PERTEMUAN I :
PERAN : PASIEN : TEMPAT : RUANG GAWAT DARURAT
Penguji :
Saudara seorang ahli Obgin, saya sebagai Ny. S di Ruang Gawat Darurat.
Silakan saudara anamnesis dan lakukan pemeriksaan
Kandidat :
Memperkenalkan diri dan menjelaskan tentang rencana anamnesis dan
pemeriksaan.
Melihat kondisi ibu yang pucat dan nyeri perut bawah diputuskan untuk melakukan
anamnesis dan pemeriksaan fisik sembari melakukan tindakan kegawatdaruratan.
Kasus emergency
Dilakukan pemeriksaan fisik bersamaan dengan penanganan awal :
- Bebaskan jalan nafas
- Berikan oksigen 6-8 liter/menit
- Dipasang venous line untuk pemberian cairan dan obat, sekaligus dilakukan
pemeriksaan darah untuk Hb,Hct dan serum.
Menilai respon resusitasi cairan setelah 20-30 menit setelah stabilisasi tercapai
dilakukan Anamnesis dan pemeriksaan fisik :
KASUS
32 tahun, G3P1011, terlambat haid 3 bulan, perdarahan pervaginam, nyeri perut.
Haid teratur, 28 hari selama 5 hari. PPT positif.
KB suntik satu tahun, terakhir 6 bulan yang lalu.
Pegawai negeri golongan III.
Riwayat persalinan sebelumnya :
- anak pertama laki 6 tahun y.l
- Hamil kedua Blighted Ova Kuretasi 5 bulan y.l
o Ibu selanjutnya saya ijin untuk melakukan pemeriksaan fisik pada ibu
o Pertama-tama saya akan melakukan tanda vital pasta resusitasi Stabil
o Melakukan pemeriksaan tinggi badan dan berat badan TB : 158 cm, BB
45 Kg
o Apakah konjungtiva anemis? Ya
o Pemeriksaan jantung dan paru? Normal
o Saya lakukan pemeriksaan abdomen
o Apakah terdapat tanda akut abdomen? tidak
o TFU setinggi apa? teraba uterus sesuai umur kehamilan 18
o Ballotement? Tidak ada
o BJA? Tidak ada
o Apakah teraba massa? Tidak jelas teraba massa di adneksa
Pemeriksaan fisik umum
- Tanda vital sesuai pemeriksaan awal
- TB : 158 cm, BB 45 Kg
Pemeriksaan Obstetri:
• Abdomen : nyeri perut bagian bawah, teraba uterus sesua umur kehamilan 18
minggu, tidak teraba ballotement, tidak jelas teraba massa di adneksa
• Inspekulo : V/V fluor (-), fluksus (+) Porsio pembukaan (+) livide (+)
GAMBARAN USG
- Janin tidak ada, gambaran badai salju/ sarang tawon
Dokter
- Menjelaskan hasil pemeriksaan USG, Ibu saat ini hamil anggur (molahidatidosa),
selanjutnya menjelaskan tentang resiko kehamilan ini.
- Rencana selanjutnya adalah, ibu akan dilakukan aspirasi vakum dan kuretase
(evekuasi ) dari mola hidatidosa, dan menjelaskan tentang persiapan yang akan
dilakukan, tindakan serta komplikasi yang dapat timbul.
- Informed concent bila ibu dan suami setuju dan menegerti tentang rencana
dokter.
- Evakuasi dilakukan dengan oksitosin drip 10 IU / 500 cc RL/Dekstrosa 5 %
40-60 tetes/menit, dilakukan dengan aspirasi vakum~kalau perlu dilanjutkan
dengan kuret tajam. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan Patologi Anatomi.
- Histerektomi dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah anak hidup, umur
anak dan masih/tidaknya ingin anak. Dilakukan 7-10 hari pasca kuretasi.
KUNJUNGAN II
Penguji .
Hasil pemeriksaan PA sudah ada, apa harapan saudara tentang deskripsi hasil PA ?
o Hasil pemeriksaan ibu adalah
o Makroskopis : gelembung mola hidatidosa
o Mikroskopis : degenerasi hidrofile dan avaskuler vili korialis dan hiperplasia
sel
o trofoblas
o Dengan demikian penyakit ibu sesuai dengan diagnosis sebelumnya yaitu
molahidatidosa
BHCG pasca evakuasi mola (H-1) 20.000
Dokter :
Makroskopis : gelembung mola hidatidosa
Mikroskopis : degenerasi hidrofile dan avaskuler vili korialis dan hiperplasia sel
tropoblas.
Penguji .
Apa rencana saudara selanjutnya.
Dokter :
- Menjelaskan tentang hasil PA
- Rencana Follow up selanjutnya :
Keluhan ; sesak nafas , batuk darah, perdarana pervaginam
Fisik dan Ginekologi, adanya tanda metastase, vagina, adneksa, paru ( kalau
perlu dilakukan Thorak photo)
Penunjang, β HCG , bila kadar tetap/meningkat 8 minggu pasca evakuasi ~
PTG
Kontrasepsi yang disarankan : tubektomi (bila anak cukup)
Hormonal : kombinasi estrogen dan progesteron ( mencegah hamil dan tekan
pembentukan LH)
- Prognosis
Prognosis baik bila penanganan tepat dan cepat dan dihitung sesuai scoring
WHO
(Edukasi pasien)
Menjelaskan follow up pasca evakuasi mola\
Menjelaskan kemungkinan PTG pasca mola
Menjelaskan cara KB POK
DISKUSI
- Anamnesis :Diperlukan data tentang jumlah anak hidup dan umur .Data
tentang adanya gejala hiperemesis gravidarum dan hipertiroid tidak ada
- Pemeriksaan fisik : untuk menunjang keadaan syok atau ada kecurigaan
metastase mola ke paru diperlukan data jumlah respirasi.
- Pemeriksaan obstetri : tidak ada data perabaan bagian janin,denyut jantung
janin maupun ada tidaknya kontraksi uterus. Pada pemeriksaan dalam vagina
diperlukan data konsistensi uterus.
- Untuk menentukan apakah kasus high risk/low risk diperlukan data untuk
menilai scoring WHO, sangat menentukan untuk menilai prognosis dan
rencana tindakan definitif evakuasi mola.
KUNCI JAWABAN :
1.Predisposisi (risk factor ) Mola Hidatidosa
- Umur .> 35 tahun
- Sosial ekonomi rendah
- Riwayat kehamilan mola sebelumnya
- Nutrisi
- Diet rendah Karoten
- Defisiensi Vit A
Kasus Umur > 35 tahun, riwayat kehamilan Blighted ova
2.Diagnosis.
Anamnesis :
- Tanda hamil muda
- Hiperemesis gravidarum
- Perdarahan pervaginam tidak teratur/spottng
- Keluhan hipertiroid.
Pemeriksaan Fisik
- Uterus membesar > umur kehamilan
- Perlunakan cerviks dan korpus uteri
- Balottement (-), denyut jantung janin (-), bagian bagian janin (-)
- Kista lutein
Pemeriksaan penunjang
- Uji Hanifa Wiknjosastro
- USG : vesicular sonographic pattern
- Beta HCG : manentukan scoring High risk/low risk
- Thorax photo : metastase paru , gambaran coin lession
- Patologi anatomi
Kasus : USG ~ Mola hidatidosa, Beta HCG > 100.000 , Thorak
photo ~ metastase (-) ,PA sesuai dengan Complete mole
3.Penanganan Mola Hidatidosa
- Rawat inap
- Persiapan sebelum evakuasi : Pemeriksaan fisik, Thorak photo, DL, LFT, RFT
faal hemostasis, elektrolit T3 & T4 (kalau perlu).
- Evakuasi segera (bila terjadi abortus mola, tidak perlu menunggu persiapan)
a. Bila besar uterus < 20 minggu evakuasi 1 kali, bila ≥ 20 minggu 2 kali
interval 1 minggu.
b. Bila OUE belum terbuka dan serviks kaku, dilakukan pemasangan
laminaria stiff selama 12-24 jam sebelum evakuasi
c. Saat evakuasi : pasang oksitosin drip 10 IU/500 cc NS/RL. 40-60
tetes/menit
d. Pengosongan dengan aspirasi vakum lebih aman dari kuret tajam
e. Kenali dan tangani komplikasi seperti tirotoksikosis/krisis tiroid
f. Anemia sedang : terapi dengan SF 600 mg/hari, anemia berat transfusi
g. Histerektomi atas indikasi : umur > 40 tahun dan anak cukup,
dilakukan dengan persiapan lengkap, dilakukan langsung atau 7-10
hari pasca kuretasi I
4.Follow up Mola
- Keluhan : sesak nafas, batuk darah, perdarahan pervaginam
- Fisik dan ginekologis : tanda metastase ( torak foto kalau perlu)
- Penunjang : pemeriksaan beta HCG ; minimal 1 tahun pasca evakuasi, bila
kadar tetap 8 minggu / meningkat pasca evakuasi~ terdapat trofoblas aktif
5.KIE
Pemantauan BHCG dilakukan dengan cara :
3 bulan pertama : per 2 minggu
3 bulan ke dua : per bulan
6 bulan berikutnya : per 2 bulan
Mengacu pada kurva regresi BHCG Mochizuki ( 4 mg, 6 mg, 8 mg, 12 mg)
Adanya perkembangan menjadi PTG diketahui bila (FIGO yang diadopsi dari
WHO):
1. Beta HCG plateau dalam 4 kali berturut-turut selama lebih dari 3 minggu
(Hari 1, 7, 14 dan 21)
2. Beta HCG meningkat ≥ 10% didapat dari 3kali hasil pemeriksaan lebih dari
2 minggu (Hari 1, 7 dan 14)
3. Beta HCG tetap (persisten) dalam 6 bulan pasca evakuasi mola
4. Histologi didiagnosis sebagai khoriokarsinoma
5. Ditemukannya metastasis
BHCG : 20.000
BHCG : 10.000
Hb: 12,9 g/dl Leukosit 9000 mm3 , trombosit 139.000 /mm3 SGOT 38
SGPT 14
Status general
RR : 22 x/menit, T : 36 C
Status ginekologi
Status Ginekologi :
Inspekulo : DBN
Hasil USG :
- massa (-)
Umur : 32 th = 0
Bhcg : 18.000 = 2
Metastasis (-) = 0
Diagnosis :
Penatalaksanaan
Metrotexate 1mg/Kg IM, days 1,3,5,7 dan Folinic acid 0,1/Kg IM, Days
2,4,6,8,