Anda di halaman 1dari 24

Perbankan

Dasar
Pengertian Bank
Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara. Tanpa bank,
bisa kita bayangkan bagaimana sulitnya kita menyimpan dan mengirimkan uang,
memperoleh tambahan modal usaha, atau melakukan transaksi perdagangan
internasional secara efektif dan aman
Pengertian Bank dari berbagai sumber
1. Kata bank berasal dari bahasa Italiabanca berarti tempat penukaran uang.
2. Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan
kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan
menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.
3. Bank adalah suatu badan atau lembaga yang bertugas menghimpun dana dari
pihak ketiga, dan kemudian menyalurkannya kepada pihak-pihak yang
memerlukannya.
4. Bank adalah suatu badan yang mempunyai tugas utama sebagai perantara
untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit pada waktu yang
ditentukan.
5. Menurut Prof. G. M. Verryn Stuart (dalam Alam S, 2010 hl 171) Bank adalah
suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan
alat-alat pembayarannya sendiri maupun dengan uang yang diperolehnya dari
pihak lain, maupun dengan jalan mengedarkan alat-alat penukar baru berupa
uang giral.[1]
6. Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam
jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, bertindak sebagai
tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan dan
lain-lain. (A. Abdurrachman, dalam Iskandar 2013) [2]
7. Bank adalah Lembaga Keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan
jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang (Undang-undang No. 14
Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan).
8. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak (Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal
10 November 1998 tentang perbankan).
usaha perbankan meliputi tiga kegiatan
Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank
sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan
menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang
menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan
menghimpun dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat.Sedangkan jasa-
jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama
tersebut. Jadi, bank merupakan sarana yang memudahkan aktivitas masyarakat
untuk menyimpan uang, dalam hal perniagaan, maupun untuk investasi masa depan.
Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam bidang
perekonomian suatu negara (khususnya di bidang pembiayaan perekonomian)
Sejarah Perbankan
Bank pertama kali didirikan dalam bentuk seperti sebuah firma pada umumnya
pada tahun 1690, pada saat kerajaan Inggris berkemauan merencanakan membangun
kembali kekuatan armada lautnya untuk bersaing dengan kekuatan armada laut
Perancis, akan tetapi pemerintahan Inggris saat itu tidak mempunyai kemampuan
pendanaan kemudian berdasarkan gagasan William Paterson yang kemudian oleh
Charles Montagu direalisasikan dengan membentuk sebuah lembaga intermediasi
keuangan yang akhirnya dapat memenuhi dana pembiayaan tersebut hanya dalam
waktu duabelas hari
Menurut Suparmono (dalam Kasmir, 2012) Sejarah mencatat asal mula
dikenalnya kegiatan perbankan adalah pada zaman kerajaan tempo dulu di daratan
Eropa. Kemudian usaha perbankan ini berkembang ke Asia Barat oleh para
pedagang.Perkembangan perbankan di Asia, Afrika dan Amerika dibawa oleh bangsa
Eropa pada saat melakukan penjajahan ke negara jajahannya baik di Asia, Afrika
maupun benua Amerika. Bila ditelusuri, sejarah dikenalnya perbankan dimulai dari
jasa penukaran uang. Sehingga dalam sejarah perbankan, arti bank dikenal sebagai
meja tempat penukaran uang. Dalam perjalanan sejarah kerajaan pada masa dahulu
penukaran uangnya dilakukan antar kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lain.
Kegiatan penukaran ini sekarang dikenal dengan nama Pedagang Valuta Asing  (Money
Changer). Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional perbankan
berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut sekarang ini
kegiatan simpanan.  Berikutnya kegiatan perbankan bertambah dengan kegiatan
peminjaman uang. Uang yang disimpan oleh masyarakat, oleh perbankan dipinjamkan
kembali kepada masyarakatyang membutuhkannya. Jasa-jasa bank lainnya menyusul
sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin
beragam.
Sejarah Perbankan di Indonesia
Menurut (Kasmir, 2012) Sebelumnya bank-bank di wilayah Nusantara (Hindia
Belanda) didirikan oleh orang-orang Belanda untuk kepentingan perekonomian
mereka. Selanjutnya, di samping bank-bank yang didirikan oleh Pemerintah Hindia
Belanda, berdiri pula bank-bank swasta yang dimodali oleh orang-orang Belanda,
Inggris, Jepang, dan Cina, yang kenyataannya masih tetap hanya mendirikan fasilitas
di antara golongan mereka sendiri. Keuntungan dari operasi banknya lebih banyak
dibawa untuk kepentingan negara asal. Pada saat itu posisi bangsa Indonesia dalam
dunia usaha masih sangat terbelakang. Mereka hanya terdiri atas petani kecil,
buruh, produsen, dan pengusaha kecil. Bank-bank milik asing tidak mau memberikan
pinjaman kepada bangsa Indonesia karena beranggapan pemberian kredit kecil tidak
membawa keuntungan, bahkan mengandung resiko besar.sadar akan keadaan
masyarakat dalam perekonomianyang terjepit, maka beberapa anggota masyarakat
yang terdidik, kemudian berupaya mencari jalan keluar. Ada yang mendirikan
koperasi, studi klub, lumbung desa, bank desa, dan bank perkreditan rakyat.

tujuan umum dari didirikannya bank oleh bangsa


Indonesia
1. Mendidik masyarakat Indonesia untuk menabung agar dapat membangun
perumahan sendiri.
2. Membantu para pengusaha untuk permodalan dengan memberikan kredit kecil.
3. Membangun kekuatan ekonomi masyarakat dengan menyatukan modal dan
menyalurkan kembali untuk kepentingan masyarakat.
bank pemegang peranan penting di Hindia Belanda.
 De Javasche NV
 De Post Poar Bank
 De Algemenevolks Crediet Bank
 Nederland Handles Maatscappi (NHM)
 Nationale Handles Bank (NHB)
 De Escompto Bank NV
Bank di zaman awal kemerdekaan
1. Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang sekarang dikenal
dengan BNI ‟46.
2. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini berasal
dar De Algemenevolks Crediet Bank atau Syomin Ginko.
 Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo.
 Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
 Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.
 Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kem udian
menjadi Bank Amerta.
 NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
 Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950 kemudian merger
dengan Bank Pasifik.
 Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari.
Kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.
3. Di Indonesia, praktek perbankan sudah tersebar sampai ke pelosok pedesaan.
Lembaga keuangan berbentuk bank di Indonesia berupa Bank Umum, Bank
Perkreditan Rakyat (BPR), Bank Umum Syariah, dan juga BPR Syariah (BPRS).
Masing-masing bentuk  lembaga bank tersebut berbeda karakteristik dan
fungsinya.
Jenis – Jenis Bank
 Jenis Bank Menurut Fungsinya
a.Bank Sentral merupakan bank yang berfungsi sebagai pengatur bank-bank
yang ada dalam suatu negara. Bank sentral hanya ada satu di setiap negara
dan mempunyai kantor yang hampir di setiap provinsi.
b. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memebrikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.  BPR tidak dapat
memberikan pelayanan dalam lalu lintas pembayaran atau giral.
d. Bank Syariah, yaitu bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil
(sesuai kaidah ajaran islam tentang hukum riba).
 Berdasarkan Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,
terdiri dari (Kasmir, 2013:21) :
a. Bank Umum, adalah bank yang melaksanakan kegiatannya secara konvensional
dan atau berdasarkan prinsip syariah dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalulintas pembayaran.
b. Bank Perkreditan Rakyat, adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau syariah dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran.
 Bank berdasarkan kepemilikannya (Taswan, 2005: 9) :
a. Bank milik pemerintah adalah bank yang akte pendirian dan modalnya dimiliki
oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank tersebut merupakan milik
pemerintah. Contohnya: Bank Negara Indonesia 46 (BNI 46), Bank Rakyat
Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Mandiri.
b. Bank milik swasta nasional, merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan
oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungan diambil oleh pihak swasta
juga. Contohnya: Bank Central Asia (BBCA), Bank Danamon, Bank Bukopin, Bank
Sinarmas, dan bank swasta nasional lainnya.
c. Bank milik asing, adalah bank yang merupakan cabang dari bank yang berada
di luar negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara.
Contohnya American Express Bank, Hongkong Bank, Bangkok Bank dan bank
asing lainnya.
d. Bank milik campuran, adalah bank yang sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan
pihak swasta nasional, kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh
warga negara Indonesia. Contohnya: Inter Pasifik Bank, Bank Finconesia, dan
bank campuran lainnya.
1. Bank dilihat dari segi penciptaan uang giral dibagi menjadi dua
yaitu :
a. Bank Primer, yaitu bank yang dapat menciptakan uang giral, yang tergolong
dalam bank ini adalah : bank sntral, dan bank umum.
b. Bank Sekunder, yaitu bank yang bertugas sebagai perantara dalam
menyalurkan kredit, yang tergolong dalam bank ini adalah : tabungan dan
bank pembangunan dan bab lain yang tidak menciptakan uang giral.
Jenis – Jenis Kantor Bank
Jenis kantor bank yang dimaksud artinya bank dapat dilihat berdasarkan
luasnya kegiatan jasa-jasa layanan bank yang ditawarkan pada suatu cabang bank.
Luasnya kegiatan ditentukan dari kebijakan kantor pusat bank tersebut. Besar
kecilnya kegiatan cabang bank tersebut pula tergantung pula dari wilayah operasinya
Jenis kantor bank pada umumnya dikelompokkan, yaitu
a. Kantor Pusat
Kantor pusat bank adalah kantor tempat semua kegiatan perencanaan
sampai kepada pengawasan terdapat di kantor pusat ini. Jadi di setiap bank
memiliki satu kantor pusat dan fungsi dari kantor pusat tidak untuk melakukan
kegiatan operasional seperti kantor cabang, melainkan hanya mengendalikan
jalannya kebijakan kantor pusat terhadap cabang-cabangnya. Dapat diartikan pula
bahwa kegiatan kantor pusat hanya melayani cabang-cabangnya saja dan tidak
melayani jasa bank kepada masyarakat umum.
b. Kantor cabang penuh
Kantor cabang penuh adalah kantor cabang yang secara lengkap dalam
memberikan jasa layanan bank. Dalam praktiknya semua kegiatan perbankan ada
di kantor cabang penuh dan biasanya kantor cabang penuh membawahi kantor
cabang pembantu.
c. Kantor Cabang Pembantu
Kantor cabang pembantu adalah kantor cabang yang posisinya berada
dibawah pengawasan kantor cabang penuh, atau kegiatan jasa bank yang dilayani
hanya sebagian saja. Kator cabang pembantu bisa saja naik menjadi kantor
cabang penuh setelah mendapat persetujuan dari kantor pusat.
d. Kantor Kas
Kantor kas adalah kantor bank yang paling kecil, artinya kegiatan jasa
layanan banknya hanya meliputi teller/kasirnya saja. Kantor kas hanya melayani
sebagian kecil dari kegiatan perbankan, menurut posisinya kantor kas berada di
bawah kantor cabank pembantu. Saat ini kantor kas bahkan sangat mudah kita
temukan, karena kas bank banyak yang melakukan pelayanan dengan mobil maka
sering disebut juga sebagai kas keliling.
e. Kantor Cabang Penuh
Kantor cabang penuh adalah kantor cabang yang secara lengkap dalam
memberikan jasa layanan bank. Dalam praktiknya semua kegiatan perbankan ada
di kantor cabang penuh dan biasanya kantor cabang penuh membawahi kantor
cabang pembantu
f. Kantor Cabang Pembantu
Kantor cabang pembantu adalah kantor cabang yang posisinya berada dibawah
pengawasan kantor cabang penuh, atau kegiatan jasa bank yang dilayani hanya
sebagian saja. Kator cabang pembantu bisa saja naik menjadi kantor cabang
penuh setelah mendapat persetujuan dari kantor pusat.
g. Kantor Kas
Kantor kas adalah kantor bank yang paling kecil, artinya kegiatan jasa
layanan banknya hanya meliputi teller/kasirnya saja. Kantor kas hanya melayani
sebagian kecil dari kegiatan perbankan, menurut posisinya kantor kas berada di
bawah kantor cabank pembantu. Saat ini kantor kas bahkan sangat mudah kita
temukan, karena kas bank banyak yang melakukan pelayanan dengan mobil maka
sering disebut juga sebagai kas keliling.
Persyaratan Bank
Pendirian suatu perusahaan dalam bentuk apapun haruslah mendapat izin dari
instansi yang terkait terlebih dahulu, demikian pula izin untuk melakukan usaha
perbankan.Bagi perbankan sebelum melakukan kegiatannya harus memperoleh izin dari
Bank Indonesia.Artinya jika ingin mendirikan bank atau pembukaan cabang baru maka
diharuskan untuk memenuhi berbagai persyaratan yang telah ditentukan Bank
Indonesia. Bank Indonesia mempelajari permohonan tersebut untuk menjadi bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan. Izin pendirian Bank Umum dan BPR
biasanya diberikan sesuai dengan persyaratan yang berlaku. 
Izin pendirian bank
 Izin Prinsip
Izin Prinsip yaitu persetujuan yang diberikan untuk melakukan persiapan
pendirian bank yang diajukan kepada BI. 
Izin prinsip terdiri dari:
1. Rancangan akta pendirian badan hukum, termasuk AD/ART, dengan memuat:
a. Nama dan tempat kedudukan 
b. Kegiatan usaha sebagai bank
c. Permodalan 
d. Wewenang, tanggung jawab dan masa jabatan komisaris dan direksi
2. Daftar kepemilikan 
a.  Daftar calon pemegang saham berikut rincian besaran kepemilikan saham
(PT)
b. Daftar calon anggota berikut simpanan pokok, wajib dan hibah (koperasi)
3. Rencana organisasi
4. Rencana kerja tahun pertama 
a.  Analisis terhadap peluang pasar dan potensi ekonomi 
b.  Rencana kegiatan usaha, penghimpunan dan penyaluran dana bank, serta
langkah-langkahnya 
c. Rencana kebutuhan pegawai 
d.  Proyeksi arus kas selama 12 bulan, neraca dan perhitungan laba rugi
5. Bukti setoran modal minimal 30% dari modal disetor dalam bentuk bilyet giro
BI
a.  Modal disetor untuk Bank Umum sebesar 3 trilliun.
b.  Modal disetor untuk BPRS
c.  2 Milyar untuk wilayah Jabodetabek 
d.  1 Milyar untuk Ibu kota Propinsi 
e.  500 Juta untuk kota dan kabupaten di luar keduanya.
6. Surat pernyataan dari calon pemilik, bahwa modal tsb;
a.  Tidak berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan.
b.  Tidak berasal dari pencucian uang 
7. Persetujuan selambat-lambatnya diberikan selama 60 hari setelah dokumen
permohonan diterima. BI wajib melakukan: 
a.  Penelitian atas kelengkapan dan kebenaran dokumen.
b.  Wawancara terhadap calon pemilik, komisaris dan direksi 
c.  Analisis yang meliputi;
1) Tingkat persaingan yang sehat antar bank
2) Tingkat kejenuhan bank 
3) Kondisi ekonomi/pemerataan 
d.  Pernyataan pemilik 
8.  Persetujuan prinsip tersebut berlaku selama 360 hari
 Izin Usaha
Izin usaha adalah izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan usaha bank,
setelah persiapan  pendirian bank selesai dilakukan dan diajukan ke BI. 
Izin usaha terdiri dari:
1. Akta pendirian badan hukum, termasuk AD/ART yang telah disahkan instansi
berwenang 
2. Data kepemilikan berupa daftar pemegang saham atau daftar anggota.
3. Daftar susunan komisaris dan direksi 
4. Susunan organisasi serta sistem dan prosedur kerja, termasuk personalia 
5. Bukti pelunasan modal disetor minimum
6. Bukti kesiapan operasional 
a.  Daftar aktiva tetap dan inventaris 
b.  Bukti kepemilikan, penguasaan dan sewa kantor 
c.  Foto gedung dan tata letak ruangan 
d.  Contoh formulir atau warkat yang akan digunakan untuk operasional
bank
e.  Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Tanda Daftar Perusahaan
7. Surat pernyataan dari pemilik bank bahwa pelunasan modal disetor; 
a.  Tidak berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan 
b.  Tidak berasal dan untuk pencucian uang
8. Surat pernyataan tidak merangkap jabatan melebihi ketentuan bagi anggota
komisaris 
9. Surat pernyataan tidak merangkap jabatan bagi anggota direksi 
10. Surat pernyataan tidak memiliki hubungan kekeluargaan 
11. Surat pernyataan tidak memiliki saham melebihi 25% dari jumlah modal
disetor perusahaan lain
12. Persetujuan atau penolakan izin usaha diberikan selambat-lambatnya 60 hari
setelah dokumen permohonan diterima secara lengkap
13. Bank yang telah mendapat izin usaha dari direksi BI wajib melaksanakan
kegiatan usaha selambat-lambatnya 60 hari terhitung sejak tanggal izin usaha
dikeluarkan.
14. Laporan kegiatan usaha wajib disampaikan oleh direksi bank kepada BI
selambat-lambatnya 10 hari sejak tanggal dimulainya kegiatan operasional
Bentuk Badan Hukum Bank
Disamping izin yang telah diajukan, maka permohonan dapat memilih bentuk
badan hukum yang diinginkan dan yang telah ditentukan.
Pemilihan bentuk badan hukum ini tergantung dari jenis bank yang dipilihnya. 
Masing-masing bentuk badan mempunyai kelebihan dan kekurangannya.
 Ada beberapa bentuk hukum bank yang dapat dipilih jika ingin mendirikan bank
sesuai dengan Undang-undang Nomor 10 tahun 1998Bentuk badan hukum Bank
Umum dapat berupa salah satu dari alternatif di bawah ini:
 Perseroan Terbatas
 Koperasi atau
 Perseroan daerah (PD)
 bentuk badan hukum Bank Perkreditan Rakyat sesuai dengan Undang-undang
Nomor 7 tahun 1992 dapat berupa:
 Perusahaan Daerah (PD)
 Koperasi
 Perseroan Terbatas (PT)
 Atau bentuk lainnya yang ditetapkan pemerintah

Kerahasiaan Bank
 Pengertian
Rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan
mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya (Pasal 1 angka 28 UU No.10 Tahun
1998 tentang Perbankan).
Kerahasiaan bank merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan keterangan
mengenai nasabah penyimpanan dan simpanannya, menurut Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1998.
Menurut Munir Fuady,  kerahasiaan bank merupakan relasi antara bank dengan
nasabahnya yang identik atau mirip antara hubungan lawyer dengan kliennya
atau antara hubungan dokter dengan pasiennya.
Sedangkan menurut Kasmir, kerahasiaan bank merupakan kegiatan perbankan
dalam mengelola masyarakat, pihak bank wajib menjaga kepercayaan yang
diberikan masyarakat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kerahasiaan Bank adalah semua hal
yang berkaitan dengan keuangan nasabah bank yang menurut kelaziman dalam
dunia perbankan dilarang diungkapkan kepada masyarakat.
Yang dimaksud Nasabah Penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya
di Bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian Bank dengan nasabah
yang bersangkutan Sedangkan yang dimaksud dengan Simpanan adalah dana yang
dipercayakan oleh masyarakat kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan
dana dalam bentuk Giro, Deposito, Sertifikat Deposito, Tabungan dan atau
bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu (Pasal 1 angka (5) UU No.10 Tahun
1998).
 Sifat Rahasia Bank
Mengenai sifat Rahasia Bank, ada dua teori yang dapat dikemukakan, yaitu:
1. Teori Mutlak (Absolute Theory)
Menurut teori ini, Rahasia Bank bersifat mutlak. Semua keterangan mengenai
nasabah dan keuangannya yang tercatat di bank wajib dirahasiakan tanpa
pengecualian dan pembatasan. Dengan alasan apapun dan oleh siapapun
kerahasiaan mengenai nasabah dan keuangannya tidak boleh dibuka
(diungkapkan). Apabila terjadi pelanggaran terhadap kerahasiaan tersebut, Bank
yang bersangkutan harus bertanggung jawab atas segala akibat yang
ditimbulkannya.
2. Teori Relatif (Relative Theory)
Menurut teori ini, Rahasia Bank bersifat relatif (terbatas). Semua keterangan
mengenai nasabah dan keuangannya yang tercatat di bank wajib dirahasiakan.
Namun bila ada alasan yang dapat dibenarkan oleh undang-undang, Rahasia Bank
mengenai keuangan nasabah yang bersangkutan boleh dibuka (diungkapkan)
kepada pejabat yang berwenang. Keberatan terhadap teori ini adalah rahasia
bank masih dapat dijadikan perlindungan bagi pemilik dana yang tidak halal,
yang kebetulan tidak terjangkau oleh aparat penegak hukum karena tidak
terkena penyidikan. Dengan demikian dananya tetap aman.
 Pengecualian Rahasia Bank
Dalam Pasal 40 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
ditentukan bahwa :
“Bank wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan
simpanannya, kecuali dalam hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Pasal
41A, Pasal 42, Pasal 43, Pasal 44, dan Pasal 44A”.
Kata “kecuali” diartikan sebagai pembatasan terhadap berlakunya Rahasia Bank.
Mengenai keterangan yang disebut dalam pasal-pasal tadi Bank tidak boleh
merahasiakannya (boleh mengungkapkannya) dalam hal sebagai berikut :
1. Untuk Kepentingan Perpajakan
2. Untuk Kepentingan Penyelesaian Piutang Bank
3. Untuk kepentingan Peradilan Pidana
4. Untuk kepentingan peradilan Perdata
5. Untuk keperluan Tukar-Menukar Informasi antar Bank
6. Pemberian keterangan atas persetujuan nasabah
 Sanksi Pelanggaran Kerahasian Bank
Bagi pihak yang merasa dirugikan oleh keterangan yang diberikan oleh bank,
mereka berhak untuk mengetahui ini keterangan tersebut dan meminta
pembetulan jika terdapat kesalahan dalam keterangan yang diberikan.
Pelanggaran terhadap berbagai aturan yang berlaku, termasuk kerahasiaan
bank, maka akan dikenakan sanksi tertentu sesuai dengan yang tercantum
dalam undang-undang No 10 Tahun 1998. Pembukaan rahasia bank yang tidak
mengacu kepada ketentuan dari BI berdasarkan pasal 51 ayat 1 Undang-undang
tentang perbankan, maka perbuatan tersebut dianggap sebagai kejahatan, dan
diancam dengan ketentuan pidana dan sanksi administratif sebagaimana diatur
dalam pasal 47 dan pasal 47A jo. Pasal 52 yaitu sebagai berikut:
a. Sanksi Pidana
b. Sanksi Administratif
 Pelanggaran Rahasia Bank
Pelanggaran Rahasia Bank adalah perbuatan memberikan keterangan mengenai
Nasabah Penyimpan dan simpanannya, secara melawan hukum (bertentangan
dengan Undang-Undang Perbankan) atau tanpa persetujuan Nasabah Penyimpan
yang bersangkutan. Pelanggaran Rahasia Bank dapat dilakukan karena paksaan
pihak ketiga atau karena kesengajaan anggota Dewan Komisaris, Direksi, Pegawai
Bank, atau Pihak terafiliasi lainnya.
1. Paksaan Pihak Ketiga
Paksaan Pihak ketiga diatur dalam Pasal 44A Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 tentang Perbankan. Dalam Pasal tersebut ditentukan sebagai berikut:
“Barang siapa tanpa membawa perintah tertulis atau izin dari Pimpinan Bank
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41, Pasal 41A, dan Pasal 42,
dengan sengaja memaksa Bank atau Pihak Terafiliasi untuk memberikan
keterangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, diancam dengan pidana
penjara sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun
serta dendan sekurang-kurangnya Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan
paling banyak Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah)’.
Ancaman hukuman tersebut mulai dari yang paling rendah sampai kepada yang
paling tinggi. Dengan demikian, apabila terbukti bahwa pihak ketiga itu secara
melawan hukum telah melakukan pemaksaan agar nasabah penyimpan dan
simpanannya, dia tidak akan luput dari hukuman, setidak-tidaknya hukuman
pidana dan denda minimum, yang lama dan jumlahnya sudah ditetapkan oleh
undang-undang.
2. Kesengajaan Pihak Bank atau Pihak Terafiliasi
Kesengajaan pihak Bank dilakukan oleh Anggota Dewan Komisaris, direksi,
Pegawai Bank, atau Pihak Terafiliasi diatur dalam Pasal 47 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1998. Dalam Pasal tersebut ditentukan bahwa :
“Anggota Dewan Komisaris, direksi, Pegawai Bank, atau Pihak Terafiliasi lainnya
yang dengan sengaja memberikan keterangan yang wajib dirahasiakan menurut
Pasal 40, diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun
dan paling lama 4 (empat) tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp
4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah) dan paling banyak Rp 8.000.000.000,00
(delapan miliar rupiah)”.
Dalam penjelasan pasal diatas dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan Pegawai
Bank adalah semua pejabat dan karyawan Bank. Pihak Terafiliasi sebagaimana
disebutkan dalam pasal diatas, diatas, menurut Pasal 1 angka (22) Undang-
Undang Nomor 10 tahun 1998 adalah:
a. Anggota Dewan Komisaris, pengawas pengelola atau kuasanya, pejabat atau
karyawan Bank;
b. Anggota pengurus, pengawas pengelola atau kuasanya, pejabat atau karyawan
Bank. Khusus bagi Bank berbentuk hukum Koperasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
c. Pihak yang memberikan jasanya kepada Bank, antara lain akuntan publik,
penilai, konsultan hukum, dan konsultan lainnya;
d. Pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia turut serta mempengaruhi
pengelolaan Bank, antara lain pemegang saham dan keluarganya, keluarga
Komisaris, keluarga pengawas, keluarga direksi, dan keluarga pengurus.
Sistem Pembinaan dan Pengawasan Bank Indonesia
Pembinaan merupakan usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Sedangkan Pengawasan pada hakikatnya merupakan tugas dan kewajiban dari semua
pihak yang terkait dengan bank, yaitu manajemen bank, pemilik bank, masyarakat,
termasuk para nasabah bank dan pemerintah dalam hal berfungsi sebagai otoritas
pengawasan bank-bank yang diwakili oleh Bank Indonesia.
Suatu bank merupakan subsistem dari sistem perbankan nasional, maka pembinaan
dan pengawasan harus tetap dilakukan secara ketat, sehingga pengelola bank wajib
mematuhi dan melaksanakan ketentuan yang telah digariskan oleh otoritas. Dengan
demikian sistem perbankan secara keseluruhan diharapkan akan menjadi sehat dan
kepentingan masyarakat luas akan semakin terjamin.
Kewenangan Bank Indonesia
Pada dasarnya pembinaan dan pengawasan bank dapat dilaksanakan oleh
otoritas pengawasan melalui empat kewenangan, yaitu:
a) Kewenangan Memberikan Izin (power to license)
Kewenangan dalam mengatur perizinan merujuk kepada penetapan ketentuan dan
persyaratan pendirian suatu bank, kewenangan ini merupakan seleksi paling awal
terhadap kehadiran suatu bank, dengan menetapkan tata cara perizinan dan
prosedur pendirian sebuah bank.
  Pada umunya persyaratan pendirian bank menyangkut tiga aspek yaitu aspek
akhlak dan moral calon pemilik/ pengurus bank, kemampuan menyediakan dana
serta kesanggupan dalam melakukan kegiatan usaha perbankan. Kewenangan seperti
ini memungkinkan otoritas pengawas bank mencegah pendirian bank yang tidak
didukung oleh kemampuan modal yang memadai, yang dapat digunakan untuk
kepentingan oknum pemilik dengan tidak mengindahkan kepentingan masyarakat atau
dikelola oleh indinidu yang kurang memahami seluk beluk perbankan.
b) Kewenangan Untuk Mengatur (power to regulate)
Kewenangan mengatur perbankan adalah untuk memberikan pedoman landasan
kerja berdasarkan azas-azas perbankan yang sehat dalam kegiatan operasional. Hal
tersebut memungkinkan otoritas pengawas bank menetapkan ketentuan yang
menyangkut aspek usaha bank dalam rangka menciptakan lingkungan yang kondusif
dan mampu memberikan pelayanan jasa bank sebagaimana yang diinginkan
masyarakat.
Peraturan yang tercakup dalam kewenangan ini meliputi pengaturan likuiditas,
solvabiltas, jenis bidang jasa dan resiko yang dapat ditangani perbankan.
c) Kewenangan Untuk Mengawasi (power to control)
Kewenangan dalam mengawasi merupakan kewenangan dasar yang dikendalikan
otoritas pengawas bank melalui pelaksanaan pengawasan secara tidak langsung &
pengawasan langsung.
Pengawasan tidak langsung biasanya dilakukan melalui alat pantau seperti laporan
keuangan berkala, laporan hasil pemeriksaan dan informasi lainnya. Dengan data
tersebut pengawas dapat menilai keadaan kesehatan usaha perbankan, sedangkan
pengawasan langsung pada dasarnya diarahkan terhadap gambaran keadaan
keuangan, tingkat kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku sekaligus untuk
mengetahui praktek-praktek yang membahayakan kelangsungan usaha bank.
d) Kewenangan Untuk Mengenakan Sanksi (power to impose sanction)
Kewenangan untuk mengenakan sanksi merupakan kewenangan untuk
menjatuhkan sanksi apabila bank tidak dapat memenuhi ketentuan dan prosedur
yang telah diatur dalam aturan main bank. Pengenaan sanksi ini dimaksudkan agar
bank dapat melakukan tindakan perbaikan atas kelemahan dan atau penyimpangan
yang terjadi. Sikap ini merupakan unsur pembinaan sehingga bank dapat beroperasi
sesuai dengan azas perbankan yang sehat. Dengan kewenangan ini otoritas
pengawas bank dapat melakukan kegiatan berikut :
- Menjatuhkan sanksi atas pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku seperti
pengenaan denda, penurunan tingkat kesehatan / rating bank dan lain-lain
- Memaksa bank untuk memperbaiki kebijaksanaannya
- Memaksa bank untuk mengganti Dewan Komisaris atau Direksi
- Mencabut izin usaha
- Mengambil tindakan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
Kewajiban Bank Indonesia
Sejalan dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1999, maka Undang-Undang No. 10
Tahun 1998 memberikan wewenang dan kewajiban bagi Bank Indonesia untuk membina
serta melakukan pengawasan terhadap bank dengan menempuh upaya-upaya, baik
yang bersifat preventif dalam bentuk ketentuan-ketentuan, petunjuk dan nasihat,
bimbingan dan pengarahan, maupun secara represif dalam bentuk pemeriksaan yang
disusul dengan tindakan-tindakan perbaikan, sehingga pada akhirnya Bank Indonesia
dapat menetapkan arah pembinaan dan pengembangan bank baik secara individual
maupun secara keseluruhan.
Tugas Bank Indonesia melakukan pengaturan merupakan tindakan hukum sepihak
yang berupa keputusan yang ditujukan untuk umum/keputusan yang bersifat umum
dan tugas Bank Indonesia memberikan izin usaha bank merupakan tindakan hukum
sepihak yang berupa Keputusan yang bersifat kongkret dan individual.
Lembaga keuangan
 Pengertian
Lembaga Keuangan adalah lembaga yang memberikan fasilitas dan produk di
bidang keuangan serta memutar arus uang dalam perekonomian. Kegiatan operasional
dasar dari lembaga keuangan adalah mengumpulkan dana dari masyarakat dan
menyalurkannya lagi kepada masyarakat yang membutuhkan dana tersebut.
Pengertian Lembaga Keuangan menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 adalah
semua badan yang melalui kegiatan-kegiatan di bidang keuangan dengan menarik uang
dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat.
 Macam-macam lembaga keuangan
a. Lembaga Keuangan Bank Lembaga keuangan bank memiliki kegiatan menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, deposito, dan sebagainya yang
kemudian menyalurkannya dalam bentuk kredit bank.
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank Lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun
dana atau mengeluarkan surat berharga serta untuk membiayai investasi
perusahaan.
 Perbedaan Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank
1) Kewajiban keuangan LKB dan LKBB, yaitu likuiditas Lembaga Keuangan Bank berupa
uang sedangkan Lembaga Keuangan Bukan Bank tidak dapat diklarifikasikan sebagai
uang.
2) Kemampuan kedua lembaga keuangan dalam menciptakan kredit dan uang, yaitu
LKB mempunyai kemampuan dalam menciptakan kredit, mengedarkan uang, dan
menambah jumlah uang beredar melalui efek penggandaan uang. Sedangkan LKBB
menyalurkan dana kepada masyarakat terutama melalui penyertaan modal atau
pembiayaan investasi perusahaan.
 Peranan Lembaga Keuangan
a. Pengalihan Aset (Assets Transmutation)
Maksud dari pengalihan aset yaitu melakukan perpindahan dana dari pihak yang
dananya berlebih kepada pihak yang kekurangan dana atau modal. Hal ini merupakan
fungsi lembaga keuangan sebagai perantara keuangan yang merupakan fungsi penting
lembaga keuangan. Adapun yang termasuk ke dalam lembaga keuangan ini yaitu bank,
perusahaan asuransi, dana pensiun, dan perusahaan pembiayaan atau leasing.
b. Likuiditas
Likuiditas berhubungan dengan kemampuan suatu lembaga untuk memperoleh
uang tunai pada saat dibutuhkan. Lembaga keuangan dalam menjalankan fungsinya
dapat menyimpan kekayaan perusahaan dalam bentuk instrumen keuangan seperti
tabungan, deposito, sertifikat deposito, saham, dan obligasi.
c. Realokasi Pendapatan
Maksud dari realokasi pendapatan yaitu lembaga keuangan memiliki fungsi
untuk merealokasi pendapatan masyarakat, khususnya bagi mereka yang memiliki
penghasilan memadai melalui berbagai produk jasanya.
d. Transaksi
Lembaga keuangan dalam hal ini berfungsi untuk mempermudah penyelesaian
transaksi keuangan masyarakat sehari-harinya.
 Faktor-Faktor yang Mendorong Peningkatan Peranan Lembaga Keuangan
Menurut Rose dan Frasser, ada beberapa faktor yang dapat mendorong
peningkatan peranan lembaga keuangan. Berikut ini merupakan faktor-faktor
pendorongnya:
a. Berkembangnya Industri dan Teknologi
Dengan semakin pesatnya perkembangan industry dan teknologi mendorong
lembaga keuangan dapat memenuhi semua kebutuhan modal akan dana segar di
sector industry. Selain itu, dana tersebut tidak langsung dicairkan dalam bentuk
tunai, melainkan dengan model transfer.
b. Meningkatnya Pendapatan Masyarakat Kelas Menengah
Masyarakat yang memiliki pendapatan yang cukup dan memadai terutama di
kalangan menengah memiliki sejumlah bagian pendapatan untuk ditabung setiap
tahunnya. Dalam hal ini, lembaga keuangan menyediakan sarana yang menguntungkan
untuk tabungan mereka.
c. Besarnya Denominasi Instrumen Keuangan
Dengan semakin besarnya denominasi instrument keuangan akan membuat
sulitnya orang yang menabung dalam jumlah sedikit untuk mencari akses. Oleh
karena itu, lembaga keuangan dapat memberikan jasanya bagi masyarakat yang akan
menabung dalam jumlah sedikit.
d. Keuntungan Jangka Panjang
Dalam hal ini, lembaga keuangan biasa memperoleh sumber dana atau meminjam
uang dari penabung dengan tingkat bunga yang rendah lalu meminjamkannya dengan
menggunakan tingkat suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang panjang.
Adapun keuntungannya yang diperoleh ini merupakan bentuk keuntungan jangka
panjang.
e. Risiko yang Kecil
Dengan adanya regulasi dan pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah, maka
akan membuat risiko simpanan dalam lembaga keuangan menjadi kecil daripada
investasi lainnya.
Lembaga Keuangan Bank
Bank merupakan badan hukum yang bergerak di bidang keuangan, yang artinya
aktivitas bank bergerak dalam bidang keuangan. Dalam aktivitas kegiatannya,
lembaga keuangan bank memiliki kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk tabungan, deposito, dan sebagainya yang kemudian menyalurkannya dalam
bentuk kredit bank.
Macam-macam lembaga keuangan bank, berdasarkan
fungsinya
a. Bank Sentral
Bank Sentral di Indonesia yaitu Bank Indonesia yang memegang fungsi sebagai
bank sirkulasi, banker bank, dan regulator. Pada umumnya, bentuk pelayanan yang
diberikan oleh Bank Indonesia banyak diberikan kepada pihak pemerintah dan dunia
perbankan. Tujuan utama dari Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yaitu untuk
menciptakan dan memelihara kestabilan nilai tukar rupiah. Bank Indonesia dalam
mencapai tujuan tersebut membuat kebijakan moneter, mengatur devisa Negara, dan
melakukan pengawasan terhadap bank.
b. Bank Umum
Bank umum merupakan bank yang memiliki tugas melakukan pelayanan seluruh
jasa-jasa perbankan. Bank umum dikenal dengan nama bank komersial dan
dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu bank umum devisa dan bank umum
nondevisa.
c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan jenis bank yang kegiatannya memberi
pelayanan kepada masyarakat kecil dan masyarakat pedesaan. Jenis-jenis produk
bank yang ditawarkan oleh BPR relative lebih sedikit daripada produk yang
ditawarkan oleh bank umum. Selain itu, BPR juga tidak boleh memberikan pelayanan
dalam bentuk pembukaan giro dan ikut kliring.
Lembaga Keuangan Bukan Bank
 Pengertian
Lembaga Keuangan Bukan Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya
menghimpun dana atau mengeluarkan surat berharga serta untuk membiayai
investasi perusahaan.
Lembaga keuangan bukan bank sering juga disebut lembaga keuangan Non
depositori. Lembaga keuangan non bank terbagi menjadi tiga jenis, yaitu lembaga
keuangan kontraktual, lembaga keuangan investasi, dan lembaga keuangan
pembiayaan.
Lembaga keuangan yang kegiatan usahanya bersifat kontraktual (contractual
institutions) yaitu menarik dana dari masyarakat dengan menawarkan kontrak untuk
memproteksi penabung terhadap risiko ketidakpastian misalnya polis asuransi,
program pensiun. Kelompok lembaga keuangan kontraktual dapat disebut perusahaan
asuransi dan dana pensiun.
 Lembaga keuangan investasi (investment institution)
a. perusahaan efek,
b. reksadana.
 Lembaga keuangan bukan bank lainnya
a. perusahaan modal ventura dan perusahaan pembiayaan (finance company) yang
menawarkan jasa pembiayaan sewaguna usaha, anjak piutang, pembiayaan
konsumen dan kartu kredit.
Jenis lembaga keuangan bukan bank yang ada di
Indonesia.
 Pegadaian
Kegiatan pegadaian yaitu menjaminkan barang-barang berharga kepada
pihak tertentu dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah uang dan barang
yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian di awal antara
nasabah dengan pihak pegadaian.
a. Ciri-Ciri
    1) Ada barang-barang berharga yang digadaikan.
    2) Memiliki nilai jumlah pinjaman yang tergantung dari nilai dari nilai barang
yang akan digadaikan.
    3) Barang yang telah digadaikan dapat ditebus kembali.
b. Keuntungan Usaha Pegadaian
    Keuntungan nya yaitu pihak pegadaian tidak mempermasalahkan untuk apa
dana gadai tersebut dan digunakan untuk apa saja dana tersebut. Selain itu,
sanksi dalam pegadaian juga ringan apabila tidak melunasi dalam kurun waktu
yang telah ditentukan.
c. Kegiatan Usaha Pegadaian
1) Menghimpun Dana Pegadaian memerlukan dana yang digunakan untuk
kebutuhan masyarakat dalam menjalankan kegiatannya yang berasal dari:
    a) Pinjaman dalam jangka pendek dari lembaga keuangan bank.
    b) Pinjaman jangka pendek dari pihak lainnya seperti rekanan.
    c) Penerbitan obligasi
    d) Penyertaan modal pemerintah.
    e) Laba ditahan.
2) Penggunaan Dana Dana yang telah dihimpun oleh pegadaian kemudian
digunakan untuk melakukan kegiatan pegadaian yang antara lain:
a) Uang kas dan dana likuid lainnya, seperti membayar kewajiban yang
jatuh tempo, penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan, pembayaran
pajak dsb.
    b) Pengadaan berbagai asset yang mendukung kegiatan operasional
pegadaian. Misalnya membeli tanah, membangun kantor cabang, computer,
kendaraan operasional, brankas dan sebagainya.
d. Produk dan Jasa Pegadaian
1) Memberikan Pinjaman dengan Dasar Hukum Gadai.
2) Penaksiran Nilai Barang.
3) Penitipan Barang.
4) Penyimpanan Barang.
 Pasar Modal
Pasar modal merupakan pasar keuangan yang menawarkan perdagangan
saham dan pasar untuk dana-dana jangka panjang. Karena adanya transaksi
jual beli, maka pasar modal ini disebut dengan pasar konkret.
a. Tujuan Pasar Modal
1) Memenuhi kebutuhan akan dana yang sifatnya jangka pendek.
2) Memenuhi kebutuhan akan likuiditas.
3) Memenuhi kebutuhan akan modal kerja.
b. Instrument Pasar Modal
1) Sertifikat Bank Indonesia.
2) Sertifikat deposito.
3) Surat berharga pasar uang.
4) Bankers acceptance.
5) Commercial papers.
6) Foreign exchange market.
7) Interbank call money.
8) Treasury bills.
9) Repurchase agreement.
c. Macam-Macam Produk Pasar Modal
1) Reksa dana : Sertifikat yang berisi mengenai pemilik reksa dana yang
menitipkan uang kepada pengelola reksa dana untuk digunakan sebagai modal
investasi.
2) Saham : Suatu tanda penyertaan atau bentuk kepemilikan seseorang /
badan dalam suatu perusahaan.
3) Saham Preferen : Penggabungan saham biasa dengan obligasi.
4) Obligasi : Surat berharga yang berisi perjanjian antara pemberi pinjaman
dengan pihak yang menerima pinjaman.
5) Waran : Suatu hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang
sudah ditentukan.
6) Right Issue : Hak bagi pemodal untuk membeli saham baru yang dikeluarkan
oleh pihak emiten
 Sewa Guna Usaha (Leasing)
Sewa guna usaha atau leasing merupakan usaha yang bergerak dalam
bidang pembiayaan untuk keperluan barang-barang modal yang diinginkan oleh
pihak nasabah. Maksud dari pembiayaan yaitu nasabah yang membutuhkan
barang-barang modal seperti peralatan kantor, inventaris kantor dengan cara
sewa atau dibeli secara kredit.
a. Konsep Leasing
Leasing merupakan lembaga keuangan yang membiayai kegiatan perusahaan
dan masyarakat. Contohnya, suatu perusahaan akan menggunakan jasa leasing,
maka dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal
dengan jalan sewa beli untuk dapat langsung digunakan berproduksi, yang dapat
diangsur setiap bulan, triwulan, atau enam bulan sekali kepada pihak lessor.
b. Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Leasing
Dalam setiap transaksi leasing pada umumnya melibatkan beberapa pihak,
diantaranya sebagai berikut.
1) Lessor merupakan pihak yang memberikan pelayanan jasa pembiayaan
kepada pihak lessee dalam bentuk barang modal.
2)Lessee merupakan pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk barang
modal.
3) Supplier merupakan pihak yang menyediakan barang untuk dijual kepada
pihak lessee dengan jenis pembayaran secara tunai oleh lessor.
4) Bank Dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank atau
kreditor tidak terlibat secara langsung dalam kontrak tersebut, namun
pihak bank memegang peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor
terutama dalam mekanisme leverage lease di mana sumber dan pembiayaan
lessor diperoleh melalui kredit bank.
c. Perjanjian Leasing
Perjanjian dalam leasing disebut dengan lease agreement. Perjanjian ini
berisi kontrak kerja antara kedua belah pihak, lessor, dan lessee. Adapun isi
kontrak yang dibuat secara umum memuat hal-hal berikut.
1) Nama dan alamat lessee.
2) Jenis barang modal yang diinginkan.
3) Nilai barang yang di-leasing-kan.
4) Syarat pembayaran.
5) Biaya yang dikenakan.
6) Sanksi-sanksi apabila pihak lessee ingkar janji.
d. Biaya-Biaya yang Dikeluarkan
Berikut merupakan macam-macam biaya yang dikeluarkan dalam leasing.
1) Biaya administrasi yang besarnya per tahun.
2) Biaya material untuk sahnya perjanjian.
3) Biaya bunga.
4) Biaya asuransi.
e. Sanksi-Sanksi
Berikut sanksi-sanksi dalam leasing.
1) Berupa teguran lisan supaya segera melunasi.
2) Jika teguran tidak digubris, maka akan diberikan teguran tertulis.
3) Dikenakan denda sesuai perjanjian.
4) Penyitaan barang yang dipegang oleh lessee.
 Anjak Piutang
Anjak piutang merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya melakukan
penagihan atau pembelian yang berkaitan dengan utang piutang suatu
perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu milik perusahaan.
a. Kegiatan Anjak Piutang
    Kegiatan utama lembaga keuangan anjak piutang yaitu melakukan
pengambilalihan pengurusan piutang suatu tanggung jawab tertentu, dan
tergantung kesepakatan dengan pihak kreditor.
    Adapun kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh perusahaan anjak piutang
berhubungan dengan pengambilalihan dan pengelolaan piutang suatu perusahaan.
Lembaga keuangan anjak piutang ini berbeda dengan pinjaman bank. Berikut
merupakan perbedaannya.
1) Anjak piutang merupakan nilai piutang, bukan merupakan kelayakan kredit
perusahaan.
2) Anjak piutang bukan merupakan suatu pinjaman, namun pembelian suatu
asset.
3) Anjak piutang melibatkan tiga pihak, sedangkan pinjaman di bank
melibatkan dua pihak.
b. Pihak yang Terlibat dan Fasilitas yang Diberikan
Ada beberapa pihak yang terlibat dalam kegiatan transaksi perusahaan
dengan piutang. Berikut pihak-pihak yang berkaitan dengan kegiatan transaksi
anjak piutang.
1) Kreditor yang menyerahkan tagihan kegiatannya kepada pihak anjak piutang.
2) Perusahaan anjak piutang yang merupakan perusahaan yang akan
mengambil alih piutang.
3) Debitur yang merupakan nasabah yang memiliki masalah utang kepada
kreditor.
Adapun dipandang dari berbagai sisi, fasilitas yang dapat diberikan perusahaan
anjak piutang meliputi hal-hal berikut.
1) Berdasarkan pemberitahuan
Jenis fasilitas menurut pemberitahuannya dapat dilihat pada tabel berikut.
No. Fasilitas Berdasarkan Penjelasan
Pemberitahuannya
1. Disclosed Disclosed : jenis fasilitan yang
diberikan kepada perusahaan anjak
piutang dengan sepengetahuan debitur.
2. Undisclosed Undisclosed : jenis fasilitas yang
diberikan kepada perusahaan anjak
piutang tanpa sepengetahuan debitur.
2) Berdasarkan Tanggung Jawab
Jenis fasilitas berdasarkan tanggung jawabnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
No. Fasilitas Berdasarkan Penjelasan
Tanggung Jawab
1. With recourse Pada fasilitas ini, apabila pihak
debitur tidak mampu untuk melunasi
segala kewajibannya, maka risiko
kredit tersebut menjadi tanggung
jawab pihak kreditor dan pihak anjak
piutang mengembalikan tanggung
jawab penagihnya.
2. Without recourse Pada fasilitas jenis ini, apabila
semua risiko tidak terbayar dalam
suatu penagihan piutang menjadi
tanggung jawab pihak anjak piutang
sepenuhnya dan bukan tanggung
jawab kreditor.
3) Berdasarkan pelanggan
Jenis fasilitas berdasarkan pelanggan dapat dilihat pada tabel berikut.
No. Fasilitas Berdasarkan Penjelasan
Pelanggan
1. Full Servise Factoring Lembaga keuangan anjak piutang
memberikan semua bentuk fasilitas
yang lengkap seperti jasa pembiayaan
atau jasa non pembiayaan, fasilitas
penanggung risiko kredit macet.
2. Recouse Factoring Lembaga keuangan anjak piutang
tidak memberikan proteksi terhadap
risiko tagihan tidak terbayarka.
3. Bulk Factoring Lembaga keuangan anjak piutang
hanya memberikan jasa pembiayaan
dan pemberitahuan jatuh tempo.
4. Maturity Factoring Lembaga keuangan anjak piutang
memberikan fasilitas perlindungan
kredit.
5. Invoice Discounting Pemberian fasilitas jasa hanyalah
untuk yang berbentuk pembiayaan
anjak piutang.
6. Undisclosed Factoring Pihak keuangan anjak piutang
memberikan fasilitas berupa
perlindungan terhadap kemacetan
pelunasan piutang sampai dengan
persentase tertentu.
7. Advance Payment Transaksi pengalihan piutang yang
pembayarannya dilakukan pada waktu
jatuh tempo dengan besar 80 persen
dari nilai faktur.

 Perusahaan Asuransi
a. Definisi Asuransi
Lembaga keuangan asuransi adalah suatu system di mana adanya
perlindungan untuk jiwa, kesehatan, property, dan sebagainya yang akan
mendapatkan penggantian dari suatu kejadian yang tidak terduga. Adapun
contoh kejadian yang tidak terduga ini, antara lain kematian, kerusakan,
kecelakaan, kehilangan, ataupun sakit.
     Adapun pengertian asuransi dapat dilihat berdasarkan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut.
1) Pasal 246 KUHD
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian dengan mana
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi untuk
memberikan penggantian kepadanya karena kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan yang mungkin dideritanya akibat dari suatu
evenemen (peristiwa tidak pasti).
2) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tertanggal 17 Oktober 2014 tentang
Perasuransian
Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan
asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh
perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk hal berikut.
a. Memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena
kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau
pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti.
b. Memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung
atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat
yang besarnya telah ditetapkan atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.
     Berdasarkan pengertian tersebut, bahwa asuransi memiliki karakteristik
yang khusus. Karakteristik perusahaan asuransi ini berbeda dengan perusahaan
nonasuransi. Adapun bentuk perbedaan-perbedaan tersebut meliputi kegiatan-
kegiatan seperti dalam table berikut.
No. Kegiatan Penjelasan
1. Penjaminan(underwriting) Salah satu proses penilaian dan
penggolongan derajat risiko yang terkait
pada calon tertanggung, serta pembuatan
keputusan untuk menerima atau menolak
risiko tersebut.
2. Aktuaria(actuarial) Fungsi pada suatu perusahaan asuransi
yang menerapkan prinsip-prinsip
matematika, termasuk
mengkalkulasi/memperhitungkan daftar
harga premi serta memastikan kesehatan
perusahaan dari segi keuangan.
3. Klaim Suatu beban yang wajib dibayarkan
perusahaan asuransi
4. Reasuransi Pihak yang menerima pertanggungan ulang
dari suatu penutupan asuransi
5. Retrosesi Pelimpahan risiko dari perusahaan
reasuransi kepada perusahaan
reansuransi lain.

b. Fungsi Asuransi
1) Menghimpun Dana
Menghimpun dana yang akan dibayarkan kepada pihak atau nasabah asuransi
yang mengalami musibah dan dana tersebut berasal dari masyarakat itu
sendiri atau disebut dengan pemegang polis.
2) Premi Seimbang
Premi seimbang merupakan suatu mekanisme pengaturan pembayaran premi
yang dilakukan oleh masing-masing tertanggung.
3) Pengalihan Risiko Pengalihan risiko merupakan salah satu mekanisme
pengalihan atau sebagai kerugian dari tertanggung sebagai original risk bearer
kepada satu atau beberapa penanggung.
c. Tujuan Asuransi
Ada beberapa tujuan dari asuransi. Adapun tujuan asuransi tersebut,
yaitu seperti berikut.
1) Adanya tujuan asuransi sebagai tabungan.
2) Adanya risiko-risiko kerugian yang diderita oleh satu pihak akan diberikan
jaminan perlindungan.
3) Untuk peningkatan efisiensi.
4) Untuk pemerataan biaya.
5) Sebagai dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit.
d. Prinsip Dasar Asuransi Ada enam macam prinsip dasar yang harus dipenuhi
dalam dunia asuransi
No. Prinsip Dasar Penjelasan
Asuransi
1. Insurable interest Merupakan prinsip untuk mengansuransikan
yang timbul dari suatu hubungan keuangan
antara tertanggung dengan yang
diansuransikan dan diakui secara hukum.
2. Utmost good faith Merupakan bentuk tindakan untuk
mengungkapkan secara akurat dan lengkap,
semua fakta yang material mengenai
sesuatu yang akan diansuransikan baik
diminta maupun tidak.
3. Proximate cause Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara
akurat dan lengkap semua fakta yang
material mengenai sesuatu yang akan
diansuransikan baik diminta maupun tidak.
4. Indemniny Suatu mekanisme dimana penanggung
menyediakan kompensasi finansial dalam
upayanya menempatkan tertanggung dalam
posisi keuangan yang ia miliki sesaat
sebelum terjadinya kerugian.
5. Subrogation Pengalihan hak tuntut dari tertanggung
kepada penanggung setelah klaim dibayar.
6. Contribution Hak penanggung untuk mengajak penanggung
lainnya yang sama-sama menanggung tetapi
tidak harus sama kewajibannya terhadap
tertanggung untuk ikut memberikan
indemnity.
e. Produk Asuransi di Indonesia
1) Asuransi Kesehatan
Asuransi kesehatan berfungsi untuk menanggung semua biaya pengobatan
nasabah asuransi yang sedang sakit. Di Indonesia,asuransi kesehatan pada saat
ini dijalankan oleh pemerintah dan swasta. Adapun program asuransi bagi
pemerintah, yaitu program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Adapun program
Jaminan Kesehatan Nasional ini dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan (BPJS Kesehatan). Sementara pada swasta, ada banyak produk
asuransi yang ditawarkan, seperti pelayanan rawat inap, persalinan, gigi, ganti
kacamata, dan sebagainya.
2) Asuransi Jiwa
Fungsi asuransi jiwa bukan untuk menghindari kematian, tetapi sebagai
pelindung risiko untuk keluarga yang ditinggalkan. Asuransi jiwa merupakan
produk asuransi yang memberikan perlindungan jika terjadi risiko kematian.
3) Asuransi Kendaraan
Asuransi kendaraan bertujuan untuk memberikan proteksi terhadap mobil
pribadi dari risiko bencana alam, kebakaran, kerusakan, dan kecelakaan.
4) Asuransi Pendidikan
Asuransi pendidikan bertujuan menjamin kelangsungan pendidikan dasar
hingga sampai ke perguruan tinggi.
5) Asuransi Properti
Asuransi property bertujuan untuk melindungi rumah dan bangunan dari
risiko kerusakan dan kebakaran.
 Perusahaan Dana Pensiun (Taspen)
Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang dana pensiun, yang
dimaksud dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan
program yang menjanjikan manfaat pensiun.
a. Tujuan Penyelenggaraan Dana Pensiun dan Asasnya
1) Tujuan Penyelenggaraan Dana Pensiun Ada beberapa tujuan penyelenggaraan
program dana pension, yaitu sebagai berikut.
a) Bagi pemberi kerja
Berikut tujuan penyelenggaraan dana pensiun dan asas-asasnya.
- Memberikan penghargaan kepada para karyawannya yang telah mengabdi
di perusahaan tersebut. Agar di masa pensiun karyawan tersebut tetap
dapat menikmati hasil yang diperoleh setelah bekerja di perusahaannya.
- Meningkatkan motivasi karyawan dalam melaksanakan tugas seharihari.
- Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah.
b) Bagi karyawan
Berikut tujuan penyelenggaraan dana pensiun bagi karyawan.
- Kepastian memperoleh penghasilan di masa yang akan datang sesudah
masa pensiun.
- Memberikan rasa aman dan dapat meningkatkan motivasi untuk bekerja.
c) Bagi lembaga pengelola dana pensiun
Berikut tujuan penyelenggaraan dana pensiun bagi pengelola dana pensiun.
- Mengelola dana pensiun untuk memperoleh keuntungan dengan melakukan
berbagai kegiatan investasi.
- Turut membantu dan mendukung program pemerintah.
2) Asas-Asas Dana Pensiun
Pemerintah menganut asas-asas dalan pengelolaan dana pensiun. Asas-asas
tersebut, meliputi:
a) Penyelenggaraan yang dilakukan dengan system pendanaan,
b) Pemisahan kekayaan dana pensiun dari kekayaan pendiri, dan
c) Kesempatan untuk mendirikan dana pensiun.
b. Fungsi Dana Pensiun
Berikut tabel fungsi program dana pensiun bagi para peserta
No. Fungsi Program Penjelasan
Dana Pensiun
1. Asuransi Peserta yang meninggal dunia atau cacat
sebelum mencapai usia pensiun dapat
diberikan uang pertanggungan atas beban
bersama dari dana pensiun.
2. Tabungan Himpunan iuran oeserta dan iuran pemberi
kerja merupakan tabungan untuk dan atas
nama pesertanya sendiri.
3. Pensiun Seluruh himpunan iuran peserta dan iuran
pemberi kerja serta hasil pengelolaannya akan
dibayarkan dalam bentuk manfaat pensiun
sejak bulan pertama sejak mencapai usia
pensiun.
c. Peserta dan Usia Pensiun
Berikut penjabaran mengenai peserta dan usia pensiun.
1) Pengertian Peserta
Menurut Pasal 19 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992, yang dimaksud
peserta yaitu setiap karyawan yang termasuk golongan karyawan yang
memenuhi syarat kepesertaan dalam dana pensiun yang didirikan oleh
pemberi kerja, berhak menjadi peserta apabila telah berusia setidak-
tidaknya 18 tahun atau telah kawin dan telah memiliki masa kerja sekurang-
kurangnya 1 tahun pada pendiri atau mitra kerja.
2) Macam Usia Pensiun Berikut ketentuan dalam usia pensiun
No. Usia pensiun Penjelasan
1. Pensiun normal Usia paling rendah saat karyawan berhak
untuk pensiun tanpa perlu persetujuan dari
pemberi kerja dengan memperoleh manfaat
pensiun penuh. Usia pensiun normal
ditentukan dalam peraturan dana pensiun. Di
Indonesia usia pensiun normal karyawan
umumnya berkisar 55 tahun.
2. Pensiun dipercepat Ketentuan pensiun yang mengizinkan peserta
pensiun untuk mempercepat pensiun karena
suatu hal. Terkadang jenis pensiun ini
diberikan untuk kondisi tertentu, misalnya
karena adanya pengurangan pegawai di
perusahaan tersebut.
3. Pensiun ditunda Ketentuan ini memperkenankan karyawannya
yang secara mental dan fisik masih sehat
untuk tetap bekerja melampaui usia pensiun
normal.
Pensiun cacat Merupakan pensiun yang diberikan
4. disebabkan peserta mengalami kecelakaan
sehingga dianggap tidak mampu lagi untuk
melaksanakan pekerjaannya.
 Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam merupakan suatu wadah yang bertujuan
memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila
dan UUD 1945.
a. Ruang Lingkup Koperasi Simpan Pinjam
Secara umum, ruang lingkup kegiatan usaha koperasi simpan pinjam yaitu
penghimpunan dan penyaluran dana yang berbentuk penyaluran pinjaman
terutama dari dan untuk anggota. Berikut kegiatan koperasi simpan pinjam.
1) Mampu melayani penyimpanan dan juga penarikan dana oleh anggota
sesuai dengan ketentuan serta kesepakatan merupakan tuntutan untuk
koperasi simpan pinjam.
2) Menyalurkan dana yang ada di koperasi kepada para anggotanya. Seperti
pada lembaga keuangan lainnya, penghimpunan dana merupakan kegiatan
yang harus dilakukan oleh koperasi simpan pinjam. Dana-dana tersebut bisa
uang yang masuk kategori utang atau ekuitas atau kekayaan bersih.
Apabila dilihat jenis sumber dananya, dana yang berbentuk utang berasal dari
tabungan kemudian simpanan berjangka atau pinjaman yang diterima koperasi
simpan pinjam. Sedangkan yang bersumber dari kekayaan bersih, di antaranya
berasal dari sumber simpanan wajib anggota dan simpanan sukarela, cadangan
umum, dan sebagainya.
b. Jenis Simpanan Koperasi Simpan Pinjam
Ada beberapa jenis koperasi simpan pinjam, yaitu sebagai berikut.
1) Simpanan Pokok : Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama
banyaknya dan atau sama nilainya yang wajib dibayarkan oleh anggota
kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak
dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.
2) Simpanan Wajib : Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu
yang tidak harus sama, wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam
waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil selama
yang bersangkutan menjadi anggota.
3) Tabungan Koperasi : Tabungan koperasi adalah simpanan pada koperasi
yang penyetorannya dilakukan berangsur-angsur dan penarikannya hanya
dapat dilakukan oleh anggota yang bersangkutan atau kuasanya dengan
menggunakan buku tabungan koperasi, setiap saat pada hari kerja koperasi.
4) Simpanan Berjangka Koperasi : Definisi simpanan berjangka koperasi
adalah simpanan pada koperasi yang penyetorannya dilakukan satu kali
untuk suatu jangka waktu tertentu sesuai perjanjian antara penyimpanan
dan koperasi yang bersangkutan dan tidak boleh diambil sebelum jangka
waktu tersebut berakhir. Ada beberapa ketentuan yang berkaitan dengan
simpanan berjangka, antara lain.
a) Sebagai imbalan, penyimpanan akan mendapatkan bunga sesuai dengan
jangka waktu dari simpanan berjangka tersebut.
b) Pembayaran bunga simpanan berjangka dilakukan setiap akhir bulan
dengan menambahkannya ke dalam saldo tabungan.
c) Calon penyimpan pada simpanan berjangka disyaratkan terlebih dahulu
untuk menjadi penabung.
d) Jumlah setoran minimal.
 Modal Ventura
Modal ventura pada dasarnya kumpulan modal yang dikelola oleh para
investasi secara operasional dan sebagai pembiayaan berupa penyertaan modal
ke dalam suatu perusahaan swasta sebagai pasangan usaha (investee company)
untuk jangka waktu tertentu. Dana investasi yang memiliki risiko tinggi dan
bersifat jangka panjang merupakan dana yang di investasikan modal ventura.
Definisi modal ventura dari beberapa sumber dapat dilihat pada tabel berikut.
No. Sumber Definisi modal ventura
1. Tony Lorenz Modal ventura adalah investasi jangka
panjang dalam bentuk pemberian modal yang
mengandung risiko di mana penyedia dana
(venture capitalist) terutama mengharapkan
capital gain di samping mendapat bunga dan
dividen.
2. Clinton Richardson modal ventura adalah dana yang diinvestasikan
pada perusahaan atau individu yang memiliki
risiko tinggi.
3. Robert White Modal ventura adalah bisnis pembiayaan
untuk memungkinkan pembentukan dan
pengembangan usaha-usaha baru di bidang
teknologi dan atau nonteknologi
4. Keputusan Presiden Perusahaan modal ventura adalah badan
Nomor 61 tahun usaha yang melakukan usaha pembiayaan
1998 dalam bentuk penyertaan modal ke dalam
suatu perusahaan yang menerima bantuan
pembiayaan untuk jangka waktu tertentu.
a. Tujuan dan Manfaat Modal Ventura
Ada beberapa tujuan adanya modal ventura, yaitu sebagai berikut.
1) Memperlancar mekanisme investasi di dalam dan luar negeri.
2) Membantu membiayai perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dana
dalam pengembangan usahanya, terutama pada tahap-tahap awal.
3) Memungkinkan dan mempermudah pendirian suatu perusahaan baru.
4) Membantu terwujudnya dari hanya suatu gagasan menjadi produk jadi
yang siap dipasarkan.
5) Membantu dan memperlancar pengalihan kepemilikan suatu perusahaan.
b. Manfaat Modal Vantura
Manfaat yang diperoleh perusahaan modal usaha, yaitu
1) adanya peningkatan tingkat rentabilitas
2) adanya peningkatan tingkat usaha
3) adanya peningkatan efisiensi pemasaran produk
4) adanya kemungkinan keberhasilan usaha lebih besar
5) adanya peningkatan bank abilitas
Manfaat yang diperoleh perusahaan modal ventura
1) peningkatan informasi tentang modal ventura
2) memperoleh pendapatan
3) peningkatan kemampuan teknis dan pengalaman bagi karyawan dan staf
perusahaan modal ventura
c. Tahapan pembiayaan modal ventura
1) Early Stage Financing.
Pembiayaan pada tahap awal ini merupakan tahap yang sulit karena
perusahaan yang dibiayai tersebut baru berdiri sehingga tingkat resiko
kegagalan usaha sangat tinggi.
2) Seed Financing. 
Pembiayaan perusahaan modal ventura pada tahap ini adalah membiayai
kegiatan perusahaan pasangan usaha, yang beru melakukan penelitian dan
riset untuk mengukur viability suatu gagasan, yang nantinya akan menjadi
suatu proyek atau objek pembiayaan. Pada tahap embrio tersebut, biasanya
perusahaan belum memiliki struktur organisasi formal dan kegiatan pokok.
Pada tahap tersebut, perusahaan belum memiliki keuntungan usaha sama
sekali.
3) Start-Up Financing.
Pembiayaan yang diberikan perusahaan modal ventura pada tahap ini
adalah untuk pembiayaan pekerjaan yang masih berkisar pada pengembangan
prosuk. Sementara itu, perusahaan modal ventura bersama dengan perusahaan
pasangan usaha bersiap-siap mulai melakukan pemasaran pada tahap ini, tim
manajemen perusahaan telah memulai perencanaan kegiatan untuk diarahkan
pada program pemasaran produk untuk memasuki tahap komersial.
4) First Round Financing. 
Pada tahap ini seluruh usaha dan kemampuan dikerahkan untuk
menyukseskan peluncuran komersial prototype produk. Oleh karena itu, pada
kondisi ini sumber-sumber bahan baku benar-benar harus terjaga
kontinuitasnya. Dalam tahap ini pula, biasanya dana atau modal perusahaan
sudah menipis, sehingga tambahan modal sangat dibutuhkan.
5) Expansion Stage. 
Pada tahap ekspansi ini, pembiayaan modal ventura yang dibutuhkan
adalah sebagia berikut 
No. Sumber Definisi modal ventura
1. Second Round Pada tahap ini, perusahaan memerlukan
Financing. pembiayaan setelah adanya analisis pasar
dan finishing prototyping produk.
2. Third Round Pada tahap pembiayaan ini, perusahaan
Financing. dapat dikatakan perusahaan telah
menjalankan operasinya dengan struktur
formal.
3. Bridge Financing Pada tahap ini, perusahaan dapat
(Mezzanine ) melakukan initial public offering (IPO).
4. Acquisition and Pada tahap ini, lembaga keuangan modal
Manajement Buy ventura dapat membiayai perusahaan
Out Financing. untuk mengakuisisi perusahaan lain. Juga
kebutuhan dana atau modal oleh pihak
manajemen perusahaan yang akan
digunakan untuk membeli atau memiliki
sejumlah saham perusahaan yang
bersangkutan.
5. Turn Around Pada tahap ini, lembaga keuangan modal
Situations. ventura dapat membiayai perusahaan
yang mengalami kondisi keuangan
tersebut

Anda mungkin juga menyukai