Disusun oleh:
Vina Veliana
201801066
Dosen Pengampu:
1. Nilai Spiritualitas
2. Nilai Kemanusiaan
3. Nilai Demokrasi
4. Nilai Keadilan Sosial
Memiliki sikap spiritualitas yang terlihat dalam bentuk budi pekerti lúhur dan akhlak
mulia (integrity and piety).
Memiliki empati kemanusiaan (humanity). berpihak pada upaya penegakah HAM,
terutama bagi kelompok rentan, serta memiliki sikap solidaritas, volunterisme dan
pluralism.
Memiliki kecintaan terhadap NKRI dan rasa solidaritas terhadap sesama bangsa:
Memiliki sikap demokratis serta berpartisipasi aktif dan konstruktif dalam upaya
pembangunan bangsa, termasuk pelestarian lingkungan.
Memiliki empati dan kepedulian unțuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Aksi Konkret
Perlu dipelajari
Perlu diskusikan 1 Perlu digali terus menerus nilai-nilai luhur Pancasila
Perlu diresapi dan direnungkan Perlu tindakan nyata
Perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, berbangsa, bernegara,
bermasyarakat
Bersyukur
Rendah hati
Berbagi (empati)
Cinta tanah air
Punya mimpi (visi, cita-cita)
Berpikir beyond
Taat aturan
Membangun networking
Belajar hal-hal baru (kreatif, inovatif)
Peka terhadap peluang dan menciptakan peluang (jiwa entreprenueur)
Melihat sisi positif
Tidak mudah menyerah
Mengubah kata tidak bisa menjadi bisa
Mengubah kata sulit menjadi mudah
Mengubah kata mustahil menjadi mungkin
Hari lahir Pancasila yang selalu diperingati setiap tanggal 1 Juni setiap tahunnya ini menjadi hari
yang selalu diperingati oleh warga negara Indonesia untuk mengenang jasa-jasa pahlawan yang
telah berjasa dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia hingga Indonesia menjadi suatu
negara utuh yang berdiri secara merdeka sejak 17 Agustus 1945.
Hari lahir Pancasila ini juga diusung pada tanggal 1 Juni sebagai hari kesaktian Pancasila yang
juga dirayakan untuk mengenang jasa pahlawan kemerdekaan Indonesia. Hari lahir Pancasila tak
lepas dari peran tokoh BPUPKI atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan atau
Dokuritsu Junbi Cosakai.
Hari lahir Pancasila ini dilatarbelakangi oleh saat bermula dari diskusi panjang yang dilakukan
BPUPKI untuk merumuskan dasar negara. Diskusi yang dilaksanakan pada 29 Mei-1 Juni 1945
itu dihadiri oleh Muhammad Yamin, Prof. Dr Soepomo, dan Ir. Soekarno. Dalam diskusi
tersebut masing-masing anggota rapat mengemukakan rumusan-rumusan Pancasila yang akan
digunakan sebagai dasar negara.
Rapat pertama untuk perumusan dasar negara ini diadakan di gedung Chuo Sangi In yang
terletak di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada
zaman Belanda, gedung tersebut merupakan gedung Volksraad atau gedung perwakilan rakyat
pada masanya.
Selanjutnya Dokuritsu Junbi Cosakai atau BPUPKI mengusulkan untuk membentuk Panitia
Kecil untuk merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar dengan berpedoman pada pidato
Bung Karno yang berisi rumusan dasar negara tersebut. Panitia kecil tersebut beranam Panitia
Sembilan yang terdiri dari Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis, Abikoesno
Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Wahid Hasjim, dan
Mohammad Yamin.
Panitia sembilan ini ditugaskan untuk merumuskan kembali Pancasila sebagai Dasar Negara
berdasar pidato yang diucapkan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 dan menjadikan dokumen
tersebut sebagai teks untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Setelah melalui proses persidangan akhirnya rumusan Pancasila berhasil dirumuskan untuk
dicantumkan dalam Mukadimah atau Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang disahkan
dan dinyatakan sah sebagai dasar negara Indonesia merdeka pada sidang PPKI I yaitu pada
tanggal 18 Agustus 1945.
1. Moh. Yamin
2. Prof. Dr. Soepomo
3. IR. Soekarno
Yang moneter sangatlah rentan yang disebabkan oleh 4 ruang dimensi yaitu :
1. Scient
2. Matematika
3. Technology
4. Algoritma (Artificial Inteligence)
KESIMPULAN
Pancasila merupakan falsafah dan dasar negara Republik Indonesia sebagai pedoman
bagi segala kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila terdiri atas lima sila yang mengandung nilai-nilai di dalamnya, nilai-nilai tersebut
diwujudkan sebagai pengamalan dalam kehidupan masyarakat. Seiring dengan arus globalisasi
penerapan nilai-nilai Pancasila kian memudar ditengah-tengah masyarakat, sehingga Pancasila
tidak mampu lagi menjadi pandangan bagi masyarakat Indonesia, hal ini juga meliputi para
generasi muda Indonesia. Generasi muda sebagai generasi penerus bangsa diharapkan membawa
perubahan yang lebih baik bagi bangsa ini dengan berpedoman pada Pancasila, akan tetapi para
pemuda saat ini kian jauh dari nilainilai Pancasila.