Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Michael Siburian

NIM : B1201010
TUGAS : Farmakologi dan Toksikologi (Tugas materi 3).

Soal
1.Sebutkan dan jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi pada metabolisme dan ekskresi
2. Apakah yang dimaksud dengan induksi dan inhibisi enzim? Sebutkan obat-obat yang dapat
bertindak sebagai inductor dan inhibitor enzim metabolisme
3. Apakah yang dimaksud dengan half life? dan sebutkan fungsi mengetahui plasma half life!

Jawab

1. A. Faktor-faktor yang mempengaruhi pada Metabolisme :


1.Konsentrasi obat
•Kecepatan biotransformasi bertambah bila konsentrasi obat meningkat.
•Jika konsentrasi obat berada pd titik tertinggi maka semua molekul enzim yg mengkatalisis
biotransformasi ditempati terus-menerus oleh molekul obat sehingga kecepatan biotransformasi
menjadi konstan.
2. Fungsi hati
•Gangguan fungsi hati, biotransformasi dapat menjadi lebih cepat / lebih lambat sehingga efek
obat lebih lemah / lebih kuat dari yang diharapkan.
3. Usia
- Bayi baru lahir (neonati), semua enzim hati belum terbentuk sempurna → biotransformasi lebih
lambat (terutama pembentukan glukuronida).
• adapula obat yg metabolismenya > cepat pada anak daripada orang dewasa, shg dosisnya
dinaikkan seperlunya berdasarkan ukuran kadar plasma.Contohnya adalah fenitoin (antiepileptic),
fenobarbital,karbamazepin, valproat, etosuksimid.
• lansia / geriatric kemunduran pada banyak proses fisiologi (fungsi ginjal, filtrasi glomeruli,
jumlah total air tubuh & albumin serum <<<, enzim hepatic <<<) shg menyebabkan terhambatnya
biotransformasi sehingga berefek kumulasi dan keracunan.Contohnya : digoxin, propranolol,
fenilbutazon , kecuali fenitoin yang dimetabolisme lebih cepat shg efeknya singkat.
4. variasi genetic
a. asetilasi (fs. II , reaksi pembentukan amida)
- INH
- prokainamid
- sulfonamide
- dapson
b. oksidasi (hidroxilasi) (fs. I)
- debrisoquin / debrisokina
• asetilator : - cepat : orang kulit putih (Eskimo, jepang), - lambat : orang kulit hitam
-Contohnya :
• pemberian INH / isoniazid
• toksisitas obat / INH pada fenotipe asetilator :
• INH → neuropati perifer → asetilator lambat
• INH → kerusakan hepar → asetilator cepat

5. Penggunaan obat lain


- Induksi enzim : bila obat lipofil menstimulir pembentukan dan aktifitas enzim hati/mikrosomal,
maka biotransformasi & ekskresi obat lainnya dipercepat sehingga durasi & efeknya dipersingkat.
- Contoh interaksi inductor adalah (rifampisin, griseofulvin, terbinavin, fenobarbital, fenitoin,
karbamazepin, pirimidon) vs pil anti hamil. Terjadi kegagalan pil KB sehingga kadar estrogen
harian ditingkatkan >±50 mikrogram.
- Inhibisi enzim : obat yg dapat menghambat / menginaktifkan kerja enzim hati.
-Contoh Inhibitor adalah simetidin, clotrimazol, mikonazol, ketokonazol, ekonazol, alkohol,
eritromisin, jus grape fruit, flavonoid (dalam the, bawang putih, sayur, apel, anggur merah).

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pada Ekskresi :


 Sifat Fisikokimia
-BM (Bobot Molekul)
-pKa
-Kelarutan
-Tekanan Uap
2. PH Urine
3. Kondisi Patologi
4. Aliran Darah
5. Usia

-Organ terpenting : Ginjal, gangguan fungsi ginjal maka dosis dikurangi atau interval / waktu
minum obat diperpanjang.
• ada beberapa cara lain :
1.Kulit , bersama keringat
Contohnya : paraldehid, bromida
2. Paru – paru, melalui pernapasan
Contohnya : alkohol, paraldehid, anastetika (kloroform, halotan, siklopropan)
3. Empedu
-obat dikeluarkan aktif oleh hati & empedu (fenolftalein = pencahar)
- siklus entero hepatic : obat tiba di usus & empedu →absorpsi→ eksistensi obat panjang → durasi
lama →induksi enzim → metabolit polar → ekskresi.
4. ASI : penting untuk bayi → keracunan
Contohnya : alkohol, obat tidur, nikotin/rokok, alkaloid lain (pH ASI < 6,7 lebih rendah pH darah
7,4).
-Obat-obat dalam jumlah besar diekskresi melalui ASI
Contohnya : penisilin (sensitisasi), kloramfenikol, INH, ergotamine,antikoagulan, antitiroid,
karena system enzim neonatus belum sempurna.
5. Usus : diresorpsi usus keluar dg tinja. Contohnya : sulfasuksidin, neomisin, sediaan Fe

• Mekanisme ekskresi pada ginjal :

1. filtrasi glomeruli (pasif)


obat dan metabolit larut dalam plasma melintasi dinding glomeruli secara pasif dengan ultrafiltrat.
2. transport aktif
• tubuli mensekresi zat aktif tertentu (ion asam organis : penicillin, vitamin C, asam salisilat,
probenesid). sekresi dibantu enzim pengangkut → kompetisi
• contoh : penisilin dg probenesid (obat encok) berkompetisi (enzim pengangkutnya) → ekskresi
antibiotic lambat → efek antibiotic lama/panjang.

2. a. Induksi Enzim adalah apabila obat lipofil menstimulir pembentukan dan aktifitas enzim hati
atau mikrosomal, maka biotransformasi & ekskresi obat lainnya dipercepat shg durasi & efeknya
dipersingkat.
- Contoh Interaksi Induktor adalah (rifampisin, griseofulvin, terbinavin, fenobarbital, fenitoin,
karbamazepin, pirimidon) vs pil anti hamil. Terjadi kegagalan pil KB sehingga kadar estrogen
harian ditingkatkan >±50 mikrogram.
b. Inhibisi Enzim adalah obat yg dapat menghambat / menginaktifkan kerja enzim hati.
-Contoh Inhibitor Enzim adalah simetidin, clotrimazol, mikonazol, ketokonazol, ekonazol,
alkohol, eritromisin, jus grape fruit, flavonoid (dalam the, bawang putih, sayur, apel, anggur
merah).

3. -Waktu paruh (half life) merupakan waktu yang diperlukan untuk turunnya kadar obat dalam
plasma pada fase eliminasi menjadi separuhnya. Waktu paruh merupakan bilangan konstan, tidak
tergantung dari besarnya dosis, interval pemberian, kadar plasma maupun cara pemberian atau half
life Adalah waktu yg dibutuhkan untuk mengubah jumlah obat dalam tubuh menjadi separuhnya
selama eliminasi (metabolisme & ekskresi).
-Fungsi mengetahui plasma half life adalah fungsi organ eliminasi penting, karena pd kerusakan
hati / ginjal t1⁄2 dapat meningkat 20 kali. Misalnya pada penyakit ginjal tertentu t1/2 penisilin bisa
naik dari 0,5 sampai lebih kurang 10 jam dan t1/2 streptomisin dari 2,5 menjadi 60 jam lebih.
Cara mengetahui pemberian obat menentukan nilai t1⁄2 yaitu
• Plasma Half Life = t1⁄2 (eliminasi) merupakan ukuran lamanya efek obat, maka t1⁄2 bersama
kurva konsentrasi-waktu sebagai dasar untuk menentukan regimen dosis obat dan frekuensi
pemberian obat yg rasional (berapa kali sehari sekian mg).
• Obat dengan t1⁄2 panjang (>24 jam), pemberiannya 1 dd (digoksin).
• Obat dengan t1⁄2 pendek dan cepat dimetabolisme, regimennya 3 – 6 dd (oksitosin infus tetes
kontinu).
Plasma half-life merupakan ukuran untuk lamanya efek obat, maka t1/2 bersama grafik kadar-
waktu penting sekali sebagai dasar untuk menentukan dosis dan frekuensi pemberian obat yang
rasional., dengan kata lain berapa kali sehari sekian mg. Dosis yang terlalu tinggi atau terlalu
frekuen dapat menimbulkan efek toksis, sedangkan dosis terlampau rendah atau terlalu jarang tidak
menghasilkan efek, bahkan pada kemoterapeutika dapat menimbulkan resistensi kuman.

Anda mungkin juga menyukai