Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
yang telah memberikan penulis kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Teriring salawat dan salam untuk insan terindah Nabi Muhammad SAW, sahabat,
kerabat dan kita selaku pengikutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................29
BAB V PENUTUP.................................................................................................33
5.1 Kesimpulan............................................................33
5.2 Saran.......................................................................33
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Unit gawat darurat adalah unit pelayanan rumah sakit yang
memberikan pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan
kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multidisiplin. Jumlah
dan kasus pasien yang datang ke unit gawat darurat tidak dapat
diprediksi karena kejadian kegawatan atau bencana dapat terjadi kapan
saja, dimana saja serta menimpa siapa saja. Kondisi penyakit level kronis
membutuhkan pemantauan yang ekstra waspada dari tenaga kesehatan.
Pemantauan tersebut bisa mengenai infus, tekanan darah, detak jantung dan
lain-lain. Salah satu contoh penyakit yang mudah mengalami perubahan
kearah gawat darurat adalah penyakit jantung.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) (2011) bahwa
penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia dan
60 % dari seluruh penyebab kematian penyakit jantung adalah penyakit
iskemik dan sedikitnya 17,5 juta atau setara dengan 30 % kematian di
seluruh dunia disebabkan oleh penyakit jantung. Diperkirakan tahun
2030 bahwa 23,6 juta orang di dunia akan meninggal karena penyakit
kardiovaskular. Prevalensi Penaykit jantung di Indonesia berdasarkan
wawancara terdiagnosis sebesar 0,5%, dan berdasarkan terdiagnosis
dokter atau gejala sebesar 1,5%. Prevalensi penyakit jantung meningkat
seiring dengan bertambahnya umur, tertinggi pada kelompok umur 65-74
tahun yaitu 2,0% dan 3,6%, menurun sedikit pada kelompok umur ≥ 75
tahun (Depkes, 2013)
Ruang perawatan cenderung memiliki jumlah pasien banyak dengan
pasien sakit berat dengan periode penyakit kritis. Akibat dari masalah ini
adalah peningkatan jumlah komplikasi atau efek samping seperti serangan
jantung dan tidak diragukan lagi hal ini akan berdampak pada kematian
pasien (Georgaka, D; Mparmparousi, M & Vitos, N, 2012). Kejadian henti
jantung selama perawatan di rumah sakit di Amerika Serikat diperkirakan
1
192.000 pasien setiap tahunnya dan survei American Hospital Association
memperkirakan 211.000 pasien henti jantung setiap tahunnya (Merchant et al,
2012). Pada dasarnya penyakit henti jantung di rumah sakit biasanya
didahului oleh tanda-tanda yang dapat diamati, yang sering muncul 6 sampai
dengan 8 jam sebelum henti jantung tersebut terjadi. Studi menunjukkan
banyak pasien memperlihatkan tanda-tanda dan gejala kerusakan medis yang
tidak ditangani sebelum serangan jantung terjadi (Duncan & McMullan,
2012).
Salah satu strategi untuk deteksi dini kegawatan pasien jantung adalah
dengan penerapan Early Warning Score (EWS). EWS adalah sebuah sistem
peringatan dini yang menggunakan penanda berupa skor untuk menilai
pemburukan kondisi pasien dan dapat meningkatkan pengelolaan perawatan
penyakit secara menyeluruh. Skor peringatan dini (EWS) yang
direkomendasikan sebagai bagian dari pengkajian awal dan respon terhadap
kerusakan organ pasien. EWS dapat mengidentifikasi keadaan pasien yang
beresiko lebih awal dan menggunakan multi parameter. Salah satu parameter
yang dinilai adalah perubahan tanda-tanda vital. Para ahli mengatakan bahwa,
sistem ini dapat menghasilkan manfaat lebih bagi pasien dan rumah sakit
dengan mengidentifikasi penurunan kondisi pasien (Patterson et al, 2011)
Banyak rumah sakit sekarang menggunakan skor peringatan dini
(EWS) untuk mengidentifikasi kebutuhan pemantauan atau frekuensi
monitoring, pengobatan dan untuk memanggil bantuan tenaga kesehatan
lainnya .Penggunaan ini sistem telah terbukti meningkatkan frekuensi penting
untuk memantau secara dini jika kondisi pasien mengalami perburukan
(Deakin et al, 2010). Pada tahun 2010, Dewan Resusitasi Eropa menjelaskan
pentingnya EWS dengan memasukkan ke dalam pedoman resusitasi dan
termasuk ke link pertama dalam rantai kelangsungan hidup (Georgaka, D;
Mparmparousi, M & Vitos, N, 2012).
Hasil penelitian yang dilakukan Polly, H (2013) mengenai early
warning scores in cardiac arrest patients. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa early warning score sangat bermanfaat pada pemantaun atau deteksi
dini sebelum pasien mengalami kondisi yang lebih buruk dan mampu
2
menggunakan jalur rujukan atau tindakan yang sesuai. Apapun penyakit yang
mendasarinya tanda-tanda klinis perburukan kondisi bisanya serupa yang
dapat dilihat dari fungsi pernapasan, kardiovaskular dan neurologis.
Pengamatan efektif pasien adalah kunci pertama dalam mengidentifikasi
kondisi pasien. Sangat penting untuk memiliki praktek keperawatan yang
lebih baik sehingga dapat memberikan laporan secepat mungkin agar bisa
menurunkan angka kesakitan dan kematian.
1.2 Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan EWS dalam keselamatan pasien baik
di RS atau di masyarakat.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Memahami Konsep EWS
b. Untuk mengetahui predictor EWS pada pasien yang mengalami
Heart Failure
1.3
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep dasar EWS
2.1.1 Pengertian Early Warning Score (EWS)
Early Warning System (EWS) adalah suatu alat ukur yang
digunakan untuk deteksi dini pada pasien yang berisiko terjadi
perburukan. Early Warning System merupakan metode sederhana
yang dilakukan yaitu untuk menghitung skor berdasarkan fisiologis
parameter seperti laju pernapasan, denyut nadi, tekanan darah, saturasi
oksigen, dan status neurologis (Sutherasan, et al, 2018). Pengertian
EWS lainnya adalah suatu system peringatan dini untuk mengenali
kondisi pasien dan meningkatkan kewaspadaan akan perburukan
kondisi klinis dan kegawatan (Ditjen Yankes, 2018).
4
langsung berperan serta dalam peningkatan mutu dan keselamatan
pasien rumah sakit (Ditjen Yankes, 2018).
1. Usia
2. Frekuensi Napas
5
3. Saturasi Oksigen
4. Sumplementasi Oksigen
5. Tekanan darah sistolik
6. Frekuensi nadi/denyut nadi
7. Tingkat kesadaran
8. Suhu
6
EWS digunakan sebagai alat bantu dalam asesmen klinis,
bukan sebagai pengganti pertimbangan klinis yang kompeten. EWS
tidak digunakan pada anak usia kurang dari 16 tahun dan wanita
hamil, karena respon fisiologi kondisi penyakit akut dapat
dimodifikasi pada pasien anak dan wanita hamil.
Nilai EWS: 0
Frekuensi Monitoring:
Minimal 3 kali sehari atau 1 kali/ shift atau tiap 4 jam untuk pasien
paska perawatan intensive
Respon Klinik :
Jika pada re-asesmen ditemukan skor > 0, ikuti petunjuk respon klinis
skor rendah (HIJAU)
Frekuensi Monitoring:
Tiap 4 jam
Respon Klinik:
Hubungi Dokter Jaga
Dokter Jaga verifikasi kondisi pasien dalam waktu < 1 jam setelah
dilaporkan
Dokter Jaga memutuskan frekuensi monitoring ditambah atau
ekskalasi ke Dokter Penanggung Jawab Pasien (Dokter Spesialis)
Jika pada re-asesmen ditemukan skor < 1 selama 4 jam observasi,
lanjutkan observasi sesuai petunjuk respon klinis skor 0
Sebaliknya, jika ditemukan skor > 2 setelah 2 jam observasi:
- Lakukan re-asesmen dan tingkatkan frekuensi observasi
7
- Lanjutkan observasi sesuai petunjuk skor
medium (KUNING)
Frekuensi Monitoring:
Terus menerus tiap 1 jam sampai kondisi membaik (EWS/ PEWS < 5)
Respon Klinis:
Frekuensi Monitoring:
Respon Klinik:
8
Dokter Jaga lapor Dokter Penanggung-Jawab Pasien, Bila >3x
tidak dapat dihubungi, kontak Dokter Spesialis yang sama
bidangnya.
Dokter Jaga menginformasikan kepada keluarga tentang kondisi
pasien dan kemungkinan pindah rawat ruang intensif
Monitor secara kontinu dengan alat monitor portable (jika
tersedia)
Jika dalam waktu 30 menit sejak penanganan dan konsultasi
dengan Dokter Penanggung-Jawab Pasien terjadi perburukan
pasien, maka Dokter Jaga atas ijin Dokter Penanggung-Jawab
Pasien mengkonsultasikan kepada Intensivist dan rekomendasi
untuk rawat di ruang Intensif (ICU)
Jika terjadi Cardiac Arrest, lakukan penanganan sesuai algorithme
Code Blue.
Jika respon pasien membaik, dan skor < dari 7 setelah 4 jam
observasi secara terus menerus, kembali ikuti petunjuk respon
klinis medium (KUNING)
Jika SKOR tetap > 7, Dokter Penanggung-Jawab Pasien dan
keluarga setuju rawat ruang Intensif
Pasien dipindahkan ke Ruang Intensif
9
untuk diperhatikan, karena setiap gangguan di tubuh (nyeri, gelisah,
penyakit paru, gangguan metabolik, infeksi dan obstruksi jalan napas)
akan menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen yang akan ditandai
dengan adanya peningkatan frekuensi pernapasan.
10
biasanya dijumpai pada gangguan irama jantung seperti fibrilasi atrium
yang bisa sangat membahayakan.
4. Neurologi
11
Pemeriksaan neurologi yang dilakukan serial akan sangat
membantu dalam penanganan pasien. Setiap perubahan yang ditemukan
dalam pemeriksaan merupakan indikator yang sensitif dan harus dikaji
ulang.
5. Suhu tubuh
12
dengan adanya EWS diharapkan kegawatan tersebut tidak terjadi. Macam-
macam penggunaann EWS sebagai berikut:
13
Kuning (2-3) : kaji ulang skor oleh PP/PJ shift (SBAR& TBaK), tentukan
masalah penyebab dan beri tindakan sesuai untuk mengatasinya, lakukan
pemantauan setiap 2 jam
Orange (4-5) : kaji ulang skor PP/Pj Shift, diketahui dokter dan DPJP
(SBAR&TBaK), dokter menentukan tindakan yang sesuai, lakukan
pemantauan setiap 1 jam, pertimbangkan untuk memindahan ke ruang
intensive/ high care
14
TABEL MEOWS
Kuning (2-4) : kaji ulang skor oleh PP/PJ shift (SBAR& TBaK),
tentukan masalah penyebab dan beri tindakan sesuai
untuk mengatasinya, lakukan pemantauan setiap 2
jam
Orange (5-6) atau ada skor 3 : kaji ulang skor PP/Pj Shift, diketahui dokter dan
DPJP (SBAR&TBaK), dokter menentukan tindakan
yang sesuai, lakukan pemantauan setiap 1 jam,
pertimbangkan untuk memindahan ke ruang
intensive/ high care
15
Pada pasien pediatric/neonatus yang menjadi observasi serta gejala
berikut yang harus di observasi untuk mendapatkan EWS yang akurat:
16
EWS Anak (Usia 4-11 bulan)
17
EWS Anak (Usia ≥ 12 tahun)
B. Diagnosa Keperawatan
No Kode DX DX
1. D.0011 Resiko penurunan curah jantung
berhubungan dengan perubahan
kontraktilitas jantung
18
2. D.0077 Nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisiologis (Gagal
Jantung Kongestif)
C. Intervensi Keperawatan
Perawatan Jantung
Observasi:
Terapeutik:
Edukasi
19
Anjurkan berhenti merokok
Kolaborasi
Manajemen Nyeri
Observasi:
Terapeutik:
Edukasi
20
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
2. CRT mmenurun
3. Palpitasi menurun
6. Lelah menurun
21
BAB III
1. Usia
2. Frekuensi Respirasi / Pernapasan
3. Saturasi Oksigen
4. Suplementasi Oksigen (non-rebreathing mask, rebreathing mask, nasal
kanul)
5. Frekuensi nadi
6. Kesadaran
7. Suhu
1. Usia
2. Frekuensi Respirasi
3. Saturasi Oksigen
4. Suplementasi Oksigen
22
5. Frekuensi nadi
6. Suhu
Untuk menilai kondisi tubuh, apakah suhu pasien berada pada dalam batas
normal atau demam/panas
7. Denyut nadi
Untuk memeriksa pulse, apakah frekuensi nadi cepat, lambat, atau normal
Diagnosa Keperawatan
No Kode DX DX
1. D.0011 Resiko penurunan curah jantung
berhubungan dengan perubahan
kontraktilitas jantung
2. D.0077 Nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisiologis (Gagal
Jantung Kongestif)
Intervensi Keperawatan
Perawatan Jantung
Observasi:
23
Monitor EKG 12 Sandapan
Terapeutik:
Edukasi
Kolaborasi
Manajemen Nyeri
Observasi:
24
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Terapeutik:
Edukasi
Kolaborasi
Perawat : Sudah Sesuai ya ibu dengan catatan yang saya punya. Baik ibu ?
disini saya akan melakukan pemantauan kesehatan kepada ibu
25
Putri untuk kontrak waktunya sekitar 15-20 menit mungkin bisa
dimulai sekarang ya ibu.
Pasien : Iya baik sus
Pasien :
Keadaan saya sekarang saya merasa nyeri pada dada
kiri saya, nyerinya tuh kaya ditusuk-tusuk terus
menjalar ke dada bagian dada kanan saya neng, tapi
nyerinya tuh hilang timbul gitu.
Perawat : Sakit banget ya berarti ya ibu, nah kalau saya kasih angka 1-10
rasa sakitnya ibu itu kisaran berapa ya bu?
Pasien :
Untuk angkanya sepertinya angka 3 sih neng
26
lagi, apakah ada yang ingin ditanyakan bu?
Pasien Ada neng saya merasa takut
Perawat : Kalau boleh tau takut kenapa ya bu?
Pasien : Semalam saya dianjurkan oleh dokter agar memasang ring, kan
serem ya neng bagian tubuh saya di sayat sayat takutnya kenapa
napa
Perawat : Pemasangan ring jantung insyaallah aman ibu kan ditangani sama
dokter yang banyak pengalamannya bu, lagian pemasangan ring
jantung sangat bagus loh untuk ibu, agar tidak terjadi penyumbatan
di aliran darah ibu, coba bayangkan kalau misalnya aliran darah
ibu tersumbat terus jantungnya tidak mendapatkan asupan darah
bahaya ga bu?
Pasien : Bahaya banget sus, sepertinya saya akan berkonsultasi lagi dengan
dokter mengenai pemasangan ring ini walaupun saya masih belum
terlalu yakin, tapi saya ingin cepat sembuh neng.
Perawat : Alhamdulilah kalau ibu kalau ibu ada keinginan untuk sembuh,
Insyaallah ga bakalan kenapa napa bu. Ada yang mau ditanyakan
lagi ngga bu?
Pasien : Sepertinya sudah cukup neng
Perawat : Alhamdulillah jika sudah mengerti, nanti jika ibu butuh bantuan
atau ibu merasa tidak enak ibu bisa hubungi saya di ruang perawat
atau memencet bell yang ada di dekat ibu ya, nanti saya akan
kembali lagi 30 menit lagi
Perawat pun segera menuju ruangan dokter untuk menindaklanjuti Hasil pemeriksaan EWS nya
Perawat Assalamualaikum dok, saya dari ruang mawar 1 izin memberi tahu
untuk pasien nyonya putri untuk hasil EWS nya mendapatkan skor
2 dok tetapi untuk untuk Frekuensi nafasnya 9 kali per menit dan
saturasi oksigennya 95
Dokter Baik untuk itu dilakukan pemasangan kanul hidung saja dengan
6L/ menit sus dan lakukan pemantauan 4 jam sekali
Perawat Baik dok akan saya lakukan tindakan pemasangan oksigen terlebi
dahulu kepada pasien nyonya putri, terima kasih banyak dok
Dokter Sama sama
Selanjutnya perawat mayanda memberikan terapi oksigenasi kepada pasien dan karena
skor pasien 2 di kategori rendah (Kuning) sehingga pemantuan dilakukan 4 jam sekali
27
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan Roleplay
Gagal jantung akut mendeskripsikan tentang onset yang cepat atau
perubahan dari tanda dan gejala dari gagal jantung dan memerlukan
pengobatan dengan segera dalam kondisi kegawatandarurat.Gagal jantung
akut merupakan suatu indikasi dari perubahan pertama dari gagal jantung.
Namun hingga saat ini belum ada metode untuk memprediksi dari onset AHF
dari jam sampai menit. Prediksi tersebut untuk memberikan terapi pada AHF
untuk AHF akut maupun kronis.Studi menunjukkan banyak pasien
memperlihatkan tanda-tanda dan gejala kerusakan medis yang tidak ditangani
sebelum serangan jantung (Bian et al., 2015).Salah satu strategi untuk
mendeteksi kegawatan pasien adalah penerapan Early Warning Scoring
28
System (EWSS).EWSS adalah sebuah sistem skoring fisiologis yang
umumnya digunakan di unit medikal bedah sebelum pasien mengalami
kondisi kegawatan. Skoring EWSS disertai dengan algoritme tindakan
berdasarkan hasil skoring dari pengkajian pasien (Georgaka et al.,
2012).EWSS melengkapi sistem Tim Medik Reaksi Cepat (Rapid Response
Team) dalam menangani kondisi kegawatan pada pasien atau biasa kita kenal
dengan istilah code blue. EWSS lebih berfokus kepada mendeteksi kegawatan
sebelum hal tersebut terjadi. Sehingga diharapkan dengan tatalaksana yang
lebih dini, kondisi yang mengancam jiwa dapat tertangani lebih cepat atau
bahkan dapat dihindari, sehingga output yang dihasilkan lebih baik.
Modifikasi EWSS merupakan sebuah sistem skoring fisiologis yanng
mudah yang dapat diaplikasikan di ruang Gawat Darurat yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi resiko perburukan pasien dalam area gawat
darurat yang sibuk dan MEWSS tersebut juga sangat berguna untuk
pencatatan rutin pada ruang ICU. Sama dengan MEWS, sebuah sistem baru
skoring untuk sistem penilaian dari early warning dari gagal jantung akut dari
unit AHF. Penilaian dari AHF ini meliputi dari parameter dari observasi
frekuensi jantung, frekusensi napas, saturasi oksigen, jumlah urinari dalam
tiap jamnya, dan emosi yang abnormal dimana penilaian dari indikator
tersebut akan menghasilkan penilaian dari resiko AHF yaitu rendah, sedang,
tinggi, dan sangat tinggi. SUPER (Saturasi oksigen, Urinari per jamnya,
Pulse, Emotion, Respiration rate) score ini bertujuan untuk memprediksi AHF
sebelum 2-6 jam terjadi AHF (Bian et al., 2015). Penilaian dari SUPER
skoring ini adalah resiko rendah (0-1), resiko sedang (2-3), resiko tinggi (4-
5), resiko sangat tinggi (6-10).
MEWSS SUPER scoring system
Parameter 0 1 2
Sp O2 (%) 99-100 95-98 ≤94
Urine >50 30-50 ≤30
volume
(ml/jam)
Nadi <90 90-140 >140
Emosi Normal depression, restlessness,
apathy, excitement,
unresponsive, agitation or
29
lethargy , overstimulation,
drowsiness, coma. delirium
Frekuensi <20 20-30 ≥30
Respirasi
30
Dalam penelitian Bian et al (2015) bahwa parameter yang
digunakan tersebut berdasarkan pengalaman petugas kesehatan saat
menangani pasien HF pada ruang AHF. Didapatkan bahwa dari hasil area
bawah kurva ROC pada setiap parameter tersebut menunjukkan nilai
diantara 0,5 dan 1 dimana dapat dinterpretasikan bahwa tingkat keakuratan
atau sensitifitas dari parameter tersebut cukup baik untuk digunakan dalam
parameter skoring dimana bila nilai area bawah kurva parameter tersebut
mendekati 1 maka parameter tersebut semakin bagus terlihat pada tabel 2
dibawah.
31
Tatalaksana gagal jantung harus difokuskan juga pada penurunan
kejadian rawat ulang pasien gagal jantung. Usaha ini merupakan hal yang
sangat penting, mengingat tingginya biaya kesehatan yang dikeluarkan bagi
penderita penyakit kardiovaskular, khususnya gagal jantung. Penilaian klinis
serta tatalaksana saat pasien menjalani perawatan baik rawat inap merupakan
awal dari pencegahan rawat ulang. Kunci dari keberhasilan usaha ini adalah
pada penilaian dini terhadap kemungkinan adanya perburukan pada pasien
gagal jantung berulang. Observasi dari parameter SUPER scoring tersebut
setiap 1 jam sekali untuk mengetahui hasil skoring dan dari hasil skoring
dapat dilakukan tindakan secepatnya sehingga pasien tidak mengalami gagal
jantung berulang. Namun dari penilaian skoring ini tidak menunjukkan
adanya hubungan yang signifikan dengan kejadian mortalitas pada pasien
gagal jantung.
32
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
EWS adalah Sistem peringatan dini yang dapat diartikan sebagai
rangkaian sistem komunikasi informasi yang dimulai dari deteksi awal, dan
pengambilan keputusan selanjutnya. Deteksi dini merupakan gambaran dan
isyarat terjadinya gangguan fungsi tubuh yang buruk atau ketidakstabilitas
fisik pasien sehingga dapat menjadi kode dan atau mempersiapkan kejadian
buruk dan meminimalkan dampaknya, penilaian untuk mengukur peringatan
dini ini menggunakan Early Warning System, suatu sistem skoring fisiologis
(tanda-tanda vital) yang digunakan di unit sebelum pasien mengalami
kegawatdaruratan.
5.2 Saran
Bagi Rumah sakit diharapkan dapat mempertahankan pelayanan
terutama pengetahuan tentang Early Warning Scoring System. Bagi perawat
diharapkan agar dapat mempertahankan serta meningkatkan pengetahuan,
sikap dan keterampilan perawat tentang Early Warning Score (EWS). Peneliti
juga menyarankan sebaiknya perawat mengikuti seminar atau pelatihan
tentang Early Warning Score (EWS) guna meningkatkan pengetahuan, sikap
dan keterampilan yang optimal dalam mendeteksi dini perburukan pasien
dengan menggunakan sistem Early Warning Score (EWS).
Bagi mahasiswa dan pembaca diharapkan agar dapat memahami dan
menerapkan tentang Early Warning Score (EWS) sehingga mahasiswa yang
akan memasuki praktek keperawatan memiliki pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang optimal tentang deteksi dini perburukan pasien dengan
menggunakan sistem Early Warning Score (EWS).
33
DAFTAR PUSTAKA
AD, Friska. EWS Adalah : Pengertian, Tujuan, Manfaat dan Alasan Penting
Dibaliknya. Dikutip 30 Agustus 2021 dari Ruang Pns:
https://www.ruangpns.com/ews-adalah/
Pieter, Yayan (2016, 14 November). Inilah Manfaat Dan Definisi Early Warning
Score. Dikutip 30 Agustus 2021 dari Asuhan Perawat:
https://www.asuhanperawat.com/2016/11/inilah-manfaat-dan-definisi-
early.html
Istiyani, Rofi. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dikutip 30 Agustus 2021 dari Pdf
Coffee: https://pdfcoffee.com/makalah-ews-3-pdf-free.html