Anda di halaman 1dari 58

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/338356836

PROSEDUR PENGAJUAN BANK GARANSI

Thesis · August 2015


DOI: 10.13140/RG.2.2.35606.91204

CITATIONS READS

0 7,921

2 authors, including:

Samuel Sumantri
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan, Bogor, Indonesia
10 PUBLICATIONS   44 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Management Research View project

All content following this page was uploaded by Samuel Sumantri on 03 January 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PROSEDUR PENGAJUAN BANK GARANSI
Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Sukabumi

TUGAS AKHIR

Oleh:
TRIA AYU HERAWATI
NPM : 011012095

PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESATUAN
BOGOR
2015
PROSEDUR PENGAJUAN BANK GARANSI
Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Sukabumi

Tugas Akhir
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya pada Program Studi Keuangan dan Perbankan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan

Oleh:
TRIA AYU HERAWATI
NPM : 011012095

PROGRAM DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESATUAN
BOGOR
2015
PROSEDUR PENGAJUAN BANK GARANSI
Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Sukabumi

TUGAS AKHIR

Telah diujikan dan disetujui pada sidang Ahli Madya


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan pada,
Hari : Sabtu
Tanggal : 15 Agustus 2015

Mengetahui,

Ketua STIE Kesatuan Ketua Program Studi Keuangan dan


Perbankan STIE Kesatuan

Nusa Muktiadji, Ir. MM. Ratih Puspitasari, SE., MBA.


PROSEDUR PENGAJUAN BANK GARANSI
Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Sukabumi

TUGAS AKHIR

Telah disetujui oleh pembimbing

Samuel Soemantri, SE., MM.

Telah diujikan pada siding Ahli Madya dan


Dinyatakan LULUS pada tanggal
Seperti tertera di bawah ini

Bogor, 15 Agustus 2015

Penguji I Penguji II

Hj. Tri Marlina, SE., M.Ak. Iswandi Sukartaatmadja, SE., MM.


ABSTRAK

TRIA AYU HERAWATI. NPM : 011012095. Prosedur Pengajuan Bank Garansi.


Studi Kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Sukabumi.
Dibawah Bimbingan Samuel Soemantri.

Bank garansi merupakan salah satu jasa yang disediakan lembaga


perbankan, dimana bank memberikan komitmen atau janji untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban dari pihak yang dijaminkan kepada pihak yang
menerima jaminan, apabila yang dijamin kemudian hari ternyata tidak
memenuhi kewajiban kepada pihak lain sesuai dengan yang diperjanjikan
atau cidera janji. Dengan adanya jasa bank garansi dapat menumbuhkan rasa
saling percaya antara pemberi jaminan, yang dijaminkan, dan yang menerima
jaminan. Selain itu, yang membedakan bank garansi di bank konvensional
dengan bank syariah yaitu dari segi pengikatan atau akad dan dari jenis
garansi yang diterbitkan oleh bank.

Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui persyaratan apa


saja yang dibutuhkan dalam pengajuan bank garansi, untuk mengetahui
prosedur pengajuan bank garansi pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Sukabumi, dan mengetahui hambatan apa saja yang ditimbul dalam
pengajuan bank garansi

Hasil pembahasan menunjukan bahwa prosedur pengajuan bank


garansi pada PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Sukabumi, sudah
dilakukan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan bank. Oleh karena itu,
penerbitan bank garansi sesuai ketentuan dan persyaratan yang berlaku di
bank.

Kata kunci : prosedur pengajuan, bank garansi

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Prosedur
Pengajuan Bank Garansi” dengan studi kasus pada PT. Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Sukabumi ini.
Tujuan penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada program Studi Keuangan dan
Perbankan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor.
Keberhasilan penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan terwujud dan
terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan
serta yang tak terhingga nilainya dari berbagai pihak baik secara material
maupun spiritual. Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan dan
ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
terlibat dalam penulisan Tugas Akhir ini, diantaranya :
1. Kedua orang tua yang selalu memberikan dorongan, semangat, serta do’a
yang tiada henti kepada penulis.
2. Bapak Nusa Muktiadji, Ir., MM. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Kesatuan Bogor.
3. Ibu Ratih Puspitasari, SE., MBA. selaku Ketua Program Studi Keuangan
dan Perbankan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor.
4. Bapak Samuel Soemantri, SE., MM. selaku Dosen Pembimbing Seminar
dan Tugas Akhir.
5. Ibu Hj. Tri Marlina, SE., M.Ak. dan Bapak Iswandi Sukartaatmadja, SE.,
MM. selaku dosen penguji Tugas Akhir dan Komprehensif.
6. Bapak Tatang Muliawan selaku Branch Manager Sukabumi dan Bapak
Herwandi selaku Sub Branch Manager Cicurug.
7. PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cicurug sebagai
tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan Kantor Cabang
Sukabumi sebagai tempat penelitian.
8. Seluruh karyawan dan staf PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Pembantu Cicurug dan Kantor Cabang Sukabumi.
9. Sahabat, rekan, serta teman-teman penulis yang selalu memberikan
semangat dan motivasi selama proses penyusunan Tugas Akhir.

vi
10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu yang
juga telah memberikan dukungan kepada penulis baik moril maupun
material.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan dan pembahasan
Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan
kemampuan yang dimiliki. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari segenap
pembaca sebagai tambahan pengetahuan di masa mendatang. Akhir kata,
semoga tulisan yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca
pada umumnya, dan bagi penulis pada khususnya.

Bogor, Agustus 2015

Penulis

vii
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ....................................................................................... i


Halaman Sampul Tugas Akhir................................................................... ii
Halaman Persetujuan ............................................................................. iii
Halaman Lembar Pengesahan ................................................................. iv
ABSTRAK .............................................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
DAFTAR ISI......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pembahasan ............................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................ 3
1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan Tugas Akhir ......................... 3
1.4 Waktu dan Tempat Praktek Kerja ...................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Bank ............................................................... 4
2.2 Jenis-jenis Bank ............................................................... 4
2.3 Produk Bank .................................................................... 6
2.3.1 Produk Bank Konvensional ...................................... 6
2.3.2 Produk Bank Syariah .............................................11
2.4 Pengertian, Fungsi dan Manfaat Prosedur ...........................14
2.5 Bank Garansi ..................................................................15
2.5.1 Pengertian Bank Garansi ........................................15
2.5.2 Jenis-jenis Bank Garansi ........................................17
2.5.3 Pihak-pihak yang Terlibat Bank Garansi ...................18
2.5.4 Akad Bank Garansi ................................................19
2.5.5 Tujuan Bank Garansi..............................................20
2.5.6 Biaya-biaya yang Dikeluarkan .................................21
2.5.7 Agunan Bank Garansi.............................................22
2.5.8 Proses Bank Garansi Secara Umum .........................23
2.5.9 Proses Bank Garansi Pada Bank Syariah ...................24
2.5.10 Syarat Penerbitan Bank Garansi ..............................26

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Sejarah, Visi dan Misi, Budaya, dan Produk..........................28
3.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas .................................33
3.3 Sumber Daya Manusia ......................................................36
3.4 Sarana dan Prasarana .......................................................37
3.5 Uraian Singkat Kegiatan Magang ........................................38
3.6 Perbandingan Teori dan Praktek .........................................39
3.6.1 Syarat yang Diperlukan dalam Pengajuan Bank Garansi
di BSM...................................................................39
3.6.2 Prosedur Pengajuan Bank Garansi di BSM..................42
3.6.3 Kendala yang muncul serta Upaya untuk Mengatasi
kendala tersebut di BSM ..........................................43

viii
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan ........................................................................44
4.2 Saran.............................................................................44

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

2.1 Proses Bank Garansi Secara Umum ......................................... 23


2.2 Proses Bank Garansi Pada Bank Syariah .................................. 24
3.1 Struktur Organisasi BSM KC Sukabumi .................................... 33
3.2 Bagan Alur Prosedur Pengajuan Bank Garansi di KC Sukabumi ... 42

x
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1 Salinan Surat Keterangan Magang .......................................... 47


2 Salinan Surat Pernyataan Pelaksanaan Riset ............................ 48
3 Salinan Lembar Absensi Magang............................................. 49
4 Salinan Laporan Aktivitas Magang Mingguan ............................ 50
5 Salinan Lembar Penilaian Magang ........................................... 55
6 Salinan Laporan Bimbingan Tugas Akhir .................................. 56
7 Formulir Bank Garansi ........................................................... 58
8 Salinan Nota Analisa Bank Garansi .......................................... 59
9 Salinan Wa’ad Bank Garansi................................................... 60
10 Salinan Akad Wakalah Bil Ujrah .............................................. 62
11 Salinan Kontra Jaminan ......................................................... 66
12 Salinan Sertifikat Bank Garansi............................................... 67

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pembahasan


Seiring dengan meningkatnya aktivitas transaksi dalam bidang
perekonomian saat ini maka lembaga perbankan berperan sebagai salah satu
lembaga keuangan yang mempunyai nilai strategis dalam kehidupan
perekonomian suatu Negara. Lembaga perbankan merupakan mitra bagi
masyarakat terutama para pelaku bisnis dalam menunjang kelancaran
kegiatan transaksinya, maka diperlukannya pembinaan dan pengawasan yang
efektif, dan diperlukannya peraturan perundang-undangan di bidang
perbankan. Sehingga mampu menghadapi perkembangan perekonomian
nasional yang senantiasa bergerak cepat, kompetitif, dan terintegrasi dengan
tantangan yang semakin kompleks serta sistem keuangan yang semakin
maju.
Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai kegiatan usaha
yaitu penghimpunan dana, penyaluran dana, dan memberikan jasa-jasa
lainnya. Penghimpunan dana merupakan kegiatan menghimpun atau
mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, deposito, dan
giro. Kemudian dana yang berhasil dihimpun disalurkan kembali kepada
masyarakat melalui pemberian pinjaman berupa kredit atau pembiayaan,
kegiatan ini dikenal dengan istilah lending. Selain itu, lembaga perbankan
menyediakan jasa dan layanan kepada masyarakat, salah satu jasa yang
disediakan lembaga perbankan ini adalah bank garansi.
Bank garansi merupakan janji tertulis yang diberikan bank kepada
pihak ketiga, baik perorangan, perusahaan atau badan-badan/lembaga
dimana pihak bank mengikatkan diri atau menyatakan sanggup memenuhi
kewajiban-kewajiban kepada pihak penerima jaminan apabila pihak pemohon
tidak memenuhi kewajibannya, dengan berdasarkan kesepakatan atau
kontrak antara pihak pemohon dengan pihak penerima jaminan.
Bank garansi termasuk jenis pembiayaan tidak tunai dimana bank
hanya memberikan komitmen atau janji untuk memenuhi kewajiban-
kewajiban dari pihak yang dijaminkan kepada pihak yang menerima jaminan,
bank garansi termasuk jenis fasilitas pembiayaan yang saat ini banyak
digunakan di kalangan bisnis, karena dapat memberikan jaminan terhadap
kelancaran suatu transaksi atau suatu usaha yang sedang dilakukan. Dengan

1
2

adanya bank garansi maka pihak yang dijamin atau nasabah dapat
bertanggungjawab mengerjakan suatu usaha atau proyek yang diberikan oleh
pemilik proyek atau pemberi kerja. Bagi pihak yang memegang bank garansi
akan mendapatkan keyakinan atau rasa aman dari kemungkinan terjadinya
suatu tindakan dari pihak lain yang dianggap merugikan.
Pihak penerima jaminan percaya kepada pemberian garansi oleh bank,
karena bank sebagai suatu lembaga keuangan yang telah mendapatkan
kepercayaan dari masyarakat berdasarkan fungsi, potensi, dan dana yang
dimilikinya. Oleh karena itu, apabila pihak yang dijamin wanprestasi, yang
berarti tidak memberikan prestasi sebagaimana yang dijanjikan maka
penerima jaminan dapat menghindarkan diri dari resiko yang timbul, karena
resikonya ditangung oleh bank.
Bank dalam memberikan jasa-jasa pembuatan bank garansi, mengacu
pada ketentuan perundangan-undangan yang berlaku termasuk ketentuan
yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Dalam penyelenggaraan bank garansi
dibutuhkan prinsip kehati-hatian bertujuan agar bank selalu dalam keadaan
sehat menjalankan usahanya dengan baik dan mematuhi ketentuan-
ketentuan dan norma-norma hukum yang berlaku didunia perbankan. Namun
pada kenyataannya dalam bank garansi terdapat kendala yang harus dihadapi
seperti adanya cidera janji atau wanprestasi.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan tinjauan
lebih lanjut mengenai prosedur pengajuan, syarat pengajuan, dan kendala
bank garansi dengan mengambil judul. “PROSEDUR PENGAJUAN BANK
GARANSI.
3

1.2 Identifikasi Pembahasan


1. Syarat apa saja yang diperlukan dalam pengajuan bank garansi di BSM
KC Sukabumi?
2. Bagaimana prosedur pengajuan bank garansi di BSM KC Sukabumi?
3. Kendala apa saja yang timbul serta upaya apa yang dilakukan BSM KC
Sukabumi untuk mengatasi kendala tersebut ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penulisan Tugas Akhir


Maksud dan Tujuan Penulisan Tugas Akhir ini adalah :
1. Untuk mengetahui syarat apa saja yang diperlukan dalam pengajuan
bank garansi di BSM KC Sukabumi,
2. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pengajuan bank garansi di BSM
KC Sukabumi,
3. Untuk mengetahui kendala apa saja yang timbul serta upaya apa yang
dilakukan BSM KC Sukabumi untuk mengatasi kendala tersebut.

1.4 Waktu dan Tempat Praktek Kerja


Tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yaitu PT. Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cicurug yang beralamat di Jl.
Siliwangi Lebak Sari Cicurug. Jangka waktu pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) yaitu selama 1 bulan mulai tanggal 16 Maret s.d 15 April
2015. Jam kerja yang berlaku yaitu hari senin-jum’at mulai pukul 08.00 s.d
17.00 WIB
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bank


Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan yang umumnya
didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang,
meminjamkan uang, dan menerbitkan promes. Kata bank berasal dari bahasa
Italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran uang.
Pengertian bank menurut Kasmir (2003, 2) yaitu “Bank merupakan
lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta
memberikan jasa-jasa bank lainnya.” Sedangkan pengertian bank menurut
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 yaitu :
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

2.2 Jenis-jenis Bank


Menurut Totok Budisantoso dan Nuritomo (2014, 109), jenis-jenis bank
meliputi :
1. Bank Sentral
Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI). Menurut UU Nomor
23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Bank Indonesia merupakan
lembaga negara yang independen, bebas dari campur tangan pemerintah
dan atau pihak-pihak lainnya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas
diatur dalam undang-undang tersebut. Fungsi bank sentral adalah sebagai
bank dari pemerintah dan bank dari bank umum (banker’s bank),
sekaligus untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Adapun
tugas pokok bank sentral antara lain :
a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,
b. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,
c. Mengatur dan mengawasi bank-bank,
d. Sebagai penyedia dana terakhir (lending of the last resort) bagi bank
umum dalam bentuk Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).
2. Bank Umum

4
5

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara


konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa
yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa
perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat
dilakukan diseluruh wilayah Indonesia, bahkan keluar negeri (cabang).
Bank umum sering disebut bank komersial (commercial bank). Adapun
usaha bank umum antara lain :
a. Menghimpun dana dari masyarakat, menerima simpanan dalam bentuk
giro, deposito dan tabungan,
b. Memberikan kredit baik jangka pendek, jangka menengah maupun
jangka panjang,
c. Menerbitkan surat pengakuan hutang,
d. Melakukan kegiatan jual beli surat berharga,
e. Melakukan pemindahan dana,
f. Menempatkan dan meminjamkan dana kepada bank lain,
g. Menyediakan tempat penyimpanan (saving box),
h. Penempatan dana dalam bentuk surat berharga,
i. Membeli agunan melalui pelelangan maupun diluar pelelangan,
j. Melakukan kegiatan pembayaran seperti :
1) Anjak piutang, yakni membeli piutang-piutang, tagihan-tagihan yang
timbul dari perdagangan baik dalam maupun luar negeri.
2) Kartu kredit, yakni penyediaan dana untuk membiayai pembelian
barang/jasa dengan mempergunakan kartu.
3) Modal Ventura, yakni memasukan dana sebentar pada suatu
perusahaan, untuk memajukan perusahaan tersebut.
k. Kegiatan dibidang Valas,
l. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara, dan
m. Melakukan kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan Undang-
Undang dan peraturan perundangan yang berlaku.

3. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Dalam
kegiatannya BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Adapun usaha BPR antara lain :
6

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk deposito, tabungan


dan atau yang sejenis,
b. Memberikan kredit,
c. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil
(BPR Syariah), dan
d. Menyimpan dana-dana dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

2.3 Produk Bank


2.3.1 Produk Bank Konvensional
Bank umum atau yang lebih dikenal dengan nama bank komersial
merupakan bank yang paling banyak beredar di Indonesia. Bank umum juga
memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan BPR, baik dalam
bidang ragam pelayanan maupun jangkauan wilayah operasinya. Artinya bank
umum memiliki kegiatan pemberian jasa paling lengkap dan dapat beroperasi
diseluruh wilayah Indonesia. Dalam praktiknya ragam produk tergantung dari
status bank yang bersangkutan.
Menurut kasmir (2003, 30), kegiatan bank umum secara lengkap
meliputi hal sebagai berikut :
1. Menghimpun Dana (Funding)
Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana dari
masyarakat, kegiatan ini dikenal dengan kegiatan funding. Kegiatan
membeli dana dapat dilakukan dengan cara menawarkan berbagai jenis
simpanan. Simpanan sering disebut dengan nama rekening atau account.
Jenis-jenis simpanan dewasa ini adalah :
a. Simpanan Giro (Demand Deposit)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yaitu :
Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet
giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan
cara pemindahbukuan. Penarikan adalah pengambilan
sejumlah uang dari rekening giro yang bersangkutan
sehingga menyebabkan rekening giro tersebut berkurang
jumlahnya. Penarikan dapat dilakukan dengan cara tunai
atau pemindahbukuan. Dapat ditarik setiap saat
maksudnya uang yang sudah disimpan di rekening giro
tersebut dapat diambil berkali-kali dalam sehari asalkan
dananya mencukupi.

b. Simpanan Tabungan (Saving Deposit)


7

Tabungan menurut Undang-undang Perbankan No. 10 Tahun 1998


yaitu :
Tabungan merupakan simpanan yang penarikannya
hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu
yang telah disepakati. Tetapi tidak dapat ditarik dengan
cek, bilyet giro atau alat lainnya yang dipersamakan
dengan itu.

c. Deposito Berjangka (Time Deposit)


Deposito menurut Undang-undang No.10 Tahun 1998 yaitu :
“Merupakan simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan
dengan bank”.

Menurut Kasmir (2003, 31) yaitu :


Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka
waktu tertentu (jatuh tempo). Penarikannyapun
dilakukan sesuai jangka waktu tertentu. Namun saat ini
sudah ada bank yang memberikan fasilitas deposito yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Jenisnyapun
beragam sesuai dengan keinginan nasabah. Dalam
praktiknya jenis deposito terdiri dari deposito berjangka,
sertifikat deposito, dan deposit on call.

d. Sertifikat Deposito (Certificate of Deposit)


Sertifikat Deposito menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 yaitu :
“Sertifikat Deposito adalah deposito berjangka yang bukti
simpanannya dapat diperdagangkan.”

e. Deposit On Call (DOC)


Berdasarkan materi kuliah Manajemen Dana dan Kredit Bank (2014),
DOC adalah “Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilaksanakan
dengan syarat pemberitahuan sebelumnya”. Jangka waktunya bersifat
harian sampai dengan maksimal dibawah satu bulan dan diterbitkan
atas nama.

2. Menyalurkan Dana (Lending)


Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil
dihimpun dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal dengan nama lending.
Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank dilakukan melalui pemberian
pinjaman yang dalam masyarakat dikenal dengan istilah kredit. Kredit
yang diberikan oleh bank terdiri dari beragam jenis, tergantung dari
8

kemampuan bank menyalurkannya. Demikian pula dengan jumlah serta


tingkat suku bunga yang ditawarkan.
Kata kredit secara etimologi, berasal dari bahasa Yunani yaitu dari
kata Credere yang berarti kepercayaan. Kepercayaan dilihat dari sisi bank
adalah suatu keyakinan bahwa uang yang diberikan kepada nasabah
(debitur) dapat dikembalikan tepat pada waktunya sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak yang tertuang dalam akta perjanjian
kredit. Sedangkan kredit menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10
Tahun 1998 yaitu :
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak meminjam melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

3. Memberikan Jasa-jasa Bank Lainnya (Services)


Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan penunjang untuk
mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan
dana. Sekalipun sebagai kegiatan penunjang, kegiatan ini sangat banyak
memberikan keuntungan bagi bank dan nasabah, bahkan dewasa ini
kegiatan pemberian jasa memberikan kontribusi keuntungan yang tidak
sedikit bagi bank.
Semakin lengkap jasa-jasa bank yang dapat dilayani oleh suatu bank
maka akan semakin baik. Kelengkapan ini ditentukan dari permodalan
bank serta kesiapan bank dalam menyediakan SDM yang handal.
Disamping itu juga perlu didukung oleh kecanggihan teknologi yang
dimilikinya. Dalam praktiknya jasa-jasa bank yang ditawarkan meliputi :
1) Kiriman Uang (Transfer)
Merupakan jasa pengiriman uang lewat bank. Pengiriman uang dapat
dilakukan pada bank yang sama atau bank yang berlainan. Pengiriman
uang juga dengan tujuan dalam kota, luar kota atau luar negeri.
Khusus untuk pengiriman uang ke luar negeri harus melalui bank
devisa. Kepada nasabah pengirim dikenakan biaya kirim yang
besarnya tergantung dari bank yang bersangkutan.
2) Kliring (Clearing)
Merupakan penagihan warkat (surat-surat berharga seperti cek, bilyet
giro) yang berasal dari dalam kota. Proses penagihan lewat kliring
hanya memakan waktu satu hari. Besarnya biaya penagihan
tergantung dari bank yang bersangkutan.
9

3) Inkaso (Collection)
Merupakan penagihan warkat (surat-surat berharga seperti cek, bilyet
giro) yang berasal dari luar kota atau luar negeri. Proses penagihan
lewat inkaso tergantung dari jarak lokasi penagihan dan biasanya
memakan waktu satu minggu sampai satu bulan. Besarnya biaya
penagihan tergantung dari bank yang bersangkutan.
4) Save Deposit Box
Save Deposit Box atau dikenal dengan istilah safe locket merupakan
jasa bank dengan memberikan layanan penyewaan box atau kotak
pengaman tempat menyimpan surat-surat atau barang-barang
berharga milik nasabah. Biasanya surat-surat atau barang-barang
berharga yang disimpan di dalam box tersebut aman dari pencurian
atau kebakaran. Kepada nasabah penyewa dikenankan biaya sewa
yang besarnya tergantung dari ukuran box serta jangka waktu
penyewaan.
5) Bank Card (Kartu Kredit)
Bank card atau lebih populer dengan sebutan kartu kredit atau juga
uang plastik. Kartu ini dapat dibelanjakan di berbagai tempat
perbelanjaan atau tempat-tempat hiburan. Kartu ini juga dapat
digunakan untuk mengambil uang tunai di ATM-ATM yang tersebar
diberbagai tempat yang strategis. Kepada pemegang kartu kredit
dikenakan biaya iuran tahunan yang besarnya tergantung dari bank
yang mengeluarkan. Setiap pembelanjaan memiliki tenggang waktu
pembayaran dan akan dikenakan bunga dari jumlah uang yang telah
dibelanjakan jika melewati tenggang waktu yang telah ditetapkan.
6) Bank Notes
Merupakan jasa penukaran valuta asing. Dalam jual beli bank notes
bank menggunakan kurs (nilai tukar rupiah dengan mata uang asing).
7) Bank Garansi
Merupakan jaminan bank yang diberikan kepada nasabah dalam
rangka membiayai suatu usaha. Dengan jaminan bank ini pengusaha
memperoleh fasilitas untuk melaksanakan kegiatannya dengan pihak
lain.
8) Bank Draft
Merupakan wesel yang dikeluarkan oleh bank kepada para
nasabahnya. Wesel ini dapat diperjualbelikan apabila nasabah
membutuhkannya.
10

9) Letter of Credit (L/C)


Merupakan surat kredit yang diberikan kepada para eksportir dan
importir yang digunakan untuk melakukan pembayaran atas transaksi
ekspor-impor yang mereka lakukan. Dalam transaksi ini terdapat
berbagai macam jenis L/C, sehingga nasabah dapat meminta sesuai
dengan kondisi yang diinginkannya.
10) Cek Wisata (Travellers Cheque)
Merupakan cek perjalanan yang biasa digunakan oleh turis atau
wisatawan. Cek wisata dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran
diberbagai tempat perbelanjaan atau hiburan seperti hotel dan
supermarket. Cek wisata juga bisa digunakan sebagai hadiah kepada
para relasinya.
11) Menerima setoran-setoran
Dalam hal ini bank membantu nasabahnya dalam rangka menampung
setoran dari berbagai tempat antara lain :
a) Pembayaran pajak,
b) Pembayaran telepon,
c) Pembayaran air,
d) Pembayaran listrik,
e) Pembayaran uang kuliah.
12) Melayani pembayaran-pembayaran
Sama halnya seperti dalam hal menerima setoran, bank juga
melakukan pembayaran seperti yang diperintahkan oleh nasabahnya
antara lain :
a) Membayar gaji,
b) Pembayaran deviden,
c) Pembayaran kupon,
d) Pembayaran bonus/hadiah.
13) Bermain di dalam pasar modal
Kegiatan bank dapat memberikan atau bermain surat-surat berharga
di pasar modal. Bank dapat berperan dalam berbagai kegiatan seperti
:
a) Penjamin emisi (underwriter),
b) Penjamin (guarantor),
c) Wali amanat (trustee),
d) Perantara pedagang efek (pialang/broker),
e) Pedagang efek (dealer),
11

f) Perusahaan pengelola dana (investment company).


14) Dan Jasa-jasa lainnya.

2.3.2 Produk Bank Syariah


Bank islam di Indonesia lebih popular disebut dengan istilah Bank
Syariah. Bank Syariah merupakan bank yang beroperasi sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah Islam atau bank yang tata cara beroperasinya
mengacu pada ketentuan Al-Qur’an dan Hadist.
Pengertian Bank Syariah menurut Drs. Zainul Arifin (2006, 12) yaitu :
Bank Syariah merupakan salah satu bank yang didirikan
berbasis syariah dengan tujuan untuk mempromosikan dan
mengembangkan penerapan dengan prinsip-prinsip islam,
syariah dan tradisinya kedalam transaksi keuangan dan
perbankan serta bisnis lain yang terkait dengan prinsip utama
yang diikuti oleh Bank Islam.

Pengembangan produk Bank Syariah, menurut Dr. Muhammad (2011,


90) dikelompokan menjadi tiga kelompok, meliputi:
1. Penghimpunan Dana
Produk penghimpunan dana pada bank syariah meliputi giro, tabungan
dan deposito. Prinsip yang diterapkan pada Bank syariah adalah:
1) Prinsip Wadi’ah
Wadiah adalah prinsip titipan, dalam hal ini nasabah adalah pihak yang
menitipkan dana dan bank sebagai pihak penerima titipan yang harus
menjaga dan menyerahkan dana kapan saja diambil. Prinsip wadiah
yang diterapkan dalam perbankan syariah adalah wadiah yad amanah
dan wadiah yad dhomanah. Wadiah yad amanah yakni prinsip harta
titipan tidak boleh dimanfaatkan dana atau barang berharga yang
dititipkan, seperti safe deposit box. Dan wadiah yad dhomanah
merupakan titipan dimana barang atau dana yang dititipkan boleh
dimanfaatkan, prinsip ini dekembangkan dalam produk rekening giro
dan tabungan.
2) Prinsip Mudharabah
Aplikasi prinsip mudhrabah, penyimpan atau deposan bertindak
sebagai pemilik modal dan bank sebagai pengelola dana. Dana yang
tersimpan kemudian oleh bank digunakan untuk memberikan
pembiayaan. Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak
penyimpan, maka prinsip mudhrabah dibagi menjadi 3 bagian
meliputi:
12

a) Mudharabah Mutlaqah
Penerapan mudharabah mutlaqah dapat berupa tabungan dan
deposito sehingga ada dua jenis penghimpunan dana yaitu
tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Berdasarkan
prinsip ini tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan
dana yang terhimpun.
b) Mudharabah Muqayadah on Balance Sheet
Jenis mudharbah ini merupakan simpanan khusus dimana pemilik
dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi
oleh bank.
c) Mudharabah Muqayadah off Balance Sheet
Jenis mudharabah ini merupakan penyaluran dana langsung kepada
pelaksana usaha, dimana bank bertindak sebagai perantara yang
mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana usaha.
Pemilik dana dapat menetapakan syarat-syarat tertentu yang harus
dipatuhi oleh bank dalam mencari kegiatan usaha yang akan
dibiayai dan pelaksana usahanya.

2. Penyaluran Dana
1) Prinsip Jual Beli
Jual beli dilaksanakan karena adanya pemindahan kepemilikan barang.
Keuntungan bank disebutkan di depan nasabah dan termasuk harga
dari harga yang dijual. Terdapat tiga jenis jual beli dalam pembiayaan
modal kerja dan investasi dalam bank syariah, yaitu:
a) Pembiayaan Murabahah
Transaksi jual beli dimana bank menyebutkan jumlah keuntungnya.
Bank sebagi penjual dan nasabah sebagai pembeli. Harga jual
adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan
(margin).
b) Pembiayaan Salam
Dalam jual beli ini nasabah sebagai pembeli dan pemesan
memberikan uangnya di tempat akad sesuai dengan harga barang
yang dipesan dan sifat barang telah disebutkan sebelumya. Uang
yang diserahkan menjadi tanggungjawab bank sebagai penerima
pesanan dan pembayaran dilakukan dengan segara.
c) Pembiayaan Istishna
13

Merupakan jual beli seperti akad salam namun Istishna biasa


diterapkan pada pembiayaan manufaktur dan kontruksi. Seluruh
ketentuan Istishna mengikuti Salam namun pembayarannya
dilakukan oleh bank dalam beberapa kali pembayaran.
2) Prinsip Sewa (Ijarah)
Ijarah adalah kesepakatan pemindahan hak guna atas barang atau jasa
melalui sewa tanpa diikuti pemindahan kepemilikan atas barang yang
disewa. Dalam hal ini bank menyewakan peralatan kepada nasabah
dengan biaya yang telah ditetapkan secara pasti sebelumya.
3) Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)
Prinsip bagi hasil untuk produk pembiayaan di bank syariah terdiri dari
dua produk, meliputi:
a) Musyarakah
Musyarakah adalah salah satu produk bank syariah dimana terdapat
dua pihak atau lebih yang bekerjasama untuk meningkatkan asset
yang dimiliki bersama dimana seluruh pihak memadukan sumber
daya yang mereka miliki baik yang berwujud maupun tidak
berwujud. Dalam hal ini seluruh pihak bekejasama memberikan
kontribusi yang dimiliki baik itu dana, barang, keahlian, atau asset-
aset lainnya. Yang menjadi ketentuan dalam musyrakah adalah
pemilik modal berhak dalam menentukan kebijakan usaha yang
dijalankan pelaksana proyek.
b) Mudharabah
Mudharabah adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dimana
pemilik modal memberikan kepercayaan sejumlah modal kepada
pengelola dengan perjanjian keuntungan atau nisbah yang telah
disepakati.

3. Pembiayaan dengan akad pelengkap, akad pelengkap dikembangkan


sebagai akad pelayanan jasa, akad pelengkap ini ditujukan untuk
mempermudah pelaksanaan pembiayaan, antara lain:
1) Hiwalah (alih utang piutang) adalah untuk membantu supplier
mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya. Bank
mendapat ganti biaya atas jasa pemindahan piutang.
2) Rahn (gadai), untuk memberikan jaminan pembayaran kembali
kepada bank dalam memberikan pembiayaan.
14

3) Qardh, pinjaman kebaikan. Digunakan untuk membantu keuangan


nasabah secara cepat dan berjangka pendek.
4) Wakalah (perwakilan), nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk
mewakilkan dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti
pembukaan L/C, bank garansi, transfer.
5) Kafalah (garansi) digunakan untuk menjamin pembayaran dari suatu
kewajiban pembayaran. bank dapat ganti biaya atas jasa yang
diberikan.

4. Jasa-jasa yang Diberikan


Selain dapat melakukan kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana,
bank juga dapat memberikan jasa kepada nasabah dengan mendapatkan
imbalan berupa sewa atau keuntungan, jasa tersebut antar lain:
1) Sharf
Sharf (Jual Beli Valuta Asing) adalah jual beli mata uang asing yang
tidak sejenis namun harus dilakukan pada waktu yang sama (spot).
Bank mengambil keuntungan untuk jasa jual beli tersebut melalui
selisih dari nilai jual dan belinya.
2) Ijarah
Ijarah atau sewa adalah kegiatan menyewakan simpanan (safe deposit
box) dan jasa tata laksana administrasi dokumen (custodian), dalam
hal ini bank mendapatkan imbalan sewa dari jasa yang diberikan
tersebut.

2.4 Pengertian Prosedur


Prosedur merupakan suatu urutan kegiatan yang melibatkan beberapa
orang dalam suatu perlakuan yang seragam terhadap transaksi perusahaan
yang terjadi secara berulang-ulang. Maka dengan adanya prosedur pada bank
dapat meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada para nasabah
khususnya dalam pemberian jasa yang dibutuhkan nasabah untuk menunjang
kelancaran kegiatan transaksinya.
Pengertian prosedur menurut Narko (2004, 3) :
Prosedur adalah sebagai urutan-urutan pekerjaan klerikal yang melibatkan
beberapa orang, yang di susun untuk menjamin adanya perlakuan yang sama
terhadap penanganan transaksi perusahaan yang berulang-ulang.
15

Menurut www.wikipedia.org :
Prosedur adalah serangkaian aksi spesifik, tindakan atau operasi
yang harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang sama
agar selalu memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang sama.
Lebih tepatnya, kata ini bisa mengindikasikan rangkaian aktivitas,
tugas-tugas, langkah-langkah, keputusan–keputusan,
perhitungan–perhitungan, dan proses–proses, yang dijalankan
melalui serangkaian pekerjaan yang menghasilkan suatu tujuan
yang diinginkan, suatu produk atau sebuah akibat.

Fungsi dan manfaat prosedur menurut Mulyadi (2005) dan Zaki


Baridwan (2009) dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Agar dapat menghasilkan kinerja yang optimal sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai.
b. Untuk jaminan adanya perlakuan yang sama terhadap semua transaksi
yang terjadi di bank/ perusahaan.
c. Mengubah pekerjaan yang berulang – ulang menjadi rutin dan terbatas
sehingga menyederhanakan pelaksanaan.
d. Untuk memudahkan dalam menentukan langkah kegiatan ke depan.
e. Membantu dalam menciptakan peningkatan produktivitas kerja yang
efektif dan efisien.
f. Adanya petunjuk program kerja yang jelas dan harus dipatuhi oleh
seluruh pelaksana.
g. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan
sehingga jika terjadi penyimpangan dapat segera dilakukan perbaikan.

2.5 Bank Garansi


2.5.1 Pengertian Bank Garansi
Kata garansi berasal dari bahasa Belanda yaitu garantie yang artinya
jaminan. Bank garansi artinya jaminan yang diberikan oleh bank. Bank
garansi adalah salah satu jasa yang diberikan oleh bank berupa jaminan
pembayaran yang diberikan kepada pihak yang menerima jaminan apabila
pihak yang dijamin melakukan wanprestasi (cidera janji).
Menurut Kasmir (2008, 167) yang dimaksud bank garansi adalah
“jaminan pembayaran yang diberikan oleh bank kepada suatu pihak, baik
perorangan, perusahaan atau badan/lembaga lainnya dalam bentuk surat
jaminan.”
Sedangkan menurut Totok Budisantoso dan Nuritomo (2014, 158)
mengungkapkan:
16

Bank garansi merupakan salah satu jasa yang diberikan bank


berupa jaminan pembayaran sejumlah tertentu uang yang akan
diberikan kepada pihak yang menerima jaminan, hanya apabila
pihak yang dijamin melakukan cidera janji atau tidak menepati
kewajibannya.

Dengan demikian, bank garansi merupakan jaminan yang diberikan


oleh bank dimana bank mengikatkan diri untuk memenuhi atau membayar
kewajiban-kewajiban kepada pihak lain selaku penerima jaminan apabila
dikemudian hari pihak yang dijamin oleh bank melalaikan kewajibannya atau
tidak melaksanakan apa yang disanggupi akan dilakukannya. Dengan adanya
penerbitan garansi oleh bank dapat memberikan jaminan terhadap kelancaran
suatu transaksi atau suatu usaha yang akan dilakukan oleh pihak yang
dijamin atau nasabah, dan pihak pemberi kerja akan mendapatkan keyakinan
apabila proyek atau usaha yang diberikan akan dijalankan sesuai dengan
kesepakatan yang tertuang pada surat perjanjian antara pihak nasabah dan
pihak pemberi kerja, selain itu dapat memberikan rasa aman dari
kemungkinan terjadinya suatu tindakan yang dianggap merugikan.
Bank garansi termasuk jenis pembiayaan tidak tunai karena bank
hanya memberikan janji atau komitmen untuk membayar sejumlah tertentu
kepada pihak penerima jaminan dan pihak bank bertanggung jawab untuk
menanggung kerugian yang dipukul oleh pemilik proyek karena pihak yang
dijamin oleh bank melalaikan kewajibannya, bank akan memenuhi kewajiban
kepada pihak lain dengan cara mencairkan kontra jaminan yang dijadikan
jaminan oleh nasabah kepada pihak bank yang nilainya minimal sama atau
lebih besar dari nilai nominal yang tercantum dalam sertifikat bank garansi.
Dan apabila nasabah mengerjakan dan menyelesaikan suatu proyek atau
usaha yang diberikan oleh pemberi kerja dan sudah sesuai dengan kontrak,
maka pihak pemberi kerja atau pihak penerima jaminan tidak berhak
melakukan klaim kepada bank walaupun jangka waktu dari penerbitan bank
garansi belum berakhir, sertifikat garansi oleh pemberi kerja akan diberikan
kepada nasabah dan nasabah memberikannya kembali kepada bank selaku
penerbit garansi untuk mencairkan kontra jaminan.
Berakhirnya bank garansi dikarenakan berakhirnya perjanjian pokok,
Karena sifat bank garansi hanya sebagai perjanjian buntut sehingga tidak
dapat berdiri sendiri melainkan berfungsi sebagai perjanjian tambahan dari
perjanjian pokoknya, apabila perjanjian kerjasama antara pihak terjamin
17

dengan pihak pemilik proyek selesai dan pihak yang dijamin oleh bank telah
memenuhi kewajibannya dan sudah sesuai dengan perjanjian kontrak maka
bank garansi akan berakhir walaupun jangka waktu dari penerbitan bank
garansi belum berakhir, jangka waktu tuntutan penagihan klaim telah
berakhir tanpa adanya tuntutan dari pihak penerima jaminan, dan terdapat
pernyataan tentang tidak berlakunya bank garansi atau pernyataan tentang
selesainya perhitungan atas bank garansi sebelum berakhirnya jangka waktu
bank garansi yang ditandatangani oleh pihak penerima jaminan dan pihak
yang dijamin diatas materai.

2.5.2 Jenis-jenis Bank Garansi


Dalam blog Tony (2015) garansi yang diterbitkan oleh bank memiliki
beberapa jenis, antara lain :
1. Bank Garansi Tender (Bid Bond)
Adalah bank garansi yang diperlukan untuk mengikuti tender (penawaran)
suatu proyek atau transaksi. Dalam bank garansi ini, bank menjamin akan
membayar sejumlah uang kepada pihak penerima bank garansi apabila
pihak yang dijamin tidak memenuhi kewajibannya untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam persyaratan
tender.
2. Bank Garansi Uang Muka (Advance Payment Bond)
Adalah bank garansi yang diterbitkan untuk kepentingan kontraktor atas
pembayaran uang muka dari pemilik proyek untuk melaksanakan proyek
atau transaksi yang akan dikerjakan sesuai Surat Perjanjian Borongan.
Apabila pihak yang dijamin tidak memenuhi kewajibannya dalam
melaksanakan pekerjaan, maka bank menjamin akan membayar sejumlah
uang kepada pihak penerima bank garansi atau membayar kembali uang
muka yang telah diterimanya kepada pihak penerima bank garansi sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam surat perjanjian borongan yang
menjadi dasar dikeluarkannya bank garansi tersebut.
3. Bank Garansi Pelaksanaan (Performance Bond)
Bank garansi yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan suatu
proyek atau transaksi oleh pihak yang dijamin atau nasabah. Bank
menjamin akan memenuhi kewajiban apabila pihak yang dijamin atau
nasabah tidak melaksanakn pekerjaan sebagaiman yang telah ditetapkan
dalam Surat Perjanjian Borongan yang menjadi dasar dikeluarkan bank
garansi tersebut.
18

4. Bank Garansi Jaminan Pemeliharaan (Retention Bond)


Bank garansi yang diberikan kepada pemilik proyek (bouwheer) untuk
kepentingan kontraktor atau leveransir guna menjamin pemeliharaan atas
proyek yang telah diselesaikan oleh kontraktor, dalam hal ini pihak yang
dijamin adalah kontraktor.
5. Bank garansi untuk transaksi pembelian
Adalah bank garansi yang diperlukan untuk transaksi pembelian secara
tidak tunai, misalnya atas kendaraan bermotor, alat-alat besar dan
sebagainya. Dalam bank garansi ini, bank menjamin akan membayar
sejumlah uang kepada pihak penerima bank garansi (penjual/pemilik
barang) apabila ternyata pihak yang dijamin (pembeli/nasabah) tidak
memenuhi kewajibannya membayar kepada pihak penerima bank garansi
atas harga barang-barang yang dibelinya sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan dalam surat perjanjian jual beli/surat sewa beli yang menjadi
dasar dieluarkannya bank garansi.
6. Bank garansi untuk distributor atau keagenan
jenis bank garansi yang diperlukan untuk menjadi distributor/agen dari
suatu perusahaan. Dalam bank garansi ini, bank menjamin akan
membayar sejumlah uang kepada pihak penerima bank garansi atas harga
barang-barang yang telah dijual sebagaimana telah ditegaskan dalam
surat perjanjian penunjukkannya sebagai distributor/agen yang menjadi
dasar dikeluarkannya bank garansi tersebut.
Untuk jenis bank garansi pita cukai tembakau tidak termasuk kedalam
jenis produk bank garansi di Bank Syariah karena berdasarkan memo dari
Divisi Pengembangan Bisnis dan Produk No.11/318-1/DPP tanggal 19 Mei
2009 perihal opini syariah tentang bank garansi untuk pita cukai tembakau
secara tegas melarang atau mengharamkan operasional bank garansinya.

2.5.3 Pihak-pihak Yang Terlibat Dalam Bank Garansi


Menurut Kasmir (2008, 167), Penerbitan bank garansi oleh bank
melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan. Masing-masing pihak
memiliki tujuan dan maksud tertentu dengan penerbitan bank garansi.
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemberian fasilitas bank
garansi adalah sebagai berikut :
1. Pihak penjamin (Kafil)
Bank merupakan pihak yang mengeluarkan bank garansi yang diinginkan
oleh nasabah. Artinya bank akan memberikan jaminan pembayaran kepada
19

pihak lain (pihak ketiga) apabila nasabah yang dijaminkannya ingkar janji.
Untuk menghindari kerugian bank dari pihak nasabah, maka bank juga
meminta jaminan tambahan dari pihak nasabah dengan besarnya nilai
melebihi nilai jaminan yang diberikan oleh bank. Jaminan tambahan ini
biasanya diberikan dalam bentuk surat-surat berharga atau asset lainnya.
Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, rukun dan
syarat dari pihak penjamin terdiri dari :
a. Baligh (dewasa) dan berakal sehat,
b. Berhak sepenuhnya untuk melakukan tindakan hukum dalam urusan
hartanya dan rela (ridha) dengan tanggungannya tersebut.
2. Pihak Terjamin (Makfuul’anhu)
Merupakan pihak yang meminta jaminan kepada bank untuk membiyai
suatu usaha atau proyek. Untuk memperoleh jaminan dari bank nasabah
harus meyediakan jaminan tambahan sebesar atau lebih besar dari nilai
proyek. Jaminan ini akan dicairkan oleh bank apabila nasabah ingkar janji
atau tidak dapat menyelesaikan kewajibannya terhadap pemberi proyek
atau pihak ketiga. Dengan rukun dan syarat sebagai berikut :
a. Sanggup menyerahkan tanggungannya (piutang) kepada penjamin,
b. Dikenal oleh penjamin.
3. Pihak penerima jaminan atau Bouwheer (Makfuul Lahu)
Merupakan pihak yang memberikan pekerjaan kepada nasabah untuk
mengerjakan suatu proyek atau suatu usaha. Tujuannya adalah agar
proyek atau usaha yang dikerjakan selesai tepat waktu dan sesuai pula
dengan persyaratan yang telah disepakati. Dengan jaminan bank garansi
dari bank yang dipegang pihak ketiga, maka jika nasabah ingkar janji pihak
ketiga dapat langsung menagihkannya ke bank. Dengan demikian ada
jaminan bahwa proyek atau suatu usaha akan terlaksana dengan baik dan
terhindar dari kerugian. Dengan rukun dan syarat sebagai berikut :
a. Diketahui identitasnya,
b. Dapat hadir pada saat akad dan memberikan kuasa,
c. Berakal sehat.

2.5.4 Akad Bank Garansi


Menurut pasal 1 no.10/16/PBI/2008 akad adalah kesepakatan tertulis
antara Bank Syariah dan pihak lain yang memuat adanya hak dan kewajiban
bagi masing-masing pihak sesuai dengan Prinsip Syariah. Akad dalam
pelayanan jasa dalam bentuk bank garansi atau pemberian jaminan
20

menggunakan akad kafalah, kafalah merupakan akad pemberian jaminan


(makful alaih) yang diberikan satu pihak kepada pihak lain dimana pemberi
jaminan (Kafil) bertanggung jawab atas pembayaran kembali suatu hutang
yang menjadi hak penerima jaminan (Makful). Berdasarkan ketentuan SE
10/14/DPbS 2008, berlaku persyaratan paling kurang sebagai berikut :
a. Bank bertindak sebagai pemberi jaminan atas pemenuhan kewajiban
nasabah terhadap pihak ketiga,
b. Bank wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai karakteristik jasa
pemberian jaminan atas dasar Kafalah, serta hak dan kewajiban nasabah
sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai
transparansi informasi produk Bank dan penggunaan data pribadi nasabah,
c. Bank wajib melakukan analisis atas rencana jasa pemberian jaminan atas
dasar Kafalah kepada nasabah yang antara lain meliputi aspek personal
berupa analisis atas karakter (Character) dan/atau aspek usaha antara lain
meliputi analisis kapasitas usaha (Capacity), keuangan (Capital), dan
prospek usaha (Condition),
d. Objek penjaminan harus :
I. Merupakan kewajiban pihak/orang yang meminta jaminan,
II. Jelas nilai, jumlah dan spesifikasinya,
III. Tidak bertentangan dengan syariah (tidak diharamkan).
e. Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan dalam bentuk
perjanjian tertulis berupa Akad pemberian jaminan atas dasar Kafalah,
f. Bank dapat memperoleh imbalan atau fee yang disepakati di awal serta
dinyatakan dalam jumlah nominal yang tetap,
g. Bank dapat meminta jaminan berupa Cash Collateral atau bentuk jaminan
lainnya atas nilai penjaminan, dan
h. Dalam hal nasabah tidak dapat memenuhi kewajiban kepada pihak ketiga,
maka Bank melakukan pemenuhan kewajiban nasabah kepada pihak ketiga
dengan memberikan dana.
Ketentuan yang berlaku pada jasa pemberian jaminan atas dasar Akad
Kafalah sebagaimana dimaksud pada angka 1 berlaku pula ada Pembiayaan
Multijasa dengan menggunakan Akad Kafalah.

2.5.5 Tujuan Bank Garansi


Menurut Kasmir (2008, 169) tujuan pemberian bank garansi oleh
pihak bank kepada penerima jaminan atau terjamin adalah sebagai berikut :
21

1. Bagi bank tujuannya adalah memberikan bantuan fasilitas dan kemudahan


dalam memperlancar transaksi nasabah dalam hal untuk mengerjakan
suatu usaha atau proyek atau baru mau mengikuti tender. Dengan adanya
bank garansi maka nasabah dapat menjalankan usaha atau proyeknya.
2. Bagi pemegang jaminan bank garansi adalah untuk memberikan
keyakinan bahwa pemegang jaminan tidak akan menderita kerugian bila
pihak yang dijaminkan melalaikan kewajibannya, karena pemegang akan
mendapatkan ganti rugi dari pihak perbankan yang menerbitkan bank
garansi.
3. Menumbuhkan rasa saling percaya antara pemberi jaminan, yang
dijaminkan dan yang menerima jaminan. Rasa saling percaya ini diikat
dalam suatu perjanjian yang saling menguntungkan dalam sertifikat bank
garansi.
4. Memberikan rasa aman dan ketentraman dalam berusaha baik, bagi bank
maupun bagi pihak lainnya. Hal ini jelas terutama bagi pihak ketiga. Dan
bank sebagai pemberi jaminan tidak akan menderita kerugian selama
jaminan tambahan yang diberikan benar dan sesuai persyaratan yang
ditetapkan. Pihak nasabah pun tidak akan berani ingkar janji karena
adanya jaminan tambahan yang ditinggalkan di bank.
5. Bagi bank akan memperoleh keuntungan dari biaya-biaya yang harus
dibayar nasabah serta jaminan tambahan yang diberikan kepada bank
apabila nasabah melakukan cidera janji.
Disamping memiliki tujuan, bank garansi juga memiliki sifat tertentu
yaitu bank garansi hanya berlaku untuk satu kali transaksi sampai dengan
tanggal berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan sesuai dengan klausul
yang tercantum dalam surat bank garansi. Selain tujuan dan sifat, dengan
adanya penerbitan bank garansi dapat menjadi peningkatan arus barang dan
lalu lintas pembayaran, serta kelancaran pembangunan. Sehingga transaksi
jual-beli barang dapat terjadi diantara pihak-pihak yang belum saling
percaya, arus pemasukan barang dari luar negeri atau daerah lain menjadi
semakin lancar, dan pelaksanaan pembangunan proyek-proyek juga semakin
lancar.

2.5.6 Biaya-biaya yang Dikeluarkan


Menurut Kamir (2008, 171) biaya-biaya yang dikenakan kepada
nasabah yang mengajukan permohonan bank garansi merupakan balas jasa
atau pendapatan bagi bank. Biaya-biaya ini merupakan kompensasi dari
22

resiko yang akan dihadapi bank yang mungkin akan terjadi dikemudian hari.
Biaya-biaya dimaksud adalah :
1. Biaya provisi
Biaya provisi merupakan sejumlah uang yang wajib dibayar oleh terjamin
kepada bank sebagai balas jasa untuk pemberian bank garansi. Besarnya
provisi ditetapkan berdasarkan ketentuan bank.
2. Biaya Administrasi
Merupakan biaya yang lazim dipungut berhubungan untuk pelaksanaan
administrasi. Jumlah yang dikenakan terhadap terjamin tergantung bank
masing-masing.
3. Bea Materai
Merupakan biaya materai yang dilekatkan pada surat perjanjian bank
garansi yang ditandatangani oleh bank dan pihak terjamin.
4. Biaya Akad atau Notaris, adalah biaya yang dibayarkan nasabah untuk
pengikatan dan akad sebelum bank garansi diterbitkan oleh pihak bank.

2.5.7 Agunan Bank Garansi


Dalam pengajuan bank garansi pihak terjamin perlu memberikan
agunan bank garansi atau jaminan yang diberikan kepada pihak bank atas
bank garansi yang diterbitkan. Sebagai jaminan terhadap resiko yang
mungkin timbul dikemudian hari. Sehingga untuk dapat menerbitkan bank
garansi, maka bank akan meminta jaminan dari pemohon bank garansi.
Adapun bentuk jaminan yang diberikan antara lain dapat berupa :
1. Uang tunai,
2. Giro atau tabungan yang dibekukan,
3. Sertifikat Deposito,
4. Surat-surat berharga, seperti saham dan obligasi,
5. Sertifikat tanah,
6. Dan jaminan lainnya.
23

2.5.8 Proses Bank Garansi Secara Umum

Bank Lippo Bank Telkom


4

1
Kontraktor 3
“PT Kiam Lui”
2

6 6

Gambar 2.1
Proses Bank Garansi

Sumber: Kasmir ( 2008, 168 )

Penjelasan :
1. Pihak kontraktor (PT. Kiam Lui) mengajukan Bank garansi ke Bank Lippo
dengan maksud pihak kontraktor akan melaksanakan pekerjaaan milik PT.
Telkom berdasarkan kesepakatan rencana kerja proyek antara kontraktor
yang akan menerima proyek dengan pemilik proyek.
2. Untuk mengerjakan proyek tersebut pihak PT. Telkom selaku pemberi kerja
meminta jaminan bank garansi kepada nasabah (PT. Kiam Lui) untuk
menjamin kerugian apabila dikemudian hari nasabah melakukan cidera
janji. Untuk memperoleh Bank garansi PT. Kiam Lui mengajukan
permohonan garansi kepada Bank Lippo, jika kontraktor telah memenuhi
syarat yang telah dipersyaratkan, dan sudah memberikan kontra jaminan
maka Bank garansi diterbitkan.
3. Sertifikat Bank garansi yang telah diterbitkan diberikan kepada nasabah
dan Bank garansi asli diserahkan oleh kontraktor kepada pihak PT. Telkom
sebagai penerima jaminan.
24

4. Kemudian apabila dikemudian hari telah terjadi sesuatu yang tidak


diinginkan atau yang dapat merugikan pihak PT. Telkom, misalnya
kontraktor melakukan cidera janji, maka pihak PT. Telkom dapat langsung
membawa garansi asli yang dipegangnya di Bank Lippo selaku Bank
penerbit untuk dicairkan.
5. Bank Lippo akan memberikan ganti rugi sejumlah nilai nominal Bank
garansi yang tertera pada sertifikat Bank garansi dengan cara mencairkan
kontra jaminan yang diberikan oleh kontraktor sebelumnya. Penggantian
kerugian akan dilakukan setelah melalui penelitian bahwa benar kontraktor
telah melalaikan kewajibannya atau ingkar janji.
6. Dan jika dalam pelaksanaan proyek tidak terjadi masalah dalam
pengerjaanya, maka pihak PT. Telkom dapat memberikan garansi asli
kepada kontraktor, sehingga kontraktor dapat mengembalikannya ke Bank
Lippo dan kontraktor dapat mencairkan kontra jaminan.

2.5.9 Proses Bank Garansi pada Bank Syariah

Gambar 2.2
Proses Bank Garansi pada Bank Syariah

Sumber : sebikm.wordpress.com (2014)

Penjelasan :
1. Nasabah (makfuul’anhu) sebagai kontraktor yang akan mengerjakan suatu
proyek atau usaha dari pemberi kerja (makfuul lahu), kesepakatan mereka
25

tertuang pada perjanjian proyek yang telah disepakati. Pemberi kerja


mensyaratkan agar kontraktor menerbitkan bank garansi untuk menjamin
kerugian yang timbul di kemudian hari akibat kontraktor tidak
melaksanakan atau menyelesaikan proyek yang telah diberikan.
2. Kemudian makfuul’anhu mengajukan permohonan bank garansi di Bank
Syariah. Pihak Bank (Kafil) adalah pihak yang menerbitkan Bank garansi
sekaligus pihak yang memberikan jaminan kepada pihak ketiga. Sebelum
Bank garansi diterbitkan, makfuul’anhu perlu melampirkan persyaratan
yang telah ditentukan oleh pihak Bank dan selanjutnya pihak Bank akan
melakukan analisis terhadap lampiran persyaratan tersebut dengan
menggunakan analisa 5C yaitu :
a) Character, hal ini berkaitan dengan sifat dan karakter nasabah. Pihak
Bank melakukan analisa dengan cara melalui daftar riwayat hidup
pemohon dan dapat dilihat melalui Sistem Informasi Debitur/BI
Chacking.
b) Capacity, berkaitan dengan kemampuan pemohon dalam membayar
merupakan pendapatan dari hasil usaha, maka bank harus yakin bahwa
nasabah mampu memenuhi kewajiban finansialnya.
c) Capital, yaitu modal yang dimiliki pemohon untuk menjalankan dan
memelihara kelangsungan usahanya. Besarnya modal sendiri ini
menunjukan tingkat resiko yang dipikul oleh pemohon dalam
pembiayaan suatu proyek atau suatu usaha. Dapat dilihat dari akta
pendirian, neraca dan laporan laba rugi perusahaan.
d) Collateral, yaitu penilaian terhadap jaminan atau kontra jaminan yang
diserahkan oleh pemohon atas diterbitkannya garansi oleh bank,
jaminan dapat berupa cash collateral maupun fixed asset.
e) Condition of economy, yaitu analisa yang meliputi variabel mikro yang
meliputi perusahaan. Variabel yang terutama diperhatikan adalah
variabel ekonomi meskipun bank juga memperhatikan variabel lainnya
seperti kondisi politik, perundang-undang.
Dan analisa berkaitan dengan analisa terhadap kontrak antara pihak
nasabah dengan pemilik proyek, hal yang dianalisa meliputi :
1) Kontrak tersebut tidak melanggar kaidah-kaidah syariah
2) Melihat resiko yang dimiliki dari pelaksanaan proyek atau usaha
tersebut.
Apabila hasil dari analisa menghasilkan keputusan yang baik maka akan
dijadwalkan untuk melakukan akad, akad pemberian Bank Garansi berupa
26

akad kafalah yaitu akad pemberian jaminan (makful alaih) yang diberikan
satu pihak kepada pihak lain dimana pemberi jaminan (Kafil) bertanggung
jawab atas pembayaran kembali suatu hutang yang menjadi hak penerima
jaminan (Makful). Dimana akad tersebut tertuang pada sertifikat Bank
garansi dan pemohon telah memberikan kontra jaminan kepada bank
sehubungan dengan penerbitan Bank Garansi kemudian Bank Garansi
diterbitkan dan diberikan kepada nasabah (makfuul’anhu).
3. Selanjutnya Bank Garansi diserahkan kepada pemberi kerja (makfuul
lahu), sebagai penerima jaminan.
4. Apabila dikemudian hari nasabah melakukan cidera janji atau wanprestasi
artinya tidak melakukan prestasi, tidak memenuhi kewajibannya dalam
menyelesaikan pekerjaan maka pemberi kerja (makfuul lahu) mencairkan
garansi kepada Bank penerbit.
5. Bank akan mengganti kerugian akibat nasabah melakukan wanprestasi
dengan mencairkan kontra jaminan milik nasabah dan membayar sejumlah
tertentu sesuai dengan nilai nominal bank garansi yang tertera pada
sertifikat Bank garansi kepada pemilik proyek.

2.5.10 Syarat Penerbitan Bank Garansi


Garansi yang diterbitakan oleh bank harus memuat syarat-syarat yang
telah ditetapkan dan berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia
No.23/88/KEP/DIR/ tanggal 18 maret 1991 sekurang-kurangnya sebagai
berikut :
1. Judul garansi bank atau bank garansi
2. Nama dan alamat bank pemberi garansi
3. Tanggal penerbitan bank garansi
4. Transaksi antara pihak yang dijamin dengan penerima garansi
5. Jumlah uang yang dijamin oleh bank
6. Tanggal mulai berlaku dan berakhirnya bank garansi
7. Penegasan batas waktu pengajuan klaim
Dengan adanya penegasan batas waktu pengajuan klaim bank dapat
memperoleh kepastian dan batasan yang jelas tentang tanggal mulai dan
berakhirnya pengajuan klaim dalam rangka pemberian bank garansi.
Penerima bank garansi dapat mengajukan klaim segera setelah timbul
cidera janji atau wanprestasi dengan batas waktu pengajuan terakhir
sekurang-kurangnya 14 hari dan selambat-lambatnya 30 hari setelah
berakhirnya bank garansi.
27

8. Pernyataan bahwa penjamin (bank) akan memenuhi kewajibannya untuk


melakukan pembayaran dengan terlebih dahulu menyita dan menjual
benda-benda pihak terjamin untuk melunasi hutangnya sesuai dengan
pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Hal-hal yang tidak dimuat dalam penerbitan bank garansi sesuai dengan
Surat Keputusan Bank Indonesia No.23/88/KEP/DIR tanggal 18 Maret 1991
ialah :
1. Syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu untuk berlakunya bank
garansi, misalnya bank garansi akan berlaku jika pihak yang dijamin atau
nasabah telah menyetor sejumlah uang.
2. Ketentuan bahwa bank garansi dapat diubah atau dibatalkan secara
sepihak, misalnya diubah oleh pihak yang dijamin.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Singkat PT. Bank Syariah Mandiri


Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak tahun 1999, sesungguhnya
merupakan hikmah dari krisis yang menerpa negeri ini. Sebagaimana kita
ketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan
krisis politik nasional, telah menimbulkan dampak negatif yang sangat hebat
terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha.
Dalam kondisi tersebut, industri perbankan di Indonesia yang didominasi oleh
bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah Indonesia
akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi
sebagian bank-bank di Indonesia.
PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki Yayasan Kesejahteraan
Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena
dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan
upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah tengah melakukan merger empat bank
(Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) ke dalam
PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Akibat dari merger
keempat bank ke dalam Bank Mandiri, PT Bank Mandiri (Persero) menjadi
pemilik mayoritas baru BSB.
Dalam proses merger, Bank Mandiri sambil melakukan konsolidasi juga
membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini
bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di group Bank
Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang
memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking
system).
Dalam kondisi seperti itulah, Tim Pengembangan Perbankan Syariah
menemukan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila
Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Setelah Tim
Pengembangan Perbankan Syariah mempersiapkan sistem dan
infrastrukturnya, maka kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional
menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT

28
29

Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto,


SH, No. 23 tanggal 8 September 1999.
Kemudian Gubernur Bank Indonesia mengukuhkan perubahan
kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah melalui SK Gubernur BI No.
1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI
menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri.
Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999
merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri. Bank ini
hadir sebagai bank yang mengombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai
rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-
nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri
dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. Bank Syariah Mandiri hadir untuk
bersama membangun Indonesia menuju yang lebih baik.
Dengan berdirinya PT. Bank Syariah Mandiri saat ini, Bank Syariah
Mandiri telah memiliki kurang lebih 328 kantor yang tersebar di Indonesia,
Salah satu kantor PT. Bank Syariah Mandiri yang terletak di Jawa Barat
tepatnya di Sukabumi yang berlokasi di Jl. R.E Martadinata No. 38. Berdirinya
kantor Bank Syariah Mandiri tersebut pada tanggal 10 Oktober 2004, dan
menjadi kantor cabang Sukabumi pada bulan Oktober 2010.

Visi dan Misi BSM


1. Visi
Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia.
2. Misi
a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan diatas rata-rata industri
yang berkesinambungan.
b. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan
pada segmen UMKM.
c. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat.
d. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
e. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal.

3. Values
Values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC.”
Excellence (Imtiyaaz)
Mencapai hasil yang mendekati sempurna (perfect result-oriented).
30

Teamwork (Aman Jama’i)


Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.
Humanity (Insaaniyah)
Mengembangkan kepedulian terhadap kemanusiaan dan lingkungan.
Integrity (Shidiq)
Berperilaku terpuji, bermartabat, dan menjaga etika profesi.
Customer Focus (Tafdhiilu al-Umala)
Mengembangkan kesadaran tentang pentingnya nasabah dan berupaya
melampaui harapan nasabah (internal dan eksternal).

4. Filosofi Logo BSM


Pada tahun 2009 terjadi perubahan sedikit logo pada Bank Syariah Mandiri,
hal ini mencerminkan transformasi semangat dan kesiapan untuk meraih
masa depan yang gemilang atau masa depan yang lebih baik. Dengan adanya
perubahan ini menjadikan logo tersebut lebih memiliki makna yang dalam.
Dari penggunaan warna logo menggunakan warna positif-negatif, dari
penggunaan warna positif digunakan pada warna belakang yang terang dan
cerah, sedangkan untuk penggunaan warna negatif digunakan pada warna
latar belakang yang redup dan cerah. Makna yang terdapat pada logo Bank
Syariah Mandiri diantaranya :
a. Penggunaan huruf kecil memiliki pengertian BSM merupakan Bank yang
ramah, rendah hati, dan memiliki aspirasi untuk semakin dekat dengan
nasabah dan tetap bersikap membumi.
b. Lambang logo divisualkan dalam bentuk gelombang berwarna emas yang
merupakan lambang kemakmuran yang dicita-citakan terhadap nasabah
yang bermitra dengan BSM.
c. Posisi lambang logo diatas huruf logo melambangkan sikap progresif
menuju kemakmuran.

Budaya Perusahaan
Sebelum kegiatan operasional dilakukan semua pegawai berkumpul untuk
melakukan doa pagi bersama.
a. Membacakan visi misi yang dibacakan oleh salah satu pegawai dan
pegawai lainnya mengikuti. Yang setiap harinya masing-masing pegawai
mendapatkan giliran untuk membacakan visi misi dari Bank Syariah
Mandiri.
b. Membacakan doktrin anti fraud, yang berisikan :
31

Bismillah, perangi fraud. Integritas harga mati !


Pahami dan patuhi aturan
Jaga diri, jaga keluarga, jaga kawan, jaga BSM
c. Setelah itu akan dibacakan Sharing Season, yang berisikan perkembangan
perusahaan baik secara menyeluruh ataupun hanya perkembangan
perusahaan saja yang lebih internal.
d. Dan pada hari jum’at semua pegawai melakukan pembacaan Al-Qur’an
bersama.

Produk dan Jasa BSM


1. Produk dan Jasa BSM
a. Tabungan BSM
Merupakan tabungan dalam mata uang Rupiah yang penarikan dan
setorannya setiap saat selama jam kas dibuka di kantor BSM atau
melalui ATM.
b. BSM Tabungan Berencana
Tabungan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil berjenjang
serta kepastian pencapaian target dana yang telah ditetapkan.
c. BSM Tabungan Simpatik
Tabungan yang berdasarkan prinsip wadiah yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat yang disepakati.
d. BSM Tabungan Mabrur
Merupakan tabungan dalam mata uang Rupiah untuk membantu
pelaksanaan ibadah haji dan umrah.
e. BSM Tabungan Investa Cendekia
Tabungan berjangka untuk keperluan uang pendidikan dengan jumlah
setoran bulanan tetap (installment) dan dilengkapi dengan
perlindungan asuransi.
f. BSM Tabungan Kurban
Tabungan dalam mata uang Rupiah untuk membantu nasabah dalam
merencanakan ibadah kurban dan aqiqah yang pelaksanaanya bekerja
sama dengan Badan Amil Qurban
g. BSM Deposito
Merupakan investa berjangka waktu tertentu dalam mata uang Rupiah
yang dikelola berdasarkan prinsip mudhrabah mutlaqah.
32

h. BSM Giro
Sarana penyimpan dana dalam mata uang Rupiah untuk kemudahan
transaksi dengan pengelola berdsarkan prinsip wadiah yad dhmanah.
i. BSM Mobile Banking GPRS
Layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui mobile phone berbasis
GPRS.
j. BSM Card
Kartu yang dipergunakan untuk transaksi perbankan melalui ATM dan
mesin debet. (Electronic Data Capture).
k. BSM Net Baking
Merupakan layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui internet.
l. BSM Electronic Payroll (e-payroll)
Merupakan layanan administrasi pembayaran gaji karyawa suatu
instansi.
m.BSM Safe Deposit Box
Layanan penyimpanan benda berharga, dokumen dan lain-lain yang
ditempatkan diruangan yang dilengkapi dengan system pengamanan.

2. Produk pembiayaan BSM


a. BSM Warung Mikro
Merupakan bentuk pembiayaan untuk pengembangan usaha produktif
dengan memanfaatkan pembiayaan investasi dan modal kerja.
b. BSM Gadai Emas IB
Pembiayaan ini merupakan layanan untuk mendapatkan dana yang
akan dipergunakan untuk biaya konsumtif maupun produktif dengan
syarat harus menyertakan emas sebagai jaminannya.
c. BSM Talangan Haji
Pinjaman dana talangan dari pihak bank kepada nasabah khusus untuk
menutupi kekurangan dana, untuk memperoleh kelengkapan biaya
untuk melakukan kegiatan ibadah haji.
d. BSM Griya
Jenis fasilitas pembiayaan untuk kepemilikan rumah tinggal.
e. BSM Implan
Fasilitas pembiayaan konsumer kepada sejumlah karyawan (kolektif)
dengan rekomendasi perusahaan ataupun kopkar, dimana cara
pembayaran angsurannya dikoordinasi oleh perusahaan, koperasi
karyawan melalui pemotongan gaji secara langsung tiap bulannya.
33

f. BSM Modal Kerja


Merupakan fasilitas pembiayaan modal kerja yang diberikan kepada
nasabah untuk pembelian persediaan barang dari rekanan yang telah
menjalin kerjasama.
g. BSM Edukasi
Merupakan produk pembiayaan kepada calon pelajar dalam
mendapatkan dana pendidikan yang dibutuhkan.

3.2 Struktur Organisasi dan uraian tugas


1. Struktur organisasi PT.Bank Syariah Mandiri KC Sukabumi

Gambar 3.1
Struktur organisasi PT.BSM KC Sukabumi

Sumber : Bank Syariah Mandiri (2010)


34

2. Uraian Tugas (Job Description)


PT. Bank Syariah Mandiri KC Sukabumi memiliki pembagian tugas,
wewenang, dan tanggungjawab sesuai bagiannya masing-masing sebagai
berikut :
1. Kepala Cabang
a. Memastikan tercapainya target bisnis cabang yang telah ditetapkan
berikut unit kerja dibawah koordinasinya, meliputi: pendanaan,
pembiayaan, fee based, dan laba bersih baik secara kuantitatif maupun
kualitatif.
b. Memastikan kepatuhan, tingkat kesehatan dan prudentialitas seluruh
aktivitas cabang.
c. Memastikan pengendalian dan pembinaan cabang dan jaringan yang
ada di bawah koordinasinya.
d. Memastikan terlaksananya standar layanan nasabah di cabang dan
jaringan yang ada di bawahnya.
e. Memastikan pelaporan (intern dan ekstern) dilakukan secara akurat dan
tepat waktu.
2. Marketing Manager
a. Merumuskan strategi pemasaran cabang.
b. Memastikan tercapainya target pembiayaan cabang.
c. Memastikan tercapainya target pendanaan cabang.
d. Memastikan tercapainya target fee based income cabang.
e. Memastikan kelayakan nota analisa pembiayaan.
3. Account Officer
a. Mendapatkan calon nasabah pembiayaan yang prospektif.
b. Memastikan kelengkapan dokumen aplikasi pembiayaan.
c. Menindaklanjuti permohonan pembiayaan nasabah dalam bentuk NAP.
d. Memastikan persetujuan atau penolakan permohonan pembiayaan yang
diajukan.
4. Funding Officer
a. Memasarkan produk pendanaan, treasury dan haji sesuai strategi
pemasaran yang telah ditetapkan.
b. Memasarkan produk bancassurance (produk asuransi yang dipasarkan
oleh bank), produk investasi dan jasa non-bank lainnya.
c. Meningkatkan business relation antara bank dengan nasabah sesuai
dengan target yang ditetapkan.
d. Memutakhirkan dokumen dan data nasabah pendanaan sesuai kelolaan.
35

e. Memberikan pelayanan khusus dalam setiap interaksi dengan nasabah


prioritas.
5. Pelaksana Marketing Support (PMS)
a. Memastikan kelengkapan persyaratan penandatanganan akad dan
pencairan pembiayaan nasabah.
b. Mendokumentasikan current file
c. Menerbitkan surat peringatan pembayaran kewajiban nasabah
d. Membuat pengajuan BI/Bank/Trade Checking
e. Memantau pemenuhan dokumen TBO
6. Operation Manager (OM)
a. Memastikan terkendalinya biaya operasional cabang dengan efektif dan
efisien.
b. Memastikan transaksi harian operasional telah sesuai dengan ketentuan
dan SOP yang telah ditetapkan.
c. Memastikan terlaksananya standar layanan nasabah yang optimal di
kantor cabang.
d. Memastikan ketersediaan likuidasi cabang yang memadai.
e. Memastikan pelaksanaan seluruh kegiatan administrasi, dokumentasi
dan kearsipan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
7. Costumer Service
a. Memberikan informasi produk dan jasa BSM kepada nasabah.
b. Memproses permohonan pembukaan dan penutupan rekening
tabungan, giro dan deposito.
c. Memblokir kartu ATM nasabah sesuai permintaan nasabah.
d. Melayani permintaan buku Cek/Bilyet Giro, surat referensi bank/surat
keterangan bank dan sebagainya.
e. Mendistribusikan salinan rekening koran kepada nasabah
8. Teller
a. Melakukan transaksi tunai dan non tunai sesuai dengan ketentuan SOP.
b. Mengelola saldo kas Teller sesuai limit yang ditentukan.
c. Mengelola uang yang layak dan tidak layak edar/uang palsu.
d. Menjaga keamanan dan kerahasiaan kartu specimen tanda tangan.
e. Melakukan cash count akhir hari.
9. Pelaksana Admin Pembiayaan
a. Memastikan kelengkapan pemenuhan dokumen pembiayaan sebelum
fasilitas dicairkan berdasarkan prasyarat/syarat yang telah disepakati.
36

b. Memelihara dokumen pencairan dan dokumen legal pembiayaan


dengan tertib dan aman.
c. Memutakhirkan data-data nasabah dan persyaratan pembiayaan pasca
pencairan.
d. Menyediakan informasi data nasabah.
e. Memenuhi data dan informasi jaminan.
10. Pelaksana Domestic and Clearing (D&C)
a. Melaksanakan transaksi transfer keluar dan masuk sesuai dengan
ketentuan dan SOP yang berlaku.
b. Melaksanakan transaksi kliring keluar dan masuk sesuai dengan
ketentuan dan SOP yang berlaku.
c. Melaksanakan transaksi inkaso keluar dan masuk sesuai dengan
ketentuan dan SOP yang berlaku.
d. Melaksanakan transaksi domestik dan kliring lainnya (antara lain
payroll, payment point, pelimpahan trnsaksi valas) sesuai dengan
ketentuan dan SOP yang berlaku.
e. Memelihara administrasi dan dokumentasi seluruh transaksi.
11. Pelaksana SDI dan GA
a. Menatausahakan gaji pegawai, data lembur pegawai, dan fasilitas
pegawai lainnya.
b. Menatausahakan absensi harian pegawai (pagi dan sore hari), cuti
pegawai dan pemberian pinjaman kepada pegawai.
c. Melaksanakan proses administrasi kepegawaian ke kantor pusat.
d. Membuat proofing atas tiket-tiket KRR yang berada dalam
pengelolaannya yang berhubungan dengan personalia setiap akhir
bulan atau akhir periode.
e. Melaksanakan pengadaan dan pendistribusian sarana serta prasarana
kantor.

3.3 Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia adalah tenaga kerja, buruh, atau pegawai yang
mendukung organisasi atau perusahaan untuk melaksanakan seluruh
kegiatan operasionalnya. PT. Bank Syariah Mandiri saat ini mempekerjakan
pegawai sebanyak 98 orang untuk wilayah Sukabumi dengan tingkat
pendidikan minimal D3 untuk posisi organik dan non organik dan untuk non
organik seperti supir, satpam minimal SMA.
37

3.4 Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana bagi sebuah perusahaan merupakan hal yang
penting, karena hal tersebut sebagai penunjang bagi perusahaan agar
terlaksananya dengan baik suatu kegiatan operasional perusahaan atau Bank.
PT Bank Syariah Mandiri kantor Cabang Sukabumi berlokasi di Jl. R.E.
Martadinata No.38, Sukabumi Jawa Barat. Kantor Bank dibangun pada
tanggal 10 Oktober 2004. Saat ini kondisi bangunan gedung kantor keadaan
baik. PT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Sukabumi memiliki sarana dan
prasarana yang terdiri dari tiga lantai.
Untuk lantai pertama merupakan Banking hall dimana pusat terjadinya
kegiatan transaksi antar Bank dan nasabah. Terdiri dari unit Teller, Customer
Service dan Back Office di belakang unit Teller. Dan terdapat ruang hasanah
yaitu tempat untuk penyimpanan barang-barang atau sertifikat berharga milik
nasabah yang dijaminkan kepada pihak Bank dan terdapat satu toilet. Untuk
lantai dua terdiri dari ruang marketing yang di dalamnya terdiri dari ruang
kepala cabang, ruangan untuk meeting dan ruangan untuk para pegawai
marketing baik pembiayaan konsumtif dan produktif dan ruang warung mikro
yang di dalamnya terdiri dari unit gadai emas, dan unit warung mikro. Dan
terdapat satu toilet dan dua ruang tunggu untuk nasabah. Sedangkan untuk
lantai tiga terdapat mushola, satu tempat wudhu, pantry, satu toilet, dan
gudang.
Sedangkan prasarananya sendiri PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Sukabumi memiliki empat mobil dinas yang digunakan untuk kepala cabang
satu unit dan unit yang lain untuk kegiatan operasional Bank seperti
menghadiri rapat atau pertemuan antar Bank Mandiri Syariah, empat motor
dinas, satu mesin ATM yang terletak di depan Bank, satu mesin genset, satu
mesin antrian, dua writing desk, satu set sound system, mesin fax dan
fotocopy, mesin printer, mesin validasi, mesin penghitung uang, satu mesin
penghancur kertas, satu mesin encoder, mesin ultraviolet, komputer, laptop,
papan kurs, telepon, Air Conditioner (AC), kamera digital, kulkas, TV, CCTV,
toilet dan mushola.
Sarana dan prasarana ini dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan
dan memberikan pelayanan yang memuaskan untuk nasabah. Selain itu juga
dapat memberikan kenyamanan kepada para karyawan Bank tersebut dalam
melaksanakan tugasnya.
38

3.5 Uraian Singkat Kegiatan Magang


Penulis melaksanakan Praktek Kerja lapangan (PKL) di PT. Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Cicurug dan penulis melakukan
tinjauan di PT Bank Syariah Mandiri KC Sukabumi. Pada saat PKL penulis
ditempatkan dibagian back office dan diberikan tugas - tugas untuk
mengerjakan hal-hal sebagai berikut :
1. Minggu pertama, penulis melakukan filling berkas pembiayaan warung
mikro yang telah di setujui oleh Kepala Cabang dan telah di realisir
sekaligus telah melakukan akad pembiayaan, dan melakukan pengenalan
produk pembiayaan warung mikro. Melakukan administrasi kartu contoh
tanda tangan dan mengisi formulir pembukaan rekening nasabah yang
belum lengkap dan menyesuaikannya dengan KTP nasabah, apabila data
sudah lengkap kemudian mengfillingnya. Selanjutnya melakukan
administrasi produk pembiayaan talangan haji nasabah yang akan
dibatalkan dan melengkapi isi formulir talangan haji seperti nama nasabah,
no porsi dan jumlah pembiayaan nasabah.
2. Minggu kedua, melanjutkan administrasi produk pembiayaan talangan haji
yang dibatalkan, dan melakukan entry data pembiayaan nasabah warung
mikro dan konsumer dengan mendata jaminan nasabah yang diberikan
kepada Bank dan melihat kelengkapan jaminan seperti akat jual beli (AJB),
sertifikat hak milik (SHM), SP3, dan waarmeking. Dan selanjutnya
melakukan fotocopi jaminan nasabah yang akan dilelang karena nasabah
tidak mampu melakukan pembayaran angsuran pembiayaan dengan
kesepakatan pihak nasabah dan pihak Bank maka jaminan tersebut akan
dilelang dan diserahkan kepada Kantor Cabang. Dan melakukan scan
risalah pembiayaan konsumer yang akan diperpanjang karena perusahaan
masih mempunyai prospek usaha yang baik dengan persetujuan Kepala
Cabang.
3. Minggu ketiga, melakukan filling berkas general pembiayaan warung mikro,
yang sudah dicairkan atau direalisir dengan menuliskan nama nasabah
serta plafond pembiayaan. Dan mengfilling berkas jaminan nasabah
warung mikro, konsumer dan talangan haji yang ditempatkan sesuai filling
cabinet masing-masing pembiayaan.
4. Minggu keempat, melakukan print tiket debet pemindahbukuan, menginput
biaya-biaya yang dikeluarkan Bank sehubungan untuk operasional Bank
yang dilaporkan setiap akhir bulan. Dan melakukan scan jaminan
39

pembiayaan nasabah komersil untuk mempermudah pihak Bank dalam


mencari data jaminan nasabah.
5. Minggu kelima, melakukan fotocopi pengeluaran Back Office untuk
dilaporkan pada akhir bulan, melakukan pengisian slip setoran tunai
nasabah pembiayaan produktif dengan disesuaikan data dari pihak Bank
dan KTP nasabah lalu disetorkan kepada teller sebagai bentuk kontra
jaminan yang diberikan nasabah kepada pihak Bank. Melakukan entry data
nasabah yang akan melakukan akad dengan mengubah nomor surat, nama
nasabah dan tanggal untuk melakukan akad yang telah ditentukan oleh
pihak Bank.

3.6 Perbandingan Teori dan Praktek


3.6.1 Persyaratan Pengajuan Bank Garansi di BSM KC Sukabumi
Dalam pengajuan bank garansi di Bank Syariah Mandiri, persyaratan yang
perlu dilampirkan oleh nasabah yang akan mengajukan permohonan
penerbitan bank garansi bagi nasabah perorangan atau badan usaha adalah
sebagai berikut :
1. Surat Permohonan Bank Garansi
2. Identitas nasabah atau profil perusahaan, seperti :
1) KTP
2) KK, Surat Nikah bagi nasabah perorangan
3) NPWP perusahaan atau perorangan
4) Surat Ijin Usaha (SIU Perdagangan/SIU Jasa Kontraktor dll)
5) TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
6) Akta Pendirian Perusahaan
7) Surat Ijin Domisili
8) Fotokopi IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
9) Pengesahan Departemen Kehakiman dan HAM
10) TBNRI (Tambahan Berita Negara RI)
11) Laporan keuangan (Neraca dan Laporan Laba Rugi 2 tahun terakhir)
3. Selain persyartan tersebut nasabah perlu melampirkan untuk jenis bank
garansi yang diterbitkan
1. Bank garansi untuk distributor/keagenan melampirkan surat
penunjukkan sebagai distributor/agen
2. Bank garansi untuk mendapatka uang muka, pelaksanaan pekerjaan,
bank garansi untuk mendapatkan sisa uang kontrak melampirkan surat
kontrak pembrongan
40

3. Dan untuk bank garansi pembelian melampirkan surat perjanjian jual


beli atau surat perjanjian sewa beli.

3.6.2 Skema Prosedur Pengajuan Bank Garansi di Bank Syariah


Mandiri
Prosedur pengajuan bank garansi dimulai dari nasabah mengajukan
permohonan penerbitan bank garansi sampai diterbitkannya bank garansi.
Skema prosedur pengajuan bank garansi dapat dilihat pada gambar 3.2.
Berikut ini keterangan gambar 3.2 :
Penjelasan skema pengajuan bank garansi
1. Nasabah mendatangi kantor PT. Bank Syariah Mandiri KC Sukabumi,
kemudian menemui bagian marketing pembiayaan produktif, dan nasabah
mendapatkan langsung informasi yang diperlukan mengenai Bank garansi
serta persyaratan apa saja yang dibutuhkan untuk pengajuan bank
garansi.
2. Kemudian nasabah mengajukan permohonan penerbitan bank garansi
dengan melampirkan persyaratan yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Bagian marketing akan melakukan investigasi melalui Trade/BI Checking,
dan melakukan analisa dokumen apakah dokumen yang telah dilampirkan
oleh nasabah sudah sesuai persyaratan atau belum dan dapat dianalisa
berdasarkan analisa 5C dan analisa terhadap kontrak.
4. Selanjutnya apabila hasil investigasi menghasilkan keputusan yang baik
berkas pengajuan tersebut sudah memenuhi persyaratan. Maka akan
dibuatkan nota analisa pembiayaan, nota analisa pembiayaan merupakan
media untuk menyesuaikan persyaratan yang dilampirkan dan
menganalisanya dari berbagai aspek seperti analisa aspek yuridis dan
analisa aspek jaminan. Apabila pihak marketing telah menganalisanya dan
telah dibuatkan nota analisa, maka nota analisa tersebut akan diserahkan
kepada komite selaku pemutus pembiyaan.
5. Kemudian komite akan memberikan keputusan, apabila keputusan disetujui
maka akan dibuatkan dan dijadwalkan untuk melakukan akad. Akad
tersebut memuat jaminan kesepakatan antara pihak bank dengan pihak
yang dijamin (nasabah) dan dilengkapi dengan persaksian pihak penerima
jaminan. Apabila akad telah disetujui kedua belah pihak dan telah
ditandatangani sekaligus pengikatan kontra jaminan yaitu dengan cara
memblokir rekening nasabah pemohon atau dengan menyerahkan sertifikat
kepemilikan aktiva tetap nasabah dan telah membayar biaya-biaya yang
41

timbul dari penerbitan bank garansi pada saat pengikatan akad, apabila
semuanya telah selesai maka bank garansi diterbitkan.
Berikut ini lampiran skema prosedur pengajuan bank garansi pada PT Bank
Syariah Mandiri KC Sukabumi :
42

Nasabah

Pembiayaan
Produktif

Pengajuan Bank Garansi


dengan Melampirkan
Persyaratan

Investigasi

Pembuatan Nota Analisa


Pembiayaan

Keputusan
Komite Tolak

Setuju

Akad

Bank Garansi
Diterbitkan

Diterbitkan

Gambar 3.2
Skema Pengajuan Bank Garansi di BSM KC Sukabumi
43

3.6.3 Kendala yang muncul dalam Pengajuan Bank Garansi di BSM KC


Sukabumi serta upaya untuk mengatasi kendala dalam
pengajuan Bank Garansi
Adapun kendala yang muncul dalam pengajuan bank garansi di BSM
KC Sukabumi seperti kendala dalam pengajuan bank garansi diperlukan
persetujuan dari kantor pusat apabila kontra jaminan yang diberikan nasabah
kurang dari 100% dan kontra jaminan dijamin oleh fixed asset, sesuai dengan
standar Prosedur Operasional Bank, maka diperlukan persetujuan Kantor
Pusat. Cabang akan mengajukan aplikasi ke Kantor Pusat Divisi Pembiayaan,
sehingga proses penerbitan membutuhkan waktu. Upaya yang dilakukan
pihak Bank Syariah Mandiri KC Sukabumi karena sudah menjadi standar
prosedur operasional, maka pihak bank segera melengkapi dokumen nasabah
yang belum lengkap agar segera dilengkapi oleh nasabah dan pihak bank
dapat segera melakukan investigasi, dari hasil investigasi tersebut akan
dilimpahkan kepada Kantor Pusat dan dapat langsung di review sehingga
keputusan persetujuan penerbitan dari Kantor Pusat dapat langsung diproses
oleh pihak bank.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan maka penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut:
1. Prosedur pengajuan Bank garansi di BSM KC Sukabumi sudah baik.
Pelaksanakan prosedur sudah sesuai dengan Standar Prosedur Operasional
Bank.
2. Persyaratan untuk mengajukan permohonan penerbitan Bank garansi
secara umum sama halnya seperti mengajukan pembiayaan, yang
membedakannya hanya lampiran persyaratan yang perlu dilampirkan oleh
nasabah sehubungan dengan jenis bank garansi yang akan diterbitkan.
3. Kendala yang dihadapi dalam pengajuan bank garansi diperlukan
persetujuan penerbitan dari Kantor Pusat apabila kontra jaminan kurang
dari 100% dan dijamin oleh fixed assets maka aplikasi pengajuan
dilimpahakan ke Kantor Pusat.

4.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas untuk prosedur pengajuan bank garansi
di PT. Bank Syariah Mandiri KC Sukabumi sudah baik, karena sudah mengikuti
ketentuan yang berlaku. Sehingga harus dipertahankan dan perlu
ditingkatkan.

44
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahman Wahid. 2012. Manajemen Penggunaan Dana/Alokasi Dana.


http://abdulrahmanwahid.blogspot.com.

Budisantoso, Totok. Nuritomo. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan. Edisi


Ketiga. Jakarta : Salemba Empat.

Kasmir. 2008. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Muhammad. 2011. Manajeman Bank Syariah. Yogyakarta : UPP. STIM YKPN.

Narko. 2004. Sistem Akutansi. Yogyakarta : UPP. STIM YKPN.

PT. Bank Syariah Mandiri et al., 2010. Transaksi Jasa-jasa. Sukabumi.

Samuel Soemantri SE., MM et al., 2014. Diktat Praktek Manajemen


Perkreditan. Bogor: STIE Kesatuan Bogor

Sebikm. 2014. Bank garansi-syariah. http://sebikm.wordpress.com

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan. 2011. Panduan Penulisan Tugas Akhir
Manajemen. Bogor: STIE Kesatuan Bogor.

Susilo, Y Sri, dkk. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba
Empat

Thomas, Suyatno. 2007. Kelembagaan Perbankan. Jakarta : PT Gramedia


Pustaka Utama.

Tony, 2015. Bank Garansi. http://tonybestthinker.blogspot.com

Widya, Retno Sarly.2013. “Prosedur Pengajuan Garansi Bank Untuk Jaminan


Pelaksana”. Bogor : STIE Kesatuan Bogor.

www.SyariahMandiri.co.id

Pamungkas, B. and Iriyadi, I., 2007. Analisa Atas Pelaksanaan Audit Mutu
Internal Untuk Mengevaluasi Efektifitas Penerapan Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001: 2000 Studi kasus pada PT. Murni Cahaya Pratama.
Jurnal Ilmiah Kesatuan (JIK), 9(2).
Pamungkas, B., 2008. Akuntabilitas Instansi Pemerintah, Survei Pada
Pemerintah Dati II DI Yogyakarta.
Djanegara, M.S., Nurruzzaman, M. and Kesatuan, D.T.A.M., 2006. ANALISIS
NET WORKING CAPITAL DENGAN METODE DAYS OF INVENTORY DAN
DAYS OF ACCOUNT RECEIVABLE. Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor,
8(19), p.1.
Djanegara, H.M.S. and Rosita, S.I., 2008. Evaluasi Penerapan Akuntansi
Imbalan Kerja Dalam Kaitannya Dengan Penyajian Laporan Keuangan
Studi Kasus pada PT. Astra Agro Lestari. Jurnal Ilmiah Kesatuan
Nomor, 10(75), p.2.
Herawan, C., Pramiudi, U. and Edison, E., 2013. Penerapan Metode Economic
Order Quantity Dalam Mewujudkan Efisiensi Biaya Persediaan. Jurnal
Ilmiah Akuntansi Kesatuan, 1(3).
Triandi, T. and Prabowo, A., 2008. Penerapan Data Base Persediaan Dan Data
Pasien Berbasis Microsoft Access Dalam Rangka Meningkatkan Efisiensi
Operasi Pada Puskesmas Sukaharja. Jurnal Ilmiah Kesatuan (JIK),
10(1), pp.47-54.
Muktiadji, N. and Tjandrawan, D.I., 2014. Pengaruh Growth EBit Terhadap
Intrinsic Value Dan Price Earning Ratio. Ilmiah Manajemen Bisnis.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai