Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 0501203059
Maulidaummizakia@gmail.com
Abstrak
Generasi masa kini sangat erat kaitannya dengan Revolusi Industri 4.0. Dampak dari hal tersebut
terhadap praktek akuntansi sangat berpengaruh terhadap profesi akuntansi itu sendiridengan berbagai
tantangannya. Era revolusi industri, sarjana hukum dituntut oleh masyarakat untuk mempunyai
hanya dapat diselesaikan oleh sarjana hukum yang mempunyai skill hukum yang
pengajaran, kurikulum maupun metode pendidikan untuk mencetak sarjana hukum yang
berkompeten.
Abstract
The current generation is very closely related to the Industrial Revolution 4.0. The impact of that
on accounting practice is very influential on the accounting profession itself in various ways
the challenge. The era of the industrial revolution, law graduates created by the community to have
competent.
Pendahuluan
Dunia pada perkembanganya telah dikejutkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin pesat. Kemajuan teknologi digital pada awal abad ini para pakar menyebut
sebagai era revolusi industry 4.0 perubahan dinamika laju pergerakan nya telah melahirkan teknologi
informasi dan proses produksi yang dikendalikan secara otomatis Mesin industri tidak lagi dikendalikan
oleh tenaga manusia tetapi menggunakan Progammable Logic Controller atau system otomatisasi
berbasis komputer . Dampaknya biaya produksi atau oprasional menjadi makin ringan . Teknologi
informasi juga semakin maju diantaranya teknologi kamera yang terintegrasi dengan mobile phone dan
semakin berkembang nya industry kreatif di dunia digital . Schawab dalam bukunya The Fourth
Industria Revolution, menjelaskan bahwa revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia
secara fundamental.
Munculnya revolusi industri 4.0 mempunya tantangan dan peluang yang sangat besar. Satu hal yang
sudah pasti, bahwa industri 4.0 datang dan tidak mungkin bisa menolak atau menghindarinya.. proses ini
dampak negatifnya karena tidak ada lagi yang mampu menghentikanya. Pertanyaanya
bagaimana nasib Indonesia? Selanjutnya pertanyaan lain juga muncul bagaimana nasib umat
Revolusi industri 4.0 sebenarnya merupakan keniscayaan yang harus mesti dihadapi
oleh umat Islam karakteristik revolusi industri 4.0 yang harus dipahami adalah. Pertama,
munculnya inovasi disruptif, umat Islam yang berinovasi memunculkan kondisi baru yang
kadang tidak banyak yang bisa menduga, menganggu atau merusak kondisi yang sudah ada,
dan pada akhirnya menggantikan teknologi terdahulu yang sudah mapan. Kedua,
perkembangan yang sangat pesat kecerdasan buatan. Kecerdasan yang ditambahkan pada
suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah. Kecerdasan diciptakan dan di masukkan
dalam suatu mesin komputer agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan
manusia. Ketiga, istilah big data yang semula hanya dapat disimpan dalam memori besar
seperti mainfream atau server. Saai ini dengan basis internet setiap orang dengan
Seberapa besar seseorang khususnya umat Islam dalam memanfaatkan teknologi digital
Bagi sebagian umat Islam yang secara cepat mampu menangkap peluang Revolusi industri 4.0,
mereka memanfaatkan teknologi digital sebagai sumber untuk mengumpulkan rizqi. Aneka macam
fashion jilbab, mukena, sarung dengan berbagai merk, busana gamis, dan berbagai peralatan
peribadatan banyak kita jumpai di layanan online dan media sosial seperti facebook. Demi memberi
kemudahan dalam melakukan jual beli online mereka juga banyak yang mengandeng lembaga finance
bagi pembeli yang lebih suka dengan sistem kredit. Tingginya peminat belanja online secara langsung
berdampak negatif bagi para pelaku bisnis ritel, banyak perusahaan-perusahaan besar seperti matahari
dan ramayana gulung tikar akibat kalah saing dengan layanan jual beli online. Tentunya peluang bisnis
1
tersebut masih mempunyai daya tarik dengan durasi yang panjang.
Akuntan adalah salah satu profesi yang terlibat langsung didalamnya yang berpengaruh terhadap
profsinya tentang bagaimana akuntan harus beradaptasi dengan meningkatkan keahlian (mastering skills),
wawasan dan terbuka terhadap perubahan serta mempertahankan nilai dan estika yang baik untuk
berkontribusi dalam menghadapi revolusi industri 4.0 yang sudah terjadi sekarang ini.
Profesi akuntansi memiliki tujuan untuk memudahkan sebuah perusahaan ataupun organisasi dalam
mencatat, mengaudit, dan melakukan segala hal yang berhubungan dengan uang. Akuntansi ini
1
Saeful anwar institute agama islam sunan giri bojonegoro “Revolusi Industri 4.0 Islam Dalam Merespon
Tatntangan Teknologi Digitalisasi “ Jurnal Revolusi 4.0 Vol,8No,2 2019
merupakan sebuah profesi yang bisa dikatakan terlalu sensitif, karena bisa menjadi malapetaka bila
disalahgunakan oleh orang yang memiliki tujuan yang tidak baik. Akuntansi ini sungguh harus dijalankan
oleh orang yang beretikat baik dalam segala hal, baik tujuan dia bekerja maupun apapun yang
behubungan dengan dirinya dan akuntansi. Tidak hanya bertujuan untuk memudahkan perusahaan dalam
masalah finansial, akuntansi juga berperan penting dalam kesejahteraan publik. Dalam melakukan
transaksi dengan klien dan orang luar, akuntansi harus memikirkan kesejahteraan dan keuntungan para
klien tersebut, bukannya malah memikirkan hal yang menguntungkan mereka sendiri. Tanggung jawab
sosial di sini sangat tinggi bagi seorang akuntan, karena mereka dituntut untuk bersikap jujur dan bersih
dalam pekerjaannya ini agar semua pihak dapat merasakan manfaat dari pekerjaannya tersebut Revolusi
digital tak hanya mengubah pola perilaku manusia, tetapi secara signifikan juga mengubah cara dan
fundamental bisnis zaman sekarang. Disrupsi yang terjadi tak hanya membuka peluang ekonomi yang
semakin besar, tetapi juga berpotensi membawa ancaman jika tidak dikelola dengan benar. Belajar dari
tiga fase revolusi industri sebelumnya, di mana kemajuan teknologi terbukti berhasil meningkatkan
efisiensi, produktivitas, dan kelancaran rantai pasok, pun demikian dengan revolusi industri 4.0.Revolusi
Industri keempat adalah terjadinya aplikasi Artificial intelligence (AI). Transformasi industri berbeda
dengan pendahuluannya dalam beberapa aspek dan revolusi industri juga ditandai dengan kemunculan
super komputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, cloud computing, sistem big data, rekayasa
genetika dan perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih mengoptimalkan
fungsi otak. Dampak dari revolusi industri yaitu menimbulkan banyak anggapan bahwa profesi akuntan
akan tergantikan dengan adanya big data dan cloud computing. Anggapan yang sering kali terbesit yakni
sebagian besar tugas akuntan sudah tergantikan oleh kecanggihan teknologi maka tidak perlu merekrut
terlalu banyak akuntan.Namun juga ada yang beranggapan bahwa adanya big data dan cloud computing
justru memudahkan pekerjan para akuntan. Karena adanya big data dan cloud computingmembuat
akuntan untuk berinovasi guna menghadapi perkembangan jaman, dan meningkatkan efesiensi. Selain itu
dapat meningkatkan efektifitas perusahaan dimana mereka bekerja . 2
Pada era 4IR ini, ukuran besar perusahaan tidak menjadi jaminan. Kunci keberhasilan untuk
meraih prestasi dengan cepat adalah kelincahan dan kecepatan perusahaan dalam merespons tantangan.
Ini ditunjukkan oleh Uber. Aplikasi berbasis teknologi ini telah membuktikan ancamannya yang nyata
kepada para pelaku industri transportasi di seluruh dunia. Contoh lainnya Airbnb yang mengancam
pemain-pemain utama di industri jasa pariwisata. Sekali lagi semua itu membuktikan bahwa yang cepat
dapat memangsa yang lambat, bukan yang besar memangsa yang kecil. Untuk itu, sudah sewajarnya
perusahaan-perusahaan masa kini harus lebih peka dan responsif untuk melakukan instrospeksi diri.
Lantas, apakah pergeseran itu hanya dialami pada perusahaan-perusahaan berorientasi bisnis saja?
Sesungguhnya, perubahan yang didorong oleh inovasi dalam sains dan teknologi itu bisa juga terjadi di
dunia pendidikan, khususnya pendidikan tinggi. Negara-negara maju, yang selama ini menjadi pusat
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah menyadari perubahan tersebut. Kondisi itu tentunya
perlu disikapi juga pada sistem pendidikan tinggi di Indonesia. Perubahan disruptif—menjungkirbalikkan
sistem yang berlaku hingga akhirnya terjadi perubahan mendasar – tak boleh diabaikan. Artinya,
perguruan tinggi pun tak lepas dari ancaman disruptedbila tidak segera melakukan perubahan dan
Dosen dan mahasiswa di era revolusi industry 4.0 harus memiliki jiwa yang kreatif dan kritis
dalam segala konteks kehidupan. Mahasiswa sebagai agen of change harus memiliki kepekaan rasa dan
pikir tingkat tinggi. Hal ini sebagai bentuk dasar asah berpikir sebagai calon generasi pemimpin masa
depan. Kemampuan dan kebiasan untuk mengamati, mengkritisi, dan memberikan solusi yang bijak dan
realistik sesuai dengan permasalahan yang ada sangat diperlukan. Kepiaweaan dalam berdiskusi dan
2
Andry Sugeng , Agus Afandi , Dian Widiyati , Fitriyah , dan Neneng Hasanah S1 Akutansi , Fakultas Ekonomi
Universitas Pamulang “ Profesi Akutansi New Generation dan Tantangan Masa Kuni di Era Revolusi Industrri 4.0
Vol 2 No 2
3
Dr.H.Dadang Solihin , S.E.,M.A. “Peluang dan Tantangan Pendidikan Tinggi Indonesia di Era Revolusi Industri
4.0 “ Bandung 21April 2018 .
menyampaikan gagasan dengan sikap yang santun, disiplin, percaya diri, bekerja sama, dan menghargai
pendapat orang lain merupakan nilai-nilai pendidikan karakter yang harus selalu diutamakan dalam
pembentukan calon-calon generasi emas di masa yang akan datang. Keberagaman sikap, bahasa, budaya,
agama, ras, suku, dan pengalaman hidup di kampus dapat dijadikan media komunikasi dan pembekalan
diri sebagai calon-calon pemimpin dan wirausaha mandiri di masa yang kan datang. Selaras dengan
penjelasan tersebut, Dirjen kelembagaan Kemenristekdikti, Ali Gufron saat kunjungan media ke kantor
Harian Umum Pikiran Rakyat, Jumat (4/5/2018), di Jalan Asia Afrika, Bandung. Kunjungan media ini
dilakukan dalam rangka semarak memperingati Hardiknas 2018 Ristekdikti menyampaikan bahwa
“Kemajuan ini tentu sangat ditentukan oleh perguruan tingginya. Untuk perguruan tinggi banyak
tantangan yang perlu diatasi dengan cepat dan tepat,” Lebih lanjut dijelaskan bahwa “Tantangan
perguruan tinggi ke depannya, banyak yang harus diantisipasi dengan cepat dan tepat. Antara lain
revolusi industry berupa menghadapi proses perubahan teknologi dan ilmu pengetahuan yang tidak kita
bayangkan sebelumnya .4
Ada beberapa alasan mengapa berbagai tujuan pendidikan hukum tidak terlihat tercapai secara signifikan
pada lulusan yang dihasilkan oleh fakultas hukum. Dapat kita cermati pada beberapa hal yang menjadi
keseharian selama ini antara lain kurikulum inti pendidikan hukum yang berlaku sejak masa pemerintahan
kolonial hingga sekarangmasih berlaku. Kalaupun ada perbedaan, perbedaan tersebut terletak pada
pemberlakuan sistem perkuliahan semata dan penekanan pada mata kuliah yang bernuansa terapan,mata
kuliah terapan atau praktis tersebut pun dirasakan sangat kurang dan tidak sebanding dengan teori-teori
hukum yang disuapkan kepada mahasiswa selama masastudi. Selanjutnya, bila dicermati mayoritas
substansi mata kuliah dalam kurikulum intidan metode pengajaran tidak berubah secara mendasar sejak
dulu hingga sekarang.Substansi mata kuliah dan metode pengajaran telah terlanggengkan karena banyak
faktor. Pengajar dengan metode ceramahnya sangat langgeng dengan ciri khasnya masing-masing yang
tak berubah meskipun tujuan pendidikan hukum telah berubah. . Pelanggengan juga terjadi karena buku
4
Muhammad Rohmadi Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta “
Strategi dan Inovasi Dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Era 4.0 ; 2018 .
pegangan yang digunakan dari tahun ke tahun tidak berubah. Apa yang disampaikan dalam perkuliahan
oleh pengajar senior dijadikan bahan ajar berupa diktat ataupun buku oleh pengajar berikutnya.
Mahasiswa tidak diberi keleluasaan untuk mendapatkan perspektif berbeda karena jawaban atas ujian
didasarkan pada kesesuaian jawaban dengan pengajar daripada pengungkapan berbagai perspektif dari
ahli lain atas pertanyaan. Mayoritas pengguna luIusan fakultas hukum cenderung menginginkan tipe
lulusan yang tahu peraturan perundang-undangan, bukan yang tahu hukum dalam pengertian yang luas.
Huku 5m telah direduksi menjadi corong dari peraturan perundang-undangan. Sehingga apapun tujuan
yang
ditetapkan pada pendidikan hukum, fakultas hukum akan tetap menghasilkan lulusan yang disesuaikan
dengan selera pengguna. Selain itu, persepsi masyarakat telah berakibat pula pada keseragaman lulusan
yang dihasilkan oleh fakultas hukum. Masyarakat memberikan label kepada lulusan fakultas hukum
sebagai lembaga pendidikan yang sangat legalistik, pandai menghafal dan taat pada doktrin. Akibatnya
penyelenggara pendidikan hukum, para pengajar maupun mahasiswa tidak mempunyai pilihan selain ikut
dengan stereotip yang dipersepsikan oleh masyarakat. Secara singkat dapat disimplilkan berbagai tujuan
pendidikan hukum ternyata tidak berdampak pada lulusan yang dihasilkan oleh fakultas hukum. Fakultas
hukum telah dan akan terus menghasilkan lulusan yang mirip dengan apa yang dihasilkan oleh pendidikan
Di Era 4.0 berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai narasumber dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya digitalisasi memang telah membuat proses bisnis di lembaga keuangan bank dan non bank
menjadi lebih cepat dan membuat jabatan frontliner di bank menjadi sedikit berkurang namun keahlian
analisis kredit/pembiayaan dan selling skill masih sangat dibutuhkan di lembaga keuangan bank dan non
bank serta start up. Untuk lembaga keuangan terutama untuk di industri asuransi masih sangat diperlukan
keahlian selling skill karena indeks literasi asuransi di Indonesia masih rendah, berdasarkan data dari
Dewan Asuransi Indonesia (DAI) pada tahun 2018 bahwa literasi Asuransi baru 1,7% dari total penduduk
5
Rizky Yudha Bramantyo “ Strategi Mewujudkan Lulusan Fakultas Hukum Berkompetensi Spesifik “ Jurnal
Transparansi Hukum FH.UNIK 2018 .
indonesia sehingga masih tetap diperlukan personal selling dalam memasarkan produk-produk asuransi,
Untuk sektor Perbankan dengan adanya digitalisasi menyebabkan berkurangnya kebutuhan karyawan
untuk beberapa posisi frontliner namun untuk tenaga marketing funding dan lendingmasih sangat
diperlukan. Untuk marketing funding sangat diperlukan selling skill walaupun dibeberapa bank sudah
menerapkan bahwa semua posisi jabatan di bank harus mempunyai selling skill yang baik dan juga untuk
marketing lending nasabah corporate selain selling skillkeahlian yang tetap dibutuhkan adalah keahlian
analisis kredit/pembiayaan dengan diikuti oleh keahlian risk management. Perbankan di Indonesia cukup
aktif memanfaatkan teknologi untuk memaksimalkan layanan perbankan agar dapat lebih efisien
menjangkau nasabah tanpa harus menghadirkan layanan secara fisik. Namun bukan berarti perbankan
tidak memerlukan lagi sumber daya manusia di masa yang akan datang. Berdasarkan hasil wawancara
dengan Divisi SDM Bank Danamon bahwa digitalisasi memang akan sedikit mengurangi kebutuhan
sumber daya manusia, namun bank Danamon berkomitmen tidak melakukan pengurangan tenaga kerja
sebagai dampak digitalisasi dengan cara meningkatkan kualitas tenaga kerjanya dari kegiatan yang
bersifat clerical menjadi resources yang syarat dengan teknologi dan konseptual. Sebagai contoh account
officer tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan memasarkan secara konvensional tetapi perlu
dilengkapi kemampuan baru seperti pengelolaan dan pengembangan teknologi dan pengelolaan data.
Digitalisasi juga akan membuka peluang pekerjaan baru yang memerlukan pemahaman mendalam
mengenai digital. Meskipun secara umum transaksi nasabah telah beralih ke digital, namun nasabah yang
kurang ramah dengan teknologi masih cukup banyak jumlahnya sehingga bank masih memerlukan tenaga
kerja untuk menjaga hubungan dengan kalangan nasabah tersebut. Selain itu nasabah korporasi masih
memerlukan kemampuan account officer yang kompeten. Sementara itu Direktur Risiko, Strategi dan
Kepatuhan PT.Bank BTN seperti dikutip dari detikfinance menyatakan bahwa digitalisasi akan
berdampak positif terhadap efisiensi perbankan khususnya penurunan Biaya Operasional Terhadap
6
Reni Marlina , Terra Saptina Maulani , Hery Syaerul Homan dan Kanya Purnamahatty Prawirasasra “Tantangan
dan Strategi Revitalisasi Program Studi Perbankan dan Keuangan di Era Revolusi Industri 4.0 “ , Jurnal Riset
Akutansi dan Perbankan Vol 13 No 2 Agustus 2019
Revolusi industri telah membuka banyak peluang untuk menciptakan kehidupan manusia yang lebih
mapan dalam berbagai bidang, salah satu yang menjadi sorot fokus perkembangan dalam revolusi industri
adalah pada sektor ekonomi. Saat ini, era digital telah mampu menampung beragam lapangan pekerjaan
sehingga memudahkan setiap orang dari berbagai latar belakang dalammengembangakan skill mereka
Seorang mahasiswa harus yakin dalam mempersiapkan dirinya menghadapi dunia kerja dan mampu
untuk menghadapi setiap tantangan maupun kewajiban yang akan diberikan kepadanya. Menurut Pool
dan Sewell seorang mahasiswa yang dapat dikatakan siap dalam menghadapi dunia kerja apabila didalam
dirinya terdapat 4 aspek berikut: seperti mempunyai keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan
beberapa tugas yang telah berkembang (career Management skills), ilmu pengetahuan yang sesuai dengan
bidangnya (knowledge), pemahaman terhadap pengetahuan yang telah dipelajarinya (presentation), serta
atribut kepribadian yang mendorong seorang mahasiswa tersebut untuk memunculkan potensi yang
terdapat pada dirinya (personal circumstance).Kesiapan kerja pada seorang mahasiswa harus dimiliki
supaya mempunyai keterampilan dan kecakapan yang dibutuhkan dalam dunia kerja, sehingga setelah
lulus mahasiswa dapat bersaing di dunia kerja. Suatu hal yang mendukung kesiapan kerja ialah seperti,
sikap, pengetahuan, serta keterampilan yang memungkinkan untuk mahasiswa pada semester akhir
dengan semakin sadar, yakin akan peran dan tanggung jawabnya (Agusta, 2015). Ketika seorang
mahsiswa dikatakan siap dan mampu menghadapi persaingan didunia kerja, mahasiswa tersebut akan
diasumsikan telah mengerti tentang jenjang karir yang dinginkan dan yang akan
dijalaninya . 7
Alat pengukuran kinerja pada era revolusi industri 4.0 baru akan muncul dimana implementasinya sangat
tergantung dari perubahan struktur organisasi. Manajemen kinerja dapat diartikan sebagai sebuah proses
sistematis untuk meningkatkan kinerja organisasi dengan mengembangkan kinerja dari individu dan
7
Nadilla Lathifatum Ni’mah dan Hendri Maryanto “ Kontribusi Sarjana Pendidikan Dalam Mewarnai Dunia Kerja
di Era Revolusi Industri 4.0 ‘ .
tim21. Dari perspektif klasik, kinerja yang menghargai dan mengedepankan senioritas akan bergeser
kepada manajemen kinerja yang lebih mengedepankan pemberian reward and pusnishment kepada
pegawai yang bekerja keras, inovatif, kreatif, dan berintegritas tinggi.Metode pengukuran kinerja yang
baru akan jauh lebih akuntabel, obyektif, dan transparan dibandingkan dengan metode pengukuran yang
lama karena mampu menggunakan teknologi digital yang lebih akurat. Untuk membangun sistem yang
efektif, tentunya perlu membangun kompleksitas struktur dengan berbagai komponen seperti pemantauan
yang berkelanjutan, pemeriksaan secara rutin, pembinaan kinerja, pengembangan staf, mengulas kinerja
Revolusi model bisnis di Era Industri 4.0 pertama, memberikan solusi terhadap permasalahan yang
dihadapi masyakat, Kedua, pada era ini tidak pernah merasa puas dengan hasil yang dicapainya sehingga
berupaya secara terus menerus melakukan inovasi. Ketiga model monopolistik kapitalisme baru, dimana
model bisnis perusahaan perusahaan pada era ini menganut paham ekonomi berbagi (sharing ebonomy)
sehingga dipersepsikan dapat menjadi solusi kesenjangan ekonomi. Keempat, model pemasaran 3.0, jika
marketing pada era 1.0 fokus pada produk sedangkan di era 2.0 mareketing fokus kepada konsumen,maka
pada marketing 3.0 lebih dari itu dimana perusahaan melihat konsumen tidak hanya sebatas pengguna
produk tetapi melihat konsumen dari multi dimensinya sebagai manusia sehingga konsumen akan
memilih produk yang memuaskan keinginannya untuk berpartisipasi, berkreasi,komunitas dan idealism .
Bidang Ekonomi pada revolusi industri 4.0 saat ini sedang pada perubahan besar pada
yang sedang dihadapi pada saat ini, teknologi yang menggabungkan dunia fisik,digital
dengan cara yang fundamental mengubah umat manusia, sejauh mana transformasi ini akan
berdampak positif.
Transformasi yang memberikan dampak positif, dimana peran dunia usaha dan organisasi sosial dinilai
sangat strategis dalam memperkuat kemandirian ekonomi bangsa, sehingga pertumbuhan ekonomi
mendorong pertumbuhan lebih kuat untuk mencapai
8
Eko Indra Heri “ Tantangan Pengembngan di Era Revolusi Industri 4.0 ‘ Markas Besar Kepolisian Negara
Republik Indonesia Jln. Trunojoyo No.3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan .
pertumbuhan ekonomi 5%.Meningkatnya kemandirian ekonomi mendorong dapat memperkuat orientasi
kewirausahaan guna pertumbuhan lebih baik sehingga dapat mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat
secara merata .9
Penelitian tentang Revolusi Industri 4.0 dan Tantangan Perubahan sosial telah menunjukkan bahwa
globalisasi tidak hanya fenomena yang berdampak pada bidang teknologi saja, namun telah mendisrupsi
berbagai bidang lain seperti sosial, hukum, dan ekonomi. Akibat yang ditimbulkan dari disrupsi ini
membuat tatanan dunia berubah drastis. Masalah-masalah yang terjadi pada hari ini, tidak dapat
diselesaikan dengan cara-cara sama seperti dalam konsep yang lampau. Revolusi Indsutri 4.0 tidak
mungkin hanya dihadapi dengan pengembangan teknologi tanpa melibatkan dinamika sosial di dalamnya.
Selain menyiapkan daya saing yang unggul, perlu dibangun kesadaran dan kedewasaan masyarakat dalam
menyikapi perkembangan dunia saat ini, terutama di zaman post truth, ketika informasi yang mengalir
deras tanpa kejelasan kebenarannya. Perlu dirumuskan strategi kebijakan nasional melalui kesadaran dan
kedewasaan berpikir.
Dalam menghadapi revolusi industri 4.0, maka peneliti berpendapat terdapat dua jalan yang meski
ditempuh: Pertama, menyiapkan pelaksanaan pendidikan yanglink and match antara sumber daya manusia
dan kebutuhan zaman di era revolusi industri. Kedua,selain menyiapkan pendidikan yang link and match,
sumber daya manusia yang disiapkan juga harus dibekali dengan pendidikan nilai-nilai kemanusiaan yang
diajarkan oleh imu sosial humaniora. Ketika ilmu-ilmu eksakta berperan dalam pengembangan teknologi
secara empiris, maka ilmu-ilmu humaniora tetap berperan dalam menjaga kualitas manusianya
(software/users). Jika hal ini terjadi, maka kemajuan teknologi sebagai anak kandung ilmu pengetahuan
9
Hamdan Universitas Serang Raya “ Industri 4.0 Pengaruh Industri Pada Kewiruasahaan Demi Kemandirian
Ekonomi “ .Jurnal Nusamba Vol 3 No 2 Oktober 2018 .
1010
Banu Prasetyo dan Umi Trisyanti UPT PMK SosialHumaniara , InstitutTeknologiSepuluhNopember. “ Revolusi
Industri 4.0 dan Tantangan Perubahan Sosial “ .