Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN GIZI PADA

PREOPERATIF
DAN PASCA
Dietetik Degeneratif
Prodi Gizi Fikes UHAMKA
PEMBEDAHAN

Semua tindakan pengobatan yang


dilakukan dengan menggunakan cara
invasif yaitu membuka / menampilkan
bagian tubuh yang akan ditangani
melalui sayatan dan diakhiri dengan
penutupan & penjahitan luka
Pengaruh pembedahan terhadap
metabolisme pasca bedah

Tergantung pada:
• berat ringannya pembedahan
• keadaan gizi pasien preoperative
• kemampuan pasien untuk mencerna
& mengabsorbsi zat gizi
Macam - macam bedah

• Bedah kecil :
insisi, tonsilek-tomi, sirkumsisi
• Bedah sedang :
Apendiktomi, Herniatomi,
haemoroidektomi
• Bedah besar :
bedah jantung, ginjal, hati, usus (bedah
saluran cerna)
Manifestasi Klinis Stress

• Respon terhadap cedera: dampak biokimia &


hormonal.
• Respon terhadap trauma: perubahan endokrin,
metabolik dan imunologis.
• Manifestasi klinis respons tubuh terhadap stres
melalui tiga fase. Anabolik
Flow

Ebb
Metabolisme Post-op

• Metabolisme meningkat 25-


50%
• Jika disertai sepsis,
meningkat >50%
• Kehilangan protein 10-15%
• Kehilangan BB 5-10 kg
Respon
Metabolik
terhadap stres
1. Metabolisme Energi
Ada perbedaan antara body
energy expenditure (BEE) pada
orang sehat dengan yang
mengalami trauma.

Sumber : Weissmann C. (1990).


Jadi sebenarnya mekanisme hiperglikemia yang terjadi pada saat stres
adalah produksi yang meningkat disertai timbulnya resistensi insulin.

2. Metabolisme Karbohidrat Saat Stres => hiperglikemia (mobilisasi


• Normal: energi utama adalah cadangan glikogen hati).
glukosa. Produksi meningkat selain dari
• Glukosa akan dimetabolisme pemecahan glikogen juga terjadi
menjadi Karbondioksida, air, pembentukan glukosa dari asam amino,
ATP atau dikonversi dan laktat, gliserol dan piruvat.
disimpan dalam bentuk Insulin sebenarnya juga meningkat
glikogen/ lemak. akan tetapi terjadi resistensi di perifer
• Insulin memudahkan serapan sehingga kadar glukosa tetap tinggi,
glukosa pada sel, merangsang selain itu diduga terjadi sekresi
sintesis glikogen dan menekan hormone kontra insulin yang lebih
glukoneogenesis tinggi daripada sekresi insulin.
Pendahuluan Diet
Ekskresi
Nitrogen
Malnutrisi
❖ Penyembuhan luka
❖ Komplikasi
❖ Infeksi pada bekas operasi
❖ Meningkatkan lama rawat inap
❖ Meningkatkan biaya
NRS 2002

Skor > 3 pasien beresiko malnutrisi dan membutuhkan


rencana asuhan gizi
Skor < 3 skrining ulang 1 minggu yang akan datang
Malnutrition
Screening
Tool (MST)
Malnutrition
Universal
Screening
Tool (MST)
Pertanda stress merabolic :
• Suhu tinggi dalam 24 jam >38°C
• Nadi >100/menit dalam 24 jam terakhir
• Laju pernafasan >30 per menit dalam 24 jam terakhir
• Hitung sel darah putih >1200 atau <3000 dalam 24 jam terakhir
• Biakan darah positif
• Penyakit radang usus aktif
• Focus infeksi
Diagnosis Gizi
Diet Preoperatif

Diet preoperatif adalah pengaturan makan yang


diberikan kepada pasien yang akan mengalami
pembedahan

1. Keadaan umum pasien


2. Macam pembedahan
3. Sifat operasi
4. Macam penyakit
Sifat Operasi

❑ Segera dalam keadaan darurat atau cito


❑ Berencana atau elektif
Macam Penyakit

❑ Penyakit utama yg membutuhkan


pembedahan → saluran cerna, jantung,
tulang, pernafasan.
❑ Penyakit penyerta pasien preoperative
spt penyakit DM, Jantung, hipertensi,
gout
TUJUAN DIET

1. Memperbaiki status gizi pasien bagi


yang kurang ataupun kelebihan gizi
2. Mempertahankan status gizi bagi pasien
dengan gizi baik
3. Menyediakan cadangan zat gizi untuk
mengatasi stress dan penyembuhan luka
Kebutuhan Energi

a. Pasien dg St. gizi kurang 40 – 45 kal/kg BB


b. Pasien dg St. gizi lebih → kebutuhan energi
normal dikurangi 10 – 25 %
c. Pasien dg St. gizi baik : kebutuhan energi normal +
15 % dari AMB (Angka Metabolisme Basal)
d. Pasien dg penyakit tertentu → sesuai dengan
penyakitnya
Kebutuhan Zat Gizi

Protein :
✓ Pasien dg St. gizi kurang, Anemia, Albumin
rendah ( < 2.5 mg/dl) → 1,5 – 2 g/kg BBI
✓ Pasien dg St. gizi baik atau kegemukan →
0.8 – 1 g/kgBB
Kebutuhan Zat Gizi

❖ Lemak 10 – 25 % dari kebutuhan energi


total
❖ Karbohidrat : Cukup
❖ Vitamin : cukup terutama Vit. B, C dan vit
K
❖ Mineral: cukup bila perlu tambah dg
suplemen
❖ Rendah Sisa.
CARA PEMBERIAN DIET PREOPERATIF

1. BEDAH DARURAT ATAU CITO


Tidak perlu ada pemberian diet preoperatif
2. BEDAH TERENCANA ATAU ELEKTIF
a. Bedah Minor / bedah kecil elektif → Tonsilektomi :
Tidak perlu ada persiapan khusus
4 – 5 jam sebelum pembedahan dipuasakan
b. Bedah sedang : diet Sisa Rendah 1 hari sebelum
pembedahan
Bedah mayor dan Elektif : bedah saluran
cerna

Diet Sisa Rendah 4 -5 hari dg tahapan :


a. Hari ke 4 sblm pembedahan: makanan
lunak
b. Hari ke 3 sblm pembedahan: makanan
saring
c. Hari ke 2 dan 1 sblm pembedahan:
Formula Enteral Sisa Rendah, contoh :
Ensure, Entramix, peptisol , peptamen
Bedah mayor dan Elektif : bedah
diluar saluran cerna

a. Formula Enteral Sisa Rendah : 2 – 3 hari


sebelum pembedahan (Entramix,
Ensure, Peptisol)
b. 12 – 18 jam → makan terakhir
c. Minum terakhir 8 jam sebelum
pembedahan
DIET PASCA OPERATIF

▪ Diet Pasca Operatif adalah


makanan yang diberikan kepada
pasien setelah menjalani
pembedahan
▪ Pengaturan makanan tergantung
pada macam pembedahan dan
jenis penyakit penyertanya.
Tujuan Diet
Mengupayakan agar status gizi pasien segera
kembali normal, untuk mempercepat
penyembuhan dan ↑ daya tahan tubuh dg cara:
1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan,
energi, protein)
2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat
besi dan zat gizi lain.
3. Memperbaiki keseimbangan elektrolit &
cairan
Pengaturan Diet

• Memberikan makanan secara bertahap,


mulai dari bentuk cair → saring →
lunak → biasa
• Pasca bedah kecil : sesegera mungkin
kembali kebentuk makanan biasa
PASCA OPERATIF BESAR

a) Puasa 6 - 12 jam : nutrisi parenteral,


dilanjutkan dengan air putih.
b) Cairan manis atau makanan cair jernih
mulai dengan 30 ml/jam
c) Perhatikan keseimbangan cairan dan
elektrolit untuk menghindari dehidrasi
dan shock
Lanjutan : pasca operasi besar

1. Energi : 25 – 45 kalori/kg BBI


2. Protein : 1 - 1,5 g/kg BB ( 15 – 20 % kalori total)
3. Lemak : 20 – 25 % kalori total
4. Karbohidrat: 55 – 60 % kalori total
5. Vitamin & mineral terutama ↑ vit. C, vit K, vit A, zat
besi dan Zn untyk pengobatan luka
6. Cukup cairan
Peranan Glutamin

• Produk enteral yang mengandung glutamin bermanfaat


terutama untuk pasien yang malnutrisi
• Glutamin dapat mengganti glutamin yg hilang, sintesa
protein, menghambat dekomposisi protein,
mempercepat penyembuhan luka, mengurangi lama
rawat inap.
• Salah satu produk eneteral yang mengandung glutamin :
Neo-Mune
Neo - Mune
Fungsi Glutamin

• Mengurangi penyusutan otot atau efek katabolik


selama latihan berlangsung.
• Meningkatkan hormon pertumbuhan tubuh manusia
• Memperbaiki kinerja usus manusia.
• Mampu mempercepat proses penyembuhan luka atau
borok. Karena kadar L-glutamin sebanyak 1.6 gram
mampu mempercepat proses pemulihan luka hingga
92% dalam jangak waktu 4 minggu.
• mengurangi amonia dari tubuh
• menjaga keseimbangan asam-basa dari cairan tubuh
Sumber Glutamin

• Telur : 0,6 gr glutamin per 100 gr telur


• Daging sapi: 1,2 gr glutamin per 100 gram daging
sapi
• Susu skim: 0,3 gr glutamin per 100 gr susu
• Tahu: 0.6 gr glutamin per 100 gram tahu
• Nasi putih: 0,3 gr glutamin per 100 gr nasi
• Jagung: 0,4 gr glutamin per 100 gr jagung
Nilai Gizi per Takaran Saji

• Energi : 200 kalori ( 1 kkal/1mL)


• Protein : 12,5 g(kasien, glutamin, arginin)
• Lemak : 5, 79 g (Miny jagung, MCT,Fish oil)
• K. Hidrat : 25,01 g ( dekstrin, Fruktosa)
• Kemasan : Saschet → 48 g/saschet
• Cara penyiapan: larutkan dalam 166 ml air hangat u/ mendapat
larutan 200 ml
Menghitung Kebutuhan Energi

Rumus Mifflin – St Jeor


RMR (Resting Metabolic Rate) untuk :
a. Laki – laki :( 10 W + 6,25 H – 5 A + 5)
b. Perempuan =(10 W + 6,25 H – 5 A - 161)
→ W = Weight (BB aktual)
H = Height (Tinggi badan )
A = Age ( umur)
Harris – Benedict 1919
• RMR Laki-laki :
66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)
• RMR Perempuan:
655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7xU)
Keterangan:
BB = berat badan aktual dalam satuan kg
TB = tinggi badan dalam satuan cm
U = umur dalam tahun
Ireton-Jones Equations

1. Tidak memerlukan ventilator :


EEE = 629 – 11(A) + 25(W)-609(O)
2. Memerlukan ventilator :
EEE= 1784 -11(A) + 5(W) +244(G) +
239(T) + 804 (B)
Catatan:
A= Umur(thn); W=BB(kg); O= obesitas(> 130% BBI); G=Jenis kelamin
(P:0 dan L:1); T= diagnosa trauma (tidak ada :0 , ada trauma:1); B=
diagnose luka bakar ( tidak ada : 0, ada luka bakar =1)
EEE = Estimated Energy Expenditure
Faktor Stress
Tipe Stres Kalikan REE/RMR dgn
Starvasi 0,70 – 0,85
Operasi 1,05 – 1,5
Sepsis 1,2 – 1,6
Trauma kepala 1,3
Trauma 1,1 – 1,8
Gagal tumbuh 1,5 – 2,0
Luka bakar 1,5 – 2,5
REE = Resting Energy Expenditure
RMR = Resting Metabolic Rate
Contoh Snack Pasca Bedah
Contoh Makanan
Enteral Nutrisi

Anda mungkin juga menyukai