Agrologia 2012 1 2 3 Kunu
Agrologia 2012 1 2 3 Kunu
Jurnal Ilmu Budidaya Tanaman
Volume 1, Nomor 2, Oktober 2012
ABSTRAK
Ketimun merupakan sayuran yang dikonsumsi rutin oleh masyarakat Kabupaten Buru Provinsi Maluku sehingga
produktivitas perlu dioptimalkan. Pengolahan tanah dan pengaturan populasi tanaman dalam budidaya ketimun
akan berpengaruh terhadap persaingan dalam penyerapan unsur hara, air dan cahaya yang selanjutnya
mempengaruhi hasil panen ketimun. Penelitian bertujuan mempelajari respons pertumbuhan dan produksi tanaman
ketimun (Cucumis sativus L.) terhadap sistem pengolahan tanah dan jarak tanam. Percobaan menggunakan
Rancangan Acak Kelompok pola faktorial yang menguji beberapa sistem pengolahan tanah (satu kali dan dua kali)
dan jarak tanam (25 x 25 cm, 40 x 40 cm dan 45 x 55 cm). Hasil percobaan menunjukan bahwa tidak terdapat efek
interaksi antara pengolahan tanah dan jarak tanam terhadap semua variabel yang diamati. Satu maupun dua kali
pengolahan tanah secara mandiri berpengaruh signifikan terhadap jumlah buah, diameter buah, panjang buah, berat
buah dan panjang akar tanaman ketimun. Perbedaan jarak tanam tidak berperan dalam meningkatkan semua
variabel tanaman yang diukur. Dengan demikian metode pengolahan tanah sebanyak dua kali dengan jarak tanam
yang diuji pada percobaan ini secara teknis dapat direkomendasikan untuk diterapkan dalam usahatani ketimun di
Kabupaten Buru Provinsi Maluku.
ABSTRACT
Cucumber is consumed regularly by inhabitants of Buru District of the Maluku Province, and, its productivity needs
to be optimized. Soil tillage and plant density in cucumber cultivation have Influences on competition for nutrient
intake, water and light and hence affect plant yield. The aim of this field experiment was to study growth and yield
responses of cucumber (Cucumis sativus L.) on different soil tillage systems and planting densities. The field
experiment was arranged in a factorial Randomized Block Design to examine several tillage methods (one and two)
and planting densities (25 x 25 cm, 40 x 40 cm and 45 x 55 cm). The experimental results showed that there was no
effect of interaction between soil tillage and planting density on all variable observed. Single and double tillage
methods increased fruit number, fruit diameter, fruit length, fruit weight and root length of cucumber, while
planting density gave no effect on all variables measured. Therefore, either single or double tillages and any
planting densities tested in this experiment could be recommended in cucumber cultivation in Buru District of
Maluku Province.
karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 persaingan dalam penyerapan hara, air dan
mg thianine, 0,01 mg riboflavin, natrium 5 cahaya matahari, sehingga apabila tidak
mg, niacin 0,10 mg, abu 0,40 g, 14 mg asam, diatur dengan baik akan mempengaruhi hasil
0,45 IU Vitamin A, 0,3 IU Vitamin B1, dan tanaman. Jarak tanam yang rapat meng-
0,2 IU Vitamin B2 (Sumpena, 2001). akibatkan terjadinya kompetisi intra spesies
Menurut Cahyono (2006), kebutuhan dan antar spesies. Beberapa penelitian tentang
buah ketimun di Indonesia cenderung terus jarak tanam, menunjukan bahwa semakin
meningkat sejalan dengan pertambahan rapat jarak tanam, maka semakin tinggi
pendudukan, peningkatan taraf hidup, tingkat tanaman tersebut dan secara nyata ber-
pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pengaruh pada jumlah cabang serta luas daun
pentingnya nilai gizi. Pada tahun 2006 luas (Budiastuti, 2000). Jarak tanam juga berperan
areal panen ketimun nasional mencapai penting dalam peningkatan produksi. Petani
55.792 ha dengan produksi 268.201 ton. di Maluku biasanya menggunakan jarak
Luas areal panen komoditi ketimun di tanam yang tidak teratur, sehingga
Sumatera Utara saja pada tahun 2006 kemungkinan terjadi kompetisi baik terhadap
mencapai luasan 3.591 ha dengan produksi air, unsur hara maupun cahaya matahari di
rata-rata 125.06 kw/ha (BPS, 2006). Produksi antara individu tanaman. Jarak tanam
ketimun di Indonesia masih sangat rendah menentukan populasi tanaman dalam suatu
yaitu 3.5 ton/ha sampai 4.8 ton/ha, padahal luasan tertentu, sehingga pengaturan yang
produksi ketimun hibrida bisa mencapai 20 baik dapat mengurangi terjadinya kompetisi
ton/ha. Budidaya ketimun dalam skala terhadap faktor – faktor tumbuh tersebut
produksi yang tinggi dan intensif belum (Kariada dkk, 2003) Untuk peningkatan
banyak dilakukan, pada umumnya tanaman produksi tanaman ketimun, maka penelitian
ketimun ditanam hanya sebagai tanaman ini bertujuan untuk mempelajari efek sistem
selingan (Rukmana, 1995; Warintek, 2006). pengolahan tanah dan jarak tanam ketimun
Pengolahan tanah dalam produksi terhadap pertumbuhan dan hasil ketimun.
tanaman ketimun diperlukan untuk men-
ciptakan daerah perakaran yang baik, mem- METODOLOGI
benamkan sisa tanaman dan mem-berantas
gulma. Menurut Arsyad (2006), pengolahan Penelitian ini dilaksanakan di lahan
tanah dapat menciptakan keadaan tanah yang kosong yang terletak di kompleks BTN Bukit
baik bagi pertumbuhan tanaman. Karena Permai Kecamatan Namlea Kabupaten Buru.
pengendalian gulma makin banyak dilakukan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
dengan Herbisida, pengaruh utama peng- adalah benih ketimun, pupuk NPK, dan
olahan tanah umumnya ditujukan pada furadan 3 G.
perbaikan struktur tanah (Yulius, dkk., 1985). Perlakuan pengolahan tanah (P) terdiri
Menurut Soepardi (1979) dalam atas tanpa pengolahan tanah (kontrol), satu
Montolalu, (2008), pengolahan tanah ber- kali pengolahan tanah, dan dua kali
tujuan untuk menciptakan lapisan olah tanah pengolahan tanah. Sedangkan perlakuan
yang baik, yang mencerminkan keadaan fisik jarak tanam (J) terdiri atas jarak tanam 25 cm
tanah yang sesuai untuk pertumbuhan x 25 cm; 40 cm x 40 cm dan 55 cm x 45 cm.
tanaman. Cara pengolahan tanah sangat Rancangan percobaan yang digunakan adalah
mempengaruhi struktur tanah yang baik yang Rancangan Faktorial Acak Kelompok dengan
terbentuk karena penetrasi akar, apabila tiga ulangan. Satuan percobaan berupa petak
pengolahan tanah terlalu intensif maka percobaan yang berukuran 2m x 2m. Pupuk
struktur tanah akan rusak. dasar NPK diberikan pada saat pengolahan
Pengaturan populasi tanaman pada tanah dengan dosis 300 kg/ha.
hakekatnya adalah pengaturan jarak tanam Peubah yang diamati adalah jumlah
juga penting dilakukan untuk meminimalkan buah, diameter buah, panjang buah, berat
107
Hamzah dkk, 2012. Respons Pertumbuhan dan Produksi Ketimun …
buah dan panjang akar yang dihitung dan tanah yang menentukan nilai seluruh variabel
diukur pada saat tanaman dipanen. Data hasil yang diukur.
pengamatan dianalisis Sidik Ragam dan
dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur Jumlah Buah
(BNJ) pada taraf uji 5% (Hanafiah, 1997). Dari hasil analisis sidik ragam
diketahui bahwa tidak terdapat efek interaksi
HASIL DAN PEMBAHASAN antara perlakuan sistem pengolahan tanah dan
jarak tanam yang diuji terhahadap jumlah
Hasil Penelitian buah ketimun. Walaupun demikian terdapat
pengaruh yang nyata dari perlakuan sistem
Dari hasil analisis sidik ragam pengolahan tanah sampai 2 kali terhadap
diketahui bahwa tidak terdapat efek interaksi jumlah buah ketimun. Sedangkan pening-
antara perlakuan sistem pengolahan tanah dan katan taraf perlakuan jarak tanam dari 25cm x
jarak tanam yang diuji terhadap jumlah buah, 25cm hingga 55cm x 45cm tidak memberikan
diameter buah dan panjang buah, berat buah efek yang nyata terhadap jumlah hasil buah
dan panjang akar ketimun. Hanya pengolahan ketimun, seperi terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah buah ketimun pada perlakuan pengolahan tanah dan jarak tanam
Perlakuan tanpa pengolahan tanah bahwa peningkatan jarak tanam dari 25cm x
menghasil rata-rata jumlah buah ketimun 25cm ke 55cm x 45cm tidak mampu
terendah jika dibandingkan dengan meningkatkan jumlah buah ketimun yang
pengolahan tanah sebanyak satu kali ataupun dihasilkan. Sedangkan peningkatan intensitas
dua kali. Pengolahan tanah dua kali pengolahan tanah dari tanpa pengolahan
menghasilkan rata-rata jumlah buah ketimun tanah menjadi dua kali mampu meningkatkan
tertinggi (8,35 buah) dan berbeda nyata jumlah buah ketimun sekalipun pengaruh
dengan perlakuan tanpa olah tanah namun antar taraf perlakuan pengolahan tanah satu
tidak berbeda nyata dengan pengolahan tanah kali dan dua kali terhadap jumlah buah
satu kali. Perlakuan jarak tanam ketimun 55 ketimun yang dihasilkan tidak berbeda nyata.
cm x 45 cm (j3) menghasilkan jumlah buah
rata-rata tertinggi (6,69 buah) namun tidak Diameter Buah
berbeda nyata dengan perlakuan jarak tanam
Hasil analisis ragam menunjukan
lainnya. bahwa perlakuan pengolahan tanah ber-
Hasil uji BNJ pada taraf 5% terhadap pengaruh sangat nyata demikian juga dengan
perlakuan yang dicobakan menunjukkan perlakuan jarak tanam, sedangkan interaksi-
108
Agrologia, Vol.1, No. 2, Oktober 2012, Hal. 106-110
nya tidak nyata. Hasil uji BNJ pada taraf uji daripada dua kali pengolahann tanah maupun
5% (Tabel 2) menunjukkan bahwa dua kali kontrol. Tanaman yang ditanam dengan jarak
pengolahan tanah menghasilkan buah dengan tanam 55 cm x 45 cm menghasikan buah
rata-rata diameter tertinggi yaitu 6,81 cm dengan diamter rata-rata tertinggi yaitu 5,5
yang berbeda nyata dengan semua perlakuan. cm dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan
Diameter buah yang diperoleh dari perlakuan jarak tanam lainnya.
satu kali pengolahan tanah lebih kecil
Tabel 2. Pengaruh pengolahan tanah dan jarak tanam terhadap diameter buah ketimun
Panjang Buah dan Berat Buah pengaruh sangat nyata tetapi perlakuan jarak
Hasil analisis ragam menunjukkan tanam tidak mempenaruhi panjang buah
bahwa perlakuan pengolahan tanah ber- (Tabel 3 dan Tabel 4)
Tabel 3. Pengaruh pengolahan tanah dan jarak tanam terhadap panjang buah ketimun
109
Hamzah dkk, 2012. Respons Pertumbuhan dan Produksi Ketimun …
Tabel 4. Pengaruh pengolahan tanah dan jarak tanam terhadap berat buah ketimun
Hasil uji BNJ yang disajikan pada yaitu 1,22 kg namun tidak berbeda nyata
Tabel 4 menunjukan bahwa dua kali dengan perlakuan jarak tanam lainnya.
pengolahan tanah menghasilkan rata-rata
berat buah tertinggi yaitu 1,41 kg, berbeda Panjang Akar
nyata dengan semua perlakuan. Berat buah Perlakuan pengolahan tanah ber-
ketimun yang ditanam di lahan dengan satu pengaruh sangat nyata dan perlakuan jarak
kali pengolahan tanah tidak berbeda nyata tanam. Hasil uji BNJ (Tabel 5). Dua kali
dengan dan tanpa pengolahan. Penanaman pengolahan menghasilkan rata-rata panjang
ketimun dengan jarak tanam 55 cm x 45 cm akar tertinggi yaitu 18,98 cm, berbeda nyata
menghasilkan buah dengan berat terbesar dengan semua perlakuan lain. Perlakuan jarak
tanam tidak membedakan panjang akar.
Tabel 5. Panjang akar tanaman ketimun pada perlakuan pengolahan tanah dan jarak tanam
Tanah 1x, dan Tanpa Pengolahan Tanah. kegiatan mikroba tanah dalam menguraikan
Namun pengaruh perlakuan Pengolahan bahan organik yang akan menjadi unsur-
Tanah 2x relatif sama dengan Pengolahan unsur hara bagi tanaman sehingga tanaman
Tanah 1x. Hal ini disebabkan karena dengan akan menjadi subur dan berproduksi dengan
pengolahan tanah akan memberikan kondisi baik.
tanah yang optimum bagi pertumbuhan Hasil penelitian membuktikan bahwa
tanaman. Kondisi tersebut dapat terjadi jarak tanam memberikan pengaruh terhadap
karena dengan pengolahan tanah maka tanah jumlah buah, diameter buah, panjang buah,
menjadi lebih sarang sehingga pertumbuhan berat buah dan panjang akar (Tabel 1, 2, 3, 4,
benih dan akar tanaman akan tumbuh dengan dan 5). Perlakuan jarak tanam tidak
cepat, daya resap air oleh tanah juga semakin mempengaruhi variabel yang diukur !!
meningkat, pertukaran air dan udara di dalam harusnya pembahasan dikaitkan dengan
tanah juga semakin baik dan memperkecil panjang/kedalaman akar ketimun. Tidak
hambatan terhadap akar untuk menembus adanya perbedaan hasil tanaman pada setiap
tanah lebih dalam sehingga banyak unsur hara jarak tanam memperlihatkan bahwa jarak
yang bisa diserap oleh akar tanaman yang tanam rapat bisa lebih ekonomis karena
berpengaruh terhadap banyaknya buah yang populasi tanaman meningkat sehingga hasil
terbentuk. Hal ini sejalan dengan pendapat dapat meningkat pula.
Cahyono (2006), bahwa dengan pengolahan Efek interaksi juga tidak nyata
tanah yang baik dan optimal akan mem- terhadap seluruh variable menunjukkan
pengaruhi pertumbuhan dan produksi beberapa faktor yang dicobakan tidak saling
tanaman ketimun. Dengan pengolahan tanah tergantung satu sama lain. Pertumbuhan
yang baik maka akan tercipta sifat fisik tanah tanaman yang baik ditandai dengan
yang baik karena dengan sifat fisik tanah penampilan batang, cabang dan daun tumbuh
yang baik dapat menjamin per-tumbuhan subur sehingga fotosintesis akan berlangsung
tanaman dan produksinya tinggi, karena dengan baik. Dengan demikian fotosintat
pertumbuhan dan perkembangan akar dapat yang dihasilkan lebih banyak dan pada
lebih baik sehingga penyerapan zat-zat gilirannya fotosintat tersebut akan digunakan
makanan di dalam tanah juga dapat lebih untuk pertumbuhan fase vegetatif tanaman
baik. dan pada fase generatif, fotosintat digunakan
Pengolahan tanah yang optimal maka untuk pembentukan bunga dan buah sehingga
akan tercipta kondisi tanah yang baik bagi produksi yang dihasilkan akan lebih baik,
pertumbuhan dan produksi tanaman. Menurut maka dengan demikian produksi yang baik
Anonim (1985), struktur tanah memegang akan ditandai dengan jumlah, ukuran dan
peranan penting dalam pertumbuhan dan berat buah yang dihasilkan. Pendugaan ini
produksi tanaman karena secara langsung sejalan dengan pendapat Sarief (1985) bahwa
struktur remah sangat memudahkan akar dengan ketersediaan unsur hara dan air di
tanaman menembus tanah dan dapat tumbuh dalam tanah yang dapat diserap oleh tanaman
dengan pesat, struktur remah mantap, tidak akan mempengaruhi laju fotosintesis;
mudah larut karena air hujan berarti tanah semakin banyak tanaman menyerap air dan
tidak mudah tererosi. Pada struktur tanah unsur hara maka laju fotosintesis akan
yang baik, terdapat tata udara dan tata air semakin meningkat. Dengan demikian
yang baik pula, maka tata udara yang baik meningkatnya laju fotosintesis akan
menjamin cukup udara untuk pernapasan menyebabkan jumlah fotosintat yang
akar, pengambilan unsur hara dan air oleh dihasilkan lebih banyak sehingga pada bagian
perakaran tanaman. Adanya air yang cukup, generatif hasil fotosintesis digunakan dalam
berarti lebih banyak tersedia unsur hara dalam pembentukan bunga, sehingga bunga yang
larutan air tanah. Adanya tata udara dan tata dihasilkan lebih banyak dalam menghasilkan
air yang baik memberikan kondisi sehat bagi buah.
111
Hamzah dkk, 2012. Respons Pertumbuhan dan Produksi Ketimun …
Anna K., Pairunan Y., Nanere, J.L., Solo, A., Rukmana, R. 1994. Budidaya Ketimun.
Samosir, S.R., Tangkaisari, R., Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Lalopua, J.R., dan H. Asmadi. 1985.
Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Sarif, E. S., 1985. Kesuburan dan Pemupukan
Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Tanah Pertanian. Penerbit Pustaka
Indonesia Bagian Timur, Ujung Buana, Bandung.
Pandang.
Srisetyati. 1979. Pengantar Agronomi.
Anonim, 1985. Dasar – Dasar Bercocok Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta
Tanam. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta : Sumpena, U. 2001. Budidaya Ketimun.
Penerbit PT Penebar Swadaya,
BPS. 2006. Sumatera Utara Dalam Angka. Jakarta.
BPS Provinsi Sumatera Utara, Medan.
Warintek. 2006. Mentimum. Available :
Cahyono, B. 2006. Timun. Penerbit CV http://Warintek.Progression.or.id
Aneka Ilmu, Semarang. [06/08/2006]
112