Anda di halaman 1dari 2

Nama: Nurul Khaerun Nisya

Kelas: X IPA 1

ARTIKEL PERAN WARGA NEGARA INDONESIA DALAM PROSES PEMBANGUNAN

Warga Negara Indonesia adalah orang yang diakui oleh UU sebagai warga negara Republik
Indonesia. Kepada orang ini akan diberikan Kartu Tanda Penduduk, berdasarkan Kabupaten atau
(khusus DKI Jakarta) Provinsi, tempat ia terdaftar sebagai penduduk/warga. Kepada orang ini akan
diberikan nomor identitas yang unik (Nomor Induk Kependudukan, NIK) apabila ia telah berusia 17
tahun dan mencatatkan diri di kantor pemerintahan.

Pembangunan merupakan proses pewujudan cita-cita negara untuk mewujudkan masyarakat yang
makmur dan sejahtera secara merata di seluruh wilayah Indonesia, namun demikian pembangunan
yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat makmur dan sejahtera belumlah bisa dinikmati secara
merata oleh seluruh rakyat Indonesia karena berbagai faktor penyebab di mana salah satu faktornya
adalah faktor geografis.

Kondisi geografis wilayah Indonesia terdiri atas banyak pulau-pulau yang terpisahkan oleh lautan di
mana penduduknya tersebar di hampir seluruh pulau yang ada di Indonesia secara tidak merata,
faktor persebaran penduduk yang tidak merata ditambah lagi dengan akses atau infrastruktur yang
tidak sama dan merata antara satu wilayah dengan wilayah lain menjadi salah satu penghambat
untuk mewujudkan pembangunan yang merata di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu adanya
sistem otonomi daerah juga menjadi salah satu penghambat dalam pemerataan pembangunan
karena adanya kebebasan pada setiap daerah untuk memanfaatkan segala potensi yang ada
didaerahnya untuk dimanfaatkan membuat adanya jenjang antara daerah yang memiliki potensi
sumber daya dengan daerah yang tidak memiliki potensi sumber daya.

Di dalam proses pembangunan peran warga Negara Indonesia atau masyarakat sangat penting
sekali. Membangun berarti memperbaiki, membina dan mendirikan, berkaitan dengan hal di atas
dapat diambil suatu kesimpulan bahwa membangun masyarakat miskin berarti memperbaiki,
membina dan mendirikan kondisi seseorang atau kelompok orang laki-laki atau perempuan. yang
hak-hak dasarnya tidak terpenuhi, untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya
yang bermartabat yang meliputi pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, tanah, air
bersih dan sanitasi, sumber daya alam dan lingkungan hidup, rasa aman, dan hak partisipasi dalam
keseluruhan pembangunan.

Sedangkan pembangunan mempunyai arti fisial secara aktif dan kotiniunitas melakukan,
memperbaiki, mendirikan dan membina masyarakat umumnya dalam artian yang seluas-luasnya,
baik secara fisik maupun mentalitas. Pembangunan selama ini telah meningkatkan taraf hidup
masyarakat walaupun masih jauh dari keinginan yang diharapkan. Menurut Derick (dalam Bryant,
1987:280) nilai peran serta tidak hanya terletak pada ada tidaknya peran serta itu. Hal yang
terpenting adalah menentukan jenis peran serta yang tepat untuk persoalan tertentu.

Dalam hal ini ditekankan pentingnya mengenali klasifikasi atau tipe dan bentuk peran serta
masyarakat. Dusseldorp (dalam Slamet; 1992:10-21)mencoba membuat klasifikasi dari berbagai tipe
peran serta. Klasifikasi didasarkan pada sembilan dasar. Masing-masing dasar jarang terpisah satu
sama lain, artinya dalam banyak hal mengidentifikasi suatu kegiatan peran serta yang sama.
1.) Penggolongan peran serta berdasarkan pada derajad kesukarelaan

2.) Penggolongan peran serta berdasarkan cara keterlibatan.

3.) Penggolongan peran serta berdasarkan pada kelengkapan keterlibatan berbagai tahap dalam
proses pembangunan.

4.) Penggolongan peran serta berdasarkan pada tingkatan organisasi

5.) Penggolongan peran serta berdasarkan pada intensitas dan frekuensi kegiatan

6.) Penggolongan peran serta berdasarkan pada lingkup liputan kegiatan.

7.) Penggolongan peran serta berdasarkan pada efektifitas

8.) Penggolongan peran serta berdasarkan pada siapa yang terlibat

9.) Penggolongan berdasarkan pada gaya peran serta Pembangunan sebagai input atau masukan
pembangunan disini diharapkan dengan adanya partisipasi masyarakat bisa menumbuhkan
kemampuan masyarakat untuk berkembang secara mandiri sedangkan sebagai output atau keluaran
partisipasi merupakan proses keluaran stimulasi atau motivasi melalui berbagai upaya.

Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan maka dapat digunakan kerangka
konsep sebagai berikut:

1.) Partisipasi perlu dikembangkan dengan pola prosedural yaitu masyarakat atau kelompok sasaran
diharapkan berperan serta aktif pada berbagai tahap dalam proses aktivitas pembangunan ekonomi.

2.) Upaya meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan golongan miskin untuk
berpartisipasi. Hal ini dimaksudkan agar mereka berpartisipasi dan bias menolong perekonomian diri
sendiri. 3).Program-program pembangunan sosial ekonomi yang hendak dikembangkan perlu
diperhatikan.

4.) Keterlibatan agen pembaharuan dari luar komunitas hanya sejauh memberikan dorongan dan
membantu memudahkan atau partisipasi warga masyarakat dan bukan berperan sebagai pelaku
utama.

5.) Partisipasi perlu dilaksanakan melalui lembaga-lembaga yang sudah dikenal atau kelompok yang
dibentuk dari prakarsa warga masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai