Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BIOLOGI

(CARA HIDUP DAN REPRODUKSI VIRUS, KLASIFIKASI VIRUS)

OLEH:

KELOMPOK 2

RISKI AL FARABI
NUR ANNISA
NURUL KHAERUN NISYA
PUTRI ADELIA

SMA NEGERI 13 TAKALAR


SEMESTER 1
2021
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

 Latar belakang ………………………………..


 Rumusan masalah ………………………………..
 Tujuan pembahasan ………………………………..
 Manfaat pembahasan………………………………..

BAB II. PEMBAHASAN

 Cara hidup dan reproduksi virus………………………………..


 Klasifikasi virus………………………………..

BAB III PENUTUP

 Kesimpulan………………………………..
 Saran……………………………….
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah biologi tentang Cara hidup virus, reproduksi virus dan
klasifikasi virus

Adapun makalah biologi tentang cara hidup virus, reproduksi virus dan klasifikasi virus ini telah kami
usahakan semaksimal mungkin. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dan
pembaca untuk penyempurnaan makalah Selanjutnya
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian
BAB I
PENDAHULUAN
•LATAR BELAKANG

Menurut sistem yang diperkenalkan oleh A. Loff dan kawan-kawan padatahun 1962, virus
dikelompokkan menurut sifat virionnya yaitu semacam asam nukleat, bentuk susunan kapsid, ada
tidaknya selubung dan ukuran kapsid. Pembagian lebih lanjut didasarkan atas sifat-sifat lain virion itu,
seperti sejumlah untaian asam nukleat (satu atau dua, sifat pertumbuhan virus, seperti kedudukan
tempat sintesis virus di dalam sel dan hubungan timbal balik antara inang dan virus. Sistem ini
dimaksudkan untuk menggambarkan klasifikasi alami atau filogenik, berarti sistem ini bukannya
mencoba menggambarkan hubungan evolusioner antara virus-virus.Sedangkan menurut Oman Karmana
menyatakan bahwa penggolongan dan klasifikasi virus tidak mengikut sistem klasifikasi yang dibuat
Linnaeus, Melainkan dengan sistem ICTV (International Committe OnTaxonomy Of Viruses), virus trbagi
kedalam empat tingkat takson, yaitu ordo, famili, genus dan spesies. Penamaan ordo pada virus diakhiri
dengan virales, famili diakhiri dengan kata viridae, dan genus diakhiri dengan kata virus. Untuk
penamaan spesies menggunakan bahasa Inggris dan diakhiri dengan kata virus.
Menurut para ahli biologi, virus merupakan organisme peralihan antara makhluk hidupw dan benda
mati. Dikatakan peralihan karena virus mempunyai ciri-ciri makhluk hidup, misalnya mempunyai DNA
(asam deoksiribonukleat) dan dapat berkembang biak pada sel hidup. Memiliki ciri-ciri benda mati
seperti tidak memiliki protoplasma dan dapat dikristalkan. Para penemu virus antara lain D. Iwanoski
(1892) pada tanaman tembakau, dilanjutkan M. Beijerinck (1898), Loffern dan Frooch (1897)
menemukan dan memisahkan virus penyebab penyakit mulut dan kaki (food and mouth diseases),
Disadari bahwa betapa pentingnya mempelajari tentang virus maka dari itu melatarbelakangi kelompok
kami untuk mebahasas topik tentang Karakteristik dan Reproduksi Virus.

•RUMUSAN MASALAH
 Bagaimana cara hidup dan reproduksi virus
 Bagaimana cara mengklasifikasikan virus

•TUJUAN PEMBAHASAN
 Untuk mengetahui bagaimana cara hidup dan reproduksi virus
 Untuk mengetahui cara mengklasifikasikan virus

•MANFAAT PEMBAHASAN
 Dengan mengetahui cara hidup dan reproduksi virus, akan menambah pengetahuan Siswa
Tentang bagaimana cara hidup virus dan bagaimana reproduksinya
 Dengan mengetahui cara mengklasifikasikan virus, akan memudahkan siswa dalam memahami
Macam macam virus secara khusus
BAB II
PEMBAHASAN
1. CARA HIDUP VIRUS

Virus hanya dapat hidup di dalam sel hidup organisme tertentu yang cocok sehingga disebut parasit
intraseluler obligat. Jika sel hidup yang ditumpanginya mati, virus pun akan mati. Sel hidup yang
ditumpangi virus disebut sel inang. Sel inang dapat berupa organisme monoseluler maupun multiseluler,
mulai dari bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan, hingga manusia.

Virus yang terisolasi dari sel inang tidak akan mampu hidup lama dan bereproduksi. Hal ini disebabkan
karena virus tidak memiliki enzim untuk melakukan metabolisme sendiri dan tidak memiliki ribosom
untuk menyintesis protein. Virus yang terisolasi hanya merupakan paket-paket yang berisi genom yang
berpindah dari satu sel inang ke sel inang lainnya yang cocok. Virus mengidentifikasi sel inang
menggunakan kesesuaian (lock and key). Jenis sel inang yang dapat ditumpangi virus disebut kisaran
inang. Virus memiliki kisaran inang yang cukup luas, misalnya virus flu burung yang dapat menginfeksi
golongan Aves. Babi, dan manusia serta virus rabies yang dapat menginfeksi sejumlah spesies
Mammalia. Namun demikian, beberapa virus memiliki kisaran inang yang sempit, misalnya bakteriofag
yang hanya mampu menginfeksi bakteri Escherichia coli.

Virus yang menyerang sel eukariota (sel yang memiliki membran inti) biasanya hanya menyerang
jaringan tertentu. Contohnya, HIV yang hanya menyerang sel darah putih tertentu yang disebut limfosit
T CD4 serta virus influenza yang hanya menyerang sel-sel pada permukaan saluran pernapasan.

Penularan virus dari suatu sel inang ke sel inang lainnya dapat terjadi secara langsung dan tidak
langsung. Penularan virus secara langsung dapat terjadi melalui udara, air, darah, lendir, dan media lain.
Contohnya, penularan virus yang menyebabkan penyakit polio, pilek, cacar, herpes, dan campak.
Sementara penularan virus secara tidak langsung terjadi melalui perantaraan vektor (hospes perantara).
Contohnya, Flavivirus (virus dengue) penyebab penyakit demam kuning atau demam berdarah pada
manusia yang membutuhkan vektor nyamuk Aedes aegypti dan Togavirus penyebab penyakit ensefalitis
(peradangan otak) yang jaga ditularkan oleh nyamuk. Beberapa virus yang menyebabkan penyakit pada
tanaman biasanya menular melalui vektor serangga

2. REPRODUKSI VIRUS

Virus berkembang biak dengan cara replikasi (perbanyakan diri di dalam sel inang. Energi dan bahan
untuk sintesis prote virus berasal dari sel inang. Asam nukleat virus membas informasi genetik untuk
menyandikan semua makromolek pembentuk virus di dalam sel inang sehingga virus baru yang
terbentuk memiliki sifat yang sama dengan virus induk. Ciri yang menunjukkan virus dapat bereproduksi
adalah jika berinteraks dengan sel inang, virion akan pecah dan terbentuk partikel. Partikel turunan
virus. Keberhasilan virus dalam bereproduk bergantung pada jenis virus dan kondisi ketahanan sel inang

Reproduksi virus terdiri atas lima tahap, yaitu tahap adsorps tahap penetrasi, tahap sintesis (eklifase),
tahap pematangan, dan tahap lisis
1. Tahap Adsorpsi
Virion (partikel lengkap virus) menempel pada bagian reseptor spesifik sel inang menggunakan serabut
ekornya. Reseptor merupakan molekul khusus pada membran sel inang yang dapat berinteraksi dengan
virus. Molekul-molekul reseptor untuk setiap jenis virus berbeda-beda, dapat berupa protein untuk
Picornavina atau oligosakarida untuk Orthopcovina dan Panamyovirus. Ada atau tidaknya reseptor
menentukan patogenesitas virus (mekanisme infeksi dan perkembangan penyakit), misalnya virus polio
yang hanya dapat melekat pada sel susunan saraf pusat dan saluran usus primata, virus HIV yang
berikatan dengan reseptor T CD4 pada sel sistem imun dan virus rabies yang diduga berinteraksi dengan
reseptor asetilkolin.

2. Tahap Penetrasi
Pada tahap penetrasi, selubung ekor berkontraksi untuk membuat lubang yang menembus dinding dan
membran sel inang, Selanjutnya, virus menginjeksikan materi genetiknya ke dalam sel inang sehingga
kapsid virus menjadi kosong (mati).

3. Tahap Sintesis (Eklifase)


Pada tahap sintesis, DNA sel inang dihidrolisis dan dikendalikan oleh materi genetik virus untuk
membuat asam nukleat (salinan genom) dan protein komponen virus.

4. Tahap Pematangan
Hasil sintesis berupa asam nukleat dan protein dirakit menjadi partikel-partikel virus yang lengkap
sehingga terbentuk virion virion baru.

5. Tahap Lisis
Virus menghasilkan lisozim, yaitu enzim perusak dinding sel inang. Rusaknya dinding sel inang
mengakibatkan terjadinya osmosis ke dalam sel inang, sehingga sel inang membesar dan akhirnya
pecah. Partikel virus baru yang keluar dari sel akan menyerang sel inang lainnya. Perhatikan skema
reproduksi virus bakteriofag pada gambar berikut.
Reproduksi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu siklus litik: dan siklus lisogenik.

a.siklus litik

Siklus litik terjadi jika pertahanan sel inang lebih lemah dibandingkan daya infeksi virus sehingga tahap
adsorpsi, penetrasi, sintesis, pematangan, dan lisis dapat berlangsung secara cepat. Virus yang mampu
bereproduksi dengan siklus litik disebut virus virulen. Pada siklus litik, sel inang akan pecah dan mati
serta terbentuk virion-virion baru.
Siklus litik dalam virologi merupakan salah satu siklus reproduksi virus selain siklus lisogenik. Siklus litik
dianggap sebagai cara reproduksi virus yang utama karena menyangkut penghancuran sel inangnya,
Siklus litik, secara umum mempunyai 3 tahap yaitu adsorbsi & penetrasi, replikasi (biosintesis) dan lisis.
Setiap siklus litik dalam prosesnya membutuhkan waktu dari 10-60 menit.

b. Siklus lisogenik

Siklus lisogenik terjadi jika sel inang memiliki pertahanan yang lebih baik dibandingkan daya infeksi virus
sehingga sel inang tidak segera pecah, bahkan dapat bereproduksi secara normal (membelah diri). Pada
siklus lisogenik, terjadi replikasi genom virus. Tetapi tidak menghancurkan sel inang, DNA fag
berinteraksi ke dalam kromosom sel inang membentuk profag. Jika sel inang yang mengandung profag
membelah diri untuk bereproduksi, profag akan diwariskan kepada kedua sel anaknya.

Profag di dalam sel anak inang dapat menjadi aktif dan keluar dari kromosom sel inang untuk memasuki
tahap-tahap dalam siklus litik. Virus yang dapat bereproduksi dengan siklus lisogenik dan litik disebut
virus temperat, misalnya fag fag
Mirip dengan fag T4, tetapi ekornya hanya memiliki satu serabot ekor yang lebih pendek.
Pada siklus lisogenik, terjadi peristiwa berikut.
• terbentuk virion baru.
• Sel inang mengandung profag (gabungan DNA virus dengan kromosom sel inang).
• Sel inang tidak rusak atau tidak mati, bahkan dapat membelah diri.
3. KLASIFIKASI VIRUS

Pengelompokan virus biasanya dilakukan untuk suatu kepentingan tertentu. Sejumlah informasi
mengenai sifat-sifat virus dapat digunakan sebagai dasar klasifikasi, tetapi tidak semua virus memiliki
informasi yang cukup untuk setiap kategori. Dasar yang digunakan untuk klasifikasi virus, antara lain
sebagai berikut.
1. Jenis asam nukleat
2. Ukuran, morfologi, jenis simetri, jumlah kapsomer, dan ada atau tidaknya membran
3. Kerentanan terhadap pengaruh kimia dan fisika
4. Kandungan enzim tertentu yang dimiliki
5. Sifar imunologiks
6. Jenis sel inang (kesesuaian reseptor)
7. Cara penularan secara alamiah
8. Simtomatologi (penyakit yang ditimbulkan)

Menurut sistem ICTV (International Committee on taxonomy of Viruses), terdapat tiga tingkatan takson
dalam klasifikasi virus, yaitu famili, genus, dan spesies. Pemberian nama pada famili menggunakan
akhiran -viridae, nama genus dengan akhiran -virus, dan nama spesies menggunakan bahasa Inggris dan
diakhiri dengan virus. Nama genus dan spesies dicetak miring.
Contoh klasifikasi virus.
1. Famili: Poxviridae
Genus: Orthopoxvirus
Spesies: Variola virus (penyebab cacar)
2. Famili: Picornaviridac Genus: Enterovirus
Spesies: Poliovirus (penyebab polio)

Pada latar belakang juga terdapat penjelasan tentang pengklasifikasian virus menurut para ahli, akan
tetapi cara mengklasifikasikan virus banyak jenisnya. Ada yang berdasarkan DNA atau RNA virus, ada
yang berdasarkan sel inangnya dan lain Lain.
Berikut beberapa klasifikasi virus:
a. Klasifikasi virus berdasarkan morfologi.
Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein membran
terluarnya (sampul) menjadi 4 kelompok, yaitu:
• Virus DNA
• Virus RNA
• Virus berselubung
• Virus tidak berselubung

b. Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan cara penyebaran.


Berdasarkan tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi,
• Virus Enterik
• Virus Respirasi
• Arbovirus
• Virus onkogenik
• Hepatitis virus
c. Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional.
Virus diklasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini disebut juga
klasifikasi Baltimore yaitu:
• Virus tipe I: DNA utas ganda
• Virus tipe II = DNA utas tunggal
• Virus tipe III RNA utas ganda
• Virus tipe IV = RNA utas tunggal (+)
• Virus tipe V RNA utas tunggal (-)
• Virus tipe VI = RNA utas tunggal (+) dengan DNA perantara (intermedia)
• Virus tipe VII = DNA utas ganda dengan RNA perantara

 Kelompok virus DNA


• Parvoviridae
• Papovaviridae
• Adenoviridae
• Herpesviridae
• Poxiviridae
• Hepadnaviridae

 Kelompok virus RNA


•Picornaviridae
•Flaviviridae
• Togaviridae
• Bunyaviridae
• Arenaviridae
• Coronaviridae
• Retroviridae
• Orthomyxontidae
• Paramyxoviridae
• Rhabdoviridae
• Reoviridae

d. Penggolongan virus berdasarkan sel inangnya.

 Virus bakteri
Virus bakteri hanya menyerang bakteri tertentu. Virus bakteri Mengandung Materi Genetik DNA.
Virus bakteri di sebut juga virus bakteriofage atau fage, contoh bakteriofage yang sering di pelajari
adalah bakteriofage T4 virus yang menyerang bakteri Escherichia coli.
 Virus tumbuhan
Virus tumbuhan adalah virus yang sel inangnya adalah sel tumbuhan. Virus tumbuhan mengandung
materi genetik RNA, contohnya adalah virus Mosaik tembakau (Tobacco mosaic virus/TMV).

 Virus hewan
Virus hewan mengandung DNA atau RNA. Contohnya adalah virus Penyakit mulut dan kaki pada sapi.

 Virus mikroorganisme eukariot


Virus ini menyerang inangnya berupa mikroorganisme yang tergolong eukariot, seperti protozoa dan
jamur. Virus ini mengaandung materi genetik RNA. Virus yang menyerang jamur disebut Mycovirus.
Selain itu masih terdapat sekelompok virus yang belum dapat diklasifikasikan dan sering disebut sebagai
unclassified virus. Dikelompokkan sebagai unclassified virus karena banyak sifat biologiknya belum
diketahui dan sifat-sifat yang telah di identifikasi belum memungkinkan virus tersebut di masukkan
kedalam golongan yang sudah ada.
BAB III
PENUTUP
• KESIMPULAN
Dapat kita simpulkan materi makalah ini yaitu cara hidup Virus hanya dapat hidup di dalam sel hidup
organisme tertentu yang cocok sehingga disebut parasit intraseluler obligat. Jika sel hidup yang
ditumpanginya mati, virus pun akan mati. Penularan virus dari suatu sel inang ke sel inang lainnya dapat
terjadi secara langsung dan tidak langsung. Reproduksi virus terdiri atas lima tahap, yaitu tahap adsorps
tahap penetrasi, tahap sintesis (eklifase), tahap pematangan, dan tahap lisis. Virus berkembang biak
dengan cara replikasi (perbanyakan diri di dalam sel inang. Energi dan bahan untuk sintesis prote virus
berasal dari sel inang. Pengelompokan virus biasanya dilakukan untuk suatu kepentingan tertentu.
Sejumlah informasi mengenai sifat-sifat virus dapat digunakan sebagai dasar klasifikasi, tetapi tidak
semua virus memiliki informasi yang cukup untuk setiap kategori.

• SARAN
Sebagai manusia yang tak luput dari kesalahan, kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang senantiasa membangun demi
menyempurnakan makalah ini

Anda mungkin juga menyukai