Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN TIM

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan

Dosen Pembimbing :

Disusun Oleh :

Ajeng agnesya muslich

Asnurdin

Widia chandra

Siti Amanda zulfah

Fitri Andini

Nilam dyah p.s

Nuradini

Intan Kusumah

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG

TAHUN AKADEMIK 2021-2022

KATA PENGANTAR

1
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
yang berjudul “MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN TIM”

Selawat beriringkan salam juga tidak lupa kami sampaikan kepada Nabi kita
Muhammad SAW, karena dengan berkat kegigihan dan kesabaran beliaulah kita dapat
menuntut ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan
maupun isi yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun sehingga kami dapat berkarya dengan lebih baik di masa
yang akan datang.
Akhirnya dengan satu harapan dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami khususnya dan bagi rekan-rekan pembaca umumnya. Amiin Yarabbal ‘alamin.

Tangerang,  15 januari 2022

          Penulis

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan tim dikembangkan pada tahun 1950-an dalam upaya untuk mengurangi
masalah yang berkaitan dengan pengaturan fungsional asuhan pasien. Banyak orang yang yakin
bahwa, meskipun kekurangan staf keperawatan profesional terus berlanjut, sistem asuhan
pasien harus dikembangkan sehingga dapat mengurangi perawatan yang terpisah yang
menyertai keperawatan fungs io na l.

Pengembangan metode ini di dasarkan pada falsafah mengupayakan tujuan dengan


menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok. metode ini juga di dasari atas
keyakinan bahwa setiap pasien berhak memperoleh pelayanan terbaik. selain itu, setiap staf
berhak menerima bantuan dalam melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan yang
etrbaik sesuai kemampuannya, dalam keperawatan, metode tim diterapakan dengan
menggunakan kerja sama tim perawat yang heterogen, terdiri dari perawat profesional, non
pofesional, dan pembantu perawat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok
pasien. ketua tim (perawat profesiona l) memilik i tanggua ng jawab dalam perencana a n ,
kelancaran, dan evaluasi dan asuhan keperawatan untuk semua pasien yang dilakukan oleh tim
di bawah tanggung jawabnya. disamping itu, ketua tim juga mempunyai tugas untuk melakukan
supervisi kepada semua anggota tim dalam implementasi dan tindakan keperawatan, dan
melakukan evaluasi hasil dan asuhan keperawatan.

B. MASALAH
1. Apa pengertian keperawatan tim?
2. Bagaimana tujuan pemberian metode tim?
3. Bagaimana tugas dan tanggung jawab metode tim?
4. Bagaimna keuntungan dan kerugian metode tim?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian keperawatan tim
2. Untuk mengetahui tujuan pemberian metode tim
3. Untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab metode tim
4. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian metode tim

4
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Keperawatan Tim

Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang
perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif (Douglas, 1984).

Keperawatan tim dikembangkan pada tahun 1950-an dalam upaya untuk mengurangi masalah
yang berkaitan dengan pengaturan fungsional asuhan pasien. Banyak orang yang yakin bahwa,
meskipun kekurangan staf keperawatan profesional terus berlanjut, sistem asuhan pasien harus
dikembangkan sehingga dapat mengurangi perawatan yang terpisah yang menyertai
keperawatan fungsional.

Pengembangan metode ini di dasarkan pada falsafah mengupayakan tujuan dengan


menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok. metode ini juga di dasari atas
keyakinan bahwa setiap pasien berhak memperoleh pelayanan terbaik. selain itu, setiap staf
berhak menerima bantuan dalam melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan yang
terbaik sesuai kemampuannya, dalam keperawatan, metode tim diterapakan dengan
menggunakan kerja sama tim perawat yang heterogen, terdiri dari perawat profesional, non
pofesional, dan pembantu perawat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada sekelompok
pasien. ketua tim (perawat profesional) memiliki tangguang jawab dalam perencanaan,
kelancaran, dan evaluasi dan asuhan keperawatan untuk semua pasien yang dilakukan oleh tim
di bawah tanggung jawabnya. disamping itu, ketua tim juga mempunyai tugas untuk melakukan
supervisi kepada semua anggota tim dalam implementasi dan tindakan keperawatan, dan
melakukan evaluasi hasil dan asuhan keperawatan. (Kuntoro, agus. 2010)

Dalam keperawtan tim, petugas bantuan bekerja sama dalam memberika n asuhan
kepada sekelompok pasien di bawah arahan perawat profesional. Sebagai pimpinan tim
tersebut, perawat bertanggung jawab mengetahui keaddaan dan kebutuhan semua pasien yang
etrmasuk dalam tim dan merencanakan asuhan indifidual. Tugas pimpinan tim berfariasi
bergantung pada kebutuhan pasien dan beban kerja. Tugas tersebut mencakup membantu
anggota tim, memberikan asuhan langsung kepada pasien, memberikan penyuluhan, dan
mengkoordinasikan aktifitas pasien.

Keperawatan tim biasanya diasosiasikan dengan kepentingan demokratis. Anggota


kelompok diberikan otonomi sebanyak mungkin saat mengerjakan tugas yang diberikan,
meskipun tim tersebut berbagi tanggung jawab dan akuntabilitas secara bersama. Perlunya
ketrampilan komunikasi dan koordinasi yang baik membuat pelaksanaan keperawatan tim sulit
dilakukan dan membutuhkan disiplin diri yang besar dipihak anggota tim.

Keperawatan tim memungkinkan anggota untuk melakukan keahlian atau ketrampilan


yang mereka miliki. Kemudian, pimpinan tim sebaiknya menggunaka n pengetahuannya
mengenai kemampuan setiap anggota saat membuat penugasan pasien kelolaan. Mengenali
kelayakan individu dari seluruh pekerja dan memberikan otonomi kepada anggota tim
menimbulkan kekuasaan kerja yang tinggi.

Kerugian keperawatan tim terutama dihubungkan dengan penerapannya yang kurang


tepat, bukan filosofi keperawatan itu sendiri. Sering kali, tidak tersedia waktu yang adekuat
untuk melaksanakan asuhan dan melakukan komunikasi tim. Hal ini dapat menimbulkan batas
yang tidak jelas mengenai tanggung jawab, kesalahan, dan asuhan keperawatan yang pecah.
Agar perawatan tim dapat efektif, pimpinan harus mempunyai ketrampilan komunikasi,
organisasi, manajement, dan kepemimpinan yang baik dan harus menjadi seorang praktisi yang
sempurna.

Keperawatan tim, seperti rancangan aslinya telah mengalami banyak modifikasi dalam
25 tahun terakhir ini. Sebagian besar keperawatan tim tidak pernah mempraktikkan bentuk
murninya, malah sebaliknya menerapkan kombinasi tim dan struktur fungsional. Upaya terakhir
dan untuk memperbaiki keperawatan tim menghasilkan konsep “ keperawatan modular”, yang
merupakan suatu pendekatan tim kecil (dua atau tiga orang anggota). Tim dipertahankan dalam
sekala kecil dan anggota tim diupayakan dalam tim yang sama sesering mungkin untuk lebih
banyak waktu bagi perawat provesional untuk merencanakan dan mengoordinasi anggota tim.
Selain itu, tim kecil membutuhkan komunikasi yang lebih sedikit sehingga memungkinkan
anggotanya memakai waktu mereka dengan lebih baik untuk melakukan asuhan pasien.
(Maequis, Bessie L. 2010)

Stuktur organisasi keperawatan tim pengembangan metode ini di dasarkan pada falsafah
mengupayakan tujuan dengan menggunakan kecakapan dan kemampuan anggota kelompok.
metode ini juga di dasari atas keyakinan bahwa setiap pasien berhak memperoleh pelayanan
terbaik. selain itu, setiap staf berhak menerima bantuan dalam melaksanakan tugas memberi
asuhan keperawatan yang etrbaik sesuai kemampuannya, dalam keperawatan, metode tim
diterapakan dengan menggunakan kerja sama tim perawat yang heterogen, terdiri dari perawat
profesional, non pofesional, dan pembantu perawat untuk memberikan asuhan keperawatan
kepada sekelompok pasien. ketua tim (perawat profesional) memilik i tangguang jawab dalam
perencanaan, kelancaran, dan evaluasi dan asuhan keperawatan untuk semua pasien yang
dilakukan oleh tim di bawah tanggung jawabnya. disamping itu, ketua tim juga mempunyai
tugas untuk melakukan supervisi kepada semua anggota tim dalam implementasi dan tindakan
keperawatan, dan melakukan evaluasi hasil dan asuhan keperawatan.

B. Tujuan Pemberian Metode Tim

Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan adalah untuk memberikan
asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif pasien sehingga pasien merasa puas.
selain itu, metode tim dapat meningkatkan kerja sama dan koordinasi perawat dalam
melaksanakan tugas, memungkinkan adanya transfer of knowladge dan transfer of
experiences diantara perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan meningkaykan
pengetahuan serta keterampilan dan motivas i perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan.
Sesuai dengan tujuan tersebut maka tugas dan tanggung jawab keperawatan harus benar
benar di arahkan dan di rencanakan secara matang untuk keberhasilan asuhan keperawatan.
sebagaimana di ketahui bahwa satu tim keperawatan terdiri dari dua orang perawat atau lebih
yang bekerja sama dalam pemberian asuhan keperawatan. ketua tim seharusnya perawat
profesional yang sudah berpenngalaman dalam memberikan asuhan keperawatan dan di tunjuk
oleh perawat kepala ruang (nurse unit manager). selanjutnya, ketua tim akan melaksanakan
tugas yang di delegasikan oleh perawat kepala ruang bersama sama denga anggota tim. tugas dan
tanggung jawab ketua tim menjadi hal yang harus di perhatikan secara cermat. tugas dan
tanggung jawab tersebut diarahkan untuk melakukan pengkajian dan penyusunan rencana
keperawatan untuk setiap pasien yang berada di bawah tanggung jawabnya, membagi tugas
kepada semua anggota tim dengan mempertimbangkan kemampuan yang di miliki anggota tim
dan kebutuhan pasien yang harus dipenuhi, mengontrol dan memberikan bimbinga n kepada
anggota tim dalam melaksanakan tugasnya apabila diperlukan, melakukan evaluasi terhadap hasil
kerja anggota tim, menerima laporan tentang perkembangan kondisi pasien dan anggota tim.

C. Tugas dan Tanggungjawab

Tugas dan tanggung jawab lain yang harus di perhatikan oleh anggota tim adalah
mengontrol perkembangan kesehatan setiap pasien, mencatat hal hal yang gterjadi pada
pasien terutama yang tidak di inginkan, melakukan revisi rencana keperawatn apabila di
perlukan, melaporkan perkembangan pasien pada perawat kepala ruang serta kesulitan yang
dihadapi apabila ada. selain itu, tugas dan tanggung jawab ketua tim, yaitu memimpin
pertemuan tim untuk menerima laporan, memberi pengarahan serta membahas masalah
yang di hadapi, menjaga komunikasi yang efektif , melakukan pengajaran kepada pasien,
keluarga pasien dan anggota tim serta melengkapi catatan yang di buat anggota tim apabila
diperlukan.

Dalam memberikan asuhan keperawatan dengan metode ini, ketua tim harus
memiliki kemampuan untuk mengikutsertakan anggota tim dalam memecahkan masalah.
ketua tim juga harus dapat menerapkan pola asuhan keperawatan yang dianggap sesuai
dengan kondisi pasien dan minat pemberi asuhan. oleh karena itu, pembuatan keputusan,
otoritas, dan tanggung jawab ada pada tingkat pelaksana. hal ini akan mendukung pencapaian
dan pengetahuan keterampilan profesional.

Dalam ruang perawatan mungkin diperlukan beberapa tim keperawatan. pemberian


tugas dalam tim keperawatan dapat dilakukan dengan jalan perawat kepala ruang akan
menentukan jumlah tim yang di perlukan berdasarkan beberapa faktor, antara lain
memperhitungkan jumlah tenaga perawat perawat profesiona l, jumlah tenaga yang ada, dan
jumlah pasien. pembagian tugas dalam tim keperawatan dapat di dasarkan pada tempat atau
kamar pasien, tingkat penyakit pasien, jenis penyakit pasien, dan jumlah pasien yang di
rawat.

Berdasarkan hal hal tersebut maka ketua tim harus memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. mengomunikasikan dan mengoordinasikan semua kegiatan tim
2. menjadi konsultan dalam asuhan keperawatan
3. melakukan peran sebagai model peran
4. melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan pasien
5. menyusun rencana keperawatan untuk semua pasien.
6. merevisi dan menyesuaikan rencan keperawatan sesuai kebutuhan pasien.
7. melaksanakan observasi baik terhadapa perkembangan pasien maupun kerja dari anggota
tim.
8. menjadi guru pengajar
9. melaksanakan evaluasi secara baik dan objektif

Bila kemampuan tersebut dapat dimiliki oleh ketua tim, akan berdampak secara positif
dalam pemberian asuhan keperawatan. dengan demikian, masalah dalam asuhan keperawatan
cepat teratasi; mutu asuhan keperawatan terpelihara; perawat terbiasa bekerja secara
terorganisasi, terarah, dan memahami tujuan; kerjasama antar perawat meningkat; kepuasan
kerja miningkat pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman semua perawat meningkat; serta
kaderisasi kepemimpinan terjadi.
Dibanding dengan metode fungsional, metode tim lebih banyak memberikan tanggung
jawab, otoritas, dan tanggung gugat kepada anggota tim. tugas perawat menjadi lebih
kompleks, anggota tim lebih terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. apabila
kerja dan tim berhasil dan memuaskan, pola ini memberi pengkayaan pengalaman dan
perluasan wawasan kerja bagi pelaksana khususnya anggota tim dan tingkat yang rendah.
Tanggung Jawab :
1. Tanggung jawab anggota tim:
a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya.
b. Bekerjasama dengan anggota tim dan antar tim.
c. Memberikan laporan.
2. Tanggung jawab ketua tim:
a. Membuat perencanaan.
b. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi.
c. Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien.
d. Mengembangkan kemampuan anggota.
e. Menyelenggarakan konferensi.

3. Tanggung jawab kepala ruang:


1) Perencanaan
a. Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing- masing.
b. Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi dan persiapan
pulang bersama ketua tim.
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan
kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan/ penjadwalan.
e. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologis, tindakan medis
yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan dokter tentang
tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
g. Mengatur dan mengendalikan asuhan keparawatan:

 Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan


 Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan
 Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah
 Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk
h. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
i. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.
j. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai