidentifikasi seluruh rekomendasi hasil
EDS/kesimpulan profil sekolah/madrasah, memberikan contoh cara mengelompokkannya
sesuai dengan kategori program BOS 2011, cara mengisi tabel 1, dan seterusnya.
5
Melakukan EDS/M
Untuk menetapkan kondisi saat ini, sekolah/madrasah perlu melakukan
evaluasi diri didasarkan pada SNP dan/ atau SPM
Evaluasi diri bisa menggunakan berbagai alat evaluasi diri, misalnya
dengan menggunakan instrumen (EDS/M) yang dijelaskan dalam Sesi
tentang EDS/M
Tujuannya adalah untuk melihat gambaran yang jelas tentang situasi
sekolah/madrasah saat ini.
Dengan melakukan evaluasi diri akan menunjukkan kinerja
sekolah/madrasah misalnya, bagian yang mengalami perbaikan atau
peningkatan, bagian yang tetap, dan bagian yang mengalami penurunan.
Pada bagian I telah dijelaskan bagaimaan Evaluasi diri dengan cara membandingkan kondisi
real dengan SNP dan atau SPM
Instrumen EDS/M yang digunakan pada sesi 2 yang didasarkan pada SNP dan pada sesi 3
yang didasarkan pada SPM
Latihan
Gunakan Lembar Kerja 2.2.1.b.
32
7
Program Sekolah/Madrasah
1. Pengembangan kompetensi lulusan (bidang akademik dan non akademik)
2. Pengembangan kurikulum/KTSP
3. Pengembangan pembelajaran
4. Pengembangan sistem penilaian
5. Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan
6. Pengembangan sarana dan prasarana sekolah/madrasah
7. Pengembangan manajemen sekolah/madrasah
8. Pembinaan kesiswaan/ekstrakurikuler
9. Budaya dan lingkungan sekolah/madrasah
10. Penanaman karakter (budi pekerti).
Pada slide ini perlu dijelaskan bahwa program yang diturunkan hasil rekomendasi dari
EDS/M disesuaikan dengan program BOS 2011 sebagai penurunan dari Program di
Permendiknas no. 37 tahun 2010
8
Membandingkan Hasil EDS/M dengan
Acuan Standar Sekolah/Madrasah
33
9
Latihan
Gunakan Lembar Kerja 2.2.2.b.
Merumuskan Tantangan 10
Sekolah/Madrasah
Tantangan sekolah/madrasah merupakan kesenjangan kondisi nyata sebagai
hasil EDS/M dengan kondisi yang diharapkan.
Tantangan utama diklarifikasi dengan melakukan pembandingan
nilai/tahapan hasil EDS/M dengan SPM dan/atau SNP.
Tantangan sekolah/madrasah sebaiknya dirumuskan secara spesifik:
– Apabila berkaitan dengan nilai mata pelajaran, maka perlu dirumuskan
besaran tantangan, dan di kelas mana saja;
– Apabila berkaitan dengan guru, maka perlu dirumuskan guru di kelas
mana saja; apakah semua guru mata pelajaran atau satu mata pelajaran
saja, dan seterusnya;
– Apabila berkaitan dengan buku/bahan ajar, maka perlu dirumuskan mata
pelajaran mana saja atau semua mata pelajaran, buku teks, buku
referensi, buku pegangan peserta didik atau guru, untuk kelas mana saja
dan seterusnya.
34
Contoh Rumuskan Tantangan 11
Sekolah/Madrasah
Sekolah/Madrasah
Kondisi Saat Ini (Hasil Standar Acuan
Tantangan
EDS/M) Sekolah/Madrasah
Rasio buku : murid a) < 1:1 Memenuhi rasio
untuk mapel b) 1:1 untuk BI, Matematika, buku : murid
matematika kelas 5 IPA, IPS untuk buku
adalah 1:2. mapel
c) 1:1 untuk semua mapel
Rasio buku : murid matematika
d) > 1:1 untuk semua mapel menjadi 1:1
untuk mapel BI, IPA
(dengan judul buku yang
dan IPS kelas 5 adalah
berbeda)
1:1
Prestasi UASBN/UN 1. < 5,49 (kurang) Menaikkan nilai
sekolah/ madrasah 2. 5,50 – 6,49 (cukup) rata-rata UASBN/
berpredikat cukup UN sebesar 1,39
3. 6,50 – 7,49 (memuaskan)
(6,10) (dari 6,10
4. 7,50 – 10,00 (sangat menjadi 7,49)
memuaskan)
35
12
Tanya Jawab
dan
Kesimpulan
36
Latihan 2.2.1.a.
Instruksi Pelatih
Waktu 10 menit
Simpulan
37
Latihan 2.2.1.b.
38
Latihan 2.2.2.a.
Instruksi Pelatih
Waktu 15 menit
Simpulan
39
Latihan 2.2.2.b.
Lembar Kerja.
Tabel Pembantu 2 - Kriteria Menentukan Skala Prioritas
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
4.
5,
6.
7.
8.
40
Lembar Bahan Bacaan 2.2.2.
2. Pengembangan Kurikulum/KTSP
8. Pembinaan Kesiswaan/Ekstrakurikuler
41
2. Setelah seluruh rekomendasi hasil EDS/kesimpulan profil dimasukan ke dalam
table 1, maka langkah berikutnya adalah memilih rekomendasi dan kesimpulan
profil tadi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sekolah/madrasah saat ini dengan
menggunakan skala prioritas. Penentuan urutan prioritas ini sebaiknya tidak
menggunakan “scoring (weighted or un-weighted) system” tetapi berdasarkan hasil
musyawarah tim penyusun RKS. Berikut adalah kriteria dalam menetukan skala
prioritas.
Tabel 2. Kriteria Dalam Menentukan Skala Prioritas
3. Mengacu pada visi, misi, tujuan serta sasaran kegiatan yang sudah
dimiliki oleh sekolah;
42
3. Kemudian, hasil pemilihan dengan menggunakan skala prioritas tadi, dimasukan ke
dalam tabel di bawah ini.
2. Pengembangan Kurikulum/KTSP
8. Pembinaan Kesiswaan/Ekstrakurikuler
43
44
Rencana Sesi 3 (Modul 2)
KONDISI SEKOLAH/MADRASAH YANG SESI 3
DIHARAPKAN
A. PENGANTAR
Visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah/madrasah merupakan aspek yang saling terkait satu
sama lain dalam menentukan kondisi sekolah/madrasah yang diharapkan. Sasaran kegiatan
yang dirumuskan haruslah didasarkan kepada tujuan sekolah/madrasah yang telah
ditetapkan secara bersama. Demikian juga tujuan sekolah/madrasah yang dibuat harus
didasarkan kepada visi dan misi yang telah dirumuskan oleh sekolah/madrasah dengan
para pemangku kepentingan.
Dalam sesi ini dibahas bagaimana visi, misi, tujuan, dan sasaran kegiatan sekolah/
madrasah yang baik dirumuskan, siapa saja yang terlibat, dan bagaimana proses
penyusunannya sehingga bisa diterima oleh semua kalangan dan bisa dilaksanakan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan.
B. TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan cara:
1. Merumuskan visi sekolah/madrasah.
2. Merumuskan misi sekolah/madrasah.
3. Merumuskan tujuan sekolah/madrasah.
4. Menentukan sasaran dan indikator kinerja sekolah/madrasah.
C. POKOK BAHASAN
1. Perumusan Visi Sekolah/Madrasah.
2. Perumusan Misi Sekolah/Madrasah.
3. Perumusan Tujuan Sekolah/Madrasah.
4. Penentuan Sasaran dan Indikator Kinerja Sekolah/Madrasah.
D. WAKTU
Waktu yang tersedia untuk sesi ini adalah 90 menit.
45
E. METODE
1. Presentasi.
2. Tanya jawab.
3. Diskusi kelompok.
4. Latihan.
G. STRATEGI
46
Tahapan Uraian Waktu Alat & Bahan
47
Tahapan Uraian Waktu Alat & Bahan
H. REFERENSI
1. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan.
3. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Peraturan perundang-undangan lainnya yang relevan.
48
1
Sesi 3
Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan cara…
49
Mengapa slide ini penting?
Pelatih menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam sesi ini.
Inti uraian:
1. Terdapat 6 elemen penting dalam menentukan kondisi masa depan sekolah/madrasah,
antara lain visi-misi-tujuan-sasaran-program dan kegiatan.
2. Dalam sesi 3 ini akan di bahas empat elemen penting terlebih dahulu. Sedangkan
program dan kegiatan akan dibahas pada sesi berikutnya.
Pokok Bahasan
1. Perumusan Visi Sekolah/Madrasah.
2. Perumusan Misi Sekolah/Madrasah.
3. Perumusan Tujuan Sekolah/Madrasah.
4. Penentuan Sasaran dan Indikator Kinerja Sekolah/Madrasah
50
4
5
Langkah Menentukan Kondisi
Sekolah/Madrasah Yang Diharapkan
1. Merumuskan visi sekolah/madrasah.
51
Mengapa slide ini penting?
Slide ini menjelaskan langkah menetapkan kondisi masa depan sekolah/madrasah menurut
pendekatan perencanaan strategis.
Inti uraian:
1. Terdapat empat langkah utama (cukup jelas).
2. Urutan menunjukkan mana elemen yang disusun terlebih dahulu baru diikuti elemen
berikutnya.
52
7
Rumusan Visi Sekolah/Madrasah
(Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007)
8
Rambu-rambu Perumusan Visi
1. Mengacu kepada landasan filosofis bangsa, UUD, dll. yang bersifat baku
dan telah menjadi pegangan hidup bangsa Indonesia.
2. Memiliki indikator pengembangan prestasi akademik dan non akademik.
3. Berkepribadian, nasionalisme, budaya nasional Indonesia.
4. Perkembangan era global.
5. Perkembangan IPTEK.
6. Dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan.
7. Sesuai konteks daerah, sekolah/madrasah, visi yayasan.
8. Belum operasional.
9. Menggambarkan harapan masa datang.
53
9
10
Merumuskan Misi
• Adalah tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi.
• Bentuk layanan utama yang dituangkan dalam visi dengan
berbagai indikatornya.
• Menggunakan kalimat ’tindakan’ dan bukan ’keadaan’
sebagaimana pada rumusan visi.
54
Mengapa slide ini penting?
Menjelaskan pemahaman tentang misi dan kriteria utama penyusunan misi yang baik.
Inti uraian:
1. Terdapat 3 kriteria penting yang sebaiknya dipahami oleh peserta. Jelaskan dan bila
diperlukan berikan contoh-contohnya.
2. Yang dimaksud bentuk layanan utama adalah tugas pokok dan fungsi
sekolah/madrasah dalam melayani para pemangku kepentingan. Hal ini biasanya
tercermin dalam bidang layanan struktur organisasi sekolah/madrasah.
Kalimat tindakan, biasanya dirumuskan dimulai dengan kata kerja, bukan kata benda atau
dibendakan seperti dalam penyusunan visi. Kalimat tindakan misalnya: meningkatkan,
mewujudkan, menyediakan, dll.
11
Rumusan Misi Sekolah/Madrasah
(Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007)
55
12
Contoh Rumusan Misi
Sekolah/Madrasah
13
Merumuskan Tujuan
Tujuan sekolah/madrasah pada dasarnya merupakan langkah
untuk mewujudkan misi sekolah/madrasah dalam jangka waktu
tertentu.
56
Mengapa slide ini penting?
Menjelaskan pemahaman tentang tujuan sekolah/madrasah dan kriteria utama penyusunan
tujuan sekolah/madrasah yang baik.
Inti uraian:
1. Tujuan sekolah/madrasah pada dasarnya adalah langkah/tindakan untuk mewujudkan
misi agar sekolah/madrasah mencapai kualitas layanan dengan standar kualitas
tertentu.
2. Rekomendasi template penyusunan tujuan dapat diberikan sebagai berikut:
• Tujuan diselenggarakannya misi.....agara sekolah/madrasah
menjadi.........sehingga........
14
Rumusan Tujuan Sekolah/Madrasah
(Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007)
57
15
Contoh Tujuan Tahap I (2010 – 2013)
1. Meningkatkan pengamalan 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun)
pada seluruh warga sekolah.
2. Meningkatkan pengamalan shalat berjamaah (zhuhur) di madrasah.
3. Meningkatkan nilai rata-rata UN secara berkelanjutan.
4. Mewujudkan tim olahraga dan kesenian yang mampu bersaing di tingkat
provinsi dan nasional.
5. Meningkatkan jumlah lulusan yang diterima di sekolah atau perguruan
tinggi yang baik;
6. Meningkatkan kepedulian warga madrasah terhadap kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan madrasah.
16
Contoh Tujuan Tahap II (2014 – 2017)
1. Mewujudkan tim olimpiade matematika, sains dan KIR yang mampu
bersaing di tingkat nasional.
2. Meningkatkan jumlah sarana dan prasarana serta pemanfaatannya yang
mendukung peningkatan prestasi akademik dan non akademik.
3. Meningkatkan jumlah peserta didik yang menguasai bahasa Inggris dan Arab
secara aktif.
4. Mewujudkan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang diperhitungkan oleh
masyarakat kabupaten pada khususnya dan provinsi pada umumnya.
5. Mewujudkan sekolah ini sebagai sekolah rujukan di tingkat kota dan
provinsi.
58
Mengapa slide ini penting?
Memberikan gambaran konkrit sebuah pernyataan tujuan di tingkat sekolah/madrasah.
Inti uraian:
1. Sekolah/madrasah dapat mengembangkan rumusan tujuan yang baik sesuai dengan
konteks layanan utama/ tupoksinya
2. Pelatih dapat meminta peserta untuk menyebutkan asal sekolah/madrasahnya dan
menyebutkan salah satu tujuan dalam eksisting RKS-nya yang mengacu kepada misi
dan gambaran perubahannya setelah mengikuti uraian tentang misi.
Pelatih dapat menambahkan contoh-contoh tujuan lainnya untuk memperkaya peserta
dalam contoh tujuan yang konkrit.
21
Latihan 2.3.1.
Gunakan lembar kerja 2.3.1.
59
18
19
Contoh Sasaran:
Meningkatnya rata-rata nilai UASBN Matematika sebesar 1,51 (dari 6,49
menjadi 8) pada tahun ajaran 2010-2012.
Meningkatnya rata-rata nilai UASBN IPA sebesar 1,26 (dari 6,74 menjadi
8) pada tahun ajaran 2011.
Terselesaikannya 100% pembangunan masjid madrasah dan melengkapi
berbagai sarana yang dibutuhkan.
60
Mengapa slide ini penting?
Memberikan gambaran konkrit sebuah pernyataan sasaran di tingkat sekolah/madrasah.
Inti uraian:
1. Sekolah/madrasah dapat mengembangkan rumusan sasaran yang baik sesuai dengan
tujuan sekolah/madrasah.
2. Pelatih dapat meminta peserta untuk menyebutkan asal sekolah/madrasahnya dan
menyebutkan salah satu sasaran sekolah/madrasah dalam eksisting RKS-nya dan
gambaran perubahannya setelah mengikuti uraian tentang sasaran.
Pelatih dapat menambahkan contoh-contoh sasaran lainnya untuk memperkaya peserta
dalam contoh penyusunan sasaran secara konkrit.
20
Menentukan Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah ukuran yang digunakan untuk menilai berhasil atau
tidaknya suatu kegiatan yang telah dilakukan untuk mencapai sasaran.
Apabila indikator kinerja telah dapat dicapai, maka kegiatan tersebut dapat
dikatakan berhasil.
Indikator kinerja dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif, yang penting dapat
diukur dan dirumuskan secara spesifik, operasional, dan dalam bentuk
kalimat pernyataan.
Contoh :
61
19
Latihan 2.3.1.
Gunakan lembar kerja 2.3.1.
62
Latihan 2.3.1.
A. Instruksi Pelatih
Tujuan 1. Peserta dapat merumuskan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah/
madrasah sesuai dengan kriteria yang baik
2. Peserta dapat mengevaluasi penyusunan visi, misi, tujuan, dan
sasaran sekolah/madrasah masing-masing berdasarkan kriteria yang
baik.
Waktu 60 menit
63
Lembar Kerja 2.3.1.
No Elemen Pernyataan
1 Visi
2 Misi
3 Tujuan
4 Sasaran
5 Indikator
Kinerja
64
Lembar Bahan Bacaan 2.3.1.
Dalam menentukan kondisi sekolah/madrasah yang diharapkan, ada dari 4 (empat) langkah
yang harus dilakukan oleh sekolah/madrasah, yakni:
1. Merumuskan visi sekolah/madrasah
2. Merumuskan misi sekolah/madrasah
3. Merumuskan tujuan sekolah/madrasah
4. Merumuskan sasaran dan indikator kinerja.
65
Dalam perumusan visi sekolah/madrasah perlu memperhatikan rambu-rambu berikut.
1. Mengacu kepada landasan filosofis bangsa, UUD, dll. yang bersifat baku dan telah
menjadi pegangan hidup bangsa Indonesia;
2. Memiliki indikator pengembangan prestasi akademik dan non akademik;
3. Berkepribadian, nasionalisme, budaya nasional Indonesia;
4. Perkembangan era global;
5. Perkembangan IPTEK;
6. Dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan;
7. Sesuai konteks daerah, sekolah/madrasah, visi yayasan;
8. Belum operasional;
9. Menggambarkan harapan masa datang.
Contoh rumusan visi sekolah/madrasah:
”Terwujudnya lulusan yang berkualitas, kompetitif dan berakhlaq mulia”
66
8. Disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan;
9. Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan
tantangan di masyarakat.
Contoh rumusan misi sekolah/madrasah:
”Penyelenggaraan pendidikan yang memberi kesempatan luas pada peserta didik
untuk mengembangkan kemampuan, bakat dan minat”
67
Dalam menetapkan tujuan sekolah/madrasah hendaknya:
1. Dirumuskan berdasarkan hasil evaluasi diri terhadap kondisi nyata sekolah/madrasah
saat ini, bagian mana yang akan ditingkatkan, diperbaiki atau dicapai dalam empat tahun
ke depan;
2. Mengacu kepada standar pelayanan minimal (SPM 2010), dan/atau standar nasional
pendidikan (SNP) (PP No. 19/2005).
3. Mengacu pada visi dan misi serta tujuan yang sudah dimiliki oleh sekolah/madrasah;
4. Berorientasi pada peningkatan/perbaikan sekolah/madrasah (school improvement),
termasuk memperkuat kapasitas sekolah/madrasah dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan menyampaikan pengetahuan tersebut kepada peserta didik, serta
memperkuat kapasitas sekolah/madrasah dalam kolaborasi yang dibangun atas dasar
kepercayaan;
5. Mencakup bukan hanya harapan penyedia layanan (service provider), tetapi juga
pengguna layanan (service user);
Contoh rumusan tujuan sekolah/madrasah:
”Meningkatkan prestasi akademik peserta didik”
Indikator kinerja adalah ukuran yang digunakan untuk menilai berhasil atau tidaknya suatu
kegiatan yang telah dilakukan untuk mencapai sasaran. Apabila indikator kinerja telah dapat
dicapai, maka kegiatan tersebut dapat dikatakan berhasil; sebaliknya apabila indikator
kinerja belum dapat dicapai, maka kegiatan dapat dikatakan belum berhasil. Indikator
harus ditentukan agar kegiatan yang ditetapkan dapat diukur keberhasilannya dalam
mencapai sasaran.
68
Indikator kinerja dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif, yang penting dapat diukur dan
dirumuskan secara spesifik, operasional, dan dalam bentuk kalimat pernyataan.
Contoh rumusan indikator kinerja:
“Tahun 2014 rata-rata nilai UASBN/UN sebesar 7,00 berpredikat memuaskan”
Tabel 3. Contoh Rumusan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, dan Indikator Kinerja
69
70
Rencana Sesi 4 (Modul 2)
PROGRAM, PENANGGUNGJAWAB PROGRAM, KEGIATAN, SESI 4
INDIKATOR KINERJA DAN JADWAL KEGIATAN
A. PENGANTAR
Salah satu kebijakan pemerintah saat ini adalah mengembangkan otonomi sekolah/
madrasah. Manajemen berbasis sekolah/madrasah (MBS/M) merupakan salah satu cara
untuk mewujudkan kebijakan tersebut.
Salah satu aspek kunci keberhasilan MBS adalah sekolah/madrasah membuat program
yang berbasis data. Hanya dengan program yang berbasis data serta pemilihan program
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sekolah/madrasah saat inilah, mutu pendidikan di
sekolah/madrasah akan dapat ditingkatkan dan kewajiban untuk menuntaskan wajib
belajar 9 tahun dapat dipenuhi, terutama untuk anak dari keluarga yang kurang mampu
secara ekonomi. Sedangkan indikator kinerja diperlukan untuk mengukur ketercapaian
program/kegiatan yang telah dilaksanakan.
B. TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan:
1. Konsep dan cara merumuskan program.
2. Cara menentukan penanggungjawab program.
3. Konsep dan cara merumuskan kegiatan.
4. Cara menyusun jadwal kegiatan.
C. POKOK BAHASAN
1. Pengertian dan Langkah-langkah Penyusunan Program serta Penentuan Penanggung-
jawab Program.
2. Pengertian dan Langkah-langkah dalam Merumuskan Kegiatan serta Jadwal Kegiatan.
D. WAKTU
Total waktu yang disediakan untuk sesi ini adalah 90 menit.
E. METODE
1. Ceramah.
2. Latihan/kerja kelompok.
3. Tanya jawab.
71
F. ALAT DAN BAHAN
1. Komputer/laptop dan LCD, papan tulis, spidol, kertas HVS, kertas plano, flipchart.
2. Silabus Modul 2. Perencanaan dan Penganggaran Sekolah/Madrasah.
3. Rencana Sesi 4. Menyusun Program dan Kegiatan.
4. Power point (PPt 1 – 13).
5. Latihan 2. 4.1.
a. Instruksi Pelatih
b. Lembar Kerja. Tabel Pembantu - Penyusunan Program.
6. Lembar Bahan Bacaan 2.4.1. Menyusun Program dan Kegiatan.
G. STRATEGI
Tahap 1. Menjelaskan kepada peserta tujuan sesi ini, serta 5 PPt 1-3
harapan-harapan yang bisa dicapai oleh peserta. menit
Pendahulan
72
Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan
H. REFERENSI
1. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
73
1
Sesi 4
Tujuan Sesi
74
Inti uraian:
• Pelatih memaparkan secara singkat tentang tujuan yang ingin dicapai dalam sesi ini.
• Sebutkan satau persatu tujuan sesi ini seperti yang dituliskan dalam slide.
Pokok Bahasan
75
Mengapa slide ini penting?
Memberikan pemahaman tentang konsep program dalam konteks pelatihan ini.
Inti uraian:
Pelatih menjelaskan apa itu program dan bagaimana pengelompokan program beserta
contoh-contoh nyata dari sekolah/madrasah sehingga memberikan pemahaman nyata bagi
peserta.
76
6
Merumuskan Kegiatan
Kegiatan adalah tindakan-tindakan yang akan dilakukan di dalam program.
Kegiatan perlu dirumuskan dari setiap program dengan mengacu pada
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sehingga program dapat
dicapai.
Perumusan kegiatan dilakukan dengan cara membuat daftar kegiatan yang
terkait dengan program tersebut.
Kegiatan yang baik adalah yang mengarah pada pencapaian indikator
keberhasilan yang telah dirumuskan, dan dapat diperkirakan biaya atau
anggarannya.
77
Inti uraian:
Pelatih menjelaskan apa itu kegiatan dan bagaimana cara merumuskannya serta
keterkaitannya dengan indikator kinerja, program, dan sasaran.
8
Contoh:
78
Contoh: 9
Penanggu
Program Kegiatan ng Jadwal
Jawab
Program : Pengembangan Sarana dan Prasarana
Kegiatan: 1. Menyediakan buku mapel Kepala
matematika dengan rasio 1 sekolah/
buku per murid madrasah
79
10
Latihan
Gunakan Lembar Kerja 2.4.1.b
Penanggung Jadwal
Progra
Kegiatan
m Jawab 2011 2012 2013 2014
Program : Gj G Gj G Gj G Gj Gn
n n n
Kegiata
n:
80
11
Refleksi
dan
Kesimpulan
81
B. Lembar Kerja 2.4.1.b
Penyusunan Program
2.
3.
4.
Program :
Kegiatan: 1.
2.
3.
4.
5.
Dan seterusnya
Keterangan: Gj = Semester ganjil dan Gn = Semester genap.
82
Lembar Bahan Bacaan 2.4.1.
Dalam menyusun program dan kegiatan, ada dua langkah yang harus dilakukan, yakni:
1. Merumuskan Program dan Menetapkan Penanggungjawab Program
2. Menentukan Kegiatan dan Jadwal Kegiatan
83
Jadwal adalah alokasi waktu suatu program dan kegiatan tertentu yang akan dilaksanakan.
Tujuan penyusunan jadwal kegiatan ini adalah untuk mempermudah pelaksana dalam
menentukan urutan kegiatan dan mengatur penggunaan sumberdaya dan dana yang
dimiliki sekolah/madrasah sehingga alur kegiatan dan keuangan sekolah/ madrasah dapat
dikontrol lebih efektif.
Tabel berikut adalah contoh program, kegiatan, penanggung jawab program dan
penjadwalannya.
Tabel 4. Contoh Program, Kegiatan, Penanggungjawab dan Jadwal Kegiatan
Sasaran:
Penanggung Jadwal
Program Kegiatan
Jawab 2011 2012 2013 2014
Program : Pengembangan Pendidik dan Tenaga Gj Gn Gj Gn Gj Gn Gj Gn
Kependidikan
Kegiatan: 5. Pelatihan PAKEM bagi 6 √ √ √
guru Bahasa Indonesia
6. Pelatihan PAKEM bagi 6 Kepala sekolah/ √ √ √
guru Matematika madrasah
7. Pelatihan PAKEM bagi 6 √ √ √
guru IPA
8. Pelatihan PAKEM bagi 6 √ √ √
guru IPS
Program : Pengembangan Sarana dan Prasarana
Kegiatan: 6. Menyediakan buku mapel Kepala sekolah/
matematika dengan rasio madrasah
1 buku per murid
7. Melengkapi buku mapel
Matematika dengan rasio
1 buku per murid
8. Melengkapi buku mapel
IPA dengan rasio 1 buku
per murid
9. Melengkapi buku mapel
IPS dengan rasio 1 buku
84
Penanggung Jadwal
Program Kegiatan
Jawab 2011 2012 2013 2014
per murid
10. Menyediakan alat
peraga Matematika
Dan seterusnya
Keterangan: Gj = Semester ganjil dan Gn = Semester genap.
85
86
Rencana Sesi 5 (Modul 2)
PERUMUSAN RENCANA ANGGARAN
SESI 5
SEKOLAH/MADRASAH
A. PENGANTAR
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah merupakan rencana kerja sekolah/
madrasah yang dituangkan dalam bentuk mata uang/rupiah untuk jangka waktu atau
periode tertentu. Anggaran memiliki fungsi dan berperan penting di dalam proses
perencanaan sekolah/madrasah khususnya dalam alokasi sumber daya, dasar pelaksanaan
rencana kerja, sebagai alat otorisasi, pengawasan, pengendalian dan alat evaluasi terhadap
program dan kegiatan yang dilakukan oleh sekolah/madrasah.
Struktur anggaran sekolah/madrasah secara umum dapat dikelompokkan ke dalam :
1) Sumber-sumber penerimaan sekolah/madrasah beserta target capaiannya. Termasuk
di dalamnya adalah sumber dana lain misalnya sisa dana periode sebelumnya yang
menjadi saldo awal penerimaan sekolah/madrasah.
2) Rencana pengeluaran beserta target, dan
3) Pembiayaan penerimaan dan pengeluaran sekolah/madrasah. Pembiayaan penerimaan
berlaku bila rencana anggaran defisit sebaliknya bila rencana anggaran surplus.
Rencana anggaran sekolah/madrasah merupakan perencanaan kerja program dan kegiatan
dalam bentuk mata uang dan bagian dari implementasi tata kelola sekolah/ madrasah yang
baik, sehingga proses penyusunannya harus partisipatif, transparan dan akuntabel.
B. TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan cara:
• membuat rencana biaya sekolah/madrasah;
• membuat rencana pendanaan sekolah/madrasah; dan
• menyelaraskan rencana biaya dengan sumber pendanaan sekolah/madrasah.
C. POKOK BAHASAN
1. Membuat rencana biaya sekolah/madrasah.
2. Membuat rencana pendanaan sekolah/madrasah.
3. Menyelaraskan rencana biaya dengan sumber pendanaan sekolah/madrasah.
D. WAKTU
Waktu yang tersedia untuk sesi ini adalah 120 menit.
87
E. METODE
1. Curah pendapat.
2. Presentasi.
3. Tanya jawab.
4. Kerja mandiri (membaca bahan).
5. Latihan kelompok.
88
G. STRATEGI
89
Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan
H. REFERENSI
1. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Panduan Pengelolaan Keuangan Daerah
4. Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Panduan Pengelolaan Keuangan Daerah.
90
1
Sesi 5
Penyusunan
Rencana Anggaran Sekolah/Madrasah
Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan cara…
91
Mengapa slide ini penting?
Pelatih menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam sesi ini.
Inti uraian.
• Terdapat tiga hal penting yang diharapkan dikuasai oleh peserta setelah mengikuti sesi
ini.
• Ketiga tolok ukur tersebut akan dievaluasi bersama setelah pembahasan sesi ini
diselesaikan.
Pokok Bahasan
1. Membuat rencana biaya sekolah/madrasah.
2. Membuat rencana pendanaan sekolah/ madrasah.
3. Menyelaraskan rencana biaya dengan sumber pendanaan
sekolah/madrasah.
92
4
Latihan
Lihat Lembar Kerja 2.5.1.
5
Dasar Hukum
• PP 17 / 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan,
pasal 51 ayat 2.
93
Mengapa slide ini penting?
Menjelaskan dasar hukum (kerangka legal yuridis) penyusunan rencana anggaran jangka
menengah sekolah/madrasah, mulai dari tingkatan Undang-Undang hingga Permendiknas yang
relevan.
Inti uraian:
• Pelatih menegaskan kepada peserta bahwa penyusunan rencana anggaran sekolah
bersifat mandatory (kewajiban) berdasarkan hukum, bukan sesuatu yang bersifat
voluntery (sukarela).
• Argumen non hukum, yang lebih bersifat strategis manajerial akan dijelaskan dalam
power poin berikutnya.
94
7
95
9
Contoh Daftar Biaya Satuan
Satuan Satua
Program/Kegiatan Jumla n Jumlah
Unit Harga
h
Program :
Pengembangan Pendidik
dan Tenaga
Kependidikan
Kegiatan : Pelatihan
PAKEM bagi 6 guru
Bahasa Indonesia
exempla
1. Biaya foto copy bahan 6 5.000 30.000
r
2. Biaya transport (pp) Orang 6 5.000 30.000
10
96
Mengapa slide ini penting?
.
Inti uraian:
1.
11
Contoh Rencana Biaya:
2010- 2010/20 2011/20 2012/201 2013/201
Sumber 2014 11 12 3 4
No.
Pendapatan
(Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000)
1 Pemerintah
1.1 BOS 304.396 76.224 76.224 76.224 76.224
1.2 Dana Alokasi - - - - -
Khusus
1.3 APBD Provinsi 23.040 5.760 5.760 5.760 5.760
1.4 APBD Kab/Kota 3.840 960 960 960 960
2 Masyarakat
2.1 Bantuan 800 200 200 200 200
Masyarakat
2.2 Bantuan Alumni 600 150 150 150 150
3 Pendapatan Asli
Sekolah/Madrasah
3.1 Kantin 900 225 225 225 225
3.2 ....
TOTAL 333.576 83.519 83.519 83.519 83.519
97
12
Membuat Rencana Pendanaan
Sekolah/Madrasah
• Rencana pendanaan adalah rencana sumber pendapatan sekolah/madrasah
yang sesuai dengan kebutuhan dan urutan tingkat kepastian perolehan dana.
• Berasal dari seluruh sumber pendapatan yang diterima oleh
sekolah/madrasah.
Contoh:
98
13
Contoh Rencana Pendapatan
Sekolah/Madrasah
2010- 2010/20 2011/20 2012/201 2013/201
Sumber 2014 11 12 3 4
No.
Pendapatan
(Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000)
1 Pemerintah
1.1 BOS 304.396 76.224 76.224 76.224 76.224
1.2 Dana Alokasi - - - - -
Khusus
1.3 APBD Provinsi 23.040 5.760 5.760 5.760 5.760
1.4 APBD Kab/Kota 3.840 960 960 960 960
2 Masyarakat
2.1 Bantuan 800 200 200 200 200
Masyarakat
2.2 Bantuan Alumni 600 150 150 150 150
3 Pendapatan Asli
Sekolah/Madrasah
3.1 Kantin 900 225 225 225 225
3.2 ....
TOTAL 333.576 83.519 83.519 83.519 83.519
99
14
Menyesuaikan Rencana Biaya
dengan Sumber Pendanaan
1. Memahami asumsi /tingkat kepastian perolehan dana sekolah/madrasah:
– Sumber pendapatan yang telah bersifat pasti (BOS, APBD Propinsi
dan Kab/Kota)
– Sumber pendapatan bersifat belum pasti (sumbangan, donatur, hibah,
usaha sekolah/ madrasah, dll)
2. Memperkirakan persentase kontribusi setiap sumber pendanaan
terhadap total pendanaan pada periode tahun perencanaan.
3. Mempelajari aturan penggunaan berdasarkan sumber pendanaan. Dana
BOS telah mengatur secara tertulis apa yang boleh dan tidak boleh dalam
penggunaan anggaran, demikian pula sumber pendanaan lainnya.
100
15
Contoh Rencana Biaya dan Sumber
Pendanaan
Total Sumber Pendanaan
Biaya Pemerintah Masyarakat PAS
Program/Kegiatan APBD
(Rp.00 BO DA APBD Kab/Kot Masy Alumn Kanti
0) S K Prov a . i n
I. Pengembangan Kompetensi
Lulusan
1. Dst…
II. Pengembangan Kurikulum/KTSP
2.2…. Dst
III. Pengembangan Pembelajaran
IV. Pengembangan Sistem Penilaian
V. Pengembangan Kompetensi
Lulusan
1. Kegiatan : Pelatihan PAKEM bagi 252 252 - - - - - -
6 guru Bahasa Indonesia
VI. Pengembangan Sarana dan Pra-
sarana Sekolah/ Madrasah
VII. Pengembangan Manajemen
sekolah
VIII. Pembinaan
Kesiswaan/Ekstrakurikuler
IX. Budaya dan lingkungan sekolah
X. Pengembangan Karakter (Budi
Pekerti)
101
16
Latihan
Gunakan Lembar Kerja 2.5.2.
Diskusi Kelompok
102
17
103
Latihan 2.5.1.
A. Instruksi Pelatih
Waktu 10 menit
Tahapan Kegiatan 1. Peserta diminta untuk membuka lembar bahan bacaan kutipan
berita surat kabar yang berjudul : ““Deadline Rencana Anggaran
Sekolah Berakhir....”
2. Pelatih meminta peserta untuk membaca lembar bahan bacaan
tersebut secara sunyi. Setelah beberapa saat pelatih mengajukan
pertanyaan kepada peserta sebagai berikut.
Berdasarkan pengalaman anda, apa yang menjadi tantangan dalam
penyusunan rencana anggaran sekolah/madrasah anda, selama ini?
3. Pelatih meminta peserta untuk mengidentifikasi faktor tantangan
dalam penyusunan rencana anggaran sesuai dengan konteks di
daerah masing-masing.
4. Pelatih menunjuk secara acak peserta untuk menyampaikan
pendapatnya tentang kendala penyusuan RAPBS atau meminta
peserta menuliskannya dalam kertas plano.
5. Pelatih mengelompokkan secara sederhana faktor tantangan
tersebut
104
B. Lembar Kerja.2.5.1.
Curah Pendapat
105
Lembar Bahan Bacaan 2.5.1.a
Deadline RAPBS Berakhir
14 Oktober 2008
Deadline pengumpulan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) berakhir
Senin (13/10) kemarin. Untuk tingkatan SMP, SMA dan SMK, mayoritas sudah
merampungkan RAPBS-nya. Namun, untuk tingkatan SD hingga siang kemarin baru ada 20
persen yang mengumpulkan ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Malang. Padahal deadline
pengumpulan terakhir Senin kemarin.
Peringatan itu bahkan sudah disampaikan langsung Kepala Disdik Kota Malang Dr. H.M.
Shofwan kepada para kepala sekolah. “Untuk SD baru 25 persen hingga siang ini, tapi kami
akan tunggu sampai semuanya terkumpul hari ini. Karena memang deadline pengumpulannya
sudah berakhir,” ungkap Kasi Sarana Prasarana Disdik Kota Malang Suwarjana S.E.,M.M.
kepada Malang Post, kemarin.
Data RAPBS yang sudah diterima Disdik, kata dia, selanjutnya akan direkap, dan dirapatkan
untuk kemudian diajukan kepada wali kota Malang. Apakah program yang dibuat sekolah akan
disetuji, tergantung dengan hasil verifikasi dari tim yang dibentuk Disdik untuk verifikasi
RAPBS. Tahun sebelumnya, tim ini terdiri dari anggota dewan pendidikan Kota Malang
(DPKM). Sementara untuk tahun ini, belum bisa dipastikan siapakah yang akan ada dalam tim
verifikasi RAPBS.
Lebih jauh Jana, panggilan akrab Suwarjana menuturkan, diharapkan sekolah tidak berlebihan
dalam menyusun program. Mengingat kondisi bangsa yang tengah dilanda krisis, jangan sampai
program sekolah membebani siswa. Kalau berdasarkan SK Wali Kota 2006 dan 2007 ada
banyak SD yang tidak membebani biaya apapun untuk siswanya alias nol rupiah baik untuk
SPP maupun Sumbangan Biaya Pengembangan Pendidiakan (SBPP), diharapkan minimal tahun
ini bisa tetap sama.
Karena itu, saat pengumpulan RAPBS kemarin pihaknya sekaligus mengkoreksi beberapa
program sekolah yang dirasa terlalu berlebihan dan akan membebankan kepada orangtua
siswa. “Diupayakan untuk tingkatan SD, beban pendidikannya nol rupiah alias gratis, tapi tidak
menutup kemungkinan untuk sekolah yang diminati masyarakat di program lebih. Sehingga
diperbolehkan menarik sumbangan asalkan tidak memberatkan siswa,” tuturnya.
Sementara itu, Kasi Kurikulum Pendidikan Menengah (Dikmen) Disdik Kota Malang Suyitno,
S.H. mengatakan, diharapkan RAPBS yang dibuat sekolah lebih difokuskan pada program
peningkatan mutu. Kalaupun ada program pembangunan fisik, diupayakan tidak dilaksanakan
dulu jika tidak mendesak.
Sebab untuk pembangunan, ada bantuan-bantuan dari pemerintah yang bisa dimanfaatkan.
Sementara sumbangan dari masyarakat diharapkan lebih diarahkan pada peningkatan mutu
saja. “Program di RAPBS harus rasional, jika tidak maka jangan kaget kalau tim verifikasi akan
mencoretnya untuk direvisi,” tuturnya. (oci/udi)
(Lailatul Rosida/malangpost)
106
Lembar Bahan Bacaan 2.5.1.b
DST SAMPAI
PROGRAM-
TAHUN I TAHUN II
DENGAN TH IV
(RUPIAH)
JUMLAH
.......................
.......................
.......................
.......................
.......................
....................
....................
....................
......................
SISA TAHUN
PENDAPATA
BANTUAN
SEKOLAH
LALU
N ASLI
RUTIN
BOS
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
....................
..................
..................
..................
................
....
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
..
A. PENINGKATAN SKL
1.Peningkatan
prestasi akademik
2.Peningkatakn
prestasi non
akademik
3.Peningkatan
jumlah kelulusan
4.Peningkatan
kelanjutan studi
............. dst
1……....................
2……......................
3…….....................
Dst.
JUMLAH (RP)
.................... 20........
Mengetahui/Menyetujui Komite Sekolah Kepala Sekolah
Kepala Dinas Pendidikan
Kab/kota
(..............................) (..............................) (..............................)
107
Latihan 2.5.2.
A. Instruksi Pelatih
108
B. Lembar Kerja. 2.5.2.
Simulasi Diskusi Kelompok
Tabel 1.
Proyeksi penerimaan dan pengeluaran sekolah empat tahun yang akan datang (2011-2012)
IV 4 BANTUAN ............
4.1 Dana Dekonsentrasi ............
109
Perkiraan Penerimaan 2011 –
Penerimaan (dalam Rp.)
2014
T.A
No. No. Kode Uraian 2011 2012 2013 2014
2010
1 2 3 4 5 6 7 8
4.2 Dana Tugas Pembantuan ............
4.3 Dana Alokasi Khusus ............
4.4 Lain-lain ............
*Bantuan luar negeri/
donasi
............
V PENDAPATAN ASLI ............
5
SEKOLAH
5.1 Warnet ............
5.2 ............
TOTAL ............
PENERIMAAN
1 2 3 4 5 6 7 8
I 1 KATEGORI PROGRAM ............
SEKOLAH
1.1 Pengembangan ............
Kompetensi Lulusan
(Bidang akademik dan
non akademik)
1.2 Pengembangan ............
kurikulum KTSP
1.3 Pengembangan ............
pembelajaran
1.4 Pengembangan sistem ............
penilaian
110
Proyeksi Kebutuhan Belanja
PENGELUARAN/BELANJA (dalam Rp)
TA. 2011-2014
No. Realisasi
No. Uraian TA.2011 TA 2012 TA.2013 TA.2014
Kode TA.2010
1 2 3 4 5 6 7 8
1.5 Pengembangan pendidik ............
dan tenaga kependidikan
1.6 Pengembangan sarana ............
dan prasarana sekolah
1.7 Pengembangan ............
manajemen sekolah
1.8 Pembinaan kesiswaan/ ............
ekstrakurikuler
1.9 Budaya dan lingkungan ............
sekolah
1.10 Pendidikan karakter dan ............
budaya bangsa serta
kewirausahaan
111
Lembar Bahan Bacaan 2.5.2.
112
Tabel 2 Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Satuan Pendidikan SMP/MTs
untuk 3 Rombongan Belajar
Jumlah (Rp)
Deskripsi
IPA IPS BAHASA
Bambang Sudibyo
113
114
Rencana Sesi 6 (Modul 2) SESI 6
PENYUSUNAN RKT DAN RKAS/M (RAPBS/M)
A. PENGANTAR
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, sekolah/
madrasah harus membuat rencana kerja sekolah/madrasah yang terdiri dari Rencana Kerja
Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT). Dengan kata lain,
sekolah/madrasah tidak dapat disebut memiliki RKS jika hanya memiliki RKJM dan belum
menyusun RKT, karena RKT adalah bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan bentuk
pelaksanaan dari RKJM.
RKT merupakan turunan dari matriks tahunan RKS, yang di dalamnya terdapat program
strategis dan definitif. Di tingkat kegiatan, maka yang dimuat dalam RKT adalah kegiatan
strategis yang terkait dengan program RKS ditambah kegiatan operasional sekolah/
madrasah. Penyusunan RKT harus dilakukan oleh sekolah/madrasah di setiap tahun (PP
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan).
B. TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan:
1. Latar belakang peyusunan RKT.
2. Dasar hukum penyusunan RKT.
3. Prinsip-prinsip penyusunan RKT.
4. Proses penyusunan RKT.
5. Proses penyusunan RAPBS/RKAS.
C. POKOK BAHASAN
1. Latar belakang penyusunan RKT.
2. Dasar-dasar regulasi penyusunan RKT.
3. Prinsip-prinsip penyusunan RKT.
4. Proses penyusunan RKT.
5. Proses penyusunan RAPBS/RKAS.
D. WAKTU
Waktu yang tersedia untuk sesi ini adalah 120 menit.
115
E. METODE
1. Presentasi.
2. Tanya jawab.
3. Diskusi kelompok.
4. Latihan kerja kelompok.
G. STRATEGI
Tahap 3. 1. Mintalah pendapat dari peserta apakah sama 15 menit PPt 10-11
Prinsip-prinsip prinsip-prinsip penyusunan RKT dengan
prinsip-prinsip penyusunan RKS? Jika sama,
RKT
mengapa? Jika berbeda, mengapa?
2. Mintalah kepada peserta untuk menyebutkan
prinsip-prinsip tersebut?
116
Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan
3. Buatlah klarifikasi tentang prinsip-prinsip
penyusunan RKT.
H. REFERENSI
1. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
2. PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
3. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
117
1
Sesi 6
Perumusan RKT dan RKAS/M
Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan…
118
Mengapa slide ini penting?
Memberikan pemahaman tentang apa-apa yang diharapkan dapat dicapai dalam sesi ini.
Inti uraian:
Pelatih memaparkan secara singkat tentang tujuan yang ingin dicapai dalam sesi ini.
Pokok Bahasan
1. Tujuan Penyusunan RKT.
2. Dasar Hukum Penyusunan RKT.
3. Prinsip-prinsip Penyusunan RKT.
4. Proses Penetapan RKT.
5. Proses Penetapan RKAS/M.
119
Mengapa slide ini penting?
Memberikan pemahaman tentang konsep RKT dalam konteks pelatihan ini.
Inti uraian:
Pelatih menjelaskan tentang konsep RKT secara rinci sehingga dipahami dengan jelas dan
benar. Perlu ditanyakan juga perbedaannya dengan RKS/M yang telah dibahas pada awal sesi
ini.
120
6
Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang
merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan
pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun.
121
8
Prinsip-Prinsip RKT
• Terintegrasi, mencakup keseluruhan program.
• Multi Sumber, mengidentifikasi berbagai sumber dana.
• Partispatif, melibatkan berbagai unsur.
• Monitoring dan evaluasi, oleh berbagai pihak.
• Kesetaraan Gender.
122
Mengapa slide ini penting?
Memberikan pemahaman akan prinsip-prinsip yang harus diikuti dalam penyusunan RKS/M.
Inti uraian:
Pelatih menjelaskan prinsip-prinsip penyusunan RKS/M disertai dengan contoh nyata berbasis
sekolah/madrasah.
10
11
Menetapkan Program/Kegiatan Strategis
Langkah-langkah menyusun program/kegiatan strategis:
1. Menetapkan sasaran yang akan dicapai dalam satu tahun berdasarkan
sasaran yang telah ditetapkan dalam RKS/M.
Misalnya, sasaran dalam RKS/M “Pada 2014 nilai UASBN rata-rata
7,00”. Sasaran dalam program tahunan “Pada 2011 nilai UASBN rata-
rata 6,50“
2. Menetapkan program, indikator keberhasilan program, kegiatan dan
penanggung-jawab program/kegiatan harus merujuk pada program
yang ada dalam RKJM. Untuk menetapkan indikator keberhasilan
program harus sesuai dengan sasaran yang akan dicapai dalam satu
tahun.
123
12
Contoh Program/Kegiatan Strategis
Penanggun
Indikator g
Sasaran Program Kegiatan
Program/Kegiatan
jawab
1. Pada 2011 Pengembang 1.Pelatihan 3 orang guru Kepala
rata-rata nilai an Pendidik PAKEM bagi menerapkan sekolah/
UASBN 6,5 dan Tenaga 6 guru PAKEM dalam madrasah
Kependidikan Bahasa pembelajaran
Indonesia Bahasa Indonesia
13
124
14
125
15
Sasaran Bulan
Program dan
No Tahun 1 1
Kegiatan Operasional 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6
2010/2011 1 2
1 Pada 2011 Program :
rata-rata Pengembangan
nilai UN Pendidik dan Tenaga
6,5 Kependidikan
Kegiatan :
1. Pelatihan PAKEM
bagi 6 guru Bahasa
Indonesia
2. dst
3. dst
2 Dst
126
17
Menyusun RKAS/M
Penyusunan RKAS/M terdiri dari tiga langkah:
18
Menghitung Biaya Rutin
Biaya rutin/reguler adalah bagian dari dana pendidikan yang diperlukan
untuk membiayai kegiatan rutin satuan pendidikan agar kegiatan pendidikan
dapat berlangsung sesuai dengan standar nasional secara teratur dan
berkelanjutan.
127
19
Contoh Biaya Rutin/Reguler
2010/2011
Biaya Rutin/Reguler Harga Jumlah
Satuan Volume
Satuan Biaya
1. Gaji
1. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan tetap 155,000,00
1 (PNS) 0
1.
Gaji pendidik dan tenaga kependidikan tidak tetap Org Bulan 48 500,000 24,000,000
2
174,000,00
0
2. Belanja barang habis pakai
2.
Alat Tulis Kantor Bln 12 150,000 1,800,000
1
2.
Bahan/Material Bln 12 175,000 2,100,000
2
3,900,000
3. Langganan Daya dan Jasa
3.1 Listrik Bln 12 200,000 2,400,000
3.2 Air Bln 12 100,000 1,200,000
3.3 Telepon Bln 12 100,000 1,200,000
4,800,000
4. Kegiatan Belajar Mengajar
4. Semester/
Tes Semesteran 720 7,500 5,400,000
1 Murid
4.
UAN/UAS Murid 120 25,000 3,000,000
2
4.
Penyelenggaraan Jam Tambahan Jam 40 30,000 1,200,000
3
9,600,000
128
20
Menghitung Rencana Biaya dan
Sumber Pendanaan
Setelah program dan kegiatan rutin/reguler dirumuskan, langkah
selanjutnya adalah menghitung biaya pelaksanaan program dan kegiatan
tersebut, dan dari mana sumbernya serta kecukupannya untuk
melaksanakan program dan kegiatan rutin/reguler.
Setelah mengetahui berapa kebutuhan sekolah/madrasah untuk
membiayai program dan kegiatan rutin/reguler, langkah berikutnya
adalah membuat Rencana Pendanaan.
Rencana Pendanaan dibuat untuk memperkirakan sumber dan jumlah
dana yang diperkirakan didapatkan oleh sekolah/madrasah.
21
Contoh Rencana Biaya dan
Sumber Pendanaan
Pendanaan
Pendanaan
Total
BOS Bantuan PAS
Program/Kegiatan Biaya
Tugas Kom-
(Rp.000) Pusat Prov Kab Dekon Berban
DAK
sek
Alumni Kantin
I. Pengembangan Kompetensi
Lulusan
1.2. Dst…
II. Pengembangan
Kurikulum/KTSP
2.1….
2.2…. dst
III. Pengembangan Pembelajaran
IV. Pengembangan Sistem
Penilaian
V. Pengembangan pendidik dan
tenaga kependidikan
5.1. Kegiatan: Pelatihan PAKEM 126 126 - - - - - - - -
bagi 6 guru Bahasa Indonesia
2. ………………
129
22
Menyusun RKAS/M
Langkah-langkah Penyusunan RKAS/M:
23
Contoh RAKS/M
PENERIMAAN (dalam Rp.) PENGELUARAN/BELANJA
No. No. Jumla
No. Uraian Jumlah No. Uraian
Kode Kode h
I 1 SISA TAHUN LALU 200.000 I 1 PROGRAM SEKOLAH
1.1 Pengembangan Kompetensi
Lulusan
II 2 PENDAPATAN RUTIN 1.2 Pengembangan Kurikulum/ KTSP
2.1 Gaji PNS 300.000.000 1.3 Pengembangan Pembelajaran
2.2 Gaji Pegawai Tidak 24.000.000 1.4 Pengembangan Sistim Penilaian
Tetap
2.3 Belanja Barang dan 1.5 Pengembangan Pendidik dan
Jasa Tenaga Kependidikan
2.4 Belanja Pemeliharaan 1.6 Pengembangan Sarana dan
Prasarana Sekolah/Madrasah
2.5 Belanja Lain-lain * 1.7 Pengembangan Manajemen
Sekolah/Madrasah
1.8 Pembinaan Kesiswaan/
Ekstrakulikuler
III 3 BOS 1.9 Pengembangan Budaya
Lingkungan Sekolah/Madrasah
3.1 BOS 1.10 Pengembangan Karakter (Budi
Pekerti).
3.2 BOS Provinsi
3.3 BOS Kabupaten/Kota II 2 NON PROGRAM SEKOLAH
2.1 Belanja Pegawai
130
24
25
Tanya jawab
dan
Kesimpulan
131
Lembar Bahan Bacaan 2.6.1.
Proses Perumusan RKT dan RKAS/M
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, sekolah/madrasah
harus membuat Rencana Kerja Sekolah/Madrasah yang terdiri dari Rencana Kerja Jangka
Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT). Dengan kata lain, sekolah/madrasah
tidak dapat disebut memiliki RKS/M jika hanya memiliki RKJM dan belum menyusun RKT
karena RKT merupakan bagian (tidak terpisahkan) dan bentuk pelaksanaan dari RKJM.
Penyusunan RKT harus dilakukan oleh sekolah/madrasah di setiap tahun.
Tahap V ini terdiri dari 2 (dua) langkah, yakni:
1. Menetapkan Rencana Kerja Tahunan; dan
2. Menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (Format BOS K-1A dan
BOS K-1)
132
Tabel 9. Contoh Program dan Indikator Program/Kegiatan Strategis Tahun 2010/2011
Indikator Penanggung-
Sasaran Program Kegiatan
Program/Kegiatan jawab
1. Pada 2011 rata-rata Pengembangan 1. Pelatihan PAKEM 3 orang guru Kepala sekolah/
nilai UASBN/UN Pendidik dan Tenaga bagi 6 guru Bahasa menerapkan madrasah
6,5 Kependidikan Indonesia PAKEM dalam
pembelajaran
Bahasa Indonesia
2. Pada 2011 rasio Pengembangan 1.Pengadaan buku Rasio buku : murid Guru Kelas III
buku: murid untuk Sarana Prasarana mapel matematika untuk mapel dan Komite
mapel Matematika Sekolah/Madrasah Matematika 1 : 1 sekolah/
sebesar 1:1 madrasah
133
Penanggung
Kategori Sasaran Kegiatan Indikator Kegiatan
jawab
Pengembangan 1. Terlaksananya Penyelenggaraan kegiatan Terselenggaranya kegiatan Kepala
Sistem kegiatan pembelajaran yang mencakup: pembelajaran yang sekolah/
Penilaian pembelajaran mencakup: madrasah
a. Menyusun kisi-kisi tes
a. Menyusun kisi-kisi tes dan Guru
dengan baik b. Riviu soal tes semester kelas
b. Riviu soal tes semester
c. Revisi soal tes semester
c. Revisi soal tes semester
d. Tes Semesteran
d. Tes Semesteran.
e. Pengawasan Ujian
e. Pengawasan Ujian
f. Pembuatan Soal
f. Pembuatan Soal
g. Pencetakan Dokumen
Naskah Ujian g. Pencetakan Dokumen
Naskah Ujian
h. Penyelenggaraan Ujian
Sekolah/madrasah h. Penyelenggaraan Ujian
Sekolah/madrasah
i. Penyelenggaraan Ulangan
Umum Harian i. Penyelenggaraan
Ulangan Umum Harian
j. dst.
j. dst.
Pengembangan 1.Mempertahankan Pelatihan dan PAKEM dilatihkan dan Kepala
Kompetensi Nilai rata-rata dilaksanakan untuk mata Sekolah/ma
pelaksanaan PAKEM pelajaran IPA dan bahasa drasah dan
Lulusan UASBN IPA dan
Indonesia. Guru Mapel
bahasa Indonesia untuk mata pelajaran
sebesar 8 pada
tahun 2010/2011 IPA dan bahasa
Indonesia
134
Penanggung
Kategori Sasaran Kegiatan Indikator Kegiatan
jawab
2. Sosialisasi peningkatan peran 2. Terselenggaranya
dan fungsi orang tua peserta sosialisasi peningkatan
didik kelas 6 dalam peran dan fungsi orang
pembelajaran anak di rumah tua peserta didik kelas 6
dalam pembelajaran
anak di rumah.
Pengembangan Terpenuhinya gaji k. Penyediaan gaji Guru Tetap 1. Tersedianya gaji untuk Kepala
Pendidik dan guru tetap 12 orang sebanyak 12 orang; 12 orang guru tetap. Sekolah/ma
Tenaga dan tenaga l. Penyediaan honor guru dan 2. Tersedianya honor drasah
Kependidikan kependidikan/guru tenaga kependidikan 3 untuk 3 orang guru dan
honorer sebanyak 3 orang tenaga kependidikan
honorer.
orang pada tahun
2010/2011
Pengembangan m. 3.
Manajemen
sekolah/
madrasah
Pengembangan
Sarana dan
Prasarana
Pembinaan
Kesiswaan/
Ekstrakurikuler
Pengembangan
Budaya
Lingkungan
Sekolah/
madrasah
Pengembangan
Karakter (Budi
Pekerti)
135
Tabel 11. Contoh Jadwal Rencana Kerja Tahun 2010/2011
Sasaran Tahun Program dan Kegiatan Bulan
No 2010/2011 Operasional
7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
Pada 2011 rata-rata
1 Program :
nilai UASBN/ UN
Pengembangan Pendidik
6,5
dan Tenaga
Kependidikan
Kegiatan :
2. dst
3. dst
2 Dst
136
Penyusunan RKAS/M terdiri dari 3 (tiga) langkah:
1. Menghitung Biaya Rutin/Reguler;
2. Menghitung Rencana Biaya dan Sumber Pendanaan Program dan Kegiatan Rutin/
Reguler;
3. Menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (BOS K-1A dan BOS K-
1).
Berikut adalah penjelasan masing-masing langkah:
1. Menghitung Biaya Rutin/Reguler
Biaya Rutin/Reguler adalah bagian dari dana pendidikan yang diperlukan untuk
membiayai kegiatan rutin satuan pendidikan agar dapat berlangsung kegiatan
pendidikan yang sesuai dengan standar nasional secara teratur dan berkelanjutan.
Biaya ini dikeluarkan bukan untuk suatu program/kegiatan tertentu, dan di dalam buku
Panduan BOS 2011 disebut Biaya Non-program. Untuk menghitung biaya
rutin/reguler perlu ditentukan terlebih dahulu biaya satuan.
Biaya rutin/reguler meliputi:
a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada
gaji;
b. Bahan atau peralatan habis pakai;
c. Biaya rutin pendidikan tidak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak,
asuransi dll.
137
Berikut ini adalah contoh tabel perhitungan biaya rutin:
Tabel 12. Contoh Biaya Rutin/Reguler
2010/2011
Biaya Rutin/Reguler Harga
Satuan Volume Jumlah Biaya
Satuan
1 2 3 4 5
1. Gaji
Gaji pendidik dan tenaga kependidikan
1.1 155,000,000
tetap (PNS)
174,000,000
3,900,000
4,800,000
9,600,000
5. Kegiatan Rapat
5.1 Rapat Pembinaan Bln 6 50,000 300,000
925,000
138
2010/2011
Biaya Rutin/Reguler Harga
Satuan Volume Jumlah Biaya
Satuan
1 2 3 4 5
1,000,000
4,250,000
Keterangan:
139
Komite Sekolah/madrasah atau Paguyuban Kelas, APBD Kabupaten/Kota, donatur,
dan sebagainya. Di bawah ini adalah contoh tabel Rencana Biaya dan Sumber
Pendanaan Program dan Kegiatan Rutin/Reguler Sekolah/Madrasah.
Tabel 13. Contoh Rencana Biaya dan Sumber Pendanaan Program dan Kegiatan
Rutin/Reguler Tahun 2010/2011
Pendanaan
Total
BOS Bantuan PAS
Program/Kegiatan Biaya
(Rp.000) BOS BOS BOS Tugas
Dekon DAK Komsek Alumni Kantin
Pusat Prov Kab Berban
I. Pengembangan
Kompetensi Lulusan
11.
1.2. Dst…
II. Pengembangan
Kurikulum/KTSP
2.1….
2.2…. dst
III. Pengembangan
Pembelajaran
IV. Pengembangan
Sistem Penilaian
V. Pengembangan
pendidik dan tenaga
kependidikan
5.1. Kegiatan: Pelatihan 126 126 - - - - - - - -
PAKEM bagi 6 guru
Bahasa Indonesia
10.2. ……
…………
VI. Pengembangan
Sarana dan Prasarana
Sekolah/Madrasah
VII. Pengembangan
Manajemen
Sekolah/Madrasah
VIII. Pembinaan
Kesiswaan/
Ekstrakurikuler
IX. Budaya dan
Lingkungan Sekolah/
Madrasah
140
Pendanaan
Total
BOS Bantuan PAS
Program/Kegiatan Biaya
(Rp.000) BOS BOS BOS Tugas
Dekon DAK Komsek Alumni Kantin
Pusat Prov Kab Berban
I. Pendidikan Karakter
(Budi Pekerti).
Total biaya program
strategis
141
Tabel 14. Berikut adalah contoh format BOS K-1A.
No Triwulan
Uru No Kode Uraian Jumlah
t I II III IV
Program Sekolah/Madrasah X
Jenis Belanja A
Jenis Belanja B
Jenis Belanja C, dst
ProgramSekolah/Madrasah Y
Jenis Belanja A, dst
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
No. No No.
No. Uraian Jumlah Uraian Jumlah
Kode . Kode
I 1 SISA TAHUN LALU 200.000 I 1 PROGRAM SEKOLAH
142
PENERIMAAN (dalam Rp.) PENGELUARAN/BELANJA
No. No No.
No. Uraian Jumlah Uraian Jumlah
Kode . Kode
Prasarana Sekolah/Madrasah
4.4 Lain-lain:
Bantuan luar negeri/
donasi
V PENDAPATAN ASLI
5
SEKOLAH
5.1 Warnet
5.2
JUMLAH
SURPLUS/DEFISIT
143
Catatan: Mengkonversi RKAS/M dengan Permendagri No. 59 Tahun 2007
Bagi sekolah/madrasah yang akan mengusulkan dana melalui APBD, merupakan suatu
keharusan untuk mengkonversi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/ Madarsah
(RKAS/M) dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Berikut adalah contoh tabel hasil konversi
RKAS/M dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007.
Tabel 16. Hasil Konversi RKAS/M dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
144
Lembar Bahan Bacaan 2.6.2.
Rekomendasi Sistematika Penyusunan RKT dan RAPBS Sekolah/Madrasah
145
No. Bab Sub Bab
146
INFORMASI DAN PENGADUAN MASYARAKAT
Program BOS
HOTLINE: 177
Menghubungi:
Mengisi:
Format BOS – 07 untuk Kritik dan Saran dan Format BOS – 8 untuk Pengaduan