Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MANAJEMEN KONSTRUKSI PERTEMUAN KE – 12

NAMA : FAJRUL FALAH

NIM : 2020D1B056

KELAS : 5B

JAWABAN:

Pengertian K3

Secara umum, pengertian K3 adalah merupakan singkatan dari keamanan,


kesehatan, dan keselamatan kerja. Sering kali dipergunakan di wilayah kerja bidang
kontruksi seperti proyek bangunan, serta institusi tertentu.

Berdasarkan bidang kelimuan, pengertian K3 mencakup pengetahuan dan cara


aplikasi sebagai upaya mencegah terjadinya kecelakaan akibat suatu pekerjaan.
Ilmu ini tidak hanya untuk mengurangi resiko kecelakaan saja, namun juga
mengatasi jika terjadi hal kurang diinginkan pula.

Sedangkan berdasarkan filosofisnya, K3 dapat diartikan sebagai berbagai upaya


memenuhi kebutuhan jasmani serta rohani pada tenaga kerja. Dengan begitu, dapat
menghasilkan sebuah karya tertentu dan menjadikan masyarakat yang makmur
berkatnya.

❖ Pengertian K3 Menurut Para Ahli

Pengertian K3 Menurut Para Ahli

Beberapa ahli memberikan pendapatnya mengenai pengertian K3 sehingga


memperluas makna dari singkatan tersebut. Hal ini juga mempengaruhi
penerapannya dalam praktiknya agar dapat dirasakan oleh masyarakat luas dan
berikut informasinya:
1. Mathis dan Jackson

Mathis dan Jackson mengungkapkan pendapat mereka mengenai pengertian K3


yang meliputi berbagai kegiatan. Hal ini bertujuan untuk menciptakan keamanan
kondisi kerja, menghindari dari gangguan fisik serta mental melalui pelatihan dan
pembinaan.

Bukan hanya itu, termasuk melakukan pengarahan serta kontrol pada pelaksanaan
tugas karyawan. Selebihnya berupa pemberian bantuan harus sesuai, baik dari
pemerintah maupun perusahaan tempat bekerja dengan peraturan yang berlaku.

2. Widodo

Widodo menjelaskan pengertian K3 secara singkat yang mencakup bidang


kesehatan, keselamatan, kesejahteraan manusia atau pekerja di sebuah institusi atau
lokasi proyek. Penjelasan tersebut diyakini sesuai dengan prinsip.

Bukan hanya itu saja, pengertian tersebut juga menjadikan penjelasan mengenai K3
lebih beragam. Namun tetap berfokus pada hal-hal tertentu yang berhubungan
dengan penjaminan bagi pekerja selama bekerja, yaitu keamanan, kesehatan, dan
keselamatan.

3. Hadiningrum

Terdapat pula pernyataan dari Hadiningrum yang membagikan pendapatnya


mengenai pengertian K3. Hal ini mencakup pengawasan terhadap sumber daya
manusia, mesin, material, serta metode mengenai lingkungan kerja.

Hal-hal yang telah disebutkan tersebut bertujuan agar tidak terjadi kecelakaan saat
melakukan pekerjaan. Pengawasan tersebut tentu menjadi salah satu opsi
pencegahan yang harus dipahami bukan hanya oleh pengembang saja namun juga
para pekerja.

4. Flippo

Terdapat pula Flippo yang menyuarakan pendapatnya mengenai K3 bahwa


membahas tentang berbagai tindakan dan pendekatan mengenai standard. Baik
spesifik maupun menyeluruh mengenai keselamatan, kesehatan, dan keamanan
pekerja.

Bukan hanya itu, pengertian K3 menurut Flippo juga mencakup penentuan


kebijakan pemerintah pada praktek pemilik perusahaan di tempat kerja.
Pelaksanaannya meliputi penggunaan surat panggilan, sanksi, denda, dan lain
sebagainya.

5. John Ridley

John Ridley mengatakan mengenai pengertian K3 yang merupakan keadaan dalam


sebuah pekerjaan harus aman dan sehat baik bagi pekerja, perusahaan, masyarakat,
serta lingkungan sekitar tempat bekerja.

Menurut John Ridley, K3 bukan hanya menyangkut keamanan, kesehatan, dan


keselamatan pekerja saja. Namun juga segala hal berkaitan dengan ruang lingkup
bekerja seperti lokasi dan kondisi sekitarnya termasuk masyarakat.

6. World Health Organization (WHO)

WHO atau World Health Organization yang merupakan badan resmi PBB, dimana
mengurusi mengenai permasalahan kesehatan seluruh dunia. Bahkan, juga
menyuarakan pendapat mengenai pengertian K3 yang meliputi perlindungan
terhadap pekerja.

Lebih lanjut diartikan sebagai berbagai upaya meningkatkan serta memelihara


kesehatan fisik, mental, serta sosial untuk pekerja di berbagai jenis pekerjaan.
Bukan hanya itu saja, tindakan itu juga dilakukan dalam rangka mencegah
gangguan kesehatan serta berbagai resiko yang merugikan.

❖ Pengertian K3 Menurut Standar OHSAS

OHSAS merupakan singkatan dari Occupational Health and Safety Assessment


Series. Lembaga ini membahas mengenai standar internasional dalam penerapan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan di tempat kerja dan perusahaan.
Menurut OHSAS 18001:2007 K3 merupakan segala kondisi serta faktor yang
memberikan dampak pada keselamatan serta kesehatan tenaga kerja dan seluruh
bagian. Seperti kontraktor, pemasok bahan, pengunjung saat berada di tempat
bekerja.

OHSAS 18001:2007 secara detail menjelaskan berbagai manajemen terkait hal-hal


berhubungan dengan tindak keselamatan dan keamanan para pekerja. Untuk itu,
diperlukan protokol tertentu demi melindungi hak-hak tenaga kerja di tempat
bekerja.

❖ Pengertian K3 Berdasarkan Undang-undang

Pengertian K3 Berdasarkan Undang-undang

Selain menurut para ahli dan juga badan yang bekerja di bidang kesehatan dan
keselamatan, undang-undang Republik Indonesia juga memaparkan mengenai
pengertian K3 dengan menyertakan perlindungan hukum yang berlaku bagi
pelanggarnya. Berikut ulasannya:

• Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012

Tertuang dalam Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun 2012 disebutkan, bahwa K3


merupakan segala kegiatan yang bertujuan menjamin serta melindungi keselamatan
dan kesehatan tenaga kerja. Hal ini dilakukan melalui pencegahan dari kecelakaan
dan penyakit sebagai resikonya.

Segala tindakan pencegahan tersebut dilakukan oleh semua pihak baik manajemen,
kontraktor, pegawai, dan pengunjung. Protokol keamanan dan keselamatan tetap
harus dilakukan untuk mengurangi bahkan mencegah terjadinya kecelakaan pada
semua subjek.

• Undang-Undang No 1 Tahun 1970 Mengenai Keselamatan Kerja

Bukan hanya itu, hal ini juga diatur dalam undang-undang no 1 tahun 1970
mengenai keselamatan kerja. Isinya mengenai kewajiban pemimpin dan pekerja
sebagai pelaksana di tempat bekerja. Bahwa keamanan, kesehatan, dan keselamatan
harus dilakukan oleh seluruh lapisan.

Poin ini juga diatur dengan jelas sehingga harus dilakukan oleh semua pihak yang
tersebut dalam undang-undang. Tujuannya hanya satu yaitu mewujudkan
lingkungan dimana seluruh komponen merasa aman dan nyaman saat bekerja.

• Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan

Pada undang-undang nomor 23 tahun 1992 menjelaskan bahwa perusahaan


memiliki kewajiban untuk memeriksakan kesehatan badan, mental, serta kekuatan
fisik pekerja baik yang hendak melakukan pekerjaan baru maupun pindahan.

Di samping itu, pekerja juga harus dilengkapi dengan peralatan perlindungan diri
atau APD yang memenuhi standard sebagai syarat keamanan dan keselamatan saat
bekerja. Sebagai tambahan, untuk harus selalu berhati-hati baik untuk diri sendiri
maupun masyarakat sekitar.

• Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Menurut Undang-Undang no 13 tahun 2003 mengenai ketenagakerjaan disebutkan


bahwa lingkup beserta tugas K3 juga meliputi hak-hak pekerja. Yaitu upah, jam
bekerja, keperluan maternal, bahkan waktu cuti serta berbagai faktor lain dalam
keselamatan dan kesehatan kerja.

Tentu saja hal ini juga termasuk dalam faktor-faktor penunjang keselamatan,
keamanan, dan kesehatan para pekerja dari berbagai bidang begitu juga pada
perusahaan. Bahkan, peraturan ini juga didukung dengan berbagai peraturan
pemerintah lainnya.

❖ Kepmenaker Nomor 463/MEN/1993

Menurut keputusan apa itu K3 diartikan sebagai kesehatan dan keselamatan kerja
sebagai tindakan perlindungan bagi pekerja dan orang lain yang berada di tempat
kerja. Baik perusahaan, institusi, proyek, dan lain-lain.
Bukan hanya itu saja, hal ini bertujuan agar pekerja dan orang lain dalam tempat
kerja berada dalam keadaan sehat, selamat, dan aman selama bekerja maupun saat
melakukan kunjungan. Juga supaya penggunaan sumber daya terpakai dengan
efisien.

➢ Apa saja Tujuan dari K3 Menurut?

Apa saja Tujuan dari K3

Setelah memahami mengenai pengertian K3 dari berbagai aspek, Anda juga harus
mengetahui tujuannya sehingga bisa menerapkan dengan baik dalam kegiatan
pekerjaan. Berikut informasi mengenai hal tersebut:

1) Menurut UU No. 1 Tahun 1970

Selain mengatur mengenai pengertian beserta hukum yang berlaku, undang-undang


juga membahas mengenai tugas K3, yaitu memiliki hubungan dengan mesin,
peralatan, landasan dan juga lingkungan tempat bekerja.

Hal tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta resiko lainnya
saat bekerja. Di samping itu, K3 juga akan memberikan perlindungan bagi seluruh
sumber daya sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012

Salah satu tujuan K3 dalam Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun 2012 ialah untuk
memelihara dua faktor penting bagi pekerja, yaitu kesehatan dan keselamatan
selama bekerja. Hal ini juga dilakukan sebagai upaya pencegahan kecelakaan serta
penyakit saat bekerja.

Akan tetapi bukan hanya pekerja saja yang mendapatkan perlindungan namun juga
rekan bekerja, keluarga, konsumen, bahkan masyarakat sekitar dimana juga
memungkinkan merasakan dampak, resiko, maupun kecelakaan akibat adanya
pekerjaan tersebut.
3) Suma’mur (1992)

Menurut Suma’mur tujuan K3 yang disebutkan ialah untuk melindungi hak pekerja
atas keselamatan dalam melakukan pekerjaannya. Hal tersebut berguna sebagai
peningkatan efektivitas dan produktivitas kerja.

Di sisi lain, K3 juga memiliki tujuan dalam rangka menjamin keamanan dan
keselamatan orang-orang selain pekerja yang berada dalam lingkungan tersebut.
Seperti mandor, kontraktor, hingga tamu atau pengunjung.

4) Mangkunegara (2004)

Menurut Mangkunegara K3 memiliki tujuan sebagai jaminan keselamatan diri,


kesehatan fisik, sosial, dan lain sebagainya. Tak hanya itu, segala perlengkapan
serta peralatan juga termasuk dalam perangkat untuk menciptakan suasana kerja
yang kondusif juga aman.

Tujuan adanya K3 juga menjadi jaminan akan gizi para pekerja serta menghindari
adanya gangguan kesehatan dari lingkungan dan kondisi kerja. Selain itu, bertujuan
pula untuk membuat para pekerja merasa aman terlindungi saat bekerja.

➢ Tujuan K3 Secara Umum

Secara umum K3 memiliki tujuan tertentu yang mana menyangkut berbagai


keamanan dan keselamatan pekerja saat melakukan pekerjaannya masing-masing.
Berikut beberapa informasi mengenai hal tersebut:

a) Perlindungan Untuk Pekerja

K3 memiliki tujuan utama sebagai seperangkat peraturan dan perlindungan untuk


pekerja di berbagai bidang. Baik itu konstruksi maupun institusi biasa, seperti
perusahaan, perkantoran, kedokteran, dan lain sebagainya.

Bahkan, perlindungan juga meliputi kesehatan para tenaga kerja sehingga dapat
meningkatkan kinerja saat bekerja. Maka dari itu, K3 harus disusun dan juga
dilaksanakan secara disiplin agar tujuannya tercapai.
b) Penjagaan Untuk Pekerja

Selain perlindungan, K3 juga bertujuan sebagai penjagaan untuk para pekerja yaitu
berfokus pada keselamatan serta kesehatannya. Namun, hal tersebut termasuk pada
lingkungan sekitar tempat bekerja seperti masyarakat.

Penjagaan tersebut juga meliputi kepastian akan kesehatan dan keselamatan semua
pihak baik dari pekerja, petinggi, mandor, kontraktor, pengunjung, serta warga
sekitar yang berada di lokasi pengerjaan terutama konstruksi dan medis.

c) Penjaminan Sumber Daya

Penjaminan sumber daya yang dimaksud ialah segala kebutuhan berhubungan


dengan kegiatan produksi sehingga kegiatan pekerjaan tetap dapat berjalan dengan
baik. Tak hanya itu, penggunaannya dilakukan secara efisien serta mengedepankan
keamanan.

Tak hanya melindungi dan menjaga, K3 juga bertujuan sebagai penjamin sumber
daya baik manusia maupun alamnya sehingga tidak terjadi kecelakaan, resiko, atau
bahkan kerusakan yang diakibatkan dari kegiatan pekerjaan.

d) Peningkatan Kesejahteraan

Penerapan peraturan K3 dalam sebuah profesi memiliki salah satu tujuan yaitu
sebagai usaha untuk melakukan peningkatan kesejahteraan pekerja melalui bidang
kerjanya. Dengan begitu, tidak serta merta menghabiskan waktunya untuk pihak
penyedia pekerjaan tersebut.

Dengan adanya peraturan K3 ini, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas


para pekerja secara nasional karena segala hak-haknya sudah terlindungi. Dampak
baiknya ialah dikarenakan merasa aman akan membuat pekerja semakin giat
bekerja.
e) Sebagai Penjamin Hidup Sekitarnya

Peraturan K3 yang diterapkan dalam sebuah pekerjaan tak hanya berguna untuk
pekerja saja namun bagian-bagian lain seperti rekan kerja, keluarga, pengguna,
pengunjung, bahkan masyarakat sekitar lokasi bekerja.

K3 memiliki tujuan agar menjadi salah satu cara untuk menjaga keselamatan,
keamanan, dan kesehatan yang telah disebutkan di atas saat proses bekerja sedang
berlangsung. Jika peraturan telah dilaksanakan sesuai protokol diharapkan minim
terjadi resiko pekerjaan.

f) Bekal Dalam Bekerja

Dengan memiliki pengetahuan mengenai peraturan K3 diharapkan para pekerja dan


komponen lainnya dapat bekerja dan bertindak sesuai protokol yang berlaku. Tentu
saja hal ini menjadi bekal agar tidak sembarangan dalam bertindak.

Jika terjadi kesalahan dalam bekerja tentu harus dilakukan evaluasi termasuk di
dalamnya mengenai penerapan peraturan K3 pada masing-masing individu. Dengan
begitu, akan menjadi bekal utama bagi pekerja selain kemampuan atau skill.

➢ Prinsip K3 Secara Umum

Berdasarkan pengertian K3 secara umum, prinsip yang juga dianut tentu


berdasarkan hal tersebut yaitu mengenai keselamatan, kesehatan, dan keamanan
dari pekerja dan lingkungan sekitar tempat bekerja.

Tak hanya itu, aplikasinya juga harus dilakukan secara disiplin dan konsisten guna
pemenuhan kesejahteraan bagi seluruh elemen yang berhubungan dengan pekerjaan
tersebut termasuk lokasi sekitarnya.

Prinsip K3 secara umum juga mencakup kebijakan-kebijakan dari pemerintah yang


mengacu pada tujuan utamanya. Segala upaya harus ditujukan agar dapat
melakukan berbagai pencegahan dari segala resiko dan kecelakaan di tempat kerja.

❖ Prinsip K3 menurut OHSAS 18001

Prinsip K3
Selain prinsip K3 secara umum, OHASS juga menjelaskan mengenai hal tersebut
dalam 11 poin penting yang mana tentu saja mengutamakan keselamatan,
kesehatan, dan keamanan. Berikut rangkuman secara singkat tentang kebijakan dari
peraturan itu:

a. Hak Seluruh Pekerja

Dalam K3, seluruh pekerja memiliki hak yang sama baik atasan maupun para
pegawai bahkan di tingkat terbawah sekalipun. Yaitu pemenuhan atas kesehatan,
keamanan, dan juga keselamatan selama bekerja.

Hak tersebut juga mencakup berada di lingkungan kerja yang aman, kondisi
pekerjaan bersifat konsisten serta sesuai dengan martabat serta kesejahteraannya
serta pemberian penghargaan baik berupa kenaikan pangkat, hari libur, cuti, dan
lain sebagainya.

b. Penerapan Kebijakan K3

Kebijakan K3 harus dilakukan dari dan oleh semua pihak baik di tingkat atasan
maupun bawahan di tempat bekerja. Pengerjaannya harus dilakukan secara efektif
dengan berkomunikasi pada semua tingkat.

Maka dari itu, komunikasi sangat diperlukan dalam penerapan kebijakan K3 ini.
Hal tersebut menjadi salah satu prinsip yang harus terus ditegakkan secara efisien
dan konsisten. Bukan hanya itu, evaluasi juga harus dilakukan sebagai upaya
pengembangan berkala.

c. Pengadaan Perbaikan secara Berkala

Seperti dikatakan di poin sebelumnya, perlu diadakan perbaikan melalui evaluasi


secara berkala yang mana bertujuan untuk memperbaiki segala peraturan dan
protokol sebelumnya. Hal ini dapat menunjang tercapainya tujuan serta peran K3
dalam dunia kerja.
Perbaikan juga dapat mengantisipasi serta pemberian penanganan terbaik mengenai
resiko, kecelakaan, dan penyakit terbaru yang mungkin ditemukan dalam dunia
kerja. Hal tersebut harus dilakukan berdasarkan data, teknis, serta pengetahuan
terkini.

d. Pengadaan Pelayanan Kesehatan

Pengadaan pelayanan kesehatan yaitu meliputi adanya rumah sakit, puskesmas,


maupun klinik perlu ditingkatkan untuk memberikan fasilitas terhadap para pekerja.
Keberadaan pihak medis terdekat juga menjadi poin penting dalam hal ini.

Untuk itu, diperlukan pula penambahan jumlah tenaga kerja di bidang medis untuk
mendukung terwujudnya pengadaan pelayanan kesehatan. Meski begitu,
keselamatan dan keamanan juga harus diperhatikan bagi para pekerja ahli tersebut.

e. Pengadaan Pelatihan dan Sosialisasi

Sebelum melakukan pekerjaan, harus dipastikan bahwa seluruh pekerja sudah


memahami adanya kewajiban penerapan K3. Maka dari itu, diperlukan pelatihan
serta sosialisasi mengenai hal tersebut.

Pelatihan dan juga sosialisasi sebaiknya dilakukan secara berkala sesuai dengan
adanya perubahan dan evaluasi mengenai perbaruan segala resiko yang dapat
ditangani melalui K3. Bisa berupa brosur, selebaran, serta workshop tema tertentu.

f. Adanya Tanggung Jawab Pihak Tertentu

Segala prinsip K3 harus dilakukan oleh semua pihak namun juga memerlukan pihak
tertentu sebagai penanggung jawab. Di sini pemerintah memiliki andil melalui
pembuatan undang-undang tertentu sebagai payung hukumnya.Hal ini diperlukan
agar kebijakan-kebijakan yang sudah dibuat melalui K3 dapat ditegakkan termasuk
segala konsekuensi jika terjadi pelanggaran baik di tingkat atas maupun bawah dari
sebuah pekerjaan.

❖ Ruang Lingkup K3 Secara Umum


Secara umum, K3 memiliki ruang lingkup yang luas yakni mengenai keselamatan,
kesehatan, serta keamanan dari para pekerja dari seluruh tingkat atau jajaran. Hal
tersebut berfungsi sebagai area yang dapat dijadikan sebagai panduan dalam
perumusan peraturan.

Ruang lingkup sendiri berfungsi sebagai batasan-batasan yang digunakan oleh


protokoler dalam menyusun peraturan dalam sebuah pekerjaan misal dalam K3
perkantoran, konstruksi, pendidikan, hingga pada bidang medis.

Penentuan ruang lingkup ini juga dapat menjadi bahan perbaruan dan evaluasi jika
terjadi kegagalan maupun kecelakaan berdampak parah. Bahkan, terkadang
menyebabkan kematian sehingga perumusan peraturan lebih efektif.

▪ Ruang Lingkup K3 menurut Pengertiannya

Berdasarkan perngertiannya, terdapat pula ruang lingkup yang menaungi sehingga


terbentuk batasan-batasan dalam penegakkan peraturan K3. Berikut informasi
mengenai hal tersebut secara ringkas:

▪ Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja yang dimaksud sebagai ruang lingkup ialah lokasi atau tempat
dimana pekerjaan dilakukan baik di gedung maupun ruangan terbuka berdasarkan
jenis kegiatannya. Hal ini tentu saja diatur dengan detail berdasarkan protokol yang
berlaku.

Kondisi tempat bekerja harus dipastikan aman dan nyaman contohnya jika dalam
ruangan maka perhatikan bagian ventilasi udara, suhu ruang, penerangan, dan lain
sebagainya. Berlaku pula untuk pekerjaan di luar terbuka.

▪ Alat Kerja dan Bahan

Dalam sebuah pekerjaan tentu dibutuhkan peralatan untuk menunjang keberhasilan


kegiatan. Maka dari itu, dibutuhkan pula pengaturan yang ketat namun fleksibel
agar dapat melindungi penggunanya yaitu para pekerja.
Bukan hanya pada alat kerjanya saja, namun bahan-bahan yang digunakan untuk
kegiatan bekerja juga harus dipastikan sudah sesuai standar keamanan,
keselamatan, dan kesehatan untuk menghindari terjadinya kecelakaan.

▪ Metode Kerja

Metode kerja juga termasuk ruang lingkup dan juga fungsi K3 sebagai SOP atau
panduan saat melakukan pekerjaan. Hal ini harus diatur dengan rinci dan detail
dikarenakan menyangkut pada keselamatan dan keamanan banyak pihak terutama
pekerja yang menangani langsung.

Maka dari itu, metode kerja harus dirumuskan secara jelas dan berurutan bersamaan
dengan rangkaian langkah-langkah penyelamatan jika terjadi kecelakaan serta
resiko-resiko pekerjaan lainnya seperti cidera dan lain sebagainya.

❖ Jenis-jenis K3

Pengertian K3 secara umum, tujuan, prinsip, ruang lingkup, jenis K3 dan informasi
lainnya harus dipahami agar dapat diterapkan dalam kegiatan bekerja. Salah
satunya dengan mengetahui berbagai macamnya seperti keterangan sebagai berikut:

A. Jenis Bahaya Kimia

Jenis bahaya ini sering kali ditemukan pada jenis pekerjaan yang berhubungan
langsung dengan bahan-bahan kimia seperti pada perusahaan maupun bidang medis
dan lain sebagainya. Tentu terdapat resiko berdampak pada kesehatan dan
keselamatan di dalamnya.

Jenis-jenis bahaya tersebut meliputi uap bahan kimia, gas beracun, serta abu sisa
pembakaran. Semua hal tersebut harus diantisipasi keberadaan dan penanganannya
dengan baik melalui prosedur K3 yang baik.

B. Jenis Bahaya Fisika


Jenis bahaya fisika berhubungan dengan berbagai hal yang menyebabkan terjadinya
resiko. Misalnya berasal dari kondisi udara, suara terlalu bising beresiko merusak
pendengaran, maupun suhu terlalu ekstrim misal panas atau dingin sekali.

Demi mencegah terjadinya berbagai jenis bahaya fisika ini diperlukan protokol
yang benar serta penggunaan alat pelindung diri sesuai kebutuhan dan kondisi
tempat bekerja. Dikarenakan dapat melukai jika terkena kontak langsung maka
dianjurkan untuk tidak mengabaikan K3.

C. Jenis Bahaya Pekerjaan

Jenis bahaya pekerjaan yang dimaksud ialah adanya resiko yang diperoleh. Karena
jika kurang lengkapnya peralatan dan pengamanan saat bekerja, tidak berhati-hati
saat melakukan pekerjaan berat seperti pada bidang konstruksi.

Penyediaan penerangan yang tidak memadai juga dapat menjadi salah satu
penyebab terjadinya bahaya pekerjaan. Dengan kata lain, poin ini juga menjadi
salah satu hal penting yang harus dipenuhi sebagai salah satu bentuk penerapan K3.

D. Jenis Bahaya Biologis

Jenis bahaya biologis ialah hal-hal yang berasal dari adanya serangan makhluk lain
seperti hewan maupun mikroorganisme tertentu. Bahkan, dapat mengancam
keselamatan, keamanan, dan kesehatan para pekerja.

Contohnya seperti ular berbisa, bakteri yang berkembang pada lingkungan tertentu,
bahkan adanya virus baik dari tumbuhan maupun binatang, dan lain sebagainya.
Hal ini dapat dicegah, namun jika terjadi kecelakaan juga diperlukan penanganan
sesuai dengan peraturan K3.

E. Jenis Bahaya Ergonomi


Jenis bahaya selanjutnya ialah berhubungan dengan ergonomi atau kenyamanan
dalam fasilitas yang tersedia. Bahkan pada peralatan yang seharusnya sesuai
digunakan oleh para pekerja berdasarkan bentuk tubuhnya.

Jenis bahaya ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan berupa rasa sakit pada
punggung, otot, tulang, maupun sendi. Dengan begitu, diharapkan pihak
perusahaan, institusi, dan penyedia pekerjaan lainnya juga memperhatikan hal
tersebut.

F. Jenis Bahaya Mekanik

Jenis bahaya mekanik disebabkan oleh pergerakan dari peralatan yang digunakan
saat bekerja seperti misalnya terjepit, tertusuk, terpotong, tertabrak, dan lain
sebagainya. Untuk itu, sebelum alat-alat digunakan harus dipastikan dalam kondisi
aman dan tidak rusak.

Pengguna peralatan juga harus sepadan sehingga saat menggunakan tidak akan
menyebabkan resiko tertentu. Apabila dirasa belum mumpuni dapat dilakukan
pengawasan bahkan pergantian untuk menghindari terjadinya kesalahan serta
kecelakaan saat bekerja.

Anda mungkin juga menyukai