Anda di halaman 1dari 13

Kajian Akuntansi, Pebruari 2010, Hal. 9 – 21 Vol. 2. No.

1 9
ISSN : 1979-4886

TOBIN’S Q DAN ALTMAN Z-SCORE SEBAGAI INDIKATOR PENGUKURAN KINERJA


PERUSAHAAN
Tobin's Q and Altman Z-Score as Indicators of Performance Measurement Company

Bambang Sudiyatno
Program Studi Manajemen Universitas Stikubank
Jl. Kendeng V Bendan Ngisor Semarang 50233
e-mail: bofysatriasmara@yahoo.com

Elen Puspitasari
Program Studi Akuntansi Universitas Stikubank
Jl. Kendeng V Bendan Ngisor Semarang 50233
e-mail: elenmeiranto@yahoo.com

ABSTRAK

Berbagai macam pendekatan dalam pengukuran kinerja perusahaan telah banyak


digunakan dalam penelitian-penelitian ilmiah. Hal ini menunjukkan beragam pemikiran tentang
kinerja perusahaan, suatu kinerja yang menggambarkan kondisi perusahaan selama beroperasi.
Kinerja perusahaan penting untuk diukur nilainya, karena untuk mengetahui kemampuan manajer
dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan yang diamanatkan oleh para pemilik. Tulisan ini
mencoba untuk memaparkan kembali tentang Tobin’s q dan Altman Z-score sebagai indikator
pengukur kinerja perusahaan. Suatu pendekatan yang dapat merepresentasikan makna yang lebih
besar dari gambaran kondisi perusahaan, sehingga sampai saat ini Tobin’s q dan Altman Z-score
masih menjadi menu pilihan utama bagi para peneliti sebagai indikator dari pengukuran kinerja
perusahaan.

Kata kunci: Tobin’s q, Altman Z-score dan Kinerja Perusahaan.

ABSTRACT

A variety of approaches in the measurement of company performance has been widely


used in scientific research. This shows a variety of thoughts on the company's performance
describes the condition of the company during the operation. Company performance is important
to measure its value, because to know the ability of managers in carrying out its duties in
accordance with mandated by the owners. This paper tries to explain again about Tobin's q and
the Altman Z-score as indicators of company performance. An approach that can represent a
greater meaning than a profile of company, so far the Tobin's q and the Altman Z-score is still the
main choice for researchers as an indicator of business performance measurement.

Keywords: Tobin’s q, Altman Z-score and Company Performance


10 Bambang Sudiyatno dan Elen Puspitasari Kajian Akuntansi

PENDAHULUAN James Tobin, seorang guru besar di Yale


Pada saat ini terdapat berbagai macam University, menghipotesiskan bahwa keseluruhan
indikator ekonomi yang digunakan untuk nilai pasar untuk semua perusahaan pada harga
mengukur kinerja dalam bisnis. Penggunaan pasar saham akan serupa dengan biaya
indikator sebagai alat ukur dari suatu variabel penempatan aktiva tersebut (Fiakas, 2005). James
sangat diperlukan, hal ini terkait dengan Tobin memperoleh Nobel di bidang ekonomi
memberikan sarana kemudahan dalam memahami dengan mencoba mengembangkan sebuah model
maknanya. Tidak mudah memang untuk yang digunakan untuk menggambarkan konsepnya
menentukan suatu indikator sebagai pengukur dengan nama Tobin’s q. Tobin’s q mengukur
variabel, karena indikator tersebut harus mampu dengan sangat elegan meskipun terlihat sederhana,
merepresentasikan variabel yang akan diukur sehingga menarik banyak perhatian dalam
secara tepat, sehingga secara ilmiah bisa diterima perputaran investasi, dimana para investor dan
dan dipertanggungjawabkan kebenarannya sebagai analis mencari indikator serupa yang sederhana
indikator yang tepat untuk mengukur variabel. untuk menjelaskan hubungan bisnis dan ekonomi
yang sangat kompleks.
Indikator yang digunakan sebagai
pengukur variabel harus diuji terlebih dahulu Tobin’s q adalah topik penting di dalam
untuk mengetahui ketepatannya. Tobin’s q sebagai rancangan pembelajaran di sekolah bisnis dan
salah satu indikator pengukur variabel kinerja kadang-kadang muncul sebagai topik investasi di
perusahaan dari perspektif investasi telah diuji di surat kabar, dan menjadi berita yang menarik bagi
berbagai situasi manajemen puncak (Wolfe, and para investor dan analis. Tobin’s q sebagai
Sauaia, 2003) dan Tobin’s q telah dibandingkan indikator pengukur nilai perusahaan telah banyak
dengan Altman Z-score sebagai indikator lain yang digunakan dalam penelitian keuangan, khususnya
layak untuk dijadikan sebagai indikator pengukur penelitian yang mengambil permasalahan nilai
ekonomi perusahaan. Tobin’s q juga digunakan perusahaan. Namun demikian, beberapa rekan
oleh Klapper dan Love (2002) yang menemukan James Tobin, setelah tahun 2002, percaya bahwa
adanya hubungan positif antara corporate hari ini para investor tidak sepenuhnya
governance dengan kinerja perusahaan. Penelitian memberikan apresiasi terhadap kerelevanan ini.
ini menggunakan data dari laporan Credit Hal ini dikarenakan terdapat pemahaman
Lyonnals Securities Asia (CLSA) yang berupa mengenai beberapa teori, seperti Portfolio
pemeringkatan penerapan corporate governance Selection Theory yang sama dengan Q.
untuk 495 perusahaan di 25 negara, dalam Tobin’s q adalah indikator untuk mengukur
penelitian ini kinerja perusahaan diukur dengan kinerja perusahaan, khususnya tentang nilai
menggunakan Tobins’Q sebagai ukuran penilaian perusahaan, yang menunjukkan suatu proforma
pasar dan Return On Assets (ROA) sebagai ukuran manajemen dalam mengelola aktiva perusahaan.
kinerja operasional perusahaan. Nilai Tobin’s q menggambarkan suatu kondisi
Para peneliti memainkan peran dalam peluang investasi yang dimiliki perusahaan (Lang,
business game, khususnya untuk mengetahui et al 1989) atau potensi pertumbuhan perusahaan
seberapa baik yang dapat mereka lakukan dalam (Tobin & Brainard, 1968; Tobin, 1969). Nilai
menggunakan indikator-indikator yang ditujukan Tobin’q dihasilkan dari penjumlahan nilai pasar
untuk mengukur variabel tertentu. Hal ini saham (market value of all outstanding stock) dan
merupakan hasil alami dari suatu persaingan nilai pasar hutang (market value of all debt)
lingkungan penelitian yang diciptakan melalui dibandingkan dengan nilai seluruh modal yang
simulasi mandiri untuk memperkuat hasil ditempatkan dalam aktiva produksi (replacement
penelitian sebelumnya. Tobin’s q pada akhirnya value of all production capacity), maka Tobin’s q
lebih berarti untuk dapat dipertimbangkan sebagai dapat digunakan untuk mengukur kinerja
comparative performance perusahaan di dalam perusahaan, yaitu dari sisi potensi nilai pasar suatu
business games. perusahaan.
Vol. 2 No. 1, Pebruari 2010 Kajian Akuntansi 11

Altman Z-score merupakan indikator untuk Altman’s Z-score lebih mengarah pada potensi
mengukur potensi kebangkrutan suatu perusahaan. menurunnya investasi, yaitu kebangkrutan.
Nilai tersebut (Z-score) diperoleh dari
Total Enterprise Business Game
penjumlahan hasil perkalian suatu nilai konstanta
tertentu masing-masing dengan 5 unsur rasio; Total Enterprise Business Game, merupakan
working capital to total assets, retairned earning gambaran dari aktivitas bisnis yang disimulasikan
to total assets, earning before interest and tax to dalam sebuah permainan. Total enterprise (TE)
total assets, market value to book value of total business game mencoba untuk meniru fitur yang
debt, and total revenue to total assets. Rasio-rasio menonjol dari lingkungan pengambilan keputusan
tersebut menggambarkan rasio dari kemampuan yang dihadapi para pengambil keputusan strategis
manajemen di dalam mengelola aktiva perusahaan, perusahaan (top management). A total enterprise
sehingga Altman Z-score dapat juga digunakan game adalah bagian yang digunakan untuk
sebagai mengukur kinerja perusahaan, yaitu dari merujuk ke permainan yang mencakup fungsi
sisi potensi kebangkrutan suatu perusahaan. Oleh utama bisnis sebagai masukkan keputusan –
karena itu, maka kedua pengukur tersebut pemasaran, produksi dan keuangan (Keys, 1987;
memiliki peran yang berbeda dalam Wolfe, dan Sauaia, 2003). Oleh karena itu,
menggambarkan kondisi perusahaan. efektivitas pengukuran perusahaan dalam laporan
akhir game-game digunakan, atau langkah-langkah
Z-score dikembangkan oleh Edward I sementara yang telah ditunjukkan secara empiris
Altman, Ph.D, seorang professor dan ekonom kemampuan mereka untuk menunjukkan
keuangan dari New York University’s Stern School keberhasilan perusahaan.
of Business pada tahun 1968. Model Altman
diprediksi dengan akurasi 95% terhadap sampel Suatu tinjauan dari simulasi pasar
perusahaan-perusahaan yang mengajukan internasional terhadap lima top management game
kebangkrutan dalam waktu 12 bulan. Pada (total enterprise) seperti yang terlihat pada Tabel 1
penelitian selanjutnya, sampel perusahaan yang menunjukkan semua laba bersih digunakan
digunakan lebih luas dan dianalisis dari berbagi sebagai alat ukur harga saham perusahaan dan
kondisi ekonomi dengan tingkat keakuratan Z- simulasi penilaian harga saham yang ditempatkan
score tetap pada kisaran 82% sampai dengan 85%. sebagai firm’s performance. Indikator umum
Model Z-score tidak rumit, karena model ini lainnya adalah total sales revenue, earnings per
menggabungkan lima rasio keuangan yang share, return on assets, return on equity, dan
diperoleh dari informasi laporan akuntansi dan seterusnya.
nilai ekuitas untuk menghasilkan pengukuran yang Terdapat kesepakatan yang wajar, berkaitan
obyektif dari kesehatan keuangan perusahaan. dengan empat kriteria pengukuran, yaitu ROA,
Altman’s Z-score tetap populer setelah hampir 30 ROE, EPS dan Stock Price. Selain itu masih ada
tahun, karena sangat mudah untuk dihitung. Model beberapa kriteria, namun terdapat banyak
kebangkrutan lainnya ada beberapa diantaranya perbedaan pendapat tentang apa yang
lebih akurat, terutama untuk waktu yang lebih dari menunjukkan keberhasilan perusahaan, atau hal
dua tahun. Namun, model tersebut lebih rumit dan apa yang menghasilkan kinerja optimal. The
lebih ekslusive. Business Strategy Game (Thompson &
Artikel ini membahas tentang Tobin’s q Stappenbeck, 1999) menyatakan bahwa hasil yang
sebagai pengukur kinerja perusahaan dari sisi unik adalah Strategy Rating yang relative
potensi nilai pasar, dan membahas Altman’s Z- mencerminkan kekuatan dari strategy perusahaan.
score sebagai pengukur kinerja perusahaan dari The Multinational Management Game (Keys, et al
sisi potensi kebangkrutan. Meskipun keduanya 1992), menggunakan kriteria tunggal, seperti
sekilas nampak berbeda, namun sesungguhnya Return on Sales, dan Debt to Total Assets yang
substansi isinya sama, melihat aspek kinerja mengukur kinerja sekitar 33,33% dari skor kinerja
perusahaan. Tobin’s q lebih mengarah pada total perusahaan disamping tolak ukur Stock Price
potensi pertumbuhan investasi, sedangkan dan Return on Equity yang lebih standar.
12 Bambang Sudiyatno dan Elen Puspitasari Kajian Akuntansi

Mengingat kesepakatan dan The Business Strategy Game (Thompson &


ketidaksepakatan standar pengukuran yang harus Stappenbeck, 1999).
digunakan untuk menilai dan memandu kinerja di
Apa itu Tobin’s q?
dalam business game ini adalah hal yang sangat
disayangkan, karena upaya tersebut hanya terbatas Secara sederhana, Tobin’s q adalah
untuk menghasilkan kriteria pengukuran yang pengukur kinerja dengan membandingkan dua
tepat, atau hanya menetapkan bobot apapun yang penilaian dari asset yang sama. Tobin’s q
sesuai dengan kriteria yang dipilih oleh game merupakan rasio dari nilai pasar asset perusahaan
designers. Sackson (1992) melakukan analisis yang diukur oleh nilai pasar dari jumlah saham
kluster terhadap keputusan manajer dan hasil yang beredar dan hutang (enterprise value)
kinerja dalam The Business Strategy and Policy terhadap replacement cost dari aktiva perusahaan
Game (Eldridge & Bates, 1984; Wolfe, & Sauaia, (Fiakas, 2005). Apabila perusahaan memiliki nilai
2003), dimana ditemukan bahwa harga produk, lebih besar dari nilai dasar sebelumnya, maka akan
gaji tenaga penjualan, tarif upah tenaga kerja memiliki biaya untuk meningkatkan kembali, dan
bagian produksi, anggaran pelatihan tenaga laba kemungkinan akan didapatkan. Berdasarkan
penjualan dan upah tenaga kerja langsung pemikiran Tobin, bahwa insentif untuk membuat
mingguan mempengaruhi outcomes of modal investasi baru adalah tinggi ketika surat
productivity, earninsg per share, stock price dan berharga (saham) memberikan keuntungan di masa
market share. Jadi, dalam hal ini menunjukkan depan dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi
bahwa kriteria efektivitas dalam perusahaan diuji dari biaya investasinya (Fiakas, 2005).
(Wheatley, et al 1991). Hasil yang dikumpulkan Sauaia & Castro Junior (2002) menguji
oleh 142 mahasiswa MBA bermain di The Tobin’s q sebagai pengukur kinerja perusahaan di
Carnegie Tech Management Game (Winters, et al The Multinational Management Game (Keys, et al
1964), menentukan indikator utama dari 1992). Di dalam studi tersebut telah ditemukan
keberhasilan suatu perusahaan adalah return on bahwa kinerja perusahaan yang tinggi,
assets (ROA) dan return on equity (ROE) diikuti sebagaimana diukur melalui permainan kinerja
oleh total sales dan net income plus market share sendiri secara rutin, Tobin’s q yang tertinggi
growth. setelah bermain sepuluh putaran. Berdasarkan
Pencarian tambahan atau tambahan ukuran hasil pengujian melalui simulasi permainan
keberhasilan sebuah perusahaan dirintis oleh tersebut, menunjukkan bahwa q secara statistik
Biggs, et al (1995). Mereka menguji sifat-sifat memiliki keabsahan prediksi dan nilainya harus
Altman Z (Altman, 1968; Altman 1983) yang diselidiki bila diterapkan untuk permainan bisnis
diterapkan pada Micromatic (Scott & Strickland, yang lain.
1992). Altman Z-score pada perusahaan- Tobin’s q secara cepat digunakan pada
perusahaan manufaktur merupakan indikator yang berbagai penelitian bidang ekonomi, termasuk
kuat dari kelayakan keuangan perusahaan. mikroekonomi, keuangan dan studi investasi. Di
Perusahaan dengan skor nilai dibawah 1,81 akan bidang ekonomi menggunakan q sebagai pengukur
terjadi kebangkrutan, sedangkan skor nilai di atas nilai tambah “Marginal Q” untuk menjelaskan
2,99 tergolong aman, dan skor nilai yang berada keputusan investasi perusahaan, yang didasarkan
pada 1,81 s/d 2,99 termasuk dalam “grey area”. pada margin laba. Pengukuran bertambah
Perusahaan-perusahaan ini memerlukan analisis meningkat saat terjadi “market boom” di tahun
lebih lanjut untuk menentukan kemampuan 1990, ketika para peneliti mencatat bahwa
mereka dalam memenuhi kewajibannya. keseluruhan nilai Tobin’s q terlihat relative agak
Berdasarkan Altman Z-score tersebut, dapat tinggi sebagai norma bersejarah.
disimpukan bahwa dalam kondisi kebangkrutan
diperlukan pilihan strategi, yaitu reorganisasi Di dalam resensi buku Valuing Wall Street:
financial atau likuidasi. Sejak mereka Protecting Wealth in Turbulent Markets, Smithers
memperkenalkan Altman Z dalam literature bisnis, dan Wright (2000) memperpanjang catatan
telah bertambah sebagai kriteria evaluasi dalam pengukuran q kembali ke tahun 1900, meliputi tiga
spekulan pasar puncak sebelumnya. Mereka
Vol. 2 No. 1, Pebruari 2010 Kajian Akuntansi 13

menemukan nilai q pada puncak tahun 1960-an dan dikenal dengan sebutan Multiple Discriminant
(1,06) adalah yang terendah dari tiga kondisi, Analysis (MDA). Model ini digunakan untuk
dengan tertinggi (1,35) terjadi pada tahun 1929 mengetahui apakah suatu perusahaan berpotensi
(Fiakas, 2005). Oleh karena itu pasar cenderung mengalami kebangkrutan atau tidak. Model ini
naik secara signifikan di atas satu, menjelang mengalami pembaharuan pada tahun 1984, yaitu
tahun 1996 sampai tahun 2000 menemukan menyesuaikan dengan kondisi ekonomi dibeberapa
Tobin’s q mendekati 2,00. Pengukuran terbaru negara seperti Jepang, Australia, Belanda, dll,
sebesar 0,98 menyiratkan penilaian lebih masuk sehingga model ini menjadi berdimensi
akal dari kondisi pasar saat ini. Hal ini internasional (Supardi dan Mastuti, 2003;
menggambarkan bahwa kondisi pasar sangat Theresiana Niken Setyorini dan Aloysia Yanti
berpotensi berpengaruh terhadap naik turunnya Ardiati, 2006).
Tobin’s q sebagai pengukur nilai perusahaan,
Analisis Keuangan (Financial Analysis)
karena kondisi pasar yang baik akan berpotensi
meningkatkan harga pasar saham, demikian Laporan keuangan yang disajikan setiap
sebaliknya. periode merupakan informasi yang sangat
berharga bagi manajer, pemilik dan kreditur.
Memang, hampir sebagian besar pada masa Laporan keuangan tersebut menyajikan data
lalu, yaitu 100 tahun yang lalu, rasio Tobin’s q keuangan yang dapat digunakan sebagai dasar
tersebut di bawah 1,00, menyiratkan bahwa saham untuk mengetahui dan menilai hasil dari kegiatan
dalam kondisi undervalued. Namun, setelah operasi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan
masing-masing saham mengalami puncak di tahun bisnis. Oleh karena itu, analisis keuangan dapat
1929, 1968 dan 2000, q telah jatuh sekitar 0,4 dan membantu manajer, investor dan kreditur
bertahan untuk waktu yang lama. Rasio terendah menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut:
terjadi di tahun 1920, 1950 dan 1982 berjarak (1) dapatkah perusahaan membayar bunga dan
sekitar 30 tahunan. Menariknya, durasi waktu ini angsuran pinjaman?, (2) apakah perusahaan
sesuai dengan Kondratieff half-cycle 30 tahunan. mendapatkan pengembalian modal yang
Berikutnya tersirat rasio rendah (Tobin’s q) adalah diinvestasikan?, (3) apakah gross profit margin
di tahun 2010 sekarang ini, bagaimana kondisi (GPM) meningkat atau menurun?, (4) apakah
rasio q tahun 2011..?. perusahaan efektif dalam menggunakan
Apa itu Altman Z-score? pembiayaan hutang?, (5) apakah biaya dalam
kendali pengawasan?, (6) apakah pasar perusahaan
Untuk memahami keterbatasan penggunaan
mengalami pertumbuhan atau penurunan?, (7)
Z-score secara interaktif, pertama-tama harus
apakah perubahan yang terjadi merupakan peluang
mengerti apa itu Z-score. Z-score adalah
atau ancaman?, (8) apakah alokasi investasi pada
merupakan model prediksi kebangkrutan. Hal itu
asset yang berbeda tinggi atau rendah, (Al-Rawi,
diturunkan berdasarkan pada analisis multivariate
et al, 2008). Oleh karena itu, analisis keuangan
diskriminan yang diseleksi dari faktor-faktor yang
dapat didefinisikan sebagai proses keputusan
paling relevan (dari 22 faktor kemungkinan yang
dengan maksud untuk menilai posisi keuangan dan
dinilai) dan relative penting untuk setiap
hasil operasi perusahaan pada saat ini maupun
faktornya. Diskriminan analisis adalah merupakan
yang akan datang, dengan tujuan utama untuk
suatu teknik untuk membedakan antara titik data
menentukan prediksi dan estimasi terbaik tentang
dari beberapa karakteristik pengukuran. Z-score
performance dan kondisi dimasa datang (Samuels,
adalah merupakan bentuk dari analisis kinerja
1995; Al-Rawi, et al, 2008).
perusahaan yang menggunakan angka rasio-rasio
keuangan yang dikombinasikan dalam suatu Analisis terhadap kondisi keuangan
bentuk persamaan matematis. perusahaan dilakukan dengan maksud untuk
menggali hubungan informasi yang signifikan
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa
terhadap tujuan, profitabilitas, efisiensi dan tingkat
model Z-score dikembangkan oleh Edward I.
risiko perusahaan. Hal ini hanya dapat dicapai
Altman, Ph.D pada tahun 1968, sehingga disebut
dengan menggunakan rasio yang berhubungan
dengan sebutan yang lebih populer yaitu Altman Z-
dengan varibel kunci dan analisis dari laporan
score. Model ini merupakan model multivariate,
14 Bambang Sudiyatno dan Elen Puspitasari Kajian Akuntansi

keuangan serta catatan yang terkait dengan itu. tersebut juga diperlukan bagi investor untuk
Rasio-rasio keuangan menggunakan data yang mengetahui kemampuan perusahaan dalam
diambil dari laporan keuangan perusahaan, yaitu membayar dividen (ROI) untuk saham yang
laporan neraca, laporan laba-rugi dan laporan laba mereka miliki (Helfert, 1991).
ditahan. Analisis keuangan menggunakan Tobin’s q
Berikut ini adalah komponen laporan dan Altman Z-score sebagai bagian dari indikator
keuangan perusahaan sebagai basis informasi kinerja perusahaan juga dalam perhitungannya
kondisi keuangan perusahaan yang terjadi pada membutuhkan data keuangan yang disajikan
waktu tertentu. melalui laporan keuangan perusahaan, seperti
halnya analisis keuangan lainnya. Investor
1. Neraca, yang menggambarkan posisi keuangan
membutuhkan informasi Tobin’s q untuk
perusahaan pada waktu tertentu.
mengetahui apakah perusahaan dalam kondisi
a. Assets.
tumbuh, tidak tumbuh (stagnan) atau bahkan
 Asset diatur dalam urutan likuiditas.
menurun, sehingga mereka dapat memutuskan apa
 Aktiva lancar yang dikonversi ke kas yang harus dilakukan dalam kondisi tersebut.
dalam satu tahun atau siklus operasi mana Demikian juga Altman Z-score akan memberikan
yang lebih lama. informasi kepada investor berkenaan dengan
 Aktiva tetap berujud yang relative potensi kebangkrutan atau ketidak bangkrutan
permanen digunakan untuk kegiatan bisnis suatu perusahaan.
dan tidak termasuk yang dijual.
b. Kewajiban Tobin’s q dan Altman Z-score
 Kewajiban yang harus segera dibayar Tobin’s q telah digunakan khusus oleh
dalam satu tahun atau siklus operasi mana perusahaan-perusahaan manufaktur untuk
yang lebih lama. menjelaskan sejumlah fenomena perusahaan yang
 Hutang jangka panjang yang jatuh tempo beragam. Hal ini telah mensyaratkan mengenai: (a)
lebih dari satu tahun. perbedaan cross-sectional dalam pengambilan
 Stockholders equity yang menunjukkan keputusan investasi dan diversifikasi (b) hubungan
kepemilikan perusahaan. antara kepemilikan ekuitas manajer dan nilai
2. Laporan Laba-Rugi yang menggambarkan perusahaan (c) hubungan antara kinerja manajer
pendapatan dan biaya operasi selama periode dan keuntungan penawaran tender, peluang
tertentu. investasi dan tanggapan penawaran tender, dan (d)
3. Laporan Laba Ditahan. pembiayaan, dividen, dan kebijakan kompensasi
a. Laba ditahan menunjukkan jumlah laba (Chung and Pruitt, 1994: Wolfe & Sauaia, 2003).
bersih yang diterima selama periode satu Tobin’s q adalah gambaran statistik yang berfungsi
tahun. sebagai proksi dari nilai perusahaan dari perspektif
b. Laba ditahan biasanya tidak dimiliki dalam investor, seperti dalam defisisi yang telah
bentuk kas, tetapi diinvestasikan pada dijelaskan di atas bahwa Tobin’s q merupakan
aktiva-aktiva lain dalam perusahaan. nilai pasar dari firm’s assets dan replacement
Informasi yang terkandung di dalam value of those assets. Secara matematis Tobin’s q
laporan keuangan adalah merupakan informasi dapat dihitung dengan formulasi rumus sebagai
yang bersifat historis. Perkiraan disusun untuk berikut:
keuangan perusahaan selama satu tahun dan hanya q = (MVS + MVD)/RVA
tersedia beberapa bulan setelah akhir tahun
Dimana:
tersebut (Al-Rawi, et al, 2008).
MVS = Market value of all outstanding stock.
Analisis keuangan penting bagi investor,
karena investor membutuhkan informasi untuk MVD = Market value of all debt.
membantu mereka dalam memutuskan apakah RVA = Replacement value of all production
mereka akan membeli, menahan atau menjual capacity.
saham yang dimilikinya. Selanjutnya informasi
Vol. 2 No. 1, Pebruari 2010 Kajian Akuntansi 15

Perusahaan dengan qs yang tinggi, atau qs > = Cash + Account Receivable +


1,00 memiliki peluang investasi yang baik (Lang, Inventories.
Stulz & Walkling, 1989), memiliki potensi Interpretasi dari skor Tobins q adalah sebagai
pertumbuhan yang tinggi (Tobin & Brainard, beikut:
1968; Tobin, 1969) dan menunjukkan bahwa
manajemen memiliki performa yang baik dengan Skor Interpretasi
aktiva dalam pengelolaannya. Mengingat bahwa Tobin’s q < 1 Menggambarkan bahwa saham
dalam simulasi permainan, q memiliki predictive dalam kondisi undervalued.
validity sebagai high performing firms indicator,
dan benar dalam dunia nyata perusahaan, maka q Manajemen telah gagal dalam mengelola aktiva
dapat digunakan sebagai indikator utama untuk perusahaan.
mengukur keberhasilan perusahaan. Potensi pertumbuhan investasi rendah.
Di dalam penggunaannya, Tobin’s q Tobin’s q = 1 Menggambarkan bahwa saham
mengalami modifikasi. Modifikasi Tobin’s q versi dalam kondisi average.
Chung dan Pruitt (1994) telah digunakan secara
konsisten karena disederhanakan diberbagai Manajemen stagnan dalam mengelola aktiva.
simulasi permainan. Modifikasi versi ini secara Potensi pertumbuhan investasi tidak berkembang.
statistik kira-kira mendekati Tobin’s q asli dan
Tobin’s q > 1 Menggambarkan bahwa saham
menghasilkan perkiraan 99,6% dari formulasi
dalam kondisi overvalued.
aslinya yang digunakan oleh Lindenberg & Ross
(1981). Formulasi rumusnya sebagai berikut: Manajemen berhasil dalam mengelola aktiva
perusahaan.
q = (MVS + D)/TA
Potensi pertumbuhan investasi tinggi.
Dimana:
Berdasarkan penjelasan dalam interpretasi
MVS = Market value of all outstanding shares.
tersebut di atas, maka investor yang akan mengejar
D = Debt. capital gain dapat mengambil keputusan untuk
TA = Firm’s asset’s. membeli, menahan atau menjual saham yang
dimilikinya. Meskipun Tobin’s q memiliki daya
Market value of all outstanding shares tarik yang tinggi bagi para peneliti, pendidik dan
(MVS) merupakan nilai pasar saham yang kalangan manajer, namun beberapa kritik
diperoleh dari perkalian jumlah saham yang dialamatkan terhadap Tobin’s q.
beredar dengan harga saham (Outstanding Shares
* Stock Price). Debt merupakan besarnya nilai Tobin’s q didasarkan pada pandangan bahwa
pasar hutang, dimana nilai ini dapat dihitung nilai pasar modal merupakan nilai keseluruhan
dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: modal terpasang dan insentif yang diinvestasikan.
Penelitian terbaru tentang kesalahan pengukuran
D = (AVCL – AVCA) + AVLTD menunjukkan bahwa ukuran q mungkin tidak
Dimana: dihitung dengan benar jika ada “gelembung”
dipenilaian pasar modal yang terus menerus dari
AVCL = Accounting value of the firm’s Current waktu ke waktu dan yang berhubungan dengan
Liabilities. nilai fundamental (Fiakas, 2005). Walaupun
= Short Term Debt + Taxes Payable. Tobin’s q biasanya berkorelasi dengan investasi
dalam studi empiris, peneliti menemukan bahwa
AVLTD = Accounting value of the firm’s Long hubungan ini kadang-kadang lemah dan sering
Term Debt. didominasi oleh pengaruh langsung aliran kas
= Long Term Debt. terhadap investasi.
AVCA Temuan data di US menunjukkan tentang
pentingnya variabel arus kas pada estimasi
= Accounting value of the firm’s Current
konvensional persamaan investasi Tobin’s q dapat
Assets.
16 Bambang Sudiyatno dan Elen Puspitasari Kajian Akuntansi

dihubungkan dengan kegagalan Tobin’s q untuk mengabaikan kontribusi IT’s untuk dimensi
menangkap semua informasi yang relevan tentang kinerja seperti fleksibilitas strategi dan intangible
profitabilitas yang diharapkan dari arus kas value. Didalam studi yang menggunakan data dari
investasi saat ini (Fiakas, 2005). Ekonom di tahun 1988 sampai dengan 1993, menyertakan
Northwestern University menyimpulkan bahwa variable IT expenditure dalam model Tobin’s q
Tobin’s q relative terlalu memandang kedepan yang signifikan terhadap varian IT expenditure
terhadap keputusan investasi. Informasi kedepan dalam mempengaruhi q (Fiakas, 2005) .
secara berlebihan dalam memprediksi Tobin’s q Para peneliti telah mengembangkan berbagai
dalam “batasan” teknologi dan dengan cara ini metode untuk menghitung q, dan beberapa
merupakan alat prediksi yang lebih baik untuk penelitian telah menemukan bahwa pilihan metode
investasi jangka panjang daripada investasi jangka dapat mempengaruhi inferensi statistik dan
pendek. Dengan perbedaan arus kas ekonomi secara substansial. Meskipun algoritma
mencerminkan hanya saat ini permintaan dan yang canggih untuk menghitung komponen-
teknologi. Jadi investasi jangka pendek lebih baik komponen Tobin’s q dari data akuntansi dapat
diprediksi dengan menggunakan aliran kas. ditambahkan untuk pengukuran kualitas, semua
Selanjutnya, volatilitas nilai pasar usaha tersebut masih meninggalkan sebagian dari
perusahaan sangat melebihi volatilitas dari faktor variasi dalam proksi q tidak dijelaskan. Oleh
fundamental yang seharusnya mereka rangkum. karena itu, masalah kesalahan pengukuran dengan
Ekonom dari Warthon School of the University of Tobin’s q harus berasal dari isu-isu agregat dan
Pennsylvania dan Kellogg School of Management aktiva-aktiva yang tidak teramati.
at Northwestern University menunjukkan bahwa Berbeda dengan Tobin’s q, maka Altman Z-
model berdasarkan opsi pertumbuhan dapat score sebagai pengukur kinerja perusahaan
mengatasi situasi ini serta pengaruh kas (Fiakas, digunakan untuk memprediksikan kecenderungan
2005). Mereka berpendapat kehadiran opsi kebangkrutan atau ketidakbangkrutan sebuah
pertumbuhan, seperti meningkatkan teknologi, perusahaan. Altman Z-score telah digunakan dalam
menyebabkan fluktuasi dalam penilaian penelitian sebagaimana didefinisikan dalam
perusahaan yang tidak sesuai dengan variasi arus presentasi aslinya (Altman, 1983). Altman
kas saat ini. memulai dengan 22 rasio yang tampaknya secara
Masalah utama lainnya yang berkaitan intuitif masuk akal sebabagai predictor
dengan pengukuran terhadap q menjadi lebih kebangkrutan. Setelah berjalan, dia kecualikan
bermakna diperlukan keakuratan mengukur nilai rasio yang menyumbang kontribusi paling sedikit
pasar dan replacement cost aktiva perusahaan. setidaknya untuk penguatan model. Pada akhirnya,
Biasanya untuk mendapatkan estimasi yang akurat menghasilkan sebuah model persamaan matematis
untuk nilai pasar aktiva suatu perusahaan yang hanya mengandung lima unsur rasio. Bentuk
dilakukan dengan menjumlahkan nilai sekuritas persamaan untuk Model Altman dasar adalah
perusahaan yang beredar. Hal tersebut sangat sebagai berikut:
berbeda pada saat untuk mengestimasi Z = 0.012X1 + 0.014X2 + 0.033X3 + 0.006X4 +
replacement cost aktiva-aktiva, karena neraca 0.999X5
mencerminkan historical value bukan replacement
value dan mengabaikan intangible assets. Dimana:
Penelitian yang dihasilkan dari tiga peneliti Z = Overall index of corporate health.
menunjukkan bahwa aktiva teknologi informasi X1 = Working capital divided by total assets.
(IT assets) mempunyai potensi kontribusi terhadap
kinerja perusahaan, dan apabila dimasukan dalam X2 = Retairned earnings divided by total
perhitungan akan mempunyai hubungan yang assets.
positif dengan nilai Tobin’s q (Fiakas, 2005). X3 = Earnings before interest and taxes
Sebagian besar penilaian kinerja secara eksklusif divided by total assets.
telah mengandalkan pada kinerja perusahaan yang
berbasis akuntansi yang sebagian besar
Vol. 2 No. 1, Pebruari 2010 Kajian Akuntansi 17

X4 = Market value of equity divided by book cutoff yang direkomendasikan lebih rendah, yaitu
value of total debt (In nonpublic 1.81 untuk perusahaan industri manufaktur.
organization, Berdasarkan hasil penelitiannya, Altman
substitute the book value of preferred and menyimpulkan bahwa perusahaan industri
common equity) manufaktur (public companies) dan (privately-held
companies) dapat diklasifikasikan ke dalam tiga
X5 = Total revenue divided by total assets.
kategori (Auchterlonie, 1997), sebagai berikut:
Pada studi awal tahun 1968, Altman
menggunakan sebuah cutoff Z-score sebesar Z-Score untuk Perusahaan Industri
2.675, dengan kata lain, jika Z-score berada di Nonmanufaktur
bawah cutoff line (2.675), maka perusahaan Model yang dikembangkan selama ini adalah
diklasifikasikan sebagai perusahaan yang bangkrut model yang digunakan untuk menganalisis
atau dalam kondisi menuju kebangkrutan, dan jika prediksi kebangkrutan pada perusahaan industry
berada di atas cutoff line diklasifikasikan sebagai manufaktur (public companies) dan (privately-held
perusahaan yang tidak bangkrut atau dalam companies). Model ini juga dapat diterapkan pada
kondisi sehat. Hal ini memungkinkan untuk perusahaan industry non-manufaktur dengan jalan
mengklasifikasikan 94% sebagai perusahaan yang memodifikasi formula. Untuk mengerjakannya,
bangkrut, dan 97% sebagai perusahaan yang tidak komponen pertama sampai ke empat (X1 s/d X4 )
bangkrut satu tahun sebelum dinyatakan bangkrut. dalam formula digunakan dan komponen kelima
Upaya untuk memprediksi kebangkrutan dua tahun (X5) diabaikan (Auchterlonie, 1997).
sebelumnya yang dihasilkan lebih rendah, tetapi Rumus yang disesuaikan nampaknya
masih mengesankan dengan tingkat akurasinya memberikan hasil prediksi yang sama. Interpretasi
sebesar 72% dan 94% (Chuvakhin, and Z-score untuk perusahaan industri non-manufaktur
Gertmenian, 2003). (non-manufacturing industrial companies) juga
Penekanan akan keaslian model Altman dapat diklasifikasikan kedalam tiga kategori
merupakan hal penting yang dimaksudkan untuk (Auchterlonie, 1997), sebagai berikut:
digunakan dalam kasus perusahaan umum
Pengguna Model
manufaktur. Namun, Altman telah menggunakan
pendekatan yang sama untuk mengembangkan Pengguna laporan keuangan dapat
model lain; Z’ untuk privately-held firms dan Z” menggunakan Z-score untuk berbagai aplikasi
untuk non-manufacturing firms. Berdasarkan versi yang berkaitan dengan performance keuangan
yang asli, semua rasio dinyatakan dalam angka perusahaan (Auchterlonie, 1997), antara lain:
persentase, kecuali X5 dinyatakan dalam nilai  Credit evaluation – untuk loan officers dan
absolute. Sebagai contoh, jika ABIT/TA Ratio manajer kredit dalam menerima atau menolak
15%, atau 0.15X3 akan diasumsikan sama dengan aplikasi pinjaman.
15. Setelah bertahun-tahun, akhirnya spesifikasi  Private investment analysis – untuk
yang lebih mudah diusulkan dalam sebuah stockbrokers dan investor-investor individu
formulasi persamaan sebagai berikut: dalam mengevaluasi tingkat keamanan
Z = 1.2X1 + 1.4X2 + 3.3X3 + 0.6X4 + 1.0X5 investasi yang lakakukan.
Pada saat menggunakan formula persamaan  M & A analysis – untuk mempertimbangkan
di atas terdapat satu masukan yang lebih umum kelayakan entitas sebelum dan sesudah
dalam penulisan persentase, yaitu 0.10 untuk 10 reorganisasi perusahaan.
persen berlaku untuk variabel X1 sampai dengan  Turnaround management – untuk
X4, dan nilai koefisien X5 sama dengan 1.0 (dari mengembangkan rencana darurat dan strategi
0.99). Hasil yang diperoleh setelah melakukan perubahan haluan untuk segera memperbaiki
pengujian berikutnya, yaitu 86 perusahaan situasi yang memburuk.
bangkrut (1969–1975), 110 perusahaan (1976–  Insurance underwriting – untuk menilai
1995), dan 120 perusahaan (1997–1999). Skor potensi risiko kredit, mengusulkan untuk
18 Bambang Sudiyatno dan Elen Puspitasari Kajian Akuntansi

diasuransikan termasuk pembagian risiko dan kecenderungan sebuah perusahaan. Sehingga


self-insured retentions. banyak analis pasar modal menggunakan model
 Corporate governance – analisis direksi dan analisis ini untuk melihat kondisi, potensi, dan
komite audit untuk kemampuan kelangsungan kecenderungan investasi di pasar modal.
perusahaan, pertimbangan risiko perusahaan, DAFTAR PUSTAKA
dan analisis skenario merger dan akuisisi.
Al-Rawi, K., Kiani, R., and Vedd, RR, 2008. The
SIMPULAN Use of Altman Equation for Bangkruptcy
Berbagai model analisis keuangan Prediction in an Industrial Firm,
menunjukkan kompleksitas atau keberagaman International Business and Economics
kondisi keuangan perusahaan. Oleh karena itu, Research Journal, July.
diperlukan suatu alat ukur untuk mengevaluasi Altman, EI, 1968. Financial Ratios, Discriminant
kondisi tersebut dengan menilai kinerja yang Analysis and the Prediction of Corporate
dihasilkan dalam suatu periode tertentu. Alat ukur Bangkruptcy, Journal of Finence,
tersebut digunakan untuk menilai dan September.
memprediksikan kondisi dan kecenderungan
kinerja perusahaan berdasarkan data historis yang Altman, EI, 2001. Predicting Financial Distress of
dilaporkan dalam laporan akuntansi perusahaan. Companies: Revisiting the Z-Score and
ZETA Model, Distress Prediction Models and
Salah satu model analisis keuangan yang Some Application.
digunakan untuk menilai kinerja perusahaan
adalah rasio Tobin’s q. Rasio ini digunakan untuk Auchterlonie, DL, 1997. A Paean to the Z-Score
mengetahui kinerja perusahaan melalui potensi and Its Commercial Bangkruptcy Prediction,
perkembangan harga saham, potensi kemampuan The Journal of Lending & Credit Risk
manajer dalam mengelola aktiva perusahaan dan Management, September.
potensi pertumbuhan investasi. Meskipun rasio ini Biggs, W.D., Levin, G.B., & Biggs, J.L, 1995. “A
sangat populer dan telah banyak digunakan dalam Preliminary Investigation of the Use of a
berbagai penelitian keuangan, namun beberapa Bankruptcy Indicator in a Simulation
kritik ditujukan terhadap rasio ini, berkaitan Environment”. Development in Business
dengan data yang digunakan untuk menghitung Simulation and Experiental Exercises, 22:
nilai rasio ini. 78-82.
Model lain yang juga sangat populer Brainard, W, and Tobin, J, 1968. “Pitffals in
dikalangan peneliti dan akademisi adalah model Z- Financial Model Building”, American
Score yang telah dikembangkan oleh Altman Economic Review, Vol. 58(2), pages 99-122.
(1968), sehingga lebih populer dikalangan peneliti
maupun akademisi dengan sebutan Altman Z- CAPSTONE, 2002. Northfield, IL: “Management
Score. Model ini merupakan model analisis Simulation”, Inc.
keuangan yang digunakan untuk mengetahui Chung, K.H and Pruitt, S.W,1994. A Simple
kinerja perusahaan berkaitan dengan potensi Approximation of tobin’s q, Financial
kecenderungan kebangkrutan sebuah perusahaan. Management, Vol. 23, No. 3 Autumn.
Model Z-Score ini mengalami beberapa kali
Chuvakhin, N and Gertmenian, LW, 2003.
penyesuaian performa dengan menyesuaikan
Bagkruptcy prediction in Wordcom Age, e-
kondisi ekonomi suatu negara, sehingga
mail: nc@ncbase.com.
menghasilkan suatu performa persamaan
matematis yang berlaku secara internasional. Cotter, R.V., & Fritzsche, D. J, 1986. “The
Business Policy Game”. Englewood Cliffs
Dua model analisis keuangan pengukuran
NJ: Prentice Hill.
kinerja perusahaan tersebut sampai saat ini masih
eksis dan menjadi menu pilihan yang menarik dan Eldridge, D., & Bates, D.L, 1984. “The Business
banyak digunakan oleh para peneliti dan akademisi Strategy and Policy Game”. Dubuque, Iowa:
untuk menganalisis kondisi, potensi dan Wm. C. Brown.
Vol. 2 No. 1, Pebruari 2010 Kajian Akuntansi 19

Endri, 2009. Prediksi Kebangkrutan Bank Untuk Sauaia, A.C.A., & Castro Junior, F.H.F, 2002. “Is
Menghadapi dan Mengelola Perubahan the Tobin’s q a Good Indicator of a
Lingkungan Bisnis: Analisis Model Altman’s Company’s Performance”. Paper Presented,
Z-Score, Perbanas Quarterly Review, Vol. 2 Association for Business Simulation and
No. 1 Maret. Experiential Learning, Pensacola, FL.
Fiakas, D, 2005. Tobin’s q: Valuing Small Scott, T.W., & Strickland, A.J. III, 1992.
Capitalization Companies, Crystal Equity “Micromatic: A Management Simulation”.
Research, April. Boston: Houghton Mifflin.
Helfert, A, 1991, Techniques of Financial Smithers, A., and Wright, S, 2000. Valuing Wall
Analysis, 7th Ed, Homewood, IL, Irwin, Ch Street: Protecting Wealth in Turbulent
Markets, Wall Street, March 2000.
Hirsch, BT and Seaks, TG, 1993, Functional Form
in regression Models of Tobin’s q, Review of Supardi dan Sri Mastuti, 2003. “Validitas
Economics and Statistics, Vol. 75, No. 1 Penggunaan Z-Score Altman untuk Menilai
May. Kebangkrutan pada Perusahaan Perbankan
Go Public di Bursa Efek Jakarta”, Kompak,
Keys, J.B, 1987. “Total Enterprise Business
Januari-April.
Games: An Evaluation”. Development in
Business Simulation and Experiential Theresia Niken Setyorini dan Aloysia Yanti
Exercises, 14: 104-108. Ardiati, 2006. Pengaruh Potensi
Kebangkrutan Perusahaan Publik Terhadap
Keys, J.B., Edge, A.G., 7 Wells, R.A, 1992. “The
Pergantian Auditor, Kinerja, Volume 10, No.
Multinational Management Game”.
1.
Homewood, IL: Irwin.
Thompson, A.A., Jr., & G.J. Stappenbeck, 1999.
Klapper, L. and Love, 2002. Corporate
“The Business Strategy Game”. Boston:
Governance, InvestorProtection and
Irwin McGraw-Hill.
Performance in Emerging Markets. World
Bank Working Paper. Tobin, J., 1956. “The Interest-Elasticity of
Transactions Demand for Cash”, Review of
Lang, L.H.P., Stulz, R.M, and Walkling, 1989.
Economics and Statistics, 38, 241-247.
“Managerial Performance, Tobin’s q, and the
Gains from Successful Tender Offers”. Tobin’s, James, 1969. “A General Equilibrium
Journal of Financial Economics Approach to Monetary Theory”, Journal of
(September), 137-154. Money, Credit and Banking (February), 12-
29.
Lang, L.H.P, and Stulz, R.M, 1994. “Tobin’s q
Corporate Diversivication, and Firm Wheatley, W.J., Amin, R.W., Maddox, E.N., &
Performance”. Journal of Political Economy, Vanderlinde, C.T, 1991. “Ascertaining
102, 1248-1280. Performance Variables for Use in
Determining Students’ Grades in Courses
Lindenberg, E.B, and Ross, S.A., 1981. “Tobin’s q
Employing a Business Simulation”.
Ratio and Industrial Organization”. Journal
Development in Business Simulation
of Business, 54 (1), 1-32.
Experiental Exercises, 18: 150.
Sackson, M, 1992. “The Use of Cluster Analysis
Winters, P.R., Kuehn, A.A., Dill, W.R., & Cohen,
for Business Game Performance Analysis”.
K.J, 1964. “The Carnegie-Mellon
Development in Business Simulation and
Management Game”. Pittsburgh: Caregie-
Experiential Exercises, 19: 150-154.
mellon University.
Samuels, J., and Others, 1995. “Financial
Wolfe, J and Sauaia, A.C, 2003. The Tobin q as a
Statement Analysis in Europe”. Chapman,
Company Performance Indicator,
snd Hall, London, p8.
Developments in Business Simulation and
Experiential Learning, Volume 30.
20 Kajian Akuntansi, Pebruari 2010, Hal. 9 – 21 Vol. 2. No. 1
ISSN : 1979-4886

Tabel 1. Business Game Performance Criteria

No Criterion BPG MMG BSG CAP GBG Total


1 Stock Price X X X X X 100%
2 Return on Equity X X X X X 100%
3 Return on Assets X X X X 80%
4 Profits X X X 60%
5 Market Share X X X 60^
6 Sales X X 40%
7 Return on Sales X X 40%
8 EPS X X 40%
9 Assets X 20%
10 Inventory Turnover X 20%
11 Assets Turnover X 20%
12 Dividend/Share 20%
13 Credit Rating X 20%
14 Strategy Rating X 20%
15 Debt Ratio X 20%
16 Equity X 20%
17 Summary X X X X 80%
Total 10 9 7 5 6 100%
Sumber: Joseph Wolfe and Antonio Carlos Aidar Sauaia (2003).

Keterangan:
BPG = The Business Policy Game (Cotter and Fritzsche, 1986)
MMG = The Multinational Management Game (Keys, Edge and Wells, 1992).
BSG = The Business Strategy Game (Thompson & Stappenback, 1999).
CAP = CAPSTONE (Management Simulations, 2002).
GBG = The Global Business Game (Wolfe, 2000).
Vol. 2 No. 1, Pebruari 2010 Kajian Akuntansi 21

Tabel 2. Public Companies dan Privately Held Company

Score Interpretation Score


Public Companies Privately Held Company
2.99 and above Company has Low 2.90 and above
Probability of
Bankruptcy
1.81 – 2.99 Grey Area …… 1.23 – 2.90
Company Requires
Careful Monitoring
1.81 and below Likelihood of 1.23 and below
Insolvency wihin
12 months
Sumber: Auchterlonie, (1997)

Tabel 3. Non-Manufacturing Industrial Companies

Score Interpretation
Non-Manufacturing
Industrial Companies

2.60 and above Company has Low


Probability of
Bangkruptcy
1.10 – 2.60 Grey Area ……
Company Requires
Careful Monitoring
1.10 and below Likelihood of
Insolvency wihin
12 months
Sumber: Auchterlonie, (1997)

Anda mungkin juga menyukai