Anda di halaman 1dari 66

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

KELOMPOK PADUAN SUARA KERUBIM DI PONTIANAK

SKRIPSI

Oleh:

FELICIA ICHA PABAYO

F1111171027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2021
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANGGOTA
DALAM PROSES LATIHAN PADUAN SUARA KERUBIM DI
PONTIANAK

SKRIPSI

Tanggung Jawab Yuridis Material pada :

Penulis,

Felicia Icha Pabayo


F1111171032

Disetujui,
Pembimbing Utama Akademik

Asfar Muniir, M.Pd

Disahkan,

Ketua Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan

Dr. Imam Ghozali, M.Pd


NIP. 196808172006041
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANGGOTA
DALAM PROSES LATIHAN PADUAN SUARA DI PONTIANAK

SKRIPSI

Tanggung Jawab Yuridis Material pada :

Penulis

Felicia Icha Pabayo


F1111171027

Disetujui,

Pembimbing 1 Pembimbing II

Nurmila Sari Djau, M.Pd Yudishtira Oscar Olendo, M.Pd


NIP. 198904262018032001 NIP. 199302152019031010

Mengetahui :
Ketua Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan

Dr. Imam Ghozali, M.Pd


NIP. 196808172006041001
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan Rahmat-

Nya peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul Implementasi

Pendidikan Karakter dalam Kelompok Paduan Suara Kerubim di Pontianak.

Penelitian ini disusun sebagai satu diantara syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana pada Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Tanjungpura Pontianak.

Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan proposal ini. Ucapkan terima

kasih kepada:

1. Dr. Imam Ghozali, M.Pd selakuketua Program Studi Pendidikan Seni

Pertunjukan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura,

Pontianak.

2. Nurmila Sari Djau, M.Pd selaku dosen Pembimbing pertama yang senantiasa

memberikan saran, bimbingan, dan pengarahan kepada penulis untuk dapat

menyelesaikan rancangan penelitian ini.

3. Yudishtira Oscar Olendo, M.Pd selaku dosen Pembimbing kedua serta

Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan, motivasi, kritik dan

saran pada saat memulai penyusunan rancangan penelitian ini.

4. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan yang telah

memberikan motivasi dan dukungan yang telah memberikan motivasi dan

dukungan yang bermanfaat hingga rancanganpenelitian ini dapat terselesaikan.

i
5. Kepada narasumber yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk

memberikan data guna kelancaran penulisan rancangan penelitian.

6. Orang tua dan keluarga tercinta yang senantiasa mendukung semua kegiatan yang

dilakukan peneliti, memberikan dukungan, doa, semangat, nasihat selama proses

penelitian dan penyusunan rancangan penelitian.

7. Mahasiswa angakatan 2017 Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan, yang telah

memberikan semangat, doa, dan dukungan selama proses penelitian.

8. Paduan Suara Kerubim

9. 12 Rasul Yesus

10. Rekan-rekan guru SMA Kristen Immanuel Pontianak

11. Rekan-rekan Sekolah Musik dan Ballet Cantata Pontianak

12.

Semua bantuan yang telah diberikan kepada peneliti sangatlah bermanfaat dalam

proses menyelesaikan rancangan penelitian ini, biarlah Tuhan yang Maha Esa yang

dapat memberikan kemudahan kepada rekan rekan semua.

Peneliti telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan penelitian ini.

Namun, kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan

oleh peneliti, demi kesempurnaan rancangan ini. Peneliti berharap dengan adanya

rancangan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan

Pontianak, 21 Agustus 2021


Penulis,

Felicia Icha Pabayo


F1111171027

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

A. Judul Penelitian .......................................................................................... 1

B. Latar Belakang ......................................................................................... 1

C. Rumusan Masalah .................................................................................... 4

D. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4

E. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5

1. Manfaat Teoritis ....................................................................................... 5

2. Manfaat Praktis ........................................................................................ 6

F. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 7

G. Penjelasan Istilah ...................................................................................... 7

1. Implementasi ............................................................................................ 7

2. Pendidikan Karakter ................................................................................. 8

3. Paduan Suara ............................................................................................ 9

H. Landasan Teori ......................................................................................... 9

1. Konsep Belajar dan Pembelajaran ........................................................... 9

a. Konsep Belajar ............................................................................... 10

b. Konsep Pembelajaran ..................................................................... 11

2. Pendidikan Karakter .............................................................................. 11

3. Pendidikan Nonformal ........................................................................... 16

4. Paduan Suara ......................................................................................... 17

a. Pengertian Paduan Suara ................................................................ 17

iii
b. Pembelajaran Vokal Paduan Suara ................................................. 19

5. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 20

I. Metodologi Penelitian ................................................................................ 22

J. Teknik dan Alat Pengumpulan Data .......................................................... 26

K. Teknik Pengujian Alat Keabsahan Data ..................................................... 30

L. Teknik Analisis Data .................................................................................. 33

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 35

LAMPIRAN ......................................................................................................... 36

LAMPIRAN 1 ............................................................................................ 36

LAMPIRAN 2 ............................................................................................. 37

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting yang tidak bisa dipisahkan

dari kehidupan kita manusia. Sebagai manusia yang hidup dalam masyarakat

alangkah baiknya jika kita menyadari bahwa proses pendidikan berlangsung

seumur hidup, mulai dari peranan keluarga, sekolah, hingga berkehidupan sosial

dalam masyarakat. Menghadapi perkembangan zaman ini, tiap individu

diharapkan untuk kreatif agar mampu bersaing dengan dunia luar. Kreativitas

manusia dapat ditingkatkan melalui pembelajaran yang efektif dan dilandasi

dengan adanya pembentukan karakter yang dapat menunjukan semua potensi diri

pribadi maupun sebagai warga masyarakat melalui pendidikan formal, informal

maupun nonformal.

Adapun pengertian pendidikan formal adalah segenap bentuk pendidikan atau

pelatihan yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang, baik yang bersifat

umum maupun yang bersifat khusus. Pendidikan formal ini berupa pendidikan

persekolahan yakni dalam ragkaian pendidikan yang telah baku misalnya SD,

SMP, dan SMA. Sebagai Lembaga pendidikan yang bersifat formal, sekolah

wajib memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam menjadi warga negara.

Pendidikan informal adalah jalur pendidikan melalui keluarga dan lingkungan

bentuk kegiatan secara mandiri dimana peran keluarga dan lingkungan

masyarakat dalam pendidika informal sangat berpengaruh terhadap pembentukan


2

sikap dan perilaku seorang anak. Dalam pendidikan yang alami ini individu

mengenal bahasa yang pertama, serta kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan,

sehingga pendidikan ini akan mempengaruhi jiwa individu. Pendidikan nonformal

dimaknai dengan pendidikan bukan formal, atau pendidikan yang dilaksanakan

diluar jalur persekolahan. Dalam pasal 26 Undang-undang nomor 20 tahun 2003

menyebutkan bahwa pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi

peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan

fungsional serta pembembangan sikap dan kepribadian professional. Adapun yang

dapat dikatakan pendidikan nonformal yaitu seperti lembaga kursus, lembaga

pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, serta satuan

pendidikan yang sejenis.

Adapun tujuan dari pendidikan ialah agar individu dapat mengembangkan

segala potensi yang ada pada dirinya. Dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) dijelaskan bahwa pendidikan nasional

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggungjawab. Dari rumusan diatas dapat disimpulkan bahwa pembentukan

sikap, kepribadian, dan karakter tidak bisa lepas dalam suatu strategi

pembelajaran pada pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Sebagai

sebuah usaha bimbingan yang bertujuan untuk membangun jiwa positif individu,

dalam suatu wadah proses sosial sehingga mereka senantiasa bersikap dan

berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Mengingat


3

pentingnya pendidikan karakter, maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti

pendidikan karakter yang diimplementasikan dalam suatu pendidikan nonformal.

Pendidikan nonformal merupakan media yang dapat mewadahi pengembangan

potensi seseorang, baik secara keterampilan fungsional, serta pengembangan sikap

maupun kepribadian professional. Salah satu contoh pendidikan nonformal adalah

organisasi atau sebuah kelompok belajar yang diselenggarakan bagi masyarakat

yang memerlukan bekal pengetahuan, keterapilan, kecakapan hidup, dan sikap

untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,

dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Pendidikan nonformal yang diteliti oleh peneliti yaitu pendidikan musik

khususnya pada kelompok Paduan Suara Kerubim di Pontianak. Paduan Suara

Kerubim adalah salah satu Kelompok Paduan Suara di Kota Pontianak yang

hingga saat ini aktif berlatih untuk pelayanan di gereja, perlombaan dan tampil di

acara-acara keagamaan ataupun acara kenegaraan yang diselenggarakan di Kota

Pontianak. Paduan Suara Kerubim beranggotakan sejumlah muda-mudi dari

berbagai macam gereja yang terdapat di Kota Pontianak. Kelompok paduan suara

ini dibentuk di Kota Pontianak pada 23 November 2009. Awal terbentuknya

paduan suara ini berasal dari keinginan sejumlah muda-mudi setelah mengikuti

lomba pada Pesta Paduan Suara Gerejawi di Samarinda pada tahun 2009, untuk

melanjutkan keinginan mereka belajar vokal lebih dalam akhriya dibentuklah

Kelompok Paduan Suara Kerubim dengan pembina dan pelatihnya Bapak

Dr.Aloysius Mering.
4

Sebagai salah satu paduan suara yang aktif di Pontianak, anggota Paduan

Suara Kerubim telah banyak meraih prestasi dari berbagai kompetisi yang

diadakan , baik yang bersifat regional maupun nasional antara lain Champion

Paduan Suara Remaja Pesparawi VII Provinsi Kalimantan Barat tahun 2013,

Gold Medal Paduan Suara Remaja pada Pesparawi XI Ambon 2015, Champion

Paduan Suara Gregorian pada PESPARANI I 2018 di Ambon, Gold Medal pada

3rdWorld Virtual Choir Festival 2021 oleh Bandung Choral Paduan Suara

Kerubim juga aktif setiap tahunnya untuk mengirimkan anggotanya dalam seleksi

Paduan Suara Gita Bahana Nusantara tara ke tingkat Nasional dan pada tahun

2019 menggelar konser “A Decade of a Million Dreams” dalam rangka

memperingati 10 tahun paduan suara ini berdiri.

Prestasi diatas membuktikan bahwa Paduan Suara Kerubim sudah

menunjukan adanya proses baik yang terjadi di dalam kelompok tersebut. Hal

tersebut dapat berlangsung karena adanya karakter yang baik pula pada tiap

individu melalui aktivitas yang terdapat dalam Kelompok Paduan Suara Kerubim.

Di mana dalam proses latihan paduan suara tentunya harus memiliki strategi

latihan yang diharapkan dapat merubah dan membentuk anggota menjadi

berkarakter baik. Seperti yang disampaikan oleh seorang pengajar musik dan

pemain biola berkebangasaan Jepang, Suzuki (Gunawan, 2018:4) berpendapat

bahwa, “Mengajar musik bukan lah tujuan utama saya. Saya ingin membentuk

masyarakat yang santun dan manusia yang bermartabat. Jika seorang anak

mendengar musik yang baik sejak lahir, ia akan belajar memainkannya, ia akan

mengembangkan rasa sensitif, disiplin dan ketahanan mental, juga hati yang
5

indah.” Melalui kutipan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa dalam pendidikan

musik terdapat pembiasaan yang mempengaruhi perkembangan fisik dan mental

seseorang, hal itu dikarenaka selama proses pendidikan musik dapat

menumbuhkan karakter percaya diri, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama dan

masih banyak karakter baik lainnya.

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk menjadikan Paduan

Suara Kerubim sebagai objek, untuk meneliti terkait Implementasi pendidikan

karakter yang terjadi dalam Kelompok Paduan Suara Kerubim dengan judul

penelitian “Implementasi Pendidikan Karakter Pada Anggota dalam Proses

Latihan Paduan Suara Kerubim di Pontianak”.

Adapun karakter yang dipilih peneliti untuk diamati adalah karakter

percaya diri, bertanggung jawab, disiplin dan Kerjasama. Peneliti mengambil nilai

tersebut atas dasar observasi awal pada anggota Kelompok Paduan Suara

Kerubim, dimana sebagian besar anggota telah dapat menerapkan karakter

percaya diri dan, bertanggung jawab dalam setiap penampilan, disiplin dalam

melaksanakan latihan serta memiliki rasa toleransi dan terjalin kerjasama yang

baik antar anngota dalam membangun Kelompok Paduan Suara Kerubim.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu bagaimana implementasi pendidikan karakter pada anggota

yang terkait dalam proses latihan Paduan Suara Kerubim Pontianak?


6

C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan.

Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan implementasi

pendidikan karakter pada anggota dalam Paduan Suara Kerubim Pontianak.

D. MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka beberapa manfaat yang dapat kita

petik dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil Penilitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

atau memperkaya konsep-konsep serta teori yang berhubungan dengan

topik atau tema sentral dari suatu penelitian. Adapun manfaat teoritis

dalam rencana penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi Pembaca

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah bahan bacaan serta dapat

memberikan informasi dan data secara jelas mengenai implementasi

pendidikan karakter pada anggota dalam proses latihan Paduan Suara

Kerubim Pontianak

b. Bagi Mahasiswa Seni Musik Prodi Seni Pertunjukan Universitas

Tanjungpura

Hasil penelitian ini diharapkan pula dapat memperkuat teori-teori yang

berhubungan dengan implementasi pendidikan karakter pada anggota

dalam proses latihan Paduan Suara Kerubim Pontianak.


7

c. Bagi Universitas Tanjungpura

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dokumen akademik

maupun nonakademik yang berguna untuk dijadikan acuan bagi

civitas akademika, khususnya bagi mahasiswa/i Program Studi

Pendidikan Seni Pertunjukan serta dapat digunakan sebagai literatur

dalam penelitian lanjutan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan

peneliti khususnya tentang pendidikan karakter yang berkaitan dalam proses

latihan Paduan Suara Kerubim Pontianak dan sebagai penerapan ilmu

pengetahuan yang diperoleh selama menempuh perkuliahan di Prodi

Pendidikan Seni Pertunjukan serta untuk memenuhi syarat dalam mencapai

gelar sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Tanjungpura Pontianak.

b. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuka serta menghasilkan

pemikiran-pemikiran baru bagi peneliti yang akan menyusun rencana

penelitian mereka untuk melakukan penelitian lain seputar pendidikan

karakter.

c. Bagi Guru Seni Musik

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan atau referensi terkait

pendidikan karakter melalui proses pembelajaran seni musik.


8

d. Bagi Paduan Suara Kerubim

Hasil penelitian ini diharapkan diharapkan dapat menjadi gambaran atau

deskripsi tertulis tentang implementasi pendidikan karakter yang terdapat pada

Paduan Suara Kerubim.

e. Bagi Pelatih/ Sanggar/Kelompok Paduan Suara

Hasil penelitian ini diharapkan diharapkan dapat menjadi bahan acuan

dalam mengimplementasikan pendidikan karakter dalam latihan paduan suara.

E. Penjelasan Istilah

Penjelasan istilah dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman yang

mungkin terjadi antara penulis dengan pembaca dalam menafsirkan istilah-

istilah yang terdapat dalam judul rencana penelitian ini. Adapun istilah-istilah

yang dimaksud sebagai berikut:

1. Implementasi

Secara umum Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

berarti pelaksanaan atau penerapan. Untuk mengimpletasikan suatu gagasan

diperlukan serangkaian proses yang artinya implementasi tidak akan pernah

lepas dengan rencana suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai

tujuan tertentu. Implementasi merupakan sebuah penempatan ide, konsep,

kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan

dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan

sikap. Dunn (2003:109) menyatakan bahwa pelaksanaan atau implementasi

dari suatu kebijakan atau program merupakan rangkaian pilihan yang kurang

lebih berhubungan (termasuk keputusan untuk bertindak) yang dibuat oleh


9

badan dan pejabat pemerintah yang diformulasikan dalam bidang-bidang baik

kesehatan, kesejahteraan sosial, ekonomi, administrasi, dan lain-lain.

Implementasi merupakan aspek penting dalam keseluruhan proses kebijakan

dan merupakan suatu upaya untuk mencapai tujuan tertentu dengan sarana

dan prasarana tertentu dan dalam urutan waktu tertentu. Pada dasarnya

implementasi kebijakan adalah upaya untuk mencapai tujuan yang sudah

ditentukan melalui program-program agar dapat terpenuhi pelaksanaan

kebijakan.

2. Pendidikan Karakter

Pendidikan Karakter adalah adalah suatu usaha manusia secara sadar

dan terencana untuk mendidik dan memberdayakan potensi peserta didik

guna membangun karakter pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang

bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Pendidikan karakter adalah

suatu sistem pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai

karakter tertentu kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat komponen

pengetahuan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-

nilai tersebut. Pendidikan karakter sangat erat hubungannya dengan

pendidikan moral dimana tujuannya adalah untuk membentuk dan melatih

kemampuan individu secara terus-menerus guna penyempurnaan diri kearah

hidup yang lebih baik.

3. Paduan Suara

Paduan suara merupakan himpunan dari sejumlah penyanyi yang

dikelompokkan menurut jenis suaranya (Binsar,1988:1). “Paduan suara


10

merupakan satuan vokal yang dalam penampilannya berbagi menjadi

beberapa jalur suara, masing-masing suara sopran, alto, tenor, dan bass

(Banoe,2003:320). Berdasarkan paparan diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa paduan suara merupakan kumpulan sejumlah penyanyi dengan jenis

suara sopran, alto, tenor, dan bass.


BAB II

LANDASAN TEORI

F. Landasan Teori

1. Konsep Belajar dan Pembelajaran

Belajar dan pembelajaran adalah dua hal penting yang terdapat dalam

aktivitas pendidikan, dimana proses belajar diartikan sebagai proses perubahan

tingkah laku seseorang dalam berinteraksi dengan suatu lingkungan.

Sedangkan pembelajaran merupakan interaksi antara peserta didik dan

pendidik yang bertujuan untuk memberikan ilmu dan pengetahuan.

Perkembangan peserta didik dapat ditentukan dari proses pembelajaran dan apa

yang telah diperoleh peserta didik setelah mendapat pelajaran tersebut, baik di

lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

a. Konsep Belajar

Pengertian belajar hakikatnya merupakan komunikasi yang edukatif.

Dalam komunikasi tersebut terjalin hubungan timbal balik antara dua hal

atau lebih untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Djamarah

(2002:13) “belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk mencapai

perubahan tingkah laku sebagai pengalaman individu dalam interaksi

dalam lingkungan yang menyangkut kognitif, efektif dan psikomomotor.”

Pengertian belajar menurut Oemar Hamalik (2001: 27) adalah modifikasi

atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as

the modification or strengthening of behavior through experiencing).

Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan


12

dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan

tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu

penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.

b. Konsep Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik kepada

peserta didik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan

pengetahuan, kemahiran dalam suatu keterampilan, serta potensi

perilaku peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses

untuk membantu seseorang supaya dapat belajar dengan baik.

Bahwasannya pembelajaran memiliki arti setiap kegiatan yang disusun

untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang

baru.

Konsep pembelajaran menurut Corey dalam (Syaiful Sagala, 2011:

61) adalah “suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja

dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu

dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi

tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan”. Dapat

ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari pendidik

untuk membuat peserta didik belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah

laku pada diri pada peserta didik yang belajar, dimana perubahan tersebut
13

ditandai dengan tercipta atau berkembangnya kemampuan baru pada

peserta didik.

2. Pendidikan Karakter

a. Pengertian Pendidikan Karakter

Foerster dalam Kurniawati (2014: 15), seorang pakar pendidikan

asal Jerman disebut sebagai pencetus pendidikan karakter, mendefinisikan

karakter sebagai seperangkat nilai yang menjadi kebiasaan hidup sehingga

menjadi sifat dalam diri seseorang. Selain itu ia menyatakan “ada empat

ciri dasar pendidikan karakter. Pertama, keteraturan interior dimana setiap

tindakan diukur berdasarkan seperangkat nilai. Kedua, koherensi yang

memeberi keberanian, yang membuat seseorang teguh pada prinsip, tidak

mudah terombang ambing pada situasi. Ketiga, otonomi yang artinya

seseorang menginternalisasikan nilai-nilai dari luar sehingga menjadi nilai-

nilai pribadi, menjadi sifat yang melekat melalui keputusan bebas tanpa

paksaan dari orang lain. Keempat, keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan

merupakan daya tahan seseorang mengingin apa yang dipandang baik,

kesetiaan merupakan dasar bagi penghormatan atas komitmen yang

dipilih”.

Pendidikan karakter dalam keseharian sering dipakai untuk

menjelaskan aspek-aspek yang berkaitan dengan etika dan norma-norma.

Pembelajarannya lebih banyak disampaikan dalam bentuk konsep dan

teori tentang nilai benar (right) dan salah (wrong). Pendidikan karakter

lebih ditekankan pada pembentukan sikap agar memiliki spontanitas


14

dalam berbuat kebaikan. Di Indonesia sendiri pendidikan karakter sudah

menjadi tradisi dalam pendidikan. Dari beberapa pendidik Indonesia

modern yang dikenal, seperti R.A Kartini, Ki Hajar Dewantara,

Soekarno, Moh. Hatta, Tan Malaka, Moh. Natsir, dll, telah mencoba

menanamkan semangat pendidikan karakter sebagai pembentuk

kepribadian dan identitas bangsa sesuai dengan konteks dan situasi yang

mereka alami pada zamannya.

Mengacu pada berbagai pengertian dan definisi tentang

pendidikan dan karakter, secara sederhana dapat diartikan bahwa

pendidikan karakter adalah upaya sadar yang dilakukan seseorang atau

sekelompok orang (pendidik) untuk menginternalisasikan nilai-nilai

karakter pada seseorang yang lain (peserta didik) sebagai pencerahan

agar peserta didik mengetahui, berfikir dan bertindak secara bermoral

dalam menghadapi setiap situasi. Pendidikan karakter merupakan usaha

secara sadar yang terencana dan terancang melalui lingkungan

pembelajaran untuk tumbuh kembangnya seluruh potensi manusia yang

memiliki watak berkepribadian baik, bermoral-berakhlak, dan berefek

positif konstruktif pada alam dan masyarakat

Pendidikan karakter juga merupakan proses kegiatan yang

mengarah pada peningkatan kualitas pendidikan dan pengembangan budi

harmoni yang selalu mengajarkan, membimbing, dan membina setiap

manusia untuk memiliki kompetensi intelektual, karakter, dan

keterampilan menarik. Nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat


15

dihayati dalam penelitian ini adalah percaya diri, disiplin, bertanggung

jawab dan kerjasama.

Pada dasarnya Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan

mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada

pencapaian pembentukan karakter atau akhlak mulia setiap individu

secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar yang diingankan oleh

suatu kelompok. Melalui pendidikan karakter diharapkan individu dapat

secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya,

mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai nilai

karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

b. Tujuan Pendidikan Karakter

Pada dasarnya pendidikan karakter ialah pemberian pandangan

terhadap nilai-nilai kehidupan seperti kejujuran, kedisiplinan, kepedulian,

dan tanggung jawab. Pendidikan karakter juga berarti pendidikan budi

pekerti, pendidikan watak, pendidikan moral yang bertujuan untuk

mengembangkan kemampuan peserta didik untuk mengambil keputusan

baik atau buruk, keteladanan, memelihara apa yang baik dan

mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan karakter juga berarti pendidikan akhlak yang berkaitan

erat dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pendidikan

karakter melakukan pendekatan unsur mendalam dari pengetahuan,

perasaan, dan tindakan. Hal ini sesuai dengan Tujuan Pendidikan

Nasional Pasal 1 Undang-Undang Sikdiknas tahun 2003 menyatakan


16

bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi

peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia.

c. Nilai-nilai dalam Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah sebuah usaha menanamkan kebiasaan-

kebiasaan yang baik pada seseorang pada keadaan tertentu. Pendidikan

karakter mencakup berbagai aspek dari nilai-nilai kehidupan. Hal ini

selaras dengan pendapat Lickona dalam (Dalmeri, 2014) yakni bahwa

pendidikan karakter diarahkan pada pembentukan etika tertentu seperti

kejujuran, kepedulian, keberanian, menghormati dan kerja sama.

Pendidikan karakter merupakan suatu proses kegiatan untuk membantu

peserta didik memahami dan mengimplementasikan moral di dalam

perilaku keseharian mereka. Sehingga dengan pengetahuan tersebut,

peserta didik dapat memahami akan hakikat nilai-nilai moral pada

kehidupan dan dapat melaksanakannya.

Pendidikan karakter menurut Amri, Sofan dkk. (2011: 5), berpijak

pada karakter dasar manusia yang mencakup nilai moral universal dan

bersumber pada nilai nilai agama. Nilai-nilai karakter dasar manusia

meliputi nilai cinta kepada Tuhan, tanggung jawab, jujur, hormat, santun,

kasih sayang, peduli, kerjasama, percaya diri, kreatif, kerja keras, keadilan,

kepemimpinan, rendah hati, toleransi, dan cinta persatuan. Nilai-nilai dasar

karakter manusia tersebut dapat dikembangkan menjadi lebih banyak lagi

menyesuaikan kondisi pada suatu lingkungan. Terdapat berbagai macam

nilai karakter yang dirasa penting untuk diimplementasikan. Hal ini selaras
17

dengan pendapat Gede Raka bahwa” Indonesia memeliki lima jenis nilai

karakter yang sangat penting dan mendesak untuk dibangun dan dikuatkan

sekarang ini, antara lain: kejujuran, kepercayaan diri, apresiasi

kebhinekaan, semangat belajar dan semangat kerja (Muhammad

Japar,Implementasi Pendidikan Karakter 2018:8)

Sejalan dengan pendapat tersebut dapat dilihat bahwa nilai-nilai dalam

pendidikan karakter dapat diintergrasikan pada semua hal termasuk dalam

pendidikan seni musik. Melalui proses pembelajaran musik yang terarah,

secara tidak langsung dapat membantu mencerdaskan kehidupan,

mengembangkan karakter manusia yang berbudaya serta

membantukeseimbangan otak kanan dan kiri pada seseorang.

(keseimbangan akal, pikiran, dan nuraninya).Adapun nilai-nilai pada

karakter yang didapatkan dalam pendidikan seni musik itu sendiri

mencakup konsep dan pentingnya seni musik, unsur-unsur seperti: melodi,

irama, birama, tangga nada dan ekspresi (tempo dan dinamik). Salah satu

bentuk pendidikan musik terdapat pada paduan suara. Salah satu cara

untuk membentuk karakter pada paduan suara adalah dengan menyanyikan

lagu-lagu nasional, hal tersebut berkaitan karena melalui lagu-lagu

tersebut terdapat nilai-nilai positif dan pesan moral di dalamnya. Nilai

moral yang disisipkan dalam lirik lagu nasional mengandung semangat

nasionalisme yang dapat menjadi modal dasar pembentukan karakter.

Berdasarkan hal yang telah dipaparkan di atas mengenai nilai-nilai

pendidikan karakter, maka dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan


18

karakter yang diimplementasikan kepada peserta didik akan mampu

membuat mereka bersikap dan bertindak sesuai dengan aturan dan norma

yang berlaku di lingkungan sekitar.

Menurut Creasy, pendidikan karakter adalah upaya mendorong

peserta didik tumbuh dan berkembang dengan kompetensi berpikir dan

berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral dalam hidupnya serta

mempunyai keberanian melakukan yang benar, meskipun dihadapkan pada

berbagai tantangan. Untuk itu, penekanan pendidikan karakter tidak

terbatas pada transfer ilmu pengetahuan tentang nilai-nilai yang baik, akan

tetapi lebih dari itu yakni dengan menjangkau pada bagaimana menjadikan

nilai-nilai tersebut tertanan dan menyatu dalam totalitas pikiran serta

tindakan.

Karakter bertujuan membentuk karakter peserta didik, upaya

penerapan pendidikan karakter harus bisa mengimplementasikan nilai

karakter dalam suatu kelompok paduan suara. Adapun pendidikan

karakter yang dilihat dan menjadi fokus dalam penelitian ini ialah karakter

percaya diri, disiplin, bertanggung jawab dan Kerjasama. Berdasarkan

penjelasan di atas dapat dijabarkan secara rinci bagaimana pendidikan

karakter dalam membentuk karakter peserta didik dengan indikator-

indikator di bawah ini Nilai-nilai pendidikan karakter menurut Drs. Anas

Salaludin (2013:) pada umumnya berpedoman pada 18 indikator nilai

karakter yaitu :
19

1. Religius, yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam

melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap

pelaksaan ibadah agama lain dan rukun dengan pemeluk agama

lain.

2. Jujur, yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan

dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam

perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan

agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang

berbeda dari dirinya.

4. Disiplin, yaitu, tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan

patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kerja keras, yaitu perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-

sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta

menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

6. Kreatif, yaitu berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan

cara atau hasil baru dari suatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri, yaitu sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung

pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8. Demokrasi, yaitu cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang

menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.


20

9. Rasaingintahu,yaitusikapdantindakanyangselaluberupauyauntuk

mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang

dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10. Semangat kebangsaan, yaitu cara berfikir, bertindak dan

berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara

diatas kepentingan diri dan kelompoknya.

11. Cinta Tanah Air, yaitu cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang

menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi

terhadap bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

kelompokknya

12. Menghargai Prestasi, yaitu sikap dan tindakan yang

mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna

bagi masyarakat,dan mengakui, serta menghormati

keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat/komunikatif, yaitu tindakan yang memperlihatkan

rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang

lain.

14. Cinta damai, yaitu sikap, perkataan, dan tindakan yang

menyebabkanorang lain merasa senang dan aman atas

kehadiran dirinya.

15. Gemar membaca, yaitu kebiasaan menyediakan waktu untuk

membaca berbagai bacaanyang memberikan kebajikan bagi

dirinya.
21

16. Peduli lingkungan, yaitu sikap dan tindakan yang selalu

berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya,

dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan

alam yang telah terjadi.

17. Peduli sosial, yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin

memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang

membutuhkan.

18. Tanggung Jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia

lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,

sosial, dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.

3. Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal memiliki karakteristik yang berbeda dengan

pendidikan formal. Pendidikan nonformal ini memiliki ciri:

1) Paket pendidikannya berjangka pendek

2) Setiap program pendidikan merupakan suatu paket yang sangat spesifik

dan biasanya lahir dari kebutuhan yang sangat dirasakan keperluannya

3) Persyaratan enrolmentnya/pendaftarnya lebih fleksibel baik dalam hal

usia maupun tingkat kemampuannya

4) Persyaratan unsur-unsur pengelolaannya juga fleksibel

5) Sekuensi/takaran materi pelajaran atau latihannya relatif lebih luwes,

tidak kaku dalam jenjang kronologisnya


22

6) Perolehan dan keberartian nilai kredensialnya tidak terstandar Dari ciri-

ciri tersebut maka pendidikan nonformal dapat dikatakan relatif lebih

luwes, fleksibel, dan program penyelenggaraannya berjangka pendek

dibandiingkan dengan pendidikan formal. Contoh nyatanya adalah

lembaga kursus yang berkembang di lingkungan masyarakat seperti kursus

menjahit, bahasa asing, komputer, dll.

Pendidikan nonformal adalah kegiatan terorganisasi dan

cukup sistematis, kegiatan ini berlangsung di luar sistem persekolahan,

akan tetapi dilakukan secara mandiri dan merupakan bagian penting dari

kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta

didik tertentu di dalam mencapai suatu keahlian tertentu. Pendidikan

nonformal tidak identik dengan pendidikan formal maupun pendidikan

informal.Pendidikan nonformal memiliki tujuan dan kegiatan yang

terorganisasi, diselenggarakan di lingkungan masyarakat dan Lembaga-

lembaga, untuk melayani kebutuhan belajar khusus pada peserta didik.

4. Paduan Suara

a. Pengertian Paduan Suara

Paduan suara merupakan penyajian musik vokal yang terdiri atas

15 orang atau lebih (Pramayuda, 2010:63), dapat juga dikatakan bahwa

paduan suara merupakan sekolompok orang yang dapat memadukan

berbagai warna suara menjadi satu kesatuan yang utuh dan dapat

menampilkan jiwa lagu yang dibawakan. Paduan suara merupakan satuan


23

vokal yang dalam penampilannya berbagi menjadi beberapa jalur suara,

masing-masing suara sopran, alto, tenor dan bass. (Banoe, 2003: 320).

Kesalarasan yang terjadi dalam suatu kelompok paduan suara

tentunya berasal dari berbagai macam jenis dan karakter suara yang

berbeda-beda. Antara lain jenis suara soprano, adalah jenis suara

perempuan yang mempunyai jangkauan suara paling tinggi dari jenis suara

lainnya. Berdasarkan pemaparan (Okatara, 2014: 104) dalam bahasa Italia

soprano yang artinya melampaui, sedangkan dalam Bahasa Latin supra

memiliki arti super. Selain sopran juga ada yang disebut dengan

mezzosopran yang berarti suara sedang wanita atau lebih dikenal dengan

pertengahan sopran. Jenis suara sopran umumnya memiliki range nada c1

sampai degan a2. Dengan melakukan latihan rutin, tingkat ambitus tersebut

kemungkinan dapat ditingkatkan. Biasanya dalam kelompok paduan suara

sopran dibagi atas dua, yaitu soprano dan mezzosoprano atau yang biasa

ditulis dengan Sopran 1 dan Sopran 2. Jenis suara lainnya ialah Alto, alto

merupakan jenis suara rendah wanita, hal ini sesuai dengan apa yang

dikemukakan Simanungkalit (2008: 51) bahwa dalam paduan suara, alto

juga disebut dengan contra alto, yaitu ambitus suara perempuan paling

rendah, dan berkarakter berat.

Umumnya jenis suara alto memiliki range yaitu antara nada f

sampai dengan c2. Jenis suara lainnya ialah tenor. Tenor merupakan jenis

suara tertinggi dalam kelompok laki-laki, Tenor merupakan suara yang

berada di 1 oktaf dibawah suara soprano. Pada umumnya jenis suara tenor
24

mempunyai rentang ambitus dari nada c sampai g1. Jenis suara tenor ini

adalah jenis suara yang mengimbangi jenis suara soprano. Jenis suara bass,

yaitu jenis suara terendah dari semua jenis suara dalam paduan suara.

Suara bass ini terbagi atas beberapa jenis, yaitu bass buffo, bas profondo,

bass baritone dan bass cantante (Okatara, 2011:103). Sifat dari jenis suara

bass yang sangat rendah ini sering disebut sebagai fondasi, atau landasan

dari garis-garis harmoni.

Menurut Tim Pusat Musik Liturgi (2009: 5), bahwa kelompok

paduan suara dapat dikategorikan berdasarkan jenis suara yang terdapat di

dalam paduan suara tersebut. Yaitu : Paduan suara campuran, yaitu dengan

suara wanita dan suara pria. Jenis ini mungkin merupakan yang paling

lazim, biasanya terdiri atas suara Sopran, Alto, Tenor, Bas, dan sering

disingkat sebagai SATB. Namun, ada juga jenis suara lain seperti Bariton,

dimana Bariton merupakan suara Bas yang tinggi, dibawah Tenor.

1. Paduan suara wanita, biasanya terdiri atas jenis suara Sopran dan Alto

yang masing-masing dibagi dua. Namun, seperti suara pria, suara wanita

juga dibagi menjadi 3, satu lagi yaitu Mezzo Sopran.

2. Paduan suara pria, biasanya terdiri atas tiga bagian Tenor, Bariton, Bass.

Jenis lain paduan suara pria adalah paduan suara yang terdiri atas suara

SATB seperti pada paduan suara campuran namun bagian Sopran

dinyanyikan oleh anak-anak laki-laki (sering disebut treble) dan bagian

Alto dinyanyikan oleh pria (dengan teknik falsetto, sering disebut

kontratenor).
25

b. Pembelajaran Vokal Paduan Suara

Paduan suara adalah salah satu contoh musik dengan bentuk penyajian

vokal yang dibunyikan sekelompok orang baik dalam satu suara unisono

atau lebih dari satu suara. Hal tersebut membuat suatu kelompok paduan

suara memiliki ikatan dan tujuan tertentu terutama tanggung jawab bersama

untuk meningkatkan kualitas paduan suara tersebut. Menurut Raharjo dalam

(Kris 2009:12) ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses

pembelajaran paduan suara yakni: keterpaduan suara (blend), dan

keseimbangan (balance). Dalam paduan suara, faktor keterpaduan meliputi

adanya keterpaduan suara atau vokal, dan interpretasi pada suatu lagu.

Dapat dikatakan adanya keterpaduan, jika setiap anggota dapat memadukan

suara masing-masing dengan mutu dan kualitas yang diinginkan. Selain itu

dapat dikatakan keterpaduan jika setiap anggota dapat dan menginterpretasi

suatu lagu berdasarkan tafsiran yang diinginkan atau ditentukan dalam

paduan suara tersebut. Dengan demikian ekspresi dan penyampaian makna

suatu lagu dapat ditampilkan dengan baik. Sedangkan yang dimaksudkan

keseimbangan (balance) pada suatu paduan suara ialah anggota dapat

menyeimbangkan kekuatan atau mutu suara pada masing-masing kelompok,

sehingga akan tercapai keseimbangan pada volume suara, tempo, dinamik

dan ekspresi pada saat menyanyikan suatu lagu.

Penyajian paduan suara ialah dengan memperlihatkan adanya

melodi, irama, harmoni dari setiap kelompok suara serta unsur-unsur


26

musik lainnya. Dengan demikian suatu paduan suara dapat

mengkomunikasikan ide dan perasaan kepada pendengar dengan baik.

2. Penelitian yang relevan

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil dari salah satu referensi

yang menjadi acuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian kualitatif

tentang implementasi pendidikan karakter pada anggota dalam Kelompok

Paduan Suara Kerubim Pontianak. Penelitian relevan dengan rencana

penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian Gunawan di tahun 2018

dengan judul “Implementasi Pendidikan Karakter pada Anak dalam

Kegiatan Belajar Vokal Group di Sekolah Indonesian Art Voices”.

Dalam peneltian ini terdapat beberapa persamaan dari penelitian ini

dengan penelitian Gunawan di tahun 2018 yakni sama-samaMembahas

tentang implementasi pendidikan karakter terhadap suatu kelompok musik

dan sama-sama menggunakan metode pendekatan kualitatif dan deskriptif

kualitatif. Sedangkan perbedaan yang terdapat dari penelitian ini dengan

penelitian Gunawan di tahun 2018 antara lain ialah pada penelitian milik

Gunawan meneliti Vokal Group pada Sekolah Indonesian Art Voices,

sedangkan pada rencana penelitian ini penulis meneliti Kelompok Paduan

Suara Kerubim Pontianak kemudian pada peneltianmilik Gunawan memilih

implementasi pendidikan karakter khususnya sikap percaya diri, sikap

toleransi,dan mampu bekerjasama dengan teman pada anak. Sedangkan

pada rencana penelitian ini, penulis menekankan pada sikap percaya diri,

konsisten, dan mampu bekerja sama terhadap sesame anggota paduan suara.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian deskriptif. Bogdan dan Biklen (dalam

Sugiyono,2016:7) mengatakan bahwa metode penelitian deskriptif adalah

data yang terkumpul berbentukkata-kata atau gambar,sehingga tidak

menekankan pada angka. Data yang terkumpul setelah dianalisis

selanjutnya dideskripsikan sehingga mudah dipahami oleh orang lain.

Alasan menggunakan metode deskriptif adalah bertujuan untuk

mengetahui dan mendeskripsikan implementasi pendididkan karakter

pada anggota dalam proses latihan Paduan Suara Kerubim Pontianak dan

dapat ditafsirkan dengan data sesuai dengan fakta, keadaan, dan

fenomena pada saat penelitian berlangsung dan dengan menyajikan apa

adanya. Dalam hal ini peneliti berusaha untuk mengambil data tanpa

memanipulasi atau merekayasa suatu situasi. Upaya untuk memperoleh

data yang valid dilakukan untuk menggali informasi setuntas mungkin

dan mengambil data sesuai fokus kajian. Hasil data disusun dalam bentuk

deskriptif kemudian peneliti menarik kesimpulan. Penggalian informasi

secara mendalam, menyeluruh dan lengkap dari masing-masing objek

penelitian akan memberikan hasil penelitian kualitatif.


36

2. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif

dan cenderung menggunakan perpespektif subjek. Proses dan makna

(perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori

dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian tidak terpecah. Serta

informasi-informasi dari narasumber nantinya akan membantu mengkaji

tentang implementasi pendidikan karakter pada anggota dalam proses latihan

Paduan Suara Kerubim Pontianak.

Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik

karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah dan pada objek

yang alamiah. Objek yang alamiah adalah objek yang berkembang apa

adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu

mempengaruhi dinamika pada objek tersebut (Sugiyono,2016:14-15). Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk kualitatif karena ingin

menggambarkan secara objektif, mengumpulkan data-data kemudian di

analisis dan di deskripsikan mengenai implementasi pendidikan karakter pada

anggota dalam Kelompok Paduan Suara Kerubim di Pontianak.

Pada penelitian ini, peneliti mengambil gagasan Bogdan dan Biklen

(2014;30) yang berpendapat bahwa penelitian kualitatif memiliki

karakteristik sebagai berikut :

1) Penelitian kualitatif menggunakan latar alami sebagai sumber data

langsung dan penulis sendiri sebagai instrumen kunci.

2) Penelitian kualitatif bersifat deskriptif


37

3) Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil

4) Analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara

induktif.

5) Penelitian kualitatif bersensikan pada makna.

3. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif, mengingat metode penelitian yang digunakan

untuk mendeskripsikan tentang eksistensi Kelompok Paduan Suara

Kerubim di Kota Pontianak adalah metode deskriftif analisis, maka

dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti akan mendapatkan

sumber data baik secara lisan maupun tulisan berdasarkan dari subjek

penelitian, agar dapat ditangkap makna yang tersirat dalam dokumen atau

bendanya. Selain dari itu peneliti beranggapan bahwa metode pendekatan

yang paling tepat dalam rencana penelitian ini adalah metode pendekatan

kualitatif, seperti yang dikatakan oleh Sugiyono (2016;29) beliau

memaparkan bahwa metode pendekatan kualitatif adalah metode

penelitian berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci

pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan

snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

makna daripada generalisasi.


38

Dengan pendekatan kualitatif ini, peneliti berusaha mendeskripsikan

tentang implementasi pada Anggota dalam Kelompok Paduan Suara

Kerubim.

3.Data dan Sumber Data Penelitian

a. Data

Bentuk data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

informasi mengenai implementasi pendidikan karakter mencakup strategi

pada proses yang dilakukan selama latihan paduan suara oleh berapa anggota

yang masih aktif berkecimpung dalam Kelompok Paduan Suara Kerubim

Pontianak dan pembina Kelompok Paduan Suara Kerubim Pontianak.

b.Sumber Data

Sumber utama data dalam penelitian ini adalah narasumber dalam bentuk

kata-kata dan tindakan. Berkaitan dengan itu, sumber data dalam rencana

penelitian ini adalah hasil wawancara dengan pembina dan beberapa anggota

Paduan Suara Kerubim yang bertujuan untuk memperoleh nilai-nilai yang ada

pada kegiatan latihan paduan suara, pelaksanaan kegiatan latihan yang juga

meliputi faktor pendukung dan faktor penghambat pada proses latihan paduan

suara, evaluasi dan dampak dari proses latihan paduan suara yang

berhubungan dengan pendidikan karakter pada anggota paduan suara dalam

membangun sikap percaya diri, konsisten dan mampu bekerja sama terhadap

sesama anggota. Adapun narasumber pada rencana penelitian ini antara lain :
39

1) Dr. Aloysius Mering,M.Pd

Dr.Aloysius Mering, M.Pd merupakan pembina Pembina Paduan Suara

Kerubim Pontianak, beliau akan menjadi responden primer yang akan

dijadikan objek observasi dan wawancara mengenai sikap dan kemampuan

anggota dalam proses latihan.

2) Novia Angelica

Novia Angelica merupakan pendamping pelatih dalam Kelompok Paduan

Suara Kerubim Pontianak. Beliau menjadi responden sekunder yang akan

dijadikan sumber informasi mengenai sikap dan kemampuan serta melihat

kendala yang terjadi dalam proses latihan, dan akan menjadi tambahan

yang dapat mendukung informasi yang diperoleh dari responden primer.

3) Monika Prisila

Monika Prisila merupakan salah satu pengurus dan anggota aktif dalam

Paduan Suara Kerubim yang akan menjadi informan mengenai cara berlatih

setiap anggota Padua Suara Kerubim dan bagaimana pelatih memberikan

metode latihan pada anggota.

4) Aurelian Gianly

Aurelian Gianly adalah salah satu anggota aktif Paduan Suara Kerubim

yang akan menjadi responden untuk mengetahui kebutuhan setiap anggota

dalam proses latihan paduan suara, dan metode latihan seperti apa yang

anggota harapkan untuk meningkatkan kemampuannya.

4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

a. Teknik Pengumpulan Data


40

Pengumpulan data diperlukan untuk membantu dalam mengumpulkan

data-data yang diperlukan bagi penulis. Pengumpulan data tidak lain dari

suatu proses pengadaan data primer untukkeperluan penelitian. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data maka, peneliti tidak akan mendapatkan

data yang memenuhi standar yang ditetapkan” (Sugiono:308). Berdasarkan

dari penjelasan di atas dan dari apa yang telah dipaparkan sebelumnya dalam

instrumen penelitian, bahwa instrumen penelitian yang digunakan dalam

rencana penelitian ini adalah studi literatur/studi pustaka, pedoman

wawancara dan pedoman observasi. Maka teknik pengumpulan data yang

dilakukan dalam rencana penelitian adalah sebagai berikut :

1). Teknik Observasi

Observasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke

lapangan untuk meneliti objek penelitian. Dengan observasi, data yang

diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat

mana perkembangan dari objek yang diteliti. Teknik observasi ini

dimaksudkan peneliti untuk memperoleh data tentang implementasi

pendidikan karakter pada anggota dalam proses latihan Paduan Suara

Kerubim Pontianak. Hal yang diamati adalah tentang bagaimana pelatih

mengimplementasikan pendidikan karakter melalui latihan paduan suara

khususnya sikap percaya diri, disiplin, bertanggung jawab dan dapat bekerja

sama dengan sesama anggota. Adapun observasi pertama yang dilakukan

oleh peneliti terhadap penelitian ini yaitu pada latihan paduan suara
41

Kerubim pada Kamis 12 Agustus 2021, Kamis 20 Agustus 2021, Kamis, 27

Agustus 2021 dan Kamis,9 September 2021.

a) Teknik Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi tentang objek

yang diteliti yaitu berhubungan langsung secara lisan dan tatap muka

dengan sumber data/objek penelitian. Jenis-jenis wawancara meliputi

wawancara oleh tim panel, wawancara tertutup dan terbuka, wawancara

riwayat secara lisan, serta wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

Proses wawancara yang dilakukan berjalan secara informal. Peneliti

sengaja menciptakan suasana demikian agar proses tanya jawab yang

dilakukan dapat berjalan secara santai dan terbuka sehingga tidak kaku

karena hal tersebut akan membuat narasumber merasa nyaman ketika di

wawancarai. Namun Peneliti tetap memberikan batasan keadaan informal

dan batasan dalam hal pembicaraan dengan tujuan agar data yang akan

didapatkan tetap mengarah pada bahasan penelitian dan proses wawancara

dapat berjalan secara efektif.

Untuk mendapatkan informasi mengenai objek yang diteliti

b) Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi menurut (Sugiyono, 2019:203) dokumen

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk

tulisan, gambar atau karya-karya monumentel dari seseorang. Dari

penjelasan di atas maka peneliti mencari hasil dokumen yang telah lalu

yang berkaitan dengan masalah penelitian, yaitu tinjauan tentang


42

implementasi pendidikan karakter pada anggota dalam proses latihan

paduan suara Kerubim di Pontianak dipelajari lebih lanjut. Data tersebut

berupa foto proses latihan paduan suara.

Adapun dokumen yang akan dilampirkan dalam penelitian ini adalah

sertifikat penghargaan/ piagam yang diraih oleh Paduan Suara Kerubim,

1. Alat Pengumpul Data

Dalam rencana penelitian ini yang akan menjadi alat utama adalah

penulis sendiri. Penulis merupakan instrument kunci, artinya dalam

rencana penelitian ini yang menjadi peran utama mengumpulkan seluruh

data. Penulis berkedudukan sebagai instrumen utama yang bertugas

sebagai perencana, pelaksana, penguji keabsahan data, penganalisis,dan

pelopor hasil penulis juga akan menggunakan instrumen pembantu sebagai

alat bantu pada rencana penelitian ini. Adapun instrumen-instrumen alat

pengumpul data tersebut adalah sebagai berikut:

a) Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan lembar kerja yang berfungsi untuk

mengumpulkan data yang berisi petunjuk untuk melakukan observasi

dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang akan

berlangsung agar mempermudah penulis pada saat pengambilan data

nantinya.

b) Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara adalah lembar kerja yang berisi sejumlah

pertanyaan penulis untuk diajukan kepada narasumber. Tujuan pada


43

wawancara ini, penulis ingin memperoleh tentang implementasi

pendidikan karakter pada anggota dalam proses latihan Paduan Suara

Kerubim Pontianak.

c) Kamera, voice recorder dan buku catatan

Dalam kegiatan dokumentasi peneliti menggunakan beberapa alat

pengumpul data seperti camera handphone,voice recorder, dan buku catatan

untuk mendokumentasikan kegiatan dan mencatat tuturan narasumber.

L. Teknik Pengujian Keabsahan Data

1. Teknik Keabsaahan Data

Teknik pengecekan keabsahan data diperlukan untuk mengetahui data

yang telah dikumpulkan penulis agar dapat dipastikan kebenarannya yang

merujuk pada kesahihan (validitas) dan keandalan (kreadibilitas) data yang

diperoleh. Uji kreadibilitas adalah data atau kepercayaan terhadap data hasil

penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,

peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman

sejawat, analisis kasus negative dan membercheck (Sugiyono, 2010:201).

Adapun teknik pengujian keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik perpanjangan pengamatan triangulasi.

2. Perpanjang Pengamatan

Menurut Sugiyono (2007) menambahkan bahwa perpanjangan

pengamatan ini kembali ke lapangan melakukan untuk mengecek kembali

apakah data yang telah diberikan oleh sumber data selama ini merupakan data

yang sudah benar atau tidak. Bila tidak benar, maka penulis melakukan
44

pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam, sehingga diperoleh data yang

pasti kebenarannya. Untuk membuktikan apakah penulis itu melakukan uji

kredibilitas melalui perpanjangan pengamatan atau tidak, maka akan lebih

baik jika dibuktikan dengan surat keterangan perpanjangan yang dilampirkan

dalam laporan penelitian.

Tujuan perpanjangan ini agar penulis memperoleh data yang lebih jelas

serta mempererat hubungan antara penulis dan narasumber sehingga terjalin

hubungan yang baik, hubungan terbuka, dan saling mempercayai agar tidak

ada informasi-informasi yang dirahasiakan oleh narasumber. Dengan adanya

perpanjangan pengamatan ini penulis akan kembali kelokasi penelitian untuk

mengecek lagi dan memastikan secara intensif mengenai informasi dan data-

data tentang implementasi pendidikan karakter pada anggota dalam proses

latihan Paduan Suara Kerubim Pontianak.

3. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini merupakan teknik

pengumpulan data dari berbagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan data dari berbagai teknik data dan sumber yang ada. Wiliam

Wiersma dalam Sugiyono (2013:372) “Triangulation is qualitative crass-

validation. It assesses the sufficiency of the data according to the

convergence of multiple data sources or multiple data collection procedures”.

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan

data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu dan

penulis hanya menggunakan triangulasi sumber.


45

Menurut Sugiyono (2012:274), menyatakan "triangulasi sumber untuk

menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui beberapa sumber”. Selanjutnya data-data tersebut dianalisis

oleh penulis dan menghasilkan kesimpulan data dan selanjutnya dimintai

kesepakatan. Triangulasi sumber penulis lakukan dengan cara sebagaiberikut:

a. Penulis mengecek hasil wawancara pada narasumber satu dengan

narasumber dua.

b. Membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang terkait

membahas tentang implementasi pendidikan karakter pada anggota

dalam proses latihan Paduan Suara Kerubim Pontianak.

c. Membandingkan hasil data-data lain yang berhubungan dengan

implementasi pendidikan karakter pada anggota dalam proses latihan

Paduan Suara Kerubim Pontianak.

d. Membandingkan pendapat antara narasumber utama dengan narasumber

lainnya yang ditemui pada saat penelitian.

Narasumber 1

Narasumber 2
Wawancara

Narasumber 3

Gambar 2. Triangulasi
(Sumber: satu data pada bermacam-macam sumber data N1,N2,N3
Sugiyono,2014:242)
46

M. Teknik Analisis Data

Data-data yang didapatkan dari rencana penelitian ini dianalisis

menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif, dan mengkaji

tentang implementasi pendidikan karakter pada anggota dalam proses latihan

Paduan Suara Kerubim Pontianak.

Analisis data dalam rencana penelitian ini dilakukan selama dan setelah

penelitian berlangsung. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data yang

akurat untuk dikelompokan sesuai permasalahan masing-masing sehingga

laporan ini lebih mudah dikerjakan, terarah dan sistematis. Analisis terbagi

menjadi tiga tenik, yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal pokok, menfokuskan pada

hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang data yang tidak

digunakan. Dengan demikian, data yang telah reduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas dan mempermudah penulis untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya (Sugiyono,2009:338).

Langkah pertama penulis mengumpulkan data observasi, wawancara dan

dokumentasi dengan mencatat hasil survey lapangan. Langkah kedua penulis

menyeleksi data yang sudah terkumpul kemudian dikelompokkan. Langkah

ketiga penulis menfokuskan dengan data yang dibutuhkan dan berusaha

melengkapinya. Langkah keempat penulis melakukan penyederhanaan dengan

cara menguraikan data sesuai dengan kefokusan masalah penelitian kedalam

pembahasan.
47

2. Klarifikasi Data

Klarifikasi data adalah usaha merangkum inti dari seluruh data, proses

dan pertanyaan-pertanyaan tentang implementasi pendidikan karakter pada

anggota dalam proses latihan Paduan Suara Kerubim di Pontianak, kemudian

dikategorikan kedalam satuan- satuan atau memilih data tersebut kedalam

bagian-bagian yang memiliki kesamaan.

3. Display Data

Display data dalam analisis kualitatif meliputi langkah-langkah

mengorganisasikan data, yakni mejalin data yang satu dengan kelompok data

yang lain,sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar terlibat dalam

satu kesatuan yang utuh. Menurut Pawito (dalam Ibrahim, 2015:110) hal ini

penting disadari mengingatkan karakter data kualitatif yang menggunakan

display data agar prespektifnya lebih beragam dan bertumpuk. Penulis

memperoleh data secara menyeluruh mengenai implementasi pendidikan

karakter pada anggota dalam proses latihan Paduan Suara Kerubim di

Pontianak. Penulis kemudian mencari kaitan antara satu dengan yang lain,

dan disusun secara berurutan.

4. Menarik Kesimpulan/ Verifikasi

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru

yang sebenarnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu objek yang sebelumnya masih buram atau tidak jelas,

sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Menarik kesimpulan merupakan

langkah terakhir yang dilakukan setelah seluruh proses analisis data telah
48

selesai dilakukan, sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan yang tepat dari

hasil penelitian yang dilakukan. Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah

dilakukan yakni diketahuinya bagaimana implementasi pendidikan karakter

pada anggota dalam proses latihan Paduan Suara Kerubim di Pontianak.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Paduan Suara Kerubim merupakan salah satu wadah pengembangan

bakat khususnya pada bidang seni suara, Paduan Suara Kerubim telah memiliki

banyak prestasi diantaranya Gold Medal Paduan Suara Remaja Pesparawi VII

Provinsi Kalimantan Barat tahun 2013, Gold Medal Paduan Suara Remaja pada

Pesparawi XI Ambon 2015, Champion Paduan Suara Gregorian pada

PESPARANI I 2018 di Ambon, dan Gold Medal kategori Sacred Music Bandung

Choral World Virtual Choir Festival 2021. Prestasi yang telah dicapai oleh

Paduan Suara Kerubim menunjukan adanya kualitas dari kelompok ini. Tentunya

dalam membangun kualitas pada kelompok ini, diperlukan adanya strategi

pembelajaran yang berkaitan erat dengan pembentukan karakter, baik pada setiap

anggotanya maupun karakter secara berkelompok.

Seperti yang telah terpapar pada latar belakang yaitu penelitian ini

didasari oleh suatu strategi pembelajaran dalam pendidikan yang erat kaitannya

dengan pembentukan sikap, kepribadian, dan karakter maka implementasi

pendidikan karakter dalam kelompok Paduan Suara Kerubim tentunya memiliki

pengaruh besar dalam bertumbuh kembangnya paduan suara ini. Kegiatan yang

selama ini diselenggarakan oleh PaduanSuara Kerubim juga merupakan salah satu

media yang potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu setiap

anggota. Melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam Paduan Suara

49
50

Kerubim diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab

sosial, serta potensi dan prestasi kelompok Paduan Suara Kerubim.

Pada bab hasil penelitian dan pembahasan ini, peneliti menguraikan

berbagai hal mengenai hasil wawancara serta observasi yang dilakukan pada

bulan Agustus 2021 Setelah peneliti melakukan penelitian tentang judul tersebut,

dapat dipaparkan temuan penelitian sebagai berikut.

A. Lokasi Penelitian

Penelitian membahas tentang implementasi pendidikan karakter pada

paduan suara Kerubim, yang bertempat di kediaman Bapak Aloysius Mering

M.Pd di Jalan Nyi Ageng Serang no 97 Pontianak Timur, yang merupakan tempat

berkumpul dan berlatih Paduan Suara Kerubim. Dan Juga Bapak Aloysius Mering

merupakan narasumber yang berlaku sebagai pembina Paduan Suara Kerubim,

serta beliau pun juga mengimplementasikan pendidikan karakter pada Paduan

Suara Kerubim.

B. Karakter Seni Musik

Istilah karakter kerap kali dihubungkan dengan istilah etika, ahlak, dan atau

nilai yang berkaitan dengan moral perilaku. Oleh karena itu pendidikan karakter

secara lebih luas dapat dikatakan sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai

budaya dan karkter bangsa pada setiap individu sehingga memiliki nilai dan

karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam

kehidupan sebagai anggota masyarakat, dan warga negara yang religius,

nasionalis, produktif, dan kreatif. Karakter yang baik berkaitan dengan


51

mengetahui yang baik (knowing the good), mencintai yang baik (loving the good),

dan melakukan yang baik (acting the good). Ketiga karakter ideal ini berkaitan

erat dengan satu sama lain. Seseorang bertumbuh dalam dorongan-dorongan yang

terdapat dalam dirinya yang memungkinkan dapat memerintahkan atau menguasai

akal sehatnya. Maka, efek yang mengiringi pola pengasuhan dan pendidikan

seseorang akan dapat mengarahkan kecenderungan, perasaan,dan nafsu besar

menjadi beriringan secara harmoni atas bimbingan akal dan juga ajaran

Dalam pendidikan seni musik, pembelajaran yang diterapkan lebih

menekankan pada pemberian pengalaman seni musik, yang pada akhirnya akan

melahirkan kemampuan seseorang untuk memanfaatkan seni musik pada

kehidupan sehari-hari. Pendidikan Seni musik diberikan secara formal maupun

nonformal karena adanya keunikan, makna dan manfaat terhadap kebutuhan

perkembangan individu yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam

bentuk kegiatan berekspresi, berkreasi dan berapresiasi melalui berbagai macam

pendekatan.

Adapun salah satu bentuk pendekatan dalam pendidikan seni musik ialah

dengan menekankan pada proses tercapainya dan pemahaman serta pengetahuan

yang diperoleh dalam kegiatan seni musik misalnya dengan menyanyikan lagu

nasional Tanah Airku, maka dengan mempelajari lagu tersebut dapat menunjang

pemahaman sikap apa yang terdapat pada lagu tersebut. Dengan pengalaman

pembelajaran tersebut diharapkan tahu tentang apa yang diceritakan lagu, dan dari

pengetahuan tersebut bisa diambil suatu kesimpulan bahwa lagu Tanah Airku,

mengharapkan terwujudnya sikap cinta tanah air, kebanggaan terhadap tanah air,
52

dan sikap mempertahankan tanah air, serta menanamkan jiwa patriotis.

Pendekatan lainnya ialah pendekatan yang menekankan pada pemahaman

emosional yang tercermin ke dalam penanaman nilai-nilai atau sikap yang

terbentuk melalui kegiatan berkesenian. Seperti dalam menyanyikan sebuah lagu,

dituntut untuk membuat keteraturan tempo/ketukan dan sesuai notasi yang

tertulis. Apabila kita tidak bisa mengikuti tempo atau notasi pada lagu tersebut

maka lagu yang dibawakan menjadi kacau atau tidak teratur.

C. Hubungan Pendidikan Seni Musik dengan Pendidikan Karakter

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 1 ayat (1) menegaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pokok dalam

pendidikan adalah belajar. Seni merupakan salah satu aspek penting yang

memberikan pengaruh terhadap perkembangan mental maupun fisik siswa.

Bahkan, dengan pendidikan seni, perilaku siswa dapat terbentuk kearah yang lebih

baik karena seni dapat mengenalkan nilai-nilai dan normanorma yang ada dalam

masyarakat kepada siswa.

Adapun fungsi seni musik antara lain: (1) fungsi religi, (2) fungsi

komunikasi, (3) fungsi rekreasi, (4)fungsi artistik, (5) fungsi guna dan (6) terapi.
53

Fungsi seni musik yang lain yaitu (1) membantu pertumbuhan dan perkembangan

siswa (2) membina perkembangan estetika siswa dalam berkarya seni. Dalam

hubungan atau ketertarikan dengan pembentukan karakter siswa maka seni musik

dapat menumbuhkn karakteristik berpikir kreatif.

D. Pembelajaran dalam Paduan Suara Kerubim Pontianak

Kelompok Paduan Suara Kerubim adalah suatu komunitas yang didirikan pada

23 November 2009 di Pontianak, Kelompok ini terbentuk oleh sejumlah muda

mudi dari berbagai gereja di Kalimantan Barat yang pada saat itu mendapat

mendali perak dalam Pesta Paduan Suara Gerejawi di Samarinda 2009, yang

dimana pada saat itu berada dalam asuhan Bapak Aloysius Mering sebagai

pelatih. Kepulangan muda-mudi tersebut dari Samarinda dan atas dasar keinginan

mereka untuk bernyanyi bersama serta memperdalam latihan vokal bersama

Bapak Aloysius Mering, merupakan awal garis terbentuknya Paduan Suara

Kerubim yang hingga saat ini masih berdiri dan mengukir sejumlah prestasi.

Dalam mewujudkan pengembangan minat dan bakat pada suatu kelompok

pendidikan nonformal khususnya pada bidang musik, Kelompok paduan suara

Kerubim menanamkan konsep belajar dan pembelajaran yang dilakukan pada

proses latihan, maupun penampilan. Latihan dan penampilan merupakan kegiatan

utama yang rutin dilakukan oleh kelompok ini. Dalam mewujudkan penampilan

yang diharapkan, Kelompok Paduan Suara Kerubim tentunya memiliki metode

belajar dan pembelajaran pada saat proses latihan yang saat ini rutin dilakukan

satu kali dalam seminggu yaitu di Hari Kamis. adapun metode tersebut antara

lain :
54

1. Metode Drill and Practice

Kegiatan latihan merupakan salah satu metode yang digunakan oleh

Kelompok Paduan Suara Kerubim dengan tujuan menghasilkan kualitas suara

yang baik saat bernyanyi,dengan memperhatikan teknik vokal yang terdiri dari

intonasi, artikulasi, frasering dan interpretasi serta ekspresi. Adapun beberapa

rangkaian kegiatan yang dilakukan di dalam metode ini adalah sebagai berikut.

a) Warming Up/ Pemanasan

Bernyanyi, kegiatan yang perlu dilakukan adalah pemanasan terlebih

dahulu, hal ini bertujuan agar pita suara yang digunakan untuk memproduksi

suara tidak tegang dan menghindari cedera pita suara. Kegiatan warming up /

pemanasan terdiri dari beberapa tahap yaitu sebagai berikut :

 Mengatur postur tubuh

Mengatur posisi dan postur tubuh dengan baik adalah langkah awal

yang harus dilakukan saat hendak bernyanyi. Postur tubuh yang

diharapkan saat bernyanyi di dalam Paduan suara ialah postur tubuh

yang rileks, tidak bungkuk namun tidak terlalu tegak,kaki yang dibuka

selebar bahu dan menghadap pada konduktor atau pelatih yang akan

memimpin latihan.

 Pernafasan

Saat bernyanyi pernafasan harus di atur sedemikian rupa dengan

mengandalkan kekuatan diafragma dan perut. Langkah yang dilakukan

adalah dengan mengambil udara sebanyak mungkin


55

dengan,menahannya sejenak, kemudian mengeluarkannya dengan

hemat .

 Vocalizing (Vokalisi)

Vocalizing adalah kegiatan untuk melemaskan pita suara guna

menghindari cedera yang dapat mengakibatkan ketidaknyamanan saat

bernyanyi. Setiap anggota Paduan Suara Kerubim wajib melakukan

kegiatan vocalizing terkait dengan kualifikasi harmoni dan sonoritas

yang ingin dicapai bersama.

b) Melakukan Pembentukan Suara Melalui Repertoar

Pada atktifitas ini setiap anggota Kelompok Paduan Suara

Kerubim menyanyikan lagu atau karya secara bergantian atau

bersamaan. Repertoar yang digunakan untuk melatih pembentukan suara

ini, kemudian akan digunakan untuk penampilan. Dengan berlatih melalui

repertoar, diharapkan anggota dapat bernyanyi dengan baik sesuai dengan

notasi yang tepat, artikulasi yang jelas dan dinamik sesuai yang terdapat

pada repertoar.

E. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Paduan Suara Kerubim Pontianak

Dalam Kelompok Paduan Suara Kerubim kemampuan vokal dan musikal pada

setiap anggota bukanlah satu-satunya hal yang menjadi fokus utama dalam menjadikan

suatu kelompok tersebut kelompok paduan suara yang berkualiatas. Setiap anggota dalam

Kelompok Paduan Suara Kerubim diharapkan memiliki karakter yang terpuji, baik dalam

bernyanyi maupun dalam berkelompok. Kelompok Paduan Suara Kerubim merupakan

wadah pendidikan yang memiliki muatan seni musik khususnya olah suara.
56

Pembelajaran karakter disiplin diharapkan mampu menumbuhkan karakter baik

pada setiap anggota baik secara teori maupun praktik. Sehingga pada akhirnya pendidikan

karakter yang diimplementasikan, tidak hanya dilakukan dalam Kelompok Paduan Suara

Kerubim, akan tetapi dapat diterapkan di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Dalam melaksanakan pendidikan karakter pada Kelompok Paduan Suara

Kerubim, pelatih berusaha memberikan latihan yang menarik dan berkualitas serta

mengandung nilai karakter baik melalui program latihan yang disusun dengan jadwal

latihan yang teratur, dan menyiapkan materi latihan yang standar dan menyisipkan nilai-

nilai karakter yang terdapat dalam proses latihan.

Adapun karakter-karakter yang dapat diimplementasikan dalam Kelompok

Paduan Suara Kerubim seperti karakter disiplin yang dapat diwujudkan dalam aktivitas

latihan dengan cara tepat waktu saat datang berlatih, karakter kerjasama antar sesama

anggota, antara penyanyi dan pelatih, serta penyanyi dan pemusik saat berlatih dan

karakter percaya diri pada setiap penampilan.

1) Nilai-nilai yang diajarkan pada Pendidikan Karakter dalam Paduan

Suara Kerubim Pontianak

a.Karakter Percaya Diri

Percaya diri dalam sebuah kelompok paduan suara diartikan sebagai

sikap keyakinan atau kesanggupan seseorang untuk melakukan sesuatu. Karakter

percaya diri ditanamkan pada setiap anggota tanpa tanpa terkecuali. Penanaman

karakter percaya diri dapat berjalan baik apabila setiap anggota dengan sungguh-

sungguh dan sepenuh hati berlatih mengembangkan dirinya. Dalam membangun

dan meningkatkan rasa percaya diri, Paduan Suara Kerubim berupaya membuat

aktivitas yang dapat menunjang hal tersebut. Salah satunya dengan cara tes secara
57

individu saat berlatih. Saat latihan, setiap anggota diberi kesempatan untuk dilatih

perorangan secara bergiliran, dengan demikian setiap anggota cara

b. Karakter disiplin

Pada penelitian ini karakter disiplin dapat dilihat pada aktivitas

latihan dan penampilan yang dilakukan oleh kelompok Paduan Suara

Kerubim. Berdasarkan data dan temuan peneliti di lapangan terkait

implementasi pendidikan karakter disiplin dalam Kelompok Paduan

Suara Kerubim di Pontianak, peneliti menyimpulkan bahwa perencanaan

pelatih dalam implementasi pendidikan karakter sangat berpengaruh

dalam mewujudkan karakter disiplin pada setiap anggota. dalam Paduan

Suara Kerubim, tentunya pelatih memiliki strategi dalam menciptakan

aktivitas yang efektif agar kegiatan latihan dan penampilan dapat

berjalan dengan maksimal. Adapun salah satu upaya menjalankan

pendidikan kareakter disiplin ialah ketepatan waktu hadir saat latihan,

tidak berbicara dengan teman saat pelatih menjelasakan ataupun

memberikan materi latihan.

b. Karakter bertangggungjawab

Pendidikan karakter bertanggungjawab dapat diintergrasikan

dalam komponen-komponen yang terdapat pada aktivitas yang ada dalam

sebuah kelompok Paduan Suara. Adapun kegiatan tersebut berupa

penggalian bakat dan minat, kegemaran, dan lainnya. Sesuai dengan

hakikatnya, atribut karakter tanggung jawab dapat ditanamkan melalui

kegiatan pendidikan yang mengaplikasikan alat-alat pendidikan yang

meliputi ketetadanan, kewibawaan, kasih sayang, ketulusan, ketegasan,


58

dan pemotivasian, yang dimulai dalam pendidikan informal, dilanjutkan

dengan pendidikan formal atau nonformal.

Pembiasaan yang dilakukan di Paduan Suara Kerubim di

Pontianak dalam menerapkan karakter tanggung jawab dalam sebuah

kelompok yaitu melalui setiap individu, baik anggota, dirigen mapun

pelatih bertanggung jawab dengan apa yang telah menjadi tangung jawab

mereka. Seperti tanggung jawab setiap individu untuk belajar dan

berlatih notasi pada repertoar yang diberikan, kemudian untuk setiap

kelompok suara berlatih secara mandiri sebelum bergabung secara

keseluruhan, serta dirigen yang bertanggung jawab untuk memimpin

jalannya lagu bagi seluruh anggota kelompok paduan suara.

c. Karakter Kerjasama

Untuk membantu proses pembelajaran berlangsung, suatu kelompok juga

memerlukan startegi, Karakter kerja sama dalam suatu kelompok adalah

salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan dilakukan

Kelompok Paduan Suara Kerubimuntuk mencapai tujuan pembelajaran,

latihan dan penampilan yang telah dirumuskan, salah satu strategi model

pembelajaran.

Salah satu strategi yang digunakan dan sesuai dengan yang menjadi

karakteristik dalam pendidikan seni berupa penguatan karakter pada suatu

kelompok dengan sejumlah pembiasaan yang dilakukan dalam kelompok

tersebut. Dalam sebuah kelompok paduan suara, tentunya karakter kerja

sama adalah salah satu komponen terpenting dalam membangun fondasi

kelompok paduan suara yang baik. Kelompok Paduan Suara Kerubim


59

memiliki banyak sekali aktivitas-aktivitas yang menunjang adanya

implementasi pendidikan karakter Kerjasama. Salah satu contoh dari

aktivitas tersebut adalah setiap anggota bekerja sama saling membantu baik

pelatih atau pun sesama anggota dalam berlatih untuk mempersiapkan

penampilan.

G. Implementasi Pendidikan Karakter pada Paduan Suara Kerubim Pontianak

Implementasi merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi

tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien sehingga

akan memiliki nilai dan hasil yang memuaskan. Dalam pelaksanaannya pendidikan

karakter merupakan kegiatan inti dari pembentukan karakter pada peserta didik.

Pelaksanaan pendidikan karakter yang termuat dalam kegiatan pembelajaran pada

proses pelaksanaannya selama ini terintegrasi di setiap kegiatan dalam dunia

pendidikan dengan memasukkan nilai-nilai karakter.

Berdasarkan hasil pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan

dokumentasi diperoleh gambaran tentang implementasi pendidikan karakter dalam

Kelompok Paduan Suara Kerubim di Pontianak, mengimplementasi pendidikan

karakter ini dilakukan dengan cara memadukan teori-teori dan praktiknya mengenai

pendidikan karakter dalam Kelompok Paduan Suara Kerubim. Pendidikan karakter

diimplementasikan melalui treatment yang dilakukan secara sengaja dan rutin

sehingga nilai-nilai karakter itu dapat muncul dalam kelompok Paduan Suara

Kerubim. Dalam proses implementasi pendidikan karakter dimulai dari hal-hal

kecil dan pembiasaan, sehingga nilai karakter Kelompok Paduan Suara Kerubim

dapat terbentuk dan menjadikan pribadi yang memiliki perilaku yang lebih baik.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan

olehKelompok Paduan Suara Kerubim dalam mengimplementasikan pendidikan


60

karakter melalui kegiatan latihan adalah dengan adanya suatu pembiasaan,

treatment dan memadukan teori dan praktik kegiatan latihan paduan suara dengan

pendidikan karakter. Sehingga dapat terbentuk pribadi yang mulia dan berkarakter

pada setiap anggota dalam Kelompok Paduan Suara Kerubim.

Hasil observasi pada saat penelitian menunjukan bahwa Paduan Suara

Kerubim Pontianak adalah suatu wadah potensial yang melaksanakan berbagai

kegiatan yang didalamnya menerapkan pendidikan karakter. Semua anggota paduan

suara saling bekerja sama untuk menciptakan seluruh aktivitas yang dapat

membentuk dan membangun karakter yang diinginkan dalam kelompok tersebut.

Peneliti melakukan wawancara, melakukan observasi dan mengambil

dokumentasi untuk mengetahui tentang bagaimana implememtasi pendidikan

karakter yang terjadi pada Paduan Suara Kerubim Pontianak. Peneliti melakukan

wawancara dengan 4 narasumber yaitu Bapak Aloysius Mering, saudara Novia

Angelica, Monika Prisilla, dan Aurelian Gianly yang berperan dan terlibat secara

aktif dalam implementasi pendidikan karakter pada Paduan Suara Kerubim

Pontianak. Dari wawancara tersebut dapat diambil beberapa informasi mengenai

bagaimana implementasi pendidikan karakter yang terjadi pada Paduan Suara

Kerubim Pontianak.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Aloysius Mering (Wawancara

23 Agustus 2021) Sebagai berikut : Terdapat berbagai sifat umum yang menjadi

karakter dan tidak dapat dipisahkan dari sebuah kelompok paduan suara yaitu

karakter disiplin,bertanggung jawab,toleransi,saling menghargai dan kerjasama.

Adapun karakter-karakter seperti karakter disiplin yang dapat diimplementasikan

dalam aktivitas latihan dengan cara tepat waktu saat datang berlatih, karakter
61

kerjasama antar sesama anggota, antara penyanyi dan pelatih, serta penyanyi dan

pemusik saat berlatih dan karakter percaya diri pada setiap penampilan.

Dalam aktivitas yang dilakukan pada Kelompok Paduan Suara Kerubim,

setiap anggota diharapkan dapat kelompok melalui aktivitas-aktivitas yang

dilakukan dalam paduan suara. Adapun karakter karakter yang dapat dibiasakan

atau dikembangkan dalam paduan suara yaitu melalui program latihan , saat

melakukan penampilan bahkan melalui hubungan antar anggota dalam satu paduan

suara.

Dengan menggunakan teknik vokal yang benar, untuk menanamkan konsep

belajar dan pembelajaran, hal tersebut diamati dari hasil observasi di lapangan dan

wawancara pada pelatih yang mengamati perkembangan setiap anggota. Langkah

paling awal yang dilakukan oleh pelatih adalah tahap mempersiapkan materi yang

akan dilatihankan bersama, mempersiapkan media yang membantu proses latihan

dan melakukan pengamatan serta menilai proses pembelajaran yang dialami dari

setiap anggota maupun secara keseluruhan.

Dari proses pembelajaran, anggota paduan suara mengikuti latihan dengan

baik. Kelompok Paduan Suara Kerubim memiliki anggota dengan kemampuan

musikal yang bervariasi. Akan tetapi perbedaan tersebut tidak menjadi hambatan

bagi anggota untuk terus berlatih. Saat mengikuti pembelajaran anggota Paduan

Suara Kerubim Pontianak sangat antusias, dan saling bekerjasama untuk

mewujudkan keharmonian yang terjadi didalam kelompok tersebut.

Adapun karakter-karakter seperti karakter disiplin yang dapat

diimplementasikan dalam aktivitas latihan dengan cara tepat waktu saat datang

berlatih, karakter kerjasama antar sesama anggota, antara penyanyi dan pelatih,
62

serta penyanyi dan pemusik saat berlatih dan karakter percaya diri pada setiap

penampilan.Dari hasil observasi dan wawancara peneliti mendapat rangkuman

keberhasilan pendidikan karakter yang diimplementasikan dalam Kelompok

Paduan Suara Kerubim di Pontianak

1. Pendidikan karakter dilaksanakan dengan tanggungjawab yang penuh oleh

Kelompok Paduan Suara Kerubim di Pontianak

2. Pendidikan karakter dilaksanakan dengan pembiasaan sehingga

setiap individu akan mudah memahami, mengingat, membiasakan

serta melaksanakan perilaku baik yang diharapkan terjadi dalam

Kelompok Paduan Suara Kerubim Pontianak.

3. Dalam melaksanakan program pendidikan karakter seluruh anggota

dan pembina serta pelatih senantiasa melakukan kerjasama untuk

mewudkan tercapainya implementasi pendidikan karakter dalam

Kelompok Paduan Suara Kerubim di Pontianak.

4. Setiap anggota senantiasa berusaha meningkatkan kemampuannya

dalam bernyanyi, sehingga menjadi anggota yang berkompetensi

baik serta profesional dalam menjalankan tugas dan kewajibannya

dalam Kelompok Paduan Suara Kerubim di Pontianak

5. Faktor Pendukung Implementasi Pendidikan Karakter dalam

Kelompok Paduan Sura Kerubim Pontianak .

.
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan temuan hasil penelitian dan pembahasan yang mengacu pada tujuan

penelitian pada Kelompok Paduan Suara Kerubim di Pontianak, maka diperoleh hasil

kesimpulan sebagai berikut. Implementasi pendidikan karakter dalam Kelompok Paduan

Suara Kerubim di Pontianak membentuk karakter melalui aktivitas dan pembiasaan yang

dilakukan dalam Kelompok Paduan Suara Kerubim. maka pendidikan karakter yang utuh

menyeluruh tidak sekedar membentuk anak-anak muda menjadi pribadi yang cerdas dan

baik, melainkan juga membentuk mereka sebagai pelaku baik bagi perubahan dalam

hidupnya sendiri, yang pada gilirannya akan menyumbangkan perubahan dalam tatanan

sosial kemasyarakatan menjadi adil, baik dan manusiawi.

63
DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan dkk. 2011. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran.

Jakarta: Prestasi Pustakaraya

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003


Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Anwas Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta. Rineka Cipta
Gunawan, K. 2018. Implementasi Pendidikan Karakter pada Anak dalam
Kegiatan Belajar Vokal Group di Sekolah Musik Indonesian Art Voices.
Japar, M., Zulela, M. S., Mustoip, S. (2018). Implementasi Pendidikan Karakter.
Jakarta. Jakad Media Publishing
Lickona, T. 2013. Educating for Character: Mendidik untuk Membentuk
Karakter. Jakarta: Bumi Aksara
Martono. 2013. Pedoman Penelitian Karya Ilmiah. Pontianak: Edukasi Press
FKIP UNTAN
Raka, Gede dkk.2011. Pendidikan Karakter di Sekolah. Jakarta: PT Gramedia
Sitompul,Bimsar.1998. Paduan Suara dan Pemimpinnnya. Jakarta: PT BPK
Gunung Mulia
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kualitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Simanungkalit, N. 2008. Teknik Vokal Paduan Suara. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Umum
Tim Pusat Musik Liturgi.1993.Menjadi Dirigen III. Membina Paduan Suara.
Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi

64
65

LAMPIRAN I

Gambar
66

Lampiran 2

Pedoman Observasi

No Aspek yang diamati Hasil pengamatan

1 Strategi Implementasi Pendidikan


Karakter dalam Paduan Suara

2 Metode Pembelajaran Paduan Suara

3 Materi Pembelajaran Paduan Suara

4 Proses Pembelajaran Pada Latihan


Paduan Suara
67

Lampiran 3

Pedoman Wawancara Penelitian

Nama Narasumber :

Tempat Tanggal Lahir :

Umur :

Pekerjaan :

1. Strategi apa yang dapat digunakan dalam mengimplementasikan

pendidikan karakter pada latihan paduan suara?

2. Metode latihan seperti apa yang dilakukan dalam latihan paduan suara?

3. Sejauh mana partisipasi anggota Paduan Suara Kerubim dalam

mengimplementasikan pendidikan karakter ?

4. Perubahan apa yang dialami oleh anggota Paduan Suara Kerubim setelah

diimplementasikan pendidikan karakter ?

5. Bagaimana tingkat efektif untuk pendidikan karakter di latihan paduan


suara

Anda mungkin juga menyukai