KANKER PAYUDARA
Pembimbing :
Oleh:
Ayu Azizah (190131023)
Dwita Margareth br. Sinaga (190131044)
Elvia Julyanti Br Samosir (190131049)
Fanissa (190131059)
Rizqy Khairi Perdana (190131150)
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih,
berkat, dan penyertaanNya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini yang
berjudul “Kanker Payudara”. Penulisan laporan kasus ini adalah salah satu syarat
untuk menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi
Dokter di Departemen Ilmu Bedah Umum, Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dr.dr.
Kamal B Siregar, SpB(K)Onk selaku pembimbing yang telah memberikan arahan
dalam penyelesaian laporan kasus ini. Dengan demikian diharapkan laporan kasus
ini dapat memberikan kontribusi positif dalam sistem pelayanan kesehatan secara
optimal.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
untuk perbaikan dalam penulisan laporan kasus selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................iii
DAFTAR TABEL..............................................................................................iv
DAFTAR SINGKATAN...................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1Latar Belakang...............................................................................1
1.2Tujuan............................................................................................2
1.3Manfaat..........................................................................................2
1
2
dibandingkan dengan ibu yang berumur > 50 tahun. Semakin bertambahnya umur,
maka jumlah kumulatif eksposur yang diterima sepanjang umur tersebut semakin
tinggi pula, selain itu secara fisiologi terjadi penurunan fungsi-fungsi organ dan
menurunnya daya tahan tubuh (Rianti, Tirtawati dan Novita, 2012)
Penyebab utama kanker payudara berhubungan dengan riwayat pribadi
atau penyakit keluarga dan diturunkan mutasi genetik pada gen BRCA1 dan
BRCA2. Mutasi dalam ekspresi gen berkontribusi sekitar 5-10% diantara semua
kasus kanker payudara(Bogdanova, Helbig dan Dörk, 2013).
Selain disebabkan faktor genetik dan lingkungan dan kebiasaan gaya
hidup sehari-hari. Saat ini tidak ada pengetahuan yang cukup tentang penyebab
kanker payudara, Karena itu kesadaran deteksi dini merupakan salah satu cara
pengendalian kanker payudara. Ketika kanker payudara terdeteksi dini dan
diagnosis serta pengobatan yang memadai tersedia, maka akan ada kesempatan
bahwa kanker payudara dapat disembuhkan(Kemenkes, 2016).
1.3 TUJUAN
Tujuan pada laporan kasus ini adalah sebagai berikut, antara lain :
1. Untuk meningkatkan wawasan penulis dan pembaca dalam memahami
tentang kanker payudara .
2. Untuk memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik Program Pendidikan
Profesi Dokter di Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara
1.4 MANFAAT
2016)
3
4
1.2.1 Definisi
1. Usia
Selain seks, penuaan adalah salah satu faktor risiko kanker payudara
yang paling penting, karena kejadian kanker payudara sangat terkait dengan
bertambahnya usia. Pada tahun 2016, sekitar 99,3% dan 71,2% dari semua
kematian terkait kanker payudara di Amerika dilaporkan pada wanita di atas
usia 40 dan 60 tahun. Oleh karena itu, perlu dilakukan skrining mamografi
lebih awal pada wanita berusia 40 atau lebih (Sun et al., 2017).
Semakin tua seorang wanita, sel-sel lemak di payudara cenderung
akan menghasilkan enzim aromatase dalam jumlah yang besar, yang pada
akhirnya akan meningkatkan kadar estrogen lokal. Estrogen yang diproduksi
secara lokal inilah yang diyakini berperan dalam memicu kanker payudara
pada wanita pasca menopause. Setelah terbentuk, tumor kemudian
meningkatkan kadar estrogennya untuk membantunya tumbuh. Kelompok sel
8
tidak menunjukkan gejala. Gejala kanker payudara yang paling umum adalah
sebagai berikut:
Gambar 2.5 Teknik melakukan palpasi parenkim payudara (Kemenkes RI, 2018)
2. Pencitraan
a. DiagnostikMammography
Mammografi adalah pencitraan menggunakan sinar X pada
jaringan payudara yang dikompresi. Mammogram adalah gambar
hasil mammografi. Untuk memperoleh interpretasi hasil pencitraan
yang baik, dibutuhkan dua posisi mammogram dengan proyeksi
berbeda 45 dan 14 derajat (kraniokaudal dan mediolateralobligue).
Mammografi dapat bertujuan skrining kanker payudara, diagnosis
kanker payudara, dan follow up/control dalam pengobatan.
Mammografi dikerjakan pada wanita usia diatas 35 tahun, namun
karena payudara orang Indonesia lebih padat, maka hasil terbaik
mammografi sebaiknya dikerjakan pada usia >40 tahun.
Pemeriksaan Mammografi sebaiknya dikerjakan pada hari ke 7-10
15
dihitung dari hari pertama masa menstruasi, pada masa ini akan
mengurangi rasa tidak nyaman pada wanita saat di kompresi dan
akan memberi hasil yang optimal.
Untuk standarisasi penilaian dan pelaporan hasil mammografi
digunakan BIRADS yang dikembangkan oleh American College
of Radiology. Dalam sistem BIRADS, mammogram dinilai
berdasarkan klasifikasi (deskripsi, klasifikasi, distribusi, dan
jumlah), massa (bentuk, margin, densitas), dan distorsi bentuk.
Pada kasus khusus, misal adanya KGB intramammaria, dilatasi
duktus, asimetri global, dan temuan asosiatif berupa retraksi kulit,
retraksi puting, penebalan kulit, penebalan trabekula, lesi kulit,
adenopati aksila juga dinilai (Kemenkes RI, 2018).
Breast Imaging Reporting And Data System (BI-RADS)
Klasifikasi lesi pada payudara berdasarkan klasifikasi BI-
RADS:
BI-RADS 0 : memerlukan pemeriksaan radiologi tambahan
dan atau diperlukan perbandingan dengan mammogram
sebelumnya. Artinya kemungkinan adanya kelainan yang tidak
telihat jelas dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
BI-RADS 1 :Negatif Tidak ditemukan kelainan yang
signifikans. Tidak tampak massa, distorsi struktur maupun
klasifikasi pada payudara.
BI-RADS 2 :Jinak Temuan yang didapatkan adalah jinak,
seperti klasifikasi jinak, kelenjar limfe intra mammaria,
fibroadenoma kalsifikasi, lesi yang berisi lemak, implant dan
distorsi struktur yang berkaitan dengan tindakan pembedahan
sebelumnya.
16
1. Klasifikasi Stadium
Stadium kanker payudara ditentukan berdasarkan Sistem Klasifikasi
TNM American Joint Committee on Cancer (AJCC) 2017, Edisi 8, untuk
Kanker Payudara
Kategori T (Tumor)
TX Tumor primer tidak bisa diperiksa
T0 Tumor primer tidak terbukti
Tis (DCIS) ductal carcinoma in situ
Tis (Paget’s) Paget’s disease pada puting payudara tidak berhubungan
dengan karsinoma invasif dan / atau karsinoma in situ (DCIS) pada parenkim
payudara yang mendasarinya. karsinoma pada parenkim payudara yang
berhubungan dengan paget’s disease dikategorikan berdasarkan ukuran dan
karakteristik penyakit parenkim, meskipun begitu keberadaan paget’s
disease masih harus dicatat.
T1 Tumor ≤ 20 mm pada dimensi terbesar
T1mi Tumor ≤ 1 mm pada dimensi terbesar
T1 a Tumor > 1 mm tetapi ≤ 5 mm pada dimensi terbesar
(bulatkan pengukuran >1.0-1.9 mm menjadi 2 mm)
T1b Tumor > 5 mm tetapi ≤ 10 mm pada dimensi
terbesar
T1c Tumor > 10 mm tetapi ≤ 20 mm pada dimensi
terbesar
T2 Tumor > 20 mm tetapi ≤ 50 mm padadimensi terbesar
T3 Tumor > 50 mm pada dimensi terbesar
T4 Tumor berukuran apapun dengan ekstensi langsung ke dinding
dada / kulit
T4a Ekstensi ke dinding dada, tidak termasuk otot
pectoralis
T4b Edema (termasuk peau d’orange) atau ulserasi kulit
payudara atau satellite skin nodules pada payudara
yang sama
T4c Gabungan T4a dan T4b
T4d Inflammatory carcinoma
20
4. M0 termasuk M0(i+)
5. Penunjukan pM0 tidak valid; setiap M0 bersifat klinis
6. Jika seorang pasien datang dengan penyakit M1 sebelum terapi
sistemik neoadjuvant, stadiumnya adalah stadium IV dan tetap stadium
IV terlepas dari respons terhadap terapi neoadjuvant
7. Penunjukan tahap dapat diubah jika studi pencitraan pascabedah
mengungkapkan adanya metastasis jauh, jika studi dilakukan dalam
waktu 4 bulan diagnosis tanpa adanya perkembangan penyakit, dan
jika pasien belum menerima terapi neoadjuvant
8. Penentuan stadium diikuti terapi neoadjuvant berikut dilambangkan
dengan awalan "yc" atau "yp" untuk klasifikasi T dan N. Tidak ada
kelompok stadium anatomi yang ditugaskan jika ada respons patologis
lengkap (pCR) untuk terapi neoadjuvant misalnya ypT0ypN0cM0.
(Badve et al., 2017)
2. Klasifikasi Microscopic Grading (Nottingham Modification of the Bloom-
Richardson system)
a. Diferensiasi Gldanular (Acinar) / Tubular
Skor 1:> 75% area tumor membentuk struktur kelenjar /
tubular
Skor 2: 10% hingga 75% area tumor membentuk struktur
kelenjar / tubular
Skor 3: <10% area tumor membentuk struktur kelenjar /
tubular.
b. Pleomorfisme Nukleus
Skor 1: Nukleus kecil dengan sedikit peningkatan ukuran
dibandingkan dengan sel epitel payudara normal, garis luar teratur,
kromatin nuklir seragam, sedikit variasi dalam ukuran
Skor 2: Sel yang lebih besar dari normal dengan inti vesikular
terbuka, nukleolus terlihat, dan variabilitas sedang dalam ukuran dan
bentuk
23
3. Klasifikasi molekular
Immunohistokimia (IHK)adalah proses pewarnaan khusus yang dilakukan pada
jaringan kanker payudara segar atau beku yang dikeluarkan selama biopsi. IHK
digunakan untuk menunjukkan apakah sel kanker memiliki reseptor HER-2 dan / atau
reseptor hormon pada permukaannya. Informasi ini memainkan peran penting dalam
perencanaan perawatan.
24
1. Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi yang paling awal dikenal untuk
pengobatan kanker payudara. Terapi pembedahan dikenal sebagai berikut :
Terapi atas masalah lokal dan regional : Mastektomi, breast conserving
surgery, diseksi aksila dan terapi terhadap rekurensi lokal/regional.
Terapi pembedahan dengan tujuan terapi hormonal : ovariektomi,
adrenalektomi, dsb.
Terapi terhadap tumor residif dan metastase.
Terapi rekonstruksi, terapi memperbaiki kosmetik atas terapi
lokal/regional, dapat dilakukan pada saat bersamaan (immediate) atau
setelah beberapa waktu (delay) (Kemenkes RI, 2009)
2. Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat untuk membunuh sel kanker yang
mungkintelah menyebar di luar area payudara dan ketiak yang tidak
bisadilihat atau ditemukan. Kemoterapi memiliki efek pada seluruh tubuh,
bukan hanyadaerah dimana tempat kanker ditemukan. Kemoterapi
menghancurkan pertumbuhan sel yang cepat, seperti kanker, serta sel-sel
normal di tempat - tempat sepertimulut, perut, usus, kulit, rambut dan sumsum
tulang. Sel-sel normal-normal ini memerlukan waktu dalam proses
perbaikannya. Kerusakan pada sel-sel normal menyebabkanefek samping dari
kemoterapi. Efek samping yang terjadi dapat termasukperasaan nyeri atau
kehilangan rambut.Kemoterapi dapat menurunkan kemungkinan kanker
26
Pencegahan primer atau supaya tidak terjadinya kanker secara sederhana adalah
mengetahui faktor-faktor risiko kanker payudara dan berusaha menghindarinya.
Prevensi primer agar tidak terjadi kanker payudara saat ini memang masih
sulit, yang bisa dilakukan adalah dengan meniadakan atau memperhatikan beberapa
faktor risiko yang erat kaitannya dengan peningkatan insiden kanker payudara seperti
berikut:
Tabel 2.4 Peningkatan insidensi kanker payudara dengan faktor risiko
RR > 4 RR 2 – 3,99 RR 1,25 – 1,99 RR < 0,8
Risiko sangat risiko tinggi risiko sedang faktor
tinggi proteksi
Usia, Wanita,
jenis kelamin peningkatan
usia
(>50 tahun)
Riwayat Pembawa Dua atau Satu keluarga
keluarga dan mutasi gen lebih keluarga dekat atau
genetik BRCA1, dekat beberapa
BRCA2, ATM menderita keluarga jauh
atau TP53 kanker menderita kanker
(p53) payudara, payudara
pembawa
mutaasi gen
CHEK2
Kondisi DCIS pada Hiperplasia DCIS pada
payudara payudara yang duktus payudara
sama. LCIS atipikal kontralateral.
densitas tinggi Proliferasi jinak
pada tanpa atypia.
mammografi
Riwayat Menarche dini Paritas dengan
29
3.Mammografi Skrining
1.2.8 Prognosis
32
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society (2019) ‘Breast Cancer Risk Factors You Cannot Change
Certain inherited genes’, pp. 1–7.
Badve, S. S. et al. (2017) 8th AJCC breast cancer staging. doi: 10.1007/978-3-
319-40618-3_48.
Bogdanova, N., Helbig, S. and Dörk, T. (2013) ‘Hereditary breast cancer: Ever
more pieces to the polygenic puzzle’, Hereditary Cancer in Clinical Practice.
Hereditary Cancer in Clinical Practice, 11(1), p. 1. doi: 10.1186/1897-4287-11-12.
Dai, X. et al. (2015) ‘Review Article Breast cancer intrinsic subtype classification,
clinical use and future trends’, Journal of Molecular Spectroscopy, 7(1–6), pp. 116–
144. doi: 10.1016/0022-2852(61)90347-2.
Jacobs, L. et al. (2018) ‘Breast cancer screening and diagnosis, version 3.2018’,
JNCCN Journal of the National Comprehensive Cancer Network, 16(11), pp. 1362–
1389. doi: 10.6004/jnccn.2018.0083.
Jezdic, S. et al. (2017) ‘What is Ovarian Cancer ? Let us answer some of your
questions .’, ESMO Patient Guide Series, p. 34.
34
Kellerman, R. D. and Rakel, D. P. (2019) Conn’s Current Therapy 2019. 1st edn,
The Lancet. 1st edn. Elsevier Ltd. doi: 10.1016/S0140-6736(05)66547-6.
Kemkes RI (2015) ‘Situasi Penyakit Kanker’, Pusat data dan Informasi, pp. 1–6.
Lanfranchi, A. and Brind, J. (2007) ‘Breast Cancer Risks and Prevention’, World
Health, 501(c).
Maria, I. L., Sainal, A. A. and Nyorong, M. (2017) ‘Risiko Gaya Hidup Terhadap
Kejadian Kanker Payudara Pada Wanita’, Jurnal Mkmi, 13(2), pp. 157–166.
35
World Health Organization (2018) ‘Breast Cancer. Source: Globocan 2018’, 876,
pp. 2018–2019. Available at: http://gco.iarc.fr/today.
36
BAB III
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 48 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status Pernikahan : Menikah
Agama : Islam
No. RM : 83.05.80
II. Anamnesis
Keluhan utama : Nyeri pada payudara kiri
– Keluhan ini telah dialami pasien sejak 3 bulan yang lalu dan memburuk sejak 1
minggu sebelum masuk rumah sakit.
– Nyeri dirasakan hilang timbul dan tidak terkait dengan kitaran haid.
– Awalnya muncul benjolan berukuran sebesar biji kelereng di payudara kiri 2
tahun yang lalu, tidak nyeri. Lalu semakin lama semakin membesar disertai
perubahan pada warna kulit.
– Tidak dijumpai keluarnya darah dari benjolan.
– Tidak dijumpai keluarnya cairan dari putting
– Benjolan pada ketiak sebelah kiri mulai disadari pasien muncul sekitar 1 bulan
yang lalu. Mulanya hanya ada 1 benjolan, lalu muncul benjolan lainnya sekitar
2 bulan yang lalu. Benjolan pada ketiak, tidak dapat digerakkan, tidak disertai
rasa nyeri. Keluhan muncul benjolan di area lainnya disangkal oleh pasien.
– Keluhan batuk, sesak nafas, nyeri perut dan muntah, nyeri kepala atau nyeri
37
Temperatur : 36,7oC
TB : 158 cm
BB : 55 Kg
Status Generalisata
Kepala
Mata : Konjungtiva palpebra inferior anemis (+/+), sclera ikterik
(-/-), refleks cahaya (+/+), pupil isokor diameter 3mm/3mm,eksoftalmus
(-/-)
Telinga : Discharge (-/-), liang telinga normal, tidak ada gangguan
pendengaran
Hidung : Discharge (-/-), septum deviasi (-), fungsi hidung baik
Mulut : Sianosis (-), tonsil hiperemis (-)
Toraks Paru
Inspeksi : Eritema dan luka pada kulit ditemukan
o Bentuk : Simetris fusiformis , payudara (pada status lokalisata)
o Pergerakan : ketinggalan bernapas (-), retraksi dada (-)
Palpasi : Nyeri tekan :(-)
o Fremitus Suara : Stem fremitus kanan = kiri
o Iktus : tidak teraba
Perkusi : Paru :
o Batas Paru Hati R/A : R : ICS V / A : ICS VI linea
midklavikularis dextra
o Peranjakan : ± 1 cm
Jantung :
o Batas atas jantung : ICS II linea parasternalis sinistra
39
Abdomen
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-), H/L/R : tidak teraba ada pembesaran
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal, 3-5 x/ menit
Ekstremitas Superior
Akral : Hangat ; CRT<2
Edema : (-/-)
Ekstremitas Inferior
Akral : Hangat; CRT<2
Edema : (-/-)
Status Lokalisata
Payudara Kanan
Inspeksi :
– Ukuran payudara kanan lebih kecil dari payudara kiri.
– Tidak tampak perubahan warna kulit payudara kanan.
– Tidak tampak adanya benjolan di payudara kanan.
– Tidak tampak adanya tarikan kulit pada kulit di payudara kanan.
– Gambaran Peau de’Orange di payudara kanan tidak dijumpai.
– Retraksi nipple di payudara kanan tidak dijumpai.
40
Aksila Kanan :
Benjolan dan tanda radang di aksila tidak dijumpai.
Klavikula Kanan :
Benjolan di infraklavikula atau supra klavikula tidak dijumpai.
Payudara Kiri
Inspeksi :
– Bentuk payudara tidak simetris.
– Ukuran payudara kiri lebih besar dari payudara kanan.
– Tampak perubahan warna kulit payudara kiri kemerahan.
– Tidak tampak adanya benjolan di payudara kiri.
– Gambaran Peau de’Orange di payudara kiri dijumpai.
– Retraksi nipple di payudara kiri tidak dijumpai.
– Nipple discharge di payudara kiri tidak dijumpai.
– Tidak dijumpai luka di payudara kiri, perdarahan (-), pus (-)
Palpasi : Massa Payudara Kiri :
Lokasi : Lateral inferior quadrant
Konsistensi : Keras
Permukaan : Berbenjol-benjol
Mobilitas : Immobile
Batas : Tidak tegas
Nyeri Tekan : (+)
Ukuran : 8 x 6 x 2,5 cm
41
Aksila Kiri :
Palpasi : dijumpai 1 buah massa, konsistensi kenyal, contour tidak teratur,
conglomeration (+), immobile, batas tidak tegas, nyeri (-), ukuran 2x1 cm
Klavikula Kiri :
Benjolan di infraklavikula atau supra klavikula tidak dijumpai
V. Pemeriksaan Radiologi
Foto thoraks PA ERECT (24/04/2021)
Kesimpulan: Tidak tampak kelainan pada jantung dan paru
VII. Tatalaksana
– NaCl 0,9% IV 20 gtt/menit
– Codein 30 mg / 6 jam IV
VIII. Rencana
– Core biopsi
IX. Kesimpulan
43
Pasien S/P/48 datang dengan keluhan nyeri pada payudara sebelah kiri. Keluhan
ini telah dialami pasien sejak 3 bulan yang lalu dan memburuk sejak 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan hilang timbul dan tidak terkait dengan
kitaran haid. Awalnya muncul benjolan berukuran sebesar biji kelereng di payudara
kiri 2 tahun yang lalu, tidak nyeri. Lalu semakin lama semakin membesar disertai
perubahan pada warna kulit. Benjolan pada ketiak sebelah kiri mulai disadari pasien
muncul sekitar 1 bulan yang lalu. Mulanya hanya ada 1 benjolan, lalu muncul
benjolan lainnya sekitar 2 bulan yang lalu. Benjolan pada ketiak, tidak dapat
digerakkan, tidak disertai rasa nyeri. Penurunan berat badan dijumpai sekitar 10 kg
dalam 4 bulan ini, pasien juga merasakan penurunan nafsu makan. Riwayat
menarche saat pasien berusia 12 tahun. Saat ini haid teratur. Pasien menikah pada
usia 25 tahun dan mempunyai 2 orang anak. Anak lahir spontan dengan bantuan
bidan saat pasien berusia 26 tahun. Riwayat memberikan ASI pada anaknya tidak
dijumpai. Riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal berupa implant selama 13 tahun
dijumpai setelah itu berhenti. Pasien tidak memiliki konsumsi alkohol dan merokok
Pasien sering mengkonsumsi makanan cepat saji dan berlemak. Setelah dilakukan
pemeriksaan fisik dan lanjutan, pasien didiagnosis dengan Tumor payudara kiri
curiga ganas cT4bN2aM1 (kulit) + Anemia dan diberi tatalaksana NaCl 0,9% 20
gtt/menit dan Codein 30 mg / 6 jam IV. Rencana pasien selanjutnya adalah core
biopsi.