Anda di halaman 1dari 7

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERKENDALINYA

KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS


DI PUSKESMAS PAKIS SURABAYA

Erika Untari Dewi


AKPER William Booth Jln. Cimanuk No. 20 Surabaya Email: untarierika@yahoo.id

ABSTRAK
Keberhasilan pengobatan pada pasien Diabetes Mellitus salah satunya dilihat dari terkendalinya
kadar gula darah. Terkendalinya kadar gula darah ini dipengaruhi oleh faktor diit, aktivitas fisik,
kepatuhan minum obat dan pengetahuan. Keterlibatan faktor-faktor ini dapat mempengaruhi kondisi
kesehatan. Pasien Diabetes Mellitus sering datang ke Puskesmas dan dilakukan pemeriksaan gula
darah banyak yang gula darahnya naik atau tidak terkendali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terkendalinya kadar gula darah pada pasien
Diabetes Mellitus. Desain yang digunakan pada penelitian ini deskriptif korelasi. Dalam penelitian ini
menggunakan variabel independen dan dependen. Populasi dari Penelitian ini adalah seluruh pasien
Diabetes Mellitus di Puskesmas Pakis. Sampel yang digunakan 40 orang dengan menggunakan teknik
consecutive sampling. Pengambilan data dengan kuisioner. Data diperoleh dari hasil kuisoner, data
yang terkumpul ditabulasi dengan tabel dan dikonfirmasikan dalam bentuk tabel. Dari hasil penelitian
ini didapatkan hasil faktor diit tidak mempengaruhi terkendalinya kadar gula darah, faktor aktivitas
fisik mempengaruhi terkendalinya kadar gula darah, faktor kepatuhan minum obat tidak
mempengaruhi terkendalinya kadar gula darah, faktor pengetahuan mempengaruhi terkendalinya
kadar gula darah. Hal ini menunjukkan bahwa faktor aktivitas fisik dan faktor pengetahuan
mempengaruhi terkendalinya kadar gula darah.

Kata Kunci : terkendalinya kadar gula darah, pasien diabetes mellitus.

ABSTRACT
The success of treatment in patients with Diabetes Mellitus seen one of uncontrolled blood
sugar levels. Controlled blood sugar levels are influenced by dietary factors, physical activity,
medication adherence and knowledge. The involvement of these factors can affect the health
condition. Diabetes Mellitus Patients often come to the health center and conducted many blood sugar
checks blood sugar rises or uncontrolled. The purpose of this study was to identify factors that affect
the controlled blood sugar levels in patients with Diabetes Mellitus. The design used in this study
descriptive correlation. In this study using independent and dependent variables. The population of
this study were all patients with Diabetes Mellitus in Pakis health center. The sample used 40 people
using consecutive sampling technique. Data collection was by questionnaire. Data obtained from the
questionnaire, the data were collected and tabulated with confirmed tables in tabular form. From the
results of this study showed no dietary factors affect uncontrolled blood sugar levels, factors
influencing physical activity controlled blood sugar levels, medication adherence factor does not
affect uncontrolled blood sugar levels, knowledge of factors affecting uncontrolled blood sugar levels.
This shows that the factor of physical activity and factors influencing knowledge controlled blood
sugar levels.

Keywords: controlled blood sugar levels, patients with diabetes mellitus

Pendahuluan berbagai masyarakat telah membuktikan bahwa


Saat ini di Indonesia mengalami percepatan peningkatan masukan makanan berlemak jenuh
peningkatan penderita Diabetes Mellitus, hal ini serta penurunan makanan berserat dapat
terutama diakibatkan oleh perkembangan pola berakibat menurunnya kesensitifan insulin dan
makan yang salah. Menurut WHO, ( 1994 ) ketidaknormalan toleransi glukosa. Diabetes
mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang mereka tidak menganggap ini menjadi beban
timbul pada seseorang yang disebabkan oleh tapi demi kesembuhan mereka.
karena adanya peningkatan kadar glukosa darah Faktor-faktor yang mempengaruhi
akibat kekurangan insulin baik absolut maupun pengendalian yaitu diit, aktifitas fisik, kepatuhan
relatif. ( Soegondo, 1995 ). Salah satu hal yang minum obat dan pengetahuan. Apabila tidak
terpenting bagi penderita Diabetes Mellitus menjalankan pengendalian dengan baik maka
adalah pengendalian kadar gula darah, untuk itu akan terjadi penurunan dan peningkatan kadar
pasien perlu memahami mengenai hal-hal yang gula darah yang tidak stabil, selain itu dampak
mempengaruhi pengendalian kadar gula darah. yang lebih parah bisa terjadi shock hipoglikemi
Pengendalian kadar gula darah adalah menjaga suatu keadaan dimana kadar gula darah dibawah
kadar gula darah dalam kisaran normal seperti 60 mg/d atau hiperglikemi kondisi gula darah
bukan pasien DM, sehingga dapat terhindar dari yang tinggi. Atau bisa juga sampai terjadi
hiperglikemia atau hipoglikemia (Soegondo, kematian dampak yang mengakibatkan diabetes
1996). Ada beberapa yang bisa mempengaruhi mellitus bisa terjadi gagal ginjal kronik sehingga
pengendalian meliputi faktor diit, aktifitas fisik, ginjal bekerja keras untuk memproduksi urine
kepatuhan minum obat dan pengetahuan ( yang keluar terus menerus. Ketidak patuhan
Soegondo, 1995 ). Dilihat dari kenyataan Diabetes Mellitus terhadap pengendalian dapat
dilapangan bahwa penderita Diabetes Mellitus berdampak negative terhadap kesehatannya. Jika
sering datang ke Puskesmas dan dilakukan kadar gula darah tidak terkontrol, komplikasi-
pemeriksaan gula darah banyak penderita komplikasi diabetes mellitus yang timbul
Diabetes Mellitus yang gula darahnya naik atau misalnya pada mata, jantung, saraf dan dapat
tidak terkendali, ada yang kadar gula darahnya terjadi komplikasi yang akut seperti hipoglikemi
naik hingga 400 mg/dL. dan ketoasidosis diabetikum ( KAD ) dimana
Insiden Diabetes Mellitus mengalami jika tidak segera ditangani komplikasi tersebut
peningkatan dan di indonesia menempati urutan dapat membahayakan klien.
ke-4 menurut Badan Kesehatan Dunia ( WHO ). Melihat permasalahan tersebut diatas
Prevalensi Diabetes Mellitus dari jumlah maka yang bisa dilakukan untuk memotivasi
penduduk di indonesia ± 1,5 % tiap tahun. penderita diabetes mellitus dalam menjalankan
Sehingga diperkirakan bahwa terdapat minimal pengendalian kadar gula darah dengan baik
30.000 penderita Diabetes Mellitus di Surabaya, adalah mengatur diit setiap penderita sesuai
300.000 di Jawa Timur dan 2.500.000 di seluruh dengan prinsip 3J yaitu jumlah makanan, jenis
Indonesia. Tahun 1994 terdapat 110,4 juta dan jadwal makan. Menganjurkan penderita
penderita Diabetes Mellitus di dunia ( untuk aktifitas fisik sesudah makan.
Tjokroprawiro, 2003 ). Tahun 2000 di Indonesia Menyarankan pasien untuk minum obat secara
diperkirakan terdapat 4 juta dan 175,4 juta teratur. Memberikan suatu informasi baik
penderita Diabetes Mellitus diseluruh dunia. melalui komunikasi, edukasi atau penyuluhan
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan kesehatan ( KIE ) di Puskesmas atau institusi
oleh penulis di Puskesmas Pakis Surabaya kesehatan dengan pemberian leaflet dan brosur,
didapatkan 11 dari 20 orang yang menderita selain juga pendekatan yang dilakukan oleh
penyakit Diabetes Mellitus yang datang ke petugas kesehatan kepada penderita diabetes
Puskesmas dan dilakukan pemeriksaan gula mellitus sangat penting melalui kunjungan
darah didapatkan gula darahnya naik atau tidak rumah. Memberikan pembelajaran kepada
terkendali, ada yang kadar gula darahnya naik penderita agar mau melakukan tindakan-
hingga 400 mg/dL. Saat ditanya 11 orang tahu tindakan untuk memelihara atau mengatasi
tentang diet untuk Diabetes Mellitus tetapi masalah-masalah dan meningkatkan
mereka ada yang bosan, ingin makan makanan kesehatannya. Guna membantu pengendalian
yang enak, ada yang mengatakan masih suka kadar gula darah oleh karena itu peneliti tertarik
ngemil, jarang melakukan aktivitas fisik, teratur dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
minum obat dan memiliki pengetahuan yang gambaran faktor-faktor yang pempengaruhi
cukup tentang Diabetes Mellitus, sedangkan 9 terkendalinya kadar gula darah pada pasien
orang mengatakan sudah biasa dengan diet yang Diabetes Mellitus di Puskesmas Pakis Surabaya.
diberikan, selalu melakukan aktivitas fisik, Adanya efek yang membahayakan tersebut maka
teratur minum obat dan memiliki pengetahuan diperlukan adanya strategi pelaksanaan, dokter
yang baik tentang Diabetes Mellitus sehingga dan ahli gizi serta tindakan mandiri perawat
seperti memantau kadar gula darah, motivasi
klien untuk memantau kadar gula darah dan Kriteria penilaian :
memberikan penyuluhan tentang pentingnya Untuk diit 25-50 : Patuh
memantau kadar gula darah. Dengan < 25 : Tidak patuh
diberikannya penyuluhan diharapkan klien dapat Untuk aktivitas fisik
mengetahui cara pengendalian kadar gula darah 25-50 : Melakukan
dan dapat menghindari peningkatan kadar gula < 25 : Tidak melakukan
darah dengan demikian dapat menurunkan kadar Untuk kepatuhan minum obat
gula darah dan juga menghindari timbulnya 25-50 : Teratur
komplikasi untuk klien dianjurkan untuk rutin < 25 : Tidak teratur
kontrol dan mengikuti olahraga diabetes dan Pengetahuan
pemberian penyuluhan keluarga agar keluarga Baik: 80-100%
turut mendukung program pemantauan kadar Cukup: 60-79%
gula darah penderita. Kurang: < 60%

Metode Hasil
Berdasarkan tujuan penelitian, desain penelitian Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan
yang digunakan adalah desain deskriptif korelasi usia di Puskesmas Pakis Surabaya
dimana desain penelitian yang digunakan Juni 2014
bertujuan mendeskripsikan atau memaparkan No. Usia Jumlah Prosentase
peristiwa-peristiwa yang penting pada masa kini 1 ≤ 20 tahun - 0%
( Nursalam, 2003 ). Tujuan penelitian adalah 2 21-40 - 0%
untuk menggambarkan Faktor-faktor yang tahun
mempengaruhi terkendalinya kadar gula darah 3 41-60 30 75%
pada pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas tahun
Pakis Surabaya. Variabel independent penelitian 4 > 61 10 25%
ini adalah faktor yang mempengaruhi yaitu diit, tahun
aktivitas fisik, kepatuhan minum obat dan Jumlah 40 100%
pengetahuan. Variabel dependent pada penelitian
ini adalah kadar gula darah Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jenis kelamin di Puskesmas Pakis
penderita Diabetes Mellitus yang periksa ke Surabaya Juni 2014
Puskesmas Pakis Surabaya berjumlah 40 orang. No. Jenis Kelamin Jumlah Prosentase
Teknik sampling yang digunakan dalam 1 Laki-laki 8 20%
penelitian ini adalah “Total Sampling” yaitu 2 Perempuan 32 80%
teknik penetapan sampel dengan cara memilih Jumlah 40 100%
sampel dengan mengambil semua populasi yang
ada. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kuisioner. Tabel 3 Karakteristik responden berdasarkan
Analisa data untuk diit dilakukan dengan cara Pendidikan di Puskesmas Pakis
memberikan pertanyaan, jika jawaban tidak Surabaya Juni 2014
pernah: 1, jarang: 2, kadang-kadang: 3, sering: 4, No. Pendidikan Jumlah Prosentase
selalu: 5. Analisa data Aktivitas fisik dilakukan 1. SD 15 37,5%
dengan cara memberikan pertanyaan, jika 2. SMP 17 42,5%
jawaban pernah: 1, jarang: 2, kadang-kadang: 3, 3. SMA 8 20%
sering: 4, selalu: 5. Analisa data Kepatuhan 4. Perguruan - 0%
minum obat dilakukan dengan cara memberikan Tinggi
pertanyaan, jika jawaban pernah: 1, jarang: 2, Jumlah 40 100%
kadang-kadang: 3, sering: 4, selalu: 5. Analisa
data Pengetahuan dilakukan dengan cara
memberikan 10 pertanyaan, kemudian
menjumlah nilai yang didapat dengan rumus F/N Tabel 4 Karakteristik responden berdasarkan
X 100% pekerjaan di Puskesmas Pakis
P= Prosentase Surabaya Juni 2014
F= Jumlah nilai yang didapat No. Pekerjaan Jumlah Prosentase
N= Jumlah nilai maksimal
1. PNS 1 2,5% Tabel 9 Karakteristik responden berdasarkan
2. Swasta 2 5% terkendalinya kadar gula darah di
3. Wiraswasta 6 15% Puskesmas Pakis Surabaya Juni 2014
4. IRT 30 75% No. Terkendalinya Jumlah Prosentase
5. Tidak bekerja 1 2,5% Kadar Gula
Jumlah 40 100% Darah
1. Baik 5 12,5%
Tabel 5 Karakteristik responden berdasarkan 2. Sedang 5 12,5%
faktor diit di Puskesmas Pakis 3. Buruk 30 75%
Surabaya Juni 2014 Jumlah 40 100%
No. Faktor Diit Jumlah Prosentase
1. Patuh 28 70% Tabel 10 Tabulasi silang faktor diit berdasarkan
2. Tidak Patuh 12 30% patuh atau tidak patuh di Puskesmas
Jumlah 40 100% Pakis Surabaya Juni 2014
Diit Diit

Tabel 6 Karakteristik responden berdasarkan Patuh Tidak Patuh Tot


faktor aktivitas fisik di Puskesmas Terken al
Pakis Surabaya Juni 2014 dali Juml Prosent Juml Prosent
No. Faktor Jumlah Prosentase ah ase ah ase
Aktivitas Fisik Baik 3 60% 2 40% 5
1. Melakukan 33 82,5%
2. Tidak 7 17,5% Sedang 4 80% 1 20% 5
Melakukan
Jumlah 40 100% Buruk 21 70% 9 30% 30

Tabel 7 Karakteristik responden berdasarkan Jumlah 28 12 40


faktor kepatuhan minum obat di
Puskesmas Pakis Surabaya Juni 2014
No. Faktor Jumlah Prosentase Tabel 11 Tabulasi silang faktor aktivitas fisik
Kepatuhan berdasarkan melakukan atau tidak
Minum Obat melakukan di Puskesmas Pakis
1. Teratur 37 92,5% Surabaya Juni 2014
2. Tidak Teratur 3 7,5% Aktivit Aktivitas fisik
Jumlah 40 100% as
fisik Melakukan Tidak Tot
Melakukan Tot
Tabel 8 Karakteristik responden berdasarkan
Juml Prosenta Ju Prosen al
faktor pengetahuan di Puskesmas
Pakis Surabaya Juni 2014 Terken ah se mla tase
dali h
No. Faktor Jumlah Prosentase
Pengetahuan
1. Baik 13 32,5% Baik 2 40% 3 60% 5
2. Cukup 15 37,5%
3. Kurang 12 30% Sedan 4 80% 1 20% 5
Jumlah 40 100% g
Buruk 27 90% 3 10% 30

Jumlah 33 7 40
Tabel 12 Tabulasi silang faktor kepatuhan yaitu sebanyak 28 orang ( 70% ) hal ini
minum obat berdasarkan teratur menunjukkan antara teori dan fakta terdapat
atau tidak teratur di Puskesmas kesenjangan, karena perubahan pola makan dan
Pakis Surabaya Juni 2014 pengaturan makan bukan satu-satunya faktor
Kepatu Kepatuhan Minum Obat yang berpengaruh dan memegang peranan
han penting dalam melakukan pengendalian kadar
minum Teratur Tidak Teratur Tot gula darah pada pasien Diabetes Mellitus,
obat al melainkan masih banyak faktor lain yang
Juml Prosent Juml Prosen mendukung untuk tercapainya status kesehatan
Terken ah ase ah tase yang optimal
dali ( terkendalinya kadar gula darah ) bagi pasien
Baik 5 100% - - 5 diabetes, seperti: melakukan aktivitas atau olah
raga yang rutin atau teratur. Dukungan keluarga
Sedang 5 100% - - 5 juga sangat penting dalam pengendalian kadar
gula darah pasien diabetes, misalnya: untuk
Buruk 27 90% 3 10% 30 melakukan olahraga teratur. Karena dengan
adanya dukungan dari keluarga, pasien
Jumlah 37 3 40 termotivasi untuk melakukan pengontrolan kadar
gula darahnya.
Berdasarkan tabel 11 menunjukkan bahwa
Tabel 13 Tabulasi silang faktor pengetahuan aktivitas fisik mempengaruhi terkendalinya
berdasarkan baik, cukup atau kurang kadar gula darah tetapi bertentangan yaitu
di Puskesmas Pakis Surabaya Juni terkendalinya baik aktivitas fisik yang
2014 melakukan sejumlah 2 orang ( 40% ) dan
Peng Pengetahuan T terkendali buruk aktivitas fisik yang melakukan
etah ot sejumlah 27 orang ( 90% ) . Menurut Ilyasa
uan Baik Cukup Kurang al dalam soegondo ( 2007 ) Latihan jasmani yang
teratur menyebabkan kontraksi otot meningkat
Terk Ju Pros Ju Pros Ju Pro dan resistensi insulin berkurang. Apabila dilihat
enda ml enta ml enta ml sent dari tabel 4.6 karakteristik responden
li ah se ah se ah ase berdasarkan faktor aktivitas fisik didapatkan
Baik 4 80 1 20 - - 5 yang melakukan yaitu sebanyak 33 orang (
% % 82,5% ) hal ini menunjukkan antara teori dan
Seda 2 40 2 40 1 20 5 fakta tidak sama, sebagian besar orang yang
ng % % % kadar gula darahnya terkendali dengan baik
Buru 7 23,3 12 40 11 36, 30 justru tidak melakukan aktivitas fisik secara
k % % 7% teratur karena kadar gula darah terkendali secara
Juml 13 15 12 40 baik, juga dapat terjadi karena adanya kemauan
ah dalam diri pasien untuk mengendalikan kadar
gula darah, meskipun tidak hanya dengan
Pembahasan aktivitas fisik atau olah raga. Responden yang
kadar gula darahnya terkendali secara buruk
Berdasarkan tabel 10 menunjukkan justru melakukan aktivitas fisik secara teratur
bahwa diit tidak mempengaruhi terkendalinya karena mereka mempunyai motivasi yang tinggi
kadar gula darah yaitu terkendalinya baik diit untuk melakukan usaha pengobatan dengan
yang patuh sejumlah 3 orang ( 60% ) dan olahraga, aktivitas fisik secara teratur juga dapat
terkendali buruk diit yang patuh sejumlah 21 menujukkan hasil positif dalam upaya
orang ( 70%) . Menurut Waspadji ( 2007 ) pengobatan, seperti terkendalinya kadar gula
Diabetesi harus dapat melakukan perubahan pola darah pada pasien Diabetes Mellitus. Motivasi
makan secara konsisten, salah satu manfaat dan penghargaan baik diperlukan untuk dapat
pengaturan makan adalah untuk meningkatkan meningkatkan perilaku kesehatan, khususnya
sensitifitas reseptor insulin sehingga akhirnya untuk pasien Diabetes Mellitus dalam
dapat menurunkan kadar glukosa darah. Apabila mengendalikan kadar gula darah.
dilihat dari tabel 4.5 karakteristik responden Berdasarkan tabel 12 menunjukkan
berdasarkan faktor diit didapatkan yang patuh bahwa kepatuhan minum obat tidak
mempengaruhi terkendalinya kadar gula darah tingkat pendidikan menengah memungkinkan
yaitu terkendalinya baik kepatuhan minum obat seseorang memiliki pengetahuan yang baik
yang teratur sejumlah 5 orang ( 100% ) dan karena informasi selain diperoleh dari
terkendali buruk kepatuhan minum obat yang pendidikan formal juga bisa diperoleh dari
teratur sejumlah 27 orang ( 90% ) . Menurut pendidikan non formal ataupun informasi yang
PERKENI ( 1998 ) Pada dasarnya pengelolaan didapat dari media massa maupun media
Diabetes Mellitus tanpa dekompensasi metabolik elektronik.
dimulai dengan pengaturan makan, disertai
dengan kegiatan jasmani yang cukup selama Kesimpulan
beberapa waktu. Bila setelah itu kadar glukosa Faktor diit tidak mempengaruhi terkendalinya
darah masih belum dapat memenuhi kadar kadar gula darah pada pasien Diabetes Mellitus
sasaran metabolik yang diinginkan, pasien di Puskesmas Pakis Surabaya.
diberikan obat hipoglikemi oral ( OHO ) atau Faktor aktivitas fisik mempengaruhi
suntikan insulin sesuai dengan indikasi. Apabila terkendalinya kadar gula darah pada pasien
dilihat dari tabel 4.7 karakteristik responden Diabetes Mellitus di Puskesmas Pakis Surabaya.
berdasarkan faktor kepatuhan minum obat Faktor kepatuhan minum obat tidak
didapatkan yang teratur yaitu sebanyak 37 orang mempengaruhi terkendalinya kadar gula darah
( 92,5% ) hal ini menunjukkan antara teori dan pada pasien Diabetes Mellitus di Puskesmas
fakta terdapat kesenjangan, karena pengendalian Pakis Surabaya.
kadar gula darah pada pasien Diabetes Mellitus Faktor pengetahuan mempengaruhi
tidak hanya dengan mengkonsumsi obat terkendalinya kadar gula darah pada pasien
antidiabetes ( OHO maupun insulin ) melainkan Diabetes Mellitus di Puskesmas Pakis Surabaya.
dengan melakukan aktivitas fisik yang rutin dan
teratur juga dapat mengendalikan kadar gula Daftar Pustaka
darah. Faktor lama menderita penyakit Diabetes Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet. Cet. 25.
Mellitus, sehingga pasien merasa jenuh dan Jakarta : Kompas Gramedia
cenderung tidak mengkonsumsi obat Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian.
antidiabetes sesuai instruksi. Jakarta : Rineka Cipta
Berdasarkan tabel 13 menunjukkan bahwa Azwar, S. 1998. Metode Penelitian. Jakarta :
pengetahuan mempengaruhi terkendalinya kadar EGC
gula darah yaitu terkendalinya baik Brunner and suddarth. 2000. Keperawatan
berpengetahuan baik sejumlah 4 orang ( 80% ) Medikal Bedah. Jakarta : EGC
dan terkendali buruk berpengetahuan baik Fajri, Em dkk. 2000. Kamus Lengkap Bahasa
sejumlah 7 orang ( 23,5% ). Menurut Winkle ( Indonesia. Jakarta : EGC
1996 ) semakin cukup umur kematangan dan Masyhuri & Zainuddin, M. 2008. Metodologi
kekuatan seseorang akan lebih matang untuk Penelitian Pendekatan Praktis dan
bertindak. Apabila dilihat dari tabel 4.1 Aplikatif. Bandung
karakteristik responden berdasarkan usia Notoatmodjo. 2008. Konsep dan Penerapan
didapatkan yang paling banyak yaitu berusia 41- Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
60 tahun yaitu sebanyak 30 orang ( 75% ) hal ini Riset. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika
menunjukkan antara teori dan fakta terdapat Notoatmodjo, S. 2003. Metodologi Penelitian
kesamaan, semakin bertambahnya usia Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
seseorang maka orang tersebut semakin mampu Nursalam, Siti Pariani. 2001. Pendekatan
untuk berpikir dan mempersepsikan informasi Praktis Metodologi Riset Keperawatan.
yang didapat, sehingga ia akan berusaha untuk Jakarta : Salemba Medika
mematuhi segala sesuatu yang telah disampaikan Nursalam, Soekidjo. 2005. Metodologi
untuk dilakukannya. Jika dilihat dari tingkat Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
pendidikan berdasarkan tabel 4.3 karakteristik Cipta
responden berdasarkan pendidikan didapatkan Nursalam. 2003. Metode Riset Keperawatan.
yang paling banyak yaitu 17 orang dengan Jakarta : Salemba Medika
tingkat pendidikan SMP. Menurut Nursalam ( Pamela. J. Brink, Marylin J. Wood. Langkah
2001 ) semakin tinggi tingkat pendidikan Dasar Dalam Perencanaan Riset
seseorang maka semakin mudah orang tersebut Keperawatan. Jakarta : EGC
menerima informasi, sehingga banyak pula Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental
pengetahuan yang dimiliki. Meskipun dengan Keperawatan. Jakarta : EGC
Pranandji, D, K. 2002. Perencanaan Menu
Untuk Penderita Diabetes Mellitus.
Jakarta : Penebar Swadaya
Setiadi. 2007. Konsep & Penulisan Riset
Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Soegondo dr sidartawan, dkk. 2000.
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus
Terpadu. Jakarta : FKUI
Soewondo, P. 2002. Pemantauan Pengendalian
Diabetes Mellitus; dalam Penatalaksanaan
Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta : FKUI
Suyono, dkk. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Tjokroprawiro, Askandar. 2000. Diabetes
Mellitus Klasifikasi, Diagnosa dan Terapi.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai