Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Asnurdin
Widia chandra
Fitri Andini
Nuradini
Intan Kusumah
KATA PENGANTAR
1
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
yang berjudul “MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN TIM”
Selawat beriringkan salam juga tidak lupa kami sampaikan kepada Nabi kita
Muhammad SAW, karena dengan berkat kegigihan dan kesabaran beliaulah kita dapat
menuntut ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan
maupun isi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun sehingga kami dapat berkarya dengan lebih baik di masa
yang akan datang.
Akhirnya dengan satu harapan dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami khususnya dan bagi rekan-rekan pembaca umumnya. Amiin Yarabbal ‘alamin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan tim dikembangkan pada tahun 1950-an dalam upaya untuk mengurangi
masalah yang berkaitan dengan pengaturan fungsional asuhan pasien. Banyak orang yang yakin
bahwa, meskipun kekurangan staf keperawatan profesional terus berlanjut, sistem asuhan
pasien harus dikembangkan sehingga dapat mengurangi perawatan yang terpisah yang
menyertai keperawatan fungs io na l.
B. MASALAH
1. Apa pengertian keperawatan tim?
2. Bagaimana tujuan pemberian metode tim?
3. Bagaimana tugas dan tanggung jawab metode tim?
4. Bagaimna keuntungan dan kerugian metode tim?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian keperawatan tim
2. Untuk mengetahui tujuan pemberian metode tim
3. Untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab metode tim
4. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian metode tim
4
BAB II
PEMBAHASAN
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang
perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif (Douglas, 1984).
Keperawatan tim dikembangkan pada tahun 1950-an dalam upaya untuk mengurangi masalah
yang berkaitan dengan pengaturan fungsional asuhan pasien. Banyak orang yang yakin bahwa,
meskipun kekurangan staf keperawatan profesional terus berlanjut, sistem asuhan pasien harus
dikembangkan sehingga dapat mengurangi perawatan yang terpisah yang menyertai
keperawatan fungsional.
Dalam keperawtan tim, petugas bantuan bekerja sama dalam memberika n asuhan
kepada sekelompok pasien di bawah arahan perawat profesional. Sebagai pimpinan tim
tersebut, perawat bertanggung jawab mengetahui keaddaan dan kebutuhan semua pasien yang
etrmasuk dalam tim dan merencanakan asuhan indifidual. Tugas pimpinan tim berfariasi
bergantung pada kebutuhan pasien dan beban kerja. Tugas tersebut mencakup membantu
anggota tim, memberikan asuhan langsung kepada pasien, memberikan penyuluhan, dan
mengkoordinasikan aktifitas pasien.
Keperawatan tim, seperti rancangan aslinya telah mengalami banyak modifikasi dalam
25 tahun terakhir ini. Sebagian besar keperawatan tim tidak pernah mempraktikkan bentuk
murninya, malah sebaliknya menerapkan kombinasi tim dan struktur fungsional. Upaya terakhir
dan untuk memperbaiki keperawatan tim menghasilkan konsep “ keperawatan modular”, yang
merupakan suatu pendekatan tim kecil (dua atau tiga orang anggota). Tim dipertahankan dalam
sekala kecil dan anggota tim diupayakan dalam tim yang sama sesering mungkin untuk lebih
banyak waktu bagi perawat provesional untuk merencanakan dan mengoordinasi anggota tim.
Selain itu, tim kecil membutuhkan komunikasi yang lebih sedikit sehingga memungkinkan
anggotanya memakai waktu mereka dengan lebih baik untuk melakukan asuhan pasien.
(Maequis, Bessie L. 2010)
Stuktur organisasi keperawatan tim pengembangan metode ini di dasarkan pada falsafah
mengupayakan tujuan dengan menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok.
metode ini juga di dasari atas keyakinan bahwa setiap pasien berhak memperoleh pelayanan
terbaik. selain itu, setiap staf berhak menerima bantuan dalam melaksanakan tugas memberi
asuhan keperawatan yang etrbaik sesuai kemampuannya, dalam keperawatan, metode tim
diterapakan dengan menggunakan kerja sama tim perawat yang heterogen, terdiri dari perawat
profesional, non pofesional, dan pembantu perawat untuk memberikan asuhan keperawatan
kepada sekelompok pasien. ketua tim (perawat profesional) memilik i tangguang jawab dalam
perencanaan, kelancaran, dan evaluasi dan asuhan keperawatan untuk semua pasien yang
dilakukan oleh tim di bawah tanggung jawabnya. disamping itu, ketua tim juga mempunyai
tugas untuk melakukan supervisi kepada semua anggota tim dalam implementasi dan tindakan
keperawatan, dan melakukan evaluasi hasil dan asuhan keperawatan.
Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan adalah untuk memberikan
asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif pasien sehingga pasien merasa puas.
selain itu, metode tim dapat meningkatkan kerja sama dan koordinasi perawat dalam
melaksanakan tugas, memungkinkan adanya transfer of knowladge dan transfer of
experiences diantara perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan meningkaykan
pengetahuan serta keterampilan dan motivas i perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan.
Sesuai dengan tujuan tersebut maka tugas dan tanggung jawab keperawatan harus benar
benar di arahkan dan di rencanakan secara matang untuk keberhasilan asuhan keperawatan.
sebagaimana di ketahui bahwa satu tim keperawatan terdiri dari dua orang perawat atau lebih
yang bekerja sama dalam pemberian asuhan keperawatan. ketua tim seharusnya perawat
profesional yang sudah berpenngalaman dalam memberikan asuhan keperawatan dan di tunjuk
oleh perawat kepala ruang (nurse unit manager). selanjutnya, ketua tim akan melaksanakan
tugas yang di delegasikan oleh perawat kepala ruang bersama sama denga anggota tim. tugas dan
tanggung jawab ketua tim menjadi hal yang harus di perhatikan secara cermat. tugas dan
tanggung jawab tersebut diarahkan untuk melakukan pengkajian dan penyusunan rencana
keperawatan untuk setiap pasien yang berada di bawah tanggung jawabnya, membagi tugas
kepada semua anggota tim dengan mempertimbangkan kemampuan yang di miliki anggota tim
dan kebutuhan pasien yang harus dipenuhi, mengontrol dan memberikan bimbinga n kepada
anggota tim dalam melaksanakan tugasnya apabila diperlukan, melakukan evaluasi terhadap hasil
kerja anggota tim, menerima laporan tentang perkembangan kondisi pasien dan anggota tim.
Tugas dan tanggung jawab lain yang harus di perhatikan oleh anggota tim adalah
mengontrol perkembangan kesehatan setiap pasien, mencatat hal hal yang gterjadi pada
pasien terutama yang tidak di inginkan, melakukan revisi rencana keperawatn apabila di
perlukan, melaporkan perkembangan pasien pada perawat kepala ruang serta kesulitan yang
dihadapi apabila ada. selain itu, tugas dan tanggung jawab ketua tim, yaitu memimpin
pertemuan tim untuk menerima laporan, memberi pengarahan serta membahas masalah
yang di hadapi, menjaga komunikasi yang efektif , melakukan pengajaran kepada pasien,
keluarga pasien dan anggota tim serta melengkapi catatan yang di buat anggota tim apabila
diperlukan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan dengan metode ini, ketua tim harus
memiliki kemampuan untuk mengikutsertakan anggota tim dalam memecahkan masalah.
ketua tim juga harus dapat menerapkan pola asuhan keperawatan yang dianggap sesuai
dengan kondisi pasien dan minat pemberi asuhan. oleh karena itu, pembuatan keputusan,
otoritas, dan tanggung jawab ada pada tingkat pelaksana. hal ini akan mendukung pencapaian
dan pengetahuan keterampilan profesional.
Berdasarkan hal hal tersebut maka ketua tim harus memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. mengomunikasikan dan mengoordinasikan semua kegiatan tim
2. menjadi konsultan dalam asuhan keperawatan
3. melakukan peran sebagai model peran
4. melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan pasien
5. menyusun rencana keperawatan untuk semua pasien.
6. merevisi dan menyesuaikan rencan keperawatan sesuai kebutuhan pasien.
7. melaksanakan observasi baik terhadapa perkembangan pasien maupun kerja dari anggota
tim.
8. menjadi guru pengajar
9. melaksanakan evaluasi secara baik dan objektif
Bila kemampuan tersebut dapat dimiliki oleh ketua tim, akan berdampak secara positif
dalam pemberian asuhan keperawatan. dengan demikian, masalah dalam asuhan keperawatan
cepat teratasi; mutu asuhan keperawatan terpelihara; perawat terbiasa bekerja secara
terorganisasi, terarah, dan memahami tujuan; kerjasama antar perawat meningkat; kepuasan
kerja miningkat pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman semua perawat meningkat; serta
kaderisasi kepemimpinan terjadi.
Dibanding dengan metode fungsional, metode tim lebih banyak memberikan tanggung
jawab, otoritas, dan tanggung gugat kepada anggota tim. tugas perawat menjadi lebih
kompleks, anggota tim lebih terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. apabila
kerja dan tim berhasil dan memuaskan, pola ini memberi pengkayaan pengalaman dan
perluasan wawasan kerja bagi pelaksana khususnya anggota tim dan tingkat yang rendah.
Tanggung Jawab :
1. Tanggung jawab anggota tim:
a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya.
b. Bekerjasama dengan anggota tim dan antar tim.
c. Memberikan laporan.
2. Tanggung jawab ketua tim:
a. Membuat perencanaan.
b. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi.
c. Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien.
d. Mengembangkan kemampuan anggota.
e. Menyelenggarakan konferensi.