Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

GIZI IBU MENYUSUI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TAMALATEA

YAYASAN PENDIDIKAN TAMALATEA

MAKASSAR

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gizi ibu menyusui adalah makanan sehat selain obat yang
mengandung protein, lemak,mineral, air dan karbohidrat yang dibutuhkan
oleh ibu menyusui dalam jumlah tertentu selama menyusui. Masa
postpartum merupakan masa pemulihan karena merupakan faktor
penunjang yang utama produksi ASI sehingga apabila gizi tidak terpenuhi
akan menghambat produksi ASI dan dapat mempengaruhi komposisi serta
asupan nutrisi untuk bayi baru lahir. Ibu menyusui memiliki kebutuhan yang
banyak akan asupan gizi yang terkandung di dalam setiap makanan yang di
konsumsinya dengan memperhatikan kebutuhan yang di perlukan oleh
tubuhya. Pendidikan tentang gizi amat penting diberikan untuk
memberikan pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahuinya, sehingga
dengan demikian pola makannya akan lebih diperhatikan melelui
penyusunan menu seimbang yang di anjurkan dalam pemenuhan
kecukupan gizinya. Selain dengan pendidikan, advokasi bisa kita lakukan
pada ibu menyusui. Agar terciptanya suatu dorongan yang mendasar akan
pentingnya gizi pada Ibu ataupun untuk bayinya. Dengan melihat
pemaparan diatas, muncullah sebuah keinginan tentang pembuatan
makalah mengenai “Gizi Pada Ibu Menyusui” yang berisikan tentang status
kebutuhan asupan gizi ibu menyusui, pengaruh gizi pada sukses menyusui,
dan cara memberikan pendidikan gizi.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Gizi untuk ibu menyusui


2.Bagaimana Produksi ASI dan faktor yang mempengaruhi ASI
3.Manajemen Laktasi
4.Satus gizi ibu terhadap proses menyusui
5.Kebutuhan energi dan zat gizi ibu menyusui
6.Pemberian ASI untuk Ibu bekerja
7.Hambatan Menyusui
8.Program dan penatalaksanaan gizi untuk Ibu hamil
C. Tujuan
1.Untuk megetahui Gizi untuk ibu menyusui
2.Untuk mengetahui Produksi ASI dan faktor yang mempengaruhi ASI
3.Untuk megetahui Manajemen Laktasi
4.Untuk megetahui pengaruh status gizi ibu terhadap proses menyusui
5.Untuk megetahui kebutuhan energi dan zat gizi ibu menyusui
6.Untuk megetahui pemberian ASI untuk Ibu bekerja
7.Untuk mengetahui hambatan menyusui
8.Untuk megetahui pogram dan penatalaksanaan gizi untuk Ibu hamil
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gizi Untuk Ibu Menyusui
Kebutuhan gizi pada ibu yang sedang menyusui sangatlah harus
dipertimbangkan karena menyangkut gizi anak sebelum lahir dan
semasa bayi. Selain itu, ibu yang memiliki gizi yang cukup juga dapat
membantu pemulihan yang lebih cepat pasca persalinan. Selain itu,
produksi ASI juga dapat bertambah. Apabila gizi ibu tidak di penuhi
dengan baik semasa hamil dan menyusui tentu akan menimbulkan
dampak negative terhadap status gizi ibu, kesehatan ibu dan anak
karena ASI yang akan dihasilkan akan berkualitas rendah. Zat gizi yang
dibutuhkan antara lain: protein diperlukan untuk mendukung
pertumbuhan payudara dalam pembentukan ASI. Kebutuhan protein
selama 1 tahun pertama menyusui bertambah 17 sampai 20 g per hari
dari kebutuhan wanita dewasa, jadi sekitar 67 sampai 70 g protein per
hari. Protein diperlukan juga untuk sintesis hormon prolaktin (untuk
memproduksi ASI) dan hormone oksitosin (untuk mengeluarkan ASI). Zat
gizi mikro yang diperlukan selama menyusui adalah zat besi, asam
folat,vitamin A, B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), B6 (piridoksin),
Vitamin C, vitamin D, iodium, zink dan selenium. Defisiensi zat gizi
tersebut pada ibu menyebabkan turunnya kualitas ASI.
Lemak; Asam lemak sangat esensial untuk pertumbuhan payudara dan
sintesis prostaglandin. Kebutuhan asam lemak esensial meningkat
menjadi 4,5% dari alori. Kebutuhan lemak dapat dipenuhi 25-30% dari
total kalori sesuai dengan keadaan ibu.

B. Produksi Asi dan Faktor yang Mempengaruhi Produksi Asi


Faktor- faktor yang mempengaruhi produksi ASI Pengaruh makanan erat
kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per hari. Protein, dengan
adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan 15-20 gram
protein sehari. Suplementasi, jika makan sehari seimbang, suplementasi
tidak diperlukan kecuali jika kekurangan satu atau lebih zat gizi.
Aktivitas. Psikologi Kesehatan Pengetahuan dan Pendidikan tentang
pantangan, kesukaan, kebutuhan Sosial ekonomi Bayi tidak mau
menyusu masalah pada payudara.

C. Manajemen Laktasi

1. rekuensi pemberian ASI


Frekuensi pemberian ASI yang baik adalah sekitar 8-12 kali dalam 24 jam dengan
rata-rata durasi menyusu adalah 15-20 menit untuk tiap payudara. Penting untuk
memperhatikan frekuensi pemberian ASI agar kebutuhan nutrisi bayi tercukupi
sekaligus menjaga produksi ASI tetap banyak.

2. Asupan makanan ibu


Ibu menyusui perlu membatasi konsumsi makanan dan minuman yang
mengandung kafein dan alkohol karena dapat memengaruhi kandungan gizi
dalam produksi ASI.

3.  Masalah menyusui
Beragam masalah dapat timbul saat menyusui, antara lain nyeri payudara, luka pada
puting, hingga penyumbatan air susu. Segera periksakan diri ke dokter jika ada
keluhan agar tidak menganggu proses menyusui.

4.  Tanda kecukupan ASI


Pahami tanda bayi sudah cukup ASI. Jika asupan ASI tercukupi, air seni bayi akan
berwarna kuning jernih dan berat badan bayi akan mengalami peningkatan
selama tiga bulan pertama usianya. Bayi juga akan terlihat puas..

5.  Kondisi kesehatan Ibu


Proses laktasi bisa berjalan lancar jika ibu memiliki kondisi kesehatan yang baik.
Terapkan pola hidup sehat seperti konsumsi makanan bergizi seimbang, minum
air putih yang cukup, dan cerdas mengelola stres.

D. Pengaruh Status Gizi Ibu Terhadap proses menyusui

Faktanya, gizi ibu menyusui tidak berpengaruh pada kandungan ASI yang


diberikan pada bayi. Namun, gizi ibu menyusuii berpengaruh pada kesehatan ibu sendiri
yang akhirnya nanti dapat menghambat proses menyusui. “Ibu dengan gizi baik
dan gizi kurang memiliki kandungan ASI yang sama.

E. Kebutuhan Energi Dan Zat Gizi Ibu Meyusui


Menyusui merupakan cara alamiah untuk memberikan makanan dan
minuman pada awal kehidupan bayi. Kebutuhan gizi ibu perlu diperhatikan pada
masa menyusui karena gizi yang masuk tidak hanya harus mencukupi kebutuhan
dirinya melainkan harus memproduksi ASI bagi bayinya. Beberapa manfaat ASI bagi
bayi yaitu menurunkan risiko kematian bayi akibat diare dan infeksi, mengurangi
angka kematian di kalangan anak-anak yang kekurangan gizi, perlindungan terhadap
infeksi gastrointestinal, serta sumber energi dan nutrisi bagi bayi usia 6 sampai 23
bulan. Sedangkan manfaat bagi ibu yang memberikan ASI adalah mengurangi risiko
kanker ovarium dan payudara, membantu kelancaran produksi ASI, sebagai metode
alami pencegahan kehamilan dalam enam bulan pertama setelah kelahiran, dan
membantu mengurangi berat badan lebih dengan cepat setelah kehamilan (WHO,
2016). Cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia sebesar 54,3%, dimana
persentase tertinggi terdapat di Provinsi NTB sebesar 79,7% dan terendah di Provinsi
Maluku sebesar 25,2% (Riskesdas, 2013).

F. Pemberian ASI Untuk Ibu Bekerja

Untuk ibu bekerja yang letaknya jauh dari rumah, ibu lanjutkan untuk menyusui di
malam hari, di pagi hari, dan kapan pun saat Anda berada di rumah, perah ASI
sebelum pergi bekerja, dan berikan kepada pengasuh untuk diberikan kepada bayi.
Saat di tempat kerja ibu memerah ASI 2–3 kali setiap hari (sekitar per 3 jam). Yang
perlu diperhatikan adalah menjaga kebersihan tangan dan wadah yang akan dipakai.
Pastikan ibu mencuci tangan dengan bersih sebelum memerah ASI maupun
menyimpannya. Wadah penyimpanan harus dipastikan bersih. Ibu dapat
menggunakan botol kaca atau kontainer plastik dengan tutup yang rapat dengan
bahan bebas bisphenol A (BPA). Hindari pemakaian kantong plastik biasa maupun
botol susu disposable karena mudah bocor dan terkontaminasi. Kontainer harus
dicuci dengan air panas dan sabun serta dianginkan hingga kering sebelum dipakai.
Simpanlah ASI sesuai kebutuhan bayi. Pastikan bahwa pada wadah ASI telah diberi
label berisi nama anak dan tanggal dan jam ASI diperah. Tanggal kapan ASI diperah
perlu dicantumkan untuk memastikan bahwa ASI yang dipakai adalah ASI segar/ASI
yang terakhir di perah agar bayi mendapat manfaat terbesar. ASI beku sebaiknya
dicairkan dalam lemari pendingin satu hari sebelumnya. ASI yang akan digunakan
dihangatkan dalam panci yang berisi air hangat. ASI yang telah dihangatkan dapat
segera diberikan dan tidak didinginkan/dibekukan kembali. ASI yang tidak habis
dalam 2 jam sebaiknya dibuang atau diberikan pada anak yang lebih besar.

G. Hambatan Menyusui

Ada beberapa hambatan yang terjadi pada ibu menyusui

1.Ibu kurang mendapat dukungan luas dari lingkungannya, padahal dukungan dari
suami, orang tua, mertua, dan teman sangat penting.
2.Masih banyaknya media yang menyiarkan bahwa menyusu menggunakan botol
adalah hal yang normal.

3.Kurangnya pendidikan atau pengetahuan seputar menyusui.

4.Kurangnya pendidikan dari petugas kesehatan, seperti bagaimana posisi bayi


ketika akan menyusu.

5. Kebijakan rumah sakit yang kurang mendukung.

6. Ibu bekerja memiliki waktu yang lebih banyak di luar, yang akhirnya tidak bisa
memberi ASI secara langsung kepada sang bayi.

7.Promosi susu formula yang luas dapat menggoda para ibu untuk beralih ke susu
formula daripada ASI.

H. Program dan Penatalaksanaan Gizi Untuk Ibu Hamil

Program dan penatalaksanaan gizi ibu hamil

1. Perencanaan (planning) pelaksanaan program gizi ibu hamil, yaitu sebagai


penyusunan rangkaian kegiatan sebelum pelaksanaan kegiatan atau program,
menentukan sumber daya pendukung (menghitung kebutuhan tenaga,alat dan
tempat) serta menyusun rencana pelaksanaan-pelaksanaan program gizi ibu
hamil tersebut.

2. Pengorganisasian (organizing) pelaksanaan program gizi ibu hamil, yaitu


didefinisikan kegiatan menyusun kelompok kerja yang mana, setiap divisi
bertugas untuk mengontrol ibu hamil yang datang untuk berkonsultasi, serta
membagi tugas dan mendelegasikan wewenang.

3. Pengarahan (breafing) pelaksanaan program gizi ibu hamil, yaitu sebagai


proses pembinaan kepada tenaga kesehatan agar bersedia bekerja sesuai
rencana yang di tetapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan, meliputi
memberikan pengarahan tentang tugas kelompok kerja dalam pelaksanaan
program gizi ibu hamil dan memberikan motivasi dan keikutsertaan pelaksana
kegiatan dalam kegiatan atau program

4. Pengawasan (controlling) pelaksanaan program gizi ibu hamil, yaitu sebagai


tindakan menilai hasil kegiatan atau program yang dilaksanakan apakah sesuai
dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
BAB lll
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gizi ibu menyusui adalah makanan sehat selain obat yang
mengandung protein, lemak,mineral, air dan karbohidrat yang
dibutuhkan oleh ibu menyusui dalam jumlah tertentu selama
menyusui. Masa postpartum merupakan masa pemulihan karena
merupakan faktor penunjang yang utama produksi ASI sehingga
apabila gizi tidak terpenuhi akan menghambat produksi ASI dan
dapat mempengaruhi komposisi serta asupan nutrisi untuk bayi baru
lahir

B. Saran
Dengan terselesaikannya tugas makalah ini saya berharap
parah pembaca memahami tentang gizi ibu menyusui. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk membuat pembaca lebih
mengetahui dan menambah wawasan tentang gizi ibu menyusui.
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/139515-ID-manajemen-laktasi-dan-
kesejahteraan-ibu.pdf

https://id.scribd.com/doc/172771822/Pengaruh-Status-Gizi-Pada-Ibu-Menyusui

https://nakita.grid.id/amp/0211955/terungkap-ini-7-hambatan-saat-menyusui-yang-
sering-terjadi?page=2

https://id.scribd.com/document/496515825/program-gizi-ibu-hamil
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/139515-ID-manajemen-
laktasi-dan-kesejahteraan-ibu.pdf

Anda mungkin juga menyukai