Anda di halaman 1dari 10

BAB II PROFILBAB II

LOKASI OJT
PROFIL LOKASI OJT

2.1 Sejarah Singkat


2.1.1 Sejarah Singkat Bandara

Gambar 2. 1 Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri


Sumber : Dokumentasi penulis 4 Juli 2021

Pada tahun 1954 dibangun sebuah lapangan terbang oleh Pemerintah


Daerah Kabupaten Donggala yang di laksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum
(PU) dan di beri nama “Masovu” yang berarti debu. Konon kabarnya, nama
Masovu di ambil dari kejadian pada saat pesawat udara mendarat menimbulkan
debu yang beterbangan dan cukup menarik perhatian masyarakat. Nama lapangan
terbang Masovu ini di pakai hanya dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun, yakni tahun
1954 sampai dengan tahun 1957. Pada tahun 1957, lapangan terbang ini sudah
mulai resmi beroperasi dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia yang
pertama yaitu Ir. Soekarno dengan nama Lapangan Terbang Mutiara.
Pengawasan dan pengelolaan Lapangan Terbang Mutiara secara
resmi adalah sebagai berikut :
a. Tahun 1957-1958 diserahkan kepada Pemerintah Daerah.
b. Tahun 1958-1963 diserahkan kepada Departemen Angkatan Udara
Republik Indonesia.
c. Kemudian pada tanggal 2 Januari 1963, diserahterimakan kembali
pengelolaan dan pengawasanya dari Detasemen Angkatan Udara
Republik Indonesia (AURI) kepada Pemerintah Daerah Tingkat II
Donggala.
d. Pada tanggal 28 oktober 1964, oleh Pemerintah Daerah Tingkat II
Donggala diserahkan pengelolaan dan pengawasannya kepada
Departemen Perhubungan Udara/Direktorat Penerbangan Sipil
Republik Indonesia dengan klasifikasi kelas III.

Berdasarkan Surat Keputusan Mentri Perhubungan Indonesia No.


KM.68/HK.207/PHB-83 tanggal 19 Februari 1983, klasifikasi Pelabuhan
Udara Mutiara ditingkatkan dari kelas III menjadi kelas II. Sedangkan
perubahan istilah pelabuhan udara sesuai dengan surat edaran Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Perhubungan Udara IV No. SE.129/OT/WP
IV-85 tanggal 30 Agustus 1985 terhitung mulai tanggal 1 September 1985,
sebutan pelabuhan udara menjadi bandar udara.
Kemudian berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Indonesia
No. KM.7 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Bandar Udara pada tanggal 12 Februari 2008, klasifikasi
Bandar Udara Mutiara ditingkatkan dari kelas II menjadi kelas I.
Dengan demikian Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri Palu
merupakan bandara sipil yang berada di wilayah kota Palu dan terletak 7
KM di sebelah timur dari pusat kota pada koordinat 00.55.00 derajat S –
119.54.37 derajat E . Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri Palu secara umum
di fungsikan untuk melayani pesawat-pesawat komersial domestik di
wilayah Indonesia bagian tengah, sebagai penghubung antara bagian timur
dan barat Indonesia dan juga untuk melayani pesawat dengan misi tertentu
ke daerah-daerah terpencil dengan menggunakan heli, selain itu kondisi
geograpik di Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu berada tepat diapit lembah
pegunungan di sebelah utara memanjang teluk Palu. Dengan kondisi
terrain yang demikian maka sangat dipengaruhi manouver semua traffict,
baik departure maupun arrival, juga circuit di vicinity aerodrome,
sehingga hanya dapat melalui barat laut (teluk Palu) atau tenggara (celah
pegunungan) yang merupakan perpanjangan runway 15 dan 33.
Oleh karena itu dengan kepadatan traffic dan kondisi terrain yang
dimiliki oleh Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri maka harus dan perlu di
imbangi dengan kualitas dan mutu, peningkatan pelayanan, pemanduan
dan pengaturan lalu lintas udara, guna menjamin keselamatan lalu lintas
udara yang aman, lancar dan efisien di Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri
Palu

2.1.2 Sejarah Singkat PERUM LPPNPI

Gambar 2. 2 Logo AirNav


Sumber : idngrafis.com

Pada bulan September 2009, mulai disusun Rancangan Peraturan


Pemerintah (RPP) sebagai landasan hukum berdirinya perum LPPNPI.
Pada 13 September 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menetapkan RPP menjadi PP 77 Tahun 2012 tentang Perusahaan Umum
(PERUM) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan
Indonesia. PP inilah yang menjadi dasar hukum terbentuknya PERUM
LPPNPI. Setelah terbitnya PP 77 Tahun 2012 tentang PERUM LPPNPI
ini, pelayanan navigasi penerbangan yang sebelumnya di kelola oleh PT.
Angkasa Pura I (PERSERO) dan PT. Angkasa Pura II (PERSERO) serta
UPT diserahkan kepada PERUM LPPNPI atau yang lebih di kenal oleh
AirNav Indonesia.
Terhitung tanggal 16 Januari 2013 pukul 22:00 WIB, seluruh
pelayanan navigasi yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura I (PERSERO)
dan PT. Angkasa Pura II (Persero) dialihkan ke AirNav Indonesia. Pukul
22:00 WIB dipilih karena adanya perbedaan tiga waktu di Indonesia yaitu
WIB, WITA dan WIT.Pukul 22:00 WIB berarti tepat pukul 24:00 WIT
atau persis 00:01 WIT atau tanggal 17 Januari 2013, pengelolaannya sudah
masuk ke AirNav Indonesia. Sejak saat itu, seluruh pelayanan navigasi
yang ada di 26 bandar udara yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura I
(PERSERO) dan PT. Angkasa Pura II (PERSERO) resmi dialihkan ke
AirNav Indonesia, begitu juga dengan sumber daya manusia dan
perlatannya. AirNav Indonesia terbagi menjadi 2 ruang udara berdasarkan
Flight Information Region (FIR) yakni FIR Jakarta yang terpusat di Kantor
Cabang JATSC (Jakarta Air Trafic Service Center) dan FIR Ujung
Pandang yang terpusat di Kantor Cabang MATSC (Makassar Air Trafic
Service Center).
AirNav Indonesia merupakan tonggak sejarah dalam dunia
penerbangan nasional bangsa Indonesia, karena AirNav Indonesia
merupakan satu-satunya penyelenggara navigasi penerbangan di
Indonesia. Terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2014, Kementerian
Perhubungan (Kemhub) menyerahkan pengelolaan penyelenggaraan
pelayanan navigasi udara dari 168 bandara berstatus Unit Pelaksana
Teknis (UPT) dan Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) kepada
PERUM Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan
Indonesia (LPPNPI). Penyerahan pengelolaan dari pemerintah ke Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan bagian dari implementasi
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dan Peraturan
Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 tentang Perum LPPNPI, penyerahan ini
meliputi komponen bidang teknis atau operasi, bidang aset dan
keuangan navigasi penerbangan serta bidang sumber daya manusia.
Pada 17 Maret 2015, Dewan Pengawas dan Direksi Perum LPPNPI
telah menetapkan visi dan misi Perusahaan, sebagai berikut :
 Visi Perusahaan Menjadi Partner Yang Terpercaya Visi AirNav
Indonesia menggambarkan betapa AirNav Indonesia akan selalu
berusaha sekuat tenaga dengan seluruh daya dan upaya untuk
menciptakan pelayanan yang terbaik bagi seluruh stake holder
sehingga mampu menciptakan tingkat kepercayaan yang tinggi
terhadap seluruh jasa yang diberikan oleh AirNav Indonesia /
LPPNPI.
 Misi Perusahaan :
1. Menyediakan layanan lalu lintas penerbangan yang aman, nyaman
dan ramah lingkungan. Hal ini dilakukan dengan menyediakan
seluruh fasilitas pelayanan dengan teknologi terkini, baik fasilitas
telekomunikasi, navigasi maupun surveillance dengan didukung
oleh teknologi otomasi yang menjamin keakuratan data dan
kecepatan proses sehingga mampu meningkatkan kinerja
pelayanan.
2. Memenuhi ekspektasi pemilik modal dan regulator. Dengan usaha
yang keras, pemenuhan terhadap pemilik modal dan regulator
dilakukan untuk menjaga tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap
kinerja organisasi yang telah dibentuk. Pemenuhan terhadap
regulasi akan selalu dilaksanakan dan ditingkatkan guna menjamin
keselamatan dan integritas perusahaan.
3. Meningkatkan mutu, kinerja dan karier personil. Selain fasilitas dan
kepatuhan terhadap regulasi, satu hal yang tidak kalah penting
adalah dukungan personil.
2.2 Data Umum
2.2.1 Aerodrome Data Geographical and Andministrative Data
a) Name of Aerodrome : MUTIARA SIS AL-JUFRI
b) Operating Hours : 22.00 – 10.00/UTC
c) Location Indicator : WAFF
d) Aerodrome Refrence Point : 00 54 59 S

119 54 23 E
e) Magnetic Variation : 1° 10 East (2005)
f) Distance And Direction : 4 NM SE from city
g) Aerodrome Elevation : 284 feet
h) AD Administration : D.G.C.A
i) Address : Jln. Abd. Rahman Saleh I Palu

Sulawesi Tengah 94121


j) Telephone : (0451) 48172, 487222
k) Telefax : (0451) 481087
l) AFTN : WAFFYFYX, WAFFZTZE
m) Tipe of traffic permited : IFR And VFR
n) Remarks : - Classifikasi Aerodrome class I

- TWR, APP status Combine


- Aircraft turn on turning area
2.2.2 Layout Bandar Udara

Gambar 2. 3 Layout Bandar Udara


Sumber : DOCUMENT AIRAC AIP AMDT 93 & 100 WAFF 25/02/21
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur Oreganisasi Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan
KCP (Kantor Cabang Pembantu) Palu :

GENERAL MANAGER
LPPNPI CABANG MATSC
YASRUL
NIK. 10010015

KEPALA CABANG
KCP PALU
IP. NUGROHO
NIK. ASN83613

ATS OPERATOR

TEKNISI TELEKOMUNIKASI
MOH. FARIED
ABDILLAH MUDHOFFAR
NUR ALIM
ANDI MUSKHUL JIHAD M
MUHAMMAD ARDYANSYAH A

Gambar 2. 4 Struktur Organisasi LPPNPI Cabang Pembantu Palu


Sumber : Manual Operasi CASR 171 6 Juli 2021
2.3.1 Tugas Pokok dan Fungsi

1. General Manager

General Manager Cabang Makassar mempunyai tanggung jawab


atas terselenggaranya Pelayanan Navigasi Penerbangan yang meliputi
Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan, Pelayanan Komunikasi
Penerbangan, Keselamatan dan Keamanan, kesiapan Fasilitas
Communication, Navigation, Surveillance, Automation (CNSA) dan
penunjang administrasi kepegawaian keuangan, kehumasan dan
pengadaan barang/jasa di seluruh wilayah kerja Cabang Makassar.

2. Kepala Cabang KCP Palu

Tugas dan Wewenang Kepala Cabang KCP Palu sebagai berikut :


Melakukan pelaksanaan dan pengendalian meliputi kegiatan
implementasi sistem di lingkungan wilayah KCP Palu, dan melakukan
prosedur perawatan peralatan pendukung pelayanan Lalu Lintas
Udara, identifikasi peralatan baik dari sisi kualitas maupun kuantitas,
Investigasi awal terhadap gangguan/kerusakan Peralatan pendukung
pelayanan Lalu Lintas Udara, memberikan rekomendasi atas kondisi
peralatan pendukung pelayanan Lalu Lintas Udara dalam rangka
menunjang pelaksanaan dan pengembangan pelayanan wilayah KCP
Palu.
3. Teknisi Pelaksana

Tugas dan Wewenang :


a. Menyiapkan/operasikan fasilitas peralatan yang menjadi tugas
pokoknya.
b. Mengupayakan kelancaran operasional yang menjadi tanggung
jawabnya.
c. Melakukan pemeriksaan peralatan yang menjadi tanggung
jawabnya.
d. Mengantisipasi dan menindaklanjuti keluhan dari unit pemakai.
e. Melaporkan kepada pimpinan apabila terjadi kerusakan
peralatan yang menyebabkan gangguan operasional dan tidak
dapat diatasi, meyiapkan laporkan kegiatan yang dilakukan
selama jam dinasnya disampaikan kepada pimpoksi dan membuat
catatan dalam buku Log untuk diketahui pedinas berikutnya
sehinga apabila masalah tersebut belum dapat diselesaikan pada
jam dinasnya dapat dilanjutkan oleh pedinas/teknisi lainnya.
f. Melakukan kerjasama teknis dengan unit kerja terkait (Unit
listrik, Unit Kespen, Unit Landasan, Security ) dan unit lainnya.
g. Melaksanakan pekerjaaan preventive dan corrective
maintenance pada peralatan yang menjadi tanggung jawabnya
atau peralatan lain yang ditunjuk.
h. Selalu menjaga kebersihan, kerapihan, dan keamanan, di
lingkungan unit kerjanya.
i. Menjalin hubungan kerjasama yang baik antara teknisi dan unit
pemakai.
j. Melaksanakan pemeriksaan seluruh peralatan Telnav secara
berkala.
k. Selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi.
l. Melaksanakan tugas lainnya atas perintah pimpinan.

Anda mungkin juga menyukai