KELOMPOK 1:
IBROHIM
DONY SETIAWAN
WAWAN SUWANDI
ROBYASYAH AHMAD
RIRI
Pengertian pernikahan
1) Kata Nikah (ُ) ِن َكاح atau pernikahan sudah menjadi kosa kata dalam bahasa
Indonesia, sebagai padanan kata perkawinan ()ز ْوج. َ Nikah artinya suatu akad yang
menghalalkan pergaulan antara seseorang laki-laki dan perempuan yang bukan
muhrim dan menimbulkan hak dan kewajiban antara keduanya.
2) Dalam pengertian yang luas, pernikahan adalah merupakan suatu ikatan lahir
dan batin antara dua orang laki-laki dan perempaun, untuk hidup bersama dalam
suatu rumah tangga untuk mendapatkan keturunan yang dilaksanakan menurut
ketentuan syariat Islam.
3) Pergaulan antara laki-laki dan perempuan itu menjadi syah/halal jika sudah
terikat tali ikatan perkawinan. Tanpa adanya perkawinan, tidak akan pernah ada
proses saling melengkapi dalam kehidupan ini antara laki-laki dan perempuan.
•Hukum Pernikahan
1).Mubah(Boleh)
yaitu bagi orang yang tidak mempunyai pendorong atau faktor yang melarang untuk
mmenikah.
2).Sunnah
Hukum Sunah.Artinya seseorang yang telah mencapai kedewasaan jasmani dan
rohani dan sudah mempunyai bekal untuk menikah, tetapi tidak takut terjerumus
dalam perbuatan zina.
3).wajib
Hukum wajib, jika seseorang yang dilihat dari pertumbuhan jasmaniyah sudah layak
untuk menikah, kedewasaan rohaniyahnya sudah matang dan memiliki biaya untuk
menikah serta untuk menghidupi keluarganya dan bila ia tidak menikah khawatir
terjatuh pada perbuatan mesum (zina).
4).Makruh
Hukum Makruh hukumnya bagi seseorang yang dipandang dari pertumbuhan
jasmaniyahnya sudah layak, kedewasaan rohaniyahnya sudah matang tetapi tidak
mempunyai biaya untuk bekal hidup beserta isteri kemudian anaknya. Untuk
mengendalikan nafsunya dianjurkan untuk menjalankan puasa.
5).Haram
Hukum Haram hukumnya bagi seseorang yang menikahi wanita dengan tujuan untuk
menyakiti, mempermainkan dan memeras hartanya.
Pengertian khitbah
Khitbah/pingangan yaitu melamar untuk menyatakan permintaan atau ajakan untuk
mengikat perjodohan, dari seorang laki-laki kepada seorang perempuan sebagai
calon isisterinya.
Hukum Khitbah
Lamaran atau pinanangan bukan sesuatu yang menjadi wajib hukumnya. Hal ini
menurut pendapat jumhur ulama’ yang didasarkan pada pinangan nikah yang
diriwayatkan dari Nabi Muhammad Saw. Tetapi Dawud berpendapat bahwa
pinangan hukumnya wajib.
Dalil yang membolehkan pinangan sebagaimana firmanAllah SWT :
َواَل ُج َنا َح َعلَ ْي ُك ْم فِ ْي َما َعرَّ ضْ ُت ْم ِبهٖ مِنْ خ ِْط َب ِة ال ِّن َس ۤا ِء اَ ْو اَ ْك َن ْن ُت ْم ف ِْٓي اَ ْنفُسِ ُك ْم ۗ َعلِ َم هّٰللا ُ اَ َّن ُك ْم َس َت ْذ ُكر ُْو َنهُنَّ َو ٰلكِنْ اَّل ُت َواعِ د ُْوهُنَّ سِ ًّرا
ُاح َح ٰ ّتى َي ْبلُغَ ْالك ِٰتبُ اَ َجلَ ٗه َۗواعْ لَم ُْٓوا اَنَّ هّٰللا َ َيعْ لَ ُم َما ف ِْٓي اَ ْنفُسِ ُك ْم َفاحْ َذر ُْوه اًل ُ
ِ ِا اَنْ َتقُ ْول ْوا َق ْو مَّعْ ر ُْو ًفا ەۗ َواَل َتعْ ِزم ُْوا ُع ْقدَ َة ال ِّن َك
ٓاَّل
هّٰللا
235 ࣖ َۚواعْ لَم ُْٓوا اَنَّ َ َغفُ ْو ٌر َحلِ ْي ٌم. Dan tidak ada dosa bagimu meminang perempuan-
perempuan itu dengan sindiran atau kamu sembunyikan (keinginanmu) dalam hati.
Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut kepada mereka. Tetapi
janganlah kamu membuat perjanjian (untuk menikah) dengan mereka secara
rahasia, kecuali sekedar mengucapkan kata-kata yang baik. Dan janganlah kamu
menetapkan akad nikah, sebelum habis masa idahnya. Ketahuilah bahwa Allah
mengetahui apa yang ada dalam hatimu, maka takutlah kepada-Nya. Dan ketahuilah
bahwa Allah Maha Pengampun, Maha Penyantun
(Q.S AL-BAQARAH 235)
1)Calon suami syaratnya menurut ketentuan syari’at Islam adalah : beragama Islam,
jelas bahwa ia laki-laki, atas keinginan dan pilihan sendiri (tidak terkena paksaan),
tidak beristri empat (termasuk istri yang telah dicerai tetapi dalam masa iddah /
waktu tunggu), tidak mempunyai hubungan mahram dengan calon isteri, tidak
mempunyai isteri yang haram dimadu dengan calon isterinya, mengetahui bahwa
calon isteri itu tidak haram baginya dan tidak sedang berihram haji atau umrah.
2)Calon istri yang akan dinikahi syaratnya adalah :beragama Islam, jelas bahwa ia
seorang perempuan, telah mendapat ijin dari walinya, tidak bersuami dan tidak
dalam masa iddah, tidak mempunyai hubungan mahram dengan calon suami, belum
pernah di li’an (dituduh zina) oleh calon suaminya, jika ia perempuan janda, harus
atas kemauan sendiri, bukan karena dipaksa oleh siapapun, jelas ada orangnya dan
tidak sedang ihram haji atau umrah.
Daftar mahram menurut (QS. An-Nisa : 23) : orang yang haram dinikahi. Dan sekaligus juga
menjadi orang yang boleh melihat bagian aurat tertentu dari wanita. Mereka adalah :
(1)Ibu kandung Jadi seorang wanita boleh kelihatan sebagian tertentu dari auratnya di
hadapan anak-anak kandungnya.
(10) Ibu-ibu isterimu
Jadi seorang wanita boleh terlihat sebagian auratnya di hadapan laki-laki yang menjadi
suami dari anak wanitanya. Dalam bahasa kita, dia adalah menantu laki-laki.
(11) Anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri,
Jadi seorang wanita boleh terlihat sebagian auratnya di hadapan laki-laki yang menjadi
suami ibunya (ayah tiri) tetapi dengan syarat bahwa laki-laki itu sudah bercampur dengan
ibunya.