Radiasi Non Pengion - Muhammad David Bintang Rianata - 2110505062
Radiasi Non Pengion - Muhammad David Bintang Rianata - 2110505062
RADIASI NON-PENGION
Disusun Oleh:
Muhammad David Bintang Rianata (2110505062)
Kelas A5
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T berkat rahmat, karunia dan kemurahan-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah Studi Fisika Radiasi yang berjudul Radiasi Non-Pengion ini
tepat pada waktunya. Tidak lupa terimakasih kami ucapkan kepada dosen studi Fisika Ibu
Ildsa Maulidya M.N
Makalah “ Radiasi Non-Pengion “ disusun dari berbagai sumber baik Jurnal, Artikel dan
berbagai sumber lainnya sehingga menghasilkan makalah yang In syaa Allah dapat diper
tanggung jawabkan isinya.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kelemahannyaa. Oleh karena itu, kritik dan saran akan Saya terima dengan senang hati demi
penyempurnaan makalah ini.
Dengan ini penyusun mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................... 2
1.4 Manfaat................................................................................. 4
PENDAHULUAN
Secara alami, setiap hari manusia terpapar radiasi. Radiasi adalah energi yang terpancar
dari materi (atom) dalam bentuk partikel atau gelombang. Berdasarkan kemampuan dalam
melakukan ionisasi, radiasi dapat dibedakan menjadi radiasi pengion dan radiasi non pengion.
Radiasi pengion adalah radiasi yang jika menumbuk atau menabrak sesuatu, akan muncul
partikel bermuatan listrik yang disebut ion (ionisasi). Radiasi non-pengion adalah radiasi yang
tidak dapat menimbulkan ionisasi.
Sumber radiasi di lingkungan secara alami dapat berasal dari sinar kosmik (angkasa
luar) dan peluruhan radioaktif di permukaan bumi. Atmosfer bumi dapat mengurangi radiasi
kosmik yang diterima oleh manusia. Tingkat radiasi dari sumber kosmik ini bergantung kepada
ketinggian, yaitu radiasi yang diterima akan semakin besar apabila posisinya semakin tinggi.
Radiasi di permukaan bumi berasal dari zat radioaktif yang sudah ada sejak awal terbentuknya
bumi dan tersimpan di lapisan kerak bumi. Pada saat meluruh, zat radioaktif tersebut
menghasilkan energi atau radiasi berupa partikel alpha dan beta, serta sinar (atau gelombang)
gamma. Gas radon merupakan sumber radiasi alpha yang paling banyak di alam dan terbesar
yang diterima manusia.
1.3 Tujuan.
1.4 Manfaat
Pembaca dapat mengetahui dampak buruk dari radiasi non pengion bagi lingkungan dan
dampak yang bermanfaaat bagi lingkungan serta mengerti apa itu radiasi non-pengion.
BAB 2
PEMBAHASAN
Radiasi non-pengion adalah radiasi yang tidak dapat menimbulkan ionisasi. Termasuk
ke dalam radiasi non-pengion adalah gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya
tampak dan ultraviolet. Radiasi non ionisasi adalah radiasi dengan energi yang cukup untuk
mengeluarkan elektron atau molekul tetapi energi tersebut tidak cukup untuk membentuk
/membuat formasi ion baru (Handley,1997).
Radiasi non pengion dapat didefinisikan sebagai penyebaran atau emisi energi yang
bila melalui suatu media dan terjadi proses penyerapan, berkas energi radiasi tersebut tidak
akan mampu menginduksi terjadinya proses ionisasi dalam media tersebut. Istilah ,radiasi non
pengion secara fisika mengacu pada radiasi elektromagnetik dengan energi lebih kecil dari 10
e V yang antara lain meliputi sinar ultra violet, cahaya tarnpak, infra merah, gelombang mikro
(microwave) dan elektrornagnetik radiofrekuensi. Se1ain itu ultraasound juga termasuk dalam
radiasi non pengion.
Seperti namanya, radiasi non pengion tidak mengionisasi (memecah ion-ion) atom,
sehingga dampaknya pun tidak terlalu luas. Radiasi non pengion biasanya memiliki memiliki
energi yang hanya bisa mengubah struktur atom, tanpa mengionisasinya. Yang termasuk
radiasi non pengion antara lain spektrum ultraviolet, visible light, sinar infra merah,
microwave, frekuensi radio dan extremely low frequency.
Radiasi non-pengion adalah radiasi yang tidak dapat menimbulkan ionisasi. Termasuk
ke dalam radiasi non-pengion adalah gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya
tampak dan ultraviolet. Radiasi non ionisasi adalah radiasi dengan energi yang cukup untuk
mengeluarkan elektron atau molekul tetapi energi tersebut tidak cukup untuk membentuk
/membuat formasi ion baru.
Radiasi non pengion dapat didefinisikan sebagai penyebaran atau emisi energi yang
bila melalui suatu media dan terjadi proses penyerapan, berkas energi radiasi tersebut tidak
akan mampu menginduksi terjadinya proses ionisasi dalam media tersebut. Istilah radiasi non
pengion secara fisika mengacu pada radiasi elektromagnetik dengan energi lebih kecil dari 10
e V.
Seperti namanya, radiasi non pengion tidak mengionisasi (memecah ion-ion) atom,
sehingga dampaknya pun tidak terlalu luas. Radiasi non pengion biasanya memiliki memiliki
energi yang hanya bisa mengubah struktur atom, tanpa mengionisasinya.
Jenis- jenis radiasi yang termasuk dari radiasi non-ionizing adalah radiasi sinar ultra
ungu (Ultra violet ), radiasi sinar infra merah, dan radiasi sinar laser. Ketiga radiasi tersebut
merupakan radiasi gelombang mikro (micro wave). Jadi radiasi non-ionizing sama dengan
radiasi gelombang mikro. Istilah gelombang mikro digunakan untuk spektrum gelombang
mikro dengan interval panjang gelombang antara 0,3 sampai dengan 3000 centimeter.
Gelombang mikro dengan panjang gelombang tersebut biasanyadigunakan dalam peralatan
medis, peralatan industri dan juga untuk kepentingan ilmiah.
Sinar radiasi ultra ungu (ultra violet) merupakan radiasi elektromagnetik yang
mempunyai panjang gelombang 180 sampai 400 nm. Intensitas energi sinar ultra ungu diukur
dalam satuan mikroWatt/cm2. Radiasi ini dapat diukur dengan alat yang bernama radiometer.
Biasanya alat tersebut bentuknya portable dan panjang gelombang yang dapat diukur kisaran
180 – 400 nm dan mampu mengukur energi radiasi dari 0 sampai 19.990 mikroWatt/cm2.
Radiasi sinar infra merah ini tidak bisa dilihat langsung oleh mata manusia, sinar ini
juga tidak tembus pandang jika menembus materi yang tidak tembus. Panjang gelombang sinar
infra merah ini berbanding terbalik dengan suhu. Ketika panjang gelombang mengalami
penurunan.maka suhu akan mengalami kenaikan.
Kemudian untuk sinar radiasi laser sendiri merupakan sinar radiasi yang mempunyai
emisi energi yang cukup tinggi. Menurut zat kimia yang di gunakan untuk mengasilkan sinar
laser adalah terdapat laser gas ( Helium – Neon, Argon, CO2 dan N2+ ), laser kristal padat (
Nd3, C23+), dan laser semi konduktor.
Pada intinya radiasi tidak bisa dilihat oleh indra manusia sehingga untuk mendeteksinya
memperlukan alat pendeteksi yang disebut dengan detektor radiasi untuk membantu
pendeteksian. Terdapat banyak jenis alat buat pendeteksi yang spesifik dan kemampuan untuk
menemukan keberadaan jenis radiasi tertentu yaitu detektor alpha, detektor beta, detektor
gamma. Radiasi bisa berinteraksi dengan berbagai materi yang dilaluinya melalui proses
ionisas dan eksitasi.
Pada umumnya, sumber radiasi ionizing dan non-ionizing dikategorikan menjadi dua
yaitu yang pertama adalah radiasi dari alam dan radiasi buatan. Untuk radiasi dari alam bisa
didapatkan dari berbagai macam sumber. Diantaranya ada sinar kosmos/kosmik dan hasil
pencampuran thorium dan radon di udara bebas.
Untuk radiasi alam diantaranya sinar kosmos/kosmik banyak ditemukan berasal dari
luar angkasa, sebagian berasal dari ruang matahari dan antar bintang. Radiasi ini terdiri dari
sinar berenergi tinggi dengan partikel yang berinteraksi dengan nuklida-nuklida stabil di
atmosfir dan akhirnya.
Kemudian untuk thorium dan radon berbentuk gas dan merembes dari dalam bumi yang
secara natural dipancarkan oleh radionuklida di dalam kerak bumi dengan waktu jarak waktu
antara milyaran tahun dan kemudian bercampur dengan udara bebas. Radiasi letaknya berbeda-
beda tergantung pada konsentrasi sumber radiasi yang ada di dalam kerak bumi.
Yang kedua ada radiasi buatan dimana radiasi ini diciptakan dari kegiatan manusia
seperti penyinaran di bidang medis, radiasi yang didapat di fasilitas nuklir, radiasi yang berasal
dari kegiatan di industri. Contohnya reaktor nuklir yang mekanisme kerjanya sebagai
pembelahan inti. Dari mekanisme proses tersebut terlihat bahwa setiap reaksi pembelahan akan
menghasilkan lebih dari satu neutron baru atau akan terjadi multiplikasi neutron yang bisa
melakukan pembelahan selanjutnya jika di sekitarnya ada inti yang dapat membelah yang lain.
Mekanisme ini akan berlangsung terus menerus yang disebut proses reaksi berantai. Di dalam
reaktor nuklir proses pembelahan ini tidak akan dibiarkan berlangsung secara bebas tetapi
harus tetap dikendalikan karena berbahaya.
Berbagai jenis pencemaran lingkungan yang ada di dunia saat ini, termasuk di antaranya
adalah pembebanan medan-medan dan gelombang elektromagnetik natural maupun artificial
pada kehidupan manusia. Bumi memiliki medan magnet bumi yang disebut sebagai medan
statis sebesar lebihkurang 40 µT yang permanen dan sedikit perubahannya terhadap waktu.
Sedangkan pada permukaan bumi terdapat pula medan listrik statis sebesar 0,5 kV/m sewaktu
cuaca cerah dan dapat mencapai 30 kV/m pada kondisibadai petir.
Manusia secara evolusi dalam ruang dan waktu yang lama telah menyesuaikan diri pada
pembebanannya. Dengan semakin berperannya teknikelektro dalam kehidupan manusia dan
lingkungan kerja maka selain medan elektromagnetik natural tersebut, medan elektromagnetik
artificial dengan berbagai frekuensi dan amplitudonya memberikan pembebanan terhadap
lingkungan hidup manusia.
Dampak SUTET pada lingkungan. Radiasi medan listrik dan medan magnet yang dihasilkan
oleh SUTET bisa digolongkan sebagai radiasi non pengion. Istilah fisika radiasi non-pengion
mengacu pada radiasi elektromagnetik dengan energi lebih dari 10 elektrovolt (ev) yang antara
lain meliputi: sinar ultra violet, cahaya tampak, infra merah, gelombang micro, ultra sound dan
radio frekwensi elektromagnetik.
Ini artinya, bukan hanya tegangan ekstra tinggi saja yang dapat menghasilkan radiasi
elektromagnetik. Barang-barang yang biasa kita pakai sehari-hari juga mengandung potensi
serupa. Sebut saja alat-alat elektronik untuk rumah tangga seperti: setrika, mixer, microvave
oven, radio, televisi/video compacte disk (VCD) player. Alat komunikasi seperti: telepon
genggam (hand phones), single side band (SSB). Alat untuk perkantoran seperti: komputer,
printer dan mesin-mesin hitung. Alat untuk bidang penelitian seperti: spektrofotometer,
spektrometer, serapan atom dan pompa vakum. Alat yang digunakan untuk industri seperti:
kompresor, injection moulding dan lain sebagainya.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Nana Subriana pada tahun 2000, medan listrik yang
berada dibawah jaringan SUTET dapat menimbulkan beberapa gejala seperti menimbulkan
bunyi mendesis akibat ionisasi pada permukaan penghantar (konduktor) yang kadang disertai
dengan cahaya keunguan, bulu/rambut badan akan berdiri pada bagian yang terpajan akibat
gaya tarik medan listrik yang kecil, lampu neon dan tes pen dapat menyala dengan kondisi
redup akibat mudahnya gas neon pada lampu neon dan tes pen terionisasi, kejutan lemah pada
sentuhan pertama benda-benda yang mudah menghantar listrik (seperti pada atap seng, kawat
jemuran , pagar besi dan badan mobil).
Efek biologik radiasi non pengion akan dibedakan atas efek akibat radiasi optik yang
meliputi radiasi ultraviolet (100 – 400 nm), radiasi tampak/cahaya (400 – 770 nm) dan radiasi
infra merah ( 770 nm - 1 mm) dan efek medan radiofrekuensi elektromagnetik yang meliputi
gelombang mikro (1 mm – 30 cm), gelombang frekuensi tinggi (30 cm – 100 km) dan
gelombang frekuensi rendah ( > 100 km).
Radiasi UV pendek (< 220 nm) diserap oleh oksigen pada lapisan terluar atmosfer yang
kemudian membentuk lapisan ozon yang berfungsi sebagai filter atau pelindung terhadap
radiasi UV dengan panjang gelombang < 310 nm.
Dengan demikian radiasi lainnya yang dapat menembus lapisan ozon yang akan
menimbulkan efek bagi manusia. Tetapi semakin berkurangnya lapisan ozon sebagai akibat
dari pelepasan chlorofluorocarbon ke atmosfer menyebabkan tingkat kerusakan akibat pajanan
radiasi UV semakin besar.
1. Radiasi optik
Berdasarkan panjang gelombang, radiasi UV dibagi atas UV-C (100 - 280 nm), UV-B (280
- 315 nm) dan UV-A (315 - 400 nm), sedangkan radiasi infra merah dibagi atas IRA (770
nm -1,4µm), IR-B (1,4 – 3 µm) dan IR-C (3 µm – 1 mm).Efek yang ditimbulkan akibat
pajanan radiasi optik pada tubuh sangat bergantung pada panjang gelombang yang
berhubungan dengan daya tembus atau penetrasi radiasi optik pada jaringan tubuh. Sasaran
utama dari pajanan pada tubuh adalah kulit dan mata
Dalam membahas efek biologi dari medan radiasi radiofrekuensi elektromagnetik pada
manusia, radiasi non pengion kelompok ini dibedakan atas 2 sub kelompok yaitu
gelombang mikro (microwave) dan gelombang radiofrekuensi
a. Gelombang mikro
Efek kesehatan pada umumnya sebagai akibat dari panas yang timbul pada saat
terjadi interaksi antara energi gelombang mikro dengan materi biologik. Efek
biologik yang terjadi karena pemanasan disebut efek termal dan yang terjadi bukan
karena proses pemanasan disebut efek non termal. Efek yang berbahaya akibat
pajanan microwave adalah efek termal atau hipertermia yang terutama merusak
mata dan testis. Kedua jaringan relatif sangat sensitf terhadap kenaikan suhu
jaringan.
b. Gelombang radiofrekuensi
Radiasi RF tidak bisa mengionisasi molekul pada jaringan secara biologi karena
kuantum energinya hanya 4 meV pada 1 THz, sementara itu energi minimal untuk
mengionisasi molekul tersebut sekitar 12 eV. Berdasarkan informasi dan
pemahaman sekarang, radiasi RF tidak bisa menyebabkan mutasi contohnya
kanker. Meskipun begitu radiasi RF dapat memiliki resiko yang disebut dengan
resiko termal.
Efek biologis radiasi RF sudah dipelajari melalui percobaan dengan hewan dan
model, serta melalui penelitian epidemologi. Efek radiasinya dapat dibagi kedalam
dua golongan yaitu efek thermal dan non thermal. Efek biologis yang dihasilkan
oleh pemanasan jaringan oleh energi RF selalu menunjuk pada efek thermal. Hal
ini sudah diketahui selama beberapa tahun bahwa pembukaan tingkatan-tingkatan
tinggi dari radiasi RF bisa berbahaya karena berkaitan dengan energi RF untuk
memanaskan jaringan biologi secara cepat.
Efek thermal yang diamati dengan teliti adalah skatarak, kenaikan suhu jaringan
dan luka bakar.
Permukaan yang peka terhadap panas dan rasa sakit yang berasal dari panas untuk
sebagian besar frekuensi adalah sebuah penunjuk ketidak percayaan untuk
keberadaan radiasi frekuensi tinggi karena energi selalu diserap pada lapisan yang
lebih dalam di bawah kulit yang peka terhadap panas. Efek biologis yang sudah
diamati dibawah kondisi dimana frekuensi tinggi yang dapat menyebabkan
kenaikan suhu sebenarnya tidak terjadi.
1. Kesehatan
2. Pada komunikasi
a. Terdapat system sensor Iinfra Merah yang dapat digunakan untuk menghubungkan
dua perangkat. Yang mana sinar Infra Merah merespon Infra Merah yang dikirimkan
melalui pemancar.
b. Terdapat kamera yang tembus pandang dengan menggunakan Infra Merah. Yang
mana sinar Infra Merah memang tidak dapat ditangkap dengan mata telanjang, namun
dengan menggunakan kamera digital atau hendycam sinar Infra Merah dapat
tertangkap. Dengan begitu kamera digital dan hendycam akan meningkat.
c. Untuk pencitraan pandangan seperti nightscoop.
d. Dapat digunakan sebagai alat komunikasi, yang mana jarak maximum adalah 10
meter dan tidak ada penghalangnya.
e. Sebagai salah satu standardisasi komunikasi tanpa kabel.
3. Pada bidang Industri
a. Lampu Infra Merah, Merupakan lampu pijar yang kawat pijarnya bersuhu di atas
±2500°K.
b. Pemanasan Infra Merah, Merupakan suatu kondisi ketika energi infra merah
menyerang sebuah objek dengan kekuatan energi elektromagnetik yang dipancarkan
di atas -273 °C (0°K dalam suhu mutlak).
Infra merah yang dipancarakan dalam bentuk sinar infra merah terhadap suatu objek, dapat
menghasilkan foto infra merah. Foto infra merah yang bekerja berdasarkan pancaran panas
suatu objek dapat digunakan untuk membuat lukisan panas dari suatu daerah atau objek. Hasil
lukisan panas dapat menggambarkan daerah mana yang panas dan tidak. Suatu lukisan panas
dari suatu gedung dapat digunakan untuk mengetahui dari zona bagian mana dari gedung itu
yang menghasilkan panas berlebihan sehingga dapat dilakukan perbaikanperbaikan yang
diperlukan.
Dibuat teleskop inframerah yang digunakan melihat di tempat yang gelap atau berkabut. Sinar
infra merah dibidang militer dimanfaatkan satelit untuk memotret permukaan bumi meskipun
terhalang oleh kabut atau awan.
Manfaat lain:
1. Untuk fotografi pemetaan sumber daya alam, mendeteksi tanaman yang tumbuh di
bumi dengan detail
2. Mengeringkan cat kendaraan dengan cepat pada industri otomotif
B. GELOMBANG MIKRO
1. Untuk pemanas microwave Jika gelombang mikro diserap oleh sebuah benda, maka akan
muncul efek pemanasan pada benda itu. Jika makanan menyerap radiasi gelombang mikro,
maka makanan menjadi panas dalam selang waktu yang sangat singkat. Proses inilah yang
dimanfaatkan dalam microwave oven untuk memasak makanan dengan cepat dan ekonomis.
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
radiasi yang tidak dapat menimbulkan ionisasi.Sumber radiasi di lingkungan secara alami dapat
berasal dari sinar kosmik (angkasa luar) dan peluruhan radioaktif di permukaan bumi. Atmosfer
bumi dapat mengurangi radiasi kosmik yang diterima oleh manusia. Tingkat radiasi dari
sumber kosmik ini bergantung kepada ketinggian, yaitu radiasi yang diterima akan semakin
besar apabila posisinya semakin tinggi.
Indah, Resti Setyawati. 2012. Model Matematika Radiasi Sinar Gamma (γ) dalam Penentuan Waktu
Maksimum Paparan Radiasi Nuklir. Universitas Negeri Papua.
Jakarta. Muculus, Mus. 2013. Pengaruh Radiasi Sinar-X Terhadap Mortilitas Sperma pada Tikus
Mencit.