Anda di halaman 1dari 11

KEPERAWATAN DASAR

Dosen Pembimbing : Ns. Arista A Putri

Disusun Oleh Kelompok 3 :

1. Dyah Ayu Kusumaningtyas (1901007)


2. Ericha Merah Hati (1901008)
3. Evlin Nurul Aeni (1901009)

SOP (Standard Operating Procedures) Kebutuhan Nutrisi

MEMBANTU PEMBERIAN MAKAN DAN MINUM

Prosedur ini dilakukan untuk memastikan makanan dan minuman yang dihidangkan pada
klien sesuai dengan diet yang ditentukan dan tepat waktu, selain untuk membangkitkan selera
makan klien. Menghidangkan dan membantu pemberian makanan dan minuman dapat
dilakukan pada klien mandiri atau klien depemdent, seperti klien yang mengalami kelemahan
extremitas, atau klien tidar sadar.

Persiapan alat

1. peralatan makan : piring, sendok, garpu, gelas minum, serbet, pisau jika perlu dan
mangkuk cuci tangan.

2. makanan dan minuman yang akan dihidangkan klien.

Prosedur pelaksanaan

1. klien yang dapat duduk

a. jelaskan kepada klien mengenai prosedur yang akan dilakukan.

b. bantu klien duduk ditempat tidur atau kursi.

c. pasang serbet sebagai alas di bawah daggu klien.

d. hidangkan makanan dan minuman pada klien.

e. ingatkan klien untuk mencuci tangan dan berdoa sesuai agama dan kepercayaan.

f. persilahkan klien untuk makan.


2. klien yang berbaring

a. jelaskan pada klien mengenai prosedur yang akan dilakukan.

b. bantu klien untuk memiringkan tubuh.

c. bentangkan serbet dibawah dagu klien.

d. saat makanan dihidangkan, bantu klien memotong lauk pauk dan atau menuangkan sayur.

e. ingatkan klien untuk mencuci tangan dan berdoa menurut agama dan kepercayaan.

f. persilahkan klien untuk makan.


SOP (Standard Operating Procedures) Kebutuhan Mobilisasi

PENGATURAN POSISI DI TEMPAT TIDUR

1. posisi fowler

Pengertian

Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur
lebih tinggi atau dinaikkan 45-90 derajat tanpa fleksi lutut. Posisi ini dilakukan
untukmempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasanpasien.

Tujuan

1. mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.!.

2. Meningkatkan rasa nyaman".

3. Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi dada dan


ventilasi paru. 4. Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yangmenetap

Indikasi 

1. Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan.

2. Pada pasien yang mengalami imobilisasi

Prosedur pelaksanaan

1. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan jika perlu.

Mengurangi transmisi mikroorganisme.

2. Minta klien untuk menekuk lutut sebelum kepala dinaikkan.


Mencegah klien meluncur ke bawah saat kepala dinaikkan.

3. Tinggikan kepala tempat tidur sebesar 45֯-90֯ sesuai kebutuhan. Sudut tempat tidur untuk
posisi fowler rendah atau semi-fowler adalah 15֯-45֯ dan sudut tempat tidur untuk fowler
tinggi adalah 90֯

4. Letakkan bantal kecil dibawah punggung klien jika ada celah di sana.

Bantal akan menyangga lengkung lumbang dan mencegah terjadinya fleksi lumbal.

5. Letakkan bantal kecil di bawah kepala klien.

Bantal akan menyangga lengkung servikal dan kolumna vertebrata. Sebagai alternatif,
kepala klien dapat diletakkan di atas kasur tanpa bantal. Terlalu banyak bantal dapat
mengakibatkan kontraktur fleksi leher.

6. Letakkan bantal di bawah tungkai, dari lutut hingga tumit.

Menyediakan alas yang luas, lembut dan lunak. Mencegah ketidaknyamanan akibat
hiperekstensi lutut dan tekanan pada tumit.

7. Pastikan area popliteal tidak tertekan dan lutut tidak fleksi.

Mencegah kerusakan syaraf dan dinding vena. Fleksi lutut membantu mencegah klien
meluncur turun kebawah.

8. Letakkan trochanter roll atau gulungan handuk disisi masing-masing paha.

Mencegah rotasi eksternal pinggul.

9. Topang telapak kaki klien menggunakan papan kaki.

Mencegah plantar fleksi.

10. Letakkan bantal dibawah lengan bawah untuk menopang kedua lengan jika klien
mengalami kelemahan pada bagian tersebut.

11. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.

12. Dokumentasi tindakan.


2. Posisi Orthopnea

Pengertian

Posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang yang sejajar dada, seperti
pada meja.

Tujuan

Memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan kesulitan bernafas yang ekstrim dan tidak
bisa tidur terlentang atau posisi kepala hanya bisa pada elevasi sedang.

Indikasi 

Pasien dengan sesak berat dan tidak bisa tidur terlentang.

Prosedur pelaksanaan

3. Posisi supinasi

Pengertian

Posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh sama dengan
kesejajaran berdiri yang baik.

Tujuan
Meningkatkan kenyamanan pasien dan memfasilitasi penyembuhanterutama pada pasien
pembedahan atau dalam proses anestesi tertentu.

Indikasi 

1.Pasien dengan tindakan post anestesi atau penbedahan tertentu. Pasien dengan kondisi


sangat lemah atau koma.

Prosedur pelaksanaan

1. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan jika perlu.

Mengurangi transmisi mikroorganisme.

2. Letakkan klien dalam posisi terlentang di tengah tempat tidur.

Menyiapkan klien untuk posisi yang tepat.

3. Letakkan bantal di bawah kepala dan bahu klien.

Mencegah hiperekstensi leher.

4. Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada lengkung lumbal jika ada celah.

Bantal akan menyangga lengkung lumbal dan mencegah terjadinya fleksi lumbal.

5. Letakkan bantal di bawah tungkai, dari lutut hingga tumit.

Menyediakan alas yang luas, lembut, lunak. Mencegah ketidaknyamanan akibat


hiperekstensi lutut dan tekanan pada tumit, serta mengurangi lordosis lumbal.

6. Topang telapak kaki klien menggunakan papan kaki.

Mencegah plantar fleksi.

7. Jika klien tidak sadarkan diri atau mengalami paralisis ekstremitas atas, elevasikan tangan
dan lengan bawah, bukan lengan atas, menggunakan bantal.

Posisi ini akan mencegah terjadinya edema dan memberi kenyamanan. Bantal tidak
diletakkan di bawah lengan atas karena dapat menyebabkan fleksi pada bahu.

8. lepaskan sarung tangan dan cuci tangan Anda.

9. Dokumentasikan tindakan.
4. Posisi pronasi

Pengertian

Pasien tidur dalam posisi telungkup 'erbaring dengan wajah menghadapke bantal.

Tujuan

1. Memberikan ekstensi maksimal pada sendi lutut dan pinggang.

2. Mencegah feksi dan kontraktur pada pinggang dan lutut.

Indikasi 

1.Pasien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan.

2. Pasien dengan pemeriksaan pada daerah bokong atau punggung.

Prosedur pelaksanaan

1. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan jika perlu.

Mengurangi transmisi mikroorganisme.

2. Letakkan klien untuk dalam posis terlentang ditengah tempat tidur.

Menyiapkan klien dalam posisi yang tepat.

3. Gulingkan klien dan letakkan kedua lengan disisi bantal, dengan kedua lengan fleksi.
Letakkan klien dalam posisi telungkup ditengah tempat tidur yang datar.

Memberi posisi yang dapat mepertahankan kelurusan tubuh klien.


4. Miringkan kepala klien ke salah satu sisi dan sangga dengan bantal. Hindari menyangga
kepala dengan bantal jika drainase dari mulut banyak.

Hal ini mencegah fleksi lateral leher. Hindari meletakan bantal dibawah bahu untuk
mencegah peningkatan risiko lordosis humbal.

5. Letakkan bantal kecil dibawah abdomen antara diafragma, atau payudara pada wanita, dan
krista iliaka.

Tindakan ini mencegah hiperektensi lengkung lumbal, kesulitan bernafas, tekanan pada
payudara wanita.

6. Letakkan bantal dibawah kaki dari lutut hingga tumit.

Mengurangi plantar fleksi. Memberi kenyamanan dan mencegah tekanan berlebihan pada
patela dengan menekuk lutut.

7. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisis ekstremitas atas, elefasikan tangan dan
lengan bawah, bukan lengan atas, menggunakan bantal.

Posisi ini mencegah terjadinya adema dan memberi kenyamanan. Bantal tidak diletakkan
dibawah lengan atas kareana dapat menyebabkan fleksi bahu.

8. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.

9. Dokumtasi tindakan

5. Posisi leteral

Pengertian

Posisi leteral adalah posisi klien terbaring pada salah satu sisi tubuh dengan kepala menoleh
kesamping.
Tujuan

1. Mengurangi lordosis dan meningkatkan kelurusan punggung yang baik.

2. Menyediakan posisi tidur dan istirahat sesuai

3. Membantu menghilangkan tekanan pada sekrum dan tumit.

Persiapan alat

1. Tempat tidur

2. Bantal tidur

3. Sarung tangan jika perlu.

Prosedur pelaksanaan

1. Mencuci tangan dan kenakan sarung tangan jika perlu.

Mengurangi transmisi mikroorganisme

2. Letakkan klien dalam posisi terlentang ditengah tempat tidur.

3. Tarik tangan dan kaki klien, yang terjauh dari Anda, kearah Anda hingga klien miring.

4. Letakkan bantal dibawah kepala dan leher klien

Mencegah fleksi leteral dan ketidaknyamanan pada otot leher.

5. Tarik dan posisikan bahu kebawah ke depan sehingga bahu tidak menopang tubuh.

6. Letakkan bantal dibawah lengan atas.

7. Letakkan bantal dibawah paha dan tungkai sehingga estreminitas setumpu secara paralel
dan permukaan tempat tidur.

Mencegah rotasi internal paha dan edukasi tungkai. Mencegah penekanan tungkai atas
terhadap tungkai bawah secara langsung.

8. Letakkan guling dibelakang punggung klien untuk menstabilkan posisi.


9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.

10. Dokumentasi tindakan.

6. Posisi Sims

Pengertian

Posisi sims adalah posisi klien terbaring pada pertengahan antara posisi leteral dan posisi
prone. Pada posisi ini, lengan bawah berada dibelakang tubuh klien, sedangkan lengan atas
didepan tubuh klien.

Tujuan

1. Memfasilitasi tindakan pemberian enema

2. Memudahkan pemeriksaan dan perawatan area perineum

3 Memfasilitasi drainase dari mulut pada klien tidak sadar diri.

Persiapan alat

1. Tempat tidur

2. Banttal kecil

3. Gulungan handuk

4. Sarung tangan jika perlu

5. Papan kaki.

Prosedur pelaksanaan
1. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan jika perlu.

Mengurangi transmisi mikroorganisme.

2. Letakkan klien dalam posisi terlentang ditengah tempat tidur.

Menyiapkan klien dalam posisi yang tepat.

3. Tarik tangan dan kaki klien yang terjauh dari Anda, kearah Anda hingga diperoleh posisi
setengah telungkup, yaitu berbaring sebagian pada abdomen.

4. Letakkan bantal dibawah kepala klien.

5. Atur posisi bahu atas sehingga bahu dan siku fleksi.

6. Letakkan bantal dibawah lengan atas.

Mencegah rotasi internal bahu.

7. Letakkan bantal dibawah paha atas.

Mencegah rotasi internal dan edukasi pinggul.

8. Letakkan papan kaki untuk menopang telapak kaki klien.

9.Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.

10. Dokumentasi tindakan.

Anda mungkin juga menyukai