Anda di halaman 1dari 6

GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT BISING

Fransiska Lintong

Bagian Fisika Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstract: Noise induced hearing loss is often found among industrial workers all over the
world, especially in developing countries, such as Indonesia. The permitted maximum limit of
noise for a human being is 80 dB. Noise with a high intensity that occurs for a long time can
cause some changes in metabolic processes and the blood supply in the organ of Corti. The
impacts of these changes are damage and degeneration of hair cells, and in the long run, the
total destruction of this organ and permanent hearing loss. Effects of noise to this sense organ
are in the forms of acoustic trauma, noise-induced temporary threshold shift, and noise-
induced permanent threshold shift. Noise induced hearing loss is a senso-neural deafness, and
is generally bilateral.
Keywords: noise, organ of Corti, permanent loss, senso-neural deafness

Abstrak: Gangguan pendengaran akibat bising sering dijumpai pada pekerja industri di
seluruh dunia, terlebih lagi di negara berkembang seperti Indonesia. Ambang batas maksimum
aman dari bising bagi manusia adalah 80 dB. Bising dengan intensitas tinggi yang berlang-
sung dalam waktu lama akan menyebabkan perubahan metabolisme dan vaskuler. Sebagai
akibat terjadi robekan sel-sel rambut organ Corti dan kerusakan degeneratif sel-sel tersebut,
yang kemudian berlanjut dengan destruksi total dari organ tersebut dan kehilangan pen-
dengaran yang permanen. Efek bising terhadap pendengaran dapat berupa trauma akustik,
perubahan ambang pendengaran akibat bising yang berlangsung sementara, dan perubahan
ambang pendengaran akibat bising yang berlangsung permanen. Gangguan pendengaran yang
terjadi akibat bising adalah berupa tuli senso-neural yang biasanya bilateral.
Katakunci: Kebisingan, organ corti, permanen, tuli senso-neural

Bising merupakan bunyi yang tidak dike- Bising dapat menyebabkan berbagai
hendaki atau tidak disenangi yang merupa- gangguan terhadap kesehatan seperti pe-
kan aktivitas alam dan buatan manusia.1 ningkatan tekanan darah, gangguan psiko-
Kemajuan peradaban telah menggeser per- logis, gangguan komunikasi, gangguan ke-
kembangan industri ke arah penggunaan seimbangan dan gangguan pendengaran.
mesin-mesin kendaraan bermotor, mesin- Gangguan pendengaran adalah gangguan
mesin pabrik, alat-alat transportasi berat, paling serius karena dapat menyebabkan ke-
dan lain sebagainya. Gangguan pendengar- tulian. Ketulian dapat bersifat sementara
an akibat bising (NIHL = Noise Induced atau menetap.3
Hearing Loss) sering dijumpai pada pekerja Menurut pengamatan Komite Nasional
industri di negara maju maupun berkem- Penanggulangan Gangguan Pendengaran
bang. Indonesia dapat disebut sebagai nega- dan Ketulian (PGPKt), kemungkinan ada-
ra industri yang sedang berkembang, se- nya resiko gangguan pendengaran pada usia
hingga dalam upaya peningkatan pemba- yang lebih muda. Banyaknya tempat per-
ngunan banyak menggunakan peralatan mainan anak-anak seperti time zone atau fun
industri yang dapat menimbulkan kebising- stations, ternyata setelah dilakukan peng-
an di lingkungan kerja.2 ukuran, intensitas kebisingan di tempat ini

81
82 Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 2, Juli 2009, hlm. 81-86

berkisar antara 80-90 dB. Intensitas kebi- 1. Audible noise (bising pendengaran).
singan tersebut, bila terpapar dalam waktu Bising ini disebabkan frekuensi bunyi
yang lama dapat menyebabkan ketulian. Ke- antara 31,5-8000 Hz
majuan teknologi mendengar musik seperti 2. Occupational noise (bising yang berhu-
ipod, mp3, dengan memakai headset bungan dengan pekerjaan). Disebabkan
(handsfree) tanpa kontrol terhadap suara bunyi mesin di tempat kerja, mesin ke-
musik dan lamanya pemakaian dapat beresi- tik
ko terhadap pendengaran.4,5 3. Impulse noise (bising impuls). Bising
yang terjadi akibat adanya bunyi me-
Sumber bising nyentak misalnya pukulan palu, leda-
kan meriam, tembakan bedil, dll
Sumber bising bisa tunggal atau ganda.
Umumnya kebisingan ditimbulkan oleh be-
Berdasarkan skala intensitas, tingkat
berapa sumber (ganda) seperti lalu lintas,
kebisingan di bagi dalam: sangat tenang,
kawasan industri dan pemukiman. Beberapa
tenang, sedang, kuat, sangat kuat dan me-
sumber bising ialah:1,5
nulikan (Tabel 1).
1. Lalu lintas. Terjadi di kota-kota besar
dan didominasi oleh kendaraan seperti Batas kebisingan yang dapat didengar
truk, dump truck sampah, bis, sepeda manusia
motor, generator dan vibrasi kendaraan.
2. Industri. Awalnya pengaruh kebisingan Manusia memiliki kemampuan men-
lebih banyak menyangkut lingkungan dengar frekuensi suara mulai 20 Hz hingga
di dalam industri, tetapi akhirnya dira- 20.000 Hz. Manusia juga dapat mendengar
sakan juga oleh penduduk disekitarnya. suara desibel (intensitas kebisingan) dari 0
3. Pemukiman. Penyebab utama kegiatan (pelan sekali) hingga 140 dB (suara tinggi
rumah tangga, fan, hair dryer, mixer, dan menyakitkan). Bila intensitas kebising-
gergaji mesin, mesin pemotong rum- an lebih dari 140 dB bisa terjadi kerusakan
put, vacuum cleaner dan peralatan do- pada gendang telinga dan organ-organ da-
mestik lainnya. lam gendang telinga. Ambang batas maksi-
mum aman bagi manusia adalah 80 dB, na-
Pembagian kebisingan mun pendengaran manusia dapat mentolerir
lebih dari 80 dB, asalkan waktu paparannya
Berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan diperhatikan.
bunyi, tingkat bunyi dan tenaga bunyi, bi-
sing dibagi atas tiga kategori:6,8

Tabel 1. Daftar skala intensitas kebisingan1


Tingkat kebisingan Intensitas Batas dengar tertinggi
Menulikan 100(dB)
- 120 Mesin uap, meriam, halilintar
Pluit polisi, perusahan sangat gaduh,
Sangat kuat 80 -100
Jalan hiruk pikuk
Perusahan, radio, jalan pada
Kuat 60-80 umumnya, kantor gaduh
Radio perlahan, percakapan kuat,
Sedang 40-60 Kantor umumnya, rumah gaduh
Percakapan, auditorium, kantor
Tenang 20-40
perorangan, rumah tenang
Batas dengar terendah, berbisik,
Sangat tenang 0-20
bunyi daun
Lintong, Gangguan Pendengaran Akibat Bising 83

Tabel 2. Intensitas bunyi dan waktu pemaparan dalam skala desibel (dB) yaitu loga-
yang diperkenankan sesuai dengan Departemen ritma dari tekanan bunyi.
Tenaga Kerja 1994-1995.13,14
Sound pressure level (dB) = 2010log P1/ Po
Intensitas bising Waktu paparan
(dB) per hari dalam jam P1 = Tekanan bunyi (uPa)
80 16 Po = Tekanan bunyi dasar = 20 uPa (yaitu 0,002 Pa)
85 8
90 4 Dipakai tekanan dasar 20 uPa
95 2 (0,0002 dyne/cm2oleh karena bunyi
100 1 dengan Frekuensi 1000 Hz (nilai am-
105 ½ bang pendengaran) dapat didengar
110 ¼ oleh telinga Normal
115 1/8
b. Tingkat bunyi
Dari tabel di atas, bila pekerja yang be- Sama dengan desibel yang mana
kerja di tempat pemotongan logam/besi de- menunjukkan tingkat linieritas satu-
ngan intensitas kebisingan 122 dB, mereka an dalam parameter dapat dihitung
hanya boleh memotong logam selama ku- seperti biasa, tetapi parameter turun-
rang dari 1/8 jam (7,5 menit). Setelah itu an dalam satuan dB tidak bisa.
berhenti beberapa saat baru melanjutkan
kembali pekerjaan. Pengaruh bising terhadap pendengaran
Sumber kebisingan lain adalah suara
Efek bising terhadap pendengaran da-
dari walkman, dimana kebisingan yang di-
pat dibagi menjadi tiga kelompok, yakni
timbulkan adalah setara dengan suara mesin
trauma akustik, perubahan ambang pende-
bor yang intensitasnya mencapai 96 dB.
ngaran akibat bising yang berlangsung se-
Hasil penelitian di Australia menyebutkan
mentara, dan perubahan ambang pendengar-
anak-anak yang sering mendengar walkman
an akibat bising yang berlangsung perma-
sejak usia 10 tahun, kemungkinan akan
nen. Pajanan bising intensitas tinggi secara
menderita tuli pada usia 30-an tahun.
berulang dapat menimbulkan kerusakan sel-
sel rambut organ Corti di telinga dalam. Ke-
Parameter kebisingan1,5,9 rusakan dapat terlokalisasi di beberapa tem-
1. Parameter dasar: pat di cochlea.1,5,9
a. Frekuensi dinyatakan dalam Hertz
yaitu siklus per detik. 1. Trauma akustik
b. Tenaga bunyi dinayatakan dalam Pada trauma akustik terjadi kerusakan
watt yaitu energi pancaran bunyi to- organik telinga akibat adanya energi suara
tal. yang sangat besar. Cedera cochlea terjadi a-
c. Tekanan bunyi, dinyatakan dalam kibat rangsangan fisik berlebihan berupa ge-
mikropaskal (uPa), yaitu intensitas taran yang sangat besar sehingga merusak
sebagai akar dari kuadrat amplitudo sel-sel rambut (Gambar 1).10 Pada pajanan
2. Parameter turunan: berulang kerusakan bukan hanya semata-
a. Tingkat tekanan bunyi (sound pres- mata akibat proses fisika, tetapi juga proses
sure level). kimiawi berupa rangsang metabolik yang
Dinyatakan dalam dB yakni secara berlebihan merangsang sel-sel ram-
tingkat dalam frekuensi yang berkait- but sehingga terjadi disfungsi sel-sel ter-
an dengan tekanan bunyi. Kegunaan sebut. Akibatnya terjadi gangguan ambang
untuk mengukur pita frekuensi. Hu- pendengaran sementara. Kerusakan sel-sel
bungan antara tekanan bunyi dengan rambut juga dapat mengakibatkan gangguan
tingkat tekanan bunyi dapat dilihat ambang pendengaran yang permanen.1,5,9
84 Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 2, Juli 2009, hlm. 81-86

berkurang dan baru diketahui setelah dila-


kukan pemeriksaan audiogram.

Gambar 1. Sel-sel rambut dan sel-sel pendu-


kungnya di dalam makula cochlea. Sumber:
Gartner LP, Hiatt JL; 2007.10

2. Noise-induced temporary threshold Gambar 2. Organ Corti, organ khusus untuk


shift reseptor bunyi, membentang diatas membran
basiler dan tersusun dari sel-sel rambut neuro-
Pada keadaan ini terjadi kenaikan am- epitel dan beberapa tipe sel-sel pendukungnya.
bang pendengaran sementara yang secara Sumber: Gartner LP, Hiatt JL; 2007.10
perlahan-lahan akan kembali seperti semula.
Keadaan ini berlangsung beberapa menit
sampai beberapa jam bahkan sampai bebe-
rapa minggu setelah pemaparan. Kenaikan
ambang sementara ini mula-mula terjadi
pada frekuensi 4000 Hz, tetapi apabila pe-
maparan berlangsung lama maka kenaikan
nilai ambang sementara akan menyebar pa-
da frekuensi sekitarnya. Makin tinggi inten-
sitas dan lama waktu pemaparan makin be-
sar perubahan nilai ambang pendengaran-
nya. Respon tiap individu terhadap kebi-
singan tidak sama tergantung sensitivitas
masing-masing individu.1,5,9

3. Noise-induced permanent threshold


shift Gambar 3. Struktur macula. Tampak sel resep-
tor dan sel pendukung dengan mikrovili. Ter-
Kenaikan terjadi setelah seseorang cu- dapat deposit kristal (otolit) pada permukaan
kup lama terpapar kebisingan terutama pada lapisan gelatinosa. Sumber: Junqueira LC, Car-
frekuensi 4000 Hz. Gangguan ini paling ba- neiro J; 2005.11
nyak ditemukan dan bersifat permanen.
Kenaikan ambang pendengaran yang mene- Hilangnya pendengaran sementara aki-
tap dapat terjadi setelah 3,5 sampai 20 tahun bat pemaparan bising biasanya sembuh sete-
terjadi pemaparan. Penderita mungkin tidak lah istirahat 1-2 jam. Bising dengan inten-
menyadari bahwa pendengarannya telah sitas tinggi dalam waktu yang lama (10-15
Lintong, Gangguan Pendengaran Akibat Bising 85

tahun) akan menyebabkan robeknya sel-sel sampai di nukleus pendengaran pada batang
rambut organ Corti sampai terjadi destruksi otak.15-19
total organ Corti (Gambar 2,3).10,11 Proses Gejala awal yang sering dikeluhkan
ini terjadi karena rangsangan bunyi yang adalah sensasi telinga berdenging (tinnitus)
berlebihan dalam waktu yang lama dapat yang hilang timbul. Tinitus akan menjadi
mengakibatkan perubahan metabolism dan lebih keras sensasinya bila terpapar bising
vaskuler sehingga terjadi kerusakan degene- dengan intensitas yang lebih besar. Tinitus
rativ pada struktur sel-sel rambut organ lebih mengganggu bila berada di tempat
Corti, akibatnya terjadi kehilangan pende- yang sepi atau saat penderita akan tidur se-
ngaran yang permanen. Ini merupakan pro- hingga menyebabkan sulit konsentrasi dan
ses yang lambat dan tersembunyi sehingga sukar tidur. Pasien akan mengalami penu-
pada tahap awal tidak disadari oleh para pe- runan fungsi pendengaran sehingga sulit
kerja. Hal ini hanya dapat dibuktikan de- bercakap-cakap walaupun berada di ruangan
ngan pemeriksaan audiometrik. Apabila bi- yang sunyi. Pendengaran yang terganggu bi-
sing dengan intensitas tinggi tersebut ber- asanya mudah marah, pusing, mual dan
langsung dalam waktu yang cukup lama, a- mudah lelah.20
khirnya pengaruh penurunan pendengaran
akan menyebar ke frekuensi percakapan Pencegahan ketulian dari proses bising
(500-2000 Hz).1,12-14 Melindungi telinga para pekerja secara
langsung dengan memakai ear muff (pe-
Gambaran Klinis nutup telinga) dapat menurunkan kebisingan
Kekurangan pendengaran dibagi atas: antara 25-40 dB atau penggunaan ear plugs
1. Konduktif: disebabkan adanya ganggu- (sumbat telinga) dapat menurunkan kebi-
an hantaran dari saluran telinga, rongga singan 18-25 dB bila bahannya terbuat dari
tympani dan tulang-tulang pendengaran karet. Selain penutup dan penyumbat te-
2. Senso-neural: disebabkan kerusakan di linga, dapat digunakan penutup kepala. Me-
telinga dalam seperti organ corti, ner- ngendalikan suara bising dari sumbernya
vus cochlearis, N VIII sampai ke otak dapat dilakukan dengan memasang peredam
3. Campuran (mixed): tuli campuran dari suara dan memempatkan suara bising (me-
kedua unsur konduktif dan senso- sin) dalam ruangan yang terpisah dari pe-
neural kerja. Perlu dilakukan tes pendengaran seca-
ra periodik pada pekerja serta dilakukan
analisa bising dengan menilai intensitas
Gangguan Pendengaran Akibat Bising
bising, frekuensi bising, lama dan distribusi
(GPAP) atau Noise Induced Hearing Loss
pemaparan serta waktu total pemaparan bi-
(NIHL) adalah tuli senso-neural dimana
sing. Alat utama dalam pengukuran bising
terjadi kerusakan sel rambut luar cochlea
adalah sound level meter.1,9,21
karena paparan bising terus menerus dalam
jangka waktu lama. Ketulian biasanya bila-
KESIMPULAN
teral dan jarang menyebabkan tuli derajat
sangat berat. Stereosilia pada sel-sel rambut Bising dengan intensitas tinggi dan da-
luar menjadi atrofi sehingga mengurangi lam waktu yang lama dapat menyebabkan
respon terhadap stimulasi. Dengan bertam- tuli senso-neural yang bersifat pemanen. E-
bahnya intensitas dan lamanya paparan akan fek bising terhadap pendengaran dapat di-
dijumpai lebih banyak kerusakan seperti hi- bagi atas tiga jenis, yaitu trauma akustik,
langnya stereosilia. Daerah yang pertama perubahan ambang pendengaran akibat bi-
kali terkena adalah daerah basal. Dengan hi- sing yang berlangsung sementara, dan per-
langnya stereosilia, sel-sel rambut mati dan ubahan ambang pendengaran akibat bising
digantikan oleh jaringan parut. Dengan se- yang berlangsung permanen.
makin luasnya kerusakan sel-sel rambut da- Gejala awal yang sering dikeluhkan a-
pat timbul degenerasi pada saraf yang dapat dalah sensasi telinga berdenging (tinitus)
86 Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 2, Juli 2009, hlm. 81-86

yang hilang timbul, dan akan menjadi terus 8. Cameron J, Skotronick JG. Medical Phy-
menerus bila paparan bising ulangan atau sics,1978; p. 297
terpapar bising dengan intensitas lebih be- 9. Sastrowinoto. Penanggulangan dampak
sar. Dengan terjadinya penurunan fungsi pencemaran udara dan bising dari sara-
pendengaran maka akan sulit bercakap- na transportasi, 1985.
10. Gartner LP, Hiatt JL. Color textbook of
cakap walaupun berada di ruangan yang histology 3rd edition. Philadelphia:
sepi. Saunders Elsevier, 2007; p. 529-33.
11. Junqueira LC, Carneiro J. Basic Histolo-
SARAN gy text & atlas 11th edition. New York:
Para pekerja harus diperlengkapi de- McGraw Hill Lange, 2005; p. 471-3.
12. Alan H, Cromer. Fisika untuk ilmu-ilmu
ngan alat pelindung telinga secara benar
hayati: gelombang, Edisi kedua.
saat bekerja di tempat bising. Juga dianjur- Yogyakarta: Gajah Mada University .
kan pihak pengusaha untuk mengisolasi me- 13. Zemansky MW. Fisika untuk Universitas I:
sin dengan dinding pembatas, melakukan mekanika, panas dan bunyi. Jakarta:
pemeliharaan mesin secara rutin, memasang Francis Weston Sears, 1962.
peredam suara, dan melakukan tes pende- 14. Djoyodiharjo B, Sukrawinata T. Strategi
ngaran secara rutin pada pekerja pemeriksaaan dan rehabilitasi pada
gangguan dengar oleh bising. M.K.B.
DAFTAR PUSTAKA 1993; 25
15. Diza M. Tuli akibat bising di zaman modern
1. Gabriel JF. Fisika Kedokteran. Jakarta: [homepage on the Internet]. 2009.
EGC XV, 1996; hal. 66-94. Available from: www.Kalbe.Co.id
2. Prihatna H. Hubungan tingkat pengetahuan 16. Adrina. Gangguan pendengaran akibat
tentang bahaya kebisingan dengan keta- bising [homepage on the Internet]. 2008
atan pemakaian alat pelindung telinga [updated 2008 17 May]. Available from:
pada pekerja pabrik tekstil unit tenun PT www.library.usu.ac.id/download/fk/pdf
Pandatex Magelang. Digital library FK 17. Bising bisa timbulkan tuli [homepage on the
UI [homepage on the Internet]. Nodate. Internet]. 2008 [updated 2008 Mei 17].
Available from: www.lit.fkuii.org/index Available from: www.mail-archive.com/
3. Buchari. Kebisingan industri dan hearing tlusakti@ypb.or.id/msg00071,html
conservation program [homepage on the 18. Hendarmin H, Waspodo D. Gangguan
Internet]. 2007. Available from: www. pendengaran akibat pencemaran bising.
libraryusu.ac,id Kumpulan naskah Kongres nasional V
4. Nasri. Teknik pengukuran dan pemantauan Perhati Semarang, Oktober 1977.
kebisingan di tempat kerja, 1997. 19. Suraso B, Soehesi S. Abstrak penelitian
5. Bising PLTSa [homepage on the Internet]. kesehatan seri 24. FK UNAIR, 2006.
2008. Available from: www.gedehace. 20. Gejala tuli akibat bising [homepage on the
blogspot.com/2008/04/bising pltsa,html Internet]. Juli 2008. Available from:
6. Ballantyne J. Disease of the ear, nose and www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan
throat. Vol 2, 3rd ed. London: /2003/031/kes 3.html
Butterworths, 1972. 21. Buletin kualitas kesehatan dan keselamatan
7. Mcmahon IS. A survey of opccupational kerja [homepage on the Internet]. Juli
deafness in an iron foundry. Procedding 2008. Available from: www.ciptapa-
of the 3 rd Asia Oceania congres of ngan.com
otorhinolaryngology, July 1975; p. 348-
359

Anda mungkin juga menyukai