Anda di halaman 1dari 160

MILIK NEGARA

TIDAK DIPERDAGANGKAN

KEMENTERIAN AGAMA RI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Materi Pelatihan
Pelatih

Perencanaan dan
Penganggaran
Sekolah/Madrasah

Bantuan Operasional Sekolah


DAFTAR ISI
Halaman
Modul/bagian 2. Perencanaan dan Penganggaran Sekolah/Madrasah
Daftar Isi iii
Silabus Modul 2 v
Daftar Singkatan viii
Daftar Istilah x
Sesi 1. Bab I Pengantar Penyusunan RKS/M dan RKT 1
Rencana Sesi 1 1
Presentasi Sesi 1 5
Latihan 2.1.1. Checklist Regulasi RKS 16
a. Instruksi Pelatih 16
b. Lembar Kerja 17
Latihan 2.1.2. Prinsip Penyusunan RKS 18
a. Instruksi Pelatih 18
b. Lembar Kerja 19
c. Lembar Bahan Bacaan. Pengantar RKS dan RKT 20
Sesi 2. Menentukan Kondisi Sekolah/Madrasah Saat Ini 27
Rencana Sesi 2 27
Presentasi Sesi 2 30
Latihan 2.2.1. Rangkuman Rekomendasi Hasil EDS 37
a. Instruksi Pelatih 37
b. Lembar Kerja 38
Latihan 2.2.2. Kriteria dalam Menentukan Skala Prioritas 39
a. Instruksi Pelatih 39
b. Lembar Kerja 40
c. Lembar Bahan Bacaan. Menentukan Kondisi Saat Ini 41
Sesi 3. Menentukan Kondisi Sekolah/Madasah yang Diharapkan 45
Rencana Sesi 3 45
Presentasi Sesi 3 49
Latihan 2.3.1. Menyusun Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 63
a. Instruksi Pelatih 63
b. Lembar Kerja 64

iii
c. Lembar Bahan Bacaan. Kondisi Sekolah/Madrasah yang 65
Diharapkan
Sesi 4. Program, Penanggung Jawab Program, Indikator Kinerja, Kegiatan, dan
Jadwal Kegiatan 71
Rencana Sesi 4 71
Presentasi Sesi 4 74
Latihan 2.4.1. Merumuskan Program dan Kegiatan 82
a. Instruksi Pelatih 82
b. Lembar Kerja 83
c. Lembar Bahan Bacaan. Program, Penanggung Jawab Program,
Indikator Kinerja, Kegiatan, dan Jadwal Kegiatan 84
Sesi 5. Penyusunan Rencana Anggaran Sekolah/Madrasah Jangka Menengah 87
Rencana Sesi 5 87
Presentasi Sesi 5 91
Latihan 2.5.1. Orientasi Materi 104
a. Instruksi Pelatih 104
b. Lembar Kerja 105
c. Lembar Bahan Bacaan. Deadline RAPBS Berakhir 106
d. Lembar Bahan Bacaan. Contoh Format Anggaran Jangka
Menengah 107
Latihan 2.5.2. Menyusun Rencana Anggaran Sekolah/Madrasah 108
a. Instruksi Pelatih 108
b. Lembar Kerja 109
c. Lembar Bahan Bacaan. Permendiknas No. 69 Tahun 2009 112
Sesi 6. Penyusunan RKT dan RKAS/RAPBS 115
Rencana Sesi 6 115
Presentasi Sesi 6 118
Lembar Bahan Bacaan. Proses Penyusunan RKT 132
Lembar Bahan Bacaan. Sistematika Penyusunan RKS 145

iv
v
vi
Daftar Singkatan Modul 2.
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN SEKOLAH/MADRASAH

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah


APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
BOS Biaya Operasional Sekolah
CTL Contextual Teaching and Learning
DAK Dana Alokasi Khusus
EDS Evaluasi Diri Sekolah
EDS/M Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah
ICT Information and Communication Technology
IPA Ilmu Pengetahuan Alam
IPTEK Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kemendiknas Kementerian Pendidikan Nasional
KIR Karya Ilmiah Remaja
KKG Kelompok Kerja Guru
LBB Lembar Bahan Bacaan
LK Lembar Kerja
MA Madrasah Aliyah
MBS Manajemen Berbasis Sekolah
PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
PAS Pendapatan Asli Sekolah
Permendiknas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
PNS Pegawai Negeri Sipil
PPt Power point
RAPBS Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
RKAS Rencana Kerja Anggaran Sekolah
RKJM Rencana Kerja Jangka Menengah
RKS/M Rencana Kerja Sekolah/Madrasah
RKT Rencana Kerta Tahunan
RPPK Rencana Pengembangan Pendidikan Kota/Kabupaten
SDN Sekolah Dasar Negeri
SNP Standar Nasional Pendidikan
SPM Standar Pelayanan Minimal

vii
UAN Ujian Akhir Nasional
UAS Ujian Akhir Sekolah
UASBN Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional
UN Ujian Nasional
UUD Undang-Undang Dasar.

viii
Daftar Istilah Modul 2.
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN SEKOLAH/MADRASAH

BOS merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk penyediaan


pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar
sebagai pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun.

SPM jenis dan tingkat pelayanan pendidikan minimal yang harus disediakan oleh
satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program
pendidikan, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota.

SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah


hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran
dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat
yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah (UU Nomor 25 Tahun
2004).

Perencanaan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui
urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia (UU
Nomor 25 Tahun 2004).

Visi rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan (UU Nomor 25 Tahun 2004).

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan


untuk mewujudkan visi (UU Nomor 25 Tahun 2004).

RKT merupakan dokumen tentang gambaran program dan kegiatan tahunan


sekolah untuk mencapai tujuan dan sasaran tahunan sekolah yang telah
ditetapkan.

RKS/M merupakan dokumen tentang gambaran kegiatan sekolah di masa depan


untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah yang telah ditetapkan.

RAPBS/M adalah rencana yang diformulasikan dalam bentuk rupiah dalam jangka
waktu atau periode tertentu, serta alokasi sumber-sumber kepada setiap
bagian kegiatan.

ix
x
Silabus Modul 2.
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

A. TUJUAN
Setelah mengikuti seluruh sesi dalam modul ini peserta diharapkan mampu:
1. Memahami latar belakang, dasar hukum, prinsip-prinsip, alur dan proses
penyusunan RKS.
2. Mengidentifikasi dan menetapkan kondisi sekolah/madrasah saat ini.
3. Menentukan kondisi sekolah/madrasah yang diharapkan.
4. Menyusun program, kegiatan, dan indikator kinerja sekolah/madrasah.
5. Menyusun dokumen perencanaan sekolah/madrasah jangka menengah yang
partisipatif, transparan dan tepat waktu.
6. Menyusun dokumen perencanaan sekolah/madrasah jangka pendek/tahunan (RKT
dan RAPBS) yang partisipatif, transparan dan tepat waktu.

B. STRATEGI

No Topik Rincian Topik Waktu Bahan Pendukung

1 Pengantar 1. Latar belakang penyusunan RKS/M. 60 • Rencana Sesi 1


Penyusunan 2. Dasar hukum penyusunan RKS/M. menit • Power point 1-
RKS/M dan RKT
3. Prinsip-prinsip penyusunan RKS/M. 17
• Latihan 2.1.1.
4. Alur dan proses penyusunan RKS/M.
• Latihan 2.1.2.
• LBB

2 Menentukan 1. Mengidentifikasi seluruh 60 • Rencana Sesi 2


Kondisi Sekolah/ rekomendasi hasil evaluasi diri
sekolah/madrasah atau kesimpulan menit • Power point 1-
Madrasah Saat Ini
profil sekolah/madrasah. 12

2. Mengelompokkan seluruh • Latihan 2.2.1


rekomendasi hasil evaluasi diri • Latihan 2.2.2.
sekolah/madrasah atau kesimpulan
profil sekolah/madrasah sesuai • LBB
dengan kategori/program yang
dalam Panduan BOS 2010.

xi
No Topik Rincian Topik Waktu Bahan Pendukung
3. Memilih rekomendasi hasil evaluasi
diri atau kesimpulan profil
sekolah/madrasah sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi sekolah/
madrasah dengan menggunakan
skala prioritas.

3 Menentukan 1. Perumusan Visi Sekolah/Madrasah. 90 • Rencana Sesi 3


Kondisi Sekolah 2. Perumusan Misi Sekolah/Madrasah. menit • Power point 1-
/Madasah yang 21
3. Perumusan Tujuan Sekolah/ Madrasah.
Diharapkan
4. Penentuan Sasaran Kegiatan • Latihan 2.3.1
Sekolah/Madrasah. • LBB

4 Program, 1. Pengertian dan Langkah-langkah 90 • Rencana Sesi 4


Penanggung- Penyusunan Program serta
menit • Power point 1-
jawab Program, Penentuan Penanggungjawab
Program. 13
Indikator
Kinerja, 2. Pengertian, dan Langkah-langkah • Latihan 2.4.1.
Kegiatan, dan dalam Merumuskan Indikator
• LBB
Jadwal Kegiatan Kinerja.
3. Pengertian dan Langkah-langkah
dalam Merumuskan Kegiatan serta
Jadwal Kegiatan.

5 Penyusunan 1. Pengertian dan pentingnya Rencana 120 • Rencana Sesi 5


Rencana Anggaran Sekolah/ Madrasah Jangka • Power point 1-
menit
Anggaran Menengah 21
Sekolah/ 2. Mengenal Struktur Rencana
Anggaran • Latihan 2.5.1
Madrasah
Jangka 3. Langkah Penyusunan Rencana • Latihan 2.5.2
Menengah Pendapatan dan Belanja Sekolah/
Madrasah.
4. Menyesuaikan Rencana Belanja
dengan Sumber Pendapatan
5. Rencana Pendanaan dan Biaya
Program Kerja Sekolah/Madrasah
Jangka Menengah (4 Tahun)

xii
No Topik Rincian Topik Waktu Bahan Pendukung

6 Penyusunan 1. Latar belakang penyusunan RKT. 120 • Rencana Sesi 6


RKT dan RKAS/ 2. Dasar hukum penyusunan RKT. menit • Power point 1-
RAPBS 3. Prinsip-prinsip penyusunan RKT. 26
4. Proses penyusunan RKT. • Latihan 2.6.1.
5. Proses penyusunan RKAS/RAPBS.
• LBB

Total waktu = 540 menit (9 jam)

xiii
xiv
Rencana Sesi 1 (Modul 2)
PENGANTAR PENYUSUNAN RKS/M DAN RKT
SESI 1

A. PENGANTAR
Latar belakang, dasar hukum, prinsip-prinsip, alur dan proses penyusunan RKS/M dan
RKT merupakan pengetahuan dasar yang bersifat komprehensif, yang harus dipahami oleh
penyelenggara dan pengelola sekolah/madrasah sebelum melakukan penyusunan RKS/M
dan RKT. Penyusunan RKS/M dan RKT merupakan suatu hal yang amat penting karena
RKS/M dan RKT dapat dijadikan sebagai kerangka acuan dalam mengembangkan
sekolah/madrasah, dasar untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pengem-
bangan sekolah, serta bahan acuan untuk mengidentifikasi dan mengajukan sumber daya
pendidikan yang diperlukan dalam pengembangan sekolah/madrasah.
Untuk itu, di samping RKS/M dan RKT harus mengacu kepada aturan perundangan yang
berlaku seperti Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan, Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah serta aturan lainnya
yang relevan, juga mengacu kepada prinsip-prinsip dasar dan proses penyusunan yang
telah ditetapkan, sehingga diharapkan proses penyusunan RKS/M dan RKT tersebut
menjadi lebih rasional, objektif, dan dapat dipertanggungjawabkan.

B. TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan:
1. Latar belakang penyusunan RKS/M dan RKT.
2. Dasar hukum penyusunan RKS/M dan RKT.
3. Prinsip-prinsip penyusunan RKS/M dan RKT.
4. Alur dan proses penyusunan RKS/M dan RKT.

C. POKOK BAHASAN
1. Latar belakang penyusunan RKS/M dan RKT.
2. Dasar hukum penyusunan RKS/M dan RKT.
3. Prinsip-prinsip penyusunan RKS/M dan RKT.
4. Alur dan proses penyusunan RKS/M dan RKT.

D. WAKTU
Alokasi waktu yang disediakan untuk sesi ini adalah 60 menit.

1
E. METODE
1. Presentasi.
2. Tanya jawab.
3. Diskusi kelompok.

F. ALAT DAN BAHAN


1. Komputer/laptop dan LCD, papan tulis/white board, spidol, kertas HVS, flipchart.
2. Silabus Modul 2. Perencanaan dan Penganggaran Sekolah/Madrasah.
3. Rencana Sesi 1. Pengantar Penyusunan RKS/M dan RKT.
4. Power point (PPt) 1-16.
5. Latihan 2.1.1.
a. Instruksi Pelatih
b. Lembar Kerja. Pemetaan Pemahaman tentang Dasar Hukum RKS/M.
6. Latihan 2.1.2.
a. Instruksi Pelatih
b. Lembar Kerja. Prinsip-prinsip Penyusunan RKS.
7. Lembar Bahan Bacaan 2.1.2. Pengantar Penyusunan RKS/M dan RKT.

G. STRATEGI

Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan

Tahap 1. 1. Jelaskan kepada peserta tentang tujuan sesi 5  PPt 1-3


Pendahulan ini. menit  LBB 2.1.1
2. Tanyakan kepada peserta tentang harapan-
harapan mereka dengan adanya pelatihan
ini dan tuliskan harapan-harapan tersebut
pada kertas plano/white board.

Tahap 2. 1. Sebelum menjelaskan tentang latar belakang 5  PPt 4-7


Tujuan penyusunan RKS/M dan RKT, terlebih menit
Penyusunan dahulu tanyakan kepada peserta: Apakah
RKS/M dan RKT itu dan apa tujuan
RKS/M dan
penyusunan RKS/M dan RKT. Beri
RKT
kesempatan peserta berpikir 1 menit.
2. Kemudian, beri kesempatan kepada dua
peserta untuk menjawab pertanyaan
tersebut.

2
Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan

Tahap 3. 1. Gunakan lembar checklist LK 2.1.1 tentang 10  PPt 9-10


Dasar Hukum Dasar Hukum. menit  LK 2.1.1.
Penyusunan 2. Mintalah masing-masing peserta untuk
RKS/M mengisi checklist tersebut dengan sejujur-
jujurnya.
3. Setelah masing-masing peserta mengisi
checklist tersebut, jelaskan kepada mereka
tujuan dari pengisian checklist tersebut dan
bagaimana peta pemahaman tentang
dasar-dasar hukum penyusunan RKS/M
dan RKT di lapangan.
4. Beri kesempatan kepada dua orang
peserta untuk memberikan komentarnya.

Tahap 4. 1. Mintalah peserta untuk membagi diri 15  PPt 11-12


dalam kelompok (5-6 orang).
Prinsip- menit  LK 2.1.2.
Prinsip 2. Mintalah kepada masing-masing kelompok
untuk mendiskusikan makna prinsip-
Penyusunan
prinsip penyusunan RKS/M dan RKT, dan
RKS/M
menuliskan hasil diskusi tersebut pada
kertas plano.
3. Mintalah salah seorang wakil kelompok
untuk memaparkan hasil diskusinya, dan
minta peserta lain untuk menanggapinya
dan memberikan masukan.
4. Mintalah kelompok pemapar untuk
membuat kesimpulan akhir berdasarkan
masukan-masukan tadi.
Tahap 5. 1. Tanyakan kepada peserta adakah di antara 10  PPt 13
mereka yang pernah menyusun RKS/M dan
Berbagi RKT, dan mintalah seorang peserta untuk menit
Pengalaman menjelaskan pengalaman-nya menyusun
RKS/M dan RKT.
2. Jelaskan kepada peserta tentang alur
penyusunan RKS/M dan RKT dari mulai
persiapan sampai dengan penyetujuan,
pengesahan, dan sosialisasi.
3. Beri kesempatan kepada peserta untuk
bertanya dan berkomentar tentang
paparan tersebut.

3
Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan

Tahap 6. 1. Jelaskan secara singkat kepada peserta 10  PPt 13-14


tentang proses penyusunan RKS/M dan
Langkah RKT, mulai dari langkah pertama sampai menit
Penyusunan dengan langkah terakhir.
RKS/M
2. Berikan kesempatan kepada peserta
bertanya dan berkomentar tentang
paparan tadi, untuk mengetahui tingkat
pemahaman mereka.
3. Jawablah pertanyaan dan komentar
peserta tadi sehingga mereka dapat
memahami proses penyusunan RKS/M dan
RKT ini dengan baik.
Tahap 7. 1. Jelaskan usulan penulisan RKS/M. 5  PPt 15-16
Penutup 2. Beri kesimpulan tentang materi yang sudah menit
dipaparkan dengan singkat dan padat
sebagai akhir dari sesi ini.

H. REFERENSI
1. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
2. PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
3. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Sistem Pengelolaan Keuangan
Daerah.

4
1

Sesi 1

Pengantar Penyusunan
RKS/M dan RKT

Mengapa slide ini penting?


Slide ini merupakan pengantar bagi peserta sebelum masuk ke dalam topik RKS.
Diharapkan dapat membangkitkan minat peserta terhadap topik sesi ini dan topik
selanjutnya. Metode yang digunakan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
merangsang peserta untuk ingin tahu lebih jauh tentang RKS/M dan RKT.
Inti uraian:
Tahap yang perlu dilakukan pada sesi ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang Anda harapkan setelah pelatihan RKS ini selesai? (tuliskan harapan-harapan
tersebut pada kerta plano secara cepat).
2. Apa yang dimaksud dengan RKS? (tunjuk satu orang untuk memberikan jawaban
terlebih dahulu, yang lain kemudian bisa melengkapi).
3. Apa tujuan penyusunan RKS? (tunjuk satu orang untuk memberikan jawaban terlebih
dahulu, yang lain kemudian bisa melengkapi).

2
Tujuan Sesi

Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan…


 latar belakang penyusunan RKS/M dan RKT;
 dasar hukum penyusunan RKS/M dan RKT;
 prinsip penyusunan RKS/M dan RKT; dan
 alur dan proses penyusunan RKS/M dan RKT.

5
3
Pokok Bahasan

1. Latar belakang penyusunan RKS/M dan RKT.


2. Dasar-dasar hukum penyusunan RKS/M dan RKT.
3. Prinsip-prinsip penyusunan RKS/M dan RKT.
4. Alur dan proses penyusunan RKS/M dan RKT.

Mengapa slide ini penting?


Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran akan lebih efektif bila pelatih menjelaskan
tujuan yang akan dicapai di awal pembelajaran.
Inti uraian:
1. Pelatih menyebutkan satu persatu tujuan sesi pengantar yang diharapkan setelah sesi
ini dilalui untuk meningkatkan kompetensi peserta.
Kata kunci dalam sesi pengantar ini adalah: latar belakang perlunya RKS/RKT, dasar
hukum, prinsip-prinsip penyusunan RKS/M dan RKT serta alur proses penyusunannya.

4
Latar Belakang

Kebijakan MBS

Program Wajar RKS/M & RKT

Program BOS

6
Mengapa slide ini penting?
Pemahaman tentang latar belakang sekolah/madrasah harus memiliki RKS/M sehingga
diharapkan penyusunan RKS/M tidak menjadi beban tetapi didorong oleh rasa tanggung
jawab terhadap publik dan manfaat dari RKS/M itu sendiri.
Inti uraian:
1. Pokok bahasan menggambarkan konsep-konsep penting yang seharusnya dipahami
oleh peserta sebelum proses pembelajaran tentang langkah teknokratik penyusunan
RKS/M dan RKT dilaksanakan.
2. Pokok bahasan memberikan uraian tentang: konteks penyusunan rencana
sekolah/madrasah, aspek yuridis legal, strategi manajemen serta approach/pendekatan
dalam penyusunannya.

Pentingnya Penyusunan RKS/M


5
Pentingnya Penyusunan RKS/M
1. Sumber penerimaan dana BOS signifikan bagi
sekolah/madrasah;
1. Sumber penerimaan dana BOS signifikan bagi sekolah/madrasah;
2. 20% anggaran dari APBN & APBD wajib untuk bidang
2. 20% anggaran dari APBN & APBD wajib untuk bidang
pendidikan;
pendidikan;
3. Lemahnya administrasi perencanaan di tingkat
3. Lemahnya administrasi perencanaan di tingkat sekolah/madrasah;
sekolah/madrasah;
4. Sebagian besar sekolah/madrasah belum menyusun/memiliki
4. Sebagian besar sekolah/madrasah belum
dokumen RKS/M dan RKT.
menyusun/memiliki dokumen RKS/M dan RKT.

Mengapa slide ini penting?


Menegaskan urgensi dan signifikansi yang melatarbelakangi penyusunan RKS/M dan RKT di
tingkat sekolah/madrasah.
Inti uraian:
Sebelum ada program BOS, biaya operasional sekolah/madrasah yang diperoleh
sekolah/madrasah di bawah Rp 10 juta per tahun. Setelah ada program BOS, biaya
operasional sekolah/madrasah meningkat menjadi ratusan persen sehingga dibutuhkan
keterampilan dan kebijakan dalam membelanjakan dana tersebut. Untuk itu diperlukan
perencanaan yang baik dalam menentukan program/kegiatan sekolah/madrasah.
Pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa banyak sekolah/madrasah yang belum
memiliki perencanaan sekolah/ madrasah (RKS/M). Banyak sekolah/madrasah yang
memiliki RKS/M tapi kegiatan BOS yang dilaksanakan belum didasarkan pada RKS/M
tersebut.
Saat ini dituntut seluruh kegiatan BOS harus berbasis RKS/M.

7
6

Apakah RKS/M itu?


 Proses menentukan tindakan masa depan (4 tahun)
sekolah/madrasah yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan
memper-hitungkan ketersediaan sumber daya.
 Dokumen tentang gambaran kegiatan sekolah/madrasah di masa
depan untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah/ madrasah yang
telah ditetapkan.

Mengapa slide ini penting?


Menjelaskan pengertian dan konsep operasional RKS/M menurut perspektif legal.
Inti uraian:
Pelatih menjelaskan kepada peserta tentang RKS menggunakan perspektif penting:
Input = kebijakan, sumber daya.
Proses = penyusunan program strategis, prioritisasi dan kelangkaan sumber daya.
Otput = dokumen yang dapat dijadikan acuan dan manajemen sekolah/madrasah.

7
Tujuan Penyusunan RKS/M
1. Menjamin agar tujuan dan sasaran sekolah/madrasah dapat dicapai;
2. Mendukung koordinasi antar pelaku sekolah/madrasah;
3. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik intra
pelaku di sekolah/madrasah, antar sekolah/ madrasah, Disdik
Kab/Kota/Provinsi, dan antar waktu;
4. Menjamin keterkaitan antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, pelaporan dan pengawasan;
5. Mengoptimalkan partisipasi warga sekolah/madrasah dan
masyarakat;
6. Menjamin penggunaan sumber daya sekolah/madrasah yang
ekonomis, efisien, efektif, berkeadilan, berkelanjutan serta
memperhatikan kesetaraan gender.

8
Mengapa slide ini penting?
Menegaskan tujuan-tujuan penting yang akan dicapai melalui penyusunan RKS/M, baik
dalam secara langsung maupun tidak langsung.
Inti uraian:
Secara normatif terdapat 6 (enam) tujuan penting yang hendak dicapai melalui penyusunan
RKS/M oleh sekolah/madrasah. Pelatih meguraikan satu per satu tujuan tersebut sesuai
dengan nomor urut dalam power poin tayangan.
Mis. poin pertama, dijelaskan bahwa dalam RKS/M terdapat rangkaian program dan
kegiatan yang disusun untuk mencapai tujuan dan sasaran sekolah/madrasah. Demikian
pula untuk poin lainnya.

Latihan 2.1.1.
Gunakan Lembar Kerja
Pemetaan Dasar Hukum RKS/M

Mengapa slide ini penting?


Latihan ini mengkonfirmasi tingkat pemahaman dan penguasaan peserta terhadap rujukan
peraturan perundangan yang menjadi konsideran penyusunan RKS/M dan RKT di tingkat
sekolah/madrasah.
Inti uraian:
• Perhatikan instruksi pelatih dan lembar kerja latihan 1.
• Semaksimal mungkin lakukan sesi latihan sesuai dengan lembar isntruksi pelatih
seperti yang telah disediakan.

9
9
Dasar Hukum
1. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Pasal 51 ayat 1.
2. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
Pasal 53 ayat 1.
3. PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan, Pasal 51.
4. PP Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan.
5. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Mengapa slide ini penting?


Memberikan orientasi acuan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah dalam penyusunan
RKS/M.
Inti uraian:
• UU No. 20/2003 Pasal 51 Ayat 1: “Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar
pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah”.
• PP No. 19/2005 Pasal 53, ayat 1: “...bahwa setiap satuan pendidikan dikelola atas
dasar rencana kerja tahunan yang merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja
jangka menengah satuan pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun”.
• PP No.17 /2010 Pasal 51: “...... Kebijakan pendidikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) oleh satuan pendidikan anak usia dini, satuan pendidikan dasar, dan satuan
pendidikan menengah dituangkan dalam:
a. rencana kerja tahunan satuan pendidikan;
b. anggaran pendapatan dan belanja tahunan satuan pendidikan;
c. peratuan satuan atau program pendidikan.
• Permendiknas No. 19/2007 Menyatakan bahwa Sekolah/Madrasah wajib membuat:
1. Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM)
2. Rencana Kerja Tahunan (RKT)

10
PP No. 19/2005 (Pasal 53 ayat 1): 10
“Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang
merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan
pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun”

Permendiknas No. 19/2007 menyatakan bahwa Sekolah/Madrasah wajib


membuat:

1. Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) yang menggambarkan tujuan


yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan
dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang
mendukung peningkatan mutu lulusan.

2. Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang dinyatakan dalam Rencana


Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) dilaksanakan berdasarkan
Rencana Kerja Jangka Menengah.

Mengapa slide ini penting?


Memberikan penjelasan tentang isi peraturan yang terkait dengan penyusunan RKS/M.
Inti uraian:
Sekolah/madrasah wajib menyusun RKJM dan RKT.

11
Prinsip-Prinsip Penyusunan RKS/M

1. Terpadu, mencakup keseluruhan program.


2. Multi tahun, mencakup periode 4 tahun.
3. Multi sumber, mengidentifikasi berbagai sumber dana.
4. Berbasis kinerja, memiliki indikator yg jelas.
5. Partisipatif, melibatkan berbagai unsur.
6. Integrasi pendidikan karakter bangsa.
7. Sensitif terhadap isu gender.
8. Responsif terhadap keadaan bencana.
9. Pelaksanaannya dimonitor dan dievaluasi.

11
12

Latihan 2.1.2.
Penerapan Prinsip-prinsip
Penyusunan RKS/M.

Mengapa slide ini penting?


Latihan ini mengkonfirmasi tingkat pemahaman dan penguasaan peserta terhadap prinsip-
prinsip penyusunan RKS/M.
Inti uraian:
• Perhatikan instruksi pelatih dan lembar kerja latihan 1.
• Semaksimal mungkin lakukan sesi latihan sesuai dengan lembar isntruksi pelatih
seperti yang telah disediakan.

13
Alur Penyusunan RKS/M

PENYUSUNAN RKS/M
• Menetapkan Kondisi
Mengapa slide ini penting?Sekolah/Madrasah Saat Ini. PENGESAHAN
• Menetapkan Kondisi • Penyetujuan oleh
PERSIAPAN
Sekolah/Madrasah yang rapat dewan
• Pembentukan
Tim Pengembang Diharapkan. pendidik
• Menyusun Program, • Pengesahan oleh
Sekolah/Madrasah
Kegiatan dan Indikator pihak berwenang
(TPS/M).
Kinerja. • Sosialisasi kepada
• Pembekalan/
• Menyusun Rencana pemangku
Orientasi TPS/M.
Anggaran Sekolah/ kepentingan
Madrasah.
• Menyusun RKT & RKAS/M.

12
Menguraikan tahapan, sistematika dan alur penyusunan dokumen RKS/M. Secara umum
alur penyusunan RKS/M terdiri dari 3 tahap utama; persiapan, penyusunan, dan
pengesahan.
Inti uraian:
1. Pelatih menguraikan secara jelas gambaran utuh alur yang harus dilalui dalam
penyusunan RKS/M dimulai dari persiapan, pelaksanaan penyusunan, dan pengesahan.
2. Aspek lainnya yang mendukung sukses penyusunan alur RKS/M adalah kesiapan
organisasi, kualitas sumber daya guru/tim penyusun, adanya SOP (standar operasional
prosedur), jadwal kegiatan yang detail dan output, penanggung jawab untuk setiap
tahapan kegiatan.
3. Lihat hal. 104 pada modul Sekolah

14

Proses Penyusunan RKS/M

Menetapkan Kondisi Sekolah/Madrasah saat ini)

Menetapkan Kondisi Sekolah/Madrasah Yang Diharapkan

Menetapkan Program dan Kegiatan

Merumuskan Rencana Anggaran Sekolah/Madrasah

Merumuskan RKTS/M dan RKAS/M

13
Mengapa slide ini penting?
Menyediakan informasi tentang proses penyusunan RKS/M dan subtansi yang sebaiknya
dicakup dalam dokumen RKS/M.
Lihat LBB atau Materi Pelatihan Sekolah hal. 104 pada modul Sekolah
Inti uraian:
Substansi utama yang sebaiknya tercakup dalam dokumen RKS/M direkomendasikan
sebagai berikut:
1. Kondisi sekolah/madrasah saat ini (pencapaian kinerja sekolah/madrasah saat ini). Cara
terbaik agar sekolah/madrasah dapat memetakan kondisi pencapaiannya agar
menggunakan instrumen evaluasi diri sekolah/madrasah (school self asessment).
2. Menetapkan kondisi yang diinginkan. Merumuskan cita-cita dalam jangka menengah,
secara sengaja sekolah/madrasah menentukan target pencapaian pada periode waktu
tertentu. Sehingga manajemen sekolah/madrasah memiliki arah yang jelas dan tidak
bersifat taken for granted.
3. Menetapkan program, kegiatan dan indikator kinerja kegiatan, untuk mencapai
sasaran strategis.
4. Menyusun rencana anggaran sekolah/madrasah jangka menengah dan jangka tahunan.

15
Rekomendasi Sistematika
Penyusunan Dokumen RKS/M
1. Pendahuluan (latar belakang, tujuan, sasaran, dasar hukum,
sistematika, alur penyusunan).
2. Identifikasi kondisi sekolah/madrasah saat ini.
3. Identifikasi kondisi sekolah/madrasah masa depan yang diharapkan.
4. Perumusan program dan kegiatan.
5. Perumusan rencana anggaran sekolah/madrasah.
6. Perumusan RKTS/M dan RKAS/M.

Mengapa slide ini penting?


Berisikan rekomendasi sistematika/daftar isi utama dalam penyusunan RKS/M.
Inti uraian:
Rekomendasi sistematika ini tidak bersifat rigid/kaku, sekolah/madrasah memiliki diskresi
untuk mementukan judul bab per bab dalam penyusunan dokumen RKS/M, sepanjang
tetap mengakomodasi muatan minimal yang disarankan. Muatan tersebut tercermin dalam
poin 2, 3, 4 dan 5/6.

14
16

Tanya Jawab
dan
Kesimpulan

Mengapa slide ini penting?


Pelatih memberikan waktu untuk mendapatkan feedback atas presentasi sesi ini secara
memadai dari peserta.
Inti uraian:
• Berikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya, berkomentar, berbagi
pengalaman, bahkan memperkaya uraian paparan sehingga peserta dapat memahami
sesi yang disajikan secara optimal.
Berikan kesimpulan dan poin-poin penting yang harus diperhatikan oleh peserta agar
penyusunan RKS/M sesuai dengan tujuannya.

15
Latihan 2.1.1. Pemetaan Dasar Hukum RKS/M

A. Instruksi Pelatih

Judul Pemetaan Pemahaman tentang Dasar Hukum RKS/M

Tujuan 1. Mengetahui pemahaman peserta akan peraturan perundangan yang


menjadi dasar hukum penyusunan RKS/M.
2. Memberikan pengetahuan pada peserta apa yang menjadi dasar
hukum penyusunan RKS/M.

Waktu 10 menit

Tahapan Kegiatan 1. Bagikan lembar checklist kepada masing-masing peserta;


2. Mintalah masing-masing peserta untuk mengisi checklist tersebut
dengan jujur;
3. Setelah seluruh peserta mengisi checklist tersebut, jelaskan kepada
mereka tujuan dari pengisian checklist tersebut dan bagaimana peta
pemahaman tentang dasar hukum penyusunan RKS di lapangan.
4. Beri kesempatan kepada dua orang peserta untuk mengomentari.

Lembar Kerja Lihat lembar kerja 2.1.1.b. terlampir.

Simpulan Pelatih memberikan catatan penting daftar dasar hukum yang harus
diperhatikan oleh peserta dalam penyusunan RKS/M.

16
Lembar Kerja 2.1.1

Checklist Pemetaan Pemahaman Tentang Dasar Hukum RKS/M

Undang-Undang / Tidak
Mendengar Membaca Memahami Melakukan
Peraturan Tahu

Undang-undang
Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun
2010 tentang
Pengelolaan dan
Penyelenggaran
Pendidikan

Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan

Peraturan Pemerintah
Nomor 48 Tahun
2008 tentang
Pendanaan
Pendidikan.

Permendiknas Nomor
19 Tahun 2007
tentang Standar
Pengelolaan
Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.

17
Latihan 2.1.2. Prinsip-Prinsip Penyusunan RKS/M

A. Instruksi Pelatih

Judul Prinsip-Prinsip Penyusunan RKS/M

Tujuan 3. Memberikan kesempatan pada peserta untuk memahami dengan


baik prinsip-prinsip yang sebaiknya diacu dalam menyusun RKS/M
melalui diskusi kelompok.
4. Menjadi sarana bagi peserta yang telah atau pernah menyusun
RKS/M untuk merefleksi diri apakah prinsip-prinsip tersebut telah
mereka jalankan.

Waktu 20 menit

Tahap Kegiatan 1. Mintalah peserta untuk membagi diri dalam kelompok (56 orang);
2. Mintalah kepada masing-masing kelompok untuk mendiskusikan
makna prinsip-prinsip penyusunan RKS/M, dan menuliskan hasil
diskusi tersebut pada kertas plano; (10’)
3. Mintalah salah seorang wakil kelompok untuk memaparkan hasil
diskusinya, dan minta peserta lain untuk menanggapinya dan
memberikan masukan; (5’)
4. Mintalah kelompok pemapar untuk membuat kesimpulan akhir
berdasarkan masukan-masukan tadi. (5’)

Lembar Kerja Lembar kerja 2.1.2.b.

18
Lembar Kerja 2.1.2.

Prinsip-prinsip Penyusunan RKS/M

No Prinsip Hasil Diskusi

1 Terintegrasi/terpadu

2 Multi tahun

3 Multi sumber

4 Berbasis kinerja

5 Partisipatif

6 Pendidikan karakter
bangsa

7 Sensitif gender

8 Responsif bencana

9 Dimonitor dan
dievaluasi

10

19
Lembar Bahan Bacaan 2.1.2.

PENGANTAR PENYUSUNAN RKS/M DAN RKT

A. LATAR BELAKANG
Salah satu tujuan utama pemerintah Indonesia di bidang pendidikan adalah menuntaskan
Pendidikan Dasar 9 Tahun. Mulai dari Undang-Undang Dasar, Undang-Undang
Perlindungan Anak, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dan peraturan-
perundangan yang ada saat ini telah menjadi bukti keseriusan pemerintah untuk
menyediakan pendidikan dasar bagi semua anak berumur 7 sampai dengan 15 tahun.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Kementerian Pendidikan Nasional telah memilih
Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah (MBS/M) sebagai salah satu strategi.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) Tahun 2010-2014,
Kementerian Pendidikan Nasional telah menetapkan visi: “Terselenggaranya Layanan
Prima Pendidikan Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia Cerdas Komprehensif.”
Layanan prima pendidikan nasional adalah layanan pendidikan yang:
1. tersedia secara merata di seluruh pelosok nusantara;
2. terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat;
3. berkualitas/bermutu dan relevan dengan kebutuhan kehidupan bermasyarakat,
dunia usaha, dan dunia industri;
4. setara bagi warga negara Indonesia dalam memperoleh pendidikan berkualitas
dengan memperhatikan keberagaman latar belakang sosial-budaya, ekonomi, geografi,
gender, dan sebagainya; dan
5. menjamin kepastian bagi warga negara Indonesia mengenyam pendidikan dan
menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat, dunia usaha dan dunia industri.
Untuk mencapai visi tersebut di atas, Kemendiknas telah menetapkan sasaran strategis,
diantaranya: Angka Partisipasi Sekolah (APS) kelompok usia 7-12 tahun mencapai 99,9%
dan kelompok usia 13-15 tahun mencapai 96% pada tahun 2014. Artinya, Pemerintah
Indonesia, dalam hal ini melalui Kementerian Pendidikan Nasional akan berusaha keras
untuk membuat semua anak Indonesia yang berusia 7-15 tahun mendapat pelayanan
sekolah/madrasah yang bermutu dan relevan.
Sejak diluncurkan pada tahun 2005, Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) telah
memperkecil hambatan terbesar penyelenggaraan pendidikan dasar, yaitu besarnya biaya
yang harus ditanggung oleh orang tua peserta didik. Program BOS ini, memberikan
subsidi kebutuhan belanja sekolah/madrasah kepada semua SD/MI serta SMP/MTs (negeri
dan swasta), sehingga biaya pendidikan secara keseluruhan berkurang.
Bagi orang tua peserta didik, program BOS ini akan membantu dalam:
1. mengirim anak-anak ke sekolah/madrasah (peningkatan akses),
2. membuat anak-anak tetap bersekolah, atau pengurangan jumlah anak putus
sekolah/madrasah (dropout), dan
3. mengirim anak-anak ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi (peningkatan transisi dari
SD/MI ke SMP/MTs).

20
Sedangkan bagi sekolah/madrasah, program ini akan dapat:
1. meningkatkan mutu pendidikan, dan
2. mengembangkan otonomi sekolah/madrasah.
Mulai tahun 2010, Program BOS bukan lagi hanya berorientasi pada pengurangan biaya
pendidikan, tetapi juga berupaya meningkatkan kinerja sekolah/madrasah. Jika sebelum
tahun 2010 penggunaan dana BOS hanya didasarkan kepada peruntukannya, sejak 2010
penggunaan dana BOS dikaitkan dengan jenis program yang didanainya. Dengan
menghubungkan penggunaan dana BOS dengan program sekolah/madrasah, maka bisa
diketahui sejauhmana dana BOS digunakan untuk membiayai program-program yang
memang dibutuhkan oleh sekolah/madrasah untuk meningkatkan kinerjanya.
Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Minimal Pelayanan Pendidikan
Dasar di Kabupaten/Kota menetapkan 13 indikator yang harus dipenuhi di tingkat
sekolah/madrasah, terkait dengan buku dan media pembelajaran, kurikulum dan rencana
pembelajaran, proses pembelajaran, evaluasi pendidikan dan manajemen
sekolah/madrasah, namun tidak ada indikator tentang mutu lulusan dan pembiayaan.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah sasaran antara untuk mencapai Standar Nasional
Pendidikan (SNP) seperti yang diamanatkan oleh UU Sisdiknas. Sebagai sebuah standar
minimal, maka yang dicakup dalam SPM hanyalah hal-hal minimal yang harus dipenuhi.
Oleh sebab itu, analisis terhadap ketercapaian SPM saja tidak cukup untuk membantu
sekolah/madrasah dalam membuat perencanaan sekolah/madrasah. Pemenuhan SPM
haruslah dijadikan acuan untuk penyusunan program, namun sekolah/madrasah juga harus
memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan rencana pengembangan
sekolah/madrasah ke depan dan mutu lulusan.
Sebagai ujung tombak pelaksanaan program pendidikan dasar ini, program Wajib Belajar,
penerapan MBS, pemenuhan SPM dan BOS harus ditanggapi secara positif sehingga
penyelenggaraan program pendidikan dasar dapat benar-benar direalisasikan, baik dari
jumlah maupun mutu.
Sekolah/madrasah harus mampu menghasilkan lulusan yang memenuhi kompetensi untuk
melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Sekolah/madrasah harus memperbaiki
proses pembelajaran, termasuk meningkatkan manajemen di ruang kelas.
Sekolah/madrasah harus menyediakan, mengembangkan, dan mengelola sarana dan
prasarana pendidikan dan sumberdaya lainnya secara lebih baik. Sekolah/madrasah juga
harus bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan untuk mewujudkan hal-hal
tersebut di atas. Untuk itu, semua tindakan sekolah/madrasah harus bisa dipertang-
gungjawabkan dan transparan agar sekolah/madrasah memperoleh kepercayaan (trust)
dari semua pemangku kepentingan.
Untuk mencapai hal tersebut, sekolah/madrasah tidak ada pilihan selain 'berpikir sebelum
bertindak', melakukan perencanaan dengan baik dan teliti yang dituangkan dalam sebuah
'dokumen kunci' yang bernama Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS/M). Melalui RKS/M
diharapkan dana yang tersedia dapat dibelanjakan secara bijaksana.
RKS/M yang akurat juga akan membantu sekolah/madrasah memenuhi tuntutan publik
tentang perlunya partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas. Proses penyusunan yang
melibatkan semua pemangku kepentingan, akan membuat RKS/M dapat diakses oleh
semua pihak dan dilaporkan kepada publik, sehingga dapat memenuhi tuntutan publik.

21
B. DASAR HUKUM
RKS/M dirumuskan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, yaitu: Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan, Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010
tentang Standar Pelayanan Minimal, Permendiknas No. 37 Tahun 2010 tentang Biaya
Operasional Sekolah serta Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional 2010 -
2014.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Pasal 53 ayat (1) dinyatakan bahwa setiap satuan pendidikan dikelola atas
dasar rencana kerja tahunan yang merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka
menengah satuan pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun.
Lebih jauh, pada Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)
Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa sekolah/madrasah wajib membuat:
1. Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) yang menggambarkan tujuan yang akan
dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang
ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan.
2. Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah/Madrasah (RKAS/M) dilaksanakan berdasarkan Rencana Kerja Jangka
Menengah.
Untuk membantu sekolah/madrasah menyusun RKS/M, maka Kemdiknas menerbitkan
Pedoman ini. Perlu diingat bahwa Pedoman ini bukanlah buku resep masakan yang harus
diikuti langkah per langkah, namun sebagai acuan agar proses penyusunan RKS/M tersebut
menjadi lebih rasional, objektif, dan dapat dipertanggung jawabkan.
Pedoman penyusunan RKS/M ini dirancang sebagai bagian dari kegiatan pelatihan
Perencanaan dan Penganggaran Sekolah/Madrasah. Sekolah/madrasah akan mendapat
pendampingan dari fasilitator yang sekaligus bisa menjadi narasumber, namun demikian
Pedoman ini juga dapat digunakan tanpa pendampingan dari fasilitator.
Penyusunan RKS/M merupakan suatu hal yang sangat penting, karena RKS/M dapat
digunakan sebagai:
1. pedoman kerja (kerangka acuan) dalam mengembangkan sekolah/madrasah;
2. dasar untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pengembangan sekolah/
madrasah; serta
3. bahan acuan untuk mengidentifikasi dan mengajukan sumberdaya pendidikan yang
diperlukan dalam pengembangan sekolah/madrasah.
Tujuan utama penyusunan RKS/M adalah agar sekolah/madrasah mengetahui secara rinci
tindakan-tindakan yang harus dilakukan sehingga tujuan, kewajiban, dan sasaran
pengembangan sekolah/madrasah dapat dicapai. RKS/M juga menjamin bahwa semua
program dan kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan sekolah/madrasah sudah
memperhitungkan harapan-harapan pemangku kepentingan dan kondisi nyata sekolah/
madrasah. Karena itu proses penyusunan RKS/M harus melibatkan semua pemangku
kepentingan.

22
C. PRINSIP-PRINSIP
Prinsip-prinsip Rencana Kerja Sekolah/Madrasah (RKS/M) yang baik, adalah:
1. terpadu, mencakup perencanaan keseluruhan program yang akan dilaksanakan oleh
sekolah/madrasah,
2. multi-tahun, mencakup periode empat tahun,
3. multi-sumber, mengindikasikan jumlah dan sumber dana masing-masing program.
Misalnya dari BOS, DAK, APBD Provinsi/Kabupaten/Kota, sumbangan dari masyarakat
atau sumber dana lainnya,
4. berbasis kinerja, adalah semua program/kegiatan memiliki indikator-indikator yang
harus dicapai dengan jelas,
5. disusun secara partisipatif oleh kepala sekolah/madrasah, komite sekolah/madrasah
dan dewan pendidik dengan melibatkan pemangku kepentingan lainnya,
6. mengintegrasikan pendidikan karakter bangsa ke dalam program dan kegiatan
sekolah/madrasah,
7. sensitif terhadap isu jender, adalah adanya kesetaraan antara laki-laki dan
perempuan dalam penyusunan program,
8. responsif terhadap keadaan bencana, menunjukan daya tanggap sekolah/
madrasah terhadap kemungkinan terjadinya bencana, dan
9. pelaksanaannya dimonitor dan dievaluasi oleh komite sekolah/madrasah dan
pemangku kepentingan lainnya.

D. ALUR DAN PROSES PENYUSUNAN RKS/M


Proses penyusunan RKS/M dilakukan melalui tiga alur proses kegiatan, yakni: (1)
persiapan, (2) penyusunan RKS/M, dan (3) pengesahan, dan sosialisasi RKS/M.

Alur proses penyusunan RKS/M tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

PENYUSUNAN RKS/M: PENGESAHAN:


1. Menetapkan kondisi
PERSIAPAN: 1. Penyetujuan oleh rapat
sekolah/madrasah saat ini
dewan pendidik setelah
2. Menetapkan kondisi
1. Pembentukan tim memperhatikan
sekolah/madrasah yang
pengembang pertimbangan komite
diharapkan
sekolah/madrasah sekolah/madrasah,
3. Menyusun program,
(TPS/M), 2. Pengesahan oleh pihak
kegiatan dan indikator
2. Pembekalan/ yang berwenang,
kinerja
orientasi TPS/M. 3. Sosialisasi kepada
4. Menyusun rencana anggaran
pemangku kepentingan
sekolah/ madrasah
pendidikan.
5. Menyusun RKT dan RKAS/M

Gambar 1. Alur Proses Penyusunan RKS/M

23
Berikut ini adalah uraian singkat tentang Alur Penyusunan RKS/M.

1. Persiapan
Sebelum penyusunan RKS/M dilakukan, Dewan Pendidik (kepala sekolah/madrasah
dan guru) bersama Komite Sekolah/Madrasah membentuk tim pengembang
sekolah/madrasah (TPS/M) yang tugas utamanya adalah menyusun RKS/M.
Pembentukan TPS/M hendaknya dilakukan melalui proses demokratis dengan
mengedepankan musyawarah mufakat. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada
suplemen tentang Pedoman Pembentukan TPS/M.
Setelah terbentuk, TPS/M disarankan melakukan pendalaman/orientasi mengenai
kebijakan-kebijakan pengembangan pendidikan dan penyusunan RKS/M. Materi yang
perlu didalami antara lain: peraturan dan perundang-undangan mengenai pendidikan
(Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidkan dan/atau Standar Nasional Pendidikan),
perlindungan anak, kebijakan pendanaan pendidikan, kebijakan peningkatan mutu dan
perluasan kesempatan memperoleh pendidikan, prioritas pendidikan tingkat
kabupaten/kota, manajemen berbasis sekolah/ madrasah (MBS/M), pendekatan,
strategi dan metode pembelajaran inovatif seperti pembelajaran aktif, pembelajaran
aktif-kreatif-efektif dan menyenangkan (PAKEM), peranserta masyarakat dalam
pendidikan, perencanaan pendidikan di sekolah/madrasah. Selain itu juga dibahas
penyusunan RKS/M, peran dan fungsi masing-masing pemangku kepentingan dalam
proses perencanaan. Kegiatan ini dapat dilakukan bersama-sama dalam kelompok
kerja kepala sekolah (KKKS), kelompok kerja guru (KKG), musyawarah guru mata
pelajaran (MGMP) serta pertemuan/rapat sekolah/madrasah yang dihadiri baik oleh
Dewan Pendidik, Komite Sekolah/Madrasah maupun secara mandiri oleh anggota
TPS/M.

2. Proses Penyusunan RKS/M


Penyusunan RKS/M terdiri dari 5 (lima) tahap, yaitu:
Tahap I: Menetapkan Kondisi Sekolah/Madrasah Saat Ini
1) Melakukan Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah (EDS/M)
2) Membandingkan Hasil Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah dengan Acuan Standar
Sekolah/Madrasah
3) Merumuskan Tantangan (Utama/Prioritas) Sekolah/Madrasah.
Tahap II: Menetapkan Kondisi Sekolah/Madrasah yang Diharapkan
1) Merumuskan Visi Sekolah/Madrasah
2) Merumuskan Misi Sekolah/Madrasah
3) Merumuskan Tujuan Sekolah/Madrasah
4) Merumuskan Sasaran dan Indikator Kinerja
Tahap III: Menyusun Program dan Kegiatan
1) Merumuskan Program dan Menetapkan Penanggungjawab Program.
2) Merumuskan Kegiatan, dan Jadwal Kegiatan.

24
Tahap IV: Merumuskan Rencana Anggaran Sekolah/Madrasah
1) Membuat Rencana Biaya Program
2) Membuat Rencana Pendanaan Program
3) Menyesuaikan Rencana Biaya dengan Sumber Pendanaan.
Tahap V: Merumuskan Rencana Kerja Tahunan Sekolah/Madrasah
(RKTS/M) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah
(RKAS/M).
1) Merumuskan Rencana Kerja Tahunan:
a. Menetapkan Program/Kegiatan Strategis
b. Menetapkan Kegiatan Rutin/Reguler
c. Menetapkan Jadwal RKTS/M.
2) Membuat Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).

3. Pengesahan, dan Sosialisasi RKS/M


Terdiri dari 3 (tiga) langkah, yakni:
1) Penyetujuan RKS/M oleh rapat Dewan Pendidik setelah memperhatikan
pertimbangan dari Komite Sekolah/Madrasah,
2) Pengesahan berlakunya RKS/M oleh Dinas Pendidikan/Kankemenag (untuk
sekolah/madrasah negeri), atau oleh penyelenggara sekolah/madrasah (bagi
sekolah/madrasah swasta),
3) Sosialisasi kepada pemangku kepentingan sekolah/madrasah.

25
TAHAP I
MENETAPKAN Melakukan Acuan Kondisi
KONDISI SEKOLAH/
MADRASAH SAAT SPM, SNP
Kondisi Nyata Tantangan
INI

Visi/Misi Dinas
TAHAP II Langkah 1: Merumuskan
Pendidikan
MENETAPKAN Kabupaten/Kota
KONDISI
SEKOLAH/ Langkah 2: Merumuskan
MADRASAH
Harapan
Langkah 3: Merumuskan
Pemangku
Kepentinga
Langkah 4: Merumuskan
Sasaran & Indikator Kinerja

TAHAP III Langkah 1: Merumuskan Program


MENYUSUN dan Menetapkan
PROGRAM
& KEGIATAN
Langkah 2: Menentukan
Kegiatan dan Jadwal

Langkah 1: Membuat Rencana Biaya Program


TAHAP IV

MENYUSUN Langkah 2: Membuat Rencana


RENCANA
ANGGARAN Langkah 3: Menyesuaikan
SEKOLAH/ Rencana Biaya dengan Sumber

Langkah 1: Merumuskan
1. Menetapkan
Rencana Kerja Tahunan
TAHAP V Program/Kegiat
an Strategis
MENYUSUN RKT - 2. Menetapkan
Langkah 2: Membuat Program/Kegiat
RKAS/M
Rencana Kegiatan dan an
Anggaran Rutin/Reguler
Sekolah/Madrasah 3. Menetapkan
Jadwal RKT

Proses Penyusunan RKS/M dan RKT

26
Rencana Sesi 2 (Modul 2)
MENENTUKAN KONDISI SESI 2
SEKOLAH/MADRASAH SAAT INI

A. PENGANTAR
Dalam menentukan kondisi saat ini, sekolah/madrasah perlu melakukan evaluasi diri (self-
evaluation) atau mengisi format profil sekolah/madrasah. Dari instrumen tersebut akan
diperoleh rekomendasi-rekomendasi atau kesimpulan-kesimpulan profil yang perlu
ditindaklanjuti untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah/madrasah. Evaluasi diri
sekolah/madrasah (EDS/M) atau profil sekolah/madrasah adalah alat evaluasi yang
dirancang untuk melihat gambaran yang jelas tentang situasi sekolah/madrasah saat ini.
Karena itu, evaluasi diri atau profil sekolah/madrasah harus diisi dengan seksama dan
seobjektif mungkin. Informasi yang dihasilkan dari evaluasi diri atau profil
sekolah/madrasah diharapkan berguna dalam membantu para pemangku kepentingan
sekolah/madrasah untuk menyusun RKS/M yang didasarkan pada kondisi nyata
sekolah/madrasah (RKS/M berbasis data).
Pelaksanaan evaluasi diri atau penyusunan profil sekolah/madrasah dilakukan dengan
menggunakan instrumen evaluasi diri atau profil sekolah/madrasah yang telah disediakan
oleh Kemendiknas. Kedua instrumen ini dirancang dengan mengacu kepada standar
pelayanan minimum (SPM) dan standar nasional pendidikan (SNP) serta komponen
pengembangan pendidikan lainnya sehingga memiliki tolok ukur yang jelas dan bisa
dijadikan dasar untuk mengembangkan sekolah/madrasah empat tahun mendatang serta
dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

B. TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan cara
• melakukan EDS/M;
• membandingkan hasil EDS/M dengan acuan standar sekolah/madrasah; dan
• merumuskan tantangan sekolah/madrasah.

C. POKOK BAHASAN
1. Melakukan EDS/M.
2. Membandingkan hasil EDS/M dengan Acuan Standar Sekolah/Madrasah.
3. Merumuskan Tantangan Sekolah/Madrasah.

D. WAKTU
Alokasi waktu yang diperlukan untuk sesi ini adalah 60 menit.

27
E. METODE
1. Presentasi.
2. Tanya jawab.
3. Diskusi kelompok.

F. ALAT DAN BAHAN


1. Komputer/laptop dan LCD, papan tulis/white board, spidol, kertas HVS, flipchart.
2. Silabus Modul 2. Perencanaan dan Penganggaran Sekolah/Madrasah.
3. Rencana Sesi 2. Menentukan Kondisi Sekolah/Madrasah Saat ini.
4. Power point (PPt) 1-10.
5. Latihan 2.2.1.
a. Instruksi Pelatih
b. Lembar Kerja. 2.2.1.b Rangkuman Rekomendasi dan Kesimpulan Profil
Sekolah/Madrasah.
6. Latihan 2.2.2.
a. Instruksi Pelatih
b. Lembar Kerja. 2.2.2.b Kriteria Menentukan Skala Prioritas.
7. Lembar Bahan Bacaan 2.2.2. Menentukan Kondisi Sekolah/Madrasah Saat Ini.

G. STRATEGI

Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan

Tahap 1. 1. Menjelaskan tujuan sesi ini, dan harapan- 5  PPt 1-3


harapan yang bisa dicapai oleh peserta. menit
Pendahuluan  LBB 2.2.1
2. Menjelaskan kepada peserta, ‘diasumsikan
bahwa evaluasi diri telah dilakukan dan/atau
profil sekolah/madrasah per tabel sudah
disimpulkan; serta telah menghasilkan
rekomendasi dan kesimpulan yang harus
ditindaklanjuti.
3. Tanyakan kepada peserta apa yang harus
dilakukan sekarang pada sesi ini?

Tahap 2. 1. Jelaskan kepada peserta cara melakukan 10  PPt 4-6


evaluasi diri didasarkan pada delapan SNP. menit
Melakukan  LK 2.2.1
EDS/M 2. Bagikan tabel Pembantu 1 kepada peserta, dan
mintalah kepada mereka untuk mencoba
mengisi tabel tersebut.

28
Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan

Tahap 3. 1. Jelaskan kepada peserta tentang cara 15  PPt 7


membandingkan hasil EDS/M dengan Acuan menit
Membandingkan  LK 2.2.2.
Standar.
Hasil EDS/M
dengan Acuan 2. Perhatikan dan pastikan peserta bekerja
Standar menggunakan tabel Pembantu 2, dan mintalah
kepada mereka untuk mencoba mengisi tabel
tersebut.
3. Mintalah kepada salah seorang peserta untuk
memaparkan hasil kerjanya.

Tahap 4. 1. Jelaskan kepada peserta tentang cara 20  PPt 8-9


merumuskan tantangan. menit
Merumuskan
Tantangan 2. Tunjukkan contoh rumusan tantangan dalam
Tabel.

Tahap 5. 1. Berikan kesempatan kepada peserta untuk 10  PPt 10


mengkonfimasi dan bertanya tentang konsep menit
Tanya Jawab
dan Kesimpulan dan penjelasan yang belum dipahami.
2. Simpulkan poin-poin penting yang perlu
dipahami peserta dengan lebih baik

H. REFERENSI
1. PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
2. PP Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
3. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Peraturan perundangan lainnya yang relevan.

29
1
Sesi 2

Menentukan Kondisi Sekolah/Madrasah


Saat ini

Mengapa slide ini penting?


Menegaskan pentingnya menentukan kinerja sekolah/madrasah saat ini sebagai langkah
awal dalam penyusunan RKS/M. Di samping itu, memberikan gambaran tentang topik-
topik yang akan dibahasa dalam sesi ini.
Inti uraian:
Tahapan ini amat erat kaitannya dengan hasil evaluasi diri sekolah/madrasah.
Dalam menyusun RKS/M, tahap pertama yang harus dilakukan adalah melakukan evaluasi
diri sekolah/madrasah. Kemudian dilanjutkan dengan tahap menentukan kondisi
sekolah/madrasah saat ini, dst.

2
Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta akan mampu menjelaskan cara ...

• melakukan EDS/M;
• membandingkan hasil EDS/M dengan acuan standar
sekolah/madrasah; dan
• merumuskan tantangan sekolah/madrasah.

30
Mengapa slide ini penting?
Memberikan informasi pemahaman tentang hal-hal yang akan dicapai setelah sesi ini
selesai.
Inti uraian:
Dengan berasumsi bahwa evaluasi diri telah dilakukan dan/atau profil sekolah/madrasah
sudah disimpulkan serta harus ditindaklanjuti, maka kegiatan selanjutnya adalah melakukan
identifikasi dan pengelompokan rekomendasi hasil EDS/kesimpulan profil
sekolah/madrasah sesuai dengan kategori program BOS 2011. Dan seterusnya.

Pokok Bahasan
1. Melakukan EDS/M.
2. Membandingkan hasil EDS/M dengan Acuan Standar
Sekolah/Madrasah.
3. Merumuskan Tantangan Sekolah/Madrasah.

Mengapa slide ini penting?


Memberikan gambaran tentang hal-hal yang akan dibahas dalam sesi ini sehingga peserta
diharapkan bisa menyiapkan diri dengan baik.
Inti uraian:
Pengelompokan rekomendasi hasil EDS/kesimpulan profil sekolah/madrasah sesuai
dengan kategori program BOS 2011.

Langkah Menentukan Kondisi Saat ini:

1. Melakukan EDS/M.
2. Membandingkan hasil EDS/M dengan Acuan Standar Sekolah/Madrasah.
3. Merumuskan Tantangan Sekolah/Madrasah.

Mengapa slide ini penting?

31
Memberikan gambaran tentang langkah-langkah dalam menentukan kondisi
sekolah/madrasah saat ini.
Inti uraian:
Pelatih menjelaskan tentang cara mengidentifikasi seluruh rekomendasi hasil
EDS/kesimpulan profil sekolah/madrasah, memberikan contoh cara mengelompokkannya
sesuai dengan kategori program BOS 2011, cara mengisi tabel 1, dan seterusnya.

5
Melakukan EDS/M
 Untuk menetapkan kondisi saat ini, sekolah/madrasah perlu melakukan
evaluasi diri didasarkan pada SNP dan/ atau SPM
 Evaluasi diri bisa menggunakan berbagai alat evaluasi diri, misalnya
dengan menggunakan instrumen (EDS/M) yang dijelaskan dalam Sesi
tentang EDS/M
 Tujuannya adalah untuk melihat gambaran yang jelas tentang situasi
sekolah/madrasah saat ini.
 Dengan melakukan evaluasi diri akan menunjukkan kinerja
sekolah/madrasah misalnya, bagian yang mengalami perbaikan atau
peningkatan, bagian yang tetap, dan bagian yang mengalami penurunan.

Pada bagian I telah dijelaskan bagaimaan Evaluasi diri dengan cara membandingkan kondisi
real dengan SNP dan atau SPM
Instrumen EDS/M yang digunakan pada sesi 2 yang didasarkan pada SNP dan pada sesi 3
yang didasarkan pada SPM

Latihan
Gunakan Lembar Kerja 2.2.1.b.

32
7
Program Sekolah/Madrasah
1. Pengembangan kompetensi lulusan (bidang akademik dan non akademik)
2. Pengembangan kurikulum/KTSP
3. Pengembangan pembelajaran
4. Pengembangan sistem penilaian
5. Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan
6. Pengembangan sarana dan prasarana sekolah/madrasah
7. Pengembangan manajemen sekolah/madrasah
8. Pembinaan kesiswaan/ekstrakurikuler
9. Budaya dan lingkungan sekolah/madrasah
10. Penanaman karakter (budi pekerti).

Pada slide ini perlu dijelaskan bahwa program yang diturunkan hasil rekomendasi dari
EDS/M disesuaikan dengan program BOS 2011 sebagai penurunan dari Program di
Permendiknas no. 37 tahun 2010

8
Membandingkan Hasil EDS/M dengan
Acuan Standar Sekolah/Madrasah

Pengelolaan sekolah/madrasah pada dasarnya bertujuan untuk mencapai SNP.


Dalam penyusunan RKS/M, data dan informasi yang dikumpulkan melalui
instrumen EDS/M perlu disimpulkan.

Penyimpulan dilakukan dengan dua cara:


1. Membandingkan kondisi nyata/terkini dengan SPM dan/atau SNP.
Pembandingan kondisi nyata dengan SPM dan/atau SNP dimaksudkan
untuk mengetahui apakah sekolah/madrasah masih belum memenuhi SPM,
sudah memenuhi SPM, sudah memenuhi SNP, atau bahkan sudah
melampaui SNP.
2. Dengan melihat data hasil EDS/M yang masih perlu mendapat perhatian
untuk diperbaiki, ditingkatkan atau dipertahankan. Dalam hal ini,
kesimpulan dinyatakan dalam kalimat pernyataan yang spesifik
(mencantumkan data), fokus (menunjukkan indikator), dengan tidak
mencantumkan alasan/harapan.

33
9

Latihan
Gunakan Lembar Kerja 2.2.2.b.

Mengapa slide ini penting?


Latihan ini mengkonfirmasi tingkat pemahaman dan penguasaan peserta terhadap rujukan
peraturan perundangan yang menjadi konsideran penyusunan RKS/M dan RKT di tingkat
sekolah/madrasah.
Inti uraian:
• Perhatikan instruksi pelatih dan lembar kerja latihan 1.
• Semaksimal mungkin lakukan sesi latihan sesuai dengan lembar isntruksi pelatih
seperti yang telah disediakan.

Merumuskan Tantangan 10
Sekolah/Madrasah
 Tantangan sekolah/madrasah merupakan kesenjangan kondisi nyata sebagai
hasil EDS/M dengan kondisi yang diharapkan.
 Tantangan utama diklarifikasi dengan melakukan pembandingan
nilai/tahapan hasil EDS/M dengan SPM dan/atau SNP.
 Tantangan sekolah/madrasah sebaiknya dirumuskan secara spesifik:
– Apabila berkaitan dengan nilai mata pelajaran, maka perlu dirumuskan
besaran tantangan, dan di kelas mana saja;
– Apabila berkaitan dengan guru, maka perlu dirumuskan guru di kelas
mana saja; apakah semua guru mata pelajaran atau satu mata pelajaran
saja, dan seterusnya;
– Apabila berkaitan dengan buku/bahan ajar, maka perlu dirumuskan mata
pelajaran mana saja atau semua mata pelajaran, buku teks, buku
referensi, buku pegangan peserta didik atau guru, untuk kelas mana saja
dan seterusnya.

34
Contoh Rumuskan Tantangan 11
Sekolah/Madrasah
Sekolah/Madrasah
Kondisi Saat Ini (Hasil Standar Acuan
Tantangan
EDS/M) Sekolah/Madrasah
Rasio buku : murid a) < 1:1 Memenuhi rasio
untuk mapel b) 1:1 untuk BI, Matematika, buku : murid
matematika kelas 5 IPA, IPS untuk buku
adalah 1:2. mapel
c) 1:1 untuk semua mapel
Rasio buku : murid matematika
d) > 1:1 untuk semua mapel menjadi 1:1
untuk mapel BI, IPA
(dengan judul buku yang
dan IPS kelas 5 adalah
berbeda)
1:1
Prestasi UASBN/UN 1. < 5,49 (kurang) Menaikkan nilai
sekolah/ madrasah 2. 5,50 – 6,49 (cukup) rata-rata UASBN/
berpredikat cukup UN sebesar 1,39
3. 6,50 – 7,49 (memuaskan)
(6,10) (dari 6,10
4. 7,50 – 10,00 (sangat menjadi 7,49)
memuaskan)

35
12

Tanya Jawab
dan
Kesimpulan

Mengapa slide ini penting?


Upaya memberikan pemahaman yang lebih luas kepada peserta serta untuk mengetahui
keterserapan materi pelatihan oleh peserta.
Inti uraian:
Sebelum membuat kesimpulan sesi, beri kesempatan kepada peserta untuk bertanya
tentang materi yang telah disampaikan.

36
Latihan 2.2.1.a.
Instruksi Pelatih

Judul Cara Mengisi Tabel Pembantu 1. Rangkuman Rekomendasi


Hasil EDS/M

Tujuan Memandu peserta dalam mengisi Tabel Rangkuman Hasil EDS/


Kesimpulan Profil berdasarkan hasil Evaluasi Diri/Kesimpulan Profil
yang asumsinya telah dilakukan sesuai dengan Kategori Program BOS
2010

Waktu 10 menit

Tahapan Kegiatan 1. Minta kepada peserta memperhatikan tabel Pembantu 1


2. Minta peserta untuk mencoba mengisi tabel Pembantu 1
tersebut.

Lembar Kerja Lihat lembar kerja 2.2.1.b. terlampir

Simpulan

37
Latihan 2.2.1.b.

Lembar Kerja - Tabel Pembantu 1


Rangkuman Rekomendasi Hasil EDS/M

Program Sekolah Rekomendasi Hasil EDS/M

38
Latihan 2.2.2.a.
Instruksi Pelatih

Judul Cara Mengisi Tabel 2 – Kriteria dalam Menentukan Skala


Prioritas

Tujuan Memandu peserta dalam mengisi Tabel 2. Kriteria dalam


Menentukan Skala Prioritas dengan mengacu pada Tabel Pembantu
1.

Waktu 15 menit

Tahapan Kegiatan 3. Pastikan peserta bekerja menggunakan Tabel Pembantu 2.


Kriteria dalam Menentukan Skala Prioritas.
4. Minta peserta untuk mengisi tabel Pembantu 2 tersebut.
5. Selanjutnya minta peserta untuk mengelompokkan hasil
pemeringkatan program ke dalam tabel Pembantu 3 yang telah
disiapkan.
6. Mintalah kepada salah seorang peserta untuk memaparkan hasil
kerjanya.

Lembar Kerja Lihat lembar kerja 2.2.2.b. terlampir

Simpulan

39
Latihan 2.2.2.b.

Lembar Kerja.
Tabel Pembantu 2 - Kriteria Menentukan Skala Prioritas

No. Kriteria Ya/Tdak

1. Program rekomendasi mendukung pemenuhan SPM

2. Program rekomendasi mendukung pemenuhan SNP

3. Memiliki kontribusi besar dalam pemenuhan sasaran sekolah

4. Memenuhi harapan pemangku kepentingan

5, Ketersediaan SDM yang memadai

6.

7.

8.

9.

Tabel Pembantu 3 - Kesimpulan Hasil Rekomendasi

Kategori Program BOS Urutan Rekomendasi Hasil EDS dan


No.
2010 Kesimpulan

1.

2.

3.

4.

5,

6.

7.

8.

40
Lembar Bahan Bacaan 2.2.2.

Menentukan Kondisi Sekolah/Madrasah Saat Ini

Setelah sekolah/madrasah melakukan evaluasi diri dan menyusun profil sekolah/madrasah,


maka akan banyak rekomendasi hasil EDS atau kesimpulan profil sekolah/madrasah yang
perlu ditindaklanjuti dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah/madrasah.
Namun demikian, karena keterbatasan sekolah/madrasah baik dari segi sumber daya manusia,
sarana dan prasarana, dana, dan waktu, tidak mungkin seluruh rekomendasi atau kesimpulan
profil sekolah/madrasah dapat ditindaklanjuti oleh sekolah/madrasah. Oleh karena itu, perlu
dilakukan langkah-langkah berikut ini:
1. Mengidentifikasi seluruh rekomendasi hasil evaluasi diri sekolah/madrasah dan
kesimpulan profil sekolah/madrasah, serta mengelompokannya sesuai dengan delapan
standar nasional pendidikan (PP No. 19/2005). Setelah seluruh rekomendasi dan kesim-
pulan profil sekolah/madrasah diidentifikasi, langkah berikutnya adalah memasukan
rekomendasi hasil EDS/kesimpulan profil sekolah/madrasah ke dalam tabel berikut.
Tabel 1. Rangkuman Rekomendasi Hasil EDS/Kesimpulan Prosil
Sekolah/Madrasah

Rekomendasi Hasil EDS/Kesimpulan


Kategori Program BOS 2010
Profil

1. Pengembangan Kompetensi Lulusan


(akademik/nonakademik)

2. Pengembangan Kurikulum/KTSP

3. Pengembangan Proses Pembelajaran

4. Pengembangan Sistem Penilaian

5. Pengembangan Pendidik dan Tenaga


Kependidikan

6. Pengembangan Sarana dan Prasarana


Sekolah

7. Pengembangan Manajemen Sekolah

8. Pembinaan Kesiswaan/Ekstrakurikuler

9. Budaya dan Lingkungan Sekolah

10. Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa


serta Kewirausahaan

41
2. Setelah seluruh rekomendasi hasil EDS/kesimpulan profil dimasukan ke dalam
table 1, maka langkah berikutnya adalah memilih rekomendasi dan kesimpulan
profil tadi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sekolah/madrasah saat ini dengan
menggunakan skala prioritas. Penentuan urutan prioritas ini sebaiknya tidak
menggunakan “scoring (weighted or un-weighted) system” tetapi berdasarkan hasil
musyawarah tim penyusun RKS. Berikut adalah kriteria dalam menetukan skala
prioritas.
Tabel 2. Kriteria Dalam Menentukan Skala Prioritas

No. Kriteria Ya/Tdak

1. Tingkat kepentingan suatu rekomendasi terhadap ketercapaian


tujuan/sasaran sekolah/madrasah.

2. Mencakup bukan hanya harapan penyedia layanan (service provider),


tetapi juga pengguna layanan (service user);

3. Mengacu pada visi, misi, tujuan serta sasaran kegiatan yang sudah
dimiliki oleh sekolah;

4. Mengacu kepada standar pelayanan minimal (SPM 2010), dan/atau


standar nasional pendidikan (SNP) (PP No. 19 tahun 2005).

5. Ketersediaan sumberdaya manusia untuk menangani rekomendasi


tersebut, baik yang ada sekarang maupun yang akan datang

6. Ketersediaan sarana dan prasaran untuk menangani rekomendasi


tersebut, baik yang ada sekarang maupun yang akan datang

7. Ketersediaan dana untuk menangani rekomendasi tersebut.

8. Kesiapan sekolah dalam melaksanakan rekomendasi tersebut.

9. Kecukupan waktu untuk melaksanakan rekomendasi tersebut,

42
3. Kemudian, hasil pemilihan dengan menggunakan skala prioritas tadi, dimasukan ke
dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3. Rekomendasi Hasil EDS dan Kesimpulan Profil Terpilih


Berdasarkan Skala Prioritas

Kategori Program BOS 2010 Hasil EDS/Kesimpulan Profil Terpilih

1. Pengembangan Kompetensi Lulusan


(akademik/nonakademik)

2. Pengembangan Kurikulum/KTSP

3. Pengembangan Proses Pembelajaran

4. Pengembangan Sistem Penilaian

5. Pengembangan Pendidik dan Tenaga


Kependidikan

6. Pengembangan Sarana dan Prasarana


Sekolah

7. Pengembangan Manajemen Sekolah

8. Pembinaan Kesiswaan/Ekstrakurikuler

9. Budaya dan Lingkungan Sekolah

10. Pendidikan Karakter dan Budaya


Bangsa serta Kewirausahaan

43
44
Rencana Sesi 3 (Modul 2)
KONDISI SEKOLAH/MADRASAH YANG SESI 3
DIHARAPKAN

A. PENGANTAR
Visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah/madrasah merupakan aspek yang saling terkait satu
sama lain dalam menentukan kondisi sekolah/madrasah yang diharapkan. Sasaran kegiatan
yang dirumuskan haruslah didasarkan kepada tujuan sekolah/madrasah yang telah
ditetapkan secara bersama. Demikian juga tujuan sekolah/madrasah yang dibuat harus
didasarkan kepada visi dan misi yang telah dirumuskan oleh sekolah/madrasah dengan
para pemangku kepentingan.
Dalam sesi ini dibahas bagaimana visi, misi, tujuan, dan sasaran kegiatan sekolah/
madrasah yang baik dirumuskan, siapa saja yang terlibat, dan bagaimana proses
penyusunannya sehingga bisa diterima oleh semua kalangan dan bisa dilaksanakan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan.

B. TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan cara:
1. Merumuskan visi sekolah/madrasah.
2. Merumuskan misi sekolah/madrasah.
3. Merumuskan tujuan sekolah/madrasah.
4. Menentukan sasaran dan indikator kinerja sekolah/madrasah.

C. POKOK BAHASAN
1. Perumusan Visi Sekolah/Madrasah.
2. Perumusan Misi Sekolah/Madrasah.
3. Perumusan Tujuan Sekolah/Madrasah.
4. Penentuan Sasaran dan Indikator Kinerja Sekolah/Madrasah.

D. WAKTU
Waktu yang tersedia untuk sesi ini adalah 90 menit.

45
E. METODE
1. Presentasi.
2. Tanya jawab.
3. Diskusi kelompok.
4. Latihan.

F. ALAT DAN BAHAN


1. Komputer/laptop dan LCD, papan tulis, spidol, kertas HVS, kertas plano, flipchart.
2. Silabus Modul 2. Perencanaan dan Penganggaran Sekolah/Madrasah.
3. Rencana sesi 3. Kondisi Sekolah/Madrasah yang Diharapkan.
4. Power point (PPt) 1 – 21.
5. Latihan 2.3.1.
a. Instruksi Pelatih
b. Lembar Kerja. Merumuskan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Sekolah/Madrasah.
6. Lembar Bahan Bacaan 2.3.1. Menentukan Kondisi Sekolah/Madrasah yang Diharapkan.

G. STRATEGI

Tahapan Uraian Waktu Alat & Bahan

Tahap 1. 1. Menjelaskan tujuan sesi , dan harapan-harapan 5  PPt 1-5


yang bisa dicapai peserta setelah selesai sesi ini. menit
Pendahuluan  LBB 2.3.1
2. Bertanya kepada dua orang peserta untuk
menjelaskan maksud ’kondisi sekolah/ madrasah
yang diharapkan serta langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam menentukan kondisi
sekolah/madrasah yang diharapkan tersebut’. Hal
ini penting untuk mengetahui pemahaman awal
peserta.

Tahap 2. 1. Membagi peserta menjadi beberapa 20  PPt 6-9


kelompok kecil antara 4-5 orang, kemudian menit
Perumusan bagikan kertas plano kepada masing-masing  LK 2.3.1.
Visi Sekolah/
kelompok.
Madrasah
2. Mintalah kepada masing-masing kelompok
untuk mendiskusikan visi sekolah/madrasah
beserta contohnya, dan tuliskan hasil diskusi
tersebut pada kertas plano.
3. Mintalah kepada salah satu wakil masing-
masing kelompok untuk memaparkan hasil
diskusi kelompok tersebut di depan kelas, dan
mintalah peserta lain untuk menanggapi serta
memberikan masukan.

46
Tahapan Uraian Waktu Alat & Bahan

4. Kelompok pemapar menuliskan masukan-


masukan dari kelompok lain untuk perbaikan
visi sekolah/madrasah yang telah dipaparkan
tadi.
5. Berikan ulasan tentang rumusan visi yang
sesuai dengan aturan yang ada sehingga
peserta memahami konsep visi sekolah/
madrasah dengan benar.
Tahap 3. 1. Masih dengan kelompok yang sama, 20  PPt 10-12
mintalah kelompok untuk mendiskusikan menit
Perumusan misi sekolah/madrasah beserta contohnya.  LBB 2.3.1
Misi Sekolah/
dan tuliskan hasil diskusi kelompok tersebut  LK 2.3.1
Madrasah
pada kertas plano atau gunakan bahan yang
ada di tempat.
2. Mintalah kepada salah satu wakil masing-
masing kelompok untuk memaparkan hasil
diskusi kelompok tersebut di depan kelas,
dan dimintalah peserta lain untuk
menanggapi serta memberikan masukan.
3. Kelompok pemapar menuliskan masukan-
masukan dari kelompok lain untuk
perbaikan misi sekolah/madrasah yang telah
dipaparkan tadi.
4. Berikan ulasan tentang rumusan misi yang
sesuai dengan aturan yang ada sehingga
peserta memahami konsep misi
sekolah/madrasah dengan benar.
Tahap 4. 1. Masih dengan kelompok yang sama, 20  PPt 13-16
mintalah kelompok untuk mendiskusikan menit
Perumusan tujuan sekolah/madrasah beserta contohnya,  LBB 2.3.1
Tujuan
dan tuliskan hasil diskusi kelompok tersebut  LK 2.3.1
Sekolah/
pada kertas plano.
Madrasah
2. Mintalah kepada salah satu wakil masing-
masing kelompok untuk memaparkan hasil
diskusi kelompok tersebut di depan kelas,
dan dimintalah peserta lain untuk
menanggapi serta memberikan masukan.
3. Kelompok pemapar menuliskan masukan-
masukan dari kelompok lain untuk
perbaikan tujuan sekolah/madrasah yang
telah dipaparkan tadi.
4. Berikan ulasan tentang rumusan tujuan yang
sesuai dengan aturan yang ada sehingga
peserta memahami konsep tujuan
sekolah/madrasah dengan benar.

47
Tahapan Uraian Waktu Alat & Bahan

Tahap 5. 1. Masih dengan kelompok yang sama, mintalah 20  PPt 17-20


kelompok untuk mendiskusikan sasaran dan menit
Perumusan  LBB 2.3.1
Sasaran dan indikator kinerja sekolah/ madrasah beserta
Indikator contohnya, dan tuliskan hasil diskusi  LK 2.3.1
Kinerja kelompok tersebut pada kertas plano.
Sekolah/ 2. Mintalah kepada salah satu wakil masing-
Madrasah
masing kelompok untuk memaparkan hasil
diskusi kelompok tersebut di depan kelas,
dan mintalah peserta lain untuk menanggapi
serta memberikan masukan.
3. Kelompok pemapar menuliskan masukan-
masukan dari kelompok lain untuk perbaikan
sasaran dan indikator kinerja sekolah/
madrasah yang telah dipaparkan tadi.
4. Berikan ulasan tentang rumusan sasaran dan
indikator kinerja sekolah/madrasah yang
sesuai dengan aturan yang ada sehingga
peserta memahami konsep sasaran dan
indikator kinerja sekolah/madrasah dengan
benar.

Tahap 8. Tutup sesi ini dengan beberapa kesimpulan hasil 5  PPt 21


diskusi yang telah dilakukan. menit
Penutup

H. REFERENSI
1. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan.
3. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Peraturan perundang-undangan lainnya yang relevan.

48
1

Sesi 3

Menentukan Kondisi Sekolah/Madrasah

Mengapa slide ini penting?


Pelatih menegaskan bahwa salah satu substansi penting dalam penyusunan rencana kerja
sekolah/madrasah adalah menentukan kondisi sekolah/madrasah yang diharapkan secara
sengaja selama empat tahun yang akan datang.
Inti uraian:
Jelaskan kepada peserta bahwa substansi kondisi yang diharapkan di masa depan
merupakan tema penting berikutnya setelah pembahasan tentang kondisi
sekolah/madrasah hari ini.

Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan cara…

 merumuskan visi sekolah/madrasah,


 merumuskan misi sekolah/madrasah,
 merumuskan tujuan sekolah/madrasah,
 menentukan sasaran dan indikator kinerja sekolah/madrasah.

49
Mengapa slide ini penting?
Pelatih menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam sesi ini.
Inti uraian:
1. Terdapat 6 elemen penting dalam menentukan kondisi masa depan sekolah/madrasah,
antara lain visi-misi-tujuan-sasaran-program dan kegiatan.
2. Dalam sesi 3 ini akan di bahas empat elemen penting terlebih dahulu. Sedangkan
program dan kegiatan akan dibahas pada sesi berikutnya.

Pokok Bahasan
1. Perumusan Visi Sekolah/Madrasah.
2. Perumusan Misi Sekolah/Madrasah.
3. Perumusan Tujuan Sekolah/Madrasah.
4. Penentuan Sasaran dan Indikator Kinerja Sekolah/Madrasah

Mengapa slide ini penting?


Menegaskan pentingnya pokok-pokok bahasan sesi yang juga mencerminkan level
kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta.
Inti uraian:
1. Kemampuan dalam merumuskan visi sekolah/madrasah yang baik sesuai dengan
kriteria.
2. Kemampuan dalam menyusun dan merumuskan misi sekolah/madrasah yang baik
sesuai dengan kriteria.
3. Kemampuan dalam menyusun dan merumuskan tujuan sekolah/madrasah yang baik
sesuai dengan kriteria.
4. Kemampuan dalam menyusun dan menrumuskan sasaran sekolah/madrasah yang baik
sesuai dengan kriteria.

50
4

Kondisi Sekolah/Madrasah Yang


Diharapkan
1. Seperti apa seharusnya sekolah/madrasah ini empat tahun mendatang?
2. Sesuai dengan harapan sekolah/madrasah dan para pemangku
kepentingan.
3. Apa yang dianggap penting oleh sekolah/ madrasah dan para pemangku
kepentingan, dan apa yang menjadi perhatian mereka dalam kinerja
sekolah/madrasah?

Mengapa slide ini penting?


Menjelaskan perspektif harapan dari berbagai pemangku kepentingan sekolah/madrasah
dalam 4 tahun yang akan datang.
Inti uraian:
1. Pertama, jelaskan gambaran kinerja yang akan dicapai oleh sekolah/madrasah sesuai
dengan harapan pemangku kepentingan (Lihat poin 1 dan 2).
Kedua, berdasarkan kinerja tahun-tahun sebelumnya, identifikasi apakah persoalan dan
tantangan utama yang ingin diwujudkan oleh pemangku kepentingan dalam empat tahun
mendatang.

5
Langkah Menentukan Kondisi
Sekolah/Madrasah Yang Diharapkan
1. Merumuskan visi sekolah/madrasah.

2. Merumuskan misi sekolah/madrasah.

3. Merumuskan tujuan sekolah/madrasah.

4. Menentukan sasaran dan indikator kinerja sekolah/madrasah.

51
Mengapa slide ini penting?
Slide ini menjelaskan langkah menetapkan kondisi masa depan sekolah/madrasah menurut
pendekatan perencanaan strategis.
Inti uraian:
1. Terdapat empat langkah utama (cukup jelas).
2. Urutan menunjukkan mana elemen yang disusun terlebih dahulu baru diikuti elemen
berikutnya.

Apakah Visi Sekolah/Madrasah Itu?


1. Gambaran apa yang diinginkan sekolah/ madrasah di masa depan.
2. Dikembangkan sesuai dengan keinginan atau cita-cita sekolah/madrasah
dengan tetap berkepribadian Indonesia.
3. Mengacu kondisi lingkungan sekolah/madrasah dan daerah, tujuan
pendidikan dasar dan pendidikan nasional.
4. Mempertimbangkan potensi dan harapan masyarakat sekolah/madrasah.

Mengapa slide ini penting?


Menguraikan/mendefinisikan visi sekolah/madrasah.
Inti uraian:
1. Gambaran keadaan yang dicita-citakan akan terwujud/tercipta pada periode waktu 4
tahun yang akan datang.
2. Rumusan/gambaran/wujud cita-cita sekolah/madrasah dimaksud, sebaiknya
mempertimbangkan kondisi lingkungan internal dan eksternal, antara lain:
o Lingkungan internal:
• Kekuatan dan kelemahan sekolah/madrasah.
• Harapan pemangku kepentingan sekolah/madrasah.
o Lingkungan eksternal:
• Kondisi lingkungan daerah.
• Tujuan pendidikan dasar dan nasional.
• Persaingan global yang terus berubah.

52
7
Rumusan Visi Sekolah/Madrasah
(Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007)

1. Dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah/madrasah dan segenap


pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang
2. Mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga
sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan
3. Dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga sekolah/ madrasah
dan pihak-pihak yang berkepentingan selaras dengan visi institusi di
atasnya serta visi pendidikan nasional.
4. Diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala
sekolah/madrasah dengan memperhatikan masukan komite
sekolah/madrasah.
5. Disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan.
6. Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan
perkembangan dan tantangan di masyarakat.

Mengapa slide ini penting?


Memberikan argumen legal yuridis yang dapat diacu oleh sekolah/madrasah dalam
penyusunan visi.
Inti uraian:
Cukup jelas, selanjutnya dapat dibaca lebih lengkap dalam Permendiknas Nomor 19
Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.

8
Rambu-rambu Perumusan Visi
1. Mengacu kepada landasan filosofis bangsa, UUD, dll. yang bersifat baku
dan telah menjadi pegangan hidup bangsa Indonesia.
2. Memiliki indikator pengembangan prestasi akademik dan non akademik.
3. Berkepribadian, nasionalisme, budaya nasional Indonesia.
4. Perkembangan era global.
5. Perkembangan IPTEK.
6. Dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan.
7. Sesuai konteks daerah, sekolah/madrasah, visi yayasan.
8. Belum operasional.
9. Menggambarkan harapan masa datang.

53
9

Contoh Rumusan Visi Sekolah:


“Terwujudnya lulusan SMP yang berkualitas,
kompetitif dan berakhlak mulia”

Mengapa slide ini penting?


Memberikan gambaran konkrit sebuah pernyataan visi yang baik di tingkat Sekolah
Menengah Pertama.
Inti uraian:
1. Sekolah/madrasah dapat mengembangkan rumusan visi yang baik sesuai dengan
kriteria dan kondisi lingkungan sebagaimana telah dijelaskan dalam paparan
sebelumnya.
2. Pelatih dapat meminta peserta untuk menyebutkan asal sekolah/madrasahnya dan
menyebutkan visi yang telah disusun selama ini serta gambaran perubahannya setelah
mengikuti uraian tentang visi.
3. Pelatih dapat menambahkan contoh-contoh visi lainnya untuk memperkaya peserta
dalam contoh visi yang konkrit.

10

Merumuskan Misi
• Adalah tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi.
• Bentuk layanan utama yang dituangkan dalam visi dengan
berbagai indikatornya.
• Menggunakan kalimat ’tindakan’ dan bukan ’keadaan’
sebagaimana pada rumusan visi.

54
Mengapa slide ini penting?
Menjelaskan pemahaman tentang misi dan kriteria utama penyusunan misi yang baik.
Inti uraian:
1. Terdapat 3 kriteria penting yang sebaiknya dipahami oleh peserta. Jelaskan dan bila
diperlukan berikan contoh-contohnya.
2. Yang dimaksud bentuk layanan utama adalah tugas pokok dan fungsi
sekolah/madrasah dalam melayani para pemangku kepentingan. Hal ini biasanya
tercermin dalam bidang layanan struktur organisasi sekolah/madrasah.
Kalimat tindakan, biasanya dirumuskan dimulai dengan kata kerja, bukan kata benda atau
dibendakan seperti dalam penyusunan visi. Kalimat tindakan misalnya: meningkatkan,
mewujudkan, menyediakan, dll.

11
Rumusan Misi Sekolah/Madrasah
(Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007)

1. dengan tujuan pendidikan nasional;


2. Merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;
3. Menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah;
4. Menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang
diharapkan oleh sekolah/madrasah;
5. Memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program
sekolah/madrasah;
6. Memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-
satuan unit sekolah/madrasah yang terlibat;
7. Dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang
berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh
rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah;
8. Disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan;
9. Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan
perkembangan dan tantangan di masyarakat.

Mengapa slide ini penting?


Memberikan argumen legal yuridis yang dapat diacu oleh sekolah/madrasah dalam
penyusunan misi.
Inti uraian:
Cukup jelas, selanjutnya dapat dibaca lebih lengkap dalam Permendiknas Nomor 19
Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.

55
12
Contoh Rumusan Misi
Sekolah/Madrasah

1. Menumbuhkembangkan sikap, perilaku, dan sikap amaliah yang


berlandaskan agama Islam di Madrasah.
2. Menumbuhkan semangat belajar agama Islam.
3. Melaksanakan bimbingan dan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan
menarik sehingga peserta didik berkembang secara optimal sesuai dengan
potensi yang mereka miliki.
4. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif dan daya saing yang
sehat kepada seluruh warga sekolah baik prestasi akademik maupun non
akademik.
5. Menata lingkungan sekolah yang bersih, sehat, dan indah.
6. Mendorong, membantu dan memfasilitasi peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan, bakat, dan minatnya sehingga dapat
dikembangkan secara lebih optimal dan memiliki daya saing yang tinggi.

Mengapa slide ini penting?


Memberikan gambaran konkrit sebuah pernyataan misi di tingkat sekolah/madrasah.
Inti uraian:
1. Sekolah/madrasah dapat mengembangkan rumusan misi yang baik sesuai dengan
konteks layanan utama/tupoksinya
2. Pelatih dapat meminta peserta untuk menyebutkan asal sekolah/madrasahnya dan
menyebutkan misi yang telah disusun selama ini serta gambaran perubahannya setelah
mengikuti uraian tentang misi.
3. Pelatih dapat menambahkan contoh-contoh visi lainnya untuk memperkaya peserta
dalam contoh misi yang konkrit.

13

Merumuskan Tujuan
Tujuan sekolah/madrasah pada dasarnya merupakan langkah
untuk mewujudkan misi sekolah/madrasah dalam jangka waktu
tertentu.

56
Mengapa slide ini penting?
Menjelaskan pemahaman tentang tujuan sekolah/madrasah dan kriteria utama penyusunan
tujuan sekolah/madrasah yang baik.
Inti uraian:
1. Tujuan sekolah/madrasah pada dasarnya adalah langkah/tindakan untuk mewujudkan
misi agar sekolah/madrasah mencapai kualitas layanan dengan standar kualitas
tertentu.
2. Rekomendasi template penyusunan tujuan dapat diberikan sebagai berikut:
• Tujuan diselenggarakannya misi.....agara sekolah/madrasah
menjadi.........sehingga........

14
Rumusan Tujuan Sekolah/Madrasah
(Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007)

1. Menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka


menengah (4 tahunan);
2. Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan
dengan kebutuhan masyarakat;
3. Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan
oleh sekolah/madrasah dan Pemerintah;
4. Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan
termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat
dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah;
5. Disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak
yang berkepentingan.

Mengapa slide ini penting?


Memberikan argumen legal yuridis yang dapat diacu oleh sekolah/madrasah dalam
penyusunan tujuan.
Inti uraian:
Cukup jelas, selanjutnya dapat dibaca lebih lengkap dalam Permendiknas Nomor 19
Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.

57
15
Contoh Tujuan Tahap I (2010 – 2013)
1. Meningkatkan pengamalan 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun)
pada seluruh warga sekolah.
2. Meningkatkan pengamalan shalat berjamaah (zhuhur) di madrasah.
3. Meningkatkan nilai rata-rata UN secara berkelanjutan.
4. Mewujudkan tim olahraga dan kesenian yang mampu bersaing di tingkat
provinsi dan nasional.
5. Meningkatkan jumlah lulusan yang diterima di sekolah atau perguruan
tinggi yang baik;
6. Meningkatkan kepedulian warga madrasah terhadap kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan madrasah.

Mengapa slide ini penting?


Memberikan gambaran konkrit sebuah pernyataan tujuan di tingkat sekolah/madrasah.
Inti uraian:
1. Sekolah/madrasah dapat mengembangkan rumusan tujuan yang baik sesuai dengan
konteks layanan utama/tupoksinya
2. Pelatih dapat meminta peserta untuk menyebutkan asal sekolah/madrasahnya dan
menyebutkan salah satu tujuan dalam eksisting RKS-nya yang mengacu kepada misi
dan gambaran perubahannya setelah mengikuti uraian tentang misi.
3. Pelatih dapat menambahkan contoh-contoh tujuan lainnya untuk memperkaya peserta
dalam contoh tujuan yang konkrit.

16
Contoh Tujuan Tahap II (2014 – 2017)
1. Mewujudkan tim olimpiade matematika, sains dan KIR yang mampu
bersaing di tingkat nasional.
2. Meningkatkan jumlah sarana dan prasarana serta pemanfaatannya yang
mendukung peningkatan prestasi akademik dan non akademik.
3. Meningkatkan jumlah peserta didik yang menguasai bahasa Inggris dan Arab
secara aktif.
4. Mewujudkan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang diperhitungkan oleh
masyarakat kabupaten pada khususnya dan provinsi pada umumnya.
5. Mewujudkan sekolah ini sebagai sekolah rujukan di tingkat kota dan
provinsi.

58
Mengapa slide ini penting?
Memberikan gambaran konkrit sebuah pernyataan tujuan di tingkat sekolah/madrasah.
Inti uraian:
1. Sekolah/madrasah dapat mengembangkan rumusan tujuan yang baik sesuai dengan
konteks layanan utama/ tupoksinya
2. Pelatih dapat meminta peserta untuk menyebutkan asal sekolah/madrasahnya dan
menyebutkan salah satu tujuan dalam eksisting RKS-nya yang mengacu kepada misi
dan gambaran perubahannya setelah mengikuti uraian tentang misi.
Pelatih dapat menambahkan contoh-contoh tujuan lainnya untuk memperkaya peserta
dalam contoh tujuan yang konkrit.

21

Latihan 2.3.1.
Gunakan lembar kerja 2.3.1.

Tanya Jawab dan Kesimpulan

Mengapa slide ini penting?


Menjelaskan konsep pemahaman tentang sasaran sekolah/madrasah dan kriteria utama
penyusunan sasaran sekolah/madrasah yang baik.
Inti uraian:
1. Berbeda dengan 3 elemen sebelumnya penyusunan sasaran diharapkan tidak lagi
bersifat kualitatif akan tetapi kuantitatif.
2. Secara hirarki sasaran disusun untuk mewujudkan tujuan sekolah/madrasah yang ada.
3. Penyusunan sasaran penting adanya agar program dan kegiatan dapat disusun secara
lebih baik.
4. Format penyusunan sasaran yang baik menggunakan pola SMART.
• Spesifik, jelas untuk fokus pada layanan tertentu.
• Measurable/terukur; dituliskan berupa jumlah, rasio mauoun % yang akan dicapai.
• Achievable, dapat dicapai menggunakan sumberdaya yang tersedia.
• Realistic, wajar sesuai dengan trend pencapaian selama 5 tahun terakhir.
Timebond, terdapat kerangka waktu yang jelas dalam 4 tahun pelajaran/4 tahun anggaran.

59
18

Langkah-langkah Menentukan Sasaran:


1. Mengidentifikasi harapan pemangku kepentingan;
2. Merumuskan tantangan sekolah/madrasah
3. Menetapkan tantangan utama (prioritas) tantangan sekolah/madrasah;
4. Menentukan penyebab utama tantangan;
5. Menentukan alternatif pemecahan tantangan.

Mengapa slide ini penting?


Memberikan pedoman langkah dalam menyusun sasaran dan menetukan target sasaran di
tingkat sekolah/madrasah.
Inti uraian:
• Uraikan dan jelaskan 5 tahapan utama langkah praktis dalam menyusun dan
menentukan sasaran.
• Informasi lebih lanjut, pelatih dapat membaca lembar bahan bacaan sesi 3 modul 2
pembahasan Menyusun dan Menentukan Sasaran.

19

Contoh Sasaran:
 Meningkatnya rata-rata nilai UASBN Matematika sebesar 1,51 (dari 6,49
menjadi 8) pada tahun ajaran 2010-2012.
 Meningkatnya rata-rata nilai UASBN IPA sebesar 1,26 (dari 6,74 menjadi
8) pada tahun ajaran 2011.
 Terselesaikannya 100% pembangunan masjid madrasah dan melengkapi
berbagai sarana yang dibutuhkan.

60
Mengapa slide ini penting?
Memberikan gambaran konkrit sebuah pernyataan sasaran di tingkat sekolah/madrasah.
Inti uraian:
1. Sekolah/madrasah dapat mengembangkan rumusan sasaran yang baik sesuai dengan
tujuan sekolah/madrasah.
2. Pelatih dapat meminta peserta untuk menyebutkan asal sekolah/madrasahnya dan
menyebutkan salah satu sasaran sekolah/madrasah dalam eksisting RKS-nya dan
gambaran perubahannya setelah mengikuti uraian tentang sasaran.
Pelatih dapat menambahkan contoh-contoh sasaran lainnya untuk memperkaya peserta
dalam contoh penyusunan sasaran secara konkrit.

20
Menentukan Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah ukuran yang digunakan untuk menilai berhasil atau
tidaknya suatu kegiatan yang telah dilakukan untuk mencapai sasaran.
Apabila indikator kinerja telah dapat dicapai, maka kegiatan tersebut dapat
dikatakan berhasil.

Indikator kinerja dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif, yang penting dapat
diukur dan dirumuskan secara spesifik, operasional, dan dalam bentuk
kalimat pernyataan.

Contoh :

“Tahun 2014 rata-rata nilai UASBN/UN sebesar 7,00 berpredikat


memuaskan”

Mengapa slide ini penting?


Menjelaskan cara menentukan indikator kinerja sekolah/madrasah.
Inti uraian:
1. Indikator kinerja perlu dirumuskan agar sekolah/madrasah dapat dengan mudah
memastikan apakah sasaran telah tercapai.

61
19

Latihan 2.3.1.
Gunakan lembar kerja 2.3.1.

Tanya Jawab dan Kesimpulan

Mengapa slide ini penting?


Memberikan ruang bagi peserta untuk mengklarifikasi, menanyakan konsep yang belum
dipahami atau tidak disetujui bahkan bila mungkin memberikan kesempatan untuk berbagi
pengalaman dalam proses penyusunan
Inti uraian:
• Kesimpulan memberikan catatan penting pokok-pokok persoalan sekaligus tantangan
dalam menyususn visi-misi-tujuan-sasaran.
• Pelatih mengkonfirmasi balik kepada peserta dengan menanyakan apakah tujuan sesi
ini telah dicapai?

62
Latihan 2.3.1.
A. Instruksi Pelatih

Judul Merumuskan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Sekolah/Madrasah

Tujuan 1. Peserta dapat merumuskan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah/
madrasah sesuai dengan kriteria yang baik
2. Peserta dapat mengevaluasi penyusunan visi, misi, tujuan, dan
sasaran sekolah/madrasah masing-masing berdasarkan kriteria yang
baik.

Waktu 60 menit

Tahapan Kegiatan 1. Tiap kelompok dipersilahkan berdiskusi untuk merumuskan sebuah


hirarki rencana strategis sekolah/madrasah yang terdiri dari visi,
misi, tujuan, dan sasaran sekolah/madrasah.
2. Peserta diminta untuk membuka dokumen perencanaan sekolah/
madrasah yang telah disusun (bila ada), sebagaimana bahan acuan
awal untuk menyusun dokumen perencanaan strategis di sekolah/
madrasah.
3. Kelompok diminta memastikan bahwa rumusan visi-misi-tujuan-
sasaran-program dan kegiatan yang disusun sesuai dengan kriteria
penyusunan.
4. Kelompok diminta untuk hanya memilih/menuliskan satu pernyataan
saja dari setiap elemen perencanaan strategis yang diminta
5. Tuliskan hasil diskusi tersebut pada kertas plano.
6. Salah seorang anggota masing-masing kelompok memaparkan hasil
diskusi tersebut. Kelompok lain silahkan untuk menanggapi dan
memberikan masukan.
7. Kelompok pemapar membuat simpulan akhir rumusan visi, misi,
tujuan, dan sasaran sekolah/madrasah tersebut.
8. Pelatih utama memberikan catatan tambahan ataupun ulasan
penegasan hal-hal penting yang harus di perhatikan oleh peserta
berdasarkan pengamatan hasil kerja kelompok.

Lembar Kerja Lihat lembar kerja terlampir.

63
Lembar Kerja 2.3.1.

Merumuskan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, dan Indikator Kinerja

No Elemen Pernyataan

1 Visi

2 Misi

3 Tujuan

4 Sasaran

5 Indikator
Kinerja

64
Lembar Bahan Bacaan 2.3.1.

Menentukan Kondisi Sekolah/Madrasah Yang Diharapkan

Dalam menentukan kondisi sekolah/madrasah yang diharapkan, ada dari 4 (empat) langkah
yang harus dilakukan oleh sekolah/madrasah, yakni:
1. Merumuskan visi sekolah/madrasah
2. Merumuskan misi sekolah/madrasah
3. Merumuskan tujuan sekolah/madrasah
4. Merumuskan sasaran dan indikator kinerja.

A. Merumuskan Visi Sekolah/Madrasah


Visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan keadaan sekolah/madrasah yang
diinginkan di masa datang. Visi sekolah/madrasah dikembangkan sesuai dengan keinginan
atau cita-cita sekolah/madrasah dengan tetap berkepribadian Indonesia. Artinya visi suatu
sekolah/madrasah harus mengacu kepada kondisi lingkungan sekolah/madrasah dan
daerah, namun juga harus bermuatan nasionalisme. Hal ini penting ditekankan untuk
menghindari terjadinya kekeliruan bahwa sekolah/madrasah ’bebas’ menentukan visinya
dan tidak terkait dengan kebijakan pihak lain. Di samping itu, visi sekolah/madrasah juga
harus mempertimbangkan kondisi nyata sekolah/madrasah serta potensi yang dimiliki
sekolah/madrasah dan harapan masyarakat sekolah/madrasah. Artinya jenis dan mutu
layanan pendidikan seperti apa yang diharapkan oleh orang tua dan masyarakat
sekolah/madrasah untuk mewujudkan harapan tersebut.
Dalam lampiran Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 dijelaskan bahwa visi:
1. Dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan pada masa yang akan datang;
2. Mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga sekolah/madrasah
dan segenap pihak yang berkepentingan;
3. Dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga sekolah/madrasah dan pihak-pihak
yang berkepentingan selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan
nasional;
4. Diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah
dengan memperhatikan masukan komite sekolah/madrasah;
5. Disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan;
6. Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan
tantangan di masyarakat.

65
Dalam perumusan visi sekolah/madrasah perlu memperhatikan rambu-rambu berikut.
1. Mengacu kepada landasan filosofis bangsa, UUD, dll. yang bersifat baku dan telah
menjadi pegangan hidup bangsa Indonesia;
2. Memiliki indikator pengembangan prestasi akademik dan non akademik;
3. Berkepribadian, nasionalisme, budaya nasional Indonesia;
4. Perkembangan era global;
5. Perkembangan IPTEK;
6. Dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan;
7. Sesuai konteks daerah, sekolah/madrasah, visi yayasan;
8. Belum operasional;
9. Menggambarkan harapan masa datang.
Contoh rumusan visi sekolah/madrasah:
”Terwujudnya lulusan yang berkualitas, kompetitif dan berakhlaq mulia”

B. Merumuskan Misi Sekolah/Madrasah


Misi adalah tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Jadi misi merupakan penjabaran
visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban, dan rancangan tindakan yang dijadikan
arahan untuk mewujudkan visi sekolah/madrasah. Dengan kata lain, misi adalah bentuk
layanan untuk memenuhi tuntutan sekolah/madrasah yang dituangkan dalam visi dengan
berbagai indikatornya. Rumusan misi selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan
’tindakan’ dan bukan kalimat yang menunjukkan ’keadaan’ sebagaimana pada rumusan visi.
Dalam lampiran Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 dijelaskan bahwa misi sekolah/
madrasah:
1. Memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah/madrasah sesuai dengan tujuan
Pendidikan nasional;
2. Merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;
3. Menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah;
4. Menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan
oleh sekolah/madrasah;
5. Memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program sekolah/
madrasah;
6. Memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-satuan unit
sekolah/madrasah yang terlibat;
7. Dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan termasuk
komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin
oleh kepala sekolah/madrasah;

66
8. Disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan;
9. Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan
tantangan di masyarakat.
Contoh rumusan misi sekolah/madrasah:
”Penyelenggaraan pendidikan yang memberi kesempatan luas pada peserta didik
untuk mengembangkan kemampuan, bakat dan minat”

C. Menentukan Tujuan Sekolah/Madrasah


Langkah berikutnya setelah visi dan misi dirumuskan adalah merumuskan tujuan
sekolah/madrasah selama empat tahun ke depan menuju standar pelayanan minimal
(SPM) dan atau standar nasional pendidikan (SNP). Dengan demikian, tujuan sekolah/
madrasah pada dasarnya adalah langkah untuk mewujudkan visi sekolah/madrasah yang
telah dicanangkan. Dalam lampiran Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 dijelaskan
bahwa tujuan sekolah/madrasah:
1. Menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah (empat
tahunan);
2. Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan
kebutuhan masyarakat;
3. Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah/
madrasah dan Pemerintah;
4. Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite
sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh
kepala sekolah/madrasah;
5. Disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan.
Dalam menentukan tujuan, sekolah/madrasah sebaiknya merumuskan secara bersama
dengan para pemangku kepentingan. Hal ini penting karena keterlibatan secara aktif dari
semua pemangku kepentingan adalah salah satu kunci keberhasilan sebuah
sekolah/madrasah. Keterlibatan pemangku kepentingan harus diupayakan dari sejak awal.
Jika pemangku kepentingan terlibat dalam proses pembuatan rencana kerja
sekolah/madrasah, maka keterlibatan mereka dalam pelaksanaan program-program kerja
sekolah/madrasah juga akan meningkat.
Pertanyaan kunci yang harus dijawab dalam menetapkan tujuan adalah: Seperti apa
seharusnya sekolah/madrasah ini empat tahun mendatang? Atau hal-hal apa saja yang
dianggap penting oleh pemangku kepentingan dan yang menjadi perhatian mereka dalam
kinerja sekolah/madrasah?

67
Dalam menetapkan tujuan sekolah/madrasah hendaknya:
1. Dirumuskan berdasarkan hasil evaluasi diri terhadap kondisi nyata sekolah/madrasah
saat ini, bagian mana yang akan ditingkatkan, diperbaiki atau dicapai dalam empat tahun
ke depan;
2. Mengacu kepada standar pelayanan minimal (SPM 2010), dan/atau standar nasional
pendidikan (SNP) (PP No. 19/2005).
3. Mengacu pada visi dan misi serta tujuan yang sudah dimiliki oleh sekolah/madrasah;
4. Berorientasi pada peningkatan/perbaikan sekolah/madrasah (school improvement),
termasuk memperkuat kapasitas sekolah/madrasah dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan menyampaikan pengetahuan tersebut kepada peserta didik, serta
memperkuat kapasitas sekolah/madrasah dalam kolaborasi yang dibangun atas dasar
kepercayaan;
5. Mencakup bukan hanya harapan penyedia layanan (service provider), tetapi juga
pengguna layanan (service user);
Contoh rumusan tujuan sekolah/madrasah:
”Meningkatkan prestasi akademik peserta didik”

D. Menentukan Sasaran Dan Indikator Kinerja


Sasaran adalah tantangan utama yang akan dicapai sekolah/madrasah dalam waktu empat
tahun ke depan. Penetapan sasaran sekolah/madrasah ini bertujuan untuk dijadikan
pedoman dalam penyusunan program dan kegiatan yang akan dilakukan dalam waktu
tertentu guna merealisasikan alternatif pemecahan tantangan yang telah dirumuskan.
Penentuan sasaran yang baik, harus memperhatikan 5 hal, yang dapat disingkat SMART,
yakni:
1. Specific: secara jelas mengidentifikasikan apa yang harus dicapai.
2. Measurable (terukur): secara jelas menggambarkan ukuran sasaran
3. Achievable (dapat dicapai): realistis, dalam arti memungkinkan untuk dicapai.
4. Relevant (relevan): berkaitan dengan kepentingan peserta didik dan pemangku
kepentingan sekolah/madrasah
5. Time bound (berjangka waktu): tercapai dalam jangka waktu tertentu
Contoh rumusan sasaran:
”Pada tahun 2014 prestasi UASBN/UN berpredikat memuaskan (7,00)”

Indikator kinerja adalah ukuran yang digunakan untuk menilai berhasil atau tidaknya suatu
kegiatan yang telah dilakukan untuk mencapai sasaran. Apabila indikator kinerja telah dapat
dicapai, maka kegiatan tersebut dapat dikatakan berhasil; sebaliknya apabila indikator
kinerja belum dapat dicapai, maka kegiatan dapat dikatakan belum berhasil. Indikator
harus ditentukan agar kegiatan yang ditetapkan dapat diukur keberhasilannya dalam
mencapai sasaran.

68
Indikator kinerja dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif, yang penting dapat diukur dan
dirumuskan secara spesifik, operasional, dan dalam bentuk kalimat pernyataan.
Contoh rumusan indikator kinerja:
“Tahun 2014 rata-rata nilai UASBN/UN sebesar 7,00 berpredikat memuaskan”

Tabel 3. Contoh Rumusan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, dan Indikator Kinerja

VISI MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA


Terwujudnya Penyelenggaraan Meningkatan Pada tahun 2014 Tahun 2014 rata-rata
lulusan yang pendidikan yang prestasi prestasi nilai UASBN/UN
berkualitas, memberi kesempatan akademik UASBN/UN sebesar 7,00
berpredikat berpredikat
kompetitif luas pada peserta peserta didik
memuaskan (7,00) memuaskan
dan didik untuk
berakhlaq mengembangkan
mulia kemampuan, bakat
dan minat

Kondisi Nyata Sekolah:


Prestasi UASBN/UN berpredikat cukup (6,10)

69
70
Rencana Sesi 4 (Modul 2)
PROGRAM, PENANGGUNGJAWAB PROGRAM, KEGIATAN, SESI 4
INDIKATOR KINERJA DAN JADWAL KEGIATAN

A. PENGANTAR
Salah satu kebijakan pemerintah saat ini adalah mengembangkan otonomi sekolah/
madrasah. Manajemen berbasis sekolah/madrasah (MBS/M) merupakan salah satu cara
untuk mewujudkan kebijakan tersebut.
Salah satu aspek kunci keberhasilan MBS adalah sekolah/madrasah membuat program
yang berbasis data. Hanya dengan program yang berbasis data serta pemilihan program
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sekolah/madrasah saat inilah, mutu pendidikan di
sekolah/madrasah akan dapat ditingkatkan dan kewajiban untuk menuntaskan wajib
belajar 9 tahun dapat dipenuhi, terutama untuk anak dari keluarga yang kurang mampu
secara ekonomi. Sedangkan indikator kinerja diperlukan untuk mengukur ketercapaian
program/kegiatan yang telah dilaksanakan.

B. TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan:
1. Konsep dan cara merumuskan program.
2. Cara menentukan penanggungjawab program.
3. Konsep dan cara merumuskan kegiatan.
4. Cara menyusun jadwal kegiatan.

C. POKOK BAHASAN
1. Pengertian dan Langkah-langkah Penyusunan Program serta Penentuan Penanggung-
jawab Program.
2. Pengertian dan Langkah-langkah dalam Merumuskan Kegiatan serta Jadwal Kegiatan.

D. WAKTU
Total waktu yang disediakan untuk sesi ini adalah 90 menit.

E. METODE
1. Ceramah.
2. Latihan/kerja kelompok.
3. Tanya jawab.

71
F. ALAT DAN BAHAN
1. Komputer/laptop dan LCD, papan tulis, spidol, kertas HVS, kertas plano, flipchart.
2. Silabus Modul 2. Perencanaan dan Penganggaran Sekolah/Madrasah.
3. Rencana Sesi 4. Menyusun Program dan Kegiatan.
4. Power point (PPt 1 – 13).
5. Latihan 2. 4.1.
a. Instruksi Pelatih
b. Lembar Kerja. Tabel Pembantu - Penyusunan Program.
6. Lembar Bahan Bacaan 2.4.1. Menyusun Program dan Kegiatan.

G. STRATEGI

Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan

Tahap 1. Menjelaskan kepada peserta tujuan sesi ini, serta 5  PPt 1-3
harapan-harapan yang bisa dicapai oleh peserta. menit
Pendahulan

Tahap 2. 1. Menjelaskan kepada peserta konsep program 20  PPt 4-8


dan cara-cara merumuskan sebuah program menit
Materi Pengantar disertai contoh yang jelas dengan  LK 2.4.1.
Tentang Program menggunakan tabel pembantu 1.
2. Memberi kesempatan kepada peserta untuk
melakukan praktik perumusan sebuah program
dengan menggunakan tabel pembantu 1.
3. Minta seorang peserta untuk memapar-kan
hasil pekerjaaannya, dan peserta lain
menanggapi dan memberikan masukan.

Tahap 3. 1. Menjelaskan kepada peserta tentang konsep 20  PPt 9


kegiatan, dan cara-cara perumusan suatu
Merumuskan menit
kegiatan disertai contoh yang jelas dengan
Kegiatan
menggunakan tabel pembantu.
2. Memberi kesempatan kepada peserta untuk
melakukan praktik merumuskan satu kegiatan
dengan menggunakan tabel pembantu.
3. Mintalah salah seorang peserta untuk
memaparkan hasil pekerjaaannya, dan peserta
lain menanggapi dan memberikan masukan.

Tahap 4. Menjelaskan kepada peserta cara-cara 15  PPt 10


menetapkan seorang penanggung jawab program menit
Penanggung-
dan alasan-alasan perlunya penanggung jawab
jawab Kegiatan
program dengan menggunakan tabel pembantu.

72
Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan

Tahap 6. 1. Menjelaskan kepada peserta cara-cara 20  PPt 11-12


membuat jadwal kegiatan disertai contoh menit
Penyusunan  LK 2.4.1.
Jadwal Kegiatan yang jelas dengan menggunakan tabel
pembantu.
2. Memberikan kesempatan kepada peserta
untuk melakukan praktik pembuatan satu
contoh jadwal kegiatan dengan menggunakan
tabel pembantu.
3. Minta salah seorang peserta untuk mema-
parkan hasil pekerjaaannya, peserta lain
menanggapi dan memberikan masukan.

Tahap 7. Berikan kesimpulan tentang materi sesi ini secara 10  PPt 13


keseluruhan dengan singkat dan padat sebagai menit
Penutup
kegiatan akhir sesi ini.

H. REFERENSI
1. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

73
1

Sesi 4

Menyusun Program dan Kegiatan

Mengapa slide ini penting?


Memberikan gambaran akan topik-topik yang tercakup dalam sesi ini.
Inti uraian:
Pelatih menjelaskan kepada peserta tentang topik-topik yang tercakup dalam sesi 4 ini,
dan diharapkan akan adanya motivasi dan ketertarikan peserta kepada topik-topik
tersebut.

Tujuan Sesi

Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu menjelaskan…

• cara merumuskan program;


• cara menentukan penanggung jawab program;
• konsep dan cara merumuskan kegiatan; dan
• cara menyusun jadwal kegiatan.

Mengapa slide ini penting?


Memberikan pemahaman tentang apa-apa yang diharapkan dapat dicapai dalam sesi ini.
Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran akan lebih efektif apabila tujuan yang akan
dicapai dalam pembelajaran ini diinformasikan kepada peserta pada awal pembelajaran.

74
Inti uraian:
• Pelatih memaparkan secara singkat tentang tujuan yang ingin dicapai dalam sesi ini.
• Sebutkan satau persatu tujuan sesi ini seperti yang dituliskan dalam slide.

Pokok Bahasan

1. Pengertian dan Langkah-langkah Penyusunan Program serta Penentuan


Penanggungjawab Program.
2. Pengertian dan Langkah-langkah dalam Merumuskan Kegiatan serta
Jadwal Kegiatan.

Mengapa slide ini penting?


Memberikan gambaran tentang apa-apa yang akan dibahas dalam sesi ini.
Inti uraian:
Pelatih memaparkan tentang topik-topik yang akan dibahas dalam sesi ini secara singkat
tapi jelas.

Apakah Program Itu?

• Adalah upaya untuk mencapai sasaran.


• Pengelompokan program sebaiknya disesuaikan dengan kategori
program BOS 2011.

75
Mengapa slide ini penting?
Memberikan pemahaman tentang konsep program dalam konteks pelatihan ini.
Inti uraian:
Pelatih menjelaskan apa itu program dan bagaimana pengelompokan program beserta
contoh-contoh nyata dari sekolah/madrasah sehingga memberikan pemahaman nyata bagi
peserta.

Tahapan Penyusunan Program

1. Identifikasi visi, misi dan sasaran strategis sekolah/madrasah.


2. Identifikasi kinerja sekolah/madrasah dan indikator kinerjanya.
3. Penyusunan indikator kinerja program
4. Penamaan program.

Mengapa slide ini penting?


Memberikan pemahaman tentang tahapan yang harus dilakukan dalam penyusunan
program.
Inti uraian:
Pelatih menjelaskan secara singkat tapi jelas tentang tahapan-tahapan yang harus dilalui
dalam menyusun sebuah program.
Pelatih menjelaskan bahwa program diturunkan tujuan yang mempunyai
sasaranindikator kinerja, senlanjutnya baru memetapkan program yang merujuk pada
Program BOS 2011. Selanjutnya dijelaskan juga, bahwa Program tersebut sesuai juga
dengan program yang dihasilkan dari analisis terhadap rekomendasi EDS, baik EDS
dengan SNP ataupun SPM.

76
6

Menetapkan Penanggungjawab Program

1. Penanggungjawab program adalah individu atau jabatan yang melekat pada


individu, misalnya guru kelas atau guru mata pelajaran atau wakil kepala
sekolah/madrasah, atau komite sekolah/madrasah.
2. Bertanggung jawab terhadap keberhasilan dan kegagalan sesuai dengan
sasaran yang telah ditetapkan.
3. Bertanggung jawab terhadap tertib administrasi dan tertib waktu.

Mengapa slide ini penting?


Memberikan pemahaman tentang siapa sebenarnya penanggungjawab program itu dan
dalam hal apa ia harus bertanggungjawab.
Inti uraian:
Pelatih menjelaskan tentang pentingnya keberadaan penanggungjawab dalam suatu
program dalam keterlaksanaan program tersebut beserta hal-hal yang harus
dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Merumuskan Kegiatan
 Kegiatan adalah tindakan-tindakan yang akan dilakukan di dalam program.
 Kegiatan perlu dirumuskan dari setiap program dengan mengacu pada
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sehingga program dapat
dicapai.
 Perumusan kegiatan dilakukan dengan cara membuat daftar kegiatan yang
terkait dengan program tersebut.
 Kegiatan yang baik adalah yang mengarah pada pencapaian indikator
keberhasilan yang telah dirumuskan, dan dapat diperkirakan biaya atau
anggarannya.

Mengapa slide ini penting?


Memberikan pemahaman tentang konsep kegiatan dan dan cara perumusannya.

77
Inti uraian:
Pelatih menjelaskan apa itu kegiatan dan bagaimana cara merumuskannya serta
keterkaitannya dengan indikator kinerja, program, dan sasaran.

8
Contoh:

Sasaran: Pada 2014 prestasi


UASBN/UN berpredikat
memuaskan (7,0)

Mengapa slide ini penting?


Memberikan contoh nyata tentang keterkaitan antara program, kegiatan, penanggung
jawab dan jadwal.
Inti uraian:
Pelatih menjelaskan bagaimana keterkaitan yang nyata antara program, kegiatan,
penanggung jawab dan jadwal seperti yang tertera pada tabel ini.

78
Contoh: 9

Penanggu
Program Kegiatan ng Jadwal
Jawab
Program : Pengembangan Sarana dan Prasarana
Kegiatan: 1. Menyediakan buku mapel Kepala
matematika dengan rasio 1 sekolah/
buku per murid madrasah

2. Melengkapi buku mapel


Matematika dengan rasio 1
buku per murid
3. Melengkapi buku mapel IPA
dengan rasio 1 buku per
murid
4. Melengkapi buku mapel IPS
dengan rasio 1 buku per
murid
5. Menyediakan alat peraga
Matematika
Dan seterusnya

Mengapa slide ini penting?


Memberikan contoh nyata tentang keterkaitan antara program, kegiatan, penanggung
jawab dan jadwal.
Inti uraian:
Pelatih menjelaskan bagaimana keterkaitan yang nyata antara program, kegiatan,
penanggung jawab dan jadwal seperti yang tertera pada tabel ini.

79
10
Latihan
Gunakan Lembar Kerja 2.4.1.b
Penanggung Jadwal
Progra
Kegiatan
m Jawab 2011 2012 2013 2014
Program : Gj G Gj G Gj G Gj Gn
n n n
Kegiata
n:

Mengapa slide ini penting?


Slide ini berisi latihan penyusunan program, kegiatan, penanggung jawab dan jadwal.
Inti uraian:
Selengkapnya teknis pengisian tabel ini dapat dilihat dalam lembar kerja instruksi pelatih
Latihan 2.4.2.

80
11

Refleksi
dan
Kesimpulan

Mengapa slide ini penting?


Untuk mengetahui efektivitas pelatihan disertai dengan simpulan dari seluruh materi yang
diberikan dalam sesi ini.
Inti uraian:
Pelatih mengajak peserta untuk berbagi pendapat melalui tanya jawab, dan diakhiri dengan
memaparkan kesimpulan dari materi-materi yang telah dibahas secara singkat.

81
B. Lembar Kerja 2.4.1.b
Penyusunan Program

Program Penanggung Jadwal


Kegiatan
Jawab 2011 2012 2013 2014
Program : Gj Gn Gj Gn Gj Gn Gj Gn
Kegiatan: 1.

2.

3.

4.

Program :
Kegiatan: 1.
2.
3.
4.
5.
Dan seterusnya
Keterangan: Gj = Semester ganjil dan Gn = Semester genap.

82
Lembar Bahan Bacaan 2.4.1.

MENYUSUN PROGRAM DAN KEGIATAN

Dalam menyusun program dan kegiatan, ada dua langkah yang harus dilakukan, yakni:
1. Merumuskan Program dan Menetapkan Penanggungjawab Program
2. Menentukan Kegiatan dan Jadwal Kegiatan

A. MERUMUSKAN PROGRAM DAN MENETAPKAN PENANGGUNG JAWAB


PROGRAM
Program adalah upaya untuk mencapai sasaran. Untuk mencapai satu sasaran, bisa
dengan melalui satu atau beberapa program. Oleh sebab itu, program yang dicanangkan
oleh sekolah/madrasah tergantung pada sasaran yang telah ditetapkan oleh
sekolah/madrasah itu sendiri. Sesuai dengan yang terdapat pada Buku Petunjuk Teknis
Penggunaan Dana BOS Tahun Anggaran 2011, program sekolah terdiri dari:
1. Pengembangan kompetensi lulusan
2. Pengembangan kurikulum/KTSP
3. Pengembangan pembelajaran
4. Pengembangan sistem penilaian
5. Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan
6. Pengembangan sarana dan prasarana sekolah/madrasah
7. Pengembangan manajemen sekolah/madrasah
8. Pembinaan kesiswaan/ekstrakurikuler
9. Budaya dan lingkungan sekolah/madrasah
10. Pengembangan karakter (budi pekerti).
Program bisa dilaksanakan oleh pihak sekolah/madrasah maupun melibatkan pihak lain,
misalnya komite sekolah/madrasah atau warga masyarakat yang lebih luas. Agar
pelaksanaan program lebih terkoordinasikan dengan baik, maka perlu ditentukan
penanggung jawab program. Penanggung jawab program bisa berupa suatu unit kerja,
misalnya komite sekolah/madrasah, atau bisa juga perorangan, misalnya guru kelas 3 atau
kepala sekolah/madrasah.

B. MERUMUSKAN KEGIATAN DAN JADWAL KEGIATAN


Kegiatan adalah tindakan-tindakan yang akan dilakukan di dalam program. Kegiatan perlu
dirumuskan dari setiap program dengan mengacu pada indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan. Perumusan kegiatan dilakukan dengan cara membuat daftar kegiatan yang
terkait dengan program tersebut. Kegiatan yang baik adalah yang mengarah pada
pencapaian indikator keberhasilan yang telah dirumuskan, dan dapat diperkirakan biaya
atau anggarannya.

83
Jadwal adalah alokasi waktu suatu program dan kegiatan tertentu yang akan dilaksanakan.
Tujuan penyusunan jadwal kegiatan ini adalah untuk mempermudah pelaksana dalam
menentukan urutan kegiatan dan mengatur penggunaan sumberdaya dan dana yang
dimiliki sekolah/madrasah sehingga alur kegiatan dan keuangan sekolah/ madrasah dapat
dikontrol lebih efektif.
Tabel berikut adalah contoh program, kegiatan, penanggung jawab program dan
penjadwalannya.
Tabel 4. Contoh Program, Kegiatan, Penanggungjawab dan Jadwal Kegiatan

Sasaran:

Pada 2014 prestasi UASBN/UN


berpredikat memuaskan (7,0)

Penanggung Jadwal
Program Kegiatan
Jawab 2011 2012 2013 2014
Program : Pengembangan Pendidik dan Tenaga Gj Gn Gj Gn Gj Gn Gj Gn
Kependidikan
Kegiatan: 5. Pelatihan PAKEM bagi 6 √ √ √
guru Bahasa Indonesia
6. Pelatihan PAKEM bagi 6 Kepala sekolah/ √ √ √
guru Matematika madrasah
7. Pelatihan PAKEM bagi 6 √ √ √
guru IPA
8. Pelatihan PAKEM bagi 6 √ √ √
guru IPS
Program : Pengembangan Sarana dan Prasarana
Kegiatan: 6. Menyediakan buku mapel Kepala sekolah/
matematika dengan rasio madrasah
1 buku per murid
7. Melengkapi buku mapel
Matematika dengan rasio
1 buku per murid
8. Melengkapi buku mapel
IPA dengan rasio 1 buku
per murid
9. Melengkapi buku mapel
IPS dengan rasio 1 buku

84
Penanggung Jadwal
Program Kegiatan
Jawab 2011 2012 2013 2014
per murid
10. Menyediakan alat
peraga Matematika
Dan seterusnya
Keterangan: Gj = Semester ganjil dan Gn = Semester genap.

85
86
Rencana Sesi 5 (Modul 2)
PERUMUSAN RENCANA ANGGARAN
SESI 5
SEKOLAH/MADRASAH

A. PENGANTAR
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah merupakan rencana kerja sekolah/
madrasah yang dituangkan dalam bentuk mata uang/rupiah untuk jangka waktu atau
periode tertentu. Anggaran memiliki fungsi dan berperan penting di dalam proses
perencanaan sekolah/madrasah khususnya dalam alokasi sumber daya, dasar pelaksanaan
rencana kerja, sebagai alat otorisasi, pengawasan, pengendalian dan alat evaluasi terhadap
program dan kegiatan yang dilakukan oleh sekolah/madrasah.
Struktur anggaran sekolah/madrasah secara umum dapat dikelompokkan ke dalam :
1) Sumber-sumber penerimaan sekolah/madrasah beserta target capaiannya. Termasuk
di dalamnya adalah sumber dana lain misalnya sisa dana periode sebelumnya yang
menjadi saldo awal penerimaan sekolah/madrasah.
2) Rencana pengeluaran beserta target, dan
3) Pembiayaan penerimaan dan pengeluaran sekolah/madrasah. Pembiayaan penerimaan
berlaku bila rencana anggaran defisit sebaliknya bila rencana anggaran surplus.
Rencana anggaran sekolah/madrasah merupakan perencanaan kerja program dan kegiatan
dalam bentuk mata uang dan bagian dari implementasi tata kelola sekolah/ madrasah yang
baik, sehingga proses penyusunannya harus partisipatif, transparan dan akuntabel.

B. TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan cara:
• membuat rencana biaya sekolah/madrasah;
• membuat rencana pendanaan sekolah/madrasah; dan
• menyelaraskan rencana biaya dengan sumber pendanaan sekolah/madrasah.

C. POKOK BAHASAN
1. Membuat rencana biaya sekolah/madrasah.
2. Membuat rencana pendanaan sekolah/madrasah.
3. Menyelaraskan rencana biaya dengan sumber pendanaan sekolah/madrasah.

D. WAKTU
Waktu yang tersedia untuk sesi ini adalah 120 menit.

87
E. METODE
1. Curah pendapat.
2. Presentasi.
3. Tanya jawab.
4. Kerja mandiri (membaca bahan).
5. Latihan kelompok.

F. ALAT DAN BAHAN


1. Komputer/laptop dan LCD, papan tulis/white board, spidol, kertas HVS, flipchart.
2. Silabus Modul 2. Perencanaan dan Penganggaran Sekolah/Madrasah.
3. Rencana Sesi 5. Perumusan Rencana Anggaran Sekolah/Madrasah.
4. Power point (PPt) 1 – 17.
5. Latihan 2.5.1.
a. Instruksi Pelatih
b. Lembar Kerja. Curah Pendapat
c. Lembar Bahan Bacaan. Deadline RAPBS Berakhir.
6. Latihan 2.5.2.
a. Instruksi Pelatih
b. Lembar Kerja. Simulasi Diskusi Kelompok
c. Lembar Bahan Bacaan. Lampiran Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009.

88
G. STRATEGI

Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan

Tahap 1. Pelatih menyampaikan salam pembuka dan 5  PPt 1-3


mengajak peserta untuk aktif selama sesi menit
Pendahuluan
berlangsung. Tekankan bahwa kunci tercapainya
tujuan sesi ini adalah pada sikap keterbukaan dan
partisipasi baik berupa tanggapan, pertanyaan
maupun pendapat peserta.
Sajikan tujuan dan harapan yang ingin dicapai dari
sesi ini, dan sampaikan juga secara singkat perihal
pokok-pokok bahasan, alokasi waktu dan alur
kegiatan Sesi ini.

Tahap 2. Pelatih meminta peserta untuk membaca LBB 5- 10  PPt 4


1. Kutipan berita suratkabar berjudul “Deadline menit
Orientasi Materi  LK 2.5.1
RAPBS Berakhir.”
 LBB 2.5.1.
Untuk mendorong pemikiran peserta agar mulai
masuk pada materi, Pelatih meminta peserta
untuk mencermati bahan bacaan yang disediakan.
Selanjutnya Pelatih mengajukan pertanyaan
singkat kepada semua peserta:
”Berdasarkan pengalaman, apa yang menjadi
tantangan dalam penyusunan Rencana Anggaran
Sekolah/Madrasah Anda, selama ini?”
Catatan:
Catat semua jawaban peserta dalam kertas plano
atau gunakan kertas yang ada, kemudian
kelompokkan jawaban peserta dalam 2 kategori:
hal-hal yang baik (positif) dan yang tidak baik
(negatif).

Tahap 3. Pelatih memaparkan tentang Dasar Hukum, 15  PPt 5-7


Pengertian dan Cara Merumuskan Rencana menit
Pengertian
Anggaran Sekolah/Madrasah
Rencana
Anggaran
Sekolah/Madrasah

Tahap 4. Pelatih memaparkan lembar presentasi tentang 15  PPt 8-11


Bagaimana mendapatkan dan menghitung biaya menit
Mendapatkan dan
satuan dan rencana biaya, serta menjelaskan
Menghitung Biaya
contoh masing-masing.
Satuan dan
Rencana Biaya

89
Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan

Tahap 5. Pelatih memaparkan lembar presentasi tentang 10  PPt 12-13


Membuat Rencana Pendanaan Sekolah/ Madrasah. menit
Membuat
Rencana
Pendanaan

Tahap 6. Pelatih memaparkan lembar presentasi tentang 15  PPt 14-15


Menyesuaikan Rencana Biaya dengan Pendanaan menit
Menyesuaikan  LK 2.5.2
Sekolah/ Madrasah.
Rencana Biaya
dengan Sumber
Pendanaan

Tahap 7. Bagilah peserta menjadi 10 kelompok masing- 45  PPt 16


masing terdiri dari 5-6 peserta untuk melakukan menit
Latihan Kelompok
simulasi pengisian format Rencana Pendanaan dan
Program Kerja Sekolah/Madrasah, dengan
menggunakan lembar kerja seperti dalam LK
2.5.2.
Atau :
Ajaklah perserta (diskusi kelas) untuk membaca
dan memaknai contoh Rencana Anggaran
Sekolah/Madrasah menggunakan data/bahan yang
telah disiapkan

Tahap 8. Simpulkan pokok bahasan ini dengan mengacu 5  PPt 17


pada poin-poin penting hasil diskusi kelas dan menit
Penutup
pastikan hal-hal penting yang harus benar-benar
diperhatikan oleh peserta.

H. REFERENSI
1. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Panduan Pengelolaan Keuangan Daerah
4. Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Panduan Pengelolaan Keuangan Daerah.

90
1

Sesi 5
Penyusunan
Rencana Anggaran Sekolah/Madrasah

Mengapa slide ini penting?


Menjelaskan signifikansi penyusunan rencana anggaran sekolah/ madrasah.
Inti uraian
• Sesi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan pembahasan sesi sebelumnya
dalam penyusunan RKS/M.
• Rencana anggaran sekolah/madrasah pada umumnya masih merupakan hal baru bagi
SD/MI atau SMP/MTs yang belum memenuhi standar nasional (belum SSN).

Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan cara…

• membuat rencana biaya sekolah/madrasah;


• membuat rencana pendanaan sekolah/madrasah; dan
• menyelaraskan rencana biaya dengan sumber pendanaan
sekolah/madrasah.

91
Mengapa slide ini penting?
Pelatih menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam sesi ini.
Inti uraian.
• Terdapat tiga hal penting yang diharapkan dikuasai oleh peserta setelah mengikuti sesi
ini.
• Ketiga tolok ukur tersebut akan dievaluasi bersama setelah pembahasan sesi ini
diselesaikan.

Pokok Bahasan
1. Membuat rencana biaya sekolah/madrasah.
2. Membuat rencana pendanaan sekolah/ madrasah.
3. Menyelaraskan rencana biaya dengan sumber pendanaan
sekolah/madrasah.

Mengapa slide ini penting?


Menegaskan pentingnya pokok-pokok bahasan yang menggambarkan kandungan/isi sesi ini
secara menyeluruh.
Inti uraian:
1. Jelaskan secara berurutan pokok bahasan dalam penyusunan rencana anggaran
sekolah/madrasah.
2. Penekanan penting yang perlu mendapatkan perhatian lebih dari peserta adalah langkah
3 dalam menyesuaikan rencana anggaran belanja terhadap kapasitas pendapatan
sekolah/madrasah.

92
4

Latihan
Lihat Lembar Kerja 2.5.1.

Mengapa slide ini penting?


Mengorientasi peserta terhadap pentingnya penyusunan rencana anggaran sekolah/madrasah
dengan mencermati kasus empiris yang telah disediakan.
Inti uraian:
• Pelajari dan ikuti instruksi pelatih Latihan 3.5.1 tentang Sesi Orientasi.
• Pelajari dan cermati lembar bahan bacaan kasus latihan 3.5.1 tentang Sesi Orientasi.

5
Dasar Hukum
• PP 17 / 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan,
pasal 51 ayat 2.

• PP 19 / 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 53.

• Permendiknas 19 / 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan


oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah - Point A No. 4.
Rencana Kerja Sekolah/ Madrasah.

• Permendagri 13 / 2006 Jo 59 tahun 2007 tentang Panduan


Pengelolaan Keuangan Daerah.

• Standar Biaya Pendidikan; Biaya Operasi Sekolah Dasar. BSNP.


2006.

93
Mengapa slide ini penting?
Menjelaskan dasar hukum (kerangka legal yuridis) penyusunan rencana anggaran jangka
menengah sekolah/madrasah, mulai dari tingkatan Undang-Undang hingga Permendiknas yang
relevan.
Inti uraian:
• Pelatih menegaskan kepada peserta bahwa penyusunan rencana anggaran sekolah
bersifat mandatory (kewajiban) berdasarkan hukum, bukan sesuatu yang bersifat
voluntery (sukarela).
• Argumen non hukum, yang lebih bersifat strategis manajerial akan dijelaskan dalam
power poin berikutnya.

Apakah Anggaran Sekolah/Madrasah


itu?
 Pernyataan rencana kerja program dan kegiatan dan estimasi kinerja
yang hendak dicapai sekolah/madrasah.
 Dinyatakan dalam ukuran finansial tertentu.
 Untuk periode waktu tertentu.

Mengapa slide ini penting?


Menjelaskan definisi/pengertian dasar anggaran sekolah/madrasah.
Inti uraian
1. Anggaran merupakan artikulasi dari hasil perumusan strategi dan perencanaan strategis
yang telah disusun. Anggaran sekaligus merupakan rencana tindakan manajemen dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
2. Pernyataan rencana program/kegiatan yang ditampilkan dalam bentuk rencana
perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter tertentu.
Dokumen RKS disusun untuk periode waktu jangka menengah selama 4 tahun.

94
7

Cara Membuat Rencana Biaya


Sekolah/Madrasah

1. Mendapatkan dan menghitung Biaya Satuan.


2. Menghitung Rencana Biaya.

Mengapa slide ini penting?


Inti uraian:
1.

Mendapatkan dan Menghitung


Biaya Satuan

Biaya satuan dapat dihitung dengan cara:

1. Menentukan jenis satuan dan jumlah satuan standar.


2. Menghitung biaya atau harga satuan.
Sekolah/madrasah perlu memiliki Daftar Biaya Satuan yang diterbitkan oleh
Pemda setempat.

Mengapa slide ini penting?


Inti uraian:

95
9
Contoh Daftar Biaya Satuan
Satuan Satua
Program/Kegiatan Jumla n Jumlah
Unit Harga
h
Program :
Pengembangan Pendidik
dan Tenaga
Kependidikan
Kegiatan : Pelatihan
PAKEM bagi 6 guru
Bahasa Indonesia
exempla
1. Biaya foto copy bahan 6 5.000 30.000
r
2. Biaya transport (pp) Orang 6 5.000 30.000

Total biaya 60.000


10.000/orang/ha
Biaya Satuan
ri

Mengapa slide ini penting?


Menunjukkan contoh daftar biaya satuan.
Inti uraian:
Pelatih menguraikan bagian-bagian dan cara mengisi daftar biaya satuan.

10

Menghitung Rencana Biaya


 Rencana Biaya adalah Rencana Kebutuhan Dana yang diperlukan untuk
pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dirumuskan serta biaya
operasionalnya.
 Kebutuhan dana ini dihitung tahunan untuk empat tahun ke depan.
 Menghitung biaya program, yaitu mengalikan jumlah satuan dengan harga
satuan. Setelah itu, tambahkan untuk mendapatkan total rencana biaya yang
dibutuhkan selama empat tahun mendatang.

96
Mengapa slide ini penting?
.
Inti uraian:
1.

11
Contoh Rencana Biaya:
2010- 2010/20 2011/20 2012/201 2013/201
Sumber 2014 11 12 3 4
No.
Pendapatan
(Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000)
1 Pemerintah
1.1 BOS 304.396 76.224 76.224 76.224 76.224
1.2 Dana Alokasi - - - - -
Khusus
1.3 APBD Provinsi 23.040 5.760 5.760 5.760 5.760
1.4 APBD Kab/Kota 3.840 960 960 960 960
2 Masyarakat
2.1 Bantuan 800 200 200 200 200
Masyarakat
2.2 Bantuan Alumni 600 150 150 150 150
3 Pendapatan Asli
Sekolah/Madrasah
3.1 Kantin 900 225 225 225 225
3.2 ....
TOTAL 333.576 83.519 83.519 83.519 83.519

Mengapa slide ini penting?


Menyajikan contoh rencana biaya.
Inti uraian:
Pelatih menjelaskan bagian-bagian dan cara mengisi daftar rencana biaya.

97
12
Membuat Rencana Pendanaan
Sekolah/Madrasah
• Rencana pendanaan adalah rencana sumber pendapatan sekolah/madrasah
yang sesuai dengan kebutuhan dan urutan tingkat kepastian perolehan dana.
• Berasal dari seluruh sumber pendapatan yang diterima oleh
sekolah/madrasah.
Contoh:

1. Bantuan Operasional Sekolah/Madrasah (BOS/M).


2. Dana Alokasi Khusus (DAK), bagi sekolah/madrasah terpilih
3. APBD Provinsi/Kabupaten/Kota.
4. Sumbangan masyarakat
5. Donatur (perusahaan/industri, alumni dsb).

Mengapa slide ini penting?


Menjelaskan tahapan/langkah menyusun rencana pendanaan sekolah/madrasah.
Inti uraian:
1. Penting untuk diidentifikasi asal sumber pendapatan sekolah/madrasah secara
menyeluruh (baik yang bersifat insidental maupun rutin).
2. Pendapatan tidak hanya berupa uang tunai akan tetapi juga dalam bentuk lainnya yang
tercatat dalam kas sekolah/madrasah. Seperti contohnya sumbangan buku
perpustakaan, alat pembelajaran, dan lain sebagainya.
3. Pelatih menyebutkan satu persatu sumber pendapatan sekolah/madrasah beserta
tantangan dan kendala.

98
13
Contoh Rencana Pendapatan
Sekolah/Madrasah
2010- 2010/20 2011/20 2012/201 2013/201
Sumber 2014 11 12 3 4
No.
Pendapatan
(Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000) (Rp.000)
1 Pemerintah
1.1 BOS 304.396 76.224 76.224 76.224 76.224
1.2 Dana Alokasi - - - - -
Khusus
1.3 APBD Provinsi 23.040 5.760 5.760 5.760 5.760
1.4 APBD Kab/Kota 3.840 960 960 960 960
2 Masyarakat
2.1 Bantuan 800 200 200 200 200
Masyarakat
2.2 Bantuan Alumni 600 150 150 150 150
3 Pendapatan Asli
Sekolah/Madrasah
3.1 Kantin 900 225 225 225 225
3.2 ....
TOTAL 333.576 83.519 83.519 83.519 83.519

99
14
Menyesuaikan Rencana Biaya
dengan Sumber Pendanaan
1. Memahami asumsi /tingkat kepastian perolehan dana sekolah/madrasah:
– Sumber pendapatan yang telah bersifat pasti (BOS, APBD Propinsi
dan Kab/Kota)
– Sumber pendapatan bersifat belum pasti (sumbangan, donatur, hibah,
usaha sekolah/ madrasah, dll)
2. Memperkirakan persentase kontribusi setiap sumber pendanaan
terhadap total pendanaan pada periode tahun perencanaan.
3. Mempelajari aturan penggunaan berdasarkan sumber pendanaan. Dana
BOS telah mengatur secara tertulis apa yang boleh dan tidak boleh dalam
penggunaan anggaran, demikian pula sumber pendanaan lainnya.

4. Lakukan penyesuaian rencana pengeluaran terhadap sumber pendanaan.

Mengapa slide ini penting?


Menjelaskan tahapan/langkah menyusun rencana pendanaan sekolah/madrasah.
Inti uraian:
1. Penting untuk diidentifikasi asal sumber pendapatan sekolah/madrasah secara
menyeluruh (baik yang bersifat insidental maupun rutin).
2. Pendapatan tidak hanya berupa uang tunai akan tetapi juga dalam bentuk lainnya yang
tercatat dalam kas sekolah/madrasah. Seperti contohnya sumbangan buku
perpustakaan, alat pembelajaran, dan lain sebagainya.
3. Pelatih menyebutkan satu persatu sumber pendapatan sekolah/madrasah beserta
tantangan dan kendala.

100
15
Contoh Rencana Biaya dan Sumber
Pendanaan
Total Sumber Pendanaan
Biaya Pemerintah Masyarakat PAS
Program/Kegiatan APBD
(Rp.00 BO DA APBD Kab/Kot Masy Alumn Kanti
0) S K Prov a . i n
I. Pengembangan Kompetensi
Lulusan
1. Dst…
II. Pengembangan Kurikulum/KTSP
2.2…. Dst
III. Pengembangan Pembelajaran
IV. Pengembangan Sistem Penilaian
V. Pengembangan Kompetensi
Lulusan
1. Kegiatan : Pelatihan PAKEM bagi 252 252 - - - - - -
6 guru Bahasa Indonesia
VI. Pengembangan Sarana dan Pra-
sarana Sekolah/ Madrasah
VII. Pengembangan Manajemen
sekolah
VIII. Pembinaan
Kesiswaan/Ekstrakurikuler
IX. Budaya dan lingkungan sekolah
X. Pengembangan Karakter (Budi
Pekerti)

Mengapa slide ini penting?


Menegaskan contoh rencana biaya dan sumber pendanaan.
Inti uraian:
Tiga hal penting yang patut dicermati meliputi:
a. Kerangka hukum.
b. Program strategis jangka menengah yang dihasilkan melalui proses perencanaan
strategis.
c. Standar pelayanan minimal sebagai konsekewensi penyelenggaraan urusan wajib.
d. Format dan form yang memudahkan dalam proses penyusunan, pelaksanaan dan
pelaporannya.

101
16
Latihan
Gunakan Lembar Kerja 2.5.2.

Diskusi Kelompok

Penyusunan Rencana Anggaran


Sekolah/Madrasah

Mengapa slide ini penting?


Mengorientasi peserta untuk memahami langkah dalam mengikuti latihan menyusun rencana
anggaran jangka menengah sekolah/madrasah.
Inti uraian:
• Lihat Latihan 3.5.2. tentang Rencana Menyusun Anggaran Jangka Menengah
Sekolah/Madrasah.
• Pelatih mengikuti lembar instrusi pelatih, peserta menggunakan lembar kerja peserta
yang telah disediakan.

102
17

Melaporkan Hasil Latihan


dan
Kesimpulan

Mengapa slide ini penting?


Menegaskan pentingnya proses reporting-out setelah latihan diselesaikan oleh peserta, agar
terdapat proses tanyajawab dan internalisasi topik yang dibahas
Inti uraian:
• Pelatih dapat menggunakan beberapa model pilihan dalam melaporkan hasil latihan,,
sesuai dengan kondisi yang ada. Beberapa alternatif metode antara lain: presentasi kelas,
panel diskusi, round-robbin...dan lainnya.

103
Latihan 2.5.1.
A. Instruksi Pelatih

Judul Curah Pendapat/Brain Storming Orientasi Materi

Tujuan Peserta dapat mengidentifikasi kendala dan tantangan dalam


penyusunan rencana anggaran sekolah/madrasah

Waktu 10 menit

Tahapan Kegiatan 1. Peserta diminta untuk membuka lembar bahan bacaan kutipan
berita surat kabar yang berjudul : ““Deadline Rencana Anggaran
Sekolah Berakhir....”
2. Pelatih meminta peserta untuk membaca lembar bahan bacaan
tersebut secara sunyi. Setelah beberapa saat pelatih mengajukan
pertanyaan kepada peserta sebagai berikut.
Berdasarkan pengalaman anda, apa yang menjadi tantangan dalam
penyusunan rencana anggaran sekolah/madrasah anda, selama ini?
3. Pelatih meminta peserta untuk mengidentifikasi faktor tantangan
dalam penyusunan rencana anggaran sesuai dengan konteks di
daerah masing-masing.
4. Pelatih menunjuk secara acak peserta untuk menyampaikan
pendapatnya tentang kendala penyusuan RAPBS atau meminta
peserta menuliskannya dalam kertas plano.
5. Pelatih mengelompokkan secara sederhana faktor tantangan
tersebut

Lembar Kerja Lihat lembar kerja 2.5.1.b. terlampir


Lihat LBB 2.5.1. Deadline RAPBS Berakhir

Simpulan Pelatih memberikan kesimpulan secara umum faktor-faktor yang


menyebabkan keterlambatan penyusunan RAPBS di sekolah/
madrasah.

104
B. Lembar Kerja.2.5.1.

Curah Pendapat

No. Tantangan Penyusunan Rencana Anggaran Sekolah/Madrasah

105
Lembar Bahan Bacaan 2.5.1.a
Deadline RAPBS Berakhir
14 Oktober 2008

Deadline pengumpulan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) berakhir
Senin (13/10) kemarin. Untuk tingkatan SMP, SMA dan SMK, mayoritas sudah
merampungkan RAPBS-nya. Namun, untuk tingkatan SD hingga siang kemarin baru ada 20
persen yang mengumpulkan ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Malang. Padahal deadline
pengumpulan terakhir Senin kemarin.
Peringatan itu bahkan sudah disampaikan langsung Kepala Disdik Kota Malang Dr. H.M.
Shofwan kepada para kepala sekolah. “Untuk SD baru 25 persen hingga siang ini, tapi kami
akan tunggu sampai semuanya terkumpul hari ini. Karena memang deadline pengumpulannya
sudah berakhir,” ungkap Kasi Sarana Prasarana Disdik Kota Malang Suwarjana S.E.,M.M.
kepada Malang Post, kemarin.
Data RAPBS yang sudah diterima Disdik, kata dia, selanjutnya akan direkap, dan dirapatkan
untuk kemudian diajukan kepada wali kota Malang. Apakah program yang dibuat sekolah akan
disetuji, tergantung dengan hasil verifikasi dari tim yang dibentuk Disdik untuk verifikasi
RAPBS. Tahun sebelumnya, tim ini terdiri dari anggota dewan pendidikan Kota Malang
(DPKM). Sementara untuk tahun ini, belum bisa dipastikan siapakah yang akan ada dalam tim
verifikasi RAPBS.
Lebih jauh Jana, panggilan akrab Suwarjana menuturkan, diharapkan sekolah tidak berlebihan
dalam menyusun program. Mengingat kondisi bangsa yang tengah dilanda krisis, jangan sampai
program sekolah membebani siswa. Kalau berdasarkan SK Wali Kota 2006 dan 2007 ada
banyak SD yang tidak membebani biaya apapun untuk siswanya alias nol rupiah baik untuk
SPP maupun Sumbangan Biaya Pengembangan Pendidiakan (SBPP), diharapkan minimal tahun
ini bisa tetap sama.
Karena itu, saat pengumpulan RAPBS kemarin pihaknya sekaligus mengkoreksi beberapa
program sekolah yang dirasa terlalu berlebihan dan akan membebankan kepada orangtua
siswa. “Diupayakan untuk tingkatan SD, beban pendidikannya nol rupiah alias gratis, tapi tidak
menutup kemungkinan untuk sekolah yang diminati masyarakat di program lebih. Sehingga
diperbolehkan menarik sumbangan asalkan tidak memberatkan siswa,” tuturnya.
Sementara itu, Kasi Kurikulum Pendidikan Menengah (Dikmen) Disdik Kota Malang Suyitno,
S.H. mengatakan, diharapkan RAPBS yang dibuat sekolah lebih difokuskan pada program
peningkatan mutu. Kalaupun ada program pembangunan fisik, diupayakan tidak dilaksanakan
dulu jika tidak mendesak.
Sebab untuk pembangunan, ada bantuan-bantuan dari pemerintah yang bisa dimanfaatkan.
Sementara sumbangan dari masyarakat diharapkan lebih diarahkan pada peningkatan mutu
saja. “Program di RAPBS harus rasional, jika tidak maka jangan kaget kalau tim verifikasi akan
mencoretnya untuk direvisi,” tuturnya. (oci/udi)
(Lailatul Rosida/malangpost)

106
Lembar Bahan Bacaan 2.5.1.b

FORMAT RENCANA ANGGARAN SEKOLAH JANGKA MENENGAH


RENCANA ANGGARAN SEKOLAH 4 TAHUN

SMP ........................................ TAHUN AJARAN ............... S.D. ......................

TAHUN DAN SUMBER DANA


PROGRAM STRATEGIS

DST SAMPAI
PROGRAM-

TAHUN I TAHUN II
DENGAN TH IV

(RUPIAH)
JUMLAH
.......................

.......................

.......................

.......................

.......................

....................

....................

....................
......................
SISA TAHUN

PENDAPATA
BANTUAN

SEKOLAH
LALU

N ASLI
RUTIN

BOS
....................

....................

....................

....................

....................

....................

....................

....................

....................

....................

....................

..................

..................

..................

................
....
...

...

...
...

...

...

...

...

...

...

...

...

...

..
A. PENINGKATAN SKL

1.Peningkatan
prestasi akademik
2.Peningkatakn
prestasi non
akademik
3.Peningkatan
jumlah kelulusan
4.Peningkatan
kelanjutan studi

............. dst

B. PENGEMBANGAN STANDAR ISI

1……....................

2……......................

3…….....................

Dst.

JUMLAH (RP)

.................... 20........
Mengetahui/Menyetujui Komite Sekolah Kepala Sekolah
Kepala Dinas Pendidikan
Kab/kota
(..............................) (..............................) (..............................)

107
Latihan 2.5.2.

A. Instruksi Pelatih

Judul Menyusun Rencana Anggaran Sekolah/Madrasah Jangka Menengah

Tujuan 1. Peserta dapat mengidentifikasi seluruh sumber pendapatan sekolah


selama empat tahun anggaran
2. Peserta dapat mengidentifikasi seluruh kebutuhan dana prigram dan
kegiatan selama empat tahun anggaran
3. Peserta memahami cara menyesuaikan bila terjadi surplus atau defisit
pembiayaan sekolah
Waktu 60 menit
Tahapan Kegiatan Diskusi Kelompok :
1. Peserta dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri 5-6 orang. Masing-
masing group menunjuk ketua kelompok dan jurubicara kelompok
2. Informasikan lembar kerja 2.5.2, dan minta kepada setiap kelompok
untuk menggunakannya sebagai bahan acuan bekerja.
3. Peserta diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan penting, antara
lain.
a. Gunakan data dan informasi realisasi anggaran pendapatan dan
belanja tahun terakhir di sekolah/madrasah anda. Gunakan bahan
yang telah disediakan.
b. Isikan perkiraan anggaran pendapatan dan belanja tahunan untuk
tahunan selama empat tahun kedepan (T.A 2011-2014) ke dalam
tabel pendapatan dan belanja yang tersedia.
• Asumsikan rata-rata peningkatan pertumbuhan pendapatan
sebesar 2,5% untuk rutin, 5% BOS, dan 7% PAS, lainnya
bersifat tetap.
• Asumsikan rata-rata peningkatan pertumbuhan belanja sebesar
7 %, dan rutin 2,5%.
c. Berikan saran dan rekomendasi bila struktur rencana anggaran
Sekolah anda surplus atau sebaliknya defisit?
4. Setiap kelompok diminta untuk mengerjakan tugas yang telah
disiapkan
5. Hasil kerja kelompok dipresentasikan dalam kelas. Pelatih memilih 2-3
kelompok secara acak untuk menyajikan hasil kerja kelompoknya.
Peserta lainnya diposisikan sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan
masyarakat umum untuk memberikan evaluasi dan saran atas rencana
kerja yang telah disusun.

Lembar Kerja Lihat lembar kerja 2.5.2.b. terlampir

108
B. Lembar Kerja. 2.5.2.
Simulasi Diskusi Kelompok

Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah


Tahun Anggaran 2011-2014
Sekolah/madrasah :
Kecamatan :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :

Tabel 1.
Proyeksi penerimaan dan pengeluaran sekolah empat tahun yang akan datang (2011-2012)

Perkiraan Penerimaan 2011 –


Penerimaan (dalam Rp.)
2014
T.A
No. No. Kode Uraian 2011 2012 2013 2014
2010
1 2 3 4 5 6 7 8
I 1 SISA TAHUN LALU ..............

II 2 PENDAPATAN RUTIN ............


2.1 Gaji PNS ............
2.2 Gaji Pegawai Tidak ............
Tetap
2.3 Belanja Barang dan Jasa ............
2.4 Belanja Pemeliharaan ............
2.5 Belanja Lain-lain * ............
............
III 3 BOS ............
3.1 BOS Pusat ............
3.2 BOS Provinsi ............
3.3 BOS Kabupaten/Kota ............

IV 4 BANTUAN ............
4.1 Dana Dekonsentrasi ............

109
Perkiraan Penerimaan 2011 –
Penerimaan (dalam Rp.)
2014
T.A
No. No. Kode Uraian 2011 2012 2013 2014
2010
1 2 3 4 5 6 7 8
4.2 Dana Tugas Pembantuan ............
4.3 Dana Alokasi Khusus ............
4.4 Lain-lain ............
*Bantuan luar negeri/
donasi
............
V PENDAPATAN ASLI ............
5
SEKOLAH
5.1 Warnet ............
5.2 ............
TOTAL ............
PENERIMAAN

Proyeksi Kebutuhan Belanja


PENGELUARAN/BELANJA (dalam Rp)
TA. 2011-2014
No. Realisasi
No. Uraian TA.2011 TA 2012 TA.2013 TA.2014
Kode TA.2010

1 2 3 4 5 6 7 8
I 1 KATEGORI PROGRAM ............
SEKOLAH
1.1 Pengembangan ............
Kompetensi Lulusan
(Bidang akademik dan
non akademik)
1.2 Pengembangan ............
kurikulum KTSP
1.3 Pengembangan ............
pembelajaran
1.4 Pengembangan sistem ............
penilaian

110
Proyeksi Kebutuhan Belanja
PENGELUARAN/BELANJA (dalam Rp)
TA. 2011-2014
No. Realisasi
No. Uraian TA.2011 TA 2012 TA.2013 TA.2014
Kode TA.2010

1 2 3 4 5 6 7 8
1.5 Pengembangan pendidik ............
dan tenaga kependidikan
1.6 Pengembangan sarana ............
dan prasarana sekolah
1.7 Pengembangan ............
manajemen sekolah
1.8 Pembinaan kesiswaan/ ............
ekstrakurikuler
1.9 Budaya dan lingkungan ............
sekolah
1.10 Pendidikan karakter dan ............
budaya bangsa serta
kewirausahaan

II 2 NON PROGRAM ............


SEKOLAH
2.1 Belanja Pegawai ............
2.2 Belanja Barang dan Jasa ............
............
TOTAL PENGELUARAN ............
SURPLUS/DEFISIT

111
Lembar Bahan Bacaan 2.5.2.

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

NOMOR 69 TAHUN 2009


STANDAR BIAYA OPERASI NONPERSONALIA SATUAN PENDIDIKAN PADA
JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

A. Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Satuan Pendidikan Sekolah


Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta,
kecuali Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

Standar biaya operasi Nonpersonalia satuan pendidikan SD/MI untuk 6 rombongan


belajar, sebagaimana tercantum dalam Tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 1. Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Satuan Pendidikan SD/MI


untuk 6 Rombongan Belajar

Deskripsi Jumlah (Rp)

Standar Biaya Operasi Nonpersonalia per satuan pendidikan 73.861.000

Biaya operasi nonpersonalia per rombel 12.310.000

Biaya Operasi Nonpersonalia per peserta didik 440.000

B. Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Satuan Pendidikan Sekolah Menengah


Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) di Daerah Khusus Ibukota (DKI)
Jakarta, kecuali Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

Standar biaya operasi nonpersonalia satuan pendidikan SMP/MTs untuk 3 rombongan


belajar, sebagaimana tercantum dalam Tabel 2 sebagai berikut.

112
Tabel 2 Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Satuan Pendidikan SMP/MTs
untuk 3 Rombongan Belajar

Deskripsi Jumlah (Rp)

Standar biaya operasi nonpersonalia per satuan pendidikan 76.643.520

Standar biaya operasi nonpersonalia per rombel 25.547.840

Standar biaya operasi nonpersonalia per peserta didik 798.370

C. Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Satuan Pendidikan Sekolah Menengah


Atas/ Madrasah Aliyah (SMA/MA) di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta,
kecuali Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

Standar biaya operasi nonpersonalia satuan pendidikan SMA/MA untuk 3 rombongan


belajar per jurusan, sebagaimana tercantum dalam Tabel 3 sebagai berikut.

Tabel 3 Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Satuan Pendidikan SMA/MA


untuk 3 Rombongan Belajar per Jurusan

Jumlah (Rp)
Deskripsi
IPA IPS BAHASA

Standar biaya operasi nonpersonalia


102.468.000 97.216.800 95.216.832
per satuan pendidikan

Standar biaya operasi nonpersonalia


34.156.000 32.405.600 31.738.944
per rombel

Standar biaya operasi nonpersonalia


1.067.375 1.012.675 991.842
per peserta didik

Menteri Pendidikan Nasional,

Bambang Sudibyo

113
114
Rencana Sesi 6 (Modul 2) SESI 6
PENYUSUNAN RKT DAN RKAS/M (RAPBS/M)

A. PENGANTAR
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, sekolah/
madrasah harus membuat rencana kerja sekolah/madrasah yang terdiri dari Rencana Kerja
Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT). Dengan kata lain,
sekolah/madrasah tidak dapat disebut memiliki RKS jika hanya memiliki RKJM dan belum
menyusun RKT, karena RKT adalah bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan bentuk
pelaksanaan dari RKJM.
RKT merupakan turunan dari matriks tahunan RKS, yang di dalamnya terdapat program
strategis dan definitif. Di tingkat kegiatan, maka yang dimuat dalam RKT adalah kegiatan
strategis yang terkait dengan program RKS ditambah kegiatan operasional sekolah/
madrasah. Penyusunan RKT harus dilakukan oleh sekolah/madrasah di setiap tahun (PP
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan).

B. TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan:
1. Latar belakang peyusunan RKT.
2. Dasar hukum penyusunan RKT.
3. Prinsip-prinsip penyusunan RKT.
4. Proses penyusunan RKT.
5. Proses penyusunan RAPBS/RKAS.

C. POKOK BAHASAN
1. Latar belakang penyusunan RKT.
2. Dasar-dasar regulasi penyusunan RKT.
3. Prinsip-prinsip penyusunan RKT.
4. Proses penyusunan RKT.
5. Proses penyusunan RAPBS/RKAS.

D. WAKTU
Waktu yang tersedia untuk sesi ini adalah 120 menit.

115
E. METODE
1. Presentasi.
2. Tanya jawab.
3. Diskusi kelompok.
4. Latihan kerja kelompok.

F. ALAT DAN BAHAN


1. Komputer/laptop dan LCD, papan tulis, spidol, kertas HVS fotocopy, kertas plano,
flipchart.
2. Silabus Modul 2. Perencanaan dan Penganggaran Sekolah/Madrasah.
3. Rencana Sesi 6. Penyusunan RKT dan RKAS/M atau RAPBS/M.
4. Power point (PPt) 1-25.
5. Lembar Bahan Bacaan 2.6.1. Proses Penyusunan RKT dan RKAS/M.
6. Lembar Bahan Bacaan 2.6.2. Rekomendasi Sistematika Penyusunan RKT dan RKAS/M.

G. STRATEGI

Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan

Tahap 1. 3. Pelatih menjelaskan kepada peserta tentang 10 menit  PPt 1-3


Pendahuluan tujuan sesi 1 ini.
4. Tanyakan kepada peserta: Apakah RKT itu
dan apa tujuan penyusunan RKT. Beri
kesempatan kepada mereka untuk berfikir.
5. Beri kesempatan kepada dua orang peserta
untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Tahap 2. 1. Menjelaskan kepada peserta latar belakang 10 menit  PPt 4-9


dan tujuan penyusunan RKT.
Latar
belakang dan 2. Beri kesempatan kepada peserta untuk
tujuan RKT berinteraksi (tanya jawab) baik dengan pelatih
maupun antar peserta.

Tahap 3. 1. Mintalah pendapat dari peserta apakah sama 15 menit  PPt 10-11
Prinsip-prinsip prinsip-prinsip penyusunan RKT dengan
prinsip-prinsip penyusunan RKS? Jika sama,
RKT
mengapa? Jika berbeda, mengapa?
2. Mintalah kepada peserta untuk menyebutkan
prinsip-prinsip tersebut?

116
Tahapan Kegiatan Waktu Alat & Bahan
3. Buatlah klarifikasi tentang prinsip-prinsip
penyusunan RKT.

Tahap 4. 4. Tanyakan kepada peserta adakah diantara 40 menit  PPt 12-17


mereka yang pernah menyusun RKT, dan  LBB 2.6.1
Proses
mintalah kepada salah seorang peserta untuk
Penyu-sunan
menjelaskan pengalamannya dalam menyusun
RKT
RKT.
5. Jelaskan secara singkat kepada peserta
tentang proses menyusun RKT, mulai dari
langkah pertama sampai dengan langkah
terakhir.
6. Berikan kesempatan kepada peserta untuk
bertanya dan berkomentar tentang paparan
tadi untuk mengetahui tingkat pemahaman
mereka.
7. Jawablah pertanyaan dan komentar peserta
tadi sehingga mereka dapat memahami
proses penyusunan RKS ini dengan baik.
Tahap 5 1. Jelaskan kepada peserta tentang proses 40 menit  PPt 18-24
penyusunan RAPBS/RKAS.
Penjelasan  LBB 2.6.2
RAPBS/RKS 2. Mintalah kepada peserta untuk membagi diri
menjadi kelompok-kelompok kecil (antara 5-6
orang), kemudian mintalah kepada mereka untuk
berdiskusi tentang contoh-contoh konkrit pada
setiap langkah penyusunan.
3. Selesai berdiskusi, mintalah kepada satu atau dua
orang wakil kelompok untuk memaparkan hasil
diskusi tersebut.
4. Beri kesempatan kepada peserta lainnya untuk
menanggapi dan memberikan masukan tentang
hasil diskusi tersebut.
5. Buatlah kesimpulan tentang hasil diskusi tersebut.

Tahap 6. Beri kesimpulan tentang materi yang sudah 5 menit  PPt 25


Penutup dipaparkan dengan singkat dan padat sebagai
akhir dari sesi ini.

H. REFERENSI
1. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
2. PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
3. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
4. Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

117
1

Sesi 6
Perumusan RKT dan RKAS/M

Mengapa slide ini penting?


Memberikan gambaran tentang topik-topik yang tercakup dalam sesi ini.
Inti uraian:
1. Pelatih menjelaskan kepada peserta tentang topik-topik yang tercakup dalam sesi 6 ini,
dan diharapkan akan adanya motivasi dan ketertarikan peserta kepada topik-topik
tersebut.
2. Jelaskan kepada peserta bahwa RKT merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
penyusunan RKAS/M.

Tujuan Sesi
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan…

• tujuan penyusunan RKT;


• dasar hukum penyusunan RKT;
• prinsip-prinsip penyusunan RKT;
• proses penetapan RKT; dan
• proses penetapan RKAS/M.

118
Mengapa slide ini penting?
Memberikan pemahaman tentang apa-apa yang diharapkan dapat dicapai dalam sesi ini.
Inti uraian:
Pelatih memaparkan secara singkat tentang tujuan yang ingin dicapai dalam sesi ini.

Pokok Bahasan
1. Tujuan Penyusunan RKT.
2. Dasar Hukum Penyusunan RKT.
3. Prinsip-prinsip Penyusunan RKT.
4. Proses Penetapan RKT.
5. Proses Penetapan RKAS/M.

Mengapa slide ini penting?


Memberikan gambaran tentang apa-apa yang akan dibahas dalam sesi ini.
Inti uraian:
Pelatih memaparkan tentang topik-topik yang akan dibahas dalam sesi ini secara singkat tapi
jelas.

Apakah RKT itu?

• Proses untuk menentukan program dan kegiatan tahunan


sekolah/madrasah yang tepat sesuai dengan urutan prioritas, dengan
memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
• Dokumen tentang gambaran program dan kegiatan tahunan
sekolah/madrasah untuk mencapai tujuan dan sasaran tahunan yang
telah ditetapkan.

119
Mengapa slide ini penting?
Memberikan pemahaman tentang konsep RKT dalam konteks pelatihan ini.
Inti uraian:
Pelatih menjelaskan tentang konsep RKT secara rinci sehingga dipahami dengan jelas dan
benar. Perlu ditanyakan juga perbedaannya dengan RKS/M yang telah dibahas pada awal sesi
ini.

Tujuan Penyusunan RKT

1. Menjamin agar tujuan dan sasaran sekolah/ madrasah yang telah


ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan
resiko yang kecil.
2. Mendukung koordinasi antar pelaku sekolah/ madrasah.
3. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar
pelaku sekolah/madrasah, antar sekolah/madrasah, Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Provinsi, dan antar waktu.
4. Menjamin keterkaitan antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, pelaporan dan pengawasan.
5. Mengoptimalkan partisipasi warga sekolah/madrasah dan masyarakat.
6. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan dan berkelanjutan.

Mengapa slide ini penting?


Memberikan pemahaman tentang tujuan sekolah/madrasah menyusun RKT.
Inti uraian:
Pelatih menjelaskan tentang tujuan disusunnya RKT sebagai entry point dalam mencapai
RKS/M secara bertahap, partisipatif, efektif, efisien, transparan, dan dapat
dipertanggungjawabkan.

120
6

Dasar Hukum RKT (1)

1. PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,


Pasal 53 ayat (1):

Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang
merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan
pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun.

Mengapa slide ini penting?


Memberi pemahaman tentang dasar hukum penyusunan RKT.
Inti uraian:
Pelatih menjelaskan yang menjadi dasar hukum penyusunan RKT mulai dari PP No.19/2005
hingga Permendiknas No.19/2007.

Dasar Hukum RKT (2)


2. PP 17/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan,
Pasal 51:
Kebijakan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oleh satuan
pendidikan anak usia dini, satuan pendidikan dasar, dan satuan
pendidikan menengah dituangkan dalam:
a. rencana kerja tahunan satuan pendidikan;
b. anggaran pendapatan dan belanja tahunan satuan pendidikan;
c. peratuan satuan atau program pendidikan.

Mengapa slide ini penting?


Menjelaskan acuan hukum dalam penyusunan RKT.
Inti uraian:
Pelatih menjelaskan yang menjadi dasar hukum penyusunan RKT mulai dari PP No.19/2005
hingga Permendiknas No.19/2007.

121
8

Dasar Hukum RKT (3)


3. Permendiknas 19/2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
menyatakan bahwa sekolah/madrasah wajib membuat:

1. Rencana kerja jangka menengah (RKJM) yang menggambarkan


tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang
berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan
komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan.
2. Rencana kerja tahunan (RKT) yang dinyatakan dalam Rencana
Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) dilaksanakan
berdasarkan rencana kerja jangka menengah.

Mengapa slide ini penting?


Menjelaskan dasar hukum penyusunan RKT.
Inti uraian:
Pelatih menjelaskan yang menjadi dasar hukum penyusunan RKT mulai dari PP No.19/2005
hingga Permendiknas No.19/2007.

Prinsip-Prinsip RKT
• Terintegrasi, mencakup keseluruhan program.
• Multi Sumber, mengidentifikasi berbagai sumber dana.
• Partispatif, melibatkan berbagai unsur.
• Monitoring dan evaluasi, oleh berbagai pihak.
• Kesetaraan Gender.

122
Mengapa slide ini penting?
Memberikan pemahaman akan prinsip-prinsip yang harus diikuti dalam penyusunan RKS/M.
Inti uraian:
Pelatih menjelaskan prinsip-prinsip penyusunan RKS/M disertai dengan contoh nyata berbasis
sekolah/madrasah.

10

Menetapkan Rencana Kerja Tahunan


Tiga hal yang harus dilakukan:

1. Menetapkan program/kegiatan strategis


2. Menetapkan kegiatan-kegiatan rutin
3. Menetapkan jadwal rencana kerja tahunan.

Mengapa slide ini penting?


Inti uraian:

11
Menetapkan Program/Kegiatan Strategis
Langkah-langkah menyusun program/kegiatan strategis:
1. Menetapkan sasaran yang akan dicapai dalam satu tahun berdasarkan
sasaran yang telah ditetapkan dalam RKS/M.
Misalnya, sasaran dalam RKS/M “Pada 2014 nilai UASBN rata-rata
7,00”. Sasaran dalam program tahunan “Pada 2011 nilai UASBN rata-
rata 6,50“
2. Menetapkan program, indikator keberhasilan program, kegiatan dan
penanggung-jawab program/kegiatan harus merujuk pada program
yang ada dalam RKJM. Untuk menetapkan indikator keberhasilan
program harus sesuai dengan sasaran yang akan dicapai dalam satu
tahun.

Mengapa slide ini penting?


Inti uraian:

123
12
Contoh Program/Kegiatan Strategis
Penanggun
Indikator g
Sasaran Program Kegiatan
Program/Kegiatan
jawab
1. Pada 2011 Pengembang 1.Pelatihan 3 orang guru Kepala
rata-rata nilai an Pendidik PAKEM bagi menerapkan sekolah/
UASBN 6,5 dan Tenaga 6 guru PAKEM dalam madrasah
Kependidikan Bahasa pembelajaran
Indonesia Bahasa Indonesia

dst dst dst


2. Pada 2011 Pengembang 1.Pengadaan Rasio buku : Guru Kelas
rasio buku: an Sarana buku mapel murid untuk III dan
murid untuk Prasarana matematika mapel Komite
mapel Sekolah/ Matematika 1 : 1 sekolah/
Matematika Madrasah madrasah
sebesar 1:1
dst dst dst dst dst

13

Menetapkan Kegiatan Rutin/Reguler


 Kegiatan rutin adalah kegiatan yang secara regular selalu dilakukan
sekolah/madrasah berdasarkan kebutuhan tahunan.

 Dalam hal ini termasuk kegiatan untuk


mempertahankan/meningkatkan prestasi siswa, kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan daya dan jasa, dan sebagainya.

Mengapa slide ini penting?


Inti uraian:

124
14

Contoh Kegiatan Rutin/Reguler


Penanggung
Kategori Sasaran Kegiatan Indikator Kegiatan
jawab
Umum Terpenuhinya barang Pengadaan alat tulis Adanya ATK bahan habis Kepala
dan jasa yang diperlu- kantor (ATK) dan bahan pakai. Sekolah/madrasa
kan habis pakai h dan Ketua
sekolah/madrasah a.Pembayaran 1.Terbayarnya listrik ke Komite
untuk mendukung pe- langganan listrik ke PLN. Sekolah/madrasa
laksanaan pendidikan/ PLN. 2.Terbayarnya telepon h
pembelajaran Tahun b.Langganan telepon 3.Terbayarnya air ke
2010/2011 c. Pembayaran PDAM.
langganan air ke
PDAM.
Dst Dst dst dst
Pengem- Penerimaan Siswa Rapat PSB Ada rencana PSB Kepala sekolah/
bangan Baru (PSB) Pelaksanaan PSB X siswa baru diterima madrasah
Pembelajara
n
Pengem- 1. Terlaksananya Penyelenggaraan Terselenggaranya Kepala sekolah/
bangan kegiatan kegiatan pembelajaran kegiatan pembelajaran madrasah dan
Sistem pembelajaran yang mencakup: yang mencakup: Guru kelas
Penilaian dengan baik a.Menyusun kisi-kisi tes a.Menyusun kisi-kisi tes
b.Riviu soal tes semester b.Riviu soal tes
c. Revisi soal tes semester
semester c. Revisi soal tes
d.Tes Semesteran semester
e.Pengawasan Ujian d.Tes Semesteran.
f. Pembuatan Soal e.Pengawasan Ujian
g.dst. f. Pembuatan Soal
g.dst.

125
15

Menetapkan Jadwal Rencana Kerja


Tahunan
 Sekolah/madrasah perlu menyusun jadwal RKT untuk mengetahui
beban kegiatan sekolah/ madrasah, sumber daya yang ada, serta
kegiatan monitoring pelaksanaan program/ kegiatan dalam jangka
waktu satu tahun.
 Dalam RKT, jadwal disusun berdasarkan kalender akademik yang
berlaku, yakni dimulai bulan Juli.

Mengapa slide ini penting?


Memberikan gambaran tentang penetapan jadwal rencana kerja tahunan.
Inti uraian:

Contoh Jadwal Rencana Kerja 16

Sasaran Bulan
Program dan
No Tahun 1 1
Kegiatan Operasional 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6
2010/2011 1 2
1 Pada 2011 Program :
rata-rata Pengembangan
nilai UN Pendidik dan Tenaga
6,5 Kependidikan
Kegiatan :
1. Pelatihan PAKEM
bagi 6 guru Bahasa
Indonesia
2. dst
3. dst
2 Dst

126
17

Menyusun RKAS/M
Penyusunan RKAS/M terdiri dari tiga langkah:

1. Menghitung biaya rutin/reguler


2. Menghitung rencana biaya dan sumber pendanaan.
3. Menyusun RKAS/M.

Mengapa slide ini penting?


Memberikan gambaran secara utuh proses yang harus dilalui dalam penyusunan RKAS/M.
Inti uraian:

18
Menghitung Biaya Rutin
Biaya rutin/reguler adalah bagian dari dana pendidikan yang diperlukan
untuk membiayai kegiatan rutin satuan pendidikan agar kegiatan pendidikan
dapat berlangsung sesuai dengan standar nasional secara teratur dan
berkelanjutan.

Biaya rutin/reguler meliputi:

 Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang


Mengapa melekat
slidepada gaji;
ini penting?
 Bahan atau peralatan habis pakai;
Memberikan gambaran tentang penetapan jadwal rencana kerja tahunan.
 Biaya rutin pendidikan tidak langsung berupa daya, air, jasa
telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,
transportasi, konsumsi, pajak, asuransi dll.
Inti uraian:

Mengapa slide ini penting?


Memberikan gambaran secara utuh tentang cara menghitung biaya rutin.
Inti uraian:
1.

127
19
Contoh Biaya Rutin/Reguler

2010/2011
Biaya Rutin/Reguler Harga Jumlah
Satuan Volume
Satuan Biaya
1. Gaji
1. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan tetap 155,000,00
1 (PNS) 0
1.
Gaji pendidik dan tenaga kependidikan tidak tetap Org Bulan 48 500,000 24,000,000
2
174,000,00
0
2. Belanja barang habis pakai
2.
Alat Tulis Kantor Bln 12 150,000 1,800,000
1
2.
Bahan/Material Bln 12 175,000 2,100,000
2
3,900,000
3. Langganan Daya dan Jasa
3.1 Listrik Bln 12 200,000 2,400,000
3.2 Air Bln 12 100,000 1,200,000
3.3 Telepon Bln 12 100,000 1,200,000
4,800,000
4. Kegiatan Belajar Mengajar
4. Semester/
Tes Semesteran 720 7,500 5,400,000
1 Murid
4.
UAN/UAS Murid 120 25,000 3,000,000
2
4.
Penyelenggaraan Jam Tambahan Jam 40 30,000 1,200,000
3
9,600,000

128
20
Menghitung Rencana Biaya dan
Sumber Pendanaan
 Setelah program dan kegiatan rutin/reguler dirumuskan, langkah
selanjutnya adalah menghitung biaya pelaksanaan program dan kegiatan
tersebut, dan dari mana sumbernya serta kecukupannya untuk
melaksanakan program dan kegiatan rutin/reguler.
 Setelah mengetahui berapa kebutuhan sekolah/madrasah untuk
membiayai program dan kegiatan rutin/reguler, langkah berikutnya
adalah membuat Rencana Pendanaan.
Rencana Pendanaan dibuat untuk memperkirakan sumber dan jumlah
dana yang diperkirakan didapatkan oleh sekolah/madrasah.

21
Contoh Rencana Biaya dan
Sumber Pendanaan
Pendanaan
Pendanaan
Total
BOS Bantuan PAS
Program/Kegiatan Biaya
Tugas Kom-
(Rp.000) Pusat Prov Kab Dekon Berban
DAK
sek
Alumni Kantin

I. Pengembangan Kompetensi
Lulusan

1.2. Dst…
II. Pengembangan
Kurikulum/KTSP
2.1….
2.2…. dst
III. Pengembangan Pembelajaran
IV. Pengembangan Sistem
Penilaian
V. Pengembangan pendidik dan
tenaga kependidikan
5.1. Kegiatan: Pelatihan PAKEM 126 126 - - - - - - - -
bagi 6 guru Bahasa Indonesia
2. ………………

129
22

Menyusun RKAS/M
Langkah-langkah Penyusunan RKAS/M:

1. Menghitung biaya per program atau kegiatan.


2. Mengalokasikan biaya/rencana penggunaan uang tersebut kepada
sumber-sumber dana sesuai dengan aturan peruntukan dana dari
masing-masing sumber dana;
3. Menghitung jumlah surplus atau defisit.

Mengapa slide ini penting?


Memberikan gambaran secara utuh proses yang harus dilalui dalam penyusunan RKAS/M.
Inti uraian:
1.

23
Contoh RAKS/M
PENERIMAAN (dalam Rp.) PENGELUARAN/BELANJA
No. No. Jumla
No. Uraian Jumlah No. Uraian
Kode Kode h
I 1 SISA TAHUN LALU 200.000 I 1 PROGRAM SEKOLAH
1.1 Pengembangan Kompetensi
Lulusan
II 2 PENDAPATAN RUTIN 1.2 Pengembangan Kurikulum/ KTSP
2.1 Gaji PNS 300.000.000 1.3 Pengembangan Pembelajaran
2.2 Gaji Pegawai Tidak 24.000.000 1.4 Pengembangan Sistim Penilaian
Tetap
2.3 Belanja Barang dan 1.5 Pengembangan Pendidik dan
Jasa Tenaga Kependidikan
2.4 Belanja Pemeliharaan 1.6 Pengembangan Sarana dan
Prasarana Sekolah/Madrasah
2.5 Belanja Lain-lain * 1.7 Pengembangan Manajemen
Sekolah/Madrasah
1.8 Pembinaan Kesiswaan/
Ekstrakulikuler
III 3 BOS 1.9 Pengembangan Budaya
Lingkungan Sekolah/Madrasah
3.1 BOS 1.10 Pengembangan Karakter (Budi
Pekerti).
3.2 BOS Provinsi
3.3 BOS Kabupaten/Kota II 2 NON PROGRAM SEKOLAH
2.1 Belanja Pegawai

130
24

Pengesahan dan Sosialisasi RKS/M dan


RKAS/M
• Harus disetujui oleh dewan Pendidik, mempertimbangkan Komite
Sekolah/Madrasah
• RKS/M dan RKAS/M Negeri disahkan oleh Dinas Pendidikan/Kemenag
Kab-Kota. Sekolah/Madrasah swasta disahkan oleh Yayasan
• RKS/M dan RKAS/M harus disosialisasikan pada orang tua peserta didik

25

Tanya jawab
dan
Kesimpulan

Mengapa slide ini penting?


Memberikan ruang dalam proses pemahaman pembelajaran secara lebih luas kepada peserta
serta juga untuk mengetahui tingkat keterserapan materi pelatihan.
Inti uraian:
1. Sebelum membuat kesimpulan sesi, beri kesempatan kepada peserta untuk bertanya,
menyanggah, mengkonfirmasi atau melengkapai materi berdasarkan pengalaman
masing-masing terhadap bahan materi yang telah dipaparkan.

131
Lembar Bahan Bacaan 2.6.1.
Proses Perumusan RKT dan RKAS/M
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, sekolah/madrasah
harus membuat Rencana Kerja Sekolah/Madrasah yang terdiri dari Rencana Kerja Jangka
Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT). Dengan kata lain, sekolah/madrasah
tidak dapat disebut memiliki RKS/M jika hanya memiliki RKJM dan belum menyusun RKT
karena RKT merupakan bagian (tidak terpisahkan) dan bentuk pelaksanaan dari RKJM.
Penyusunan RKT harus dilakukan oleh sekolah/madrasah di setiap tahun.
Tahap V ini terdiri dari 2 (dua) langkah, yakni:
1. Menetapkan Rencana Kerja Tahunan; dan
2. Menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (Format BOS K-1A dan
BOS K-1)

A. MENETAPKAN RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT)


Dalam menetapkan Rencana Kerja Tahunan, ada tiga hal yang harus dilakukan, yaitu:
1. Menetapkan Program/Kegiatan Strategis;
2. Menetapkan Kegiatan Kegiatan Rutin/Reguler;
3. Menetapkan Jadwal Rencana Kerja Tahunan.

1. Menetapkan Program/Kegiatan Strategis


Seperti telah dijelaskan di atas bahwa RKS/M adalah dokumen satuan pendidikan yang
memuat Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) dan Rencana Kerja Tahunan. RKJM
disusun empat tahun sekali karena itu program ini memiliki periode pelaksanaan 4
tahun. Sedangkan Rencana Kerja Tahunan (RKT) disusun setiap tahun oleh
sekolah/madrasah berdasarkan RKJM, dengan masa implementasi setahun. Jadi,
dokumen RKJM memuat perencanaan strategis yang akan dicapai dalam jangka empat
tahun oleh sekolah/madrasah, sedangkan dokumen RKT memuat bukan hanya
program/kegiatan strategis tetapi juga kegiatan rutin sekolah/madrasah.
Berikut adalah langkah-langkah dalam menyusun program/kegiatan strategis:
a. Menetapkan sasaran yang akan dicapai dalam satu tahun berdasarkan sasaran yang
telah ditetapkan dalam RKS/M (RKJM). Misalnya, sasaran dalam RKS/M (RKJM)
“Pada 2014 prestasi UASBN berpredikat memuaskan (7,00)”. Sasaran dalam
program/kegiatan tahunan bisa “Pada 2011 rata-rata nilai UASBN/UN 6,50“
b. Menetapkan program, indikator keberhasilan program, kegiatan dan penanggung-
jawab program/kegiatan harus merujuk pada program yang ada dalam RKJM. Untuk
menetapkan indikator keberhasilan program harus disesuaikan dengan sasaran yang
akan dicapai dalam satu tahun. Seperti contoh tabel di bawah ini:

132
Tabel 9. Contoh Program dan Indikator Program/Kegiatan Strategis Tahun 2010/2011

Indikator Penanggung-
Sasaran Program Kegiatan
Program/Kegiatan jawab
1. Pada 2011 rata-rata Pengembangan 1. Pelatihan PAKEM 3 orang guru Kepala sekolah/
nilai UASBN/UN Pendidik dan Tenaga bagi 6 guru Bahasa menerapkan madrasah
6,5 Kependidikan Indonesia PAKEM dalam
pembelajaran
Bahasa Indonesia

2. Dst Dst Dst

2. Pada 2011 rasio Pengembangan 1.Pengadaan buku Rasio buku : murid Guru Kelas III
buku: murid untuk Sarana Prasarana mapel matematika untuk mapel dan Komite
mapel Matematika Sekolah/Madrasah Matematika 1 : 1 sekolah/
sebesar 1:1 madrasah

dst dst dst Dst dst

2. Menetapkan Kegiatan Rutin/Reguler


Kegiatan rutin adalah kegiatan yang secara regular selalu dilakukan sekolah/madrasah
berdasarkan kebutuhan tahunan. Dalam hal ini termasuk kegiatan untuk
mempertahankan kelulusan 100 persen atau prestasi tertentu yang telah diperoleh
sekolah/madrasah selama beberapa tahun terakhir (setidaknya tiga tahun terakhir),
kegiatan untuk memenuhi kebutuhan daya dan jasa, dan sebagainya.

Tabel 10. Contoh Kegiatan Rutin/Reguler


Penanggung
Kategori Sasaran Kegiatan Indikator Kegiatan
jawab
Umum Terpenuhinya barang Pengadaan alat tulis kantor Adanya ATK bahan habis Kepala
dan jasa yang (ATK) dan bahan habis pakai pakai. Sekolah/ma
diperlukan sekolah/ drasah dan
Ketua
madrasah untuk
a. Pembayaran langganan 1. Terbayarnya listrik ke Komite
mendukung Sekolah/ma
listrik ke PLN. PLN.
pelaksanaan drasah
pendidikan/ b. Langganan telepon 2. Terbayarnya telepon
pembelajaran Tahun c. Pembayaran langganan air 3. Terbayarnya air ke
ke PDAM. PDAM.
2010/2011

Dst Dst dst dst

Pengembangan Penerimaan Siswa Rapat PSB Ada rencana PSB Kepala


Pembelajaran Baru (PSB) sekolah/
Pelaksanaan PSB X siswa baru diterima madrasah

133
Penanggung
Kategori Sasaran Kegiatan Indikator Kegiatan
jawab
Pengembangan 1. Terlaksananya Penyelenggaraan kegiatan Terselenggaranya kegiatan Kepala
Sistem kegiatan pembelajaran yang mencakup: pembelajaran yang sekolah/
Penilaian pembelajaran mencakup: madrasah
a. Menyusun kisi-kisi tes
a. Menyusun kisi-kisi tes dan Guru
dengan baik b. Riviu soal tes semester kelas
b. Riviu soal tes semester
c. Revisi soal tes semester
c. Revisi soal tes semester
d. Tes Semesteran
d. Tes Semesteran.
e. Pengawasan Ujian
e. Pengawasan Ujian
f. Pembuatan Soal
f. Pembuatan Soal
g. Pencetakan Dokumen
Naskah Ujian g. Pencetakan Dokumen
Naskah Ujian
h. Penyelenggaraan Ujian
Sekolah/madrasah h. Penyelenggaraan Ujian
Sekolah/madrasah
i. Penyelenggaraan Ulangan
Umum Harian i. Penyelenggaraan
Ulangan Umum Harian
j. dst.
j. dst.
Pengembangan 1.Mempertahankan Pelatihan dan PAKEM dilatihkan dan Kepala
Kompetensi Nilai rata-rata dilaksanakan untuk mata Sekolah/ma
pelaksanaan PAKEM pelajaran IPA dan bahasa drasah dan
Lulusan UASBN IPA dan
Indonesia. Guru Mapel
bahasa Indonesia untuk mata pelajaran
sebesar 8 pada
tahun 2010/2011 IPA dan bahasa

Indonesia

Penyediaan buku sumber Tersedianya buku sumber Kepala


penunjang UASBN untuk mata penunjang UASBN untuk sekolah/
pelajaran IPA dan bahasa mata pelajaran IPA dan madrasah
dan Komite
Indonesia masing masing mata bahasa Indonesia masing
sekolah/ma
pelajaran sebanyak 32 buah masing mata pelajaran se- drasah
(Rasio 1:1) banyak 32 buah.(Rasio 1:1)

Pemberian tambahan pelajaran Diberikannya tambahan Guru Mapel


IPA dan bahasa pelajaran IPA dan bahasa
Indonesia masing-masing 4 jam Indonesia masing-masing 4
per minggu. jam per minggu.

1. Peningkatan peran dan fungsi 1. Meningkatnya peran dan Komite


paguyuban kelas dalam fungsi paguyuban kelas sekolah/
pengadaan media dalam pengadaan media madrasah
pembelajaran IPA dan bahasa pembelajaran IPA dan
Indonesia kelas 6. bahasa Indonesia kelas
6.

134
Penanggung
Kategori Sasaran Kegiatan Indikator Kegiatan
jawab
2. Sosialisasi peningkatan peran 2. Terselenggaranya
dan fungsi orang tua peserta sosialisasi peningkatan
didik kelas 6 dalam peran dan fungsi orang
pembelajaran anak di rumah tua peserta didik kelas 6
dalam pembelajaran
anak di rumah.

Pengembangan Terpenuhinya gaji k. Penyediaan gaji Guru Tetap 1. Tersedianya gaji untuk Kepala
Pendidik dan guru tetap 12 orang sebanyak 12 orang; 12 orang guru tetap. Sekolah/ma
Tenaga dan tenaga l. Penyediaan honor guru dan 2. Tersedianya honor drasah
Kependidikan kependidikan/guru tenaga kependidikan 3 untuk 3 orang guru dan
honorer sebanyak 3 orang tenaga kependidikan
honorer.
orang pada tahun
2010/2011

Pengembangan m. 3.
Manajemen
sekolah/
madrasah

Pengembangan
Sarana dan
Prasarana

Pembinaan
Kesiswaan/
Ekstrakurikuler

Pengembangan
Budaya
Lingkungan
Sekolah/
madrasah

Pengembangan
Karakter (Budi
Pekerti)

3. Menetapkan Jadwal Rencana Kerja Tahunan Sekolah/Madrasah


Sekolah/madrasah perlu menyusun jadwal RKT untuk mengetahui beban kegiatan
sekolah/madrasah, sumberdaya yang ada, serta kegiatan monitoring pelaksanaan
program/kegiatan dalam jangka waktu satu tahun. Dalam RKT, jadwal disusun
berdasarkan kalender akademik yang berlaku, yakni dimulai bulan ke-7 (Juli).

135
Tabel 11. Contoh Jadwal Rencana Kerja Tahun 2010/2011
Sasaran Tahun Program dan Kegiatan Bulan
No 2010/2011 Operasional
7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
Pada 2011 rata-rata
1 Program :
nilai UASBN/ UN
Pengembangan Pendidik
6,5
dan Tenaga
Kependidikan

Kegiatan :

1. Pelatihan PAKEM bagi


6 guru Bahasa
Indonesia

2. dst

3. dst

2 Dst

B. MENYUSUN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH/MADRASAH


Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKAS/M) adalah rencana biaya dan
pendanaan program/kegiatan secara rinci untuk satu tahun anggaran baik bersifat strategis
maupun rutin/reguler. Format RKAS/M adalah format yang dipergunakan dalam Panduan
BOS 2011, yaitu format BOS K-1 dan BOS K-1A. Format BOS K-1 ini adalah format
multi-sumber, tidak hanya mencakup BOS Pusat tetapi juga sumber dana lain seperti BOS
Provinsi, BOS Kabupaten/Kota, DAK, dan lain-lain.
Program dan kegiatan juga ada yang bersifat strategis (yang di dalam buku Panduan BOS
disebut Program Sekolah) dan ada yang bersifat rutin/regular (yang dalam buku Panduan
BOS disebut Non-program Sekolah). RKAS/M merupakan dokumen anggaran
sekolah/madrasah resmi yang disetujui oleh kepala sekolah/madrasah serta disahkan oleh
Dinas Pendidikan untuk sekolah negeri dan penyelenggara pendidikan (yayasan) untuk
sekolah/madrasah swasta.
RKAS/M dibuat untuk satu tahun pelajaran yang terdiri atas pendapatan dan belanja
(pengeluaran). RKAS/M mencakup semua biaya pendanaan dan anggaran tahunan,
khususnya untuk satu tahun anggaran yang akan datang. Pendanaan yang dicantumkan di
RKAS/M hanya mencakup pengeluaran dalam bentuk uang yang akan diterima dan dikelola
oleh sekolah/madrasah.

136
Penyusunan RKAS/M terdiri dari 3 (tiga) langkah:
1. Menghitung Biaya Rutin/Reguler;
2. Menghitung Rencana Biaya dan Sumber Pendanaan Program dan Kegiatan Rutin/
Reguler;
3. Menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (BOS K-1A dan BOS K-
1).
Berikut adalah penjelasan masing-masing langkah:
1. Menghitung Biaya Rutin/Reguler
Biaya Rutin/Reguler adalah bagian dari dana pendidikan yang diperlukan untuk
membiayai kegiatan rutin satuan pendidikan agar dapat berlangsung kegiatan
pendidikan yang sesuai dengan standar nasional secara teratur dan berkelanjutan.
Biaya ini dikeluarkan bukan untuk suatu program/kegiatan tertentu, dan di dalam buku
Panduan BOS 2011 disebut Biaya Non-program. Untuk menghitung biaya
rutin/reguler perlu ditentukan terlebih dahulu biaya satuan.
Biaya rutin/reguler meliputi:
a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada
gaji;
b. Bahan atau peralatan habis pakai;
c. Biaya rutin pendidikan tidak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak,
asuransi dll.

137
Berikut ini adalah contoh tabel perhitungan biaya rutin:
Tabel 12. Contoh Biaya Rutin/Reguler
2010/2011
Biaya Rutin/Reguler Harga
Satuan Volume Jumlah Biaya
Satuan

1 2 3 4 5

1. Gaji
Gaji pendidik dan tenaga kependidikan
1.1 155,000,000
tetap (PNS)

Gaji pendidik dan tenaga kependidikan


1.2 Org Bulan 48 500,000 24,000,000
tidak tetap

174,000,000

2. Belanja barang habis pakai


2.1 Alat Tulis Kantor Bln 12 150,000 1,800,000

2.2 Bahan/Material Bln 12 175,000 2,100,000

3,900,000

3. Langganan Daya dan Jasa


3.1 Listrik Bln 12 200,000 2,400,000

3.2 Air Bln 12 100,000 1,200,000

3.3 Telepon Bln 12 100,000 1,200,000

4,800,000

4. Kegiatan Belajar Mengajar


Semester/
4.1 Tes Semesteran 720 7,500 5,400,000
Murid

4.2 UAN/UAS Murid 120 25,000 3,000,000

4.3 Penyelenggaraan Jam Tambahan Jam 40 30,000 1,200,000

9,600,000

5. Kegiatan Rapat
5.1 Rapat Pembinaan Bln 6 50,000 300,000

5.2 Rapat Semester Frek./Thn 2 75,000 150,000

5.3 Rapat UAN/UAS Frek./Thn 2 75,000 150,000

5.4 Rapat Kenaikan Kelas Frek./Thn 1 75,000 75,000

5.5 Rapat Kelulusan Frek./Thn 1 100,000 100,000

5.6 Rapat Komite Sekolah/madrasah Frek./Thn 3 50,000 150,000

925,000

138
2010/2011
Biaya Rutin/Reguler Harga
Satuan Volume Jumlah Biaya
Satuan

1 2 3 4 5

6. Perayaan Hari Besar


6.1 Hardiknas Thn 1 250,000 250,000

6.2 HUT RI Thn 1 500,000 500,000

6.3 Hari-Hari Besar Lainnya Thn 1 250,000 250,000

1,000,000

7. Biaya Perjalanan Dinas Bln 12 50,000 600,000

8. Biaya Pemeliharaan Sarana Prasarana


8.1 Pengecatan dan pengapuran Thn 1 1,000,000 1,000,000

8.2 Perbaikan pintu dan jendela Thn 1 750,000 750,000

8.3 Perbaikan atap dan lantai Thn 1 500,000 500,000

8.4 Perbaikan WC Thn 1 1,000,000 1,000,000

8.5 Perbaikan pagar halaman Thn 1 400,000 400,000

8.6 Pemeliharaan taman Bln 12 50,000 600,000

4,250,000

Total Kegiatan Rutin/Reguler 200,075,000

Keterangan:

Biaya rutin/regular di masing-masing sekolah/madrasah bisa jadi berbeda sesuai dengan


kebijakan sekolah/madrasah dan kabupaten/kota.

2. Menghitung Rencana Biaya dan Sumber Pendanaan Program dan Kegiatan


Rutin/ Reguler
Setelah program dan kegiatan rutin/reguler dirumuskan, langkah selanjutnya adalah
menghitung biaya pelaksanaan program dan kegiatan rutin/reguler tersebut sehingga
dapat diketahui dengan pasti berapa besar biaya program dan kegiatan rutin/reguler
yang diperlukan, dan dari mana sumbernya serta kecukupannya untuk melaksanakan
program dan kegiatan rutin/reguler. Setelah mengetahui berapa kebutuhan
sekolah/madrasah untuk membiayai program dan kegiatan rutin/reguler, maka langkah
berikutnya adalah membuat Rencana Pendanaan.
Rencana Pendanaan dibuat untuk memperkirakan sumber dan jumlah dana yang
diperkirakan didapatkan oleh sekolah/madrasah. Beberapa sumber dana yang dapat
diharapkan oleh sekolah/madrasah, antara lain: BOS, Sumbangan Masyarakat melalui

139
Komite Sekolah/madrasah atau Paguyuban Kelas, APBD Kabupaten/Kota, donatur,
dan sebagainya. Di bawah ini adalah contoh tabel Rencana Biaya dan Sumber
Pendanaan Program dan Kegiatan Rutin/Reguler Sekolah/Madrasah.

Tabel 13. Contoh Rencana Biaya dan Sumber Pendanaan Program dan Kegiatan
Rutin/Reguler Tahun 2010/2011
Pendanaan
Total
BOS Bantuan PAS
Program/Kegiatan Biaya
(Rp.000) BOS BOS BOS Tugas
Dekon DAK Komsek Alumni Kantin
Pusat Prov Kab Berban

I. Pengembangan
Kompetensi Lulusan
11.

1.2. Dst…

II. Pengembangan
Kurikulum/KTSP
2.1….

2.2…. dst

III. Pengembangan
Pembelajaran
IV. Pengembangan
Sistem Penilaian
V. Pengembangan
pendidik dan tenaga
kependidikan
5.1. Kegiatan: Pelatihan 126 126 - - - - - - - -
PAKEM bagi 6 guru
Bahasa Indonesia
10.2. ……
…………
VI. Pengembangan
Sarana dan Prasarana
Sekolah/Madrasah
VII. Pengembangan
Manajemen
Sekolah/Madrasah
VIII. Pembinaan
Kesiswaan/
Ekstrakurikuler
IX. Budaya dan
Lingkungan Sekolah/
Madrasah

140
Pendanaan
Total
BOS Bantuan PAS
Program/Kegiatan Biaya
(Rp.000) BOS BOS BOS Tugas
Dekon DAK Komsek Alumni Kantin
Pusat Prov Kab Berban

I. Pendidikan Karakter
(Budi Pekerti).
Total biaya program
strategis

Total biaya program


Rutin/Reguler

Total Biaya Program


strategis dan Rutin/
Reguler

3. Menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKAS/M)


Langkah-langkah pembuatan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah:
a. Menghitung biaya per program atau kegiatan.
 Menentukan apakah penghitungan dilakukan untuk setiap program atau kegiatan;
 Menentukan jenis belanja yang diperlukan untuk merealisasikan program atau
kegiatan tersebut. Jenis belanja harus dipilih dari Daftar Jenis Belanja yang sudah
diatur di dalam Permendagri No 57 Tahun 2007;
 Menghitung biaya per jenis belanja dari setiap program atau kegiatan;
 Menghitung biaya per Kategori Program Sekolah/madrasah yang dirinci per Jenis
Belanja;
 Menghitung biaya Program Reguler/Rutin per Jenis Belanja (lihat butir 2.a Tabel
12);
b. Mengalokasikan biaya/rencana penggunaan uang tersebut kepada sumber-sumber
dana sesuai dengan aturan peruntukan dana dari masing-masing sumber dana;
c. Menghitung jumlah surplus atau defisit.

141
Tabel 14. Berikut adalah contoh format BOS K-1A.
No Triwulan
Uru No Kode Uraian Jumlah
t I II III IV

Program Sekolah/Madrasah X
Jenis Belanja A
Jenis Belanja B
Jenis Belanja C, dst

ProgramSekolah/Madrasah Y
Jenis Belanja A, dst

Tabel 15. Contoh Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah


(Format BOS K-1)
SEKOLAH / MADRASAH :

Kecamatan :

Kabupaten/Kota :

Provinsi :

PENERIMAAN (dalam Rp.) PENGELUARAN/BELANJA

No. No No.
No. Uraian Jumlah Uraian Jumlah
Kode . Kode
I 1 SISA TAHUN LALU 200.000 I 1 PROGRAM SEKOLAH

1.1 Pengembangan Kompetensi


Lulusan

II 2 PENDAPATAN 1.2 Pengembangan Kurikulum/


RUTIN KTSP

2.1 Gaji PNS 300.000. 1.3 Pengembangan Pembelajaran


000

2.2 Gaji Pegawai Tidak 24.000.0 1.4 Pengembangan Sistim Penilaian


Tetap 00

2.3 Belanja Barang dan 1.5 Pengembangan Pendidik dan


Jasa Tenaga Kependidikan

2.4 Belanja Pemeliharaan 1.6 Pengembangan Sarana dan

142
PENERIMAAN (dalam Rp.) PENGELUARAN/BELANJA

No. No No.
No. Uraian Jumlah Uraian Jumlah
Kode . Kode
Prasarana Sekolah/Madrasah

2.5 Belanja Lain-lain * 1.7 Pengembangan Manajemen


Sekolah/Madrasah

1.8 Pembinaan Kesiswaan/


Ekstrakulikuler

III 3 BOS 1.9 Pengembangan Budaya


Lingkungan Sekolah/Madrasah

3.1 BOS 1.10 Pengembangan Karakter (Budi


Pekerti).

3.2 BOS Provinsi

3.3 BOS Kabupaten/Kota II 2 NON PROGRAM SEKOLAH

2.1 Belanja Pegawai

IV 4 BANTUAN 2.1 Belanja Barang dan Jasa

4.1 Dana Dekonsentrasi

4.2 Dana Tugas


Pembantuan

4.3 Dana Alokasi Khusus

4.4 Lain-lain:
Bantuan luar negeri/
donasi
V PENDAPATAN ASLI
5
SEKOLAH

5.1 Warnet

5.2

JUMLAH

SURPLUS/DEFISIT

Mengetahui, Menyetujui, Dibuat Oleh,


Ketua Komite Sekolah/Madrasah Kepala Sekolah/Madrasah TPS/M

__________________ _________________ _______________

143
Catatan: Mengkonversi RKAS/M dengan Permendagri No. 59 Tahun 2007
Bagi sekolah/madrasah yang akan mengusulkan dana melalui APBD, merupakan suatu
keharusan untuk mengkonversi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/ Madarsah
(RKAS/M) dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Berikut adalah contoh tabel hasil konversi
RKAS/M dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007.

Tabel 16. Hasil Konversi RKAS/M dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 59 Tahun 2007

Program dan Kegiatan Menurut Permendagri


Rincian Rincian Biaya
No.59 Tahun 2007
Program dan
Kegiatan Biaya Total Kode Kode
Volume Satuan Program Kegiatan
Satuan Biaya Anggaran Anggaran

1.Pengembangan 1.01.xx.16 Program


Kurikulum/ Wajib
KTSP Belajar 9
Tahun

1.1.Penyusunan 5 Slb 1.300 6.500 1.01.xx.16.59 Pelatihan


Silabus Penyusunan
Kurikulum

1.2.Penyusunan 50 RPP 300 15.000 1.01.xx.16.59 Pelatihan


RPP Penyusunan
Kurikulum

8. Pengembangan 1.01.xx.16 Program 1.01.xx.16.59


Manajemen Wajib
Sekolah/Madrasa Belajar 9
h Tahun

8.1.Penyusunan 48 OK 65 3.120 1.01.xx.16.59 Pembinaan


RKS/M Kelembagaan
Sekolah/Madras
ah dan
Manajemen
Sekolah/Madras
ah dengan
Penerapan MBS
di Satuan
Pendidikan
Dasar

144
Lembar Bahan Bacaan 2.6.2.
Rekomendasi Sistematika Penyusunan RKT dan RAPBS Sekolah/Madrasah

No. Bab Sub Bab

I. Pendahuluan A. Latar belakang


B. Tujuan
C. Sasaran
D. Manfaat
E. Landasan hukum
F. Sistematika penyusunan dokumen
II. Identifikasi Kondisi A. Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah atau Profil Sekolah/
Sekolah/Madrasah Madrasah
Saat Ini
B. Kategori dan pengelompokan hasil rekomendasi EDS dan
profil sekolah/madrasah
C. Identifikasi Prioritas Program Rekomendasi
D. Pengelompokan program berdasarkan Program
Sekolah/Madrasah dan Non Program Sekolah/Madrasah
Panduan BOS 2010.
III. Identifikasi Kondisi A. Identifikasi Harapan Pemangku Kepentingan Sekolah/
Sekolah/Madrasah Madrasah di Masa Yang Akan datang
di Masa Depan B. Menyusun Visi Sekolah/Madrasah
Yang diharapkan
C. Merumuskan Misi Sekolah/Madrasah
D. Merumuskan Sasaran Sekolah/Madrasah
IV. Perumusan A. Merumuskan Program Kerja dan Penanggung jawabnya
Program, Kegiatan
B. Merumuskan Kegiatan Sekolah/Madrasah
dan Indikator
Kinerja C. Merumuskan Indikator Kinerja Keberhasilan dan
Tagetnya
D. Menentukan kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan
V. Rencana Anggaran A. Menyusun Rencana Anggaran Belanja Sekolah/Madrasah
Sekolah/Madrasah
1. Menghitung biaya satuan
Jangka Menengah
2. Menghitung rencana biaya program
B. Menyusun Rencana Pendapatan Sekolah/Madrasah
C. Menyesuaikan Rencana Belanja dan Pendapatannya serta
mempelajari regulasi penggunaannya

145
No. Bab Sub Bab

VI. Perumusan RKT A. Menetapkan rencana kerja tahunan (RKT)


dan RKAS/M 1. Menetapkan program/kegiatan strategis
2. Menetapkan kegiatan operasional
3. Menetapkan jadwal Rencana Kerja Tahunan Sekolah/
Madrasah
B. Membuat Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/
Madrasah
1. Menghtung biaya operasional
2. Menghitung rencana belanja dan pendanaan program
dan kegiatan operasional
3. Menyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/
Madrasah (RKAS/M)

146
INFORMASI DAN PENGADUAN MASYARAKAT
Program BOS
HOTLINE: 177
Menghubungi:

Tingkat SD Tingkat SMP


Alamat Web : www.ditptksd.go.id Alamat Web : www.dit-plp.go.id
Telp : 0-800-140-1276 (bebas pulsa), Telp : 0-800-140-1299 (bebas pulsa)
021-5725632 & 021-5725641 021-5725980
Faksimil : 021-5725635 Faksimil : 021-5731070 & 021-5725645
Email : bos@ditptksd.go.id Email : bos@dit-plp.go.id

Mengisi:
Format BOS – 07 untuk Kritik dan Saran dan Format BOS – 8 untuk Pengaduan

Anda mungkin juga menyukai