Makala H 4
Makala H 4
BANDUNG-CIMAHI
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Metode Penelitian...........................................................................................2
1.4 Landasan Teori...............................................................................................3
BAB II..................................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................................5
2.1 Kerangka Kerja Sama Indonesia Jepang di Masa Pandemi...........................5
2.2 Peningkatan Kerja Sama di Sektor Ekonomi.................................................7
2.3 Hasil Kerja Sama............................................................................................7
2.3.1 Peningkatan Bidang Industri dan Investasi..............................................7
2.3.2 Pembuatan Travel Corridor Arrangement (TCA).................................10
2.3.3 Bantuan Pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA)....11
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................14
3.2 Rekomendasi................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah swt, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah
dengan judul “INDONESIA DAN JEPANG MEMPERKUAT KERJA SAMA
DALAM PENINGKATAN DI BIDANG EKONOMI SELAMA PANDEMI
COVID-19”. Salawat serta salam tak lupa penulis panjatkan semoga selalu
tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W.
Desmana Azzahra
NIM. 6211191110
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
memiliki strategi untuk mempertahankan stabilitas perekonomian dalam
negerinya masing-masing. Tidak dapat dipungkiri bahwa karena pandemi,
terdapat beberapa negara yang lebih erat menjalin kerja sama, namun terdapat
juga negara yang menjadi lebih protektif terhadap kebijakan politik dan
ekonominya.
2
melalui pemanfaatan data sekunder yang diolah dari buku, artikel, jurnal, dan
berita.
3
tujuan bersama, kerja sama yang fungsional bertolak dari cara berpikir yang
pragmatis yang mengisyaratkan kemampuan tertentu pada masing-masing mitra
kerja sama.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
triliun. Artinya, kawasan itu menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, pusat
perdagangan, dan industri dunia. Dengan mengusung kepentingan yang sangat
luas seperti itu, kawasan itu diharapkan tetap terjaga stabilitasnya, terjaganya
kerja sama yang inklusif, dan damai serta sejahtera bagi kawasan tersebut. Posisi
Indonesia yang berada di titik temu dua samudra, dipandang memiliki peran yang
strategis bagi kepentingan politik luar negeri Jepang.
6
2.2 Peningkatan Kerja Sama di Sektor Ekonomi
Indonesia dengan kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif memiliki
sejarah hubungan diplomatik yang cukup panjang, termasuk di bidang ekonomi.
Dalam konteks investasi, dilansir dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM), realisasi penanaman modal sepanjang Januari–Juni 2020 tercatat telah
mencapai Rp195,6 triliun dari target 2020 sebesar Rp384,1 triliun, atau sudah
mencapai 57,2 %. Porsi investasi di periode yang sama mencapai USD1,2 miliar,
Jepang menduduki peringkat empat terbesar negara asal investasi. Peringkat
pertama diduduki Singapura (USD4,7 miliar). Kedua, Tiongkok (USD2,4 miliar),
dan ketiga, Hong Kong (USD1,8 miliar). Porsi investasi Jepang terhadap total
penanaman modal asing cukup signifikan, yakni memegang porsi 8,9 %. Dari
total nilai USD1,21 miliar terkonsentrasi di 3.961 proyek dengan menyerap tenaga
kerja Indonesia 33.318 orang. Investasi mereka kebanyakan bergerak di sektor
listrik, gas dan air, serta infrastruktur. Beberapa proyek infrastruktur yang dibiayai
Jepang antara lain proyek Pelabuhan Patimban tahap I di Subang, Jawa Barat.
Kebutuhan dana proyek itu mencapai USD674,98 juta atau setara dengan Rp9,9
triliun. Kemudian Proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta fase II senilai
Rp22,5 triliun, proyek pengembangan infrastruktur permukiman kabupaten senilai
USD90 juta dan proyek revitalisasi jalur kereta api Lintas Pantura Jawa senilai
Rp70 triliun.
7
untuk investasi. Salah satu upaya yang dilakukan dengan mendukung rantai
pasokan (supply chain) yang bertingkat. Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang,
Motegi Toshimitsu, menyatakan, sudah memberikan bantuan kepada perusahaan
Jepang untuk memperbanyak basis produksinya. Motegi menegaskan keinginan
untuk tetap berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja dan pembangunan
sumber daya manusia di Indonesia. Selain itu, dia juga menyampaikan rencana
bantuan Jepang yang baru untuk pengadaan rantai dingin (cold chain) senilai 400
juta yen atau sekitar Rp52,6 miliar bagi Indonesia untuk penanganan wabah
Covid-19. Kemungkinan pemberian pinjaman senilai 70 miliar yen atau sekitar
Rp9,2 triliun untuk penataan pelabuhan Patimban, sebagai upaya meningkatkan
konektivitas melalui kerja kerja sama infrastruktur, dan merealisasikan konsep
kerja sama Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka serta Pandangan ASEAN
tentang Indo-Pasifik.
Dengan adanya pandemi bentuk kerja sama juga terus bertransformasi dan
beradaptasi dengan keadaan. Pemerintah Indonesia meluncurkan platform
dashboard ekonomi antara KBRI Tokyo dengan Bank Indoensia, Kementerian
Perdagangan dan BKPM yang bernama Japan-Indonesia Partnership Lounge atau
Jaipong. Platform ini akan menyajikan informasi komprehensif terkait peluang
kerjasama ekonomi bilateral antara Indonesia dan Jepang. Peluncuran dashboard
ini maka data ekonomi Indonesia dan Jepang akan terintegrasi. Sehingga calon
investor dan badan usaha di Jepang akan mendapatkan informasi yang akurat dan
tepat waktu. Japan-Indo partnership launch dashboard economy Indonesia
Jepang yang dibangun untuk menyediakan penyediaan data ekonomi yang
terintegrasi secara current, realiable, akurat dan timely.
8
ulang strategi yang membuka ruang komunikasi antara pemerintah Indonesia dan
Jepang, tidak hanya untuk investasi dan perdagangan.
9
Menindaklanjuti hal tersebut, Kementrian Perindustrian telah
mengusulkan sektor otomotif untuk menjadi sektor pertama (quick win
program) pada proyek kerja sama dengan pihak Jepang, melalui dua pilot project,
yaitu SME Development dan Mold & Dies. Hingga saat ini, Ditjen KPAII
Kemenperin telah menyampaikan dokumen Technical
Arrangement (TA) Concept for Automotive Sector, Terms of
Reference (TOR) SME Development for Automotive Industry, dan TOR Mold and
Dies kepada pihak METI Jepang.
10
mendorong aktivasi kembali ekonomi tanpa mengorbankan protokol kesehatan
melalui Travel Corridor Arrangement (TCA).
11
2. Multilateral Bentuk dari kontribusi pendanaan yang telah disaluarkan
melalui organisasi internasional, diantaranya melalui berbagai organisasi
internasional seperti PBB, UNEP, UNDPdan UNCHR. Juga melalui
instasnsi finansial diantaranya ialah IMF, ADB, World Bank, OECD, dan
APEC.
JICA menyalurkan bantuan luar negeri ODA melaui empat bentuk, yaitu
(Hostli, 1992) :
1. Bentuk Hibah
Bentuk bantuan ini adalah bantuan berupa sumbangan dana,
barang, ataupun tenaga ahli. Bantuan ini lebih kepada peningkatan
insprastruktur dasar seperti, rumah sakit dan sekolah juga termasuk
penyedian pelayanan medis dan juga peralatannya.
2. Bantuan Yen
Bentuk pinjaman dana dengan persyaratan bunga yang rendah serta
dengan jangka pembayaran yang panjang. Pinjaman yen ini sangat
membantu negara berkembang yang mampu mendapatkan penghasilan
diatas level tertentu dengan cara memberikan syarat yang ringan,
kebijakan pinjaman dana ini menggunakan mata uang Yen untuk
pembangunan negara berkembang dengan skala yang besar.
3. Kerjasama Teknik
Bentuk kerjasama pengiriman sumber daya manusia ataupun
perusahaan Jepang kenegara-negara berkembang untuk mengembangkan
negara-negara tersebut. Dengan mengirimkan relawan dan tenaga ahli dari
Jepang, pengiriman peserta pelatihan, pengiriman bantuan peralatan dan
mesin, survei atau semua yang berhubungan dengan kerjasama teknik.
4. Pinjaman Infrastruktur
Pinjaman pembangunan merupakan bantuan dana dengan jangka
yang pendek, pinjaman ini juga disertai dengan bunga. Bantuan ini besifat
sementara, hanya pinjaman yang bersifat bilateral dan multilateral yang
diberikan kepada negara penerima, dengan suku bunga lebih rendah
12
daripada pasar keuangan internasional yang hanya dapat dianggap sebagai
bantuan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerja sama bilateral adalah sebuah kerja sama yang terbentuk dari
berbagai komitmen individu untuk mencapai kesejahteraan secara kolektif yang
merupakan hasil dari adanya persamaan kepentingan. (T. May Rudi, 2003:5)
Negara bekerja sama dengan negara lain untuk dapat mempengaruhi atau
menginginkan hubungan timbal balik yang sama-sama dapat menguntungkan
negara yang bekerja sama. Dalam kerja sama bilateral terdapat beberapa bentuk
kerja sama, diantaranya kerja sama teknik, kerja sama fungsional dan kerja sama
ideologis. Kerja sama antara Indonesia dengan Jepang dalam penguatan sektor
ekonomi termasuk dalam kategori “Kerja sama Fungsional”.
14
fasilitas kesehatan publik yang baik, infrastruktur digital yang memadai serta
kesadaran akan pentingnya low carbon berikut perhatian lebih pada lingkungan
harus dimasukkan ke dalam roadmap penguatan ini.
3.2 Rekomendasi
Pada penelitian ini masih diperlukan sumber data dan informasi yang lebih
mendalam sehingga pembahasan transformasi dan adaptasi bentuk kerja sama
antara Indonesia dengan Jepang dapat dibahas secara lebih komprehensif.
15
DAFTAR PUSTAKA
16