Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPENDUDUKAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 6:

NOLLA OKTA DINASTI 1914201077

NELA PUTRI 1914201076

PUTRI ISLAMI DINA 1914201079

RANI SRIDEA ANALITA 1914201080

NUR MERDU HAPIZA 1914201078

Dosen pembimbing

Ns. Helmanis Suci, M.Kep

Program Studi : S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES

ALIFAH PADANG

TAHUN AJARAN 2021


1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat
serta hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Komunitas..
Harapan penyusun, semoga makalah ini dapat memberikan ilmu dan pengetahuan yang
lebih kepada pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat pula dalam bidang keperawatan
khususnya bagi proses pembelajaran Keperawatan komunitas.

Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penyusun harapkan untuk perbaikan baik dari segi materi maupun teknik
penulisan.
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan jumlah penduduk yang banyak. Dapat dilihat dari hasil sensus penduduk
yang semakin tahun semakin meningkat. Dalam pengetahuan tentang kependudukan dikenal
sebagai istilah karakteristik penduduk yang berpengaruh penting terhadap proses demografi dan
tingkah laku sosial ekonomi penduduk. (bahan kuliah dan makalah kesehatan)

Dibanding dengan negara-negara yang sedang berkembang lainnya, Indonesia menempati urutan
ketiga dalam jumlah penduduk setelah Cina dan India. Indonesia merupakan negara yang sedang
membangun dengan mempunyai masalah kependudukan yang sangat serius disertai dengan,
yaitu jumlah penduduk yang sangat besar disertai dengan tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi
dan persebaran penduduk yang tidak merata. Jumlah penduduk bukan hanya merupakan modal ,
tetapi juga akan merupakan beban dalam pembangunan. .

Pertumbuhan penduduk yang meningkat berkaitan dengan kemiskinan dan kesejahteraan


masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas,
mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah
tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat
mengembangkan program pembangunan kependudukan dan peningkatan ksesejahteraan
masyarakat yang tepat pada sasarannya.

Masalah utama yang dihadapi di bidang kependudukan di Indonesia


adalah masih tingginya pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran dan
struktur umur penduduk. Program kependudukan dan keluarga

berencana bertujuan turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi seluruh
masyarakat melalui usaha-usaha perencanaan dan pengendalian penduduk. Dengan demikian
diharapkan tercapai keseimbangan yang baik antara jumlah dan kecepatan pertambahan
penduduk dengan perkembangan produksi dan jasa.
2. RUMUSAN MASALAH
Dalam hal ini, demografi menitik beratkan perhatiannya terhadap hal utama yang dapat diamati,
yaitu:
1. Pengertian Penduduk
2. Dinamika Kependudukan
3. Faktor-faktor Demografik yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk
4. Transisi Demografik

3. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pelayanan
KB pada jurusan D3 Kebidanan Semester IV

4. MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui Konsep kependudukan Indonesia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. PENGERTIAN PENDUDUK

Penduduk adalah Mereka yang berada di dalam dan bertempat tinggal atau berdomisili di dalam
suatu wilayah Negara ( Menetap ) – Lahir secara turun temurun & besar di Negara itu

Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua:
1. Orang yang tinggal di daerah tersebut
2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang
mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih
tinggal di daerah lain.
Ilmu yang mempelajari tentang masalah kependudukan adalah Demografi. Istilah Demografi
pertama sekali ditemukan oleh Achille Guillard.

John Graunt adalah seorang pedagang di London yang menganalisis data kalahiran dan
kematian, migrasi dan perkawinan yang berkaitan dalam proses pertumbuhan penduduk.
Sehinnga John Graunt dianggap sebagai bapak Demografi.

Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan
ruang tertentu. Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu demografi. Berbagai aspek
perilaku manusia dipelajari dalam sosiologi, ekonimi, dan geografi. Demografi banyak
digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat dengan unit-unit ekonomi, seperti
pengencer hingga pelanggan potensial (Wikipedia,2009).
Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dianmika kependudukan manusia.
Meliputi didalamnya ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah
penduduk setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis
kependudukan dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang
didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.

2. DINAMIKA KEPENDUDUKAN
Dinamika kependudukan adalah perubahan penduduk. Perubahan tersebut selalu terjadi dan
dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 Tentang ´Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera disebut sebagai Perkembangan Kependudukan. Perkembangan
kependudukan terjadi akibat adanya perubahan yang terjadi secara mauoun karena perilaku yang
terkait dengan upaya memenuhi kebutuhannya. Perubahan alami tersebut adalah karena kematian
dan kelahiran. Sedangkan yang terkait dengan upaya pemenuhan kebutuhan adalah migrasi atau
pindahan tempat tinggal.

Setiap perubahan yang diakibatkan salah satu faktor perubahan penduduk tersebut akan
berdampak pada keseluruhan, misalnya jumlah menurut umur penduduk dan jenis kelamin
penduduk.
Yang diperlukan dalam pengukuran dinamika kependudukan adalah :

a. Indikator
Indikator diperlukan untuk mengetahui dan mempelajari dengan tepat berbagai keadaan atau
perubahan yang terjadi pada penduduk disuatu negara. Indikator dalam demografi terdiri dari
beberapa hal, yaitu :
o Jumlah penduduk
o Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, umur, suku bangsa, pendidikan, agama, pekejaan,
dan lain-lain
o Proses demografi yang mempengaruhi jumlah dan komposisi penduduk
b. Parameter
Ukuran atau satuan yang memberikan penilaian kuantitatif. Dikenal 2 macam pengukuran, yaitu :
o Angka Absolut
o Angka Relatif

Dinamika kependudukan menjelaskan bahwa di samping jumlah absolutnya yang tetap tinggi,
persoalan kependudukan di Indonesia meliputi persebaran serta kualitas penduduk dipandang
dari sudut sumberdaya manusia secara keseluruhan.

Manfaat dari memahami dinamika penduduk adalah :

1) Mengetahui jumlah penduduk pada suatu waktu dan wilayah tertentu.


2) Memahami perkembangan dari keadaan dahulu, sekarang dan perkiraan yang akan datang.
3) Mempelajari hubungan sebab akibat keadaan penduduk dengan aspek kehidupan lain
misalnya ekonomi, pendidikan, sosial, kesehatan dan lain-lain.
4) Merancang antisipasi menghadapi perkembangan kependudukan yang terjadi baik hal yang
menguntungkan maupun merugikan.

3. FAKTOR-FAKTOR DEMOGRAFIK YANG MEMPENGARUHI LAJU


PERTUMBUHAN PENDUDUK

1) ANGKA KELAHIRAN (fertilitas)


Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan seorang wanita secara riil untuk
melahirkan yang diwujudkan dalam jumlah bayi yang senyatanya dilahirkan. Tinggi rendahnya
kelahiran erat hubungannya dan tergantung Pada struktur umur, banyaknya kelahiran, banyaknya
perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi, aborsi, tingkat pendidikan, status pekerjaan, serta
pembangunan.
Beberapa fertilitas yang sering digunakan adalah :

1) Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate)


Angka kelahiran kasar adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran
pertahun di satu tempat per seribu penduduk.
CBR dapat dihitung dengan rumus berikut ini.

Keterangan :
Cbr : crude birth rate (angka kelahiran kasar)
L : jumlah kelahiran selama 1 tahun
P : jumlah penduduk pada pertengahan tahun
1.000 : konstanta
Kriteria angka kelahiran kasar (cbr) di bedakan menjadi tiga macam.
- cbr < 20, termasuk kriteria rendah
- cbr antara 20 – 30, termasuk kriteria sedang
- cbr > 30, termasuk kriteria tinggi
2) Angka kelahiran khusus (age specific birth rate/asbr)
angka kelahiran khusus yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi setiap 1.000
penduduk wanita pada kelompok umur tertentu. asbr dapat dihitung dengan rumus berikut ini.

keterangan :
- asbr: angka kelahiran khusus
- li : jumlah kelahiran dari wanita pada kelompok umur tertentu
- pi : jumlah penduduk wanita umur tertentu pada pertengahan tahun
1.000 : konstanta

3) angka kelahiran umum (general fertility rate/gfr)


angka kelahiran umum yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran setiap 1.000 wanita
yang berusia 15 – 49 tahun dalam satu tahun. gfr dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut ini.

keterangan :
gfr = angka kelahiran umum
l = jumlah kelahiran selama satu tahun
w(15 – 49) = jumlah penduduk wanita umur 15 – 49 tahun pada pertengahan tahun.
1.000 = konstanta besar kecilnya angka kelahiran (natalitas) dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Berikut ini faktor pendorong dan faktor penghambat kelahiran.

A. faktor pendorong kelahiran (pronatalitas)


1) anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
2) sifat alami manusia yang ingin melanjutkan keturunan.
3) pernikahan usia dini (usia muda).
4) adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya, jika dibandingkan dengan anak
perempuan, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki anak laki-laki akan berusaha untuk
mempunyai anak laki-laki.
5) adanya penilaian yang tinggi terhadap anak, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki
anak akan berupaya bagaimana supaya memiliki anak.

B. Faktor penghambat kelahiran (antinatalitas)


1) adanya program keluarga berencana (kb).
2) kemajuan di bidang iptek dan obat-obatan.
3) adanya peraturan pemerintah tentang pembatasan tunjungan anak bagi pns.
4) adanya uu perkawinan yang membatasi dan mengatur usia pernikahan.
5) penundaan usia pernikahan karena alasan ekonomi, pendidikan dan karir.
6) adanya perasaan malu bila memiliki banyak anak

2) ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)


angka kematian dibedakan menjadi tiga macam yaitu angka kematian kasar, angka kematian
khusus, dan angka kematian bayi.

1) angka kematian kasar (crude death rate/cdr) angka kematian kasar yaitu angka yang
menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk dalam waktu satu tahun. cbr dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.

keterangan :
asdr = angka kematian kasar
m = jumlah kematian selama satu tahun
p = jumlah penduduk pertengahan tahun
1.000 = konstanta
kriteria angka kematian kasar (cdr) dibedakan menjadi tiga macam.
- cdr kurang dari 10, termasuk kriteria rendah
- cdr antara 10 – 20, termasuk kriteria sedang
cdr lebih dari 20, termasuk kriteria tinggi

2) angka kematian khusus (age specific death rate/asdr) angka kematian khusus yaitu angka
yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan umur tertentu
dalam waktu satu tahun. asdr dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini.
Keterangan :
Asdr = angka kematian khusus
Mi = jumlah kematian pada kelompok umur tertentu
Pi = jumlah penduduk pada kelompok tertentu
1.000 = konstanta

3) angka kematian bayi (infant mortality rate/imr) angka kematian bayi yaitu angka yang
menunjukkan banyaknya kematian bayi (anak yang umurnya di bawah satu tahun) setiap 1.000
kelahiran bayi hidup dalam satu tahun. Imr dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut
ini.

Keterangan :
Kriteria angka kematian bayi dibedakan menjadi berikut ini.
v imr kurang dari 35, termasuk kriteria rendah
v imr antara 35 sampai 75, termasuk kriteria sedang
v imr antara 75 sampai 125, termasuk kriteria tinggi
v imr lebih dari 125, termasuk kriteria sangat tinggi

Tinggi rendahnya angka kematian penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
pendorong dan faktor penghambat.

1) faktor pendorong kematian (promortalitas)


(a) adanya wabah penyakit seperti demam berdarah, flu burung dan sebagainya.
(b) adanya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan sebagainya.
(c) kesehatan serta pemenuhan gizi penduduk yang rendah.
(d) adanya peperangan, kecelakaan, dan sebagainya.
(e) tingkat pencemaran yang tinggi sehingga lingkungan tidak sehat.

2) faktor penghambat kematian (antimortalitas)


(a) tingkat kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat yang sudah baik.
(b) negara dalam keadaan aman dan tidak terjadi peperangan.
(c) adanya kemajuan iptek di bidang kedokteran sehingga berbagai macam penyakit dapat
diobati.
(d) adanya pemahaman agama yang kuat oleh masyarakat sehingga tidak melakukan tindakan
bunuh diri atau membunuh orang lain, karena ajaran agama melarang hal tersebut.

3) MIGRASI
Migrasi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi angka pertumbuhan penduduk. Migrasi
adalah perpindahan penduduk. Orang dikatakan telah melakukan migrasi apabila orang tersebut
telah melewati batas administrasi wilayah lain.

Jenis-jenis migrasi
A.transmigrasi (perpindahan dari satu daerah (pulau) untuk menetap ke daerah lain di dalam
wilayah republik indonesia).
B.urbanisasi (perpindahan penduduk dari desa ke kota besar)
C.emigrasi (perpindahan penduduk dari dalanegeri kemudian menetap di luar negeri).
D. Imigrasi (kebalikan dari emigrasi)
E. Re-emigrasi (kembali ke tempat asal)

1) migrasi keluar adalah keluarnya penduduk dari suatu wilayah menuju wilayah lain dan
bertujuan untuk menetap di wilayah yang didatangi.
2) migrasi masuk adalah masuknya penduduk dari wilayah lain ke suatu wilayah dengan tujuan
menetap di wilayah tujuan. Migrasi keluar adalah orang yang melakukan migrasi ditinjau dari
daerah asalnya, sedangkan migrasi masuk adalah orang yang melakukan migrasi ditinjau dari
daerah tujuannya.

Migran menurut dimensi waktu adalah orang yang berpindah ketempat lain dengan tujuan untuk
menetap dalam waktu 6 bulan atau lebih. Terdapat beberapa kriteria migran diantaranya:

a. Migran seumur hidup (life time migrant)


b. Migran Risen (recent migrant)
c. Migran total (total m igrant)

1) Rasio Ketergantungan
Rasio ketergantungan (Depedency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk berumur
0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas dibandingkan dengan jumlah
penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan dapat dilihat menurutr usia yakni rasio
ketergantungan muda dan rasio ketergantungan tua.

Rasio ketergantungan merupakan indicator demografi yang sangat penting. Semakin tingginya
presentase dependency ratio menunjukan semakin tingginya beban yang harus ditanggung
penduduk yang produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan presentase dependency ratio yang
semakin rendah menunjukan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang
produktif untuk memembiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Rasio ketergantungan didapat dengan membagi total dari jumlah pnduduk usia belum produktif
(0-14 tahun) dan jumlah penduduk usia tidak produktif (65 tahun keatas) dengan jumlah

penduduk usia produktif (15-64 tahun).

Dimana
RK Total = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Muda dan Tua
RK Muda = Rasio Ketergantungan Panduduk Usia Muda
RK Tua = Rasio Ketergantungan Penduduk Usia Tua
P (0-14) = Jumlah Penduduk Usia Muda (0-14 tahun)
P (65+) = Jumlah Penduduk Usia Tua (65 tahun keatas)
P (15-64) = Jumlah Penduduk Usia Produktif (15-64)

2) Angka Perkawinan Umum


Angka perkawinan umum (APU) menunjukan proporsi penduduk yang berstatus kawin terhadap
jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas pada pertengahan tahun untuk satu tahun tertentu.

Konsep perkawinan lebih difokuskan kepada keadaan dimana seorang laki-laki dan seorang
perempuan hudup bersama dalam kurun waktu yang lama. Dalam hal ini hidup bersama dapat
dikukuhkan dengan perkawinan yang syah sesuai dengan undang-undang atau peraturan hukum
yang ada (Perkawinan de jure) ataupun tanpa pengesahan perkawinan (de facto). Tetapi untuk
keperluan studi demografi, badan pusat statistic mendefinisikan seseorang berstatus kawin
apabila mereka terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan baik yang tinggal bersama
maupun terpisah yang menikah secara syah maupun yang hidup bersama yang oleh masyarakat
disekelilingnya dianggap syah sebagai suami isteri (BPS, 200). Indikator perkawinana berguna
bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan program kependudukan terutama dalam pengembangan
program-program peningkatan kualitas keluarga dan perencanaan keluarga.

3) Pengaruh Program KB
Berikut ini adalah beberapa istilah yang digunakan dalam analisa keluarga berencana (KB)
beserta definisinya.

a. Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berusia 15-49 tahun.
b. Pemakai alat/cara KB adalah seseorang yang sedang atau pernah memakai alat/cara KB.
c. Pernah memakai alat/cara KB (ever user) adalah seseorang yang pernah memakai alat/cara
KB.
d. Pemakai alat/cara KB aktif (Current User) adalah seseorang yang sedang memakai alat/cara
KB.
e. Alat/cara KB adalah alat/cara yang digunakan untuk mengatur kelahiran.

Kebutuhan KB yang tidak dipenuhi (Unment need) adalah presentase perempuan usia subur yang
tidak ingin mempunyai anak lagi, atau ingin menunda kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai
alat/cara KB.

4. TRANSISI DEMOGRAFI
Transisi demografi adalah perubahan terhadap fertilitas dan mortilitas yang besar. Perubahan
atau transisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Pada gambar diatas terlihat transisi penduduk ada posisi stabil pada tingkat kelahiran tinggi,
menjadi turun ke stabil pada kelahiran dan kematian rendah.

A. Pada keadaan I
Tingkat kelahiran dan kematian tinggi antara 40 sampai 50. Keadaannya masih alami tingkat
kelahiran tinggi/ tidak terkendali dan tingkat ekonomi yang rendah, sehingga kesehatan dan gizi
lingkungan kurang mendukung. Akibatnya kelaparan dan kejadian penyakit tinggi sehingga
tingkat kematian pun tinggi (kondisi pra intervensi/pembangunan).

B. Pada keadaan II
Angka kematian turun lebih dahulu akibat peningkatan pembangunan dan teknologi, misalnya
dibidang kesehatan, lingkungan, perumahan dan lain-lain. Kondisi ekonomi makin membaik
akibat pembangunan dan pendapatan penduduk meningkat sehingga kesehatan semakin baik.
Akibatnya tingkat kelahiran tetap tinggi (makin sehat) tetapi angka kematian menurun (akibat
kesehatan dan lain- lain). Pada kondisi ini akan terasa tingginya laju pertumbuhan penduduk
alami, seperti dialami indonesia pada periode tahun 1970 sampai 1980 dengan angka
pertumbuhan 2,32 % per tahun.

C. Pada keadaan III


Terjadi perubahan akibat pembangunan dan juga upaya pengendalian penduduk, maka sikap
terhadap fertilitas berubah menjadi cenderung punya anak sedikit, maka turunnya tingkat
kematian juga diikuti turunnya tingkat kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk menjadi tidak
tinggi lagi. Keadaan tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan penduduk indonesia periode 1980
sampai 1990 yang turun menjadi 1,85 %.

D. Pada keadaan IV
Bila penurunan tingkat kelahiran dan kematian berlangsung terus menerus, maka akan
mengakibatkan pertumbuhan yang stabil pada tingkat yang rendah indonesia sedang
menuju/mengharap tercapainya kondisi ini yaitu penduduk bertambah sangat rendah atau tanpa
pertumbuhan. Demikian lah gambaran transisi demografi yang dapat dipercepat dengan
peningkatan pembangunan terutama bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan kb.

Menurut blacker (1947) ada 5 phase dalam teori transisi demografi, dimana khususnya phase 2
dan 3 adalah phase transisi.

Tahap-tahap dalam transisi demografi


1. Tahap stasioner tinggi
Tingkat kelahiran: tinggi
Tingkat kematian: tinggi
Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah
Contoh: eropa abad 14

2. Tahap awal perkembangan


Tingkat kelahiran: tinggi (ada budaya pro natalis)
Tingkat kematian: lambat menurun
Pertumbuhan alami: lambat
Contoh: india sebelum pd ii

3. Tahap akhir perkembangan


Tingkat kelahiran: menurun
Tingkat kematian: menurun lebih cepat dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan alami: cepat
Contoh: australia, selandia baru tahun ‘30an

4. Tahap stasioner rendah


Tingkat kelahiran: rendah
Tingkat kematian: rendah
Pertumbuhan alami: nol/sangat rendah
Contoh: perancis sebelum pd ii

5. Tahap menurun
Tingkat kelahiran: rendah
Tingkat kematian: lebih tinggi dari tingkat kelahiran
Pertumbuhan alami: negatif
Contoh: jerman timur & barat tahun ‘75

Ada beberapa masalah dalam mengaplikasikan teori transisi demografi bagi negara-negara
berkembang. Bila di eropa, penurunan mortalitas lebih dikarenakan pembangunan sosio
ekonomi, namun penurunan mortalitas dan fertilitas di negara-negara berkembang lebih karena
pengaruh faktor-faktor lain seperti: peningkatan pemakaian kontrasepsi, peningkatan perhatian
pemerintah, modernisasi, pembangunan dll.

BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN

Masalah kependudukan adalah masalah yang paling penting dalam pembangunan suatu negara
karena dapat menghambat pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan. Dengan persebaran
penduduk yang lebih merata dimaksudkan untuk membantu mengurangi berbagai beban sosial,
ekonomi dan ling¬kungan yang ditimbulkan akibat tekanan kepadatan penduduk yang semakin
meningkat. Di samping itu persebaran penduduk yang lebih merata juga dimaksudkan untuk
membuka dan mengem¬bangkan wilayah baru guna memperluas lapangan kerja dan
me¬manfaatkan sumber daya alam sehingga lebih berhasil guna. Jumlah penduduk yang lebih
sedikit akan mempermudah pemerintah untuk meningkatkan derajat hidup, kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan demikian hasil pembangunan dapat dinikmati oleh
seluruh lapisan masyarakat, baik di wilayah yang berkepadatan tinggi maupun di wilayah baru.
DAFTAR PUSTAKA

Biran Afandi, Kontrasepsi, Keluarga Berencana, Ilmu Kebidanan, Jakarta, Yayasan Bina
Pustaka, Sarwono Prawiroharjo, 1991
BKKBN, Gerakan Keluarga Berencana Nasional, Jakarta, 1998
BKKBN, Kependudukan KB dan KIA, Bandung Balai Litbang, 1999.

Anda mungkin juga menyukai