Anda di halaman 1dari 19

INDONESIA DAN JEPANG MEMPERKUAT KERJA SAMA

DALAM PENINGKATAN DI BIDANG EKONOMI SELAMA PANDEMI


COVID-19

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

BANDUNG-CIMAHI

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Metode Penelitian...........................................................................................2
1.4 Landasan Teori...............................................................................................3
BAB II..................................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................................5
2.1 Kerangka Kerja Sama Indonesia Jepang di Masa Pandemi...........................5
2.2 Peningkatan Kerja Sama di Sektor Ekonomi.................................................7
2.3 Hasil Kerja Sama............................................................................................7
2.3.1 Peningkatan Bidang Industri dan Investasi..............................................7
2.3.2 Pembuatan Travel Corridor Arrangement (TCA).................................10
2.3.3 Bantuan Pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA)....11
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................14
3.2 Rekomendasi................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah swt, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah
dengan judul “INDONESIA DAN JEPANG MEMPERKUAT KERJA SAMA
DALAM PENINGKATAN DI BIDANG EKONOMI SELAMA PANDEMI
COVID-19”. Salawat serta salam tak lupa penulis panjatkan semoga selalu
tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W.

Penulisan makalah diajukan sebagai salah satu syarat akademik guna


menyelesaikan mata kuliah Kerja Sama Global pada Jurusan Hubungan
Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jenderal Achmad
Yani. Tidak lupa, saran dan kritik yang membangun tetap penulis harapkan dari
semua pembaca. Besar harapan penulis agar laporan skripsi ini dapat bermanfaat
bagi banyak pihak.

Bandung, Mei 2021

Desmana Azzahra
NIM. 6211191110

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pandemi COVID-19 yang berlangsung sejak 2020 sedikit banyak


membawa perubahan terhadap hubungan kerja sama antar negara, termasuk
Indonesia. Saat ini perekonomian global termasuk Indonesia mengalami
ketidakpastian dan mengarah pada resesi ekonomi karena pandemi Covid-19.
Perlambatan ekonomi pasti akan berdampak pada kinerja pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada tahun 2020. Pandemi menimbulkan efek domino dari kesehatan ke
masalah sosial dan ekonomi, termasuk pelaku usaha. Badan Pusat Statistik telah
mencatat laju pertumbuhan ekonomi pada Kuartal I (JanuariMaret) 2020 hanya
tumbuh 2,97%. Angka ini melambat dari 4,97% pada Kuartal IV 2019. Bahkan,
pertumbuhan jauh di bawah pencapaian Kuartal I 2019 yang mencapai 5,07%.
Dan pada Kuartal II Tahun 2020 laju pertumbuhan ekonomi Indonesia minus
5,32%. Angka itu berbanding terbalik dengan Kuartal II Tahun 2019 sebesar
5,05% (cnnindonesia.com, 5 Agustus 2020) Perekonomian Indonesia berdasarkan
PDB (Produk Domestik Bruto) pada Triwulan II 2020 atas dasar harga berlaku
adalah Rp3.687,7 triliun. Tetapi atas dasar harga konstan dengan tahun dasar 2010
sebesar Rp2.589,6 triliun. Bila dibandingkan dengan atas dasar harga konstan atau
yoy (year on year), maka pertumbuhan ekonomi pada Triwulan II 2020
mengalami kontraksi -5,32%. Jika dibandingkan dengan Triwulan I 2020, maka
kontraksi -4,19%. Sementara kumulatifnya terhadap Semester I 2019,
pertumbuhan mengalami kontraksi -1,26%, kontraksi pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada Triwulan II secara yoy cukup dalam. Berdasarkan data tersebut,
pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan negatif pada Kuartal II
2020.

Kondisi pandemi Covid-19 dialami hampir semua negara di dunia, dari


negara maju sampai negara berkembang, termasuk Indonesia. Setiap negara

1
memiliki strategi untuk mempertahankan stabilitas perekonomian dalam
negerinya masing-masing. Tidak dapat dipungkiri bahwa karena pandemi,
terdapat beberapa negara yang lebih erat menjalin kerja sama, namun terdapat
juga negara yang menjadi lebih protektif terhadap kebijakan politik dan
ekonominya.

Hubungan bilateral khususnya antara Indonesia dengan Jepang meningkat


selama pandemi COVID-19 ini. Pada oktober 2020, dalam pertemuan bilateral
kedua negara dibahas sejumlah potensi kerja sama, salah satunya di bidang
ekonomi. Dalam kerja sama ekonomi tersebut Indonesia dan Jepang menyadari
pentingnya pembentukan Travel Corridor Arrangement (TCA) bagi bisnis
esensial, menyambut baik relokasi dan perluasan investasi perusahaan-perusahaan
Jepang ke Indonesia, seperti perusahaan Denso, Sagami, Panasonic, Mitsubishi
Chemical, dan Toyota. Maka dari itu, dalam penelitian ini akan membahas
beberapa transformasi kerja sama antara Indonesia dengan Jepang dalam usaha
memperkuat ketahanan ekonomi selama masa pandemic.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana kerja sama Indonesia dengan Jepang selama masa pandemi?


2. Bagaimana pengaruh kerja sama Indonesia dengan Jepang terhadap sektor
ekonomi?

1.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif


kualitatif, yaitu jenis penelitian dengan memberikan gambaran bagaimana
pelaksanaan kerja sama antara Indonesia dan Jepang dan bentuk kerja sama apa
saja yang sudah dilakukan Indonesia-Jepang sejak pertemuan antara Presiden Joko
Widodo dengan Perdana Menteri (PM) Yoshihide Suga di bulan Oktober tahun
2020 dalam rangka memperkuat kerja sama selama pandemi, khususnya di bidang
ekonomi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik studi kepustakaan

2
melalui pemanfaatan data sekunder yang diolah dari buku, artikel, jurnal, dan
berita.

1.4 Landasan Teori

Teori Hubungan Internasional memiliki fokus pada studi mengenai


penyebab konflik dan kondisi-kondisi yang menunjang terjadinya kerja sama.
Teori-teori kerja sama dan juga teori-teori tentang konflik, merupakan basis
pentingnya bagi teori Hubungan Internasional yang komprehensif. Kerja sama
juga merupakan serangkaian hubungan yang tidak didasari oleh kekerasan atau
paksaan dan disahkan secara hukum, seperti pada organisasi internasional. Kerja
sama terjadi karena adanya penyesuaian perilaku oleh para aktor sebagai respon
dan antisipasi terhadap pilihan-pilihan yang diambil oleh aktor lain. Kerja sama
dapat dijalankan dalam suatu proses perundingan yang secara nyata diadakan.
Namun apabila masing-masing pihak telah saling mengetahui, perundingan tidak
perlu lagi dilakukan (Dougherty & Pflatzgraff, 1997: 418).

Dalam perspektif hubungan internasional, kerja sama bisa dilihat dari


bidang dan sifatnya. Kerja sama yang dilihat dari bidangnya adalah kerja sama
bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, dan keamanan.
Sedangkan kerja sama yang dilihat dari sifatnya adalah kerja sama yang bersifat
bilateral, trilateral dan multilateral. Kerja sama bilateral adalah sebuah kerja sama
yang terbentuk dari berbagai komitmen individu untuk mencapai kesejahteraan
secara kolektif yang merupakan hasil dari adanya persamaan kepentingan. (T.
May Rudi, 2003:5) Negara bekerja sama dengan negara lain untuk dapat
mempengaruhi atau menginginkan hubungan timbal balik yang sama-sama dapat
menguntungkan negara yang bekerja sama.

Dalam kerja sama bilateral terdapat beberapa bentuk kerja sama,


diantaranya kerja sama teknik, kerja sama fungsional dan kerja sama ideologis.
Kerja sama antara Indonesia dengan Jepang dalam penguatan sektor ekonomi
termasuk dalam kategori “Kerja sama Fungsional”. Kerja sama Fungsional, yaitu
suatu bentuk kerja sama yang diasumsikan sebagai saling mendukung fungsi dan

3
tujuan bersama, kerja sama yang fungsional bertolak dari cara berpikir yang
pragmatis yang mengisyaratkan kemampuan tertentu pada masing-masing mitra
kerja sama.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kerangka Kerja Sama Indonesia Jepang di Masa Pandemi

Dalam kerangka kerjasama regional ASEAN, Jepang merupakan salah


satu mitra dialog utama dan anggota ARF (ASEAN Regional Forum). ARF
(Asean Regional Forum) adalah merupakan suatu forum yang dibentuk oleh
ASEAN pada tahun 1994 sebagai suatu wahana bagi dialog dan konsultasi
mengenai hal-hal yang terkait dengan politik dan keamanan di kawasan, serta
untuk membahas dan menyamakan pandangan antara negara-negara peserta ARF
untuk memperkecil ancaman terhadap stabilitas dan keamanan kawasan.

Di tengah dunia yang diwarnai ketidakpastian, kunjungan Perdana Menteri


(PM) Jepang menunjukkan bahwa kedua negara memilih untuk bekerja sama dan
saling mendukung satu sama lain. Ada yang berbeda dengan kunjungan Perdana
Menteri (PM) Jepang yang baru dilantik pada tahun 2020 kemarin, yaitu Jepang
lebih memilihi untuk mengunjungin Vietnam dan Indonesia terlebih dahulu
ketimbang Amerika Serikat. Di tengah siklus pemilihan Amerika dan pandemi
virus corona yang tidak kunjung surut di negeri itu, pilihan terbaik bukanlah
Amerika Serikat. Jepang sendiri belakangan menunjukkan sikap resminya akan
selalu berupaya mempromosikan visi Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Termasuk, supremasi hukum, kebebasan navigasi dan penerbangan, serta
penyelesaian sengketa secara damai, dengan membangun hubungan yang stabil
dengan tetangganya. Tetangga seperti itu juga secara implisit berarti Tiongkok
dan kedua Korea. Mengapa kebijakan politik luar negeri Jepang di era ini lebih
mempromosikan visi Indo-Pasifik? Karena bagi Jepang kawasan itu amat penting
bagi kepentingan geostrategisnya. Indo-Pasifik itu merujuk ke kawasan Asia
Timur, Asia Tenggara, Australia, hingga ke wilayah Teluk, yang mencakup
perairan Pasifik Barat dan Samudra India. Bayangkan, Kawasan Indo-Pasifik
merupakan rumah bagi tiga per lima populasi dunia dengan total GDP USD52

5
triliun. Artinya, kawasan itu menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, pusat
perdagangan, dan industri dunia. Dengan mengusung kepentingan yang sangat
luas seperti itu, kawasan itu diharapkan tetap terjaga stabilitasnya, terjaganya
kerja sama yang inklusif, dan damai serta sejahtera bagi kawasan tersebut. Posisi
Indonesia yang berada di titik temu dua samudra, dipandang memiliki peran yang
strategis bagi kepentingan politik luar negeri Jepang.

Indonesia dan Jepang melakukan pertemuan bilateral pada bulan Oktober


2020 di tengah-tengah pandemi yang berlokasi di Istana Bogor. Dalam pertemuan
ini dibahas empat bentuk kerja sama strategis yang dilakukan oleh kedua negara.
Dikutip dari laman resmi Setkab, pertemuan bilateral kedua negara dibahas
sejumlah potensi kerja sama, yaitu:

1. Kerja Sama Pengelolaan Pandemi COVID-19


Indonesia mengajak Jepang untuk memperkuat tata kelola kesehatan untuk
menghadapi pandemic di masa yang akan datang, termasuk pembentukan
ASEAN Centre for Public Health Emergencies and Emerging Diseases.
2. Pembentukan Travel Corridor Arrangement (TCA)
Indonesia dan Jepang telah sepakat mengenai pentingnya pembentukan
Travel Corridor Arrangement (TCA) bagi bisnis esensial.
3. Upaya Memperkuat Kerja Sama di Bidang Ekonomi
Jepang adalah salah satu mitra strategis Indonesia di bidang ekonomi.
Indonesia menyambut baik relokasi dan perluasan investasi perusahaan-
perusahaan Jepang ke Indonesia, seperti perusahaan Denso, Sagami,
Panasonic, Mitsubishi Chemical, dan Toyota. Indonesia juga mendorong
Jepang untuk ikut berpartisipasi dalam Sovereign Wealth Fund Indonesia.
4. Kemitraan Indonesia-Jepang Dalam Memperkuat Kerja Sama Multilateral
Indonesia menekankan pentingnya spirit kerja sama untuk terus diperkuat
terutama di tengah rivalitas yang semakin menajam antara kekuatan besar
dunia. Spirit kerja sama yang inklusif perlu juga terus dimajukan dalam
rangka kerja sama Indo-Pasifik sebagaimana tercermin dalam ASEAN
Outlook on the Indo-Pacific.

6
2.2 Peningkatan Kerja Sama di Sektor Ekonomi

Kunjungan Perdana Mentri (PM) Jepang ke Indonesia menunjukkan arti


penting Indonesia dan kawasan Asia Tenggara. Dari keempat poin kerja sama
yang dibahas sebelumnya poin ke-2 dan ke-3 sangat berpengaruh terhadap kondisi
ekonomi Indonesia.

Indonesia dengan kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif memiliki
sejarah hubungan diplomatik yang cukup panjang, termasuk di bidang ekonomi.
Dalam konteks investasi, dilansir dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM), realisasi penanaman modal sepanjang Januari–Juni 2020 tercatat telah
mencapai Rp195,6 triliun dari target 2020 sebesar Rp384,1 triliun, atau sudah
mencapai 57,2 %. Porsi investasi di periode yang sama mencapai USD1,2 miliar,
Jepang menduduki peringkat empat terbesar negara asal investasi. Peringkat
pertama diduduki Singapura (USD4,7 miliar). Kedua, Tiongkok (USD2,4 miliar),
dan ketiga, Hong Kong (USD1,8 miliar). Porsi investasi Jepang terhadap total
penanaman modal asing cukup signifikan, yakni memegang porsi 8,9 %. Dari
total nilai USD1,21 miliar terkonsentrasi di 3.961 proyek dengan menyerap tenaga
kerja Indonesia 33.318 orang. Investasi mereka kebanyakan bergerak di sektor
listrik, gas dan air, serta infrastruktur. Beberapa proyek infrastruktur yang dibiayai
Jepang antara lain proyek Pelabuhan Patimban tahap I di Subang, Jawa Barat.
Kebutuhan dana proyek itu mencapai USD674,98 juta atau setara dengan Rp9,9
triliun. Kemudian Proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta fase II senilai
Rp22,5 triliun, proyek pengembangan infrastruktur permukiman kabupaten senilai
USD90 juta dan proyek revitalisasi jalur kereta api Lintas Pantura Jawa senilai
Rp70 triliun.

2.3 Hasil Kerja Sama

2.3.1 Peningkatan Bidang Industri dan Investasi

Pemerintah Jepang dan Indonesia akan bekerja sama dalam pemulihan


ekonomi yang menurun akibat pandemi Covid-19. Kerjasama antara Jepang
dengan Indonesia terfokus pada penguatan supply (value) chain dan stimulus

7
untuk investasi. Salah satu upaya yang dilakukan dengan mendukung rantai
pasokan (supply chain) yang bertingkat. Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang,
Motegi Toshimitsu, menyatakan, sudah memberikan bantuan kepada perusahaan
Jepang untuk memperbanyak basis produksinya. Motegi menegaskan keinginan
untuk tetap berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja dan pembangunan
sumber daya manusia di Indonesia. Selain itu, dia juga menyampaikan rencana
bantuan Jepang yang baru untuk pengadaan rantai dingin (cold chain) senilai 400
juta yen atau sekitar Rp52,6 miliar bagi Indonesia untuk penanganan wabah
Covid-19. Kemungkinan pemberian pinjaman senilai 70 miliar yen atau sekitar
Rp9,2 triliun untuk penataan pelabuhan Patimban, sebagai upaya meningkatkan
konektivitas melalui kerja kerja sama infrastruktur, dan merealisasikan konsep
kerja sama Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka serta Pandangan ASEAN
tentang Indo-Pasifik.

Dengan adanya pandemi bentuk kerja sama juga terus bertransformasi dan
beradaptasi dengan keadaan. Pemerintah Indonesia meluncurkan platform
dashboard ekonomi antara KBRI Tokyo dengan Bank Indoensia, Kementerian
Perdagangan dan BKPM yang bernama Japan-Indonesia Partnership Lounge atau
Jaipong. Platform ini akan menyajikan informasi komprehensif terkait peluang
kerjasama ekonomi bilateral antara Indonesia dan Jepang. Peluncuran dashboard
ini maka data ekonomi Indonesia dan Jepang akan terintegrasi. Sehingga calon
investor dan badan usaha di Jepang akan mendapatkan informasi yang akurat dan
tepat waktu. Japan-Indo partnership launch dashboard economy Indonesia
Jepang yang dibangun untuk menyediakan penyediaan data ekonomi yang
terintegrasi secara current, realiable, akurat dan timely.

Di tengah pandemi Covid-19 penting untuk meningkatkan kerjasama


bilateral antara Indonesia dan Jepang dengan memperkuat berbagai capaian
kinerja diplomasi bidang ekonomi, terlebih lagi Jepang merupakan mitra strategis
Indonesia. Bahkan pemerintah Jepang dan sektor swasta terus memainkan peran
penting dukung pembangunan ekonomi di Tanah Air. Oleh karena itu, di tengah
perekonomian yang melambat merupakan momentum yang tepat untuk mengkaji

8
ulang strategi yang membuka ruang komunikasi antara pemerintah Indonesia dan
Jepang, tidak hanya untuk investasi dan perdagangan.

Pada sektor ekonomi Indonesia meningkatkan kerja sama dengan Jepang


di bidang industri. Kerja sama keduanya diharapkan membawa dampak positif
dalam membangkitkan gairah usaha di tengah masa pandemi COVID-19 saat ini.
Jepang merupakan salah satu negara mitra strategis bagi Indonesia. Dikutip dari
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita “Hubungan perdagangan
bilateral antara Indonesia dan Jepang untuk sektor nonmigas pada periode 2014-
2019 cenderung naik dengan pertumbuhan sebesar 5,06 persen”. Pada bulan
februari, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita juga melakukan
pertemuan dengan Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mendorong agar para


pelaku industri Jepang dapat aktif berinvestasi di Indonesia. Apalagi, Pemerintah
Indonesia bertekad menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan memberikan
kemudahan izin dan berbagai insentif yang menarik. Hal ini dilatar belakangi oleh
menurunya jumlah investasi pada tahun 2020 dibandingkan dengan dengan tahun
2019. Pada 2019, nilai investasi Jepang di Indonesia sebesar USD4,31 miliar.
Sedangkan, pada periode Januari-November 2020 mencapai USD2,58 miliar.

Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri


Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian, Eko S.A. Cahyanto
mengemukakan, pihak Indonesia dan Jepang sepakat akan melakukan kerja sama
di bidang pengembangan sektor industri melalui program New Manufacturing
Industry Development Center (New MIDEC). Program itu berisikan kerangka
proyek kerja sama yang meliputi enam sektor strategis, yaitu industri otomotif,
elektronik, kimia, tekstil, makanan dan minuman, serta logam. Program New
MIDEC akan dilaksanakan pada tujuh bidang lintas sektor yang meliputi
metal working, mold & dies, welding, energy conservation, SME development,
export promotion, dan policy reforms.

9
Menindaklanjuti hal tersebut, Kementrian Perindustrian telah
mengusulkan sektor otomotif untuk menjadi sektor pertama (quick win
program) pada proyek kerja sama dengan pihak Jepang, melalui dua pilot project,
yaitu SME Development dan Mold & Dies. Hingga saat ini, Ditjen KPAII
Kemenperin telah menyampaikan dokumen Technical
Arrangement (TA) Concept for Automotive Sector, Terms of
Reference (TOR) SME Development for Automotive Industry, dan TOR Mold and
Dies kepada pihak METI Jepang.

Sementara itu, hasil survei Japan External Trade Organization (JETRO)


mengemukakan, sekitar 65,1 perusahaan Jepang di Indonesia memperkirakan
mengalami operating profit di tahun 2021. Angka ini menunjukkan perkiraan
tingkat kepercayaan bisnis para pengusaha. Alasan terbesar ekspansi perusahaan
Jepang di Indonesia, antara lain adalah peningkatan penjualan di pasar domestik
dan potensi perluasan pasar ekspor.

2.3.2 Pembuatan Travel Corridor Arrangement (TCA)

Kebijakan Travel Corridor Arrangement (TCA) merupakan kebijakan


satu negara berkaitan kesepakatan dengan negara lain untuk mengizinkan bagi
warga negara kedua belah pihak tetap bisa melakukan perjalanan bisnis yang
dinilai penting dan mendesak, perjalanan diplomatik, atau perjalanan bagi
kepentingan pejabat kedua negara yang bersifat layanan. Namun, perjalanan itu
tetap menganut prinsip protokol kesehatan yang ketat. Sebelum dengan Jepang,
Indonesia sudah memiliki kerja sama berkaitan dengan kebijakan travel corridor
dengan Uni Emirat Arab, Korea Selatan, Tiongkok, dan Singapura seiring dengan
wabah pandemi corona.

Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, salah satu


keberhasilan diplomasi Indonesia selama masa pandemi tahun 2020 terbukti
melalui Travel Corridor Arrangement (TCA). Menurut dia, Travel Corridor
Arrangement (TCA) telah mampu mendorong aktivasi perekonomian tanpa
mengesampingkan protokol kesehatan. Diplomasi telah berkontribusi untuk

10
mendorong aktivasi kembali ekonomi tanpa mengorbankan protokol kesehatan
melalui Travel Corridor Arrangement (TCA).

Travel Corridor Arrangement (TCA) dengan negara-negara tersebut bisa


menggerakkan lebih dari 50 persen perdagangan Indonesia. Perjanjian Travel
Corridor Arrangement (TCA) tersebut merupakan hal penting dalam upaya
pemulihan ekonomi Indonesia karena mampu membuka akses ekonomi bagi
bisnis esensial. Selain itu, Travel Corridor Arrangement (TCA) ini juga
merefleksikan soliditas dan kepercayaan antar negara dalam upaya keluar dari
krisis ini secara bersama.

2.3.3 Bantuan Pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA)

JICA adalah organisasi yang berperan dalam melaksanakan Bantuan


Pembangunan Resmi atau Official Development Assistance (ODA) dari Jepang.
Saat ini JICA adalah sebuah badan donor bilateral yang melaksanakan semua
skema bantuan, seperti kerja sama Teknik, pinjaman bersyarat lunak atau
pinjaman ODA, dan bantuan hibah. JICA saat ini memiliki kantor perwakilan di
90 lokasi di berbagai negara, dan mempunyai kegiatan di lebih dari 150 negara.

ODA adalah kebijakan yang dibuat oleh negara-negara maju, untuk


membantu pembangunan negara-negara berkembang dengan cara menyisihkan
GNP tahunannya. Tujuan ODA Jepang adalah memberikan konstribusi bagi
pembangunan komunitas internasional dan perdamaian, membantu menjamin
keamanan dan juga kemakmuran Jepang. Jepang merupakan negara terkemuka di
dunia internasional, memiliki tujuan dalam menggunakan kebijakan ODA sebagai
prakarsa mengenai isu-isu pembangunan.

ODA Jepang memiliki dua bentuk bantuan, yaitu (Ibid):

1. Bilateral Pada pertengan tahun 1960 awal mula ODA Jepang


menyaluarkan bantuan bilateral kepada negara-negara ASEAN. Telah
memiliki 100 kantor perwakilan serta lebih dari 150 negara dan wilayah
diseluruh dunia dibawah naungan JICA.

11
2. Multilateral Bentuk dari kontribusi pendanaan yang telah disaluarkan
melalui organisasi internasional, diantaranya melalui berbagai organisasi
internasional seperti PBB, UNEP, UNDPdan UNCHR. Juga melalui
instasnsi finansial diantaranya ialah IMF, ADB, World Bank, OECD, dan
APEC.

JICA menyalurkan bantuan luar negeri ODA melaui empat bentuk, yaitu
(Hostli, 1992) :

1. Bentuk Hibah
Bentuk bantuan ini adalah bantuan berupa sumbangan dana,
barang, ataupun tenaga ahli. Bantuan ini lebih kepada peningkatan
insprastruktur dasar seperti, rumah sakit dan sekolah juga termasuk
penyedian pelayanan medis dan juga peralatannya.
2. Bantuan Yen
Bentuk pinjaman dana dengan persyaratan bunga yang rendah serta
dengan jangka pembayaran yang panjang. Pinjaman yen ini sangat
membantu negara berkembang yang mampu mendapatkan penghasilan
diatas level tertentu dengan cara memberikan syarat yang ringan,
kebijakan pinjaman dana ini menggunakan mata uang Yen untuk
pembangunan negara berkembang dengan skala yang besar.
3. Kerjasama Teknik
Bentuk kerjasama pengiriman sumber daya manusia ataupun
perusahaan Jepang kenegara-negara berkembang untuk mengembangkan
negara-negara tersebut. Dengan mengirimkan relawan dan tenaga ahli dari
Jepang, pengiriman peserta pelatihan, pengiriman bantuan peralatan dan
mesin, survei atau semua yang berhubungan dengan kerjasama teknik.
4. Pinjaman Infrastruktur
Pinjaman pembangunan merupakan bantuan dana dengan jangka
yang pendek, pinjaman ini juga disertai dengan bunga. Bantuan ini besifat
sementara, hanya pinjaman yang bersifat bilateral dan multilateral yang
diberikan kepada negara penerima, dengan suku bunga lebih rendah

12
daripada pasar keuangan internasional yang hanya dapat dianggap sebagai
bantuan.

Salah satu bantuan lain dari Jepang melalui Japan International


Cooperation Agency (JICA) yang telah menanda tangani perjanjian pinjaman
dengan pemerintah Indonesia sebesar 50 juta yen atau setara dengan Rp 6,9 triliun
untuk penanganan COVID-19 dan bantuan pengeluaran pemerintah. Tujuan dari
pinjaman ini adalah untuk membantu atau menstimulus roda perekonomian,
melindungi masyarakat miskin dan rentan, serta memperkuat kapasitas layanan
kesehatan dan medis. Hal ini akan dilakukan melalui penyediaan bantuan
anggaran yang akan didanai bersama dengan Asian Development Bank (ADB).
Program ini juga akan berkontribusi dalam pencapaian SDG Goals khususnya
untuk 1,3, dan 8.5 Pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA)
ini memiliki bunga 0.01% per tahunnya yang lebih lunak dibandingkan
pembiayaan lain, tenor yang diberikan sampai 15 tahun dengan masa tenggang
atau grace period sampai 4 tahun. Pembiayaan luar negeri dengan bunga yang
lebih rendah tentu lebih aman bagi Indonesia, mengingat adanya risiko nilai tukar
jika utang berdenominasi mata uang asing. Ini sejalan dengan strategi pemerintah
untuk berhati-hati dalam memilih pinjaman luar negeri dan hanya mengambil
pinjaman yang memiliki risiko rendah. Sebagai perbandingan pemerintah awal
tahun ini menerbitkan global bond sebesar USD4,3 miliar dalam 3 bentuk surat
berharga global yaitu Surat Berharga Negara (SBN) seri RI1030, RI 1050, dan
RI0470. Seri RI1030 memiliki tenor 10,5 tahun yang jatuh tempo pada 15
Oktober 2030 diterbitkan sebesar USD1,65 miliar dengan yield global sebesar
3,9%. Seri kedua yaitu RI1050 dengan tenor 30,5 tahun atau jatuh tempo 15
Oktober 2050. Nominal yang diterbitkan juga USD1,65 miliar dengan yield
4,25%. Seri ketiga adalah RI0470 dengan tenor 50 tahun, jatuh tempo 15 April
tahun 2070 sebesar UDD1 miliar dengan tingkat yield 4,5%. Seri ini merupakan
global bond pertama yang diterbitkan dengan tenor 50 tahun.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kerja sama bilateral adalah sebuah kerja sama yang terbentuk dari
berbagai komitmen individu untuk mencapai kesejahteraan secara kolektif yang
merupakan hasil dari adanya persamaan kepentingan. (T. May Rudi, 2003:5)
Negara bekerja sama dengan negara lain untuk dapat mempengaruhi atau
menginginkan hubungan timbal balik yang sama-sama dapat menguntungkan
negara yang bekerja sama. Dalam kerja sama bilateral terdapat beberapa bentuk
kerja sama, diantaranya kerja sama teknik, kerja sama fungsional dan kerja sama
ideologis. Kerja sama antara Indonesia dengan Jepang dalam penguatan sektor
ekonomi termasuk dalam kategori “Kerja sama Fungsional”.

Di tengah dunia yang diwarnai ketidakpastian, kunjungan Perdana Menteri


(PM) Jepang menunjukkan bahwa kedua negara memilih untuk bekerja sama dan
saling mendukung satu sama lain. Dalam pertemuan ini dibahas empat bentuk
kerja sama strategis yang dilakukan oleh kedua negara. Pemerintah Jepang dan
Indonesia akan bekerja sama dalam pemulihan ekonomi yang menurun akibat
pandemi Covid-19. Kerjasama antara Jepang dengan Indonesia terfokus pada
pembentukan Travel Corridor Arrangement (TCA), penguatan supply (value)
chain, dan stimulus untuk investasi.

Dalam melakukan proses pemulihan kondisi ekonomi, Indonesia perlu membuat


penyusunan prioritas. Hal ini harus disusun secara lengkap dan mampu berfungsi
menjadi roadmap ke arah bukan hanya pemulihan tapi juga perbaikan dan
penguatan perekonomian nasional. Sebab dibalik krisis yang ada, Pandemi Covid-
19 ini juga sesungguhnya memberikan peluang bagi perbaikan dan penguatan
ekonomi nasional. Idealitas tentang perekonomian nasional ke depan seperti
misalnya keharusan terdapatnya jaring pengaman sosial yang kuat dan lengkap,

14
fasilitas kesehatan publik yang baik, infrastruktur digital yang memadai serta
kesadaran akan pentingnya low carbon berikut perhatian lebih pada lingkungan
harus dimasukkan ke dalam roadmap penguatan ini.

3.2 Rekomendasi

Pada penelitian ini masih diperlukan sumber data dan informasi yang lebih
mendalam sehingga pembahasan transformasi dan adaptasi bentuk kerja sama
antara Indonesia dengan Jepang dapat dibahas secara lebih komprehensif.

15
DAFTAR PUSTAKA

Termasuk Pengelolaan Pandemi COVID-19, Inilah Empat Poin Kerja Sama


Indonesia-Jepang. https://setkab.go.id/termasuk-pengelolaan-pandemi-covid-19-
inilah-empat-poin-kerja-sama-indonesia-jepang/. Diakses pada tanggal 1 Mei
2021, pukul 22.40 WIB

Hidranto, Firman. 2020. Perkokoh Kemitraan Indonesia-Jepang di Tengah


Pandemi. https://www.indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-
angka/ekonomi/perkokoh-kemitraan-indonesia-jepang-di-tengah-pandemi.
Diakses pada tanggal 1 Mei 2021, pukul 20.40 WIB

Aditya, Nicholas R. 2021. Menlu Retno: Travel Corridor Arrangement Dorong


Aktivasi Ekonomi Tanpa Korbankan Protokol Kesehatan.
https://nasional.kompas.com/read/2021/01/06/15201671/menlu-retno-travel-
corridor-arrangement-dorong-aktivasi-ekonomi-tanpa?page=all. Diakses pada
tanggal 1 Mei 2021, pukul 23.40 WIB

Dougherty, James E., Pfaltzgraff, Robertr L. 1997. Contending Theories of


International Relations : A comprehensive survey, 4th. Longman. The University
of Michigan.

Rudi, T. May. 2003. Study Strategis: Dalam Transformasi Sistem Internasional


Pasca Perang Dingin

Wuryandani, Dewi. 2020. Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Pertumbuhan


Ekonomi Indonesia 2020 dan Solusinya. Jakarta: Pusat Penelitian Badan Keahlian
DPR RI

Ibrahim, Hilmi R. 2021. Bantuan JICA Terhadap Upaya Perekonomian Indonesia


di Tengah Pandemi Covid-19. Universitas Nasional: Program Studi Hubungan
Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

16

Anda mungkin juga menyukai