“Komunikasi Lintas budaya adalah proses dimana dialihkan ide atau gagasan suatu budaya yang satu kepada budaya yang lainnya dan sebaliknya, dan hal ini bisa antar dua kebudayaan yang terkait ataupun lebih, tujuannya untuk saling mempengaruhi satu sama lainnya, baik itu untuk kebaikan sebuah kebudayaan maupun untuk menghancurkan suatu kebudayaan, atau bisa jadi sebagai tahap awal dari proses akulturasi (penggabungan dua kebudayaan atau lebih yang menghasilkan kebudayaan yang baru).” Komunikasi bisnis internasional merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan antara orang-orang yang berbeda latarbelakang budayanya, sehingga dapat mengarah kepada perbedaan dalam menafsirkan tanda-tanda verbal dan non-verbal. Konsep Penting Dalam Komunikasi lintas budaya • Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan simbol, pemaknaan, dan penggambaran (imej), struktur aturan, kebiasaan, nilai, pemprosesan informasi, dan pengalihan pola-pola konvensi antara para anggota suatu sistem sosial dan kelomppok sosial. • Konsep etnosentrisme seringkali dipakai secara bersama-sama dengan rasisme. Konsep ini mewakili sebuah pengertian bahwa setiap kelompok etnik atau ras mempunyai semangat bahwa kelompoknyalah yang lebih superior dari kelompok lain. Prasangka adalah sikap antipati yang didasarkan pada kesalahan generalisasi atau generalisasi yang tidak luwes yang diekspresikan lewat perasaan. Prasangka merupakan sikap negatif atas suatu kelompok tertentu dengan tanpa alasan dan pengetahuan atas seseuatu sebelumnya. Prasangka ini juga terkadang digunakan untk mengevaluasi sesuatu tanpa adanya argument atau informasi yang masuk. Efeknya adalah menjadikan orang lain sebagai sasaran, misalnya mengkambinghitamkan sasaran melalui streotip, diskriminasi, dan penciptaan jarak sosial (Bennet da Janet, 1996). • Streotip berasal dari kecenderungan untuk mengorganisasikan sejumlah fenomena yang sama atau sejenis yang dimiliki oleh sekelompok orang ke dalam kategori tertentu yang bermakna. • Streotip berkaitan dengan konstruksi imej yang telah ada dan terbentuk secara turn-temurun menurut sugesti. Ia tidak hanya mengacu pada imej negatif tetapi juga positif. Misalnya masyarakat Batak yang memiliki streotip yang kasar dan tegas sedangkan masyarakat Jawa dikenal sebagian masyarakat yang luwes, lemah, dan penurut. Perbedaan Budaya Perbedaan budaya dapat menjadi hambatan dalam berkomunikasi yang sulit diatasi. Perbedaan budaya dapat dilihat dari konteks budaya, perbedaan aspek legal dan etika, Perbedan social dan perbedaan tanda-tanda non-verbal. Perbedaan konteks budaya • Konteks budaya merujuk pada pola petunjuk fisik, stimulus lingkungan, dan pemahaman tersirat yang menyampaikan arti antara dua anggota dalam budaya yang sama. Dari budaya satu ke budaya lain orang-orang menyampaikan arti contextual secara berbeda. Context budaya di dunia terbagi menjadi dua jenis budaya, yaitu: • high context. • low context. High Context Culture High context culture dapat diartikan sebagai masyarakat yang cenderung menganut budaya kolektif yang cenderung menyampaikan pesan secara berbelit-belit dengan banyak menggunakan simbol, kiasan, dan kata-kata halus yang dirumuskan sebagai high-context Singkatnya, tidak mengungkapkan secara terbuka apa yang menjadi masalah Low Context Culture – Masyarakat yang mengartikan dan menyampaikan pesan tanpa banyak basa-basi. Mereka menyampaikan lewat arti sesungguhnya tanpa kiasan atau cara yang berbelit-belit agar bisa dimengerti. Pola komunikasi seperti ini cenderung digunakan oleh masyarakat yang bersifat individualistis. Dalam sebuah pembicaraan, mereka biasanya cenderung blak-blakan, langsung pada inti apa yang ingin diucapkan, tanpa menyaring kata-kata yang akan dikeluarkan. Sehingga kemungkinan lawan bicaranya tersinggung itu lebih besar. Perbedaan Aspek Legal Dan Etika • Konteks budaya juga mempengaruhi perilaku legal dan etika. Perbedaan-perbedaan legas dan etika tersebut dapat terlihat dari beberapa aspek berikut ini: • Pada budaya dengan konteks rendah: -Mengutamakan perjanjian tertulis • Seseorang dinyatakan bersalah pada saat dinyatakan bersalah oleh pengadilan. Sebelum pengadilan memutuskan tidak boleh dinyatakan bersalah. • Pada budaya dengan konteks tinggi -Lebih mengutamakan perjanjian secara lisan • Seseorang dinyatakan bersalah saat polisi melakukan penangkapan sampai hakim memutuskan di pengadilan Perbedaan Dalam Aspek Sosial Perbedaan budaya berdasarkan sosial terbagi menjadi empat bagian, yaitu: konsep terhadap materi, peran dan status, penggunaan cara dan sopan santun, dan konsep waktu). Konsep terhadap materi Konteks budaya rendah: Berorientasi pada tujuan dan kenyamanan materi diperoleh dari usaha individu. 2) Konteks budaya tinggi: Mendapatkan pekerjaan lebih penting dibandingkan bekerja secara efisien. Peran dan status • Konteks budaya rendah: Dapat menyapa atasan tanpa menggunakan gelar, seperti “Bapak” atau “Ibu”, “Mr” atau “Mrs” Hubungan antara atasan – bawahan bersifat terbuka, tidak terdapat perbedaan antara atasan dan bawahan o Konteks budaya tinggi Menyapa pelaku bisnis/atasan dengan gelar. Status sosial sangat penting, bahkan diluar pekerjaan atau diluar kedinasan. Tertutup, atasan dan bawahan harus dibedakan. Cenderung ada jarak antara atasan – bawahan. Penggunaan Cara Dan Sopan Santun • Konteks budaya rendah: - Memberikan hadiah kepada istri teman dianggap sopan dan biasa. Atau mencium istri orang sebagai ungkapan kehangtan dan persahabatan dianggap wajar dan biasa. • Konteks budaya tinggi: - Memberikan hadiah kepada istri teman dianggap tidak sopan, apalagi mencium istri teman, akan dianggap sebagai bentuk kekurangajaran. Konsep waktu • Konteks budaya rendah menganggap waktu sebagai cara untuk merencanakan hasil kerja dengan efisien. Waktu diperlakukan dengan sangat berharga. Sebaliknya pada budaya dengan konteks budaya tinggi cenderung tidak menghargai waktu, sehingga istilah jam karet merupakan hal yang biasa. Perbedaan tanda-tanda non-verbal • Konsep ruangan Pada budaya dengan Konteks budaya rendah ruangan kerja lebih tertutup karena mereka lebih menghargai privacy seseorang. Sedangkan pada budaya dengan Konteks budaya tinggi ruangan lebih terbuka. Atasan bawahan dapat saling melihat satu sama lain, seperti dapat kita lihat di perusahaan-perusahaan Jepang. Kontak mata • Pada budaya dengan konteks rendah seperti Amerika Serikat, jika seseorang tidak membalas tatapan matanya maka dianggap orang tersebut mengelak atau tidak jujur. Sedangkan pada budaya dengan konteks tinggi, seperti di Asia dan Amerika Latin, dengan mempertahankan tatapan mata kebawah merupakan tanda penghargaan atau penghormatan. Sebaliknya menatap mata langsung dapat dianggap sebagai bentuk ketidaksopanan. Bahasa tubuh • Bahasa tubuh bisa membantu mengklarifikasi pesan-pesan yang membingungkan. Namun dalam perbedaan antar budaya bahasa tubuh dapat memberikan pengertian yang berbeda. Misalnya, dalam budaya dengan konteks yang rendah mengangkat kaki ke atas meja merupakan hal yang biasa, namun dalam budaya yang konteks budayanya tinggi hal itu dianggap sebagai bentuk ketidaksopanan atau penghinaan. Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya • Dengan melihat perkembangan atau tren yang ada saat ini, komunikasi bisnis lintas budaya sangat penting artinya bagi terjalinnya harmonisasi bisnis di antara mereka. Bagaimanapun diperlukan suatu pemahaman bersama antara dua orang atau lebih dalam melakukan komunikasi lintas budaya, baik melalui tulisan maupun lisan. • Semakin banyaknya pola kerja sama maupun kesepakatan ekonomi di berbagai kawasan dunia saat ini akan menjadikan komunikasi bisnis lintas budaya semakin penting. Pendek kata, dengan semakin terbukanya peluang perusahaan multinasional masuk ke wilayah suatu negara dan didorong dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, maka pada saat itulah kebutuhan akan komunikasi bisnis lintas budaya menjadi semakin penting artinya. Memahami Perbedaan-Perbedaan Budaya • Setiap budaya memberi identitas kepada sekelompok orang tertentu sehingga jika kita ingin lebih mudah memahami perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam masing-masing budaya tersebut paling tidak kita harus mampu untuk mengidentifikasi identitas dari masing- masing budaya tersebut yang antara lain terlihat pada: ♦ Komunikasi dan Bahasa Sistem komunikasi, verbal maupun nonverbal, membedakan suatu kelompok dari kelompok lainnya. Terdapat banyak sekali bahasa verbal diseluruh dunia ini demikian pula bahasa nonverbal, meskipun bahasa tubuh (nonverbal) sering dianggap bersifat universal namun perwujudannya sering berbeda secara lokal. ♦ Pakaian dan Penampilan Pakaian dan penampilan ini meliputi pakaian dan dandanan luar juga dekorasi tubuh yang cenderung berbeda secara kultural. ♦ Makanan dan Kebiasaan Makan Cara memilih, menyiapkan, menyajikan dan memakan makanan sering berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya. Subkultur-subkultur juga dapat dianalisis dari perspektif ini, seperti ruang makan eksekutif, asrama tentara,ruang minum teh wanita, dan restoran vegetarian. ♦ Waktu dan Kesadaran akan waktu Kesadaran akan waktu berbeda antara budaya yang satu dengan budaya lainnya. Sebagian orang tepat waktu dan sebagian lainnya merelatifkan waktu. ♦ Penghargaan dan Pengakuan Suatu cara untuk mengamati suatu budaya adalah dengan memperhatikan cara dan metode memberikan pujian bagi perbuatan-perbuatan baik dan berani, lama pengabdian atau bentuk-bentuk lain penyelesaian tugas. ♦ Hubungan-Hubungan Budaya juga mengatur hubungan-hubungan manusia dan hubungan-hubunganorganisasi berdasarkan usia, jenis kelamin, status, kekeluargaan, kekayaan,kekuasaan, dan kebijaksanaan. ♦ Nilai dan Norma Berdasarkan sistem nilai yang dianutnya, suatu budaya menentukan norma-normaperilaku bagi masyarakat yang bersangkutan. Aturan ini bisa berkenaan denganberbagai hal, mulai dari etika kerja atau kesenangan hingga kepatuhan mutlak ataukebolehan bagi anak-anak; dari penyerahan istri secara kaku kepada suaminyahingga kebebasan wanita secara total. ♦ Rasa Diri dan Ruang Kenyamanan yang dimiliki seseorang atas dirinya bisa diekspresikan secara berbedaoleh masing-masing budaya. Beberapa budaya sangat terstruktur dan formal,sementara budaya linnya lebih lentur dan informal. Beberapa budaya sangattertutup dan menentukan tempat seseorang secara persis, sementara budaya-budaya lain lebih terbuka dan berubah. ♦ Proses mental dan belajar Beberapa budaya menekankan aspek perkembangan otak ketimbang aspek lainnyasehingga orang dapat mengamati perbedaan-perbedaan yang mencolok dalam caraorang-orang berpikir dan belajar. ♦ Kepercayaan dan sikap Semua budaya tampaknya mempunyai perhatian terhadap hal-hal supernatural yang jelas dalam agama-agama dan praktik keagamaan atau kepercayaan mereka.