Anda di halaman 1dari 3

JURNAL LEARNING

Pada pembahasan Agenda 3 dalam program DIKLTSAR ini, saya memahami mengenai
beberapa nilai-nilai yang perlu dipahami dan diterapkan, seperti Manajemen ASN, WOG
(Whole of Government) dan mengenai pelayanan publik. Pembahasan materi yang penting
ini juga berkaitan dengan beberapa materi yang ada di Agenda 1 dan Agenda 2, yang mana
semua materi berkesinambungan dalam membentuk suatu pembelajaran sebagai bahan
pembekalan untuk kami para Calon ASN yang akan terjun langsung dalam dunia ASN guna
memperbaiki kualitas dari ASN tersebut, terlebih terhadap terwujudnya kualitas pelayanan
yang Prima.

Untuk mewujudkan cita-cita negara Indonesia, yaitu mewujudkan negara yang merdeka
Bersatu berdaulat adil dan Makmur, maka diperlukannya satu bentuk perubahan pelayanan
yang lebih efektif, baik dari sisi manajemen, pelayanan maupun centralisasi lintas sector
(WOG) karena pada masing masing nilai akan mengajarkan tentang pentingnya sebuah
intgritas, efektivitas, akuntabilitas, optimalisasi serta sikap yang netral,yang apabila
kesemuanya terlaksana dengan baik, maka akan terwujudnya yang dinamakan pelayanan
prima, dan apabila pelayanan prima telah tercapai maka tidak menutup kemungkinan cita-cita
Negara kita akan tercapai.

 Manajemen ASN

ASN (Aparatur Sipil Negara) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah,
yang mana sistem regulasinya mulai dari penetapan kebutuhan, pengadaan formasi, seleksi,
penyerahan SK CPNS, DIKLATSAR, Penyerahan SK PNS, Penyerahan Jabatan sesuai
tupoksi jabatan, Pendidikan, kenaikan pangkat hingga nanti pensiun/habis masa kerjanya,
semua itu masuk ke dalam MERIT Sistem. Merit Sistem merupakan Ruh dari manajemen
ASN. Di dalam MERIT sistem mengetur tentang hak dan kewajiban ASN, fungsi dan tugas
ASN , serta menjamin Netralitas, Akurasi, dan transparansi ASN.

Sebelumnya ASN yang dahulunya bernama PNS (Pegawai Negeri Sipil), memiliki
sebuah regulasi aturan yang tertera pada PP(peraturan Pemerintah) 53 tahun 2010 yaitu
mengenai disiplin PNS. Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri
Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar
dijatuhi hukuman disiplin. Hukuman disiplin dapat berupa hukuman disiplin ringan, hukuman
disiplin sedang dan hukuman disiplin berat yang kesemuanya diberikan tergantung dali jenis
pelanggaran yang dilakukan oleh ooknum PNS tersebut.

Namun sekarang setelah disahkannya Undang-Undang ASN no 5 Tahun 2014 ini yang
mengatur tentang pengelolaan ASN diharapkan mampu menghasilkan Pegawai ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Di dalam UU ASN ini juga membuat mencantumkan
Asas, Prinsip, Nilai Dasar, Serta Kode Etik dan Kode Perilaku. Sehingga diharapkan dari
terciptanya UU ASN ini diharapkan mempu memberbaiki kinerja, integritas, tanggungjawab
serta bentuk pelayanan dari ASN sebagai pelaksana kebijakan, pelayan public dan pemererat
dan pemersatu bangsa agar terciptanya pelayanan yang prima.

 WOG (Whole of Government)


WOG adalah suatu pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang mengoptimalkan
upaya kolaboratif dalam ruang lingkup koordinasi dari keseluruhan sektor dengan maksud
untuk mencapai tujuan pembangunan bersama dan pemerintahan yang terintegrasi dalam
pemecahan sebuah isu yang muncul. WOG sendiri merupakan pergesesan nilai dari
penerapan OPA (Old Public administrator) menuju NPM (New Public Manajemen), namun
penerapannya masih kaku, masih adanya sekat-sekat ego sektoral dalam penerapannya,
sehingga kini untuk tercapainya pelayanan prima maka diadakannya perubahan sistem itulah
yang dinamakan dengan WOG (Whole of Government)
Whole of Government dirasakan sangat penting untuk dilaksanakan, hal ini didasarkan
oleh beberapa alasan, yaitu: Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan
publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar
tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih baik, Kedua, terkait faktor-faktor internal
dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa
kompetisi. Perbedaan-perbedaan orientasi sektor dalam pembangunan bisa menyebabkan
tumbuhnya ego sektoral (mentalitas silo) yang mendorong perilaku dan nilai individu
maupun kelompok. Ketiga, khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman latar belakang
nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi
disintegrtasi bangsa.
Dengan adanya sistem WOG ini diharapkan akan mewujudkan penambahan nilai dari
pelayanan, terciptanya kerjasama yang baik (Team Building), saling keterlibatan sector
(peniadaan sekat/ ego sektoral, terciptanya kepercayaan (Trust), terjalinnya kolaborasi,serta
sarana dalam membangun karakter sebagai perekat dan pemersatu bangsa.

Anda mungkin juga menyukai