Alhamdullah, segala puja dan puji marilah senantinsa kita ucapkan atas limpahan rahmat
dan nikmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang diberikan kepada kami.
Sholawat bersamaan dengan salam juga mari hadiahkan kepada baginda nabi kita
Muhammad SAW. Semoga kita, orang tua kita, nenek dan kakek kita, guru-guru dan orang
terdekat kita mendapat syafaat Beliau di Yaumil Mahsyar kelak. Amin ya Rabbal Alamin.
Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata pelajaran
Sejarah Indonesia Semester Ganjil yang berjudul "Perkembangan Kehidupan Politik dan
Ekonomi pada Masa Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin".
Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Nurcintama Purba, S.Pd selaku guru pembimbing,
dan kepada semua pihak yang sudah membantu dalam penulisan makalah dari awal hingga
selesai.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah, dan kami juga
sangat mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca untuk bahan pertimbangan perbaikan
makalah.
16 September 2021
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................................... 1
Daftar Isi.................................................................................................................................. 2
Bab 1 Pendahuluan.................................................................................................................. 3
1.1 . Latar Belakang....................................................................................................... 3
1.2 . Perumusan Masalah................................................................................................ 3
1.3 . Tujuan Penulisan..................................................................................................... 3
Bab 2 Pembahasan
2.1. Kehidupan Politik pada Masa Demokrasi Liberal................................................... 4
2.2. Kehidupan Ekonomi pada Masa Demokrasi Liberal.............................................. 12
2.3. Kehidupan Politik pada Masa Demokrasi Terpimpin............................................. 14
2.4. Kehidupan Ekonomi pada Masa Demokrasi Terpimpin......................................... 15
Bab 3 Penutup
3.1. Kesimpulan...............................................................................................................17
3.2. Saran.........................................................................................................................18
3.3. Daftar Pustaka..........................................................................................................18
BAB 1 PENDAHULUAN
Perjalanan sejarah Indonesia pada masa demokrasi liberal diwarnai pemerintahan dengan
tujuh masa kebinet yang berbeda. Sistem pemerintahan pada masa demokrasi beral menetapkan
bahwa kabinet-kabinet ini bertanggung jawab secara langsung kepada parlemen. Kondisi
Indonesia di masa demokrasi liberal sangatlah rentan karena dalam kurun pemerintahan ketujuh
kabinet tersebut, kinerja kabinetsering mengalami deadlock dan ditentang oleh parlemen. Hal
tersebut terjadi karena adanya kelompok oposisi yang kuat sehingga mengakibatkan timbulnya
konflik kepentingan dalam proses perumusan dan pembuatan kebijakan negara.
Demokrasi liberal mewariskan ketidakstabilan politik yang cukup parah dan membuatkan
berbagai pergolakan serta pemberontakan dalam negeri yang mengancam persatuan bangsa.
Melihat keadaan tersebut, Presiden Soekarno tergerak untuk menerapkan sistem pemerintahan
yang sentralistis yang berpusat di tangan presiden yang kenal dengan Demokrasi Terpimpin
ditandai dengan di keluarkannya dekrit Presiden 5 Juli 1950. Keputusan tersebut diambil atas
pertimbangan menempatkan kesatuan bangsa sebagai yang utama.
Demokrasi Parlementer
Demokrasi parlementer (liberal) adalah suatu demokrasi yang menempatkan kedudukan
badan legislatif lebih tinggi dari pada badan eksekutif. Kepala pemerintahan dipimpin oleh
seorang Perdana Menteri. Perdana Menteri dan menteri-menteri dalam kabinet diangkat dan
diberhentikan oleh parlemen. Dalam demokrasi parlementer Presiden menjabat sebagai kepala
Negara. Demokrasi liberal dikenal pula sebagai demokrasi parlementer karena pada saat itu
berlangsung pemerintahan parlementer .
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), demokrasi adalah bentuk atau sistem
pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantaraan wakilnya yang
terpilih.
Jadi, pengertian demokrasi adalah pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, untuk
rakyat, dan oleh rakyat.
Sistem Pemerintahan
A. Kabinet NATSIR (6 September 1950-21 Maret 1951)
B. Kabinet SUKIMAN (27 April 1951-3 April 1952)
C. KABINET WILOPO (3 April 1952- 3 Juni 1953)
D. KABINET ALI SASTROAMIJOYO 1 (31 Juli 1953-12 Agustus 1955)
E. Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955- 3 Maret 1956)
F. Kabniet Ali Sastroamijoyo II (20 Maret 1956-4 Maret 1957)
G. Kabinet Djuanda (9 April 1957-5 Juli 1959)
Ciri-ciri
1) Agama adalah urusan masing-masing individu
2) Mengutamakan kepentingan pribadi
3) Mengutamakan hak asasi yang berkaitan dengan kebebasan
4) Partisipasi politik bisa diikuti semua rakyat
5) Pemerintahan punya kekuasaan terbatas
6) Pemilu secara rahasia
7) kebebasan individu yang di fasilitasi
8) Suara di perlemen bisa membentuk hukum
9) Pembatasan masyarakat antara kaum dan minoritas
Kelebihan demokrasi liberal
1) adanya kebebasan yang tinggi bagi individu
2) tingginya pendapatan individu
3) tidak disalah gunakan pemerintah kekuasaan
4) kesiapan menang yang lebih tinggi
5) fokus pada rancangan jangka pendek
Kabinet ini dilantik pada tanggal 7 September 1950 dengan Mohammad Natsir dari partai
masyumi sebagai perdana menteri. Kabinet ini merupakan kabinet koalisi yang dipimpin
Masyumi, di mana PNI sebagai partai kedua terbesar dalam parlemen tidak turut serta, karena
tidak diberi kedudukan yang sesuai.
Kabinet ini merupakan kabinet dimana tokoh-tokoh terkenal duduk di dalamnya, seperti
Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Mr. Asaat, Ir. Djuanda, dan Prof. Dr. Soemitro
Djojohadikoesoemo, sehingga kabinet ini merupakan Zaken Kabinet (Kabinet yang diisi oleh
kalangan profesional atau kabinet yang sangat ahli di bidangnya dan bukan berdasarkan pada
representatif dari Partai Politik)
Pada tanggal 1 Maret 1952, Presiden Soekarno menunjukan Sidik Djojosukarto (PNI) dan
Prawoto Mangkusasmito (Masyumi) menjadi formatur, namun gagal. Kemudian menunjuk
Wilopo dari PNI sebagai formatur. Setelah bekerja selama dua minggu berhasil dibentuk kabinet
baru di bawah pimpinan Perdana Mentari Wilopo, sehingga terbentuklah Kabinet Wilopo.
Kabinet ini merupakan zaken kabinet yaitu kabinet yang terdiri dari para pakar yang ahli dalam
biangnya.
Hasil :
1. Persiapan Pemilihan Umum untuk memilih anggota
2. Parlemen yang akan diselenggarakan pada 29 September 1955.
3. Membaiknya hubungan dengan Cina
4. Terselenggaranya Konferensi Asia-Afrika tahun 1955.
Setelah jatuhnya Kabinet Ali, sebagai gantinya Wakil Presiden Dr. Muh. Hatta menunjuk
Mr. Burhanuddin Harahap (Masyumi) sebagai formatir kabinet. Kejadian ini baru pertama kali di
Indonesia, formatir kabinet ditunjuk oleh Wakil Presiden sebagai akibat dari kepergian Soekarno
naik Haji ke Mekkah. Kabinet ini terbentuk pada tanggal 11 Agustus 1955, berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor 141 Tahun 1955 tertanggal 11 Agustus 1955 dan mulai bekerja
setelah dilantik tanggal 12 Agustus 1955 dengan dipimpin oleh Burhanuddin Harahap.
Kabinet Burhanuddin Harahap adalah merupakan kabinet koalisi yang terdiri atas
beberapa partai, bahkan hampirmerupakan Kabinet Nasional, sebab jumlah partai yang
tergabung dalam koalisi kabinet ini berjumlah 13 partai. Tetapi karena masih ada beberapa partai
yang sebagai oposisi tidak duduk dalam kabinet seperti PNI dan beberapa partai lainnya, maka
kabinet ini termasuk kabinet koalisi.
Program – program Kabinet Burhanuddin Harahap, yaitu :
1. Mengembalikan kewibawaan pemerintah, yaitu mengembalikan kepercayaan Angkatan
Darat dan masyarakat kepada pemerintah.
2. Melaksanakan pemilihan umum menurut rencana yang sudah ditetapkan dan
mempercepat terbentuknya parlemen baru
3. Menyelesaikan masalah desentralisasi, inflasi, pemberantasan korupsi, perjuangan
pengembalian Irian Barat, dan Politik Kerjasama Asia-Afrika berdasarkan politik luar
negeri bebas aktif
Hasil :
1. Penyelenggaraan pemilu pertama yang demokratis pada 29 September 1955 (memilih
anggota DPR) dan 15 Desember 1955 (memilih konstituante). Terdapat 70 partai politik
yang mendaftar tetapi hanya 27 partai yang lolos seleksi. Menghasilkan 4 partai politik
besar yang memperoleh suara terbanyak, yaitu PNI, NU, Masyumi, dan PKI.
2. Perjuangan Diplomasi Menyelesaikan masalah Irian Barat dengan pembubaran Uni
Indonesia-Belanda.
3. Pemberantasan korupsi dengan menangkap para pejabat tinggi yang dilakukan oleh polisi
militer.
4. Terbinanya hubungan baik antara Angkatan Darat dengan Kabinet Burhanuddin.
5. Menyelesaikan masalah peristiwa 27 Juni 1955 dengan mengangkat Kolonel AH
Nasution sebagai Staf Angkatan Darat pada 28 Oktober 1955.
Hasil :
Mendapat dukungan penuh dari presiden dan dianggap sebagai titik tolak dari periode
planning and investment. Hasilnya adalah Pembatalan seluruh perjanjian KMB
Setelah Kabinet Ali II jatuh, partai-partai politik kembali melakukan politik “dagang
sapi” (tawar-menawar antara beberapa partai politik dalam menyusun suatu kabinet koalisi)
untuk merebut kedudukan. Akhirnya, Presiden Soekarno menunjuk Ir.Djuanda yang nonpartai
untuk membentuk kabinet baru. Kabinet ini dinamakan Kabinet Djuanda dan resmi berdiri
tanggal 9 April 1957.
Kabinet dengan komposisi Ir.Djuanda sebagai perdana menteri dan tiga orang wakil yaitu
Mr.Hardi, Idham Chalid, dan dr.Leimena ini merupakan zaken kabinet, yaitu kabinet yang terdiri
dari para pakar yang ahli dalam bidangnya. Dibentuk karena Kegagalan konstituante dalam
menyusun Undang-undang Dasar pengganti UUDS 1950. Serta terjadinya perebutan kekuasaan
antara partai politik.
Program :
Programnya disebut Panca Karya sehingga sering juga
disebut sebagai Kabinet Karya, programnya yaitu :
1. Membentuk Dewan Nasional
2. Normalisasi keadaan Republik Indonesia
3. Melancarkan pelaksanaan Pembatalan KMB
4. Perjuangan pengembalian Irian Jaya
5. Mempergiat/mempercepat proses Pembangunan. Semua itu dilakukan untuk menghadapi
pergolakan yang terjadi di daerah, menghadapi masalah ekonomi serta keuangan yang
sangat buruk.
Hasil :
1. Mengatur kembali batas perairan nasional Indonesia melalui Deklarasi Djuanda, yang
mengatur mengenai laut pedalaman dan laut teritorial. Melalui deklarasi ini menunjukkan
telah terciptanya Kesatuan Wilayah Indonesia dimana lautan dan daratan merupakan satu
kesatuan yang utuh dan bulat.
2. Terbentuknya Dewan Nasional sebagai badan yang bertujuan menampung dan
menyalurkan pertumbuhan kekuatan yang ada dalam masyarakat dengan presiden sebagai
ketuanya. Sebagai titik tolak untuk menegakkan sistem demokrasi terpimpin.
3. Mengadakan Musyawarah Nasional (Munas) untuk meredakan pergolakan di berbagai
daerah.Musyawarah ini membahas masalah pembangunan nasional dan daerah,
pembangunan angkatan perang, dan pembagian wilayah RI. Diadakan Musyawarah
Nasional Pembangunan untuk mengatasi masalah krisis dalam negeri tetapitidak berhasil
dengan baik.
Kebijakan ini dikeluarkan oleh Menteri Keuangan, Syafruddin Prawiranegara pada masa
pemerintahan RIS, dan dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 1950. Tujuannya untuk
menanggulangi defisit anggaran sebesar Rp. 5,1 Milyar. Pelaksanaan kebijakan ini dilakukan
dengan cara menggunting uang kertas menjadi dua bagian. Yaitu :
Bagian kanan digunakan untuk penukaran dengan surat obligasi (Pinjaman Nasional)
pemerintah yang dapat dicairkan beberapa tahun kemudian
Bagian kiri tetap digunakan sebagai alat pembayaran yang sah. Namun dengan jumlah
nominal setengah dari nominal utuh uang tersebut.
Sistem ekonomi ini merupakan usaha pemerintah RI untuk mengubah struktur ekonomi
yang berat sebelah yang dilakukan pada masa kabinet Natsir yang direncanakan oleh Menteri
Perdagangan, Dr. Sumitro Djojohadikusumo. Tujuannya adalah untuk melindungi para
pengusaha dalam negeri dengan cara memberikan bantuan kredit dan bimbingan konkret serta
mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional (Pembangunan ekonomi
Indonesia). Namun tujuan ini tidak dapat tercapai karena :
Para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha non pribumi dalam
kerangka sistem ekonomi liberal
Para pengusaha pribumi cenderung lebih konsumtif
Para pengusaha pribumi ingin cepat mendapat keuntungan dan ingin cepat hidup mewah
namun terlalu tergantung pada pemerintah dan kurang mandiri dalam mengembangkan
usahanya
Para pengusaha menyalahgunakan kebijakan dengan mencari keuntungan sceara cepat
dari kredit yang mereka peroleh
C. Nasinonalisasi De Javasche Bank
Pada tanggal 19 Juli 1951, Kabinet Sukiman membentuk Panitia Nasionalisasi de Javasche
Bank. Tujuannya adalah untuk menaikkan pendapatan dan menurunkan biaya ekspor, serta
melakukan penghematan secara drastis.
Pemerintah memberhentikan DR. Houwing sebagai Presiden de Javasche Bank dan
mengangkat Syafruddin Prawiranegara sebagai Presiden de Javasche Bank yang baru. Pada
tanggal 15 Desember 1951 diumumkan Undang-Undang No. 24 tahun 1951 tentang
Nasionalisasi de Javasche Bank menjadi Bank Sentral yang kemudian pada tanggal 1953, de
Javasche Bank berganti menjadi Bank Indonesia.
Sistem ini diprakarsai oleh menteri ekonomi pada masa Kabinet Ali I, Mr. Iskaq
Tjokrohadisurjo, Tujuannya adalah untuk memajukan pengusaha pribumi supaya para pengusaha
pribumi bekerja sama memajukan ekonomi nasional. Ali digambarkan sebagai pengusaha
pribumi sedangkan Baba digambarkan sebagai pengusaha non pribumi seperti para pedagang
Tionghoa. Pelaksanaannya berupa :
Pemerintah menyediakan kredit dan lisensi bagi usaha swasta nasional yang ada
Pemeirntah memberikan perlindungan agar mampu bersaing dengan perusahaan asing
yang ada.
Pengusaha pribumi di wajibkan untuk memberikan latihan-latihan dan tanggung jawab
kepada para tenaga bangsa Indonesia supaya dapat mengemban jabatan sebagai staf.
Namun pelaksanaan ini tidak dapat berjalan dengan baik sebab pengusaha pribumi kurang
berpengalaman dibandingkan pengusaha non pribumi sehingga pendapatan pengusaha pribui
masih kalah dengan pengusaha non pribumi.
Pada mas apemerintahan Kabinet Burhanuddi Harahap dikirim seorang delegasi Jenewa,
Swiss untuk merundingkan masalah finansial-ekonomi antara pihak Indonesia dengan Belanda
yang dipimpin oleh Anak Agung Gde Agung pada tanggal 7 Januari 1956. Tujuannya adalah
untuk melepaskan diri dari keterikatan ekonomi dengan Belanda. Adapun kesepakatan yang ada
pada Finek antara lain :
Hasil KMB dibubarkan
Hubungan Finek Indoensia-Belanda didasarkan atas hubungan bilateral
Hubungan Finek didasarkan pada Undang-Undang Nasional
Dikarenakan masa kerja kabinet pada masa demokrasi liberal sangat singkat dan program
pelaksanaannya terus silih berganti menyebabkan politik dan ekonomi menjadi tidak stabil .
Inflasi dan eknomi terus merosot dan pelaksanaan pembangunan berjalan lambat.
Pemerintahan membentuk Badan Perancang Pembangunan Nasional yang disebut Biro
Perancang Negara. Tugasnya adalah merancang pembangunan jangka panjang. Ir. Juanda juga
diangkat sebagau menteri perancang nasional pada saat itu. Biro Perancang Negara ini berhasil
menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun (RLTP). RLTP disetujui oleh DPR pada tanggal
11 November 1958. Pelaksaannya direncanakan pada tahun 1956-1961. Pembiayaan RPLT
diperkirakan Rp. 12,5 milyar. Namun RPLT tidak dapat berjalan dengan baik karena :
Adanya depresi ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa Barat yang mengakibatkan
ekspro dan pendapatan negara merosot
Perjuangan pembebasan Irian Barat menimbulkan gejolak ekonomi
Adanyaketegangan antara pusat dan daerah sehingga banyak daerah melaksanakan
kebijakan ekonominya masing-masing
Pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo II terjadi ketegangan antara pusat dan daerah. Masalah
tersebut diatasi untuk sementara waktu dengan dilaksanakannya Musyawarah Nasional
Pembangunan (Munap). Tujuannya adalah untuk mengubah rencana pembangunan agar dapat
dihasilkan rencana pembangunan yang menyeluruh untuk jangka panjang.
Dalam Munap ini, sasaran dan prioritas RLTP juga diubah pada tahun 1957. Namun rencana
pembangunan yang dihasilkan dari Munap tersebut tidak dapat terlaksana dengan baik
disebabkan oleh :
Adanya kesulitan dalam menentukan skala prioritas
Terjadinya ketegangan politik Indoensia-Belanda dan ketegangan politik tersebut
memuncak saat menyangkut masalah Irian Barat yang berujung pada kontraversi bersenjata
Timbulnya pemberontakan PRRI/Persemesta dan misi penumpasannya membuat defisit
Indoneisa meningkat
Perkembangan politik
Politik pada masa demokrasi terpimpin di latar belakangi dengan ketidak stabilannya secara
nasional pada masa demokrasi parlementer.
Oleh karena itu muncul gagasan untuk melaksanakan model pemerintahan demokrasi
terpimpin dan kembali kepada UUD1945.DI tanggal 5 juli 1959 presiden soekarno
mengeluarkan dekrit presiden 5 juli 1959 yg isi nya:
1. Menetapkan pembubaran konstituente
2. Menetap kan UUD 1945 berlaku kepada seluruh rakyat bangsa indonesia
3. Pembentukan MPRS & DPAS
Kembalinya berlaku UUD 1945 melalui dekrit presiden 5 juli 1959 sangat di terima baik oleh
rakyat indonesia.berakhirnya masa demokrasi parlementer dan di gantikan dengan demokrasi
terpimpin.
Pada saat itu juga sistem kabinet parlementer di tinggal kan dan kabinet pada masa
demokrasi terpimpin adalah kabinet presidensial yaitu:
1. Kabinet kerja 1
2. Kabinet kerja 2
3. Kabinet kerja 3
4. Kabinet kerja 4
5. Kabinet dwikorsa 1
6. Kabinet dwikorsa 2
7. Kabinet dwikorsa 3
Walaupun bertujuan menata kembali kehidupan politik dan pemerintahan yg belum stabil
dan di terima baik masyarakat.
Dalam perkembangan nya demokrasi terpimpin banyak melakukan kesalahan penyimpangan
yaitu:
1. Presiden menunjuk/mengangkat majelis permusyawaratan rakyat sementara(MPRS),yg
seharusnya MPRS dipilih melalui pemilu
2. Presiden membubarkan DPR yg hasil pemilu 1955 diganti dengan "dewan perwakilan
rakyat gotong royong"(DPR-GR) yg seharus nya kedudukan DPR dan presiden
setara.presiden tak dpt membubarkan DPR dan begitu pula sebaliknya
3. Pengangkatan presiden seumur hidup yg sebagaimana presiden di pilih 5 tahun sekali
sebagai mana amanat UUD 1945
4. Penyimpangan politik luar negri.politik luar negeri indonesia condong ke blok timur
padahal indonesia adalah politik luar negri aktif
Kondisi perekonomian yang buruk menjadi salah satu alasan Demokrasi Terpimpin
(1959-1965) gagal di Indonesia. Kondisi ekonomi kala itu menjadi salah satu kondisi terburuk
dalam catatan sejarah Indonesia. Beberapa masalah yang dihadapi yakni:
1. Ekspor dan invesasi merosot
2. Menipisnya cadangan devisa
3. Inflasi mencapai ratusan persen
4. Harga kebutuhan pokok mahal
Untuk membendung inflasi dan mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat,
pada tanggal 25 Agustus 1950 pemerintah mengumumkan penurunan nilai uang. Gimana sih
penurunan nilai uang tersebut? Sebagai contoh, untuk uang kertas pecahan Rp500 nilainya akan
berubah menjadi Rp50 begitu seterusnya. Selain itu, semua simpanan di bank yang melebihi
Rp25.000 akan dibekukan.
Pada tanggal 28 Maret 1963 dikeluarkan landasan baru bagi perbaikan ekonomi secara
menyeluruh yaitu Deklarasi Ekonomi (Dekon). Tujuan dibentuknya Dekon adalah untuk
menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis, dan bebas dari imperialisme. Meski
begitu, dalam pelaksanaannya Dekon tidak mampu mengatasi kesulitan ekonomi dan masalah
inflasi, Dekon justru mengakibatkan perekonomian Indonesia stagnan. Masalah perekonomian
diatur atau dipegang oleh pemerintah sedangkan prinsip-prinsip dasar ekonomi banyak
diabaikan.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
A. Demokrasi Liberal
1. Demokrasi Liberal atau Demokrasi Parlementer adalah sistem pemerintahannya
berlandaskan UUDS 1950 (Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia
tahun 1950). Artinya, para kabinet-kabinet atau para menteri bertanggung jawab
kepada parlemen.
2. Demokrasi Liberal memberikan kebebasan seluas-luasnya pada setiap indiviidu dalam
berserikat.
3. Pada masa Demokrasi Liberal ini pemerintah menetapkan bahwa voting atau
pemugutan suara merupakan salah satu cara masyarakat agar dapat berpolitik.
4. Adanya multi partai menyababkan terpecahnya dua golongan yaitu mayoritas dan
minoritas yang menyababkan kepetingan masing-masing partai politiknya sendiri
dibandingkan kepentingan bersama rakyat.
5. Dilihat dari sistem ekonominya, pemerintah memberikan kebebasan setinggi tingginya
kepada setiap individu untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Maksudnya
disini, perekonomiannya menyangkut pada ekonomi pasar dan menjunjung tinggi
terhadap hak kepimilikan pribadi.
6. Upaya-upaya pemerintah untuk memperbaiki keadaan ekonomi antara lain, Kebijakan
Gunting Syafruddin, Sistem Ekonomi Gerakan Banteng, Nasionalis De Javanesche
Bank, System Ekonomi Ali Baba, Rencana Pembangunan Lima Tahun, Musyawarah
Nasional Pembangunan, dan Pembangunan Uni Indonesia-Belanda.
B. Demokrasi Terpimpin
1. Demokrasi terpimpin adalah suatu system pemeritahan yang kebijakan dan
keputusannya dijalankan oleh satu orang saja, yaitu pemimpin pemerintahan. Artinya,
Negara menganut system Negara demkrasi terpimpin dibawah penguasa tunggal.
2. Demokrasi terpimpim ini berawal pada 5 Juli 1959 setelah Soekarno mengeluarkan
Dekrit di tanggal tersebut.
3. Keadaan ekonomi pada masa ini cukup buruk. Maraknya korupsi di kalangan birokat
dan militer mengakibatkan pendapatan Indonesia dari ekspor mengalami penurunan
drastis, inflasi juga cukupparah terjadi karena tidak stabilnya ekonomi saat itu.
3.2 Saran
Dari kesimpulan dan pembahasan di atas, system demokrasi liberal dan terpimpin, kami
mengajukan beberapa saran, sebagai berikut :
1. Hasil pembahasan ini hendaknya bahan referensi bagi pembaca sebagai tambahan
dalam wawasan keilmuan tentang sejarah Demokrasi Liberal (1950-1959) sampai
Demokrasi Terpimpin (1959-1965) di Indonesia.
2. Dapat dijadikan kajian lebih lanjut untuk mengemangkan pengetahuan dalam
demokrasi dalam bernegara.
3. Dapat bekerja sama, khususnya bekerja sama dalam membangun dalamn negara kita
bersama- sama sebagi bentuk Nasionalisme, sadar akan kepentingan bersama lebih
baik disbanding kepentigan golongan. Selain itu, kita juga perlu menumbuhkan sikap
saling bahu membahu terhadap sesama dan melestarikan gotong royong kembali.
Dengan sikap tersebut, maka perlahan-lahan kehidupan bernegara kita akan sejahtera.
Herimanto, Targiyatmi Eko. 2019. Sejarah Indonesia 3. Solo: PT Tiga Serangka Pustaka
Mandiri
https://drive.google.com/file/d/1RmDZLuOsi1Mw7DCnUNouCFYIHX5Fh5Yf/view?usp=drive
https://accurate.id/ekonomi-keuangan/sistem-ekonomi-liberalis/
https://media.neliti.com/media/publications/206618-none.pdf
https://repository.unikom.ac.id/66310/1/Aryo%20Suryono%2041716024.pptx
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/skola/read/2020/02/12/183000469/demokrasi-
indonesia-periode-demokrasi-terpimpin-1959-1965
https://www.google.com/amp/s/www.ruangguru.com/blog/kehidupan-ekonomi-bangsa-
indonesia-di-masa-demokrasi-liberal%3fhs_amp=true
https://m.diadona.id/d-stories/9-ciri-ciri-demokrasi-liberal-di-indonesia-serta-kelebiahn-dan-
kekurangan-sistem-pemerintahan-di-mas.html
https://www.wikiwand.com/id/Sejarah_Indonesia_(1950%E2%80%931959)#:~:text=Kabinet
%20Natsir%20jatuh%20pada%2021,Pemerintah%20mengenai%20DPRD%20dan%20DPRDS.
https://www.google.com/amp/s/belajarsam.com/kabinet-demokrasi-liberal/
https://serupa.id/masa-demokrasi-terpimpin-kehidupan-politik-ekonomi-sosial/
https://www.ruangguru.com/blog/kehidupan-ekonomi-bangsa-indonesia-di-masa-demokrasi-
liberal?hs_amp=true