Anda di halaman 1dari 7

Edutourism Journal of Tourism Research ISSN: 2686-4746; E-ISSN: 2721-1371

Volume 02, Number 02, December 2020, p. 1-7 1

Gerai Kopi di Jakarta dalam Adaptasi Kehidupan Baru


Pandu Adi Cakranegara
Universitas Presiden, Jababeka Education Park, Bekasi, West Java, Indonesia 17530
pandu.cakranegara@president.ac.id

ARTICLE INFO (8 pt) ABSTRACT

Article history: Covid 19 pandemic in Jakarta forced individuals living in Jakarta to


Received: July 07, 2020
live New Normal. Restaurants, food stalls and various eating places
Reviewed: August 10, 2020
Accepted: October 20, 2020 were hit hard by this situation. This study tries to look at the impact of
Published: December 21, 2020 Covid 19 and what cafe owners are doing to be able to adapt in the
New Life Adaptation Era. The method used was observation and
interviews with 50 coffee cafes in various regions in Jakarta. From
the results of interviews and observations there are several things that
can be concluded. Coffee shops need to take new and unusual steps
before the pandemic in order to survive. The steps found in this
Keyword: New Normal, coffee shops, Jakarta research are to build personal relationships with customers, cost
savings, and focus on online marketing.

ABSTRAK
Dengan adanya pandemi Covid 19 di Jakarta maka individu yang
tinggal di Jakarta perlu melaksanakan Adaptasi Kehidupan Baru.
Restoran, warung dan berbagai tempat makan mengalami pukulan
yang keras oleh situasi ini. Penelitian ini mencoba melihat dampak
Covid 19 dan apa yang dilakukan oleh para pemilik kafe untuk dapat
beradaptasi di Era Adaptasi Kehidupan Baru. Metode yang digunakan
adalah observasi dan wawancara terhadap 50 kafe kopi yang ada di
berbagai daerah di Jakarta. Dari hasil wawancara dan observasi ada
beberapa hal yang dapat disimpulkan. Gerai kopi perlu mengambil
langkah-langkah yang baru dan yang tidak biasa dilakukan di era
Kata kunci: Adaptasi Kehidupan Baru, gerai
sebelum pandemi agar tetap dapat bertahan hidup. Langkah-langkah
kopi, Jakarta yang ditemukan dalam penelitian ini adalah dengan membangun
hubungan personal dengan pelanggan, penghematan kos, dan fokus
pada pemasaran daring.

dalam penambahan jumlah gerai kopi


I. Pendahuluan (Gunawan, 2018). Hal ini salah satu didorong
A. Pandemi dan Akibatnya bagi gerai oleh disposable income individu Jakarta yang
lebih tinggi dari daerah terutama untuk gaya
kopi di Jakarta
hidup.
Di Jakarta terdapat lebih dari 3.000 kedai Gerai kopi di Jakarta dapat digolongkan
kopi yang tersebar di berbagai wilayah di menjadi beberapa tipe. Kedai kopi dapat
Jakarta (Perindustrian, 2016). Berdasarkan dibagi berdasarkan kedai kopi di mana
data dari Kementerian Perindustrian konsumen dapat makan di tempat atau kedai
fenomena ini terjadi di seluruh Indonesia. kopi yang lebih menyajikan kopi untuk
Namun demikian tidak dapat dipungkiri dibawa. Selain itu kedai kopi dapat dibagi
Jakarta mengalami pertumbuhan tertinggi berdasarkan jumlah cabang yaitu kedai kopi
W : http://e-journal.polnes.ac.id/index.php/edutourism/
E : jurnal_edutourism@polnes.ac.id
2 Edutourism Journal of Tourism Research
Volume 02, Number 02, June 2020, p. 1-7

yang telah memiliki banyak cabang dan kedai kopi yang dibawa pergi. Hal ini dikarenakan
kopi independen. Kedai kopi juga dapat dibagi banyaknya jumlah kampus di Jakarta yang
berdasarkan segmen pelanggannya yaitu berada di daerah Jakarta Barat sehingga daya
kedai kopi yang menengah atas dan kedai kopi beli konsumennya lebih rendah daripada
yang ekonomis. konsumen di Jakarta Utara yang merupakan
perumahan menengah ke atas atau daerah
Jakarta Pusat yang merupakan pegawai
B. Aglomerasi Kedai Kopi di Jakarta kantoran.
Ada gula ada semut. Ini adalah peribahasa
yang dapat digunakan untuk menjelaskan II. Review Tinjauan Pustaka
kenapa kedai kopi dengan tipe tertentu A. Kedai Kopi sebelum Pandemi
mengelompok di tempat-tempat tertentu.
Daerah Jakarta sendiri terbagi menjadi Menurut Poernomo et al (2019) kodai kopi
berbagai zonasi (Ahmad, 2002). Di daerah dapat digolongkan ke dalam industri kreatif.
seperti Sudirman dan Kuningan merupakan Dan salah satu untuk memperkenalkannya
daerah bisnis dengan banyak kantor. adalah dengan menggunakan branding untuk
Sementara itu di Jakarta Utara merupakan menciptakan suatu identitas yang dikenal
daerah pemukiman penduduk kelas menengah konsumen. Aryani (2019) secara khusus
ke atas. Di Jakarta Selatan merupakan daerah meneliti tentang sensory branding terutama
yang lebih bervariasi di mana terdapat penggunaan desain ruangan yang menarik,
beberapa perkantoran dan juga perumahan penataan produk dan visual untuk membuat
penduduk, serta turisme. Kedai-kedai kopi kedai kopi menjadi menarik. Ini adalah salah
melihat pola-pola ini dan menyesuaikan diri satu pendekatan yang digunakan kedai-kedai
dengan tipe konsumen di sekitarnya. kopi terutama untuk kedai kopi yang
menyasar segmen menengah ke atas dengan
Di daerah Sudirman dan Kuningan kedai usia 20 hingga 40 an tahun.
kopi menyasar orang kantoran. Kedai-kedai
kopi di daerah ini terletak di dekat gedung- Hal lain yang menentukan kesuksesan
gedung seperti Astra Tower, Indofood Tower, gerai dengan tema tertentu (themed stall)
Menara BNI, Bundaran Hotel Indonesia. menurut Reynold et al (2007) adalah kos,
Sementara itu di daerah Menteng di mana retensi pelanggan dan kepuasan pegawai.
banyak wisatawan asing maka kedai kopinya Kedai kopi dengan tipe dan strategi seperti ini
cenderung menyajikan kedai kopi di tempat adalah kedai kopi yang disebut sebagai kedai
dengan menyajikan makanan berat dan menu kopi generasi ketiga (2018). Generasi kopi
khas Indonesia. ketiga ini kemudian akan berubah lagi menuju
ke tren generasi kopi keempat yang disebut
Di daerah Kemang yang merupakan generasi kopi to go. Pada gelombang in kopi
tempat domisili ekspatriat banyak kedai kopi sudah merupakan gaya hidup dan orang
menengah ke atas dengan harga yang meminum kopi sambil beraktivitas.
premium dan menyajikan makanan barat. Di
dekat daerah Kemang yaitu daerah Cipete B. Pengaruh Pandemi Covid 19 terhadap
Raya kedai kopi yang ada di sana merupakan Bisnis Hotel, Restoran dan Kafe
kedai kopi kelas menengah dengan harga yang
lebih terjangkau yang menjadikan anak muda Baker et al (2020) menyatakan bahwa hal
sebagai segmen pelanggannya. yang paling terasa dari pandemi Covid 19
adalah munculnya ketidakpastian.
Di Jakarta Utara kedai kopi yang ada Ketidakpastian ini dirasakan pada pasar modal
adalah kedai kopi yang menyajikan berbagai dan bisnis riil baik besar maupun kecil.
makanan fusion dan memiliki tempat yang Fernandes (2020) menyatakan bahwa bisnis
didesain khusus untuk berswafoto. Kedai- yang terkait dengan mobilisasi individu dan
kedai kopi ini mengandalkan keunikan desain berkumpulnya individu akan terpukul berat.
sebagai salah satu daya tarik dengan harga Ini berarti bisnis seperti penerbangan, hotel
yang berada di segmen menengah. dan restoran serta kafe menjadi salah satu
Di Jakarta Barat kedai kopi yang ada yang terkena dampaknya.
adalah kedai kopi yang ekonomis dan kedai

Pandu Adi Ckranegara (Gerai Kopi di Jakarta…)


3 Edutourism Journal of Tourism Research
Volume 02, Number 02, June 2020, p. 1-7

Lumbanraja (2011) mengatakan bahwa dengan ilmu alam dan teknik yang
sektor usaha kecil mikro dan menengah menghasilkan sebuah ciptaan baru yang
merupakan sektor penyokong ekonomi yang spektakuler. Penelitian sosial menjawab
telah terbukti membawa Indonesia melalui masalah-masalah sosial yang dihadapi
berbagai krisis. Namun kali ini situasi tersebut manusia. Pandemi Covid 19 merupakan
berbeda karena baik usaha besar maupun kecil masalah kesehatan namun konsekuensinya
harus menutup pintunya dengan paksa karena tidak hanya bagi orang yang sakit saja juga
pandemi. bagi orang yang sehat. Dengan adanya
pembatasan sosial berskala besar maka bisnis
Usaha kecil dengan segala keuletannya
harus beradaptasi. Di sini ilmu sosial berperan
memiliki peluang untuk menjadi pendorong
untuk membantu mencari jawaban atas
pemulihan ekonomi. Bartik et al (2020)
masalah ini. Bagaimana adaptasi baru yang
meneliti bagaimana industri kecil di Amerika
dapat dilakukan agar kehidupan masyarakat
Serikat kembali buka dan berusaha
dapat berjalan kembali.
menyesuaikan diri dengan Adaptasi
Kehidupan Baru. Industri kecil ini yang Dalam melakukan metode kualitatif yang
diharapkan oleh pemerintah Amerika Serikat paling penting adalah perencanaan terutama
untuk dapat kembali menggerakkan roda sebelum terjun ke lapangan (Eriksson, 2015).
perekonomian. Penelitian ini menggunakan wawancara
dengan pertanyaan yang telah disiapkan
Demikian pula dengan Indonesia. Usaha
sebelumnya. Pertanyaan yang ditanyakan
kecil dan menengah memiliki peran penting
adalah pertanyaan eksploratif sehingga
dalam mulai menggerakkan roda
narasumber dapat menjawab sesuai dengan
perekonomian. Hapsari (2014) dalam
kondisi dan pendapatnya. Dowkin (2012)
penelitiannya menemukan kaitan yang
menyatakan bahwa jumlah responden untuk
signifikan antara perkembangan usaha mikro
diwawancarai berkisar antara 5 hingga 50.
kecil dan menengah terhadap perekonomian
Angka ini hanya kisaran karena dalam
kota.
memilih jumlah orang yang diwawancara ada
Berdasarkan penelitian-penelitian beberapa hal lain yang perlu diperhatikan
terdahulu maka penelitian ini berusaha seperti keseragaman narasumber.
meneliti bagaimana usaha mikro kecil dan
Bungin (2007) mengategorikan observasi
menengah dapat beradaptasi di kondisi yang
menjadi tiga yaitu observasi partisipasi,
baru. Penelitian ini mengkhususkan diri pada
observasi tidak terstruktur dan observasi
gerai kopi lokal sebagai salah satu bentuk
kelompok. Observasi partisipasi yaitu ketika
usaha mikro kecil dan menengah. Peneliti
dalam proses observasi peneliti ikut serta
meneliti langkah-langkah apa yang diambil
dalam aktivitas narasumber, observasi tidak
para pengusaha lokal untuk dapat
terstruktur yaitu observasi di mana peneliti
mempertahankan usaha di era Adaptasi
melihat kondisi seorang narasumber dan
Kehidupan Baru.
aktivitas alami narasumber, dan ketiga
observasi kelompok di mana observasi
III. Metodologi Penelitian dilakukan terhadap sekelompok narasumber
Metode penelitian ilmiah terdiri dari di lingkungan alami narasumber. Dari ketiga
penelitian kuantitatif, kualitatif dan metode jenis observasi ini penelitian ini menggunakan
campuran. Penelitian ini menggunakan observasi tipe kedua yaitu observasi tidak
metode kualitatif yaitu dengan observasi dan terstruktur.
wawancara. Penelitian kualitatif menurut Penelitian ini melakukan wawancara
Birkinshaw et al (2011) membuat bisnis dapat terhadap sepuluh pemilik kopi dan barista
kembali ke akarnya. Salah satu contoh hal serta observasi terhadap lima puluh gerai kopi
tersebut adalah dengan kembali ke data di berbagai daerah di Jakarta. Wawancara
primer. Dalam hal ini adalah bertanya dan dilakukan dengan kondisi non formal dan
mengobservasi perilaku para pebisnis dalam hasil wawancara kemudian dicatat oleh
menjalankan bisnis. peneliti. Dari hasil wawancara dan observasi
Juliandi (2014) mengatakan bahwa tersebut peneliti kemudian menarik
penelitian dalam ranah ilmu sosial berbeda kesimpulan.

Pandu Adi Ckranegara (Gerai Kopi di Jakarta…)


4 Edutourism Journal of Tourism Research
Volume 02, Number 02, June 2020, p. 1-7

IV. Hasil dan Diskusi C. Efisiensi Kos dengan Memotong


Berdasarkan hasil wawancara dan Rantai Pasok
observasi maka dapat diambil kesimpulan hal- Salah satu cara efisiensi kos adalah dengan
hal yang dilakukan oleh para pemilik gerai membangun rantai pasok yang lebih terpadu.
kopi dalam upayanya bertahan untuk Fromm et al (2006) meneliti tentang
menghadapi pandemi Covid 19. hubungan antara petani kecil di Honduras
dengan rantai pasok penjualan dari bijih kopi
A. Hubungan yang Lebih Personal hingga menjadi kopi siap minum di tangan
dengan Konsumen konsumen. Kondisi di Indonesia memiliki
beberapa kemiripan dengan Honduras. Salah
Penelitian dari Octaviani (2013) terhadap satunya adalah pada ukuran lahan yang
faktor yang paling mempengaruhi retensi dikelola petani kopi. Di Indonesia petani
pembelian kopi atau alasan seseorang menjadi mengelola lahan yang kecil dan di industri
pelanggan suatu kafe adalah empati. Ini pertanian yang memerlukan skala ekonomis
berarti hubungan antara konsumen kedai kopi untuk berkembang (Madden, 1967) maka ini
dan kedai kopi yang diwakili oleh barista dan adalah suatu tantangan bagi petani. Dengan
server kopi. Dari observasi yang dilakukan kecilnya luas lahan maka kos petani menjadi
oleh penulis terhadap kopi selama bulan Juni tinggi dan dengan harga yang ditentukan oleh
2020 di 50 kafe di Jakarta terjadi penurunan harga pasar komoditas mengakibatkan
dalam jumlah pengunjung yang drastis. Ini keuntungan petani menjadi rendah (Hidayah
terlihat dari perbandingan jumlah bangku et al, 2013).
dengan konsumen yang duduk. Bahkan
dengan model Adaptasi Kehidupan Baru di Fromm et al (2006) menyarankan agar
mana satu meja kopi yang semula petani menjual langsung ke pemilik kafe atau
diperuntukkan untuk empat orang kini hanya sebaliknya para pemilik kafe membeli
dapat diduduki oleh dua orang, masih banyak langsung dari petani. Hal ini sangat bisa
meja yang kosong. dilakukan di Indonesia karena dari hasil
wawancara rata-rata harga kopi robusta yang
Ini berarti kesibukan para pegawai kopi dibeli pemilik kafe dari pedagang kopi berada
seperti barista dan server pun menjadi turun. di kisaran Rp. 100.000 sementara harga di
Ini adalah saatnya untuk membangun petani hanya pada kisaran Rp 18.000 hingga
hubungan yang lebih personal terutama Rp. 20.000. Efisiensi dalam rantai pasok dapat
dengan konsumen yang terus datang ke kedai dilakukan melihat besarnya perbedaan harga
kopi pada saat AKB. Tugas barista dan server dari hulu hingga hilir.
yang dahulu fokus pada menyediakan kopi
karena banyaknya pengunjung kini dapat
dialokasikan untuk membangun hubungan D. Efisiensi Kos dengan Variasi Produk
untuk menciptakan nilai pelanggan yang lebih Gerai kopi terutama gerai kopi menengah
tinggi. Hal ini juga didukung oleh penelitian ke atas sering menyediakan berbagai jenis
dari Reynold et al (2007) yang menemukan kopi internasional. Dari hasil wawancara
bahwa pegawai sebuah gerai mempunyai terungkap hal ini dilakukan untuk menambah
peran penting dalam meningkatkan kesan modern dan mewah padak gerai kopi.
produktivitas suatu gerai. Jadi penyediaan varian bijih kopi asing ini
bukan karena semata permintaan dari
B. Efisiensi Kos pelanggan. Menurut salah satu pemilik kedai
kopi pelanggan kebanyakan tidak tahu
Efisiensi kos adalah hal yang perlu segera mengenai varian bijih kopi dan meminta saran
dilakukan terutama ketika pendapatan turun. pada barista.
Dari hasil penelitian Mhlangga (2018) bahwa
di negara berkembang adalah efisiensi kos Penelitian dari Sharma (2009)
memungkinkan restoran memberikan barang menunjukkan bahwa restoran dapat
lebih value for money bagi konsumen dan menghemat biaya produksi dengan
akan mendorong penjualan. menggunakan bahan baku lokal. Hal ini juga
dapat diterapkan pada gerai kopi yaitu dengan
memperbanyak bijih kopi lokal dan
mengurangi bijih kopi asing untuk sementara

Pandu Adi Ckranegara (Gerai Kopi di Jakarta…)


5 Edutourism Journal of Tourism Research
Volume 02, Number 02, June 2020, p. 1-7

waktu. Bijih kopi lokal pun memiliki harga menemukan bahwa dengan beriklan pada
yang lebih murah. layanan ini ternyata dapat meningkatkan
loyalitas konsumen. Penggunaan promosi di
E. Efisiensi Kos Dengan Diskriminasi aplikasi pengantaran daring berdasarkan
Harga temuan dari Nadif (2019) merupakan strategi
yang efektif bagi usaha mikro kecil dan
Diskriminasi harga tipe kedua yaitu ketika menengah. Karena itu gerai kopi dapat
perusahaan tidak tahu preferensi konsumen memaksimalkan untuk beriklan di aplikasi
dan berusaha memaksimalkan pendapatan layan antar daring seperti Go Food dan Grab
perusahaan maka perusahaan menyediakan Food.
berbagai paket untuk berbagai pelanggan
(Bade et al, 2019). Salah satu yang telah
dilakukan gerai kopi adalah dengan menjual V. Kesimpulan
produk dalam paket seperti beli paket isi dua, Peneliti Michael Porter (2008)
paket isi tiga, bahkan kopi dalam bentuk mengatakan bahwa untuk memenangkan
literan. Hal ini merupakan strategi persaingan suatu bisnis memerlukan
diskriminasi harga tipe dua yang sebenarnya competitive advantage. McGrath (2013)
sedang dilaksanakan oleh pemilik kedai kopi. mengatakan era competitive advantage sudah
berakhir dan kini saatnya bisnis yang cepat
Menjual produk dengan jumlah yang besar
akan mengalahkan bisnis yang lebih lambat.
dan dengan harga diskon akan menurun
Namun kondisi pandemi Covid 19
pendapatan per unit tetapi di saat krisis karena
membuktikan pendapat Darwin (2010) bahwa
pandemi ini justru dapat mendobrak
bukan yang lebih kuat yang akan bertahan
pendapatan gerai kopi. Konsumen yang tidak
melainkan siapa yang dapat beradaptasi.
bisa leluasa pergi ke luar lebih menyukai
membeli dalam jumlah yang besar karena Penelitian ini menunjukkan bahwa gerai
lebih praktis dan juga lebih murah. kopi yang termasuk dalam usaha kecil dan
menengah bertahan dengan menggunakan
F. Strategi Pemasaran berbasis Media cara-cara baru yang tidak dipraktikkan
sebelumnya. Ukuran bisnis yang kecil tidak
Pandemi kali ini membawa krisis yang menjadi penghalang tetapi bisa menjadi
berbeda. Individu harus dijauhkan secara fisik kekuatan karena tidak perlu berbagai
dari satu sama lain namun individu-individu keributan administratif dalam menerapkan
dapat tetap terhubung dengan adanya internet. perubahan.
Kirtis et al (2011) menemukan bahwa
investasi pada pemasaran di saat krisis adalah Penelitian selanjutnya dapat melihat
salah satu faktor penentu perusahaan dapat kondisi gerai kopi yang menerapkan
bertahan melewati krisis. Penelitian Kirtis et perubahan-perubahan ini, apakah berhasil dan
al (2015) juga menyarankan perusahaan untuk sesuai harapan. Saat ini penelitian ini dapat
beralih ke pemasaran daring dan terutama digunakan untuk menjadi salah satu alternatif
media sosial karena ini adalah bentuk untuk bertahan di era Adaptasi Kehidupan
pemasaran yang lebih efisien dan efektif. Baru.
Notta et al (2015) meneliti bagaimana para
pemimpin perusahaan di Yunani pada saat
References
krisis. Dari hasil penelitiannya para
pengusaha di Yunani beralih ke pemasaran [1] Ahmad, A., 2002. Re-desain Jakarta: tata
daring dan terus memperkuat pemasaran kota tata kita, 2020. Kotakita Press.
walaupun penjualan turun. Karena kos [2] Aryani, D. I. (2019). Tinjauan Sensory
pemasaran daring yang lebih rendah maka Branding dan Psikologi Desain Kedai Kopi
perusahaan dapat tetap mempertahankan Kekinian Terhadap Perilaku Konsumen
capaian target audiensinya dengan biaya yang (Studi Kasus: Mojo Coffee). Waca Cipta
lebih rendah. Ruang: Jurnal Ilmiah Desain Interior, 5(1),
330-336.
Di Indonesia salah satu bentuk pemasaran
[3] Bade, Robin, and Michael Parkin.
yang unik terutama bagi restoran dan gerai Essential foundations of economics. Pearson
kopi adalah adanya ojek daring. Ilham (2018) Education, 2019.

Pandu Adi Ckranegara (Gerai Kopi di Jakarta…)


6 Edutourism Journal of Tourism Research
Volume 02, Number 02, June 2020, p. 1-7

[4] Baker, S. R., Bloom, N., Davis, S. J., & Applied Information Technology, 96(15),
Terry, S. J. (2020). Covid-induced economic pp.4760-4769.
uncertainty (No. w26983). National Bureau
[17] Juliandi, A. and Manurung, S., 2014.
of Economic Research.
Metodologi Penelitian Bisnis, Konsep dan
[5] Bartik, A.W., Bertrand, M., Cullen, Z.B., Aplikasi: Sukses Menulis Skripsi & Tesis
Glaeser, E.L., Luca, M. and Stanton, C.T., Mandiri. Umsu Press.
2020. How are small businesses adjusting to
[18] Kirtiş, A.K. and Karahan, F., 2011. To be
covid-19? early evidence from a survey (No.
or not to be in social media arena as the most
w26989). National Bureau of Economic
cost-efficient marketing strategy after the
Research.
global recession. Procedia-Social and
[6] Birkinshaw, J., Brannen, M.Y. and Tung, Behavioral Sciences, 24, pp.260-268.
R.L., 2011. From a distance and
[19] Lumbanraja, P., 2011. Bersama UKM
generalizable to up close and grounded:
membangun ekonomi rakyat dan lingkungan
Reclaiming a place for qualitative methods in
hidup.
international business research.
[20] Madden, J. P. (1967). Economies of size in
[7] Bungin, M. Burhan. 2007. Penelitian
farming. Government Printing Office:
Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Washington.
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group. [21] McGrath, R.G., 2013. The end of
competitive advantage: How to keep your
[8] Darwin, C., 2010. The works of Charles
strategy moving as fast as your business.
Darwin, Volume 16: The origin of species,
Harvard Business Review Press.
1876. NYU Press.
[22] Mhlanga, O., 2018. Factors impacting
[9] Dworkin, S.L., 2012. Sample size policy for
restaurant efficiency: a data envelopment
qualitative studies using in-depth interviews.
analysis. Tourism Review.
[10] Eriksson, P. and Kovalainen, A., 2015.
[23] Nadif, A.S., 2019. Strategi Pemasaran Online
Qualitative methods in business research: A
Food Delivery Grab Food Pada Wirausaha
practical guide to social research. Sage.
(Study Kasus Kedai Mie Bajak Pangarangan
[11] Fernandes, N., 2020. Economic effects of Sumenep) (Doctoral dissertation, Universitas
coronavirus outbreak (COVID-19) on the Wiraraja).
world economy. Available at SSRN
[24] Notta, O. and Vlachvei, A., 2015. Changes
3557504.
in marketing strategies during recession.
[12] Fromm, I. and Dubon, J.A., 2006, October. Procedia Economics and Finance, 24,
Upgrading and the value chain analysis: The pp.485-490.
case of small-scale coffee farmers in
[25] Octaviani, N., 2013. Pengaruh Kualitas
Honduras. In Conference on International
Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan
Agricultural Research for Development (pp.
Kafe Kopi Miring Semarang. Jurnal Ekonomi
1-7).
Manajemen.
[13] Gunawan, E. J. M. (2018). Industri kopi
[26] Perindustrian, K., 2016. Siaran Pers:
Indonesia dan Third Wave Coffee Culture.
Produksi Kopi Indonesia Terbesar Ketiga
[14] Hapsari, P.P., Hakim, A. and Noor, I., Dunia [internet]. Jakarta (ID):[diunduh pada
2014. Pengaruh Pertumbuhan Usaha Kecil 29 Maret 2017]. Tersedia pada: http://www.
Menengah (UKM) terhadap Pertumbuhan kemenperin. go. id/artikel/6611/Produksi-
Ekonomi Daerah (Studi di Pemerintah Kota Kopi-Nusantara-Ketiga-Terbesar-Di-Dunia.
Batu). Wacana Journal of Social and
[27] Poernomo, D., Izzah, L., Sulistiyono, S.T.,
Humanity Studies, 17(2), pp.88-96.
Rochwulaningsih, Y., Handayani, T.,
[15] Hidayah, I., & Susanto, A. N. (2013). Handini, Y.D., Wahjuni, S.,
Economies of scale and allocative efficiency Purwowibowo, P., Karyadi, H., Suryawati,
of rice farming at West Seram Regency, D. and Sisbintari, I., 2019. Industri Kreatif
Maluku Province, Indonesia. Asian economic Kafe Kopi: Analisis Pemangku Kepentingan
and financial review, 3(5), 624. & Prospek.
[16] Ilham, R., 2018. Improve quality of e-loyalty [28] Porter, M.E., 2008. The five competitive
in online food delivery services: a case of forces that shape strategy. Harvard business
Indonesia. Journal of Theoretical and review, 86(1), pp.25-40.

Pandu Adi Ckranegara (Gerai Kopi di Jakarta…)


7 Edutourism Journal of Tourism Research
Volume 02, Number 02, June 2020, p. 1-7

[29] Reynolds, D. and Biel, D., 2007. [30] Sharma, A., Gregoire, M.B. and
Incorporating satisfaction measures into a Strohbehn, C., 2009. Assessing costs of
restaurant productivity index. International using local foods in independent restaurants.
Journal of Hospitality Management, 26(2), Journal of Foodservice Business Research,
pp.352-361. 12(1), pp.55-71.

Pandu Adi Ckranegara (Gerai Kopi di Jakarta…)

Anda mungkin juga menyukai