Anda di halaman 1dari 4

Air susu ibu (ASI) merupakan makanan utama bagi bayi baru lahir hingga usia enam bulan.

Selama masa
menyusui, seorang ibu biasanya memproduksi ASI ± 800-850 ml per hari. Pada umumnya, dalam 100
gram ASI terkandung kalori 60 ml kal dan protein 1,2 gram. Komponen nutrisi ini berasal dari sari
makanan yang dikonsumsi ibu. Produksi ASI akan lancar jika kebutuhan gizi ibu tercukupi. Oleh karena
itu, ibu menyusui harus cermat dalam menyusun pola makan. Selain pola makan yang seimbang, ibu
menyusui sebaiknya memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan. Sayuran tertentu seperti daun
katuk dapat melancarkan produksi ASI karena mengandung laktagogum. Daun katuk juga kaya
betakaroten (provitamin A), vitamin C, zat besi, fosfor, dan kalsium yang penting bagi ibu menyusui.
Penguasaan tentang menu-menu sehat tentu akan sangat berguna bagi ibu menyusui (Sutomo, 2010).

3. Pengeluaran ASI Setelah kelahiran, terdapat dua hormon lain yang bekerja untuk mempertahankan
proses laktasi, yaitu hormon prolaktin untuk meningkatkan sekresi ASI dan hormonoksitosin yang
menyebabkan ejeksi ASI. Kedua hormon ini dirangsang oleh refleks neuroendokrin saat bayi menghisap
puting ibu. Dalam 3 jangka waktu 2-3 minggu, kadar serum prolaktin pada ibu postpartum yang tidak
menyusui akan kembali ke nilai normal seperti kondisi sebelum kehamilan, tetapi pada ibu yang
menyusui, kadar serum prolaktin akan meningkat dengan adanya rangsangan dari puting susu. Kadar
serum prolaktin meningkat dua kali lipat pada ibu yang menyusui dua bayi dibandingkan dengan
menyusui seorang bayi, menunjukkan bahwa jumlah serum prolaktin yang dilepaskan berbanding lurus
dengan derajat rangsangan puting susu. Saat bayi menghisap puting susu, terjadi rangsangan saraf
sensorik di sekitar areola (William dkk, 2016: 02). Impuls aferen dihantarkan ke hipotalamus, mengawali
pelepasan oksitosin dari hipofisis posterior. Sesaat sebelum ASI keluar terjadi peningkatan hormon
berdasarkan lion oksitosin, dan pelepasan hormon berlanjut setelah beberapa kali dilakukan
penghisapan oleh bayi. Dalam 20 menit setelah menyusui, kadar hormon oksitosin turun mendadak.
Pelepasan oksitosin dihambat oleh katekolamin. Pelepasan katekolamin dirangsang oleh faktor stres dan
nyeri. Penanganan faktor stres dan nyeri menjadi salah satu solusi masalah menyusui. (William dkk,
2016: 02-03). Selama proses laktasi terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mendukung
pengeluaran hormon pemicu sekresi ASI, seperti pemberian obat pelancar ASI, sentuhan kulit ibu
dengan kulit bayi, pemompaan ASI secara rutin 12 kali per hari, konseling laktasi, dan teknik relaksasi
agar dapat membantu keluarnya ASI

5. Tanda-Tanda Kelancaran ASI Menurut Soetjatiningsih (2007) untuk mengetahui banyaknya produksi
ASI terdapat beberapa kriteria yang dipakai sebagai patokan untuk mengetahui jumlah ASI lancar atau
tidak adalah: a. ASI yang banyak dapat merembes keluar melaui puting. b. Sebelum disusukan payudara
terasa tegang. c. Berat badan naik dengan memuaskan sesuai dengan umur, pada umur 5 bulan tercapai
2 × BB lahir. d. Umur 1 tahun 3 × BB lahir e. Jika ASI cukup, setelah menyusu bayi akan tertidur/tenang
selama 3-4 jam

f. Bayi kencing lebih sering 8 kali sehari Tanda bayi cukup ASI adalah : a. Dengan memeriksa kebutuhan
ASI dengan cara menimbang BB bayi sebelum mendapatkan ASI dan sesudah minum ASI dengan pakaian
yang sama dan selisih berat penimbangan dapat diketahui banyaknya ASI yang masuk dengan konvera
kasar 1 gr BB-1 ml ASI. b. Secara subjektif dapat dilihat dari pengamatan dan perasaan ibu yaitu bayi
merasa puas, tidur pulas setelah mendapat ASI dan ibu merasakan ada perubahan tegangan pada
payudara saat menyusui bayinya ibu merasa ASI mengalir derat. c. Sesudah menyusui tidak memberikan
reaksi apabila dirangsang (disentuh pipinya, bayi tidak mencari arah sentuhan)
Volume Produksi ASI Pada bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai menghasilkan
ASI. Dalam kondisi normal, pada hari pertama dan kedua sejak bayi lahir, air susu yang dihasilkan sekitar
50-100ml/ hari. Jumlahnya pun meningkat hingga 500ml pada minggu kedua. Dan, produksi ASI semakin
efektif dan terus menerus meningkat pada 10-14 hari setelah melahirkan. Kondisi tersebut berlangsung
hingga beberapa bulan kedepan. Bayi yang sehat mengkonsumsi 700-800ml ASI setiap hari setelah
memasuki masa 6 bulan volume pengeluaran air susu mulai menurun. Sejak saat itu, kebutuhan gizi
tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI, dan harus mendapatkan makanan tambahan. Secara fisiologis, ukuran
payudara tidak mempengaruhi volume air susu yang diproduksi. Artinya, jumlah ASI yang diproduksi
tidak tergantung pada besar atau kecilnya payudara. Jumlah produksi ASI bervariasi setiap hari, karena
dipengaruhi oleh kandungan nutrisi ibu. ASI yang dibutuhkan oleh bayi sesuai tingkat pertumbuhan dan
perkebangannya. Semakin sehat bayi, semakin banyak ASI yang harus dikonsumsinya. Menurut Deddy
Volume ASI yang diproduksi dipengaruhi oleh kondisi psikis seorang ibu dan makanan yang
dikonsumsinya. Oleh karena itu, ibu tidak boleh merasa stress dan gelisah secara berlebihan. Keadaan
ini sangat berpengaruh terhadap volume ASI pada minggu pertama menyusui bayi (Deddy Muchtadi :31)
(Khasanah, 2011). Tabel 2.3 kebutuhan cairan pada bayi Usia Rata – rata berat badan Jumlah cairan
dalam 24 jam ( ml ) Jumlah cairan per Kg berat badan dalam 24 jam ( ml ) 3 hari 3,0 250 – 300 80 – 100
10 hari 3,2 400 – 500 125 – 150 3 bulan 5,4 750 – 850 140 – 160 6 bulan 7,3 950 – 1100 130 – 155 9
bulan 8,6 1100 – 1250 125 – 145

Anda mungkin juga menyukai