Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH III

MANAJEMEN STRATEGI
SPACE

Dosen Pengampu : Alfikri, S.Pt., M.Si

Oleh :
ANGGI RAHMAN NURDI
18254212029

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN AGRIBISNIS


JURUSAN BUDIDDAYA TANAMAN PANGAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
BAB III PENUTUP............................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring berjalannya waktu, kondisi persaingan dalam dunia bisnis terus
meningkat. Tentunya setiap perusahaan mendapat tantangan untuk memliki
keunggulan kompetitif agar mampu bersaing dengan para kompetitornya yang terus
bermunculan. Bahkan tidak sedikit perusahaan yang terpaksa harus tutup atau
mengakhiri usahanya dikarenakan tidak mampu bersaing dengan para kompetitor
yang sebidangnya. Dengan memiliki manajemen, sistem, dan strategi yang baik
perusahaan akan mampu bertahan secara jangka panjang dari persaingan bisnis yang
semakin ketat.
Dengan menerapkan strategi bisnis yang tepat didukung dengan adanya
inovasi, maka perusahaan akan mampu memenangkan persaingan bahkan menjadi
market leader bagi kompetitor sekelas dan sebidangnya. Baik perusahaan barang
ataupun jasa, perusahaan harus terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada
konsumen serta berorientasi pada kepuasan konsumen atau pelanggan sebagai hal
terpenting bagi perusahaan. Karena kepuasan konsumen sangatlah mempengaruhi
repeat order bagi penjualan perusahaan
Strategi bisnis yang telah dijalankan oleh perusahaan tentunya perlu di evaluasi
agar perencanaan strategi kedepannya dapat disusun dengan baik. Salah satu cara yang
dapat diterapkan oleh perusahaan dalam mengevaluasi bisnisnya adalah dengan
menggunakan metode SPACE. SPACE merupakan salah satu alat untuk menetapkan
strategi bisnis yang meliputi 4 variabel atau dimensi strategis dari suatu perusahaan.
Keempat dimensi tersebut adalah kekuatan keuangan, keunggulan bersaing, stabilitas
lingkungan bisnis, dan daya tarik industri. SPACE digunakan setelah teridentifikaisnya
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan berdsarkan hasil analisis
SWOT.
Oleh karena itu, penting bagi para pengusaha untuk menggunakan metode
SPACE sebagai alat untuk evaluasi dan penilaian yang nantitnya sebagai bahan
pertimbangan dalam merumuskan strategi yang akan direncanakan.
1.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya :
1. Untuk mengetahui Pengertian dari SPACE
2. Untuk mengetahui Langkah-langkah SPACE
3. Untuk mengetahui Dimensi SPACE
4. Untuk mengetahui Matriks SPACE
5. Untuk mengetahui implementasi dari SPACE pada sebuah studi kasus.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian SPACE
Analisis SPACE merupakan salah satu alat untuk menetapkan strategi bisnis
yang meliputi 4 variabel atau dimensi strategis dari suatu perusahaan. Keempat dimensi
tersebut adalah kekuatan keuangan, keunggulan bersaing, stabilitas lingkungan bisnis,
dan daya tarik industri.
Pendekatan analisa SPACE berusaha untuk mengatasi keterbatasan metode
metode lainnya, dengan menambahkan dua dimensi lagi pada matriks. Setiap dimensi
dilihat sebagai gabungan dari beberapa faktor yang dievaluasi secara terpisah. Dengan
memasukkan sejumlah faktor, manajer dapat melakukan evaluasi alternatif strategi
tertentu dari beberapa perspektif, dalam posisi yang lebih baik untuk menentukan
strategi yang dipilih.
2.2. Langkah-langkah SPACE
Menurut David (2009), terdapat langkah- langkah yang dibutuhkan untuk
mengembangkan matriks SPACE tersebut yang diantaranya adalah :
a. Pilih serangkaian variabel untuk menentukan kekuatan finansial (FS),
Keunggulan Kompetitif (CA), Stabilitas Lingkungan (ES), dan Kekuatan
Industri (IS).
b. Nilai variabel- variabel tersebut menggunakan skala 1 (paling buruk) sampai 6
(paling baik) untuk FS dan IS. Dan nilai variabel- variabel tersebut
menggunakan skala -6 (paling buruk) sampai -1 (paling baik) untuk ES dan CA.
Pada sumbu FS dan CA, buatlah perbandingan dengan peraingan pada sumbu IS
dan ES, buatlah perbandingan dengan industry lain.
c. Hitunglah rata- rata dari FS, CA, IS dan ES dengan menjumlahkan nilai yang
anda berikan pada variabel dari setiap dimensi dan kemudian membaginya
dengan jumlah variabel dalam dimensi yang bersangkutan.
d. Petakan nilai rata- rata untuk FS,IS,ES dan CA pada sumbu yang sesuai dalam
matriks SPACE.
e. Jumlahkan nilai rata- rata pada sumbu x (CA,IS) dan petakan hasilnya pada
sumbu X. Jumlahkan nilai rata- rata pada sumbu y (FS, ES) dan petakan
hasilnya pada sumbu Y.
f. Gambar vektor arah dari titik asal Matriks SPACE melalui titik perpotongan
yang baru. Vektor ini mengungkapkan tipe strategi yang direkomendasikan
untuk organisasi: agresif, kompetitif, defensif, atau konservatif.
2.3. Dimensi SPACE
Analisa SPACE terdiri dari empat input variabel / dimensi yang digunakan,
yaitu :
a. Kekuatan Finansial (KF)
Mencakup ukuran-ukuran yang menunjukan kekuatan finansial yang
dimiliki perusahaan, seperti : profitabilitas, likuiditas, aliran uang kas, skala
ekonomi.
b. Kekuatan Industri (KI)
Mencakup ukuran-ukuran yang menunjukan kekuatan industri / bisnis
perusahaan, seperti : potensial pertumbuhan, kemampuam teknologi,
produktivitas, intensitas kapital.

2
c. Keunggulan Bersaing (KB)
Mencakup ukuran-ukuran yang menggambarkan keunggulan bersaing
yang dimiliki perusahaan, seperti : kualitas produk, loyalitas pelanggan, pangsa
pasar, utilitas kapital.
d. Kestabilan Lingkungan (KL)
Mencakup ukuran-ukuran yang mencerminkan kestabilan lingkungan
perusahaan, meliputi : perubahan teknologi, tingkat inflasi, hambatan masuk
pasar, intensitas persaingan.
2.4. Matriks SPACE
Matriks Evaluasi Posisi dan Tindakan Strategis (Strategic Position and Action
Evaluation—SPACE Matrix), mengindikasikan apakah strategi yang agresif,
konservatif, defensif, atau kompetitif yang paling cocok dengan organisasi tertentu.
Sumbu untuk Matriks SPACE mewakili dua dimensi internal, yaitu kekuatan keuangan
(financial strength—FS) dan keunggulan kompetitif (competitive advantage—CA) dan
dua dimensi eksternal, yaitu stabilitas lingkungan (environmental stability— ES) dan
kekuatan industri (industrial strength—IS).
Diagram yang digunakan sebagai matriksSPACE adalah sebagai berikut:

Ketika vektor arah perusahaan berlokasi di kuadran agresif (kuadran kanan atas)
dari Matriks SPACE, artinya perusahaan berada pada posisi yang baik untuk
menggunakan kekuatan internalnya guna (1) memanfaatkan peluang eksternal, (2)
mengatasi kelemahan internal, dan (3) menghindari ancaman eksternal. Dengan
demikian, penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi ke
belakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal, diversifikasi konglomerat,
diversifikasi konsentrik, diversifikasi horizontal, atau strategi kombinasi semuanya bisa
digunakan, tergantung pada kondisi spesifik yang dihadapi perusahaan.

3
Vektor arah perusahaan pada kuadran konservatif (kuadran kiri atas) dari
matriks SPACE mengimplikasikan perusahaan untuk tetap berada dekat dengan
kompetensi dasar perusahaan dan tidak mengambil risiko yang berlebihan. Strategi
konservatif sering kali memasukkan penetrasi pasar, pengembangan pasar,
pengembangan produk, dan diversifikasi konsentrik.
Vektor arah perusahaan yang berada di kiri bawah atau kuadran defensif dari
matriks SPACE menyarankan agar perusahaan seharusnya berfokus untuk memperbaiki
kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Strategi defensif mencakup
retrenchment, divestasi, likuidasi, dan diversifikasi konsentrik.
Vektor arah perusahaan yang berada di kanan bawah atau kuadran kompetitif
dari matriks SPACE mengindikasikan strategi kompetitif. Strategi kompetitif mencakup
integrasi ke belakang, ke depan, dan horizontal; penetrasi pasar; pengembangan pasar;
pengembangan produk; dan joint venture.
Dengan demikian manajer dapat mengatakan Posisi Strategis dan Matriks
Evaluasi Tindakan akan membantu organisasi untuk merumuskan tujuan strategisnya
dan membantu mengidentifikasi posisi kompetitifnya dalam ruang pasar. Jika kita perlu
mengambil keputusan berdasarkan dua faktor strategis atau lebih, maka kita perlu
mencari alat lain yang disebut Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM).
2.5. Contoh Kasus
a. Komparasi Analisis SWOT dan SPACE dalam Menetapkan Strategi Bisnis
Berdasarkan Kondisi Lingkungan Perusahaan pada Perusahaan Outsourcing
Pada studi kasus ini peneliti menggunakan metode yang salah satu
diantaranya analisis SPACE. Analisis SPACE yang dilakukan oleh peneliti
diantranya :
1. Pengidentifikasian dimensi-dimensi internal dan eksternal perusahaan.
2. Penentuan rating masing-masing faktor dalam dimensi internal dan eksternal.
Berikut tabel dimensi Internal dan Eksternal Analisi SPACE

Dimensi Internal
Faktor-faktor Kekuatan Keuangan
…. 6 5 4 3 2 1 ….
Jumlah ….
Skor ….
Faktor-faktor Keunggulan Bersaing
…. 6 5 4 3 2 1 ….
Jumlah ….
Skor ….
Dimensi Eksternal
Faktor-faktor Stabilitas Lingkungan Bisnis
…. 6 5 4 3 2 1 ….
Jumlah ….
Skor ….
Faktor-faktor Daya Tarik Industri
…. 6 5 4 3 2 1 ….
Jumlah ….
Skor ….

4
3. Membuat Matriks SPACE untuk menentukan posisi strategis perusahaan
dengan menjumlahkan rating faktorfaktor dalam dimensi internal dan
eksternal. Sumbu y dan sumbu x dalam matriks SPACE diperoleh dari:
a) Sumbu Y = Kekuatan Keuangan – Stabilitas Lingkungan Bisnis
b) Sumbu X = Daya Tarik Industri – Keunggulan Bersaing
Berikut hasil analisis yang diperoleh oleh peneliti :
1. Kekuatan Keuangan
a. Collection Period.
Perusahaan cenderung mengalami penurunan dari tahun 2010
hingga tahun 2014. Collection period yang semakin menurun tiap
tahunnya menunjukkan bahwa perusahaan mampu dapat mengelola
piutangnya dengan efisien, sehingga memiliki rating = 5.
b. Fixed assets turnover.
Perusahaan mampu meningkatkan efisiensinya dalam menciptakan
penjualan dari perputaran aset tetap selama 5 tahun terakhir. Berdasarkan
pertimbangan tersebut maka faktor ini memperoleh rating = 4.
c. Working capital turnover.
Rasio working capital turn over Perusahaan terus meningkat dari
tahun 2010-2014. Artinya perusahaan mampu meningkatkan kemampuan
efisiensinya dalam penggunaan modal kerja dengan sangat efisien dan
memperoleh rating = 5.
d. ROE.
Perusahaan memiliki nilai ROE yang fluktuatif selama 5 tahun
terakhir. Meski demikian, nilai rasio ini memiliki kecenderungan
meningkat, walau tidak setiap tahunnya, dalam 5 tahun. Hal yang sama
juga terjadi pada nilai ROA perusahaan karena nilai kedua rasio ini
cenderung sama. Jika diperhatikan lebih lanjut, fluktuasi yang sama
terjadi juga terjadi pada gross margin dan operating margin yang dimiliki
perusahaan. Untuk itu nilai ROE, ROA, gross margin, dan operating
margin Perusahaan memperoleh rating = 4.
e. Analisis likuiditas.
Dalam hal likuiditas, Perusahaan dapat dikatakan memiliki tingkat
likuiditas yang sangat tinggi mengingat perusahaan ini hampir tidak
memiliki utang sama sekali selama 5 tahun terakhir. Di samping itu,
Perusahaan juga memiliki ketersediaan kas yang memenuhi untuk
kegiatan operasional jangka pendek dan jangka panjangnya dan
peningkatan asset tetap perusahaan setiap tahunnya. Berdasarkan hal ini,
maka analisis likuiditas memperoleh rating = 4.
2. Keunggulan Bersaing
a. Pangsa pasar.
Perusahaan masih belum dapat menyaingi pangsa pasar pesaing
primernya dan bahkan kalah jauh di belakangnya. Meskipun demikian,
Perusahaan masih mampu mengungguli pesaing sekundernya meski
nilainya tidak terlalu besar. Dengan mempertimbangkan hasil ini, maka
pangsa pasar relative Perusahaan memperoleh rating = 2.
b. Kualitas produk/jasa.
Berdasarkan wawancara terhadap beberapa perusahaan pengguna
Perusahaan diketahui bahwa kualitas kebersihan yang dihasilkan oleh
jasa kebersihan. Perusahaan rata-rata berada di atas perusahaan

5
pesaingnya. Mempertimbangkan hal-hal tersebut maka rating yang
diberikan untuk faktor kualitas produk adalah = 4.
c. Loyalitas pelanggan.
Indikator dari loyalitas pelangganadalah repeat purchase (kesetiaan
terhadap pembelian produk atau jasa), retention (ketahanan terhadap
pengaruh yang negatif mengenai perusahaan) dan referalls
(mereferensikan secara total efisiensi perusahaan). Perusahaan mampu
memenuhi keempat indicator tersebut sehingga rating yang diberikan
untuk faktor loyalitas pelanggan adalah = 4.
3. Daya tarik Industri
a. Tingkat pertumbuhan pendapatan.
Pertumbuhan pasar di bidang jasa outsourcing, terutama jasa
kebersihan memang masih menjanjikan mengingat pertumbuhan industri
dan lingkungan bisnis yang ada saat ini menuntut dibangunnya gedung-
gedung baru untuk melangsungkan bisnis yang ada. Di samping itu,
menurut penelitian yang dilakukan Divisi Riset PPM Manajemen
terhadap 44 perusahaan dari berbagai industri 73% diantaranya
menggunakan jasa outsourcing. Oleh sebab itulah faktor ini diberi rating
= 4.
b. Potensi laba.
Pada tahun 2014, prospek bisnis outsourcing di Indonesia dan
perputaran uang di dalamnya diperkirakan mencapai Rp. 17,5 triliun.
Sementara potensi bisnis outsorurcing di dunia diperkirakan akan
mencapai US $ 970 miliar atau Rp 9.215 triliun di tahun 2015. Jika
Indonesia bisa mengambil 1% saja dari jumlah tersebut, maka perputaran
bisnis ini di Indonesia dapat mencapai Rp 92 triliun pada tahun
tersebut.Untuk itulah potensi laba diberi rating = 5.
c. Pemanfaatan teknologi.
Perusahaan adalah perusahaan outsourcing yang tak terlalu
terpengaruh oleh perkembangan berbagai teknologi canggih terbaru di
samping teknologi informasi dan komunikasi. Kegiatan operasional yang
dilakukan dalam perusahaan ini hanya menyediakan tenaga kerja untuk
jasa kebersihan, utamanya, pada berbagai perusahaan pengguna.Untuk
itulah faktor pemanfaatan teknologi diberi rating = 3.

4. Stabilitas Lingkungan Bisnis


a. Sulitnya pemain baru untuk masuk.
Modal untuk mengawali bisnis outsourcing, terutama dalam
bidang jasa kebersihan tidak terlalu besar jika dibandingkan bisnis-bisnis
lainnya. Perusahaan mengawali bisnisnya dengan modal Rp
15.000.000,00. Tenaga kerja pun mudah diperoleh karena tingkat tinggi
di Indonesia. Atas dasar alasan-alasan tersebut maka faktor ini akan
diberi rating = 4.
b. Tekanan persaingan.
Bisnis outsourcing merupakan bisnis dengan potensi yang besar di
Indonesia.Di Yogyakarta saja sudah terdapat 75 perusahaan outsourcing
yang terdaftar pada tahun 2015 ini dari yang semula hanya 53 perusahaan
di tahun 2013. Untuk itulah tekanan persaingan diberi rating = 4.
c. Variasi kebutuhan.

6
Pada tahun 2012, pemerintah memperbaharui peraturan terkait
pekerjaan alih daya atau outsourcing melalui peraturan yang tertera
dalam Permenakertrans No 19/2012 hingga hanya ada 5 jenis pekerjaan
yang diijinkan dalam bisnis outsourcing, yaitu jasa kebersihan,
keamanan, transportasi, katering, dan pemborongan pertambangan.
Dikeluarkannya peraturan ini membuat variasi kebutuhan yang
dilayani oleh jasa outsourcing semakin sedikit. Terlebih, jasa yang
ditawarkan oleh Perusahaan hanya mencakup jasa kebersihan dan
kemananan. Untuk itulah faktor ini diberi rating = 3.

Matriks SPACE

Setelah menganalisis semua faktor yang termasuk dalam dimensi


internal maupun dimensi eksternal Perusahaan, maka berikut ini
merupakan rangkuman rating yang diperoleh oleh faktor-faktor tersebut:
DIMENSI INTERNAL MATRIKS SPACE PERUSAHAAN

Faktor-faktor Kekuatan Keuangan


Collecting period Pendek 6 5 4 3 2 1 Panjang
Fixed assets turnover Rendah 6 5 4 3 2 1 Tinggi
Working capital turnover Tinggi 6 5 4 3 2 1 Rendah
ROE Tinggi 6 5 4 3 2 1 Rendah
ROA Tinggi 6 5 4 3 2 1 Rendah
Gross margin Tinggi 6 5 4 3 2 1 Rendah
Analisis Likuiditas Lancar 6 5 4 3 2 1 Tidak seimbang
Jumlah 34
Skor 3,78
Faktor-faktor Keunggulan Bersaing
Pangsa Pasar Besar 6 5 4 3 2 1 Kecil
Kualitas Produk Superior 6 5 4 3 2 1 Indikator
Loyalitas pelanggan Tinggi 6 5 4 3 2 1 Rendah
Jumlah 10
Skor 3,33

DIMENSI EKSTERNAL MATRIKS SPACE PERUSAHAAN

Faktor-faktor Stabilitas Lingkungan Bisnis


Sulitnya pemain baru untuk
Sulit 6 5 4 3 2 1 Mudah
masuk
Tekanan persaingan Tinggi 6 5 4 3 2 1 Rendah
Variasi kebutuhan Banyak 6 5 4 3 2 1 Sedikit
Jumlah 11
Skor 3,67
Faktor-faktor Daya Tarik Industri
Tingkat pertumbuhan
Tinggi 6 5 4 3 2 1 Rendah
pendapatan
Potensi Laba Tinggi 6 5 4 3 2 1 Rendah
Pemanfaatan teknologi Sederhana 6 5 4 3 2 1 Rumit

7
Jumlah 12
Skor 4,00

Dari hasil tersebut maka diperoleh:

 Sumbu Y = Kekuatan Keuangan – Stabilitas Lingkungan Bisnis


= 3,78 – 3,67 = 0,11
 Sumbu X = Daya Tarik Industri – Keunggulan Bersaing
= 4,00 –3,33 = 0,67
Berdasarkan hasil di atas maka berikut ini merupakan posisi
Perusahaan pada matriks SPACE:

Hasil matriks SPACE di atas menunjukkan bahwa Perusahaan


berada pada posisi strategi agresif. Artinya, perusahaan memiliki posisi
strategis yang sangat baik. Strategi-strategi alternatif yang dapat
digunakan apabila posisi perusahaan berada pada strategi agresif adalah
penetrasi pasar, perluasan pasar, dan pengembangan produk.
b. Analisis Usaha dan Strategi Pengembangan Agroindustri Manisan Pala di
Keluarahan Aermadidi Kabupaten Minahasa Utara (Studi Kasus Di UD. Murni)
Pada studi kasus ini peneliti menggunakan metode yang salah satu
diantaranya analisis SPACE. Matriks SPACE dipakai memetakan kondisi
perusahaan dengan menggunakan diagram cartesius yang sterdiri dari empat
kuadran dengan skala ukuran yang sama. Masing-masing sumbu dari matriks
SPACE menyatakan dua dimensi, yaitu dimensi internal pada sumbu X dan dan
dimensi eksternal pada sumbu Y.

8
Hasil Penelitian
Pada faktor internal menunjukan nilai skor untuk kekuatan = 1.953, dan nilai
skor untuk kelemahan = 0.413 maka didapatkan total nilai skor untuk sumbu
horizontal (sumbu x) = 2.366 sedangkan faktor eksternal menunjukan nilai skor
untuk peluang = 0.938 dan untuk ancaman = 1.257. maka didapatkan total nilai skor
untuk sumbu vertikal (sumbu y) = 2.195. untuk dapat melihat posisi usaha manisan
pala UD Murni dapat dilihat pada diagram dibawah ini.

Hasil matriks SPACE di atas menunjukkan bahwa Perusahaan berada pada


posisi strategi agresif. Artinya, perusahaan memiliki posisi strategis yang sangat
baik. Strategi-strategi alternatif yang dapat digunakan apabila posisi perusahaan
berada pada strategi agresif adalah penetrasi pasar, perluasan pasar, dan
pengembangan produk

9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Balanced Scorecard merupakan suatu system management strategi yang
menjabarkan visi dan strategi suatu perusahaan ke dalam tujuan operasional dan
tolakukur. Tujuan dan tolak ukur dikembangkan untuk setiap 4 (empat) perspektif yaitu
:Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses Usaha Internal
danPerspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.
Pada perspektif keuanagan, tolak ukur keuangan adalah penting, akan tetapi tidak
cukup untuk mengarahkankinerja dalam menciptakan nilai (value). Tolak ukur non
keuangan juga tidak memadai untuk menyatakan angka paling bawah (bottom line).
Perspektif pelanggan berfokus pada bagaimana organisasi memperhatikan
pelanggannya agar berhasil. Mengetahui pelanggan danharapan mereka tidaklah cukup.
Terdapat hubungan sebab akibat antara perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
dengan perspektif usaha internal dan proses produksi. Karyawan yang melakukan
pekerjaan merupakan sumber ide baru yangterbaik untuk proses usaha yang lebih baik.
Untuk tujuan insentif, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan berfokus pada
kemampuan manusia.

3.2. Saran
Bagi para pelaku usaha dapat menggunakan Balanced Scorecard sebagai alat
analisis untuk mengukur kinerja perusahaan serta menentukan dan merumuskan strategi
pemasaran yang akan dijalankan demi kelancaran usaha.

10
DAFTAR PUSTAKA
David. 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga, Yogyakarta.
Lolowang, T. F., Benu L. S. O., dan Ribka M. K. 2014. Analisis Usaha dan Strategi
Pengembangan Agroindustri Manisan Pala di Kelurahan Aermadidi Kabupaten
Minahasa Utara (Studi Kasus di UD. Murni). Jurnal Agribisnis. Vol.1. No. 3.
Universitas Sam Ratulangi. Manado
Putri dan Widodo. 2015. Komparasi Analisis Swot Dan Space Dalam Menetapkan Strategi
Bisnis Berdasarkan Kondisi Lingkungan Perusahaan Pada Perusahaan Outsourcing.
Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis. Vol. 10. No. 2.
Yunus, E. 2016. Manajemen Strategis. Andi. Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai