Anda di halaman 1dari 16

Hubungan Perilaku Personal Hygiene Saat Menstruasi Dengan Gejala

Pruritus Vulvae Pada Remaja Putri di Puskesmas Antang

1
Nona mu’minun
2
Kurniawan Amin
3
Jusmira 3

1,2,3
Faculty Of Nursing, Megarezky University Makassar, Indonesia

Alamat Korespondensi:
Nona mu’minun
Bagian/area Kepakaran Penulis : kesehatan masyarakat/kesehatan reproduksi
Universitas Mega Rezky
*E-mail: nona.kesprok@gmail.com

https://doi.org/10.37362/jkph.v6i1.546 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 86


| Vol.6. No.1, Maret 2021
ABSTRAK

Latar Belakang : Personal hygiene menstruasi merupakan suatu perilaku individu atau perorangan dalam
menjaga kesehatan dan hygiene pada bagian organ genetalia pada wanita selama mengalami masa menstruasi.
Tujuan Penelitian : untuk mengetahui hubungan perilaku personal hygiene saat menstruasi dengan gejala
pruritus vulvae pada remaja putri yang datang berobat pada puskesmas (PKM) Antang Kota Makassar. Metode :
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Jumlah populasi dalam
penelitian ini adalah sebanyak 124 responden dan jumlah sampel sebanyak 70 responden, dengan tehnik
pengambilan sampling menggunakan teknik purposive sampling, alat yang digunakan adalah kuisioner dalam
bentuk google form. Hasil Penelitian : Didapatkan sebagian besar responden memiliki perilaku personal hygiene
dalam kategori baik yaitu sebanyak 39 (55.7%) responden dan sebagian besar responden mengalami gejala
pruritus vulvae dalam kategori sedang yaitu sebanyak 35 (50.0%) responden. Berdasarkan hasil uji statistik
Spearman Rho didapatkan nilai 𝜌 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 = 0.000 < 𝛼 = 0.05. Kesimpulan : Menunjukkan adanya hubungan
yang signifikan antara perilaku personal hygiene saat menstruasi dengan gejala pruritus vulvae pada remaja putri
di puskesmas antang kota makassar. Saran: Diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperluas area penelitiannya
dengan meneliti dampak yang kemungkinan dapat ditimbulkan akibat personal hygiene yang kurang baik.

Kata Kunci : Perilaku, Personal hygiene, Menstruasi, Pruritus vulvae

ABSTRAC

Background: Personal hygiene menstruation is an individual behavior in maintaining health and hygiene in the
organ during the genitalia in women experiencing menstrual period. Objective: to determine the relationship of
the personal hygiene behavior during menstruation with the symptoms of pruritus vulvae in adolescent girls who
came for treatment at PUSKESMAS (PHC) Antang, Makassar. Method: This research is descriptive analytic
research with a cross sectional design. Total population in this study were 124 respondents and the total sample
were 70 respondents, the sampling technique used purposive sampling technique, the tool used was a
questionnaire in the form of Google form. Results : Obtained the majority of respondents had good category of
personal hygiene behavior, as many as 39 (55.7%) of respondents and the majority of respondents experienced
symptoms of pruritus vulvae in the medium category, as many as 35 (50.0%) of respondents. Conclusion : There
is a significant relationship between personal hygiene behavior during menstruation with the symptoms of
pruritus vulvae in adolescent girls in the Puskesmas (PHC) Antang, Makassar. Suggestion: It is expected that
further research may expand the area of research by examining the impact that may be caused by poor personal
hygiene.

Keywords : Behavior, Personal hygiene, Menstruation, Pruritus vulvae

https://doi.org/10.37362/jkph.v6i1.546 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 87


| Vol.6. No.1, Maret 2021
PENDAHULUAN mengancam kesehatan serta keselamatan
Kesehatan sangat berarti bagi setiap fungsi organ reproduksi (Ashari 2019).
orang dan menjadi hak dasar yang harus Berdasarkan data World Health
dimiliki pada setiap orang karena Organization (WHO) dikutip dalam (Laili
kesehatan adalah salah satu komponen and Crusitasari 2019), mengatakan bahwa
penentu kualitas sumber daya pada angka kejadian infeksi saluran reproduksi
manusia. Selain demikian, kesehatan juga (ISR) paling tinggi di dunia yaitu pada usia
merupakan karunia dari Allah SWT yang remaja (35%-42%) dan dewasa muda
mesti dijaga dan ditingkatkan kualitasnya (27%-33%). Word Health Organization
serta dilindungi dari sesuatu yang bisa (WHO) mengatakan remaja adalah
merugikan. penduduk dengan rentang usia 10-19
Kesehatan reproduksi (Kespro) (Kemenkes RI 2015).
adalah suatu keadaan sehat secara fisik, Data dari Kementrian Kesehatan
mental, dan sosial secara utuh, tidak Republik Indonesia tahun 2017 (dalam
semata-mata bebas dari penyakit atau Pandelaki1 et al., 2020, h. 69) juga
kecacatan yang berkaitan dengan sistem, menunjukkan bahwa sebanyak 5,2 juta
fungsi dan proses reproduksi (Kemenkes jiwa remaja putri mengalami keluhan yang
RI 2015). Untuk para remaja terutama pada sama setelah menstruasi karena tidak
remaja putri pendidikan kesehatan menjaga kebersihannya yaitu pruritus
reproduksi sangatlah penting untuk vulvae yang ditandai dengan adanya rasa
diperhatikan. Dan bukan hanya untuk gatal dibagian alat kelamin pada wanita.
remaja tetapi orang tua serta masyarakat Dan berdasarkan data statistik yang ada di
juga perlu memperhatikan masalah Indonesia dari 69.4 juta jiwa remaja di
kesehatan reproduksi. Dimana kita ketahui Indonesia didapatkan sebanyak 63 juta
pertumbuhan fisik dan seksual pada setiap jiwa remaja melakukan perilaku hygiene
remaja mulai mengalami perkembangan yang sangat buruk. Seperti perilaku
yang sangat pesat, sehingga remaja harus merawat kesehatan organ reproduksi yang
mengenal tubuhnya serta organ masih kurang pada saat mengalami
reproduksinya, baik itu perubahan secara menstruasi. Perilaku yang kurang dalam
fisik ataupun perubahan psikologis yang merawat bagian alat kelamin wanita
terjadi pada dirinya agar supaya mampu sebanyak 30% yang disebabkan oleh
melindungi diri dari resiko yang dapat lingkungan yang buruk atau tidak sehat
serta 70% disebabkan oleh pemakaian

https://doi.org/10.37362/jkph.v6i1.546 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 88


| Vol.6. No.1, Maret 2021
pembalut yang kurang tepat pada saat mengalir serta dibersihkan dengan metode
menstruasi (Riskesdas, 2016 dalam yang tepat yakni membasuh dari sisi depan
Pandelaki1 et al., 2020, h. 69). kebelakang (dari arah vagina ke anus). Hal
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) ini dilakukan guna menangkal masuknya
dan Bappenas tahun 2010, dikutip dalam bakteri dan kotoran dari anus ke vagina.
(Nurmaliza 2019) personal hygiene yang Mengganti pembalut sesering mungkin
kurang ketika mengalami menstruasi dan atau tidak lebih dari 6 jam untuk
pemakaian pembalut yang tidak sehat menggantinya (Kusmiran 2014).
menjadi pencetus utama dari penyakit Penelitian yang dilakukan oleh Ismi
infeksi saluran reproduksi (ISR). Personal Sulaikha yang berjudul “hubungan
hygiene menstruasi merupakan suatu personal hygiene saat menstruasi dengan
perilaku individu atau perorangan dalam kejadian pruritus vulva pada remaja” yang
menjaga kesehatan dan hygiene pada dilakukan di SMP Pondok Pesantren
bagian organ genetalia pada wanita selama Darum Muttaqin Jombang menunjukkan
mengalami masa menstruasi. adanya hubungan antara personal hygiene
Menurut Hollingworth dan Pribakti dengan kejadian pruritus vulvae pada
(dikutip dalam Suryaningsih, Merlyna & remaja di SMP Pondok Pesantren Darul
Afriyanti, 2019, h. 28) penyebab dari Muttaqin Jombang. Dimana diperoleh hasil
terjadinya pruritus vulvae pada saat yaitu mayoritas responden mempunyai
menstruasi ialah faktor internal diantaranya personal hygiene menstruasi cukup
infeksi, penyakit kulit inflamasi (Lichen sejumlah 26 remaja (65,0%) dari 45
Sclerosus dan Lichen Planus), kondisi responden serta hampir setengah dari
medis (Diabetes Melitus). Faktor eksternal responden mengalami pruritus vulva yaitu
hygiene menstruasi diantaranya vulva sebesar 23 remaja (57,5%) dari 45
hygiene, penggunaan sabun (anti septik), responden. Perilaku kebersihan benar-
pemakaian celana dalam dan frekuensi benar urgen untuk diterapkan, sebab
mengganti pembalut. apabila tidak dilakukan dengan efektif
Memelihara kesehatan organ maka dapat berpengaruh buruk pada
reproduksi wanita sejak awal merupakan kesehatan reproduksi (Sulaikha 2018). Dan
salah satu cara untuk mencegah terjadinya penelitian yang dilakukan oleh (Musriani
pruritus vulvae saat menstruasi. Cara ini 2019) dengan judul “faktor prediktor yang
bisa dilakukan dengan membersihkan berpengaruh terhadap kejadian pruritus
daerah kewanitaan dengan air bersih yang vulvae pada mahasiswi Akper Anging

https://doi.org/10.37362/jkph.v6i1.546 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 89


| Vol.6. No.1, Maret 2021
Mamiri Makassar” didapatkan hasil ada Hubungan Perilaku Personal Hygiene Saat
pengaruh pengetahuan, sikap, tindakan Menstruasi Dengan Gejala Pruritus Vulvae
vulva hygiene, ketersediaan air bersih, Pada Remaja Putri Di Puskesmas (PKM)
jenis celana dalam, frekuensi mengganti Antang Kota Makassar. Adapun tujuaan
pembalut dan pemakaian pembersih pada dari penelitian ini adalah diketahuinya
kejadian pruritus vulva pada mahasiswi Hubungan Perilaku Personal Hygiene Saat
akper anging mamiri Makassar saat Menstruasi Dengan Gejala Pruritus
menstruasi. Maka dari itu disarankan Vulvae Pada Remaja Putri yang datang
kepada mahasiswi agar meningkatkan berobat Di Puskesmas (PKM) Antang Kota
perilakunya terkait dengan vulvae hygiene Makassar.
terutama saat menstruasi guna mencegah METODE
adanya kejadian pruritus vulvae. Jenis atau metode dalam penelitian
Dari hasil pengambilan data awal yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pada remaja putri yang datang berobat di deskriptif analitik dengan desain cross
Puskesmas (PKM) Antang Kota Makassar sectional. Penelitian cross sectional
sebanyak 20 orang remaja putri yang telah merupakan penelitian yang di mana
di wawancarai didapatkan data 8 orang peneliti hanya melakukan observasi dan
remaja putri mengalami gatal disekitar pengukuran variabel satu kali pada satu
vagina, dan sekitar 7 orang mengalami saat (Nursalam 2020).
keputihan dan 5 orang tidak mengalami Populasi dalam penelitian ini adalah
gatal disekitar vagina saat menstruasi. Dari seluruh remaja putri yang datang berobat
segi perilaku personal hygiene dari 20 di puskesmas antang kota makassar sejak
remaja putri yang telah diwawancarai bulan april sampai dengan september
didapatkan hasil 15 orang remaja putri dengan jumlah 124 orang. Adapun jumlah
masih dalam kategori kurang dalam hal sampel dalam penelitian ini adalah
perilaku personal hygiene, dimana mereka sebanyak 70 responden yang memenuhi
tidak mengeringkan vagina dengan tissue kriteria sebagai subjek penelitian.
ataupun handuk setelah mencuci vagina, PEMBAHASAN
serta kadang-kadang masih menggunakan Berdasarkan hasil penelitian yang
celana dalam yang ketat. didapatkan menunjukkan sebagian besar
Berdasarkan latar belakang mahasiswi memiliki perilaku personal
permasalahan tersebut diatas, maka hygiene saat menstruasi dengan kategori
dilakukan penelitian dengan judul baik yaitu sebanyak 39 (55.7%) responden.

https://doi.org/10.37362/jkph.v6i1.546 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 90


| Vol.6. No.1, Maret 2021
Hal ini sejalan dengan penelitian wanita mengenai perilaku personal
(Pandelaki1 et al. 2020) dengan judul hygiene saat menstruasi adalah perilaku
hubungan personal hygiene saat menjaga dan memelihara organ genetalia,
menstruasi dengan kejadian pruritus seperti membersihkan vagina
vulvae pada remaja dengan jumlah sampel menggunakan air bersih yang mengalir
148 responden yang personal hygiene langsung dari kran, membasuh vagina dari
mayoritas dalam kategori baik. arah depan ke belakang, mengganti
Menurut peneliti sebagian besar pembalut 4-5 kali dalam sehari, mengganti
responden memiliki perilaku personal celana dalam minimal 2 kali sehari dan
hygiene saat menstruasi dalam kategori menggunakan celana dalam yang
baik, hal ini terbukti pada kuesioner menyerap keringat (Kusmiran 2014).
parameter pertama yaitu responden tidak Selanjutnya hasil kuesioner yang
pernah membiarkan begitu saja jika vagina menunjukkan hampir setengah responden
terasa lembab, dapat pula dilihat pada memiliki perilaku personal hygiene saat
parameter kedua yaitu dimana responden menstruasi dalam kategori cukup yaitu
saat menstruasi selalu membersihkan sebanyak 30 (42.9%) responden, dimana
vagina menggunakan air bersih yang frekuensi perilaku personal hygiene yang
mengalir langsung dari kran dan dilihat cukup ditunjang oleh frekuensi
juga pada parameter ketiga yaitu responden membersihkan vagina menggunakan air
mengganti pembalut tidak lebih dari 6 jam yang mengalir langsung dari kran,
atau digunakan selama 4-5 jam, sesudah frekuensi mengganti celana dalam minimal
mandi dan sesudah BAB/BAK serta dapat 2 kali sehari dan frekuensi mengganti
juga dilihat pada parameter keempat yaitu celana dalam yang terkena darah saat
responden selalu menggunakan celana menstruasi. Hal ini sesuai dengan pendapat
dalam yang berbahan kaos atau katun dan (Pribakti 2010) yang mengatakan segera
mengganti celana dalam minimal 2 kali mengganti celana dalam yang terkena
sehari, hal ini dapat disimpulkan bahwa darah saat menstruasi dan menganti celana
responden sudah sangat baik dalam dalam minimal 2 kali dalam sehari.
memahami tentang perilaku personal Mengganti celana dalam yang terkena
hygiene saat menstruasi. darah menstruasi dapat mencegah
Senada dengan penelitian ini kelembapan yang berlebihan pada vagina.
Kusmiran 2014 dalam bukunya yang Selain itu, infeksi juga sering terjadi akibat
berjudul kesehatan reproduksi remaja dan celana dalam yang tidak bersih. Pada saat

https://doi.org/10.37362/jkph.v6i1.546 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 91


| Vol.6. No.1, Maret 2021
daerah vagina lembab, mikroorganisme kali dalam sehari, masih sering
dan jamur akan berkembangbiak pada membiarkan darah menstruasi sampai
daerah vagina. penuh pada pembalut. Serta pada
Hasil kuesioner menunjukkan parameter keempat responden hanya
responden yang memiliki perilaku kadang-kadang menggunakan celana
personal hygiene dalam kategori kurang dalam yang berbahan kaos atau katun dan
sebanyak 1 (1.4 %) responden, hal ini masih kadang-kadang mengganti celana
dapat dilihat dari jawaban responden pada dalam 2-3 dalam sehari.
kuesioner parameter kedua yaitu responden Tingginya pengetahuan seseorang
hanya kadang-kadang membersihkan alat mengenai pentingnya menjaga kesehatan
kelamin dengan air yang mengalir pada organ reproduksi wanita, tidak
langsung dari kran. menjamin seseorang untuk memiliki
Menurut (Kusmiran 2014) perilaku personal hygiene yang baik dalam
membersihkan vagina yang benar adalah meningkatkan derajat kesehatannya. Hal
dengan menggunakan air bersih yang ini terbukti dari hasil penelitian yang
mengalir langsung dari kran terutama pada dimana masih didapatkan responden yang
saat berada di kamar mandi umum, hindari memiliki perilaku personal hygiene dengan
menggunakan air dari bak penampungan kategori yang kurang yaitu sebanyak 1
karena berdasarkan penelitian air dalam (1.4%) responden. Penelitian ini senada
bak kamar mandi umum mengandung dengan penelitian (Pandelaki1 et al. 2020)
banyak bakteri dan jamur. Dan responden yang dilakukam pada siswi di SMA N 7
juga masih sering membersihkan alat Manado yang dimana didapatkan masih
kelamin dari arah belakang (anus) ke arah ada responden yang memiliki personal
depan (vagina) dimana tindakan tersebut hygiene yang kurang sebanyak 16 (10.8%)
merupakan tindakan yang tidak tepat. responden.
Membasuh vagina yang tepat adalah Jadi, menurut peneliti pada saat
dari arah depan (vagina) ke arah belakang menstruasi perilaku personal hygiene harus
(anus), karena membasuh dengan arah benar-benar dijaga dan diperhatikan, hal
yang sebaliknya akan menyebabkan ini sejalan dengan penelitian (Sulaikha
terkontaminasinya vagina dengan kuman 2018) yang menyatakan bahwa salah satu
dari anus. Dapat juga dilihat pada manfaat dari menjaga vagina yaitu
parameter ketiga yaitu responden masih memberikan rasa nyaman dan agar
kadang-kadang mengganti pembalut 4-5

https://doi.org/10.37362/jkph.v6i1.546 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 92


| Vol.6. No.1, Maret 2021
terhindar dari gangguan kesehatan seperti satunya yaitu air yang digunakan oleh
gatal-gatal pada daerah vagina. responden kemungkinan besar
a. Gejala Pruritus Vulvae mengandung pH (Power Of Hidrogen)
Berdasarkan hasil penelitian yang yang tinggi sehingga dapat menyebabkan
didapatkan menunjukkan bahwa sebagian alergi pada daerah vagina. Selain itu, dapat
besar responden mengalami gejala pruritus juga disebabkan oleh faktor makanan yang
vulvae dengan kategori sedang sebanyak dapat menyebabkan tingginya pH vagina
35 (50.0%) responden. Penelitian Sulaikha sehingga dapat menimbulkan alergi atau
(2018) juga menunjukan kejadian pruritus gatal-gatal pada vagina atau dapat juga dari
vulvae pada remaja di SMP Pondok faktor bahan-bahan kimia yang terbuat dari
Pesantren Darul Muttaqin Jombang dengan pantyliner sehingga dapat menyebabkan
jumlah responden sebanyak 40 (100%) alergi. Faktor lain juga telah diteliti oleh
didapatkan hasil 23 (57,5%) responden (Kusmiran 2014) yang menyatakan bahwa
termasuk dalam kategori sedang. keputihan dapat terjadi karena disebabkan
Menurut peneliti responden oleh beberapa faktor, seperti mencuci
mengalami gejala pruritus vulvae dengan vagina dengan air yang tidak bersih,
kategori sedang dilihat dari kuesioner yang pemakaian pembilas vagina yang
telah dijawab oleh para responden pada berlebihan, pemeriksaan yang tidak
parameter pertama mayoritas responden higienis, adanya benda asing dalam vagina,
mengalami gatal-gatal pada daerah penggunaan celana dalam yang tidak
kelamin sebanyak 40 (57.1%) dari 70 menyerap keringat dan penyakit menular
responden dimana gatal yang dialami seksual.
tersebut harus diatasi dengan cara Hasil penelitian juga menunjukkan
meningkatkan personal hyegene khususnya bahwa hampir setengahnya responden
perawatan vulva. Dapat juga dilihat pada mengalami gejala pruritus vulvae dengan
parameter kedua yaitu keputihan, dimana kategori ringan yaitu sebanyak 32 (45.7%)
sebanyak 56 (80.0%) responden yang responden. Hal ini tidak jauh berbeda
mengalami keputihan dari 70 responden dengan penelitian sebelumya oleh (Laili
dan hampir setengahnya menggunakan and Crusitasari 2019) yang menunjukkan
pantyliner saat mengalami keputihan yaitu bahwa dari 57 responden sebanyak 25
sebanyak 34 responden. (43.9%) responden mengalami pruritus
Hal ini dapat disebabkan oleh faktor vulvae dalam kategori ringan.
eksternal seperti faktor lingkungan, salah

https://doi.org/10.37362/jkph.v6i1.546 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 93


| Vol.6. No.1, Maret 2021
Menurut peneliti, responden yang masing selalu membiarkan darah
mengalami gejala pruritus vulvae dalam menstruasi sampai penuh pada pembalut
kategori ringan karena berdasarkan kemudian menggantinya serta masih sering
jawaban dari hasil kuesioner didapatkan menggunakan celana dalam yang tidak
bahwa responden mengalami gatal-gatal menyerap keringat. Hal ini sejalan dengan
pada daerah kemaluan dan mengalami penelitian (Musriani 2019) yang
keputihan, dimana gatal-gatal dapat terjadi mengatakan penyebab kaum wanita
karena kurangnya personal hygiene saat mengalami pruritus vulvae yaitu
menstruasi seperti frekuensi mengganti pengetahuan, sikap dan tindakan vulva
pembalut dan juga dapat disebabkan oleh hygiene yang kurang, kesiapan air yang
faktor makanan yang dapat menyebabkan bersih, jenis celana yang digunakan, serta
tingginya pH vagina sehingga dapat frekuensi mengganti pembalut dan
menimbulkan alergi atau gatal-gatal pada pemakaian produk pencuci vagina.
vagina. Pruritus vulvae adalah gangguan
Selanjutnya dari hasil penelitian yang ditandai dengan adanya rasa gatal
menunjukkan bahwa terdapat 3 (4.3%) parah pada organ genetalia luar wanita
responden dengan gejala pruritus vulvae yang dirasakan hingga dapat
berat. Hal ini terbukti pada kuesioner pada mengakibatkan iritasi, sensasi terbakar,
parameter satu sampai parameter lima kulit menjadi merah dan bengkak pada
yaitu adanya rasa gatal pada kemaluan vulva. Penyebab dari pruritus vulvae yaitu
yang harus diatasi, adanya keputihan, adanya infeksi, penyakit kulit (lichen
bengkak dan kemerahan pada vagina, kulit sclerosus dan lichen planus), vulva
pecah-pecah dan blisteran pada vagina. hygiene, penggunaan sabun (anti septik),
Dimana hal tersebut merupakan gejala dari jenis celana dalam yang digunakan dan
pruritus vulvae. frekuensi mengganti pembalut
Menurut peneliti responden dalam (Suryaningsih, Merlyna & Afriyanti, 2019,
penelitian ini mengalami gejala pruritus h. 28). Saat menstruasi, organ reproduksi
vulvae dengan kategori yang berat karena sangat mudah terinfeksi dan menimbulkan
dilihat dari jawaban responden pada gangguan menstruasi. Gangguan (keluhan)
kuesioner yang mengatakan selalu yang sering ditemukan yaitu pruritus
membersihkan vagina dengan sabun vulvae (gatal-gatal pada vagina). Gangguan
khusus, masih kadang-kadang mengganti atau keluhan tersebut dapat dicegah dengan
pembalut 4-5 kali dalam sehari, dan menjaga kebersihan organ kewanitaan

https://doi.org/10.37362/jkph.v6i1.546 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 94


| Vol.6. No.1, Maret 2021
sejak dini dengan perilaku hygiene Berdasarkan hasil penelitian terhadap
menstruasi yang baik. 70 responden didapatkan hasil terdapat
Wanita dengan gejala pruritus vulvae hubungan perilaku personal hygiene saat
seringkali memiliki perawatan vulva yang menstruasi dengan gejala pruritus vulvae
kurang, menurut teori Tony (dikutip dalam pada pada remaja putri di puskesmas
Sulaikha, 2018) cara untuk mencegah antang kota makassar. Dimana gejala
adanya tanda-tanda dari pruritus vulvae pruritus vulvae dalam kategori sedang
ialah dengan berhenti menggunakan sebanyak 35 (50.0%) responden. Dan hasil
produk topikal yang digunakan serta uji statistik yang didapatkan dengan nilai
menjaga hygiene organ genetalia. Hindari 𝜌 (𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒) = 0.000 menunjukkan <
pemakaian pembalut berparfum dan 𝛼 (𝑎𝑙𝑝ℎ𝑎) = 0.05 maka dapat
pembersih komersial karena sering disimpulkan bahwa terdapat hubungan
mengandung pewangi, sehingga yang signifikan antara perilaku personal
menimbulkan sentisisasi dan iritasi lebih- hygiene saat menstruasi dengan gejala
lebih jika dipakai untuk menggosok dan pruritus vulvae. Hal tersebut menandakan
menggaruk. Menghilangkan faktor-faktor bahwa gejala pruritus vulvae pada pada
yang akan dapat memperburuk seperti remaja putri di puskesmas antang kota
keringat, dan kebiasaan membersihkan makassar masih dalam kategori gejala yang
yang berlebihan. Rutin mengganti celana sedang, hal ini disebabkan oleh perilaku
dalam minimal 2-3 kali sehari untuk personal hygiene yang dimiliki oleh
menghindari resiko tidak nyaman di daerah responden yang mayoritas dalam kategori
kewanitaan. Dan hindari pamakaian celana baik yaitu sebanyak 39 (55.7%) responden.
yang ketat saat menstruasi, karena Hasil penelitian yang didapatkan
penggunaan celana ketat terlalu sering pada pada remaja putri di puskesmas
akan menyebabkan infeksi jamur pada antang kota makassar pada tabel 5.4
vagina hal ini disebabkan karena sirkulasi mayoritas responden memiliki perilaku
udara di vagina terganggu. Celana dalam personal hygiene dalam kategori baik
harus berbahan dari katun yang dapat sebanyak 39 (55.7%) dari 70 responden
menyerap keringat. tetapi mengalami gejala pruritus vulvae
b. Hubungan perilaku personal hygiene dalam kategori sedang yaitu sebanyak 35
saat menstruasi dengan gejala (50.0%) responden, hal ini dapat dilihat
pruritus vulvae pada remaja putri di dari jawaban kuesioner yang dijawab oleh
puskesmas antang kota makassar responden yang mengatakan selalu

https://doi.org/10.37362/jkph.v6i1.546 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 95


| Vol.6. No.1, Maret 2021
membersihkan alat kelamin dengan air membersihkan vagina dengan sabun
bersih yang mengalir langsung dari kran, khusus atau menggunakan pantyliner saat
selalu menggunakan celana dalam yang mengalami keputihan. Hal ini sejalan
berbahan kaos atau katun, selalu dengan penelitian (Musriani 2019) yaitu
mengganti celana dalam minimal 2 kali ada pengaruh penggunaan pembersih
sehari, tetapi hanya kadang-kadang vagina terhadap kejadian pruritus vulvae
mengganti pembalut 4-5 kali dalam sehari pada mahasiswi saat menstruasi. Dalam
saat menstruasi dan masih selalu penelitian ini ditemukan responden masih
membiarkan darah menstruasi sampai kadang-kadang mengganti pembalut 4-5
penuh pada pembalut serta masih kadang- kali dalam sehari.
kadang membersihkan vagina dengan Dimana kita ketahui salah satu faktor
sabun khusus. Jadi personal hygiene yang yang dapat mempengaruhi kejadian
baik tidak menutup kemungkinan akan pruritus vulvae yaitu frekuensi mengganti
mengalami gejala pruritus vulvae, sebab pembalut. Menurut (Ashari, 2019) dalam
pruritus vulvae dapat terjadi karena penelitiannya mengatakan pemakaian
disebabkan oleh banyak faktor antara lain pembalut tidak boleh lebih dari 6 jam atau
faktor eksternal dalam hal ini faktor digunakan selama 4-5 jam. Pembalut
lingkungan yaitu tingkat konsentrasi kadar selama menstruasi harus diganti sesering
pH air atau juga dari faktor makanan yang mungkin yaitu 3-4 kali dan atau setiap
dapat menyebabkan alergi pada vagina. setelah mandi, BAB/BAK. Jangan
Hal ini sejalan dengan penelitian membiarkan darah menstruasi hingga
(Pandelaki1 et al. 2020) yang mengatakan penuh, basah dan lembab (Yuni 2015).
dalam penelitiannya bahwa walaupun salah Penelitian yang dilakukan Elmart, 2012
satu aspek personal hygiene dilakukan dalam (Laili and Crusitasari 2019)
akan tetapi aspek yang lain jarang atau mengemukakan untuk menjaga kebersihan
tidak dilakukan, akan memicu terjadinya dalam melakukan perawatan sistem
pruritus vulvae. reproduksi, kaum hawa disarankan
Menurut peneliti penyebab mengganti pembalut minimal 4 kali dalam
responden mengalami gejala pruritus sehari tanpa melihat frekuensi darah haid
vulvae sedang pada penelitian ini karena yang keluar.
berdasarkan hasil jawaban responden yang Dalam penelitian ini juga didapatkan
dapat dilihat pada hasil kuesioner yang bahwa responden dengan perilaku personal
dimana responden masih selalu hygiene dalam kategori cukup mengalami

https://doi.org/10.37362/jkph.v6i1.546 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 96


| Vol.6. No.1, Maret 2021
gejala pruritus vulvae yang berat sebanyak (Riskesdas, 2016 dalam Pandelaki1 et al.,
2 (2.9%) responden. Hal ini disebabkan 2020).
oleh perilaku personal hygiene responden Diantara negara-negara di Asia
yang masih selalu membersihkan vagina Tenggara, wanita Indonesia lebih rentan
dengan sabun khusus, selalu membiarkan mengalami infeksi saluran reproduksi
darah menstruasi sampai penuh pada (ISR) yang dipicu oleh iklim Indonesia
pembalut dan masih sering menggunakan yang panas dan lembab (Laili and
celana dalam yang tidak menyerap Crusitasari 2019). Penelitian yang
keringat. Salah satu penyebab terjadinya dilakukan oleh Bohl di Amerika
pruritus vulvae yaitu frekuensi mengganti menunjukkan bahwa dari 160 responden
pembalut, jenis celana dalam yang 100% pernah mengalami pruritus vulvae.
digunakan dan pemakaian produk Dimana dari seluruh responden sebanyak
pembersih vagina. 90% mengalami pruritus vulvae akut dan
Frekuensi pemakaian pembalut yang 10% mengalami pruritus vulvae kronis.
tepat yaitu digunakan selama 4-5 jam atau Responden yang mengalami pruritus
digunakan tidak lebih dari 6 jam. vulvae disebabkan karena adanya jamur,
Pemakaian pembalut yang terlalu lama bakteri, dan virus yang timbul karena
akan menyebabkan timbulnya bakteri. jeleknya personal hygiene menstruasi dan
Kemudian pemilihan jenis celana dalam karena alergi terhadap suatu produk
juga harus diperhatikan, yaitu gunakan kewanitaan (Musriani 2019). Masih
celana dalam yang dapat menyerap menurut (Musriani 2019) menyatakan
keringat, sebab apabila jenis celana dalam bahwa penyebab kaum wanita mengalami
yang digunakan tidak menyerap keringat pruritus vulvae yaitu pengetahuan, sikap,
akan menyebabkan vagina menjadi lembab dan tindakan vulva hygiene yang kurang,
dan menjadi tempat berkembang biaknya kesiapan air yang bersih, jenis celana yang
jamur yang akan menyebabkan terjadinya digunakan, pemakaian produk pencuci
iritasi pada daerah vagina. Selain hal vagina serta frekuensi mengganti
tersebut gejala pruritus vulvae juga dapat pembalut.
terjadi karena disebabkan oleh beberapa Dalam penelitian ini juga didapatkan
faktor, seperti lingkungan yang buruk atau responden dengan perilaku personal
tidak sehat dan pemakaian pembalut yang hyginene kurang mengalami gejala
kurang tepat pada saat menstruasi pruritus vulvae dengan kategori berat yaitu
sebanyak 1 (1.4%) responden. Hal ini

https://doi.org/10.37362/jkph.v6i1.546 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 97


| Vol.6. No.1, Maret 2021
dapat dilihat dari jawaban responden dalam KESIMPILAN DAN SARAN
kuesioner yang dibagikan, dapat di lihat Perilaku personal hygiene saat
bahwa perilaku akan cara membersihkan menstruasi pada remaja putri di puskesmas
vagina masih kurang dimana responden antang kota makassar, didapatkan hasil
hanya melakukan perilaku personal bahwa responden memiliki perilaku
hygiene saat menstruasi dengan kadang- personal hygiene yang baik yaitu sebanyak
kadang. Personal hygiene saat menstruasi 39 (55.7%) responden. Gejala pruritus
yaitu perilaku yang dapat mempengaruhi vulvae pada pada remaja putri di
munculnya gejala pruritus vulvae. puskesmas antang kota makassar,
Kesadaran setiap remaja putri akan didapatkan hasil bahwa responden
pentingnya menjaga hygiene saat mengalami gejala pruritus vulvae dalam
menstruasi harus ditingkatkan. kategori sedang yaitu sebanyak 35 (50.0%)
Hasil penelitian ini sejalan dengan responden. Hasil uji statistik Spearman
penelitian Pandelaki at al (2020) yang Rho didapatkan nilai 𝜌 = 0.000 < 𝛼 =
dimana didapatkan hasil sebanyak 98 0.05 yang berarti H0 ditolak dan Ha
(66.2%) responden memiliki perilaku diterima artinya terdapat hubungan antara
personal hygiene dalam kategori baik, kedua variabel. Dengan kesimpulan
tetapi mengalami pruritus vulvae dalam terdapat hubungan perilaku personal
kategori sedang sebanyak 90 (60.8%) hygiene saat menstruasi dengan gejala
responden. pruritus vulvae pada pada remaja putri di
Kelemahan dalam penelitian ini puskesmas antang kota makassar.
adalah pengumpulan data dengan Diharapkan peneliti selanjutnya
kuesioner bersifat subjektif sehingga dapat memperluas area penelitiannya, tidak
kebenaran data sangat bergantung pada hanya melihat faktor perilaku personal
kejujuran responden dalam menjawab hygiene saat menstruasi, namun juga
kuesioner. Juga karena adanya dampak yang kemungkinan dapat
keterbatasan waktu dan adanya wabah ditimbulkan akibat personal hygiene yang
covid-19 yang mengharuskan kita untuk kurang baik. Peneliti selanjutnya bisa
tetap menjaga jarak (sosial distancing) dan meneliti tentang hubungan penggunaan
tidak melakukan aktivitas diluar rumah produk pembersih vagina dengan gejala
sehingga hanya menggunakan kuesioner pruritus vulvae dan faktor-faktor yang
tidak dilakukan wawancara secara mempengaruhi gejala pruritus vulvae.
langsung.

https://doi.org/10.37362/jkph.v6i1.546 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 98


| Vol.6. No.1, Maret 2021
DAFTAR PUSTAKA Anging Mammiri Makassar Article
History : Public Health Faculty
Ashari, Zaim. (2019). “Gambaran Tingkat
Received 23 May 2018 Universitas
Pengetahuan Personal Hygiene
Muslim Indonesia Received in
Tentang Menstruasi Pada Siswi
Revised Form 10 December 2018
SMP.” Jurnal Penelitian
Address : E.” Jurnal Kesehatan
Keperawatan Medik 1(2):8–15.
2(1):18–25.
Https://Doi.Org/10.36656/Jpkm.V1i2.
Http://Jurnal.Fkmumi.Ac.Id/Index.Ph
78
p/Woh/Article/View/Woh2103
Bobak. (2004). Buku Ajar Keperawatan
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku
Maternitas. Jakarta : EGC.
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nurmaliza, Shofy Rohidah. (2019).


Dale, Dewinny Septalia. (2019). Psikologi
“Hubungan Tingkat Pengetahuan
Kebidanan : Memahami Psikis
Remaja Putri Terhadap Personal
Wanita Sepanjang Daur Hidup
Hygiene Saat Menstruasi di SMA
Dalam Pelayanan Kebidanan.
Negeri 3 Pekanbaru Tahun 2018.”
Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
3(1):32–35.
Fu, Rita Lauw. (2017). 365 Tip For
Nursalam. (2020). Metodologi Penelitian
Woman. Jakarta : PT. Gramedia.
Ilmu Keperawatan : Pendekatan
Praktis. Jakarta : Salemba Medika.
Hubaedah, Annah. (2019). “Hubungan
Pengetahuan dan Perilaku Vulva
Pandelaki1, Lingkan G. E. K., Sefti
Hygiene Saat Menstruasi Dengan
Rompas2, and Hendro Bidjuni2.
Kejadian Pruritus Vulvae Pada
(2020). “Hubungan Personal Hygiene
Remaja Putri Kelas VII di SMP
Saat Menstruasi Dengan Kejadian
Negeri 1 Sepulu Bangkalan.” XI(1).
Pruritus Vulvae Pada Remaja di SMA
Negeri 7 Manado.” Jurnal
Kemenkes RI. (2015). Infodatin
Keperawatan (Jkp) 8:68–74.
Reproduksi Remaja-Ed.Pdf. Pusat
Data dan Informasi.
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar
Https://Www.Kemkes.Go.Id/Downloa
Fundamental Keperawatan : Konsep,
d.Php?File=Download/Pusdatin/Infod
Proses, Dan Praktik. Jakarta : EGC.
atin/Infodatin Reproduksi Remaja-
Ed.Pdf
Pribakti. (2010). Tips & Trik Merawat
Organ Intim. Yogyakarta : Pustaka
Kusmiran, Eny. (2014). Kesehatan
Banua.
Reproduksi Remaja dan Wanita.
Jakarta : Salemba Medika.
Shobihat, Abd. Rosyid; &. Mukhoirotin.
(2017). “Hubungan Perilaku Personal
Laili, Uliyatul, and Eka Dewi Crusitasari.
Hygiene Saat Menstruasi Dengan
(2019). “Pemakaian Pembalut Saat
Kejadian Pruritus Vulva Pada
Menstruasi Dengan Kejadian Pruritus
Santriwati di Asrama Huru'in Darum
Pada Vulva.” XI(2).
Ulum Jombang.” Jurnal Keperawatan
01:8.
Musriani. (2019). “Faktor Prediktor Yang
Berpengaruh Terhadap Kejadian
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Pruritus Vulva Mahasiswi Pada Akper
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
https://doi.org/10.37362/jkph.v6i1.546 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 99
| Vol.6. No.1, Maret 2021
Bandung : Alfabeta. ISSN : 2623-2871 1(1):27–32.
Https://Doi.Org/10.36089/Nu.V1i1.33
Sulaikha, Ismi. (2018). “Hubungan
Perilaku Personal Hygiene Saat Wawan & Dewi. (2019). Teori dan
Menstruasi Dengan Kejadian Pruritus Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Vulvae Pada Remaja di SMP Pondok Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha
Pesantren Darum Muttaqin Jombang.” Medika.
Jurnal Keperawatan.
Http://Repo.Stikesicme- Yuandari, Esti & Rahman, R. Topan
Jbg.Ac.Id/972/1/143210071 Ismi Aditya. (2017). Metodologi Penelitian
Sulaikha Skripsi.Pdf dan Statistika. Bogor : In Media.

Suryaningsih, Merlyna & Afriyanti, Aufa. Yuni, Natalia Erlina. (2015). Buku Saku
(2019). “Hubungan Hygiene Personal Hygiene. Yogyakarta: Nuha
Menstruasi Dengan Kejadian Pruritus Medika.
Vulva Pada Remaja Putri.” Nursing
Update : Jurnal Ilmiah Ilmu
Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-

https://doi.org/10.37362/jkph.v6i1.546 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 100


| Vol.6. No.1, Maret 2021
Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur

Umur Frekuensi (F) Persentase (%)


17 1 1.4
18 11 15.7
19 58 82.9
Total 70 100.0

Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan perilaku personal hygiene

Perilaku Personal Hygiene Frekuensi (f) Persentase (%)


Baik 39 55.7
Cukup 30 42.9
Kurang 1 1.4
Total 70 100.0

Tabel 3. Distribusi frekuensi berdasarkan gejala pruritus vulvae

Gejala Pruritus Vulvae Frekuensi (f) Persentase (%)


Ringan 32 45.7
Sedang 35 50.0
Berat 3 4.3
Total 70 100.0

Tabel 4. Distribusi hubungan perilaku personal hygiene saat menstruasi dengan gejala
pruritus vulvae

Gejala Pruritus Vulvae


Perilaku
Personal Ringan Sedang Berat Total P value
Hygiene f % f % F % f %
Baik 26 37.1% 13 18.6% 0 0.0% 39 55.7
Cukup 6 8.6% 22 31.4% 2 2.9% 30 42.9 0.000
Kurang 0 0.0% 0 0.0% 1 1.4% 1 1.4
Total 32 45.7 35 50.0 3 4.3 70 100.0

https://doi.org/10.37362/jkph.v6i1.546 Jurnal Kesehatan Panrita Husada 101


| Vol.6. No.1, Maret 2021

Anda mungkin juga menyukai