NIM : P07134019050
Kelas : 2A
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
2020
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
Kata
pengantar..............................................................i
Daftar
isi..............................................................................ii
Bab I
Pengertian
Anemia...................................................................1
Jenis – jenis
Anemia...................................................................3
Faktor resiko
Anemia...................................................................13
Bab I I
Penyebab
Anemia...................................................................18
Gejala
Anemia...................................................................19
Diagnosis
Anemia...................................................................22
ii
Bab I II
Penanganan
Anemia........................................................................26
Komplikasi
Anemia........................................................................28
Pengobatan
Anemia........................................................................29
Pencegahan
Anemia........................................................................32
Daftar pustaka
iii
BAB I
Pengertian Penyakit Anemia
1
dasarnya. Anemia bisa diklasifikasikan berdasarkan
bentuk atau morfologi sel darah
merah, etiologi yang mendasari, dan
penampakan klinis. Penyebab anemia yang
paling sering adalah perdarahan yang berlebihan,
rusaknya sel darah merah secara
berlebihan hemolisis atau kekurangan
pembentukan sel darah merah
( hematopoiesis yang tidak efektif).
Seorang pasien dikatakan anemia bila
konsentrasi hemoglobin (Hb) nya kurang dari 13,5
g/dL atau hematokrit (Hct) kurang dari 41% pada
laki-laki, dan konsentrasi Hb kurang dari 11,5 g/dL
atau Hct kurang dari 36% pada perempuan.
Penyakit anemia merupakan kondisi ketika jumlah
sel darah merah lebih rendah dari jumlah normal.
Selain itu, anemia terjadi ketika hemoglobin di
dalam sel-sel darah merah tidak cukup, seperti
protein kaya zat besi yang memberikan w arna
merah darah. Protein ini membantu sel-sel darah
merah membaw a oksigen dari paru-paru ke
seluruh tubuh.
2
mungkin muncul adalah sesak napas, pusing,
atau sakit kepala.
3
pola makan dengan banyak mengonsumsi
makanan yang sarat v itamin B12 dan asam folat.
4
Anemia masih menjadi permasalahan di berbagai
negara, terutama anemia yang terjadi pada ibu
hamil. Sekitar 41,8 persen dari seluruh ibu hamil di
dunia mengalami anemia. Menurut data riskesdas
2013, jumlah penderita anemia pada ibu hamil
di I ndonesia mencapai 37,1 persen. Anemia kerap
dikaitkan dengan meningkatnya kelahiran
prematur, penyakit infeksi, serta kematian ibu dan
anak. Separuh dari jumlah penderita anemia pada
ibu hamil mengalami defisiensi zat besi. Kondisi
ini dapat berpengaruh pada pertumbuhan janin
atau bayi, baik saat kehamilan maupun
sesudahnya.
5
adalah dengan pemberian suplemen zat besi dan
upaya mengatasi kondisi yang menyebabkan
anemia tersebut.
Anemia Hemolitik
6
ditangani agar tidak terjadi komplikasi pada jantung,
seperti gangguan irama jantung atau gagal jantung.
Anemia hemolitik dapat dialami sejak lahir karena
diturunkan dari orang tua atau berkembang
setelah lahir. Anemia hemolitik yang tidak
diturunkan dapat dipicu oleh penyakit, paparan
zat kimia, atau efek samping obat-obatan.
Beberapa penyebab anemia hemolitik bisa
disembuhkan dengan mengobati penyebabnya.
Akan tetapi, anemia hemolitik juga dapat terjadi
secara berkepanjangan (kronis), terutama yang
disebabkan oleh faktor keturunan.
Anemia Aplastik
7
akan menyebabkan jumlah salah satu atau semua
jenis sel darah mengalami penurunan.
Anemia aplastik lebih sering terjadi pada orang
dew asa muda usia 20 tahun-an atau lansia.
Beberapa gejala aw al anemia aplastik adalah
lelah, pucat, sesak napas, dan pusing. Penderita
anemia aplastik juga mudah mengalami infeksi
karena kekurangan leukosit (sel darah putih).
Anemia aplastik terjadi karena kerusakan pada sel
punca di sumsum tulang. Kerusakan ini
menyebabkan produksi sel darah melambat atau
menurun. Hal ini akan menyebabkan jumlah sel
darah merah, sel darah putih, dan keping darah
berkurang.
Anemia Megaloblastik
8
Anemia megaloblastik adalah jenis anemia yang
ditandai dengan bentuk keping darah yang
abnormal serta ukuran yang lebih besar daripada
normalnya.
9
Anemia megaloblastik adalah kondisi yang dapat
memengaruhi pria dan w anita dari latar belakang
ras atau etnis apa pun.
Anemia Pernisiosa
10
disebut “merusak” karena dulunya dianggap
mematikan akibat belum tersedianya peraw atan
yang memadai.
11
Anemia sel sabit merupakan kelainan genetik
pada sel darah merah. Pada umumnya, sel
darah merah berbentuk seperti cakram yang
memberikan fleksibilitas untuk melew ati ke
pembuluh darah terkecil. Penyakit ini
menyebabkan sel darah merah berbentuk
menyerupai sabit sehingga sel-sel tersebut
lengket dan kaku, lalu dapat menghalangi
aliran darah untuk mengalir ke seluruh tubuh
sehingga menimbulkan rasa nyeri dan dapat
menyebabkan kerusakan jaringan.
Talasemia
12
utama manusia, hal ini menyebabkan eritrosit
mudah pecah dan menyebabkan pasien menjadi
pucat karena kekurangan darah (anemia).
13
transportasi sel darah merah untuk
mengalirkan oksigen dalam jumlah cukup
ke seluruh tubuh.
Gangguan penyerapan
14
dengan optimal. Sel darah merah yang
diproduksi tubuh lantas juga ikut berkurang.
Menstruasi berat
Kehamilan
15
Jika ibu hamil tidak bisa mencukupi asupan
makanan kaya zat besi, asam folat, atau
nutrisi lainnya, sel darah merah yang
dihasilkan tubuh akan lebih sedikit dari
seharusnya. I ni adalah penyebab utama
munculnya anemia pada ibu hamil.
Penyakit kronis
16
Riwayat keluarga
17
BAB II
Penyebab Anemia
Sumsum tulang adalah jaringan lunak di tengah
tulang yang membantu membentuk semua sel
darah. Sel-sel darah merah yang sehat akan
bertahan antara 90 hingga 120 hari. Setelah itu,
sel-sel darah tua dalam tubuh akan diganti
dengan yang baru. Proses ini berlangsung secara
terus-menerus. Di dalam tubuh terdapat hormon
yang disebut erythropoietin (EPO) yang dibuat di
ginjal. Tugasnya adalah untuk memberikan sinyal
kepada sumsum tulang untuk “menciptakan” lebih
banyak sel darah merah bagi tubuh.
18
Memiliki riw ayat penyakit kronis, seperti
kanker, ginjal, rheumatoid arthritis,
atau ulcerative colitis.
Sedang hamil.
Gejala Anemia
19
20
Gejala anemia sangat berv ariasi, tergantung
pada penyebabnya. Penderita anemia bisa
mengalami gejala berupa :
21
Muncul keinginan untuk makan es batu,
tanah, atau hal-hal lain yang bukan
makanan (kondisi ini disebut juga “pica”).
Sesak napas.
Diagnosis Anemia
Untuk menentukan apakah pasien menderita
anemia, dokter akan melakukan hitung darah
lengkap. Dengan memeriksa sampel darah
pasien, dokter dapat mengetahui kadar
hemoglobin yang terdapat dalam darah.
Kadar hemoglobin normal tergantung pada usia,
kondisi, dan jenis kelamin. Seseorang bisa
dikatakan menderita anemia bila kadar
hemoglobin berada di baw ah angka berikut :
22
Melalui tes darah, dokter juga akan mengukur
kadar zat besi, hematokrit, v itamin B12, dan asam
folat dalam darah, serta memeriksa fungsi ginjal.
Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengetahui
penyebab dari anemia.
Selain tes darah, dokter akan melakukan
pemeriksaan lanjutan lain untuk mencari
penyebab anemia, seperti :
23
1. Akibat pada sistem saraf, Anemia
menimbulkan rasa pusing, sakit kepala,
gangguan keseimbangan, rasa kesemutan,
dan pada anemia yang berat dapat
menimbulkan penurunan kesadaran sampai
terjadi kematian.
2. Akibat pada sistem jantung dan pembuluh,
Anemia menyebabkan hipotensi postural,
denyut nadi meningkat lebih cepat dan
pada keadaan anemia berat dapat
menimbulkan gagal jantung.
3. Akibat pada sistem pernafasan, Anemia
menyebabkan sesak baik pada w aktu
beraktifitas, dan pada keadan anemia
berat sesak juga dapat timbul pada saat
istirahat.
4. Akibat pada sistem pencernaan, Anemia
dapat memberikan gejala gangguan
saluran cerna seperti mual dan muntah.
5. Akibat pada sistem otot, Anemia
menyebabkan rasa lemah, lelah, letih, lesu
serta kram otot karena gangguan pasokan
oksigen ke otot. Hal ini membuat kita
seakan tidak mampu atau tidak
bersemangat untuk melakukan berbagai
aktiv itas, termasuk melakukan pekerjaan
yang ringan.
24
6. Akibat pada kuku dan kulit, Anemia dapat
menyebabkan kulit menjadi pucat dan kuku
menjadi rapuh.
7. Akibat pada sistem kekebalan tubuh,
Anemia menurunkan daya tahan tubuh
sehingga seorang penderita anemia juga
cenderung lebih sering menderita infeksi
dibandingkan orang normal.
25
BAB III
Penanganan Anemia
Anemia bukan suatu penyakit tersendiri, tapi
biasanya merupakan gejala dari suatu penyakit
utama yang mendasarinya. Oleh karena itu, pada
seseorang yang mengalami anemia harus
ditemukan penyebab anemianya sehingga
pengobatan yang diberikan tidak ditujukan pada
anemianya saja tetapi juga pada penyakit yang
mendasarinya. Untuk menegakkan diagnosis
anemia dan mencari penyebab anemia, maka
pada seorang pasien harus dilakukan 3 tahapan
yaitu :
26
gangguan pada sumsum tulang, apakah
ada riw ayat diet yang tidak seimbang
(status nutrisi), riw ayat transfusi, suku
bangsa, umur pada saat timbulnya gejala
anemia, riw ayat penyakit/kelainan yang
dapat menyebabkan anemia seperti
riw ayat kelainan hati, ginjal, kelenjar
gondok, infeksi atau radang kronis dan lain-
lain.
2. Pemeriksaan fisik. Tujuan utamanya adalah
menemukan tanda keterlibatan organ atau
multisistem dan untuk menilai beratnya
kondisi penderita. Pada pemeriksaan
fisik/tubuh pasien dicari tanda-tanda
adanya anemia dan kemungkinan
penyebab anemia. Pemeriksaan dilakukan
menyeluruh dari kepala sampai ke kaki.
Pada beberapa anemia terdapat kelainan
khas anemia seperti konjuctiv a mata,
kulit/mukosa terlihat pucat, denyut nadi
meningkat, sesak, kelainan lidah, kelainan
pada kuku, kelainan pada hati, kelainan
ginjal, kelainan limpa, kelainan pada
kelenjar getah bening, kelainan kuku dan
kelainan pada tulang.
3. Pemeriksaan laboratorium. Berdasarkan
hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka
perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium
pada orang dengan gejala dan tanda
27
anemia. Pemeriksaan laboratorium ini
berguna untuk menentukan ada atau
tidaknya anemia (menegakkan diagnosis
anemia), mencari penyebab anemia dan
untuk memantau keberhasilan pengobatan
(respon terapui) pada penderita anemia.
Komplikasi Anemia
Jika dibiarkan tanpa penanganan, anemia
berisiko menyebabkan beberapa komplikasi serius,
seperti :
28
Pengobatan Anemia
29
Anemia akibat kekurangan zat besi
Anemia aplastik
Anemia hemolitik
30
Pengobatannya dengan menghentikan konsumsi
obat yang memicu anemia hemolitik, mengobati
infeksi, mengonsumsi obat-obatan imunosupresan,
atau pengangkatan limpa.
Thalassemia
31
Pencegahan Anemia
32
berbahan dasar kacang kedelai, seperti
tempe dan tahu.
Buah-buahan kaya v itamin C, misalnya
jeruk, melon, tomat, dan stroberi.
33
DAFTAR PUSTAKA
https://www.halodoc.com/kesehatan/anemia
https://id.wikipedia.org/wiki/Anemia
https://www.alodokter.com/anemia-defisiensi-vitamin-b12-
dan-folat
https://www.alodokter.com/anemia-defisiensi-besi
https://www.halodoc.com/kesehatan/anemia-karena-
penyakit-kronis
https://www.alodokter.com/anemia-hemolitik
https://www.alodokter.com/anemia-aplastik
https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/anemia-
megaloblastik-adalah/
https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/anemia-
pernisiosa-adalah/
https://www.sehatq.com/penyakit/anemia-sel-sabit
http://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/thalassemia
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/penyebab-
faktor-risiko-anemia/
https://www.alodokter.com/anemia
http://awalbros.com/patologi-klinik/kenali-jenis-anemia/
34