Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ANTROPOLOGI KESEHATAN

HUBUNGAN KEPERCAYAAN DAN TRADISI PADA IBU MENYUSUI DENGAN


PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

DISUSUN OLEH :
Kelas/Kel: 1B/D3 Keperawatan

1. Afrina Nur Indah (21.1.041)


2. Aviva Quswatunn K. (21.1.048)
3. Dewi Rahmawati (21.1.051)
4. Fatya Arivalda (21.1.057)
5. Oven Setya P.L. (21.1.065)
6. Sherly Rosmawaty (21.1.068)
7. Yulinda Kusuma A. (21.1.076)
8. Zalsya Diva A. (21.1.077)

POLITEKNIK INSAN HUSADA SURAKARTA


Jl. Letjen Sutoyo No.10 Mojosongo, Surakarta.
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah,
serta inayah-Nya sehingga kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah yang berjudul “Hubungan Kepercayaan dan Tradisi Keluarga Pada Ibu
Menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif” ini dengan lancar tanpa ada halangan
suatu apapun.
Harapan kami dengan adanya makalah yang kami buat dapat bermanfaat
khususnya untuk menambah pengetahuan tentang “Hubungan Kepercayaan dan
Tradisi Keluarga Pada Ibu Menyusui dengan Pemberian ASI Eksklusif” dan dapat
memperoleh nilai yang baik pada mata pelajaran “Antropologi Kesehatan”.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari manapun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Surakarta, 30 Desember 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL...............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar belakang....................................................................................................1
B. Rumusan masalah..............................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

I. Definisi ASI Eksklusif.................................................................................3


II. Manfaat ASI.................................................................................................3
III. Peran Ibu Menyusui Terhadap Bayi............................................................4
IV. Manfaat Menyusui Bagi Ibu........................................................................5
V. Jangka Waktu Pemberian ASI Eksklusif ....................................................6
VI. Kendala Dalam Pemberian ASI...................................................................6
VII. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif...............................8
VIII. Kaitan Kepercayaan dan Sosisal Budaya Dengan Tradisi Ibu
Dalam Pemberian ASI Eksklusif.................................................................8

BAB III PENUTUP

A. Simpulan............................................................................................................10

B. Saran..................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Salah satu hal yang dapat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan
suatu negara adalah Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Indonesia
merupakan salah satu negara di Asia dengan jumlah Angka Kematian Bayi (AKB)
yang cukup tinggi. Pemberian air susu ibu (ASI) adalah faktor penting dalam
kelangsungan hidup bayi (Simbolon, 2006).
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) pada
tahun 2016 relatif sangat kecil yaitu 24 kematian per 1000 kelahiran hidup. Dalam
satu hari berarti sebanyak 13 bayi meninggal dan 14 balita meninggal. Upaya
menurunkan angka kematian bayi perlu adanya perhatian khusus bagi kesehatan bayi
mulai dari perawatan ketika lahir hingga pemberian makanan yang baik. Makanan
yang paling sempurna dan ideal bagi bayi baru lahir adalah ASI. Beberapa organisasi
kesehatan dunia seperti World Health Organization (WHO) dan United Nations
Children’s Fund memberi anjuran untuk menyusui bayi Eksklusif yaitu bayi hanya
diberikan ASI saja hingga berumur 6 bulan, tanpa makanan maupun cairan lainnya
selain ASI (Mulyani, 2013).
ASI mengandung komposisi utama yang dibutuhkan otak bayi untuk dapat
tumbuh secara optimal. Selain itu ASI juga merupakan nutrien alami yang ideal bagi
bayi (Roesli, 2009).. Belum semua ibu menyusui mengetahui apabila kebutuhan
nutrisi untuk bayi sampai usia enam bulan dapat dipenuhi dengan ASI saja. Lambung
bayi baru lahir hanya dapat menampung cairan sebanyak 10-20ml (2-4 sendok teh).
Kapasitas lambung bayi baru lahir masih sangat terbatas, sehingga bayi seharusnya
hanya diberikan cairan dengan kandungan gizi dan volume yang sesuai yaitu ASI saja
(Depkes R.I, 2009).

iv
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari ASI ekslusif ?
2. Apa manfaat dari ASI ?
3. Bagaimana peran ibu menyusui terhadap bayi ?
4. Apakah manfaat menyusui bagi ibu ?
5. Bagaimana jangka waktuj dalam pemberian ASI eksklusif?
6. Apa saja kendala pemberian ASI ?
7. Apa saja faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif ?
8. Bagaimana kaitan kepercayaan dan social budaya dengan tradisi ibu dalam
pemberian ASI eksklusif ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Pengertian dari ASI ekslusif.
2. Mendeskripsikan dan menjelaskan manfaat dari ASI
3. Mengetahui peran ibu menyusui terhadap bayi.
4. Mengetahui manfaat menyusui bagi ibu.
5. Mendeskripsikan jangka waktu dalam pemberian ASI eksklusif.
6. Mengetahu kendala dalam pemberian ASI
7. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif
8. Mendeskripsikan kaitan kepercayaan dan sosial budaya dengan tradisi ibu
dalam pemberian ASI eksklusif

v
BAB II

PEMBAHASAN

I. Definisi ASI Eksklusif

Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eklusif


adalah ASI yang diberikan pada bayi sejak dilahirkan selama 6 bulan,
tanpa menambahkan dan atau mengganti dengan makanan atau minuman
lain.

Menurut panduan WHO terbaru diberikan selama 6 bulan pertama


tanpa makanan tambahan apapun karena nutrisi yang dikandungnya sudah
mencukupi untuk 6 bulan pertama kehidupan. Penelitian-penelitian
terbaru menemukan berbagai manfaat ASI yang tidak terkira sehingga
diperolehlah rekomendasi ASI Eksklusif 6 bulan.

Air susu ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan
Yang Maha Kuasa untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan
melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit.
Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik
dan mudah dicerna oleh bayi baru lahir. ASI kaya akan sari makanan,
paling higienis, dengan temperatur yang tepat dan kadar gizi yang paling
dibutuhkan oleh bayi.

II. Manfaat ASI


Berikut manfaat ASI bagi bayi :
1. Mencegah bayi menderita alergi.
Pemberian susu formula, susu sapi, atau susu kedelai pada bayi
rentan membuat bayi mengalami reaksi alergi.
2. Meningkatkan kecerdasan bayi.
Pemberian ASI dapat meningkatkan perkembangan kognitif bayi.
3. Melindungi bayi dari obesitas.
ASI eksklusif yang diberikan pada bayi dapat menurunkan
risikonya untuk mengalami kegemukan saat ia remaja atau
dewasa.
4. Sistem kekebalan tubuh bayi lebih kuat.
Air susu ibu mengandung zat antibodi pembentuk kekebalan tubuh
yang bisa membantunya melawan bakteri dan virus. Jadi, bayi
yang diberi ASI berisiko lebih kecil untuk terserang penyakit,

vi
seperti diare, asma, alergi, infeksi telinga, infeksi saluran
pernapasan, konstipasi, sindrom kematian bayi mendadak, dan
meningitis. Bayi yang diberi ASI juga berisiko lebih rendah untuk
mengalami obesitas dan diabetes tipe 2 di kemudian hari,
ketimbang bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif.
5. Tulang bayi menjadi lebih kuat.
Bayi yang diberi susu selama tiga bulan atau lebih, memiliki
tulang leher dan tulang belakang lebih kuat dibanding yang
diberikan ASI kurang dari tiga bulan atau tidak sama sekali.
Karena itu ASI eksklusif berperan penting dalam menunjang
pertumbuhan tulang bayi yang kuat.
6. Melancarkan pencernaan bayi.
ASI sering disebut sebagai perfect food karena mengandung
nutrisi yang mudah dicerna oleh bayi, seperti protein, laktosa, dan
lemak. Selain baik untuk mendukung fungsi sistem pencernaannya
yang masih berkembang, pemberian ASI juga baik untuk
mencegah gangguan pencernaan pada bayi seperti konstipasi dan
diare, terutama pada bayi yang terlahir prematur.
7. Mencukupi kebutuhan nutrisi bayi.
ASI mengandung beragam zat dan nutrisi lengkap, termasuk
vitamin dan mineral, yang tidak dimiliki susu formula atau
makanan lainnya. ASI dihasilkan melalui proses alami di dalam
tubuh ibu dan mengandung komponen yang paling sesuai dengan
kebutuhan bayi.
8. Mengenalkan bayi dengan banyak rasa.
Setiap makanan yang Bunda konsumsi selama menyusui akan
memengaruhi cita rasa ASI. Secara tidak langsung, hal ini bisa
mengenalkan bayi dengan berbagai rasa makanan melalui ASI.
Pengenalan rasa ini diharapkan dapat membantu bayi saat mulai
mencoba makanan pendamping ASI (MPASI) nantinya.
9. Mencegah bayi meninggal mendadak.
Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa bayi yang diberi
ASI berisiko lebih rendah meninggal karena sindrom kematian
bayi mendadak (SIDS), jika dibandingkan bayi yang tidak diberi
ASI. Manfaat ini bahkan sudah bisa diperoleh bayi walau ia baru
disusui selama 2 bulan.

III. Peran Ibu Menyusui Terhadap Bayi


Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian ASI
Eksklusif dikeluarkan untuk mendukung ibu menyusui, yang bertujuan
untuk memenuhi hak bayi dan memberi perlindungan kepada ibu
menyusui serta meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat,
pemerintahan daerah dan pemerintah terhadap pemberian ASI Eksklusif.
Garis besar PP Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu

vii
Eksklusif memuat tentang kewajiban menyusui, Inisiasi Menyusu Dini,
pendonor ASI, penggunaan susu formula bayi, penyediaan fasilitas khusus
berupa ruang ASI di tempat kerja dan tempat sarana umum, dan sanksi
administratif.

IV. Manfaat Menyusui Bagi Ibu

Manfaat Menyusui tidak hanya untuk bayi, menyusui juga bermanfaat


bagi para ibu. Berikut ini adalah beberapa manfaat menjadi seorang ibu
menyusui:

1. Menciptakan ikatan emosional antara ibu dan bayi

Proses menyusui melibatkan kontak kulit langsung antara ibu dan


bayi. Kontak fisik ini dapat menciptakan ikatan emosional yang kuat
antara ibu dan bayi. Selain itu, menyusui juga dapat memberikan rasa
tenang dan nyaman pada bayi sehingga ia bisa lebih tenang dan tidak
rewel.

2. Menurunkan berat badan

Selain membuat rahim kembali ke ukuran semula, menyusui juga


dapat membakar kalori. Hal ini tentunya memudahkan ibu untuk
menurunkan berat badan setelah melahirkan dan mencegah obesitas. Tak
hanya itu, menyusui bahkan bisa digunakan sebagai salah satu KB alami.

3. Menurunkan risiko berbagai penyakit

Banyak riset mengungkapkan bahwa proses menyusui dapat


membuat ibu menyusui berisiko lebih rendah untuk terkena berbagai
penyakit, seperti kanker payudara, kanker rahim, diabetes, penyakit
jantung, tekanan darah tinggi, osteoporosis, hingga penyakit jantung.

4. Mengurangi stres

Menyusui dapat membuat Bunda merasa lebih rileks dan tenang


karena adanya pelepasan hormon oksitosin dalam tubuh. Dengan
demikian, stres yang kerap dialami setelah persalinan akan jauh berkurang
dan Bunda pun lebih menikmati masa menyusui si buah hati

viii
V. Jangka Waktu Pemberian ASI Eksklusif

Pemberian ASI Eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu


setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin terjadi sampai 6 bulan.
Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan
makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2
tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun.

VI. Kendala Dalam Permberian ASI


Beberapa kendala yang menyebabkan seorang ibu tidak dapat melakukan
pemberian ASI secara eksklusif antara lain :
1. Produksi ASI kurang
Produksi ASI sedikit dapat disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari
pelekatan yang tidak benar, intensitas menyusui yang kurang, hingga
penyakit tertentu.
faktor penyebab ASI sedikit yaitu kurangnya intensitas menyusui.
2. Ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benar.
Ibu sering kurang memahami tata laktasi yang benar, termasuk cara
memberikan ASI bila ibu harus berpisah dari bayinya. Untuk
mengurangi kemungkinan ibu belum memahami tatalaksana laktasi
yang benar, pada saat usia kehamilan lebih dari 32 minggu ibu perlu
melakukan konsultasi ke klinik laktasi untuk melakukan persiapan
pemberian ASI eksklusif.
3. Ibu ingin menyusui kembali setelah bayi diberi formula
(relaktasi)
Relaktasi biasanya dilakukan oleh ibu yang sempat berhenti menyusui,
namun memutuskan untuk memulai lagi. Seorang ibu bisa saja
berhenti menyusui karena alasan sakit atau karena sejak awal memang
kesulitan untuk menyusui. Bila ibu sempat berhenti menyusui, tidak
ada lagi rangsangan untuk memproduksi ASI dan tubuh akan mengira
bahwa ASI sudah diperlukan lagi. Oleh karena itu, produksi ASI akan
berkurang dan lama-kelamaan berhenti.
4. Bayi terlanjur mendapat prelacteal feeding (pemberian air gula
/dekstrosa, susu formula pada hari – hari pertama kelahiran)
Pemberian ASI secara Eksklusif selama 6 bulan merupakan makanan
terbaik bagi bayi, akan tetapi dalam pelaksanaannya banyak kendala

ix
yang muncul, antara lain ibu kurang memahami tata laksana laktasi
yang benar, produksi ASI kurang, bayi terlanjur mendapatkan
prelacteal feeding (air gula atau formula) pada hari pertama kelahiran,
kelainan puting ibu, kesulitan bayi dalam menghisap, ibu hamil lagi
saat masih menyusui, ibu bekerja sehingga harus meninggalkan
bayinya di rumah, keinginan untuk disebut modern, dan pengaruh
iklan susu formula yang kian gencar (Partiwi, 2009).
5. Kelainan yang terjadi pada ibu (puting ibu lecet, puting ibu luka
payudara bengkak, engorgement, mastitis dan abses)
Posisi menyusui yang tidak benar juga dapat menyebabkan puting
lecet, luka, pecah-pecah, dan berdarah saat menyusui. Puting susu bisa
terjepit antara lidah dan langit-langit bayi atau bahkan bayi Anda
menggigit puting saat menyusui. Itulah mengapa beberapa ibu
menyusui merasakan putingnya sakit dan memerah setelah menyusui
6. Ibu hamil lagi pada saat masih menyusui
Efek yang bisa saja timbul saat menyusui Ketika hamil yaitu putting
sakit dan kontraksi Rahim, dan kelelahan yang sering dialami.
7. Ibu sibuk bekerja
Banyak faktor yang dapat menyebabkan rendahnya pencapaian
pemberian ASI di Indonesia diantaranya adalah kesibukaan,
pekerjaan, dan faktor hormon. Saat ini memerah ASI banyak
dilakukan ibu yang bekerja diluar rumah, tetapi meskipun demikian
banyak ibu belum optimal memberikan ASI eklusif. Banyak kendala
yang terjadi seperti kurangnya dukungan dari tempat bekerja untuk
memerah ASI, stres karena bekerja, kurangnya dukungan dari
keluarga dan capek akibat terlalu banyak bekerja.
8. Kelainan yang terjadi pada bayi (bayi sakit dan abnormalitas
bayi)
Ada berbagai macam cacat lahir yang bisa terjadi sendiri maupun
bersamaan. Beragam kelainan kongenital atau cacat lahir pada bayi
tersebut memiliki tingkat keparahan yang bervariasi dari ringan,
sedang, bahkan berat atau parah. Kondisi kesehatan bayi yang
mengalami cacat lahir biasanya tergantung dari organ atau bagian
tubuh yang terlibat serta tingkat keparahan yang dimilikinya.

x
VII. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Ekslusif
Faktor – faktor yang mempengaruhi seorang ibu dalam memberikan ASI
secara eksklusif kepada balitanya antara lain :
1. Kemudahan-kemudahan yang didapat sebagai hasil kemajuan
teknologi pembuatan makanan bayi seperti pembuatan tepung
makanan bayi, susu buatan bayi, mendorong ibu untuk mengganti ASI
dengan makanan olahan lain.
2. Iklan yang menyesatkan dari produksi makanan bayi menyebabkan
ibu beranggapan bahwa makanan-makanan itu lebih baik dari ASI
3. Para ibu sering keluar rumah baik karena bekerja maupun karena
tugas- tugas sosial, maka susu sapi adalah satu-satunya jalan keluar
dalam pemberian makanan bagi bayi yang ditinggalkan dirumah.
4. Adanya anggapan bahwa memberikan susu botol kepada anak sebagai
salah satu simbol bagi kehidupan tingkat sosial yan lebih tinggi,
terdidik dan mengikuti perkembangan zaman. Pengaruh melahirkan
dirumah sakit atau klinik bersalin. Belum semua petugas para medis
diberi pesan dan diberi cukup informasi agar menganjurkan setiap ibu
untuk menyusui bayi mereka, serta praktek yang keliru dengan
memberikan susu botol kepada bayi yang baru lahir.

VIII. Kaitan Kepercayaan dan Sosial Budaya dengan Tradisi Ibu Dalam
Pemberian ASI Eksklusif
A. Kaitan Kepercayaan dengan Tradisi Ibu Dalam Pemberian ASI
Eksklusif
Mitos atau kepercayaan adalah hal yang menghambat tindakan
menyusui yang normal, beberapa mitos yang ada yaitu kolostrom yang
terdapat dalam ASI tidak bagus bagi bayi. Bayi akan mengalami
kekurangan nutrisi jika diberi ASI saja, dari kepercayaan tersebut ibu
akan memberikan makanan tambahan lain untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi bagi bayi. Adanya kepercayaan yang berkembang dimasyarakat
tentang menyusui bayi dapat membuat bentuk payudara berubah. Hal
itu merupakan salah satu penyebab paling signifikan tidak berhasilnya
pemberian ASI secara eksklusif.

xi
B. Kaitan Sosial Budaya dengan Tradisi Ibu Dalam Pemberian ASI
Eksklusif
Pemberian ASI eksklusif tidak hanya dipengaruhi dari
kerakteristik faktor internal ibu namun dipengaruhi juga oleh faktor
eksternal. Salah satunya adalah sosial budaya yang dapat
mempengaruhi ibu dalam hal yang berkaitan dengan keberhasilan ibu
menyusui secara eksklusif. Menurut Rhokliana, et.al (2011), terdapat
hubungan antara sosial budaya terhadap perilaku ibu dalam menyusui
bayinya, kebiasaan ibu menyusui dipengaruhi oleh dukungan keluarga
kepada ibu.
Menurut penelitian Ramadhany (2016), ibu yang memiliki bayi
dibawah usia 1tahun lebih mempercayai dan meyakini nilai dan norma
yang berlaku dimasyarakat untuk menentukan pandangannya terkait
cara menyusui bayi. Begitu juga dengan yang dikemukan oleh Nuraeni
(2008), jika pemberian makanan prelakteal sejak dini merupakan
kebiasaan keluarga dan masyarakat turun temurun sambil menunggu
ASI keluar, mereka beranggapan dengan memberi makanan sejak dini
membuat bayi tidak rewel, tidak cepat lapar, dan pertumbuhan bayi
lebih cepat. Ibu yang baru melahirkan lebih percaya pada kebiasaan
keluarga atau orang tuanya yang dilakukan turun temurun dari pada
mengaplikasikan informasi dari petugas kesehatan.

xii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada hubungan antara kepercayaan tradisi keluarga dan sosial budaya dengan
pemberian ASI eksklusif. Kepercayaan dan tradisi yang kurang mendukung serta
budaya yang berkembang di masyarakat tersebut bisa menjadi salah satu faktor
penghambat pemberian ASI eksklusif.

B. Saran
Diperlukan penyuluhan yang melibatkan beberapa pihak dan lintas sektor
seperti Puskesmas, Dinas Kesehatan dan Perangkat Desa. Tujuan dari penyuluhan
untuk mengubah persepsi masyarakat tentang kepercayaan dan tradisi yang ada
terkait pemberian ASI eksklusif. Penyuluhan dapat dilakukan dengan menggunakan
media yang menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat. Contohnya dengan
melalui video pendek yang membandingkan mitos dan fakta tentang pemberian ASI
eksklusif. Perlu dilakukan penelitian lebih jauh untuk mengetahui cara pendekatan
untuk merubah persepsi yang sesuai dengan keadaan di masyarakat. Selain itu perlu
adanya studi intervensi terkait media informasi atau cara pendekatan dan program
pelayanan yang sudah diberikan terkait pemberian ASI eksklusif.

xiii
DAFTAR PUSTAKA
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PP%20No.%2033%20ttg%20Pemberian
%20ASI%20Eksklusif.pdf
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20120920/356338/menyusui-adalah-
hak-ibu-dan-anak-maknai-masa-lampau-demi-kemajuan-di-masa-depan/
https://www.alodokter.com/mengapa-memilih-menyusui
https://www.google.co.id/amp/s/hellosehat.com/parenting/bayi/menyusui/masalah-ibu-
menyusui/%3famp=1
https://www.bjtiport.co.id/b/index.php?option=com_content&view=article&id=436:memilih-
sibuk-bekerja-kesadaran-ibu-menyusui-masih-rendah&catid=72:berita-
pelantikan&Itemid=377
https://www.google.co.id/amp/s/hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/penyakit-pada-
anak/kelainan-kongenital-pada-bayi/%3famp=1

xiv

Anda mungkin juga menyukai