NIM : C2018145 / 7D
RESUME
A. Pengertian
Lanjut usia adalah seseorang yang memiliki usia lebih dari atau sama
dengan 55 tahun (WHO, 2013).
Lansia dapat juga diartikan sebagai menurunnya kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur serta fungsi normalnya,
sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (Darmojo, 2015).
B. Batasan Lansia
Menurut WHO (2013), klasifikasi lansia adalah sebagai berikut :
1) Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45-54 tahun.
2) Lansia (elderly), yaitu kelompok usia 55-65 tahun.
3) Lansia muda (young old), yaitu kelompok usia 66-74 tahun.
4) Lansia tua (old), yaitu kelompok usia 75-90 tahun.
5) Lansia sangat tua (very old), yaitu kelompok usia lebih dari 90 tahun
C. Tipologi Lansia
a. Tipe arif bijaksana : kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri
dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, ramah, rendah hati,
sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.
b. Tipe mandiri : mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif
dalam mencari pekerjaan, teman, memenuhi undangan.
c. Tipe pasrah : menerima dan menunggu nasib baik mengikuti kegiatan
beribadat, ringan kaki, pekerjaan apapun dilakukan.
d. Tipe tidak puas : konflik lahir / bathin menghadapi proses ketuaan,
banyak merasa kehilangan (kecantikan, daya tarik, kekuasaan, teman
yang disayangi, status etc) pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit
dilayani, pengkritik dan menuntut
e. Tipe bingung : kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri,
minder, menyesal, pasif, acuh dan tak acuh. (Nugroho,2000)
a. Tipe optimis (santai dan riang) : : Pada masa mudanya merupakan orang
yang aktif dalam pergaulan sosial, reaksi penyesuaian diri cukup baik dan
cenderung menolak tawaran / bantuan orang lain. Keadaan tersebut
cenderung dipertahankan sampai usia senja sehingga cemas menghadapi
masa tua, misalnya cenderung menunda masa pensiun atau tetap bertahan
aktif dalam profesi atau pekerjaannya dan tidak tampak menikmati masa
tuanya
b. Tipe konstruktif ( membangun diri) : Orang yang sejak muda dapat
menerima fakta dan kehidupan, menjadi tua diterima dengan santai.
Mereka memiliki sifat yang toleran dan fleksibel, sehingga lentur dalam
menerima kenyataan misalnya pensiun, kehilangan pasangan dan
sebagainya, mereka nrimo tetapi bukan pasrah.
c. Tipe dependent (ketergantungan) : Sifat pasif tak berambisi, optimistik
tak dilaksanakan perkawinan terlambat, didominasi oleh istri. Pada usia
senja senang karena pensiun dan santai, banyak makan dan menikmati
hari libur. Tetepi bila mereka kehilangan pasangan hidupnya merasa
kehilangan tempat bergantung yang merupakan masalah besar, sehingga
tidak jarang mereka terus menerus sakit-sakitan dan akhirnya menyusul
pasangannya lebih cepat.
d. Tipe defensive ( menarik diri dari lingkungan)
e. Tipe militant dan serius
f. Tipe marah/ frustasi ( the angry man) : Orang yang cenderung
menyalahkan orang lain untuk kesalahannya, sering mengeluh, agresif,
curiga, riwayat pekerjaan tidak tetap, tidak dapat melihat segi positif pada
usia lanjut, takut akan kematian, iri terhadap orang muda. Sering
menunjukkan perilaku yang seoalah-olah mencari ketenangan sebagai
gambaran yang menggambarkan dirinya tidak tenang.
g. Tipe putus asa (benci pada diri sendiri) : Orang yang kritis terhadao
dirinya, tidak berambisi dalam pekerjaan. Perkawinan kurang bahagia
karena banyak menyesali diri, anak serta pasangan hidupnya, seolaholah
masa lalu yang seharusnya diisi dengan segala keinginan sudah lewat,
akhirnya pasrah tetapi tidak ”nrimo”. sehingga banyak mengalami krisis.
Takut akan kematian.
D. Mitos Lansia
a. Mitos: Orang tua memiliki cara berpikir lama
Fakta : Setiap individu – baik yang sudah tua atau yang masih muda -
memiliki pemikiran dan perasaan uniknya masing-masing. Tak heran, bila
ada asumsi bahwa lansia memiliki cara pandang atau berpikir ‘kuno’.
Cobalah Anda luangkan waktu untuk mengobrol atau berbicara dengan
para lansia tentang pemikiran mereka tentang dunia atau tentang
pengalaman masa lalunya sendiri.
b. Mitos: Orang akan kehilangan ingatan seiring bertambahnya usia
Fakta: Tidak setiap orang lanjut usia mengalami masalaah kehilangan
ingatan seperti demensia atau alzheimer. Menurut Psychology Today,
hanya 6 hingga 8 persen orang di atas usia 65 yang telah didiagnosis
menderita demensia.
c. Mitos: Kondisi genetik tak dapat dihindari seiring bertambahnya
usia
Fakta: Meskipun benar bahwa genetika memainkan peran tertentu
dalam tubuh dan kesehatan setiap orang, kesehatan dan kesejahteraan
sebagian besar berada di tangan masing-masing individu. Konsumsi
makan dengan benar/bergizi, berolahraga cukup dan istirahat,
berkontribusi pada penuaan yang
sehat.
d. Mitos: Orang lanjut usia kurang mudah beradaptasi dengan
perubahan
Fakta: Sebagian lansia sebenarnya menikmati perubahan dan
umesensasinya. Sementara yang lain mungkin lebih khawatir tentang
adanya perubahan. Namun, ini bukan masalah yang berkaitan dengan
usia. Orang lanjut usia pernah menghadapi banyak tantangan dan
situasi perubahan pada saat mereka mencapai usia tertentu. Jadi
sementara mereka mungkin sedikit lebih lambat untuk beradaptasi,
namun tentu mampu berubah.
e. Mitos: Orang lanjut usia kurang suka berpetualang
Fakta: Ada banyak orang lansia yang menunggu momen pensiun
untuk melakukan perjalanan keliling dunia dan melihat hal-hal baru.
f. Mitos: Orang menjadi kurang produktif seiring bertambahnya
usia
Fakta : Pensiun bukan berarti orang lanjut usia hanya bisa duduk
sepanjang hari! Sementara pada usia tertentu dan tergantung pada
masalah kesehatannya, beberapa orang lanjut usia mungkin perlu lebih
banyak beristirahat sepanjang hari. Banyak pensiunan menikmati
kehidupan aktif, membantu merawat cucu dan melakukan aktivitas
sosial.. Sebuah laporan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja melaporkan
bahwa 24% dari warga lansia menjadi sukarelawan atau aktivitis sosial
selama masa pensiun mereka.
g. Mitos: Orang menjadi kurang kreatif seiring bertambahnya usia
Fakta:Ternyata banyak orang melakukan hobi atau kerajinan tangan
di masa lansia sebagai kegiatan yang bisa menghasilkan juga. Baik itu
kerajinan kayu, seni, atau rajutan, berbagai kegiatan kreatif membuat
otak dan ketangkasan pada lansia tetap tajam.
h. Mitos: Lansia itu pemarah atau tertekan
Fakta: Depresi adalah masalah nyata yang dapat didiagnosis. Tidak
ada bukti yang menunjukkan bahwa orang lansia pemarah di tahun-
tahun awal mulai pensiun. Orang-orang lansia memilih untuk bersikap
untuk bahagia.
i. Mitos: Orang tua kesepian
Fakta : Lingkungan penuh kasih, kepedulian dari komunitas
pensiunan dan bantuan fasilitas dari lembaga atau pemerintah,
berperan membuat penghuninya merasa nyaman seperti di rumah.
Adanya kalender kegiatan sosial membuat para lansia tetap interaktif
dengan tetangga dan komunitas mereka. Banyak lansia rajin
melakukan aktivitas sosial, dan sekarang mereka memiliki banyak
waktu dalam masa pensiun, sebenarnya memiliki jadwal kegiatan yang
sangat sibuk.
j. Mitos: Orang tua tidak kompeten
Fakta : Orang lanjut usia yang terus mengasah otak, melatih tubuh
mereka dan ‘memberi makan jiwa’ mereka dengan agama dan
spiritualitas memiliki kompetensi yang baik. Bahkan, ketika mereka
menua dan mengalami proses kehilangan ingatan atau demensia,
banyak orang tua memiliki kemampuan untuk memahami, bisa
membuat keputusan yang rasional dan dapat menikmati hidup.
2. Penyakit
Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang
dewasa, yang sering disebut dengan sindroma geriatri yaitu kumpulan gejala-
gejala mengenai kesehatan yang sering dikeluhkan oleh para lanjut usia dan
atau keluarganya yaitu :
a. Immobility (kurang bergerak)
b. Instability (mudah jatuh)
c. Incontinence (beser BAB/BAK)
d. Intellectual impairment (gangguan intelektual/ demensia)
e. Infection (infeksi)
f. Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran,
penglihatan dan penciuman)
g. Isolation (Depression)
h. Inanition (malnutrisi)
i. Impecunity (kemiskinan)
j. Iatrogenic (menderita penyakit pengaruh obat-obatan)
k. Insomnia(sulit tidur)
l. Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh)
m. Impotence (Gangguan seksual)
n. Impaction (sulit buang air besar)
DAFTAR PUSTAKA :
Nedya Safitri, Sp.PD 2018 masalah kesehatan pada lansia
http://www.yankes.kemkes.go.id/read-masalah-kesehatan-pada-lansia-
4884.html