Anda di halaman 1dari 15

KARYA ILMIAH

UPAYA MENINGKATKAN BELAJAR SISWA PADA KONSEP


PENGUKURAN MELALUI PENDEKAAN SAINTIFIK DAN MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Mina Helnayadi (016261611)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Upaya Meningkatkan Belajar Siswa Pada Konsep pengukuran
Melalui Pendekatan Saintifik Dan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) Kelas VII A SMPN 1 Cimahi Kuningan.”. Penelitian ini dilakukan
berdasarkan pengalaman peneliti, pada tahun pelajaran sebelumnya ditemukan satu
kelas yang prestasi belajarnya rendah dibandingkan dengan kelas yang lain. hanya
49% siswa yang nilai ulangan hariannya mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) sebesar 65. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran belum tuntas, oleh
karena itu peneliti berusaha meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran
Fisika. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Subyek penelitian adalah siswa kelas VII A dengan jumlah siswa 33. Berdasarkan
hasil penelitian tindakan dengan menggunakan model Problem Base Learning,
diperoleh bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan, ditunjukkan dengan
meningkatnya jumlah nilai rata-rata siswa yang mencapai sebesar 70,31 pada siklus I,
kemudian meningkat menjadi 73,44 pada siklus II , Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa upaya peningkatan prestasi belajar dalam pembelajaran Fisika
melalui model pembelajaran Problem Based Learning telah tercapai.

Kata Kunci : Problem Based Learning, Prestasi Belajar, PTK

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelajaran IPAterutama fisika merupakan pelajaran yang dianggap sulit bagi
siswa karena pelajaran ini memerlukan pemikiran ,pemahaman, penguasaan konsep
konsep atau kaidah kaidah,ketrampilan bereksperimen ,penggunaan alat serta
penerapan atau aplikasi ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pelajaran IPA siswa merasa kesulitan dalam melakukan penyelidikan
terhadap benda- benda disekitar,bagaimana melakukan pengamatan (observasi)
bagaimana melakukan pengukuran ,bagaimana memebaca hasil ukur, dengan besaran
apa suatubenda diukur dan dengan satuan apa ia gunakan dalam melakukan
pengukuran dan bagaimana mengkonversikan satuan baik dalam sistim CGS(Centi
Meter Gram Sekon)maupun dalam sistim MKS(Meter Kilogram Sekon).
Mengukur merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur
dengan besaran sejenis yang dipakai sebagai satuan anak masing bingung
mengartikan besaran dan satuan tertama bagi kelas VII SMP ,juga masih belum
paham menggunakan alat ukur seperti jangka sorong, micrometer sekrup,gelasukur
meteran, neraca,dan cara membaca hasil pengukuran.dan juga mengkoversikan satuan
ke satuan yang lain.
1. Identifikasi Masalah
Setelah proses pembelajaran Bab I selesai mengenai objek IPA dan
pengamatannya kemudian diadakan tes ter nyata hasil tes awal ini nilai anak rata-rata
dibawah 50 ,berdasarkan hasil evaluasi maka penulis merasa perlu diadakan
penelitian mengapa banyak siswa kesulitan dalam menjawab pertanyaan tes
mengenai objek Ipa dan pengamatannya yang berkaitan dengan pengkuran.
2. Analisis Masalah
Setelah melakukan refleksi dan berdiskusi dengan teman sejawat kami
menganalisis banyak siswa tidak menguasai konsep pengkuran ,pengertian besaran

2
pengertian satuan cara membaca hasil ukur dan keterampilan menggunakan alat
.kami menganalisa hal tersebut disebabkan oleh :
1) Model pembelajaran yang digunakan kurang menarik minat belajar siswa seperti
siswa mencari sendiri hasil temuan terhadap pengukuran (Discovery Learning).
2) Siswa kurang dilibatkan dilatih cara memecahkan masalah yang berkaitan
dengan pengukuran .
3) Siswa masih asing dengan penggunaan daripada alat ukur
4) Siswa belum bisa mengkonversikan satuan terutama yang berkaitan dengan
perhitungan,walaupun dengan metoda diskusi.
3. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah
Indikator yang hars ditempuh,metoda yang digunakan,model pembelajaran,
dan pendekatanmesti 5m (mengamati, menanya, mengasosiasikan, mengumpulkan
informasi, mempresentasikan)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang yang telah dikemukakan diatas maka masalah
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
Bagaimana penggunaan pendekatan saintifik dan model pembelajaran
Discovery Learning pada pelajaran objek IPA dan pengamatannya yang meliputi
topik penyelidikan IPA, pengamatan terhadap teman ,memprediksi .(menghipotesa)
dan menguji prediksi (hipotesa) dapat meningkatkan hasil belajar siswa .
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai :
1. Metode yang harus diterapkan dalam mempelajari topic pengukuran sebagai
bagian dari pengamaatan.
2. Model pembelajaran serta pendekatan yang digunakan .,serta strategi dan
bimbingan yang bagaimana yang harus dilakukan guru supaya materi bisa
dikuasai siswa dengan baik dalam hasil evaluasi baik nilai sikap pengetahuan
dan keterampilan.

3
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapat dari hasil penelitian ini :
1. Guru dapat memperbaiki langkah langkah pembelajaran ,pendekatan , strategi
dan model pembelajaran serta metode yang digunakan.
2. Siswa mampu memahami konsep pengukuran dengan mengguinakan metode
diskusi dan eksperimen .
3. Siswa mampu menggunakan alat ukur dan bisa membaca hasil ukur.
4. Siswa bisa mengaplikasikan pengukuran terhadap benda benda yang
bentuknya tidak beraturan,seperti menghitung volume batu.
5. Siswa dapat mongkonversikan satuan ke satuan yang lain dalam bentuk
hitungan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pendekakatan Saintifik
Untuk terlaksananya laporan PKP penulis menggunakan berbagai buku sumber
dan informasi pengetahuan disamping ide- ide serta pemikiran sendiri dan karunia
ALLAH YANG MAHA BESAR yeng telah memberikan segalanya kepada kita
semua .,termasuk kesehatan ,pemikiran ,serta nikmat keimanan,serta usaha atas iman
yang merupakan nikmat yang paling besar bagi penulis ,
Sehubungan dengan diberlakukannya Kurikulm 2013 maka kami penulis
banyak mengambil pemikiran dan ide - ide dari hasil hasil pelatihan
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 yang telah dilaksanakan beberapa waktu
yang lalu (Juni 2013) dimana didalam pembelajaran harus menerapkan pendekatan
saintifik yang bercirikan 5M Lima pengalaman belajar pokok yaitu 1 .Mengamati,
2Menanya, 3Mengumpulkan informasi,4 Mengasosiasikan,, 5 Mengkomunikasikan
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu
Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan

4
sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses
kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan
induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductive
reasoning).
Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik
simpulan yang spesifik.Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau
situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan.Sejatinya,
penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang
lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian
spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode
ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa
fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan
memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode
pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat
diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang
spesifik.Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas
pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data,
menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.(Modul implementasi
kurikulum 2013).
Model pembelajaran yang kami gunakan adalah model pembelajaran
Discovery Learning pada siklus 1dan pada siklus 2 Problem Based Learning.
Discovery mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem
Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery
Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang
sebelumnya tidak diketahui, masalah yang diperhadapkan kepada peserta didik
semacam masalah yang direkayasa oleh guru. Sedangkan pada inkuiri masalahnya
bukan hasil rekayasa, sehingga peserta didik harus mengerahkan seluruh pikiran dan
keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui
proses penelitian, sedangkan Problem Solving lebih memberi tekanan pada

5
kemampuan menyelesaikan masalah. Pada Discovery Learning materi yang
akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi peserta didik
didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan
mencari informasi sendiri kemudian mengorgansasi atau membentuk (konstruktif)
apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir.
Penggunaan Discovery Learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif
menjadi aktif dan kreatif, Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student
oriented. Merubah modus Ekspository peserta didik hanya menerima informasi
secara keseluruhan dari guru ke modus Discovery peserta didik menemukan
informasisendiri.
Model pembelajaran PBL( problem based learning) Pada siklus II dari PBL
ini adalah Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah modelpembelajaran
yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk
belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik
bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world).
Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu modelpembelajaran yang
menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara
berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.Masalah yang
diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu pada
pembelajaran yang dimaksud.Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum
peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah
yang harus dipecahkan.
Ada lima strategi dalam menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
(PBL) yaitu:
1) Permasalahan sebagai kajian.
2) Permasalahan sebagai penjajakan pemahaman
3) Permasalahan sebagai contoh
4) Permasalahan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses

6
5) Permasalahan sebagai stimulus aktivitas autentik
B. Penelitian Tindakan Kelas
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas.
Penelitian tindakan kelas (PTK) dapat diartikan suatu tindakan yang dilakukan
oleh guru untuk meningkatkan mengajarnya sendiri atau koleganya, dan untuk
menguji asumsi teori pendidikan dalam praktek (Hopkins, 1993).
Dalam penelitian tindakan kelas ini guru tidak eksklusif mengajarnya “ bahwa
melalui penelitian tindakan kelas guru melihat secara kritis kelas mereka sendiri
untuk tujuan memperbaiki mengajarnya dan kualitas pendidikan di sekolahnya “
(Hopkins,1993).
2. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas
a. Pekerjaan utama guru adalah mengakar dan apapun metoda penelitiannya
seharusnya tidak mengganggu komitmen mengajarnya.
b. Metods pengumpulan dat yang digunakan tidak terlalu menuntut waktu bagi
guru.
c. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable yang memungkinkan guru
merumuskan hipotesa dengan meyakinkan dan mengembangkan strategi yang
dapat diterapkan pada situasi di kelasnya.
d. Masalah penelitian yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan
masalah yang guru sendiri memiliki komitmen terhadapnya.
e. Kebutuhan guru untuk menaruh perhatian terhadap prosedur etik disekitar
pekerjaannya.
f. Sejauh mungkin penelitian kelas mengadopsi “ Clssroom exceeding “.
g. Prespective maksudnya adalah bahwa semua anggota komunitas sekolah
secara aktif mrembangun dan memiliki visi yang sama terhadap tujuan utama
mereka. Guru bekerja sama dalam penelitian tindakan kelas meningkatkan
focus terhadap pioritas sekolah secara keseluruhan.

7
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu
Kegiatan Perbaikan Pembelajaran dilaksanakan di kelas VII A SMP Negeri 1
Cimahi Kuningan Jawa Barat dimulai tanggal 17 September 2014 sampai 8 Oktober
2014.
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
No Tanggal Pelaksanaan Jenis Kegiatan Materi Pembelajaran Ket
1 17 September 2014 Siklus 1 IPA
2 O8 Oktober 2014 Siklus 2 Pengukuran
Dalam melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran, peneliti dibantu oleh
supervisor 2 yaitu saudara Kartini, S.Pd.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur perbaikan penelitian ini sesuai dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus dibagi menjadi 4 tahap, yaitu :
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
a. Siklus 1
1. Perencanaan
Dalam melaksanakan perencanaan penulis mengidentifikasi dan merumuskan
masalah, penulis berkonsultasi dengan supervisor 2 dan teman sejawat dalam
pemecahan masalah yang tepat sampai tujuan pembelajaran yang diharapkan dapt
tercapai dengan maksimal. Kemudian penulis merancang perbaikan pembelajaran
dan menyusun lembar observasi sebagai panduan teman sejawat dalam
mengobservasi pelaksanaan pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 yang dilakukan oleh peneliti di
kelas VII A yaitu pada hari rabu pada jam ke 2 tanggal 17 September 2014
dibantu oleh supervisor 2 sebagai penilai 1 dan model pembelajaran yang

8
digunakan adalah pembelajaran base learning. Langkah-langkah pembelajaran
yang dilakukan adalah sebagai berikut : mengkondisikan kelas, menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan, memberi materi pembelajaran
kepada perserta didik sesuai dengan kurikulum 13 yang mana dalam kurikulum
13 tersebut terdapat lima langkah yang harus dilaksanakan yaitu : Mengamati,
Menanya, Mencoba, Mengasosiasi, Mengkomunikasi, menutup pembelajaran
dengan memberi kesimpulan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3. Pengamatan
Data hasil pelaksanaan siklus 1 didapat setelah pembelajaran dan dianalisis
hasil evaluasi dengan aspek yang diamati berupa nilai rata-rata siswa.
4. Refleksi
Setelah melakukan tahap pembelajaran peneliti melakukan refleksi yang
bertujuan untuk mengetahui tindakan perbaikan apa yang harus dilakukan untuk
mengatasi pembelajaran pada siklus 1 .Selama proses pembelajaran berlangsung
diperoleh temuan-temuan misalnya informasi yang diperoleh siswa sedikit dan
minim dikarenakan pada saat awal siswa kurang aktif mengeluarkan pendapat,
sehingga siswa kurang bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, jadi berpaku
kepada salah seorang.Kendala yang dihadapai yaitu permasalahan prestasi belajar
siswa yang belum menunjukkan ketuntasan, khusunya pada aspek nilai rata-rata
yang masih rendah walaupun nilai rata-rata pada siklus 1 lebih baik dibandingkan
nilai pada saat pra siklus.
b. Siklus 2
1. Perencanaan
Berdasarkan temuan pada siklus 1 dan hasil belajar peserta didik dengan
supervisor 2 dan teman sejawat penulis merencanakan perbaikan pembelajaran
pada siklus 2 atas dasar observasi pada siklus 1. Hasil pembelajaran perlu
melakukan perbaikan karena nilai rata-rata siswa masih berada di bawah nilai
KKM yang diharapkan. Adapun fokus perbaikan pembelajaran yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut :

9
 Penguasaan materi tentang pengukuran
 Peningkatan nilai rata-rata atau hasil belajar siswa pada materi pengukuran.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2 dilaksanakan setelah
melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus 1, yaitu hari rabu tanggal 8 Oktober
2014. Adapun pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam pembuka, mengawali
pembelajaran dengan berdo’a, dan memeriksa kehadiran siswa (presensi),
kebersi
b. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
d. Memberi materi pembelajaran kepada peserta didik
e. Guru meminta siswa berpikir dan mengerjakan tugas perorangan
danselanjutnya meminta berpasangan dengan teman sebangku untuk
mendiskusikan data yang diperoleh dan jawaban dari pertanyaan yang ada
pada LKS.
f. Siswa menempelkan hasil diskusi kelompoknya, melaporkan hasil analisis
LKS dan mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas dan kelompok lain
dari tiap pasangannya menanggapi hasil diskusi sehingga terjadi tanya jawab.
g. Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian) kepada pasangan siswa
(kelompok) yang berperilaku dan berkinerja baik.
h. Peserta didik bersama guru membuat rangkuman hasil kegiatan
pembelajaran dan menyimpulkan pembelajaran tentang pengukuran
i. Peserta didik menjawab kuis tentang pengukuran.
j. Guru memberikan tugas.
k. Guru menyampaikan materi untuk pertemuan berikutnya dan menutup
pembelajaran dengan mengucapkan hamdalah.

10
3. Pengumpulan Data
Setelah melaksanaan siklus 2 didapat hasil evaluasi pembelajaran dan
dianalisis mendapatka nilai rata-rata siswa.
4. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus 2 diperoleh
hasil refleksi sebagai berikut : peserta didik berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran, hasil evaluasi peserta didik sudah cukup baik, terlihat dari
tercapainya nilai rata-rata diatas nilai KKM.
C. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah dari hasil tes evaluasi perbaikan
pembelajaran tiap siklus, yang ditentukan berdasarkan nilai rata-rata dari peserta
didik. Untuk menentukan penilaian rata-rata dapat dengan mudah dilakukan dengan
cara menggunakan rumus:
Jumlah nilai keseluruhan
NR=
Jumla h Siswa
Menghitung penilaian untuk menentukan presentasi dapat dengan mudah
dilakukan dengan cara menggunakan rumus:
Jumlah nilai keseluruhan
NR= x 100 %
Jumla h Siswa

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian dan Perbaikan Pembelajaran
Hasil pada prestasi belajar siswa pada saat pra siklus pada materi pengukuran
besaran fisika menunjukan hasil yang kurang optimal, setelah adanya perbaikan
pembelajaran terjadi peningkatan nilai rata-rata serta motivasi siswa pada
pembelajaran pengukuran melalui bimbingan yang dilakukan guru dengan
menerapkan metoda saintifik yang mempunyai karakter 5 M (mengamati, menanya,
mencoba, mengasosiasi dan mengkomunikasi)dan metoda diskusi, eksperimen serta

11
model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) terjadi peningkatan nilai rata-
rata pada setiap siklusnya. Hasil rekap nilai untuk tiap siklus dapat dilihat pada table
dibawah ini.
Tabel 4.1 Rekap Nilai Hasil Belajar Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
PRASIKLU
NO NAMA SISWA SIKLUS I SIKLUS II
S
1 ADE ALFIAN 20 70 80
2 ADI ANDALAS 30 70 80
3 ALI MAULANA 30 80 80
AMELIA AYU 40
4
LARASWATI 80 80
5 ASEP IRAWAN 40 60 90
6 CARSUDIN 30 80 80
7 CITAMARA 40  80 80
CITRA 30
8
CAHYANTIKA 60 60
9 DENI 30 70 90
DINA 20
10
RISMAYANTI 60 80
DINAR 20
11
KHAIRUNNISA 80 80
12 EEN JUHENI 50 80 80
ELSA BERNAFIA 40
13
SYAFITRI 70 80

HERLINDA 20
14
SEPTRIANI 60 60
JOHAN BADRU 40
15
JAMAN 60 60
16 KIKI AFRIANSYAH 50 60 80
17 KRISNA MUKTI 30 80 80
18 KURNAEDI 10 40 70
MOCHAMMAD 40
19 WISNU
HIDAYATULLAH 70 80
MUHAMAD 20
20
RAMDANI 60 60
NUR 20 
21
FITRIANINGSIH 70 70

12
PRASIKLU
NO NAMA SISWA SIKLUS I SIKLUS II
S
NUR TRIA 40
22
JUNINGSIH 60 60
23 NURBAKTI 10 40 60
24 RATNA KOMALA 30 80 80
25 KARHIDI 20  70  70 
26 RUSWANTO 20  70  70 
SANDRA SRI 60
27
RAHAYU 60 70
28 SRI MAELANI 10 50 60
29 TONI HARYONO 20 60 70
30 TRIO 20  70  70 
31 TRIPAM DRIANA 30 80 80
WINA INDRI 40
32
YANTI 80 90
33 YANTI 30 60 60
Rata-rata 26,66 70,31 73,44

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
PRA SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2

Gambar 4.1
Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

13
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dari data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari prasiklus,
siklus pertama, dan siklus kedua menunjukan peningkatan prestasi hasil belajar.
Kegiatan perbaikan pembelajaran pada awal pembelajaran maka diperoleh temuan
bahwa prestasi belajar siswa di kelas VII A di SMP Negeri 1 Cimahi Kuningan
untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi pengukuran dikatakan
belum berhasil karena beberapa faktor yaitu metode yang diharapkan belum sesuai
sehingga mengakibatkan siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran. Pada
kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II, hasil prestasi siswa sudah
mengalami peningkatant, hal ini dapat dilihat dari grafik dan hasil siswa dalam proses
pembelajaran dan hasil evaluasi yang meningkat.
Peningkatan nilai rata-rata dari pra siklus ke siklus 1 sebesar 43 % dan dari siklus
1 ke sikus II terjadi peningkatan sebesar 3% terjadinya peningkatan dari pra siklus ke
siklus 1 begitu besar karena peserta didik merasakan adanya perbaikan pembelajaran
yang sangat segnifikan karena dilaksanakannya metoda Saintifik (Kurikulum 13).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dengan penggunaan metode pendekatan Saintifik (Kurikulum 13) pada
pembelajaran Fisika bisa meningkatkan prestasi belajar siswa pada kelas VII A SMP
N I Cimahi Kuningan pada materi pengukuran besaran fisika, hal tersebut terbukti
dengan adanya peningkatan prestasi belajar siswa pada aspek kognitif terlihat dengan
adanya peningkatan nilai kognitif siswa pada nilai rata-rata siswa dari nilai 26,66
pada pra siklus bertambah menjadi 70,31 pada siklus I dan kembali bertambah
menjadi 73,44 pada siklus II.
Dengan melihat hasil data diatas, maka Metoda Pendekatan Saintifik dan
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VII A SMP N I Cimahi Kuningan pada konsep Pengukuran.

14
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan kesimpulan diatas upaya perbaikan pembelajaransebaiknya
memperhatikan hal – halsebagai berikut:
1. Guru harus bisa mengkondisikan belajar siswa sehingga siswa tenang dalam
belajar tidak rebut.
2. Guru harus bisa menerapkan dan memilih metode yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
3. Guru harus bisa menerapkan berbagai model pembelajaran dengan topic
pembelajaran yang sesuai.
4. Guru harus bisa membimbing siswa dalam belajar .
5. Guru harus menguasai materi yang akan diajarkan kepada peserta didik.
6. Sebaiknya guru melakkan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk
menunjang keberhasilan dalam ( kbm) kegiatan belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas (2006), Tim Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan. Jakarta
Putra Winata S Udin (2008),Teori belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas
Terbuka
Supeno, dkk (2008), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Fisika. Jakarta :
Universitas Terbuka
Tim FKIP (2001), Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas
Terbuka
Wardani, I.G.K (2011),Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka: Jakarta
http://mathishappy.wordpress.com/metode-pembelajaran/metode-percobaan-experimental-
method/

15

Anda mungkin juga menyukai