Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kulit merupakan bagian tubuh terluar yang membatasi dari lingkungan manusia. Kulit
memiliki struktur sangat kompleks, juga bervariasi menurut iklim, umur, jenis kelamin, ras,
dan bergantung pada lokasi tubuh. Terdapat tiga lapisan utama pada kulit yang terdiri dari
lapisan epidermis, dermis, dan subkutis. Selain itu, kulit juga mempunyai kelenjar pada kulit,
rambut, dan kuku yang terdapat kelenjar minyak atau glandula sebasea. Kelenjar tersebut
memiliki fungsi menjaga keseimbangan dari kelembaban kulit, yang pada masa pubertas
berfungsi secara aktif dan menjadi lebih besar. Hal tersebut dapat menyebabkan gangguan
pada kulit, salah satunya adalah acne vulgaris atau jerawat.1
Acne vulgaris (AV) adalah penyakit peradangan menahun unit pilosebasea, dengan
gambaran klinis biasanya polimorfik yang terdiri atas berbagai kelainan kulit berupa:
komedo, papul, pustul, nodul, dan jaringan parut. Komedo adalah lesi utama jerawat. Lesi
komedo berupa papula datar atau sedikit lebih tinggi dengan permukaan sentral melebar yang
diisi dengan keratin yang hitam (komedo terbuka atau blackhead komedo). Komedo tertutup
(whitehead) biasanya berukuran 1 mm dan berwarna kekuningan.1
Papul dan pustul berukuran 1-5 mm disebabkan oleh peradangan, sehingga terjadi
eritema dan edema. Komedo ini dapat membesar menjadi nodular dan menyatu menjadi plak
yang fluktuatif, membentuk saluran sinus, dan mengeluarkan nanah serosanguineous atau
kekuningan.Penderita biasanya mengeluh akibat erupsi kulit pada pada tempat-tempat
predileksi, yakni muka, bahu, leher, dada, punggung bagian atas dan lengan bagian atas oleh
karena kelenjar sebasea pada daerah yang aktif.2
Akne vulgaris termasuk penyakit yang dapat sembuh sendiri (self-limited disease).
Penyakit ini dapat ditemukan di segala usia. Penyebabnya multifaktor namun secara pasti
masih belum diketahui. Beberapa etiologi diduga turut berperan adalah hipersekresi sebum,
hiper keratinisasi, koloni propionibakterium aknes ( P. acnes), dan inflamasi. Beberapa faktor
lain juga dianggap turut berperan dalam pemicu terjadinya akne vulgaris seperti faktor
intrinsik yaitu genetik, ras, hormonal dan faktor ekstrinsik yaitu stres, iklim, suhu,
kelembaban, kosmetik, diet dan obat-obatan.1
Di america terjadi 60% hingga 70% selama hidup mereka, sekitar 20% mengalami
jerawat yang parah hingga mengakibatkan timbulnya jaringan parut. Insiden jerawat 80-
100% pada usia dewasa muda, yaitu 14-17 tahun pada wanita, dan 16-19 tahun pada pria.
Sedangkan di Indonesia angka terjadinya acne vulgaris 85% hingga 100% selama hidup
mereka. Angka kejadian penderita pada remaja lebih banyak terjadi pada laki-laki yaitu 95%
sampai 100% sedangkan pada perempuan terjadi 83% sampai 85% dengan rentang usia 16
sampai 17 tahun.3
Jumlah kejadian dan peningkatan prevalensi AV yang cukup tinggi serta belum
pastinya etiologi AV maka terdapat selalu ada perubahan-perubahan dalam tatalaksana AV
dari waktu ke waktu.
Definisi
Akne vulgaris (AV) berupa penyakit peradangan kronis folikel pilosebasea dengan penyebab
multifokal dan manifestasi klinis berupa komedo, papul, pustul, nodus serta kista. AV di
mulai pada usia 12-15 tahun dengan puncak keparahan pada 17-21 tahun. AV adalah
penyakit terbanyak pada remaja usia 15-18 tahun.
Etiologi
AV masih belum diketahui. Beberapa etiologi yang diduga terlibat, berupa faktor intrinsik
yaitu, genitik, ras hormonal, dan faktor intrinsik berupa stres, iklim/suhu/kelembaban,
kosmetik, diet dan obat-obatan.
Epidemiologi
Data prevalensi dunia mengatakan penderita AV 80 – 85% terjadi pada remaja dengan
puncak insidens usia 15 – 18 tahun, 12% pada wanita usia > 25 tahun dan 3% pada usia 35 –
44 tahun. Acne vulgaris yang berat terlihat pada laki-laki. Berdasarkan data nasional dalam
catatan kelompokstudi dermatologi kosmetika Indonesia terdapat peningkatandari 60%
penderita Akne vulgaris pada tahun 2006 menjadi 80%pada tahun 2007. Insiden jerawat 80-
100% pada usia dewasa muda, yaitu 14-17 tahun pada wanita, dan 16-19 tahun pada pria.
Pada umumnya banyak remaja yang bermasalah dengan jerawat, bagi mereka jerawat
merupakan siksaan psikis. Meskipun begitu, acne tetap menjadi masalah kesehatan yang
umum, bagi masyarakat, terutama mereka yang peduli akan penampilan.2,3
Daftar pustaka
1. Wasita atmadja, S. M. Anatomi Kulit. Dalam Djuanda, A. dkk. Ilmu Penyakit Kulit
dan Kelamin. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009a.h.3-5.
2. Kabau S. Hubungan Antara Pemakaian Jenis Kosmetik Dengan Kejadian Akne
Vulgaris. Semarang. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 2012; hlm. 1.
3. Ramdani, R., Sibero, Hendra T. Treatment of Acne Vulgaris. Journal Majority. 2015;
4(2): 87.
Patofisiologi
Akne vulgaris adalah suatu kondisi inflamasi umum pada unit polisebaseus yang terjadi pada remaja
dan dewasa muda yang ditandai dengan komedo, papul, pustule, nodul.. Etiologi acne vulgaris belum
jelas sepenuhnya. Patogenesis acne adalah multifaktoral, namun telah didentifikasi ada empat teori
patogenesis sebagai etiopatogenesis acne. Keempat patogenesis tersebut adalah hiperkeratinasi dari
duktus pilosebasea, produksi sebum yang berlebihan, bakteri propionibacterium acnes (P.acnes), dan
inflamasi.1
Daftar Pustaka
1. Afriyanti NR. Akne vulgaris pada remaja. J Majority. 2(II). Medical Faculty of
Lampung University. Febuari 2015.
2. Tahir M,CH. Patogenesis of acne vulgaris : simplified. Journal of Pakittas Association
of Dermatologist. 2020.h. 93 -97