Disusun Oleh :
Rizal wahyudi
S19128023
Exogenous pyrogens
Kurang
pengetahuan Peningkatan suhu tubuh
Penurunan nafsu
mengenai
makan
penyakitnya b/d
kurang
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
E. MANIFESTASI KLINIS
Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung
pada fase demam meliputi:
Fase 1 awal (awitan dingin/ menggigil)
Tanda dan gejala
a. Peningkatan denyut jantung
b. Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan
c. Mengigil akibat tegangan dan kontraksi otot
d. Peningkatan suhu tubuh
e. Pengeluaran keringat berlebih
f. Rambut pada kulit berdiri
g. Kulit pucat dan dingin akibat vasokontriksi pembuluh darah
Fase 2 ( proses demam)
Tanda dan gejala
a. Proses mengigil lenyap
b. Kulit terasa hangat / panas
c. Merasa tidak panas / dingin
d. Peningkatan nadi
e. Peningkatan rasa haus
f. Dehidrasi
g. Kelemahan
h. Kehilangan nafsu makan ( jika demam meningkat)
i. Nyeri pada otot akibat katabolisme protein.
Fase 3 (pemulihan)
Tanda dan gejala
a. Kulit tampak merah dan hangat
b. Berkeringat
c. Mengigil ringan
d. Kemungkinan mengalami dehidrasi
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Uji coba darah,
Contoh pada Demam Dengue terdapat leucopenia pada hari ke-2
atau hari ke-3. Pada DBD dijumpai trombositopenia dan hemokonsentrasi.
Masa pembekuan masih normal, masa perdarahan biasanya memanjang,
dapat ditemukan penurunan factor II,V,VII,IX, dan XII. Pada pemeriksaan
kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia, hipokloremia. SGOT,
serum glutamit piruvat (SGPT), ureum, dan pH darah mungkin
meningkat, reverse alkali menurun.
2. Pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus
rutin.
Contoh pada DBD air seni mungkin ditemukan albuminuria ringan.
3. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat
dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi.
4. Ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa
I. PENATALAKSANAAN
1. Secara Fisik
a. Anak demam ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal
b. Pakaian anak diusahakan tidak tebal
c. Memberikan minuman yang banyak karena kebutuhan air meningkat
d. Memberikan kompres
Berikut ini cara mengkompres yang benar :
a) Kompres dengan menggunakan air hangat, bukan air dingin atau
es
b) Kompres di bagian perut, dada dengan menggunakan sapu
tangan yang telah dibasahi air hangat
c) Gosok-gosokkan sapu tangan di bagian perut dan dada
d) Bila sapu tangan sudah kering, ulangi lagi dengan membasahinya
dengan air hangat
2. Obat- obat Antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat
pengatur suhu di hipotalamus.Antipiretik berguna untuk mencegah
pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim
cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali
menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal
dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi.
Penderita tifus perlu dirawat dirumah sakit untuk isolasi (agar
penyakit ini tidak menular ke orang lain). Penderita harus istirahat total
minimal 7 hari bebas panas. Istirahat total ini untuk mencegah terjadinya
komplikasi di usus. Makanan yang dikonsumsi adalah makanan lunak dan
tidak banyak berserat. Sayuran dengan serat kasar seperti daun singkong
harus dihindari, jadi harus benar-benar dijaga makanannya untuk memberi
kesempatan kepada usus menjalani upaya penyembuhan.
Pengobatan yang diberikan untuk pasien febris typoid
adalah antibiotika golongan Chloramphenicol dengan dosis 3-4 x 500
mg/hari;
Petunjuk pemberian antipiretik:
I. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas: umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan
b. Riwayat kesehatan
c. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) :
panas.
d. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien
saat masuk rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam,
gejala lain yang menyertai demam (misalnya: mual, muntah, nafsu
makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah menggigil, gelisah.
e. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).
f. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain
baik bersifat genetik atau tidak)
g. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum: kesadaran, vital sign, status nutrisi
h. Pemeriksaan persistem
1) Sistem persepsi sensori
2) Sistem persyarafan: kesadaran
3) Sistem pernafasan
4) Sistem kardiovaskuler
5) Sistem gastrointestinal
6) Sistem integument
7) Sistem perkemihan
i. Pada fungsi kesehatan
1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
2) Pola nutrisi dan metabolism
3) Pola eliminasi
4) Pola aktivitas dan latihan
5) Pola tidur dan istirahat
6) Pola kognitif dan perseptual
7) Pola toleransi dan koping stress
8) Pola nilai dan keyakinan
9) Pola hubungan dan peran
j. Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorium
2) Foto rontgent
3) USG
2. Diagnosa dan Intervensi
1. Diagnosa Keperawatan
2. hipertermi berhubungan dengan terpapar lingkungan panas
Prioritas masalah:
1. hipertermi berhubungan dengan terpapar lingkungan panas
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh
RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Implementasi
Keperawata hasil (SLKI) (SIKI)
n
1 Hipertermi Observasi:
b/d terpapar Ekspektasi membaik (Manajemen 1. Mengidentifikasi apa
lingkungan Dengan kriteria hasil: hipertermi) penyebab hipermi
panas 1. Pucat menurun Observasi: 2. Mengidentifikasi
2. Suhu tubuh 1.Identifikasi penyebab suhu tubuh
membaik hipertermi 3. Memonitor elektrolit
3. Suhu kulit 2.Monitor suhu tubuh 4. Memonitor
membaik 3.Monitor elektrolit komplikasi akibat
4. Fentilasi 4.Monitor keluaran urin hipertermi
membaik 5.Monitor komplikasi Terapeutik
5. Tekanan darah akibat hipetermi 1. Membeberikan
membaik Traupetik tlingkungan yang
1. Sediakan dingin
lingkungan yang 2. Menghindari
dingin pemebrian obat
2. Hindari antipirentik atau
pemberiananti asprin
pirentikatau asprin Edukasi
Edukasi 1. Menganganjurkan
1. Anjurkan tirah untuk baring
baring