Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENGEMBANGAN KOPERASI PERTANIAN

TANAMAN KAKAO

Oleh :
Anugrah Aditya Pratama ( 19420122 )

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN
MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik, dan
ilham-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun dalam rangka untuk
melaksanakan tugas dari dosen pada mata kuliah Ekonomi Dan Koperasi Pertanian. Ucapan
terima kasih kami haturkan kepada dosen pengampu mata kuliah Bapak Bambang Prasetyo.

Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan sehingga penyusun dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini
penyusun akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan isi makalah ini kami
sambut dengan senang hati.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..........................................................................................i

KATA PENGANTAR ............................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................1

A. Latar Belakang ...........................................................................1


B. Tujuan..........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................2

A. Pengertian Koperasi Pertanian ...................................................2


B. Peranan Koperasi ........................................................................5
C. Tujuan Koperasi .........................................................................6

BAB III KESIMPULAN.........................................................................8

A. Kesimpulan .................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasip penghidupan ekonomi berdasarkan
tolong menolong (Mohammad Hatta). Koperasi Pertanian adalah koperasi yanganggotanya
terdiri dari para petani pemilik tanah, atau buruh tani dan orang yang berkepentinganserta
bermata pencaharian yang berhubungan dengan usaha-usaha pertanian.Koperasi inimelakukan
kegiatan usaha ekonomi pertanian. Untuk itu, kegiatan yang dilakukan KoperasiPertanian antara
lain memberikan pinjaman modal, menyediakan pupuk, obat pemberantas hamatanaman, benih,
alat pertanian, memberi penyuluhan teknis pertanian, dan membantu penjualanhasil pertanian
anggotanya.

Tujuan

a. Untuk mengetahui dan memahami tentang Koperasi Pertanian.

b. Untuk mengetahui perkembangan Koperasi Pertanian.

c. Untuk memahami daur hidup sebuah Koperasi Pertanian.

d. Menambah pengetahuan lebih mendalam tentang Koperasi Pertanian


BAB II

PEMBAHASAN

Koperasi adalah salah satu bentuk kerja sama dalam lapangan perekonomian yang bersifat
kekeluargaan. Koperasi sendiri berasal dari kata coo dan cooperation. Dimana, coo memiliki arti
bersama-sama, dan operation bearti bekerja.

Tujuan koperasi

Tujuan utama Koperasi Indonesia adalah mengembangkan kesejahteraan anggota, pada


khususnya, dan masyarakat pada umumnya. Koperasi Indonesia adalah perkumpulan orang-
orang, bukan perkumpulan modal sehingga laba bukan merupakan ukuran utama kesejahteraan
anggota. Manfaat yang diterima anggota lebih diutamakan daripada laba. Meskipun demikian
harus diusahakan agarkoperasi tidak menderita rugi. Tujuan ini dicapai dengan karya dan jasa
yang disumbangkan pada masing-masing anggota.

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 3 tujuan koperasi Indonesia adalah
“koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945”.

Sedangkan Menurut Moch. Hatta, tujuan koperasi bukanlah mencari laba yang sebesar-besarnya,
melainkan melayani kebutuhan bersama dan wadah partisipasi pelaku ekonomi skala kecil.
Selanjutnya fungsi koperasi tertuang dalam pasal 4 UU No. 17 Tahun 2012 tentang
perkoperasian, yaitu:

Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional
yang demokratis dan berkeadilan
Tujuan yang jelas harus di rumuskan sebagai landasan dan pedoman dalam menentukan tata
kerja yang efektif. Tujuan ini dapat di bedakan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.

1) Tujuan umum koperasi adalah mensejahterakan para anggotanya.


2) Sedangkan tujuan khusus koperasi adalah meningkatkan kualitas produk dan mutu
usahanya, melalui tahap-tahap yang signifikan.

Jenis usaha koperasi sangat beragam dan menurut UU RI No. 25/1992 Pasal 43 ayat (1) usaha
tersebut berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan usaha dan
kesejahteraan anggota (Karmini, 2008). Namun jumlah koperasi yang masih aktif di Indonesia
mengalami penurunan dari 152.174 unit pada tahun 2017 menjadi 126.343 unit pada tahun 2018
(Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, 2020). Hasil penelitian Darmadi dan Sobri (2014) di
Desa Sukadarma, Kecamatan Jejawi, Kabupaten Ogan Kemering Ilir menunjukkan penyebab
ketidakaktifan Koperasi Darma Jaya adalah teknologi yang digunakan masih sederhana
sementara itu masih rendahnya pendidikan pengurus dan anggota, partisipasi anggota, dan
keterampilan manajerial sedangkan penyuluhan yang diberikan pemerintah tidak berpengaruh
terhadap ketidakaktifan Koperasi Darma Jaya.

Perkembangan koperasi di Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan


Tengah, dan Kalimantan Barat cenderung fluktuatif dalam satu dekade terakhir. Demikian
halnya terjadi pada perkembangan koperasi di Provinsi Kalimantan Utara. Perkembangan
tersebut menunjukkan kebutuhan yang tinggi terhadap pendampingan dalam penerapan prinsip-
prinsip koperasi mengingat baru sekitar 39,32% dari koperasi yang aktif yang sudah melakukan
rapat anggota tahunan pada tahun 2017 dan profesionalisme pengelolaan koperasi juga perlu
ditingkatkan (Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, 2018).
Sementara itu gerakan koperasi di Malaysia masih dianggap kurang berkembang dibandingkan
dengan negara lain meskipun koperasi memainkan peranan penting/signifikan dalam
pembangunan ekonomi, hal tersebut terjadi karena kurangnya partisipasi aktif di kalangan
koperasi dalam melakukan bisnis (Ya, dkk., 2012). Kemampuan koperasi untuk bertahan dalam
persaingan di dunia usaha antara lain ditentukan oleh kemampuan koperasi dalam menghasilkan
pendapatan. Semakin tinggi pendapatan yang diperoleh maka semakin kuat kemampuan koperasi
untuk aktif berusaha dan kesejahteraan anggota koperasi akan meningkat. Pendapatan koperasi
adalah penerimaan total berupa uang atau barang yang diperoleh koperasi atas kontribusi anggota
koperasi selama periode waktu tertentu (Iltiham, 2017). Efisiensi koperasi dalam mengelola
usaha akan menghasilkan sisa hasil usaha (Djohan, 2001) yang merupakan pendapatan bagi
koperasi. UU No. 25/1992 Pasal 45 ayat (1) menyebutkan sisa hasil usaha koperasi merupakan
pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan,
dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan sedangkan ayat (2)
menyebutkan sisa hasil usaha setelah dikurangi dengan cadangan dibagikan kepada anggota
sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi serta
digunakan untuk pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi sesuai dengan keputusan
rapat anggota. Menurut Iltiham (2017), sisa hasil usaha yang diperoleh merupakan salah satu
daya tarik bagi seseorang untuk menjadi anggota koperasi dan dapat mendorong anggota yang
berpartisipasi pasif menjadi anggota yang lebih aktif. Pengetahuan tentang sisa hasil usaha yang
diperoleh koperasi akan menunjukkan seberapa efisien kegiatan operasional koperasi. Oleh
sebab itu perlu diketahui kemampuan koperasi dalam menghasilkan pendapatan agar dapat
dirumuskan upaya untuk meningkatkan kemampuan koperasi dalam mensejahterakan
anggotanya.

Pembangunan perekonomian merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi dan


masyarakat secara umum. Pembangunan pertanian memberikan sumbangan kepada
pembangunan ekonomi serta menjamin bahwa pembangunan menyeluruh itu akan bersifat
umum, dan mencakup penduduk yang hidup dari bertani yang jumlahnya cukup besar. Komoditi
perkebunan dalam perekonomian Indonesia memiliki potensi penopang yang cukup besar.
Peranan sub sektor perkebunan dalam menunjang devisa negara cukup penting, sebab, beberapa
komoditi perkebunan memiliki perolehan devisa yang tinggi, selain komoditi migas (Nazaruddin,
1993). Jenis komoditi perkebunan yang diekspor Indonesia, antara lain kakao, karet, kelapa,
kelapa sawit, kopi, panili, tebu, teh dan tembakau. Hasil analisa Bank Dunia, pada periode 1999
sampai 2005 nanti beberapa komoditi tersebut akan mengalami kenaikan jumlah ekspor, seperti
karet naik 2%, minyak sawit 6,4%, kopi 1,4%, teh 1,6%, kakao 1,4%, gula 2,3%, kapas 0,9%
serta tembakau 1%. Berdasarkan hasil analisa Marco Lopriore dan Kees Berger 1992, tingkat
pertumbuhan produksi kakao dunia hingga tahun 2005 akan melebihi tingkat pertumbuhan
produksi kakao, sehingga secara berangsur-angsur jumlah persediaan/stok kakao dunia akan
menurun. Pada tahun 2005 produksi kakao diperkirakan naik menjadi 2,484 juta ton dan
produksi naik menjadi 2,518 juta ton. Sejalan dengan perkembangan produksi dan konsumsi
tersebut harga kakao dunia diproyeksikan akan mengalami peningkatan. Kakao merupakan salah
satu komoditi yang sangat penting, sebagai sumber penghidupan bagi jutaan petani produsen,
bahan penyedap dan sumber lemak nabati (Sunanto, 1992). Kegunaan biji kakao tidak hanya
sekedar sebagai bahan minuman, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk makanan kecil, bahan
pembuat kue dan campuran aneka penganan. Jenis kakao yang diekspor tidak hanya berbentuk
biji, tetapi juga dalam bentuk lain, seperti mentega kakao, kue kakao, cocoa mass, minyak kakao,
kakao bubuk dan cocoa tea (Nazaruddin, 1993). Lemak kakao merupakan bahan yang sangat
diperlukan oleh industri-industri pembuatan berbagai kembang gula dan manisan kakao.
Disamping itu juga sangat diperlukan oleh industri farmasi dan obat-obatan kecantikan (Sunanto,
1992). Kulit buah kakao dapat dimanfaatkan sebagai campuran bahan makanan ternak.
Kandungan proteinnya 20,4%. Kulit buah jika dibenamkan ke dalam tanah akan meningkatkan
jumlah hara tersedia. Di samping itu, kulit buah kakao juga dapat digunakan sebagai sumber gas
bio dan bahan pembuatan pektin. Pulp sebagai bahan limbah pada fermentasi biji kakao berguna
dalam pembuatan alkohol dan cocoa jelly (Siregar, 1997). Hasil panen kakao Indonesia dewasa
ini berkisar antara 150.000-160.000 ton/tahun. Pengusahaan kakao tersebut terbagi atas milik
pemerintah, swasta serta perkebunan rakyat. Saat ini Propinsi Kalimantan Selatan merupakan
salah satu daerah pengembang kakao yang potensial di Indonesia. Luas areal tanaman kakao
pada tahun 1992 telah mencapai luas 24.877,5 Ha (6,5% dari luas areal pertanaman kakao di
Indonesia). Produksi kakao Kalimantan Selatan pada tahun 1992 mencapai 7.892 ton (4,5% dari
total produksi Indonesia). Luas areal yang digunakan untuk perkebunan, terutama tanaman kakao
di Kalimantan Selatan pada tahun 2002 adalah 883,16 ha dan dari 883,16
BAB III
KESIMPULAN

Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasip penghidupan ekonomi


berdasarkantolong menolong (mohammad hatta). Koperasi Pertanian adalah koperasi yang
anggotanyaterdiri dari para petani pemilik tanah, atau buruh tani dan orang yang berkepentingan
serta bermata pencaharian yang berhubungan dengan usaha-usaha pertanian. Koperasi ini melaku
kankegiatan usaha ekonomi pertanian. Untuk itu, kegiatan yang dilakukan Koperasi Pertanian
antaralain memberikan pinjaman modal, menyediakan pupuk, obat pemberantas hama tanaman,
benih,alat pertanian, memberi penyuluhan teknis pertanian, dan membantu penjualan hasil
pertaniananggotanya
Soal no 2 opini terhadap jurnal kelompok

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja Dinas Koperasi UMKM Kota
Banjarbaru dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pembinaan koperasi. Dalam pengumpulan
data, peneliti menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kinerja Dinas Koperasi UMKM Kota Banjarbaru dalam pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi pembinaan koperasi masih kurang optimal. Kemudian terdapat faktor yang
mempengaruhi kinerja yang ditemui dilapangan yaitu faktor sumber daya manusia dan faktor
perkembangan koperasi yang berdampak terhadap kinerja Dinas Koperasi UMKM Kota
Banjarbaru dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pembinaan koperasi.

Kinerja Dinas Koperasi, UKM dan Tenaga Kerja Kota Banjarbaru dalam Pembinaan
UKM tergolong cukup baik. Hal ini dilihat dari indikator produktivitas, kualitas pelayanan dan
akuntabilitas. Namun dari segi responsibilitas belum sepenuhnya terlihat baik karena ketidak
merataan informasi yang diperoleh dari para pelaku usaha.

Anda mungkin juga menyukai