SKRIPSI
AFIF MUHAMMAD
170610070
Oleh
AFIF MUHAMMAD
170610070
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Hubungan Olahraga Futsal di Malam Hari dengan Kualitas Tidur pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh”. Penulisan skripsi
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Malikussaleh. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini,
sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua penulis Ibunda Munjiati Daud, Ayahanda Faisal Syahwam dan
saudara kandung penulis yang telah memberikan bantuan dukungan material
dan moral;
2. dr.Muhammad Sayuti, Sp.B (K) BD selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Malikussaleh;
3. dr. Rizka Sofia, MKT selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter
Universitas Malikussaleh yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan
penelitian penulis;
4. Pembimbing 1 dr. Basli Muhammad, Sp.S dan pembimbing 2 dr. Adi
Rizka, Sp. B (K)Onk selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan berbagai masukan, kritik dan saran serta memotivasi
penulis dalam menyele saikan skripsi ini;
5. Penguji 1 dr. Anna Millizia, M. Ked (An), Sp. An dan penguji 2 dr. Cut
Sidrah Nadira, M. Sc selaku dosen penguji meluangkan waktu dan pikiran
untuk menguji skripsi, memberikan masukan dan motivasi demi
kesempurnaan skripsi ini;
6. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh
angkatan 2017 yang bersama-sama berjuang dan saling memberikan dukungan
serta motivasi demi mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran;
i
ii
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
DAFTAR SINGKATAN....................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................4
1.3 Pertanyaan Penelitian........................................................................................4
1.4 Tujuan Penelitian..............................................................................................4
1.4.1 Tujuan Umum..........................................................................................4
1.4.2 Tujuan Khusus.........................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................................5
1.5.1 Manfaat Teoritis.......................................................................................5
1.5.2 Manfaat Praktis........................................................................................5
iii
2.2.2 Sejarah...................................................................................................16
2.3 Tidur................................................................................................................16
2.3.1 Definisi Tidur.........................................................................................16
2.3.2 Perubahan dan Manfaat saat Tidur........................................................16
2.3.3 Fisiologi Tidur.......................................................................................18
2.3.4 Kualitas Tidur........................................................................................23
2.3.5 Faktor lain yang Memengaruhi Kualitas Tidur.....................................25
2.4 Hubungan Olahraga di Malam Hari dengan Kualitas Tidur...........................26
2.5 Kerangka Teori...............................................................................................28
2.6 Kerangka Konsep............................................................................................29
2.7 Hipotesis..........................................................................................................29
iv
3.8.2 Analisis Data..........................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................38
v
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1: Definisi Operasional.......................................................................................33
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Gelombang Otak.........................................................................................19
Gambar 2.2: Irama Sirkadian...........................................................................................21
Gambar 2.3: Kerangka Teori...........................................................................................28
Gambar 2.4:Kerangka Konsep.........................................................................................29
vii
DAFTAR SINGKATAN
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Lembar Penjelasan......................................................................................43
Lampiran 2: Lembar Pernyataan Persetujuan dan Informed Consent.............................44
Lampiran 3: Kuisioner penelitian....................................................................................45
Lampiran 4: Indeks Kualitas Tidur Pittsburgh………………………..........
……….48
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Olahraga ialah kegiatan yang dapat meningkatkan kesehatan, baik kesehatan
jasmani maupun rohani. Kesehatan merupakan hal yang harus kita jaga agar kita
dapat merasakan manfaat hidup sehat. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan
ialah dengan cara malakukan olahraga atau aktivitas fisik secara teratur. Manfaat
Olahraga dapat membuat tubuh menjadi segar, bugar, dan sehat. Akan tetapi, di
era modernisasi ini dimana aktifitas masyarakat semakin padat menyebabkan
waktu senggang individu untuk beristirahat dan berolahraga berkurang. Banyak
individu karena kesibukannya tidak dapat melakukan olahraga di pagi ataupun
sore hari dan hanya punya sedikit waktu dimalam hari untuk berolahraga,
kemudian olahraga dimalam hari menjadi pilihan yang tersisa bagi mereka yang
memiliki kesibukan yang super padat(1). Salah satu olahraga malam yang banyak
dilakukan di beberapa kota besar adalah futsal. Futsal adalah permainan mengolah
bola yang dilakukan oleh dua tim yang cara permainannya adalah saling
memasukkan bola ke dalam kandang lawan(2).
Seiring dengan meningkatnya olahraga yang dilakukan seseorang pada
malam hari hal ini pasti akan mempengaruhi kualitas dan intensitas tidur
seseorang. Beberapa risiko beraktivitas fisik di malam hari yang menjadi ancaman
bagi kesehatan, salah satunya yaitu kekacauan waktu tidur. Seseorang yang
melakukan olahraga mendekati waktu tidur disertai intensitas yang tinggi akan
mengalami peningkatan gairah fisiologis. Gejala yang ditimbulkan berupa
peningkatan denyut jantung serta peningkatan pernapasan dengan demikian dapat
mengganggu aktivitas tidurnya(3).
Tidur adalah suatu insting untuk memulihkan diri dari aktivitas pada siang
hari yang dicirikan dengan penurunan voluntary body movement dan penurunan
kewaspadaan terhadap sekitar(4). Tidur juga didefinisikan sebagai suatu keadaan
bawah sadar saat orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang
1
sensorik atau dengan rangsang lainnya(5). Tidur memiliki fungsi yaitu dapat
memulihkan atau mengistirahatkan tubuh setelah melakukan aktivitas sehari-hari,
2
2
menyeimbangkan hormon yang ada di dalam tubuh, sel – sel tubuh yang rusak
akan diperbaiki, menjaga imunitas tubuh, serta meningkatkan dan menjaga daya
konsentrasi. Namun tidak semua orang mempunyai kualitas tidur yang baik,
beberapa diantaranya memiliki hambatan dalam menjalankan tidur. Salah satu
penyebab terganggunya kualitas tidur adalah padatnya aktivitas dan beban kerja
yang berat sehingga mengakibatkan rasa kelelahan dan ketegangan otot.(3)
Proses tidur terjaga manusia diatur oleh hormon melatonin. Hormon
melatonin secara alami akan dihasilkan saat hari mulai gelap (intensitas cahaya
berkurang), sehingga saat hormon ini mulai dihasilkan seseorang akan mengantuk
dan akhirnya tertidur di malam hari. Aktivitas olahraga di malam hari secara tidak
langsung dapat meningkatkan sekresi melatonin di samping sekresi yang alami
terjadi. Saat berolahraga terjadi peningkatan metabolisme tubuh, termasuk
metabolisme aerob dan anaerob yang terjadi pada sel-sel otot. Metabolisme akan
meningkatkan kadar karbondioksida di dalam darah dan ion hidrogen
mencetuskan keadaan asidosis metabolik di dalam tubuh. Kondisi ini merangsang
pusat respirasi untuk meningkatkan ventilasi. Ventilasi yang meningkat akan
meningkatkan uptake oksigen. Kadar karbon dioksida yang tinggi juga
merangsang vasodilatasi arteri otak, ditambah lagi cardiac output yang
ditingkatkan untuk memenuhi kondisi otot yang kekurangan oksigen, sehingga
aliran darah ke otak akan meningkat dan asupan nutrisi otak meningkat dan
merangsang sekresi tryptophan sebagai prekursor serotonin dan menghasilkan
melatonin. Keadaan ini menghasilkan melatonin yang lebih banyak dan dapat
menyebabkan proses tidur lebih mudah terjadi(6).
Efek yang berkebalikan dapat terjadi melalui sekresi hormon kortisol akibat
stres fisik yang dihasilkan selama berolahraga. Hormon kortisol yang seharusnya
menurun di malam hari menjadi meningkat dan dapat membuat seseorang tetap
terjaga di malam hari. Secara fisiologis hormon kortisol disekresikan untuk
menghadapi stres saat beraktivitas, sehingga memiliki efek meningkatkan
kewaspadaan dan membuat seseorang sulit untuk tertidur(7).
Hormon adrenalin akan mengalami peningkatan pada seseorang yang
melakukan olahraga di malam hari dan menimbulkan efek berupa peningkatan
3
denyut jantung serta suhu tubuh juga ikut meningkat, kondisi tersebut
menyebabkan kualitas tidur seseorang menjadi terganggu(8). Pernyataan tersebut
didukung dengan adanya hasil penelitian yang menyebutkan bahwa kelompok
yang melakukan olahraga di malam hari mengalami kejadian insomnia. Hafid
(2017) menyebutkan bahwa 24 subjek penelitian yang melakukan olahraga futsal
di malam hari memberikan hasil bahwa terdapat pengaruh tingkat kelelahan akibat
olahraga yang dilakukan pada malam hari dengan kejadian insomnia.
Fakta bahwa olahraga yang dilakukan pada malam hari dapat menimbulkan
efek buruk pada kualitas tidur semakin diperkuat dengan adanya hasil penelitian
yang dilakukan oleh Yamanaka et al (2015) yang membandingkan kualitas tidur
pada olahraga yang dilakukan pada pagi dan malam hari. Pada hasil penelitiannya
menyebutkan bahwa sebanyak 22 subjek mengalami gangguan tidur setelah
melakukan olahraga di malam hari. Subjek mengalami gejala seperti peningkatan
denyut jantung, peningkatan suhu tubuh yang disebabkan oleh saraf simpatis yang
masih aktif. Pada penelitian ini juga disarankan agar masyarakat sebaiknya
menghindari aktivitas fisik di malam hari disertai intensitas yang tinggi.
Meskipun pada sebagian penelitian olahraga di malam hari dapat
mengganggu kualitas tidur, tetapi pada sebagian hasil penelitian lainnya
menunujukkan bahwa olahraga di malam hari dapat mempercepat proses tidur dan
dan membuat tidur lebih pulas. Hal ini didukung oleh penelitian dari National
Sleep Foundation (2013) yang menjelaskan bahwa olahraga pada malam hari
dapat membantu menenangkan kecemasan dan depresi, serta membantu fikiran
menjadi lebih rilek dalam persiapan menuju tidur. Hal ini akan memicu kenaikan
tajam pada suhu tubuh yang diikuti dengan pendinginan bertahap, yang meniru
fluktuasi alami ritme sirkadian dan membuka jalan untuk tidur(9).
Penulis memilih futsal karena futsal merupakan olahraga yang dikategorikan
sebagai aktifitas fisik yang berat dan paling sering dimainkan pada malam hari
terutama oleh kalangan muda dan juga mahasiswa. Selain itu, adanya penelitian
terdahulu yang menunjukkan bahwa adanya kejadian insomnia pada pada aktifitas
fisik yang berat seperti futsal membuat penulis tertarik untuk memilih futsal.
4
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur serta terencana yang
betujuan untuk memelihara gerak dan meningkatkan kemampuan gerak.
Melaksanakan olahraga secara teratur untuk kebugaran merupakan salah satu cara
terbaik untuk mengurangi stres. Olahraga yang dilakukan secara teratur dan
terstruktur juga dapat menurunkan berat badan, mencegah penyakit, dan dapat
menurunkan insiden dan keparahan gangguan mood yang berhubungan dengan
stres.(10,11)
Secara umum aktivitas yang ada dalam kegiatan olahraga akan terdiri dari
kombinasi 2 jenis aktivitas yang bersifat aerobik dan aktivitas anaerobik. Tipe
olahraga yang bersifat ketahanan seperti jogging (lari-lari kecil dengan irama
langkah yang teratur), marathon (lari dengan jarak yang jauh), triathlon (olahraga
uji ketahanan fisik luar biasa yang didalamnya terdapat tiga macam cabang
olahraga yaitu renang, sepeda serta lari marathon dengan total keseluruhan jarak
tempuh 180 km), dan juga bersepeda jarak jauh yang dimana ketiga macam
cabang olahraga tersebut merupakan jenis olahraga yang lebih dominan
meningkatkan kapasitas aerobik, maupun cadangan glikogen otot. Sedangkan
aktivitas berolahraga yang memerlukan tenaga besar dalam waktu singkat
6
7
semacam angkat berat, push up, sprint, atau loncat jauh merupakan jenis olahraga
dengan komponen komponen kegiatan olahraga yang lebih dominan dalam
meningkatkan kapasitas anaerobik, sistem energy ATP-PC (adenosine trifosfat –
fosfat creatine) dan glikolisis anaerobik pada seseorang.(13) Aerobik juga bisa
meningkatkan ukuran serta jumlah serabut otot tipe I (slow twich fiber),
sedangkan pada latihan anaerobik dapat meningkatkan ukuran serta jumlah
serabut otot tipe II (fast twich fiber)(14).
2.1.2 Manfaat Olahraga
stres yang menjalar ke tubuh, sehingga kita mendapati perasaan nyaman dan
menyenangkan sehabis berolahraga. (11)
Olahraga yang tepat dan benar hendaknya dilakukan dalam porsi tepat dan
prosedur yang benar, baik secara langsung ataupun tidak langsung, hal tersebut
akan dapat memberikan hasil positif bagi kesehatan fisik dan juga psikis bagi
pelakunya. Penting untuk selalu menjaga kesehatan tubuh untuk mencegah
munculnya berbagai penyakit di kemudian hari, yang diakibatkan oleh pola hidup
yang tidak teratur, serta tidak diimbangi dengan kegiatan olahraga. Sesuai dengan
pendapat para ahli, jarangnya bergerak, tidak akan memberikan efek segar pada
tubuh dan dapat memberikan akibat pada labilnya keaadaan struktur tulang.(17)
Berbagai macam jenis olahraga dapat menjadi pilihan untuk menjaga dan
memelihara kebugaran tubuh. Namun demikian, hal yang perlu diperhatikan
ketika akan melaksanakan kegiatan berolahraga ialah setidaknya memenuhi 4
kriteria, yaitu frekuensi berolahraga, intensitas dan berat latihan, jenis kegiatan
olahraga dan jangka waktu dalam berolahraga.(17)
2.1.3 Pembagian Olahraga
Ditinjau dari tujuannya, olahraga dapat digolongkan menjadi beberapa
macam, yaitu sebagai berikut:
1. Olahraga Pendidikan
Olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan teratur dan
berkelanjutan, untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan,
kesehatan dan kebugaran jasmani. Ketika seseorang atau sekelompok orang
melakukan olahraga dengan tujuan untuk pendidikan maka semua aktivitas gerak
diarahkan untuk memenuhi tuntutan tujuan-tujuan pendidikan. Olahraga yang
bertujuan untuk pendidikan ini identuk dengan aktivitas pendidikan jasmani yaitu
cabang-cabang olahraga sebagai media pendidikan, jadi olahraga pendidikan
adalah aktivitas olahraga yang bertujuan untuk membantu meningkatkan
pencapaian tujuan pendidikan(18).
2. Olahraga Rekreasi
9
yang membanggakan bagi suatu bangsa oleh sebab itu, dalam menciptakan
kualitas SDM dalam bidang olahraga harus dimulai sejak dini, karena dari sanalah
tercipta cikal bakal generasi penerus bangsa, sehingga harus dipersiapkan sedini
mungkin agar dapat tercapainya sebuah perkembangan serta prestasi yang optimal
dan maksimal.(20)
2.1.4 Lama, Jenis, dan Bentuk Olahraga
Olahraga mempunyai format serta pola tertentu. Format olahraga yang harus
dipenuhi agar tetap segar dan bugar ialah frekuensi, intensitas, tempo dan tipe
olahraga. Frekuensi berarti beberapa kali seminggu kegiatan olahraga dilakukan
sehingga memberikan efek latihan, sedangkan intensitas adalah berat beban
latihan yang diberi sehingga memberikan efek yang tidak membahayakan
pelakunya. Tempo latihan ialah lamanya waktu saat latihan dilakukan agar dapat
memberi manfaat.(21)
4. Tipe Olahraga
Dalam durasi olahraga yang sangat lama, olahraga sangat bergantung pada
penyediaan energi via jalur metabolisme aerob dominan (dengan menggunakan
oksigen). Nilai HR pada saat latihan berujung pada overestimasi pengambilan
oksigen, yang diakibatkan oleh beberapa faktor seperti dehidrasi, hipertermia dan
stres mental meningkatkan denyut jantung tanpa adanya efek terhadap
pengambilan oksigen. Pada proses pemakaian dan pengedaran oksigen pada
sistem aerobik didapat melalui jalur aerosol yang ada pada sistem pernapasan dan
seterusnya diedarkan melalui sistem sirkulasi yang akan diikat oleh hemoglobin.
Tingkat kadar hemoglobin memiliki peran penting dalam menentukan banyaknya
jumlah oksigen yang dapat diangkut oleh darah. Semakin banyak oksigen yang
mampu diikat, semakin lancar pula proses penghasilan energi yang diperlukan
dalam metabolisme aerobik ketika olahraga sedang berlangsung.(23)
(Cr) merupakan salah satu jenis asam amino yang tersimpan di dalam otot sebagai
sumber energi. Dalam otot, bentuk creatine yang sudah terfosforilasi yaitu
phosphocreatine (PCr), dengan bantuan enzim creatine phosphokinase,
phosphocreatine (PCr) yang tersimpan di dalam otot akan dipecah menjadi Pi
(inorganik fosfat) dan creatine. Inorganik fosfat (Pi) yang dihasilkan melalui
proses pemecahan PCr ini melalui proses fosforilasi dapat mengikat kepada
molekul ADP (adenosine diphospate) untuk kemudian kembali membentuk
molekul ATP (adenosine triphospate). Melalui proses hidrolisis PCr, energi dalam
jumlah besar (2.1-2.3 mmol ATP/kg muscle weight/s) dan diperoleh data laktat
darah dikisaran 7mM, sehingga dapat dihasilkan langsung untuk memenuhi
kebutuhan energi pada saat berolahraga dengan karakteristik cepat dan intensitas
tinggi melalui simulasi pertandingan.(24)
Orang yang rutin berolahraga dapat mengurangi timbunan lemak dan terjadi
penambahan kontraksi otot pada dinding pembuluh darah. Hal tersebut akan
menyebabkan peningkatan pada elastisitas pembuluh darah yang dapat
memperlancar jalannya darah dan mencegah munculnya hipertensi. Aliran darah
yang lancar juga akan mempercepat pembuangan zat-zat lelah sebagai sisa
pembakaran sehingga terjadi proses pemulihan kelelahan dengan cepat.
3. Perubahan pada Paru
Terjadi peningkatan elastisitas pada paru yang menyebabkan kemampuan
berkembang kempis juga akan bertambah. Jumlah alveoli aktif juga akan ikut
bertambah pada orang yang berolahraga secara teratur. Kedua hal tersebut akan
menyebabkan penambahan kapasitas penampungan serta penyaluran oksigen ke
dalam darah. Hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan pernafasan dalam
frekuensi yang lebih kecil bersamaan dengan perubahan pada jantung dan
pembuluh darah yang dapat menyebabkan penundaan kelelahan.
2.3 Tidur
2.3.1 Definisi Tidur
Tidur adalah suatu proses aktif yang terdiri dari periode tidur berulang kali
gelombang lambat dan paradoks, bukan berita terkini yang terjaga karena aktivitas
otak secara total tidak berkurang selama tidur. Dalam beberapa tahap tertentu
dalam tidur bahkan peningkatan penyerapan oksigen oleh otak melebihi tingkat
normal yang terjaga.(30)
2.3.2 Perubahan dan Manfaat saat Tidur
Saat tidur terjadi perubahan fisiologis dan juga perilaku. Perubahan tersebut
meliputi sistem pernapasan, kardiovaskuler, pencernaan, endokrin, ginjal, seksual
serta termoregulasi dan tidak terjadi penurunan terhadap aktivitas saraf dan juga
sel-sel otak. Beberapa spekulasi dari studi terakhir menunjukkan bahwa tahap
tidur Non Rapid Eye Movement (NREM) dan tahap tidur Rapid Eye Movement
(REM) memiliki fungsi yang berbeda. Tidur gelombang lambat memberikan otak
waktu untuk memperbaiki kerusakan yang diakibatkan radikal bebas dan
melaksanakan penyesuaian kimiawi yang diperlukan untuk belajar dan mengingat.
Salah satu hipotesis yang diterima luas adalah bahwa tidur memberikan otak
waktu untuk memulihkan proses biokimia atau fisiologis yang mengalami
penurunan progresif saat terjaga.(30,31) Tidur pada manusia berguna dalam
rangka untuk menjaga keseimbangan metabolisme kalori, keseimbangan termal
serta menjaga kekebalan tubuh serta menjaga keseimbangan kalori metabolik,
kesetimbangan panas tubuh dan kekebalan tubuh. Tidur juga menyebabkan
perubahan kimiawi, yang meliputi peningkatan prolaktin dan growth hormone,
penurunan norepinefin dan respon epinefrin, peningkatan adrenocorticotropic
hormone (ACTH), penurunan detak jantung/bradikardi dan penurunan tekanan
darah sekitar 20 mmHg selama tidur meskipun hal ini tidak berlaku pada
penderita hipertensi.(32)
Para peneliti mengatakan bahwa fungsi tidur ialah untuk menghemat energi,
atau untuk membangun zat yang dibutuhkan selama sadar atau untuk
menghancurkan antar koneksi sel otak yang tidak diperlukan. Beberapa ilmuwan
menekankan fungsi khusus tidur adalah untuk pembelajaran serta memori.
18
Ilmuwan lain juga berpendapat bahwa tidur dapat mengatur emosi serta
memperkuat sistem kekebalan tubuh.(31)
Dalam tidur gelombang lambat, hormon yang berperan dalam pertumbuhan
dan kontrol nafsu makan dilepaskan. Hormon pertumbuhan membantu untuk
mengisi kembali otot dan jaringan yang telah dipakai selama hari itu. terjadi
peningkatan sekresi GH selama 2 jam pertama tahapan tidur dalam (NREM
stadium III dan IV) sehingga tidur menjadi salah satu faktor yang dapat
memengaruhi pertumbuhan seseorang. Hormon pengontrol nafsu makan
dilepaskan agar membatasi perasaan lapar berlebihan pada hari berikutnya. Selain
pelepasan hormon, pada tahap ini aliran darah ke otot dalam bentuk oksigen dan
nutrisi akan mengalami peningkatan yang bertujuan untuk memulihkan tubuh.
(31,33)
Proses yang terjadi selama tidur juga memiliki peran penting untuk
konsolidasi memori dan pemrosesan memori emosianal. Disregulasi emosi sangat
dipengaruhi oleh kualitas tidur yang buruk yang dapat meningkatkan emosi dan
cenderung menurunkan respon positif seseorang. Membatasi durasi tidur di bawah
waktu tidur yang optimal dapat mengakibatkan berbagai defisit neurobehavioral,
dan juga efek buruk pada fungsi endokrin, respons metabolik dan inflamasi.
(31,34)
2.3.3 Fisiologi Tidur
2.3.3.1 Siklus Tidur
Siklus tidur secara garis besar terdiri atas fase Non Rapid Eye Movement
(NREM) yang disebut juga active sleep dan fase Rapid Eye Movement (REM)
yang disebut juga quit sleep. Non Rapid Eye Movement merupakan keadaan aktif
yang terjadi melalui osilasi antara talamus dan korteks. Tiga sistem utama pada
osilasi adalah kumparan tidur, delta osilasi, dan osilasi kortikal lambat. Kumparan
tidur adalah sebuah ciri tahap tidur NREM yang dihasilkan dari hiperpolarisasi
neuron GABAnergic dalam nukleus retikulotalamus. Hiperpolarisasi tersebut
berfungsi dalam menghambat proyeksi neuron kortikotalamus. Sebagai
penyebaran diferensiasi proyeksi kortikotalamus akan kembali ke sinkronisasi
talamus. Gelombang delta dihasilkan oleh interaksi dari retikulotalamus dan
19
Fase tidur REM ditandai dengan adanya pergerakan bola mata yang cepat,
tonus otot yang sangat rendah, apabila dibangunkan hampir semua orang akan
dapat menceritakan mimpinya, peningkatan denyut nadi dan pada laki-laki terjadi
ereksi penis, serta terjadi relaksasi yang dalam pada tonus otot. Pola tidur REM
berubah sepanjang kehidupan seseorang seperti periode neonatal bahwa tidur
REM mewakili 50% dari waktu total tidur.(37) Waktu yang terjadi pada fase rem
biasanya berlangsung selama 5 - 15 menit. Terjadi peningkatan aktivitas jantung
dan pernafasa yang tidak teratur pada fase ini. Obat-obatan tertentu, seperti: ganja,
alkohol, dan barbiturat dapat mengganggu tidur fase REM.(38)
21
Tidur REM adalah tidur yang biasanya disertai mimpi dan merupakan
bentuk tidur aktif. Aktivitas otak pada fase tidur ini menjadi aktif. Sekitar 80%
mimpi terjadi selama tidur REM dan 20% terjadi selama tidur NREM. Mengingat
mimpi pada tidur REM lebih mudah dibandingkan dengan tidur NREM.
Seseorang akan lebih sulit dibangunkan melalui rangsangan sensorik pada fase
NREM tetapi orang-orang dapat terbangun secara spontan di pagi hari pada saat
episode tidur REM.(39,40)
Otot di seluruh tubuh pada saat tidur REM akan sangat berkurang, hal ini
menunjukkan terjadinya hambatan yang kuat pada area pengendalian otot di
spinal. Frekuensi jantung dan pernafasan biasanya tidak teratur. Namun pada tidur
REM, otak menjadi sangat aktif dan terjadi peningkatan metabolisme di seluruh
otak sebanyak 20%.(41)
Gambaran EEG yang didapatkan pada tidur REM adalah amplitudo tinggi
dengan gelombang lambat dan ditemukan gambaran low-voltage EEG activity
sehingga tahap ini disebut juga dengan paradoxical sleep.(32)Syarat terjadinya
tidur REM ialah ditemukannya gelombang campuran (alfa, beta dan tetha) yang
tidak teratur dan tidak ada kompleks K.(42)
2.3.3.4 Irama Sirkandian
Irama sirkadian adalah jam alami dalam tubuh manusia. Dalam 24 jam
tubuh akan mengalami fluktuasi berupa temperatur, kemampuan untuk bangun,
aktivitas lambung, denyut jantung, tekanan darah dan kadar hormon, dikenal
sebagai irama sirkadian.(43) Circardian rhythm berasal dari bahasa Latin. Circa
yang berarti kira-kira dan dies berarti hari ( circardies = kira-kira satu hari).
Circardian rhythm adalah irama dan pengenalan waktu yang sesuai dengan
perputaran bumi dalam siklus 24 jam. Hampir seluruh makhluk hidup di dunia ini
mempunyai irama yang secara teratur mengalami perubahan fungsi tubuh dan
fisiologik dalam siklus 24 jam, tetapi ada pula beberapa perubahan yang sesuai
dengan bulan atau tahun.(37)
Irama sirkadian berfungsi mengatur berbagai irama tubuh antara lain irama
bangun tidur, temperatur tubuh, tekanan darah, dan pola sekresi hormon.
22
Peraturan sirkadian tidur dan mekanisme terjaga (wakefulness) diregulasi oleh alat
pacu yang terletak di Suprachiasmatic Nuclei (SCN) yang berfungsi sebagai
master clock. Nucleus suprachiasmatic paling aktif di siang hari dan diatur setiap
hari berdasarkan masukan cahaya dari retina dan selama siklus gelap oleh sekresi
melatonin dari kelenjar pineal,serta pada liver, ginjal dan jantung.(37)
paling banyak dihasilkan sekitar pukul 02.00 – 04.00 malam. Hal ini dikarenakan
pada waktu itu gangguan cahaya dari alam paling minimal.(37)
Melatonin merupakan hormon yang berasal dari asam amino tryptophan
sebagai prekursor sehingga produksi hormon melatonin sangat bergantung pada
ketersediaan asam amino tryptophan di dalam tubuh. Tryptophan merupakan asam
amino esensial yang produksi dalam tubuhnya sangat kecil sehingga perlu adanya
asupan protein dari makanan. Berdasarkan penelitian ternyata jumlah produksi
hormon melatonin dapat ditingkatkan dengan melakukan aktivitas yang dapat
memperlancar aliran darah dan hormon dari otak ke seluruh tubuh. Jumlah
melatonin yang maksimal dalam tubuh, maka keseimbangan tubuh secara
keseluruhan akan terjaga. Melatonin berfungsi sebagai konduktor yang mengatur
dan menjaga keharmonisan kerja hormon, menjaga keteraturan metabolisme sel,
mempertahankan efisiensi dan efektivitas kerja sel, mekanisme antiooksidan.
Fungsi fisiologis di antaranya pengaturan suhu tubuh, kematangan seksual,
suasana hati, fungsi imun, dan fungsi kardiovaskular. Namun, sebagian besar
dikenal hubungannya dengan irama sirkadian dan tidur. Peran melatonin terhadap
tidur ditemukan beberapa interaksi, terutama diekspresikan pada Suprachiasmatic
Nuclei (SCN) dan terlibat dalam penghambatan mekanisme terjaga (wakefulness)
yang menghasilkan sirkadian dalam Suprachiasmatic Nuclei (SCN) sehingga
meningkatkan tidur. Melatonin juga meningkatkan irama sirkadian endogen pada
manusia. Studi menunjukkan bahwa melatonin memberi pengaruh kompleks pada
tidur, di satu sisi melalui efeknya pada pengaturan sirkadian tidur dan terjaga
(wakefulness), dan di sisi lain dengan efek langsung meningkatkan tidur.(46)
Hormon tiroid merupakan hormon yang dapat memberikan efek lelah pada
otot dan sistem saraf pusat serta merangsang aktivitas metabolik jaringan tubuh.
Seseorang yang mengalami hipertiroid umunya mengalami kesulitan tidur karena
hormon tiroid pada sinaps yang memberi efek semangat atau terus terjaga.
Sedangkan pada penderita hipotiroid terjadi peningkatan keadaan somnolen yang
menyebabkan peningkatan durasi tidur seseorang yang dapat berlangsung selama
12-14 jam dalam sehari.(33)
24
6. Usia dan jenis kelamin memengaruhi kualitas tidur seseorang dimana wanita
dan orang yang lebih tua cenderung memiliki kualitas tidur yang lebih
rendah dan masalah tidur yang lebih banyak(54).
2.4 Hubungan Olahraga di Malam Hari dengan Kualitas Tidur
Kegiatan olahraga membutuhkan kontraksi otot. Otot yang berkontraksi akan
menjepit pembuluh darah, sehingga otot akan kekurangan oksigen karena disaat
yang sama membutuhkan banyak oksigen untuk kebutuhan metabolisme.
Peningkatan metabolisme yang terjadi saat berolahraga akan menghasilkan ion
hidrogen dan karbon dioksida. Kelebihan ion hidrogen dan karbon dioksida akan
merangsang pusat pernafasan dan meningkatkan ventilasi(46). Peningkatan
ventilasi dapat meningkatkan asupan oksigen ke dalam tubuh.
Respon kekurangan oksigen di jaringan merangsang jantung untuk
memompakan darah yang lebih banyak ke jaringan dengan meningkatkan cardiac
output. Di samping itu, aliran balik vena juga meningkat akibat aktivitas otot
sehingga meningkatkan venous return. Kedua hal tersebut bekerja sama
meningkatkan cardiac output melalui mekanisme peningkatan heart rate. Venous
return akan memengaruhi stroke volume. Mekanisme kardiovaskuler ini akan
meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh, termasuk otak.
Otak yang sehat memiliki autoregulasi untuk mempertahankan aliran darah
yang konstan sebesar 50 ml per 100 gram otak per menit. Tekanan arteri pada otak
akan dipertahankan dalam rentang 60 - 140 mmHg. Peningkatan tekanan darah
selama berolahraga dapat mencapai 30 persen dan dapat menurunkan resistensi
pembuluh darah. Dengan adanya vasodilatasi pembuluh arteri akibat peningkatan
konsentrasi karbon dioksida, penurunan konsentrasi oksigen, dan peningkatan
tekanan darah arteri menyebabkan peningkatan aliran darah ke otak(43).
Serotonin dan melatonin merupakan hormon yang penting dalam proses tidur.
Produksi kedua hormon ini berasal dari tryptophan. Produksi tryptophan maupun
serotonin akan meningkat jika aliran darah ke otak meningkat. Hal tersebut
dikarenakan terjadi peningkatan asupan oksigen dan glukosa oleh sel-sel otak.
Dapat disimpulkan bahwa olahraga di malam hari kemungkinan dapat
28
Olahraga di malam
Hari
Aktifitas Otot
CO2 Meningkat
Rangka Meningkat
O2 Otot Vasodilatasi
Berkurang Pembuluh Darah Otak Aliran Darah Ke
Otak Meningkat
Cardiac Output
Ditingkatkan
Asupan Glukosa
dan Oksigen Otak
Stres Fisik Konsumsi O2 Meningkat
29
Variabel Bebas
Variabel Terikat
Aktifitas Futsal di Malam Hari
Kualitas Tidur Mahasiswa
Mahasiswa Fakultas
Fakultas Kedokteran
Kedokteran Universitas
Universitas Malikussaleh
Malikussaleh
Ha: Terdapat hubungan olahraga futsal di malam hari dengan kualitas tidur pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh.
Ho: Tidak terdapat hubungan olahraga futsal di malam hari dengan kualitas tidur
pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis/Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dangan rancangan cross
sectional, di mana untuk mengetahui hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen dengan melakukan pengukuran sesaat.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penilitian ini akan dilaksanakan di Universitas Fakultas Kedokteran
Universitas Malikussaleh.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada September 2021 hingga Oktober
2021.
3.3 Populasi, Sampel, Besar Sampel (Sampel Size) dan Teknik Pengambilan
Sampel
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah sebagian mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Malikussaleh angkatan 2017, 2018, 2019, dan 2020 yang bermain
futsal di malam hari dan mahasiswa yang tidak bermain futsal di malam hari.
Besar populasi adalah 38 orang, terdiri dari angkatan 2017 sebanyak 11 orang,
angkatan 2018 sebanyak 5 orang, angkatan 2019 sebanyak 5 orang, dan angkatan
2020 sebanyak 17 orang.
Setelah dilakukan survei, pada angkatan 2017 didapatkan mahasiswa yang
bermain futsal di malam hari sebanyak 3 orang, sedangkan yang tidak bermain
futsal di malam hari sebanyak 8 orang. Angkatan 2018, mahasiswa yang bermain
futsal di malam hari sebanyak 4 orang, sedangkan yang tidak bermain futsal di
malam hari sebanyak 1 orang. Pada angkatan 2019 mahasiswa yang bermain
futsal di malam hari sebanyak 2 orang, sedangkan yang tidak bermain futsal di
malam hari sebanyak 3 orang. Pada angkatan 2020 mahasiswa yang bermain
futsal di malam hari sebanyak 10 orang, sedangkan yang tidak bermain futsal di
malam hari sebanyak 7 orang.
31
32
PSQI merupakan instrumen yang telah terbukti efektif dan digunakan untuk
mengukur kualitas dan pola tidur orang dewasa. Kuisioner ini terdiri dari 18
pertanyaan dan penilaiannya dibagi dalam 7 komponen kualitas tidur dengan skala
0 - 3. Komponen tersebut adalah kualitas tidur subjektif, latensi tidur (kesulitan
memulai tidur), lama tidur malam, efisiensi tidur, gangguan ketika tidur malam,
penggunaan obat tidur, dan gangguan aktivitas di siang hari. Pertanyaan untuk
masing-masing komponen tersebar dalam kuisioner. Pertanyaan 9 untuk
komponen kualitas tidur subjektif, pertanyaan 2 dan 5a untuk komponen latensi
tidur (kesulitan memulai tidur), pertanyaan 4 untuk komponen lama tidur malam,
pertanyaan 1 dan 3 untuk komponen efisiensi tidur, pertanyaan 5b - 5j untuk
komponen gangguan ketika tidur malam, pertanyaan 7 untuk komponen
penggunaan obat tidur, dan pertanyaan 6 dan 8 untuk komponen gangguan
aktivitas di siang hari. Masing-masing komponen memiliki cara penilaian
tersendiri berdasarkan 18 pertanyaan tersebut. Skor total pada kuisioner ini adalah
0 - 21 yang didapatkan dari penjumlahan ketujuh komponen tersebut dengan skala
masing-masing komponen 0 - 3. Apabila skor total ≤ 5, maka termasuk dalam
kualitas tidur yang baik, sebaliknya apabila skor total > 5, maka termasuk dalam
kualitas tidur yang buruk. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner
yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan telah digunakan dalam
penelitian sebelumnya tanpa adanya modifikasi dari versi aslinya. Berdasarkan
hasil uji validitas dan reliabilitas, nilai koefisien alfa sebesar 0,73.
3.6 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan mewawancarai responden dengan menggunakan kuisioner mengenai
demografi responden dan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).
3.7 Alur Penelitian
Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi
Pengumpulan data
Pengolahan data
Analisis data
4. Madan V, Jha SK 2008. What is sleep and why is it needed? IJLST, 1(1):
9-23. Dalam: Veqar Z, Hussain ME 2012. Sleep quality improvement and
exercise: A review. International Journal of Scientific and Research
Publications, Vol. 2.
39
40
Lampiran 1
LEMBAR PENJELASAN
Assalamu’alaikum warahmatullah
beserta identitas Saudara akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk
ucapkan terimakasih.
Lhokseumawe,
……………………….
Peneliti
Afif Muhammad
44
Lampiran 2
nama :
nim :
no.Hp :
penelitian,
Universitas Malikussaleh
Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi subjek penelitian dengan sukarela
Lhokseumawe,
……………………………
( )
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
No. Responden :
Hari/Tanggal :
PETUNJUK UMUM
2. Untuk soal pilihan, berilah tanda silang (X) pada tempat yang disediakan.
5. Jika ada hal yang kurang jelas, Saudara bisa menanyakannya pada peneliti
A. Data Demografi
1. Nama : ……….
2. No.BP : ……….
4. Umur..............................Tahun
5. Angkatan : ……….
6. Berat Badan....................Kg
7. Tinggi Badan..................Cm
sebutkan ……….
sebelum tidur?
a. Obat tidur
b. Minuman beralkohol
c. Rokok
11. Apakah Anda menderita hal-hal berikut sebelum maupun saat tidur yang
a. Sesak nafas
jawaban Anda)
b. Mengompol
c. Mengorok
d. Mimpi buruk
( ) ya ( ) tidak
47
14. Sudah berapa lama Anda melakukan rutinitas futsal di malam hari?*
(…...........................................................................................................)
(…............................................................................................................)
16. Berapa lama durasi futsal di malam hari yang Anda lakukan?*
(…...........................................................................................................)
17. Berapa interval waktu yang Anda butuhkan untuk tertidur setelah bermain
futsal?*
(…...........................................................................................................)
18. Apa yang biasa Anda konsumsi setelah bermain futsal di malam hari?*
(…...........................................................................................................)
48
Lampiran 4
INSTRUKSI :
Pertanyaan berikut ini berhubungan dengan kebiasaan tidur hanya selama 1 bulan
terakhir saja. Jawaban Anda harus menunjukkan pengulangan yang paling sering
dari sebahagian besar siang dan malam hari pada bulan yang lalu. Jawablah semua
pertanyaan.
1. Selama satu bulan terakhir, pada pukul berapa Anda biasanya tidur di
malam hari?
Jawab:
(…...........................................................................................................)
Jawab:
(…..........................................................................................................)
3. Selama satu bulan terakhir, pada pukul berapa Anda biasanya bangun tidur
di pagi hari?
Jawab:
(….........................................................................................................)
4. Selama satu bulan terakhir, berapa jam Anda dapat tidur nyenyak di
malam hari?
(ini mungkin berbeda dengan jumlah waktu yang dihabiskan saat tidur)
Jawab:
(….............................................................................................................)
49
gangguan tidur,
yang disebabkan
karena…
dalam waktu 30
menit
b. Terbangundi
tengah malam
c. Terbangun
karena ingin ke
toilet
d. Tidak dapat
bernapas dengan
nyaman
e. Batuk atau
mendengkur
dengan keras
f. Merasa sangat
kedinginan
50
g. Merasa sangat
kepanasan
h. Mimpi buruk
i. Merasa nyeri
terakhir
j. Alasan lain,
jelaskan…………
6. Selama satu
bulan terakhir,
seberapa sering
Anda mendapat
masalah agar
berkendara,
makan, atau
ketika melakukan
aktivitas sosial?
7. Selama satu
bulan terakhir,
seberapa sering
51
Anda
mengkonsumsi
ataupun dari
toko)?
kecil masalah
8. Selama satu
bulan terakhir,
seberapa berat
tetap
antusias/berseman
gat dalam
mengerjakan
sesuatu?
baik buruk
9. Selama 1 bulan
terakhir, bagaimana
Anda menilai
secara umum?
52
yang berbeda
punya teman
sekamar?
terakhir dalam
seminggu
teman tidur,
tanyakan padanya
seberapa sering
terakhir Anda...
a. Mendengkur
dengan keras
b. Adanya jeda
tidur
c. menghentakkan
d. Disorientasi atau
kebingungan
selama tidur
e. Masalah lain,
Jelaskan:
……………