Anda di halaman 1dari 14

KAJIAN

RADIASI NON-PENGION

Disusun Oleh:
Muhammad David Bintang Rianata (2110505062)

Kelas A5

PROGAM STUDI D3 RADIOLOGI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T berkat rahmat, karunia dan kemurahan-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah Studi Fisika Radiasi yang berjudul Radiasi Non-Pengion ini
tepat pada waktunya. Tidak lupa terimakasih kami ucapkan kepada dosen studi Fisika Ibu
Ildsa Maulidya M.N

Makalah “ Radiasi Non-Pengion “ disusun dari berbagai sumber baik Jurnal, Artikel dan
berbagai sumber lainnya sehingga menghasilkan makalah yang In syaa Allah dapat diper
tanggung jawabkan isinya.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kelemahannyaa. Oleh karena itu, kritik dan saran akan Saya terima dengan senang hati demi
penyempurnaan makalah ini.

Dengan ini penyusun mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Yogyakarta, 09 Januari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 4

1.1 Latar Belakang....................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 4

1.3 Tujuan ................................................................................... 4

1.4 Manfaat................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN …….. ................................................................. 4

2.1 Pengertian Radiasi Non-Pengion …….. ................................. 5

2.2 Jenis-Jenis Radiasi Non-Pengion............................................ 5

2.3 Sumber Radiasi Non-Pengion ................................................ 6

2.4 Dampak Lingkungan.............................................................. 7

2.5 Dampak Kesehatan dan Lingkungan Radiasi Non-Pengion .... 8

BAB III HASIL PEMBAHASAN .................................................................... 13

3.1 Kesimpulan ................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA… ................................................................................... 14


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Secara alami, setiap hari manusia terpapar radiasi. Radiasi adalah energi yang terpancar
dari materi (atom) dalam bentuk partikel atau gelombang. Berdasarkan kemampuan dalam
melakukan ionisasi, radiasi dapat dibedakan menjadi radiasi pengion dan radiasi non pengion.
Radiasi pengion adalah radiasi yang jika menumbuk atau menabrak sesuatu, akan muncul
partikel bermuatan listrik yang disebut ion (ionisasi). Radiasi non-pengion adalah radiasi yang
tidak dapat menimbulkan ionisasi.
Sumber radiasi di lingkungan secara alami dapat berasal dari sinar kosmik (angkasa
luar) dan peluruhan radioaktif di permukaan bumi. Atmosfer bumi dapat mengurangi radiasi
kosmik yang diterima oleh manusia. Tingkat radiasi dari sumber kosmik ini bergantung kepada
ketinggian, yaitu radiasi yang diterima akan semakin besar apabila posisinya semakin tinggi.
Radiasi di permukaan bumi berasal dari zat radioaktif yang sudah ada sejak awal terbentuknya
bumi dan tersimpan di lapisan kerak bumi. Pada saat meluruh, zat radioaktif tersebut
menghasilkan energi atau radiasi berupa partikel alpha dan beta, serta sinar (atau gelombang)
gamma. Gas radon merupakan sumber radiasi alpha yang paling banyak di alam dan terbesar
yang diterima manusia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Radiasi Non-Pengion ?

2. Apakah manfaat Radiasi Non-Pengion bagi kehidupan ?

3. Apakah dampak dari Radiasi Non-Pengion ?

1.3 Tujuan.

1. Mengerti Radiasi Non-Pengion.

2. Mengetahui manfaat Radiasi Non-Pengion bagi kehidupan .

3. Sebagai antisipasi dampak dari teknologi Radiasi Non-Pengion.

1.4 Manfaat

Pembaca dapat mengetahui dampak buruk dari radiasi non pengion bagi lingkungan dan
dampak yang bermanfaaat bagi lingkungan serta mengerti apa itu radiasi non-pengion.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Radiasi Non-Pengion

Radiasi non-pengion adalah radiasi yang tidak dapat menimbulkan ionisasi. Termasuk
ke dalam radiasi non-pengion adalah gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya
tampak dan ultraviolet. Radiasi non ionisasi adalah radiasi dengan energi yang cukup untuk
mengeluarkan elektron atau molekul tetapi energi tersebut tidak cukup untuk membentuk
/membuat formasi ion baru (Handley,1997).

Radiasi non pengion dapat didefinisikan sebagai penyebaran atau emisi energi yang
bila melalui suatu media dan terjadi proses penyerapan, berkas energi radiasi tersebut tidak
akan mampu menginduksi terjadinya proses ionisasi dalam media tersebut. Istilah ,radiasi non
pengion secara fisika mengacu pada radiasi elektromagnetik dengan energi lebih kecil dari 10
e V yang antara lain meliputi sinar ultra violet, cahaya tarnpak, infra merah, gelombang mikro
(microwave) dan elektrornagnetik radiofrekuensi. Se1ain itu ultraasound juga termasuk dalam
radiasi non pengion.

Seperti namanya, radiasi non pengion tidak mengionisasi (memecah ion-ion) atom,
sehingga dampaknya pun tidak terlalu luas. Radiasi non pengion biasanya memiliki memiliki
energi yang hanya bisa mengubah struktur atom, tanpa mengionisasinya. Yang termasuk
radiasi non pengion antara lain spektrum ultraviolet, visible light, sinar infra merah,
microwave, frekuensi radio dan extremely low frequency.

2.2. Jenis-Jenis Radiasi Non-Pengion

Radiasi non-pengion adalah radiasi yang tidak dapat menimbulkan ionisasi. Termasuk
ke dalam radiasi non-pengion adalah gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya
tampak dan ultraviolet. Radiasi non ionisasi adalah radiasi dengan energi yang cukup untuk
mengeluarkan elektron atau molekul tetapi energi tersebut tidak cukup untuk membentuk
/membuat formasi ion baru.

Radiasi non pengion dapat didefinisikan sebagai penyebaran atau emisi energi yang
bila melalui suatu media dan terjadi proses penyerapan, berkas energi radiasi tersebut tidak
akan mampu menginduksi terjadinya proses ionisasi dalam media tersebut. Istilah radiasi non
pengion secara fisika mengacu pada radiasi elektromagnetik dengan energi lebih kecil dari 10
e V.

Seperti namanya, radiasi non pengion tidak mengionisasi (memecah ion-ion) atom,
sehingga dampaknya pun tidak terlalu luas. Radiasi non pengion biasanya memiliki memiliki
energi yang hanya bisa mengubah struktur atom, tanpa mengionisasinya.
Jenis- jenis radiasi yang termasuk dari radiasi non-ionizing adalah radiasi sinar ultra
ungu (Ultra violet ), radiasi sinar infra merah, dan radiasi sinar laser. Ketiga radiasi tersebut
merupakan radiasi gelombang mikro (micro wave). Jadi radiasi non-ionizing sama dengan
radiasi gelombang mikro. Istilah gelombang mikro digunakan untuk spektrum gelombang
mikro dengan interval panjang gelombang antara 0,3 sampai dengan 3000 centimeter.
Gelombang mikro dengan panjang gelombang tersebut biasanyadigunakan dalam peralatan
medis, peralatan industri dan juga untuk kepentingan ilmiah.

Sinar radiasi ultra ungu (ultra violet) merupakan radiasi elektromagnetik yang
mempunyai panjang gelombang 180 sampai 400 nm. Intensitas energi sinar ultra ungu diukur
dalam satuan mikroWatt/cm2. Radiasi ini dapat diukur dengan alat yang bernama radiometer.
Biasanya alat tersebut bentuknya portable dan panjang gelombang yang dapat diukur kisaran
180 – 400 nm dan mampu mengukur energi radiasi dari 0 sampai 19.990 mikroWatt/cm2.

Radiasi sinar infra merah ini tidak bisa dilihat langsung oleh mata manusia, sinar ini
juga tidak tembus pandang jika menembus materi yang tidak tembus. Panjang gelombang sinar
infra merah ini berbanding terbalik dengan suhu. Ketika panjang gelombang mengalami
penurunan.maka suhu akan mengalami kenaikan.

Kemudian untuk sinar radiasi laser sendiri merupakan sinar radiasi yang mempunyai
emisi energi yang cukup tinggi. Menurut zat kimia yang di gunakan untuk mengasilkan sinar
laser adalah terdapat laser gas ( Helium – Neon, Argon, CO2 dan N2+ ), laser kristal padat (
Nd3, C23+), dan laser semi konduktor.

Pada intinya radiasi tidak bisa dilihat oleh indra manusia sehingga untuk mendeteksinya
memperlukan alat pendeteksi yang disebut dengan detektor radiasi untuk membantu
pendeteksian. Terdapat banyak jenis alat buat pendeteksi yang spesifik dan kemampuan untuk
menemukan keberadaan jenis radiasi tertentu yaitu detektor alpha, detektor beta, detektor
gamma. Radiasi bisa berinteraksi dengan berbagai materi yang dilaluinya melalui proses
ionisas dan eksitasi.

2.3. Sumber Radiasi Non-Pengion

Pada umumnya, sumber radiasi ionizing dan non-ionizing dikategorikan menjadi dua
yaitu yang pertama adalah radiasi dari alam dan radiasi buatan. Untuk radiasi dari alam bisa
didapatkan dari berbagai macam sumber. Diantaranya ada sinar kosmos/kosmik dan hasil
pencampuran thorium dan radon di udara bebas.

Untuk radiasi alam diantaranya sinar kosmos/kosmik banyak ditemukan berasal dari
luar angkasa, sebagian berasal dari ruang matahari dan antar bintang. Radiasi ini terdiri dari
sinar berenergi tinggi dengan partikel yang berinteraksi dengan nuklida-nuklida stabil di
atmosfir dan akhirnya.

Kemudian untuk thorium dan radon berbentuk gas dan merembes dari dalam bumi yang
secara natural dipancarkan oleh radionuklida di dalam kerak bumi dengan waktu jarak waktu
antara milyaran tahun dan kemudian bercampur dengan udara bebas. Radiasi letaknya berbeda-
beda tergantung pada konsentrasi sumber radiasi yang ada di dalam kerak bumi.
Yang kedua ada radiasi buatan dimana radiasi ini diciptakan dari kegiatan manusia
seperti penyinaran di bidang medis, radiasi yang didapat di fasilitas nuklir, radiasi yang berasal
dari kegiatan di industri. Contohnya reaktor nuklir yang mekanisme kerjanya sebagai
pembelahan inti. Dari mekanisme proses tersebut terlihat bahwa setiap reaksi pembelahan akan
menghasilkan lebih dari satu neutron baru atau akan terjadi multiplikasi neutron yang bisa
melakukan pembelahan selanjutnya jika di sekitarnya ada inti yang dapat membelah yang lain.
Mekanisme ini akan berlangsung terus menerus yang disebut proses reaksi berantai. Di dalam
reaktor nuklir proses pembelahan ini tidak akan dibiarkan berlangsung secara bebas tetapi
harus tetap dikendalikan karena berbahaya.

2.4. Dampak Lingkungan

Berbagai jenis pencemaran lingkungan yang ada di dunia saat ini, termasuk di antaranya
adalah pembebanan medan-medan dan gelombang elektromagnetik natural maupun artificial
pada kehidupan manusia. Bumi memiliki medan magnet bumi yang disebut sebagai medan
statis sebesar lebihkurang 40 µT yang permanen dan sedikit perubahannya terhadap waktu.
Sedangkan pada permukaan bumi terdapat pula medan listrik statis sebesar 0,5 kV/m sewaktu
cuaca cerah dan dapat mencapai 30 kV/m pada kondisibadai petir.

Manusia secara evolusi dalam ruang dan waktu yang lama telah menyesuaikan diri pada
pembebanannya. Dengan semakin berperannya teknikelektro dalam kehidupan manusia dan
lingkungan kerja maka selain medan elektromagnetik natural tersebut, medan elektromagnetik
artificial dengan berbagai frekuensi dan amplitudonya memberikan pembebanan terhadap
lingkungan hidup manusia.

Dampak SUTET pada lingkungan. Radiasi medan listrik dan medan magnet yang dihasilkan
oleh SUTET bisa digolongkan sebagai radiasi non pengion. Istilah fisika radiasi non-pengion
mengacu pada radiasi elektromagnetik dengan energi lebih dari 10 elektrovolt (ev) yang antara
lain meliputi: sinar ultra violet, cahaya tampak, infra merah, gelombang micro, ultra sound dan
radio frekwensi elektromagnetik.

Ini artinya, bukan hanya tegangan ekstra tinggi saja yang dapat menghasilkan radiasi
elektromagnetik. Barang-barang yang biasa kita pakai sehari-hari juga mengandung potensi
serupa. Sebut saja alat-alat elektronik untuk rumah tangga seperti: setrika, mixer, microvave
oven, radio, televisi/video compacte disk (VCD) player. Alat komunikasi seperti: telepon
genggam (hand phones), single side band (SSB). Alat untuk perkantoran seperti: komputer,
printer dan mesin-mesin hitung. Alat untuk bidang penelitian seperti: spektrofotometer,
spektrometer, serapan atom dan pompa vakum. Alat yang digunakan untuk industri seperti:
kompresor, injection moulding dan lain sebagainya.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Nana Subriana pada tahun 2000, medan listrik yang
berada dibawah jaringan SUTET dapat menimbulkan beberapa gejala seperti menimbulkan
bunyi mendesis akibat ionisasi pada permukaan penghantar (konduktor) yang kadang disertai
dengan cahaya keunguan, bulu/rambut badan akan berdiri pada bagian yang terpajan akibat
gaya tarik medan listrik yang kecil, lampu neon dan tes pen dapat menyala dengan kondisi
redup akibat mudahnya gas neon pada lampu neon dan tes pen terionisasi, kejutan lemah pada
sentuhan pertama benda-benda yang mudah menghantar listrik (seperti pada atap seng, kawat
jemuran , pagar besi dan badan mobil).

2.5 Dampak Kesehatan dan Lingkungan oleh Radiasi Non-Pengion

Efek biologik radiasi non pengion akan dibedakan atas efek akibat radiasi optik yang
meliputi radiasi ultraviolet (100 – 400 nm), radiasi tampak/cahaya (400 – 770 nm) dan radiasi
infra merah ( 770 nm - 1 mm) dan efek medan radiofrekuensi elektromagnetik yang meliputi
gelombang mikro (1 mm – 30 cm), gelombang frekuensi tinggi (30 cm – 100 km) dan
gelombang frekuensi rendah ( > 100 km).

Radiasi UV pendek (< 220 nm) diserap oleh oksigen pada lapisan terluar atmosfer yang
kemudian membentuk lapisan ozon yang berfungsi sebagai filter atau pelindung terhadap
radiasi UV dengan panjang gelombang < 310 nm.

Dengan demikian radiasi lainnya yang dapat menembus lapisan ozon yang akan
menimbulkan efek bagi manusia. Tetapi semakin berkurangnya lapisan ozon sebagai akibat
dari pelepasan chlorofluorocarbon ke atmosfer menyebabkan tingkat kerusakan akibat pajanan
radiasi UV semakin besar.
1. Radiasi optik

Berdasarkan panjang gelombang, radiasi UV dibagi atas UV-C (100 - 280 nm), UV-B (280
- 315 nm) dan UV-A (315 - 400 nm), sedangkan radiasi infra merah dibagi atas IRA (770
nm -1,4µm), IR-B (1,4 – 3 µm) dan IR-C (3 µm – 1 mm).Efek yang ditimbulkan akibat
pajanan radiasi optik pada tubuh sangat bergantung pada panjang gelombang yang
berhubungan dengan daya tembus atau penetrasi radiasi optik pada jaringan tubuh. Sasaran
utama dari pajanan pada tubuh adalah kulit dan mata

a. Efek radiasi optik pada kulit


Mekanisme yang dominan dari efek pajanan radiasi pada kulit adalah reaksifotokimia.
Efek dari pajanan kronik radiasi UVlebih serius dari pada pajanan akut. Pajanan kronik
pada kulit menyebabkan perubahan yangsangat bervariasi dalam struktur dan
komposisi kulit, yang mengarah pada hilangnya sifat elastisitas (elastosis), dilasi
pembuluh darah, dan penebalan kulit (keratosis). Efek kronik yangpaling penting
adalah risiko kanker kulit khusus.

b. Efek radiasi optik pada mata


Paling tidak terdapat 3 jenis kerusakan akibat pajanan radiasi UV pada mata, yaitu:

1) Photokeratoconjunctivitis/welder’s flash/ snow blindness yaitu reaksi peradangan


akut pada kornea dan conjunctiva mata sebagai akibat pajanan radiasi pada panjang
gelombang 200 – 400 nm (UV-C, UV-B dan UV-A). Ini merupakan kerusakan
akibat reaksi fotokimia pada kornea (fotokeratitis) dan konjunctiva
(fotokonjunctiva) yang timbul beberapa jam setelah pajanan akut dan umumnya
berlangsung hanya 24 – 48 jam. 2)
2) Pterygium dan droplet keratopathy adalah patologis pada kornea yang berhubungan
dengan mata yang umum dijumpai pada lingkungan pulau yang kaya akan pajanan
radiasi UV kronik (pajanan sepanjang hidup). Pterygium atau penebalan conjuctiva
sebagai hasil dari pertumbuhan jaringan lemak diatas kornea, sedangkan droplet
keratopathy adalahdegenerasi lapisan ikat/fibrous pada kornea dengan droplet-
shaped deposit.
3) Kataraktogenesis atau proses pembentukan katarak. Telah diduga radiasi UV pada
panjang gelombang 290 – 320 nm menyebabkan katarak
2. Radiasi Radiofrekuensi

Dalam membahas efek biologi dari medan radiasi radiofrekuensi elektromagnetik pada
manusia, radiasi non pengion kelompok ini dibedakan atas 2 sub kelompok yaitu
gelombang mikro (microwave) dan gelombang radiofrekuensi

a. Gelombang mikro

Efek kesehatan pada umumnya sebagai akibat dari panas yang timbul pada saat
terjadi interaksi antara energi gelombang mikro dengan materi biologik. Efek
biologik yang terjadi karena pemanasan disebut efek termal dan yang terjadi bukan
karena proses pemanasan disebut efek non termal. Efek yang berbahaya akibat
pajanan microwave adalah efek termal atau hipertermia yang terutama merusak
mata dan testis. Kedua jaringan relatif sangat sensitf terhadap kenaikan suhu
jaringan.

b. Gelombang radiofrekuensi

Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan pemanfaatan radiasi non


pengion menyebabkan timbulnya kekhawatiran tentang efek negatif radiasi
elektromagnetik pada kesehatan. Para ahli mengungkapkan bahwa radiasi yang
ditimbulkan oleh telepon seluler tidak sepenuhnya berbahaya sehingga dapat
menyebabkan gangguan kesehatan terhadap manusia, karena masih banyak orang
tetap menggunakan piranti wireless dalam kesehariannya untuk memudahkan
aktifitasnya dan tidak terjadi sesuatu hal apapun yang membahayakan sehingga bisa
dikatakan masih aman-aman saja (Swamardika, 2009, hal. 107).

Radiasi RF tidak bisa mengionisasi molekul pada jaringan secara biologi karena
kuantum energinya hanya 4 meV pada 1 THz, sementara itu energi minimal untuk
mengionisasi molekul tersebut sekitar 12 eV. Berdasarkan informasi dan
pemahaman sekarang, radiasi RF tidak bisa menyebabkan mutasi contohnya
kanker. Meskipun begitu radiasi RF dapat memiliki resiko yang disebut dengan
resiko termal.

Efek biologis radiasi RF sudah dipelajari melalui percobaan dengan hewan dan
model, serta melalui penelitian epidemologi. Efek radiasinya dapat dibagi kedalam
dua golongan yaitu efek thermal dan non thermal. Efek biologis yang dihasilkan
oleh pemanasan jaringan oleh energi RF selalu menunjuk pada efek thermal. Hal
ini sudah diketahui selama beberapa tahun bahwa pembukaan tingkatan-tingkatan
tinggi dari radiasi RF bisa berbahaya karena berkaitan dengan energi RF untuk
memanaskan jaringan biologi secara cepat.

Efek thermal yang diamati dengan teliti adalah skatarak, kenaikan suhu jaringan
dan luka bakar.
Permukaan yang peka terhadap panas dan rasa sakit yang berasal dari panas untuk
sebagian besar frekuensi adalah sebuah penunjuk ketidak percayaan untuk
keberadaan radiasi frekuensi tinggi karena energi selalu diserap pada lapisan yang
lebih dalam di bawah kulit yang peka terhadap panas. Efek biologis yang sudah
diamati dibawah kondisi dimana frekuensi tinggi yang dapat menyebabkan
kenaikan suhu sebenarnya tidak terjadi.

1.5 Pemanfaatan Radiasi Non-Pengion Dalam Perkembangan Teknologi


A. INFRAMERAH

Adapun kegunaannya dari Infra Merah:

1. Kesehatan

a. Meningkatkan metabolisme tubuh, yang mana dengan begitu dapat mengurangi


beban liver dan ginjal.
b. Mengaktifkan molekul air yang terdapat dalam tubuh, sehingga apabila molekul
yang ada dalam tubuh pecah maka akan ada molekul tunggal yang akan
meningkatkan cairan tubuh.
c. Mengembangkan Ph dalam tubuh, yang mana dapat membersihkan darah. Juga
dapat mencegah terjadinya rematik yang dikarenakan oleh tingkat asam urat yang
tinggi.
d. Meningkatkan sirkulasi mikro, serta dapat memperbaiki sirkulasi darah serta
mengurangi tekanan jantung yang berlebih.
e. Infra Merah jarak jauh dapat digunakan untuk alat kesehatan, yang mana dapat
memberikan informasi tentang kondisi tubuh yang sebenarnya.
f. Dapat digunakan untuk mengetahui suhu tubuh
g. Untuk terapi fisik, menyembuhkan penyakit cacar dan encok
h. Untuk fotografi diagnosa penyakit

2. Pada komunikasi

a. Terdapat system sensor Iinfra Merah yang dapat digunakan untuk menghubungkan
dua perangkat. Yang mana sinar Infra Merah merespon Infra Merah yang dikirimkan
melalui pemancar.
b. Terdapat kamera yang tembus pandang dengan menggunakan Infra Merah. Yang
mana sinar Infra Merah memang tidak dapat ditangkap dengan mata telanjang, namun
dengan menggunakan kamera digital atau hendycam sinar Infra Merah dapat
tertangkap. Dengan begitu kamera digital dan hendycam akan meningkat.
c. Untuk pencitraan pandangan seperti nightscoop.
d. Dapat digunakan sebagai alat komunikasi, yang mana jarak maximum adalah 10
meter dan tidak ada penghalangnya.
e. Sebagai salah satu standardisasi komunikasi tanpa kabel.
3. Pada bidang Industri

a. Lampu Infra Merah, Merupakan lampu pijar yang kawat pijarnya bersuhu di atas
±2500°K.
b. Pemanasan Infra Merah, Merupakan suatu kondisi ketika energi infra merah
menyerang sebuah objek dengan kekuatan energi elektromagnetik yang dipancarkan
di atas -273 °C (0°K dalam suhu mutlak).

4. Pada bidang Keruangan

Infra merah yang dipancarakan dalam bentuk sinar infra merah terhadap suatu objek, dapat
menghasilkan foto infra merah. Foto infra merah yang bekerja berdasarkan pancaran panas
suatu objek dapat digunakan untuk membuat lukisan panas dari suatu daerah atau objek. Hasil
lukisan panas dapat menggambarkan daerah mana yang panas dan tidak. Suatu lukisan panas
dari suatu gedung dapat digunakan untuk mengetahui dari zona bagian mana dari gedung itu
yang menghasilkan panas berlebihan sehingga dapat dilakukan perbaikanperbaikan yang
diperlukan.

5. Pada bidang Militer

Dibuat teleskop inframerah yang digunakan melihat di tempat yang gelap atau berkabut. Sinar
infra merah dibidang militer dimanfaatkan satelit untuk memotret permukaan bumi meskipun
terhalang oleh kabut atau awan.

Manfaat lain:

1. Untuk fotografi pemetaan sumber daya alam, mendeteksi tanaman yang tumbuh di
bumi dengan detail
2. Mengeringkan cat kendaraan dengan cepat pada industri otomotif

B. GELOMBANG MIKRO

1. Untuk pemanas microwave Jika gelombang mikro diserap oleh sebuah benda, maka akan
muncul efek pemanasan pada benda itu. Jika makanan menyerap radiasi gelombang mikro,
maka makanan menjadi panas dalam selang waktu yang sangat singkat. Proses inilah yang
dimanfaatkan dalam microwave oven untuk memasak makanan dengan cepat dan ekonomis.

2. Untuk komunikasi RADAR (Radio Detection and Ranging) Gelombang RADAR


diaplikasikan untuk mendeteksi suatu objek, memandu pendaratan pesawat terbang,
membantu pengamatan di kapal laut dan pesawat terbang pada malam hari atau cuaca kabut,
serta untuk menentukan arah dan posisi yang tepat.

3. Untuk menganalisa struktur atomik dan molekul

4. Dapat digunakan untuk mengukur kedalaman laut

5. Digunakan pada rangkaian Televisi


BAB 3

KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN

A. Kesimpulan Radiasi non-pengion adalah

radiasi yang tidak dapat menimbulkan ionisasi.Sumber radiasi di lingkungan secara alami dapat
berasal dari sinar kosmik (angkasa luar) dan peluruhan radioaktif di permukaan bumi. Atmosfer
bumi dapat mengurangi radiasi kosmik yang diterima oleh manusia. Tingkat radiasi dari
sumber kosmik ini bergantung kepada ketinggian, yaitu radiasi yang diterima akan semakin
besar apabila posisinya semakin tinggi.

Penggunaan Infra merah radiasi Non-Pengion bermanfaat :

1. Meningkatkan sirkulasi mikro, serta dapat memperbaiki sirkulasi darah serta


mengurangi tekanan jantung yang berlebih.
2. Infra Merah jarak jauh dapat digunakan untuk alat kesehatan, yang mana dapat
memberikan informasi tentang kondisi tubuh yang sebenarnya.
3. Dapat digunakan untuk mengetahui suhu tubuh
DAFTAR PUSTAKA

Edy, Wahyu Wibowo. 2008. Perbandingan Dosis-Literatur. FMIPA. Universitas Indonesia.

Indah, Resti Setyawati. 2012. Model Matematika Radiasi Sinar Gamma (γ) dalam Penentuan Waktu
Maksimum Paparan Radiasi Nuklir. Universitas Negeri Papua.

Manokwari. Irawati, Zubaidah. 2007. Pengembangan Teknologi Nuklir untuk Meningkatkan


Keamanan dan Daya Simpan Bahan Pangan. Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi. BATAN.

Jakarta. Muculus, Mus. 2013. Pengaruh Radiasi Sinar-X Terhadap Mortilitas Sperma pada Tikus
Mencit.

Fisika Is My World: ALAT UKUR RADIASI (firmanfisikaupi.blogspot.com)

(DOC) RADIASI IONIZING DAN NON IONIZING | annisa maya - Academia.edu

Anda mungkin juga menyukai