Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE

DISUSUN OLEH :
ARHAM ADZANRA (202110215128)
AZHAR FAUZI SASONO (202110215131)
ARIEF BUDIMAN (202110215137)
M.FARHAN F (202110215124)

PROGRAM STUDI TEKNIK


INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
JAKARTA RAYA 2021
 TERORI DASAR
Hukum Hooke adalah hukum tentang gaya ilmu fisika yang diakibatkan oleh sifat elastisitas dari
sebuah pir atau pegas. Besarnya gaya Hooke ini secara proporsional akan berbanding lurus
dengan jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya.
Menurut Robert Hooke, ilmuwan yang menemukan hukum Hooke benda di bedakan menjadi
dua jenis yaitu benda bersifat plastis dan elastis. Benda yang bersifat plastis yaitu benda yang
mengalami perubahan saat di kenai gaya dan benda tersebut tidak dapat kembali ke posisi semula
setelah gaya yang di berikan di hilangkan. Sedangkan benda elastis merupakan benda yang
mengalami perubahan saat di kenai gaya dan benda tersebut dapat kembali seperti keadaan awal
setelah gaya di hilangkan. Sebagai contoh yaitu busur panah, peer, karet gelang dan ketapel.
Robert Hooke melakukan percobaan untuk menyelidiki hubungan antara perubahan yang
terjadi antara benda elastis dengan gaya yang diberikan pada benda. Dari percobaannya dirinya
mengemukakan suatu hukum mengenai hubungan antara gaya dan perubahan gaya pegas yang di
kenal dengan hukum Hooke.

Besarnya gaya Hooke ini secara proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan
pegas dari posisi normalnya, atau lewat rumus matematis dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan
F = k.∆x
F M .g  F adalah gaya (dalam unit newton)
K =∆ x = ∆x  k adalah konstanta pegas (dalam newton per
meter)
 ∆x adalah
perubahan Panjang
pegas dalam m
 M adalah massa beban dalam kg
 G adalah gaya gravitasi (10 m/s2)
 ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat :
1. Pegas
2. Statif / batang peyangga
3. Tali
4. Penggaris
5. Wadah
Bahan :
1. Pasir
2. Air mineral

 PROSEDUR PEMBUATAN
1. Pertama, Kita menggunakan pagar sebagai alas dari
statifnya. Kami mengaitkan pipa aluminium pada pagar.
2. Kedua, Kita menempelkan atau memakukan statif
dengan alasnya.
3. Ketiga, Kita menempelkan dan memaku kembali kayu
diatas statif. Yang mana kayu ini sebagai tumpuan agar
pangkon pegas bisa di cantolkan.
4. Keempat, Kita memasangkan pangkon pegas pada kayu
yang sudah terpasang.
5. Kelima, pasang pegasnya ke pangkon pegasnya
6. Keenam, Kita merapikan alat sederhana ini dan selesai.

 CARA PENGGUNAAN
 Pertama, Kita pasangkan pegas statif pada pangkon
pegas.
 Kedua, kita ukur panjang pegas menggunakan mistar
atau penggaris, catat sebagai L 0.

 Ketiga, Kita gantungkan sebuah beban pada ujung


pegas .
 Keempat, Kita ukur renggangan pegas yang terjadi
setelah pegas diberi beban, catat sebagai L. Catat
juga massa beban yang digantungkan sebagai m
(massa).
 Kelima, Kita lakukan langkah selanjutnya dengan
beban yang berbeda-beda massa.

 PENGAMATAN YANG DILAKUKAN

Nama beban M (kg) F(N) L 0 (m) L (m) ∆ L(M ) K (N/m)


Pasir 0.6 0,6 0,6 0,13 0,7 0,85
Air 0,7 0,7 0,6 0,14 0,8 0,87
Pasir 0,8 0,8 0,6 0,15 0,9 0,89
Air 0,9 0,9 0,6 0,16 0,10 9
Pasir 1 10 0,6 0,17 0,11 90,9
∑ Total 4 13 3 0,75 2,61 102,51

 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan dalam praktikum Hukum Hooke dapat di
simpulkan bahwa gaya pegas dan pertambahan panjang pegas berbanding lurus sesuai
dengan pertambahan nilai, dan semakin tinggi nilai pertambahan panjang pegas maka
semakin besar gaya yang bekerja.

Anda mungkin juga menyukai