Tugas Akhir
Untuk memenuhi sebagai persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Elektro
Oleh:
MOH. IQBAL HAKIM
F1B 015 052
Puji Syukur peneliti haturkan kehadirat Allah SWT atas segenap kasih
sayang dan anugerah yang telah diberikan kepada peneliti dan selawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda Rasulullah SAW sebagai soko
guru peradaban, selanjutnya peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang ikut membantu sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir
dengan judul “Pengembangan Alat Ukur Konduktivitas Untuk
Memperkirakan Kualitas Air Baku”.
Tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu solusi untuk masyarakan dalam
menentukan kualitas air yang akan dikonsumsi, apakah air yang dikonsumsi sudah
layak untuk dikonsumsi atau tidak layak untuk dikonsumsi. Namun tidak menutup
kemungkinan untuk dikembangkan ke arah yang lebih luas lagi dengan mengacu
pada konsep alat ukur konduktivitas yang telah dibuat pada tugas akhir ini.
Kekurangan dan kealpaan adalah hal lumrah yang terdapat dalam diri
segenap manusia, karenanya peneliti mohon maaf jika terdapat hal-hal tersebut
tadi di dalam penyusunan tugas akhir ini. Saran dan kritik sangat diharapkan demi
pembelajaran dan membangun semangat peneliti untuk dapat menjadi lebih baik
lagi.
Akhirnya peneliti ucapkan terima kasih kepada semua pihak atas bantuanya
selama menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat
bagi khalayak banyak.
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Dapat terselesaikannya tugas akhir ini tak luput dari bantuan banyak pihak,
karenanya pada kesempatan ini izinkan peneliti mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmatnya sehingga peneliti
dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Keluarga tercinta, Ibuk, Bapak, Dani, Niswatul, Asrof, Bisri dan Imam,
beserta keluarga besar peneliti atas dukungan moril dan materil serta
kesabaran yang tidak pernah habis menunggu kelulusan peneliti.
3. Bapak Akmaluddin, ST., MSc(Eng)., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Mataram.
4. Bapak Muhamad Syamsu Iqbal, ST., MT. Ph.D. selaku Ketua Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram.
5. Bapak Dr. Warindi, ST., M.Eng. selaku dosen pembimbing pertama, yang
telah membimbing peneliti dalam proses penyusunan tugas akhir ini.
6. Bapak Supriono, ST., MT. selaku dosen pembimbing kedua, yang telah
memberikan saran-saran dan ilmudalam proses penyusunan tugas akhir ini.
7. Bapak Paniran, ST., MT., Bapak I Made Budi Sukmadana, ST., MT., dan
Bapak Muhamad Irwan, ST., MT. Ph.D. selaku Dosen Penguji atas bantuan
dan masukannya dalam penyempurnaan tugas akhir ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf Jurusan Teknik Elektro Universitas
Mataram.
9. Mahasiswa-mahasiswa terpilih Teknik Elektro 2015 Qodri, Rahmat, Fahmi,
Ojan, dan Bagir yang selama ini sudah membantu peneliti selama
penyelesaian tugas akhir.
10. Kawan-kawan Teknik Elektro angkatan 2015 yang telah membantu dalam
penyelesaian tugas akhir ini.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari kata
sempurna oleh karena itu peneliti selalu terbuka terhadap masukan dan saran dari
semua pihak yang sikapnya membangun untuk menyempurnakan tugas akhir ini.
Tidak lupa peneliti menyampaikan permohonan maaf apabila dalam tugas akhir
ini terdapat kesalahan dan kekeliruan.
vi
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................. iii
PRAKATA ............................................................................................................ iv
UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................................v
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
ABSTRAK ........................................................................................................... xii
viii
2.2.6.1 Anoda ....................................................................................14
2.2.6.2 Katoda ..................................................................................14
2.2.7 Logam Stainless steel ...................................................................15
ix
5.2 Saran .......................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................37
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Foto Tampak Luar Alat Ukur Konduktivitas (AUK) .......................23
Gambar 4.2 Diagram Circuit AUK .......................................................................24
Gambar 4.3 Rangkaian AUK .................................................................................24
Gambar 4.4 Elektoda AUK dan Refrensi Pada Pengujian Tingkat Akurasi ..........30
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Tingkat Akurasi AUK Untuk Konduktivitas Tinggi
(10000 µS/cm) .......................................................................................25
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Tingkat Akurasi AUK Untuk Konduktivitas Sedang
(3000 µS/cm) .........................................................................................26
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Tingkat Akurasi AUK Untuk Konduktivitas Rendah
(800 µS/cm) ...........................................................................................26
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Tingkat Akurasi AUK Untuk Konduktivitas Rendah
(110 µS/cm) ...........................................................................................27
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Tingkat Presisi AUK Untuk Konduktivitas sedang
(10000 µS/cm) .......................................................................................27
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Tingkat Presisi AUK Untuk Konduktivitas sedang
(3000 µS/cm) .........................................................................................28
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Tingkat Presisi AUK Untuk Konduktivitas sedang
(800 µS/cm) ...........................................................................................29
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Tingkat Akurasi AUK Untuk Konduktivitas Rendah
(110 µS/cm) ...........................................................................................29
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Lapangan .....................................................................32
Tabel 4.10 Pengujian Dengan Multimeter Analog (Elektroda Asli)......................33
Tabel 4.11 Pengujian Dengan Multimeter Analog (Elektroda AUK)....................33
Tabel 4.12 Biaya Pembuatan Alat Secara Keseluruhan .........................................34
Tabel 4.13 Biaya Pembuatan Alat ..........................................................................34
xii
Abstrak
Air merupakan salah satu hal yang sangat dibutuhkan oleh manusia sekitar
75% tubuh manusia terdiri atas air yang merupakan asupan yang sangat penting
bagi tubuh. Salah satu peran air yang sangat urgen adalah melancarkan sistem
metabolisme dalam tubuh manusia. Kurangnya suplay air dalam tubuh akan
menimbulkan berbagai macam gangguan pada tubuh.
Pada zaman ini, banyak masyarakat yang mengkonsumsi air minum dari
berbagai sumber sebagian air minum tersebut tidak memenuhi syarat baku mutu
yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, yaitu tidak berasa, tidak berbau,
tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak
mengandung logam berat. untuk mengetahui besarnya nilai konduktivitas dalam
air biasanya menggunakan alat conductivity meter.
Tahapan penelitian yang dilakukan penulis pada penelitian ini adalah
perancangan sistem, dan pengujian alat. Dimulai dari penentuan hambatan pada
rangakaian jembatan wheatstone dan penentuan hambatan untuk tahanan shunt.
penelitian ini menggunakan D’arsonval movement sebagai output pembaca nilai
hambatan yang terukur. Adapun nilai-nilai hambatan yang digunakan pada
jembatan wheatstone ini adalah untuk R1, R2, R3 dan R4 masing-masing
berturut-turut sebesar 100Ω, 100Ω, 1MΩ dan 100Ω, dan untuk tahanan shun yang
digunakan sebesar 16Ω, hasil dari perancangan ini didapatkan rata-rata hasil
pengujian akurasi dan presisi, rata-rata akurasi yang di hasilkan oleh alat ini
sebesar 4.5% dan presisi sebesar 2.5%.
xiii
ABSTRACT
Water is one thing that is needed by humans around 75% of the human
body consists of water which is a very important intake for the body. One of the
most urgent roles of water is to launch a metabolic system in the human body.
Lack of water supply in the body will cause various kinds of disorders in the body.
At this time, many people who consume drinking water from various sources
do not meet the quality standards set by the Ministry of Health, which is tasteless,
odorless, colorless, does not contain harmful microorganisms, and does not
contain heavy metals. to find out the value of conductivity in water usually uses a
conductivity meter.
The stages of research conducted by the author in this study are system
design, and testing of tools. Starting from determining the obstacles in the range
of wheatstone bridges and determining the obstacles for shunt resistance. This
study uses D'arsonval movement as the reader output of measured resistance
values. The resistance values used in this wheatstone bridge are for R1, R2, R3
and R4 respectively 100Ω, 100Ω, 1MΩ and 100Ω, and for shun resistance used by
16Ω, the results of this design are obtained flat - average accuracy and precision
test results, the average accuracy generated by this tool is 4.5% and 2.5%
precision.
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
air itu layak diminum atau tidak. Selain itu harga alat tersebut cukup mahal bagi
umumnya masyarakat. Belum tersedianya alat ukur kualitas air yang mudah
digunakan dengan harga terjangkau, menimbulkan gagasan untuk membuatnya.
Pendekatan yang akan digunakan dalam merealisasikan purwarupa alat
ukur konduktivitas air tersebut adalah melalui pengembangan alat ukur yang telah
ada yaitu multimeter analog. Multimeter yang sebelumnya digunakan salah
satunya adalah untuk mengukur resistansi kemudian direkayasa sebagi pengukur
konduktivitas melalui penerapan rangkaian jembatan Wheatstone. Rangkaian
jembatan Wheatstone dipilih karena tingkat presisi pengukuran yang cukup tinggi.
2
1.5 Manfaat Penelitian
Diharapkan alat ukur tersebut dapat membantu masyarakat dalam mengetahui
kualitas air yang diminum sehari-hari, sehingga bisa membedakan air yang layak
konsumsi dan tidak layak konsumsi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
4
resistivitas akan menunjukkan kemurnian air yang semakin tinggi sedangkan
semakin kecil nilai resistivitas akan menunjukkan tingkat kemurnian air yang
semakin rendah.
Dimana:
U = tegangan (V)
I = Arus (A)
R = resistensi dari solusi (Ω)
Konduktansi (G) didefinisikan sebagai kebalikan dari hambatan listrik (R)
dari larutan antara dua elektroda didalamnya dan diukur dalam sekala Siemens (S)
yang sama dengan mho (Ω-1).
1
G=𝑅 ( 2-2 )
5
Alat ukur konduktivitas mengukur konduktansi, dan menampilkan bacaan
yang dikonversi menjadi konduktivitas.
Air tawar biasanya memiliki kondiuktivitas antara 0 sampai 1.500 µS/cm dan
air laut memiliki nilai konduktivitas sekitar 50.000 µS/cm, air yang baik
dikonsumsi oleh manusia memiliki nilai konduktivitas berkisar antara 0-800
µS/cm, akan tetapi air yang memiliki konduktivitas lebih dari 800 µS/cm sampai
dengan konduktivitas 3000 µS/cm merupakan konduktivitas yang masih bisa
untuk dikonsumsi akan tetapi tidak begitu direkomendasikan, dan jika
konduktivitas air melebihi batas ambang konduktivitas 3000 µS/cm, maka itu
sangat tidak direkomendasikan untuk dikinsumsi manusia meskipun air yang
kurang dari 3000 µS/cm masih bisa dikonsumsi.
6
sangat ringan dan diletakkan sedemikian rupa sehingga dapat berputar bebas,
karena kawat kumparan berada didalam medan magnet maka bila dialiri arus
listrik akan menghasilkan torsi elektromagnetik yang menyebabkan kumparan
berputar.
Sebuah jarum penunjuk diletakkan pada kumparan dan akan membuat
simpangan pada sekala bila kumparan berputar. Besar kecilnya simpangan jarum
menunjukkan besar kecilnya arus listrik yang mengalir pada kumparan.
7
Karena hambatan shunt sejajar dengan gerakan alat ukur, tegangan yang
melintasi shunt dan gerakan harus sama dan bisa ditulis.
Vshun=Vmovement
atau
𝐼𝑚 𝑅𝑚
IsRs= ImRm dan Rs= ( 2- 3 )
𝐼𝑠
𝐼𝑚 𝑅𝑚
Rs = (2- 4 )
𝐼−𝐼𝑠
8
sedikit lebih tinggi. Shunt Ayrton memberikan peluang bagus untuk menerapkan
teori jaringan dasar ke rangkaian praktis.
9
galvanometer sama dengan 0V sehingga tidak ada arus yang melewati
galvanometer. Kondisi ini terjadi ketika tegangan dari titik c ke titik a sama
dengan tegangan dari titik d ke titik a, atau dengan mengacu pada terminal baterai
lainnya. Ketika tegangan pada titik c ketitik b sama dengan tegangan dari titik d
ke titik b, oleh karena itu jembatan akan seimbang ketika:
𝐼1 𝑅1 = 𝐼2 𝑅2 (2-5 )
Jika arus galvanometer nol, maka.
𝐸
𝐼1 = 𝐼3 = (2-6 )
𝑅1 + 𝑅3
dan
𝐸
𝐼2 = 𝐼4 = 𝑅 (2-7 )
2 + 𝑅4
Dimana
𝑅1 𝑅4 = 𝑅2 𝑅3 ( 2-9 )
Persamaan 2-9 merupakan persamaan keseimbangan yang dinyatakan
untuk jembatan wheatstone. Jika 3 buah tahanan yang ada pada jembatan
wheatston telah diketahui nilainya, yang ke empat dapat ditentukan dari
persamaan 2-9. Karenanya, jika 𝑅4 adalah resitor tidak diketahui maka
tahanannya, 𝑅𝑥 dapat dinyatakan dalam tahanan yang tersisa sebagai berikut.
𝑅
𝑅𝑥 = 𝑅3 𝑅2 (2-10 )
1
10
Gambar 2.5 Jembatan Whetstone
Helfrick ( 1994 )
11
(a) Konfigurasi Jembatan Wheatstone
𝑅1 𝑅2
Ecd = E (𝑅 −𝑅 ) (2-12 )
1 +𝑅3 2 +𝑅4
12
Karenanya, equivalen thevenin dari rangkaian jembatan Wheatstone diubah
menjadi generator thevenin dengan ggl yang dinyatakan oleh persamaan 2-12 dan
tahanan internal yang diberikan oleh persamaan 2-13. ini ditunjukkan di sirkuit
gambar 2.6 (c).
Ketika detektor nul sekarang terhubung ke terminal output dari rangkaian
equivalen thevenin, arus galvanometer menjadi
𝐸𝑇𝐻
Ig = 𝑅 (2-14 )
𝑇𝐻 +𝑅𝑔
2.2.4 Akurasi
Akurasi adalah tingkat kesesuaian atau dekatnya hasil pengukuran terhadap
hasil sebenarnya/acuan. Nilai akurasi dapat direpresentasikan sebagai persentase
galat (error) sesuai persamaan:
Ns−Nu
𝑎𝑐 = | | 𝑥100% (2-15)
Ns
2.2.5 Presisi
Presisi adalah tingkat kesamaan dalam sekelompok pengukuran atau
sejumlah instrument, nilai akurasi dapat diperesentasekan sebagai persentase galat
(error) sesuai persamaan:
Nr−Nu
pc = | | 𝑥100% (2-16)
Nr
2.2.6 Elektroda
Elektroda adalah konduktor dimana arus listrik memasuki atau
meninggalkan suatu larutan atau media lainnya pada perangkat listrik seperti
baterai. Pada beberapa perangkat, elektroda juga disebut kutub atau pelat. Salah
satu elektroda (elektroda negatif) mengalami reaksi kimia yang memberikan
kelebihan elektron. Elektroda lainnya (elektroda positif) mengalami reaksi kimia
13
yang menghilangkan elektron. Ketika dua elektroda dihubungkan oleh sebuah
sirkuit listrik eksternal, kelebihan elektron akan mengalir dari elektroda negatif ke
positif.
Sel elektrolit dan tabung elektron akan terhubung menuju sumber eksternal
daya listrik, seperti baterai atau dinamo. Sumber listrik menggerakkan elektron ke
salah satu elektroda (menjadikannya elektroda negatif), kemudian menarik
elektron dari yang lain (sehingga elektroda positif), dan menyebabkan arus
mengalir melalui media antara mereka.
Elektroda yang bermuatan negatif memasuki perangkat listrik disebut
katoda, elektroda yang bermuatan negatif meninggalkan disebut anoda. Elektroda
negatif pada baterai adalah anoda, sedangkan elektroda negatif dari sel elektrolit
adalah katoda.
2.2.6.1 Anoda
Anoda adalah elektroda yang bisa berupa logam maupun penghantar
listrik lain. Pada proses elektrokimia, baik sel galvanik (baterai) maupun sel
elektrolisis, anoda mengalami oksidasi.
Perlu diperhatikan bahwa tidak selalu anion (ion yang bermuatan negatif)
bergerak menuju anoda, ataupun tidak selalu kation (ion bermuatan positif) akan
bergerak menjauhi anoda. Pergerakan anion maupun kation menuju atau menjauh
dari anoda tergantung dari jenis sel elektrokimianya.
3.2.6.2 Katoda
Kebalikan dari anoda, katoda adalah elektroda dalam sel elaktrokimia yang
terpolarisasi jika arus listrik mengalir keluar darinya. Pada baterai biasa yang
14
menjadi katoda adalah seng, yang juga menjadi pembungkus baterai. Sedangkan,
pada baterai alkalin, yang menjadi katoda adalah Mangan dioksida (MnO2).
Katoda merupakan elektroda negatif dengan kutub negatif. Dalam elektrolis,
katoda merupakan elektroda dengan potensial negatif terhadap anoda. Dalam
berbagai sistem elektrik, misalnya tabung lucutan dan piranti elektrik padat,
katoda adalah ujung akhir electron masuk dalam sistem.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
16
membuat simpangan pada pembacaan alat ukur dan aka langsung menampilkan
rentang nilai konduktivitas air pada sekala yang telah dibuat.
17
3.1.3 Metode Perancangan
Pada gambar 3.1 terdapat rangkaian dari AUK yang sudah dirancang
sebelumnya, dalam rangkaian tersebut terdapat sebuah sumber tegangan DC
dengan nilai 2V, tegangan tersebut dipilih karena dinilai cukup besar untuk
memaksimalkan arus yang mengalir menuju D’arsonval movement ketika
elektroda yang memiliki tahanan kontak cukup besar dicelupkan kedalam air,
karena apabila tegangan yang digunakan terlalu kecil dengan tahanan kontak pada
elektroda yang cukup besar maka arus yang mengalirkan menuju D’arsonval
movement tidak akan maksimal.
Dalam rangkaian AUK tersebut terdapat pula sebuah rangkaian jembatan
Wheatstone yang mempunyai nilai tahanan yang berbeda-beda, terlihat pada hasil
perancangan nilai tahanan untuk R1, R2, R3 berturut-turut memiliki nilai tahanan
sebesar 100Ω, 100Ω, 1MΩ dan untuk tahanan R4 dihubungkan dengan sebuah
elektroda, dengan merujuk pada persamaan jembatan Wheatstone, nilai tahanan
tersebut dipilih untuk mendapatkan rentang pengukuran tahanan 100Ω sampai
1MΩ sehingga setelah dikonversi menjadi nilai konduktivitas didapatkan hasil
pengukuran 1 µS/cm sampai 10.000 µS/cm.
Terlihat pada gambar perancangan, R4 yang digunakan sebesar 100 ohm dan
jika hambatan tersebut dikonversi menjadi nilai konduktivitas akan menjadi
10.000µS/cm, nilai hambatan 100Ω digunakan untuk memperoleh pengukurang
dengan rentang pengukuran tertinggi pada AUK, dimana ketika hambatan R4
sebesar 100Ω dengan menggunakan persamaan 2.12 dan 2.14 dihasilkan tegangan
yang mengalir menuju movement sebesar 0.9V dan dihasilkan arus yang mengalir
menuju movement sebesar 460µA. Kemudian untuk nilai pengukuran
konduktivitas terkecil 1µS/cm bila dikonversi menjadi nilai hambatan akan
menjadi 1MΩ dimana ketika R4 memiliki nilai hambatan 1MΩ, maka sesuai
persamaan 2.9 tentang kesetimbangan jembatan Wheatstone, jembatan akan
dalam keadaan setimbang yang menyebabkan tegangan dan arus yang menalir
menuju movement bernilai 0 (tidak ada tegangan dan arus yang mengalir).
Sebagaimana yang sudah disebutkan sebelumnya, arus yang mengalir menuju
movement sebesar 460µS/cm dimana arus tersebut jauh lebih besar dari arus
defleksi maksimalnya movement sebesar 48µA. Salah satu cara untuk mengatasi
18
hal tersebut adalah dengan menurunkan tegangan dari sumber sehingga arus
berlebih dapat dikurangi, untuk itu ditambahkan sebuah hambatan paralel dengan
alat akur yang disebut tahanan shun. Tahanan Shunt (Rshunt) ditambahkan dalam
rangkaian AUK, terlihat pada gambar 3.1 rangkaian perancangan, tahanan shun
yang digunakan sebesar 16 ohm, nilai tahanan tersebut digunakan untuk
menurunkan tengangan dari sumber sehingga dapat membatasi arus yang
mengalir menuju movement sesuai dengan arus defleksi maksimal movement
tersebut, seperti yang telah disebutkan pada perancangan yaitu besar arus
maksimal ketika movemen defleksi penuh sebesar 48µA. Nilai tahanan tersebut
didapatkan dangan mensimulasikan rangkaian sesuai persamaan 2.3 sehingga
didapatkan tahanan shunt sebesar 16Ω. Pada perancangan rangkaian AUK,
penentuan tahanan shunt diproleh dengan mengunakan batas ukur nilai
konduktivitas tertingginya seperti yang telah disebutkan sebelumnya yaitu 10.000
µS/cm atau dalam tahanan 100Ω pada tahanan R4 jembatan Wheatstone, sehingga
dipeloleh arus yang mengalir menuju movemen sesuai dengan arus defleksi yang
telah di tetapkan pada movement AUK sebesar 48µA.
19
3.2.2 Bahan Penelitian
Tabel 3.2 Bahan-bahan Penelitian
20
3.3 Langkah-Langkah Perancangan
Untuk melakukan perancangan alat ini dibuat dalam beberapa langkah kerja untuk
mempermudah pengerjaan. Adapun langkah-langkah perancangan sebagai berikut:
1. Mengumpulkan dan mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
pembuatan alat ukur konduktivitas air baku.
2. Melakukan perancangan sesuai konsep alat ukur konduktivitas air baku yang telah
dibuat.
3. Merakit dan menyatukan bahan-bahan sesuai perancangan alat ukur konduktivitas
air baku yang sudah di buat sebelumnya.
4. Melakukan pengujian terhadap alat alat ukur konduktivitas air baku yang sudah
dibuat.
5. Melakukan penyempurnaan terhadap sistem alat ukur konduktivitas air baku secara
keseluruhan.
21
3.5 Perkiraan Jadwal Kegiatan
Tabel 3.4 Perkiraan Jadwal Kegiatan Penyelesaian Tugas Akhir
Bulan
Kegiatan I II III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan Judul
Pengumpulan Refrensi
(jurnal)
Penulisan Laporan
Ujian (seminar)
proposal
Mencari dan
Mengumpulkan Alat
dan Bahan
Merancang Sistem
Secara Keseluruhan
Pengujian Hasil
Rancangan Sistem
Seminar Hasil
22
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan ditampilkan hasil perancangan pengembangan alat ukur
konduktivitas (AUK) yang untuk selanjutnya disebut AUK untuk memperkirakan
kualitas air baku termasuk cara kerja alat dan hasil pengujian yang telah dilakukan
beserta pembahasannya.
Pada gambar 4.1 terdapat dua buah elektroda yang terbuat dari bahan stainliss
steel, pada gambar diatas juga terdapat area pada skala yang digunakan untuk melihat
ambang pengukuran nilai konduktivitas, Terdapat pelastik sebagai boxcover yang
digunakan untuk melindungi rangkaian dan menjaga rangkaian terhadap gangguan dari
luar.
23
4.1.2 diagram circuit dan rangkaian Alat Ukur Konduktivitas (AUK)
24
4.1.3 Pengujian Alat Ukur Konduktivitas (AUK)
Pengujian dilakukan untuk mengetahui kinerja AUK, adapun Jenis Pengujian
yang dilakukan meliputi :
1. Tingkat Akurasi
2. Tingkat Presisi
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Tingkat Akurasi AUK Untuk Konduktivitas Tinggi (10000
µS/cm)
Konduktivitas
No acuan (µS/cm) AUK (µS/cm) Akurasi (%)
1 10000 10100 1.0
2 9999 10200 2.0
3 9989 10200 2.1
4 10000 9900 1.0
5 9989 10100 1.1
6 9999 10200 2.0
7 9999 9900 0.9
8 10000 9900 1.0
Akurasi rata-rata 1.4
Berdasarkan hasil pengujian tingkat akurasi AUK pada Table 4.1 didapatkan
bahwa hasil perhitungan nilai akurasi terendah sebesar 09 % dan tertinggi sebesar 2.1%
kemudian didapatkan nilai rata-rata akurasi sebesar 1.4 %.
25
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Tingkat Akurasi AUK Untuk Konduktivitas Sedang (3000
µS/cm)
Konduktivitas Acuan
No ( µS/cm) AUK ( µS/cm) Akurasi (%)
1 2989 3100 3.7
2 2999 3100 3.3
3 2989 3100 3.7
4 2999 3100 3.3
5 2999 2900 3.3
6 2999 2800 6.6
7 2999 3100 3.3
8 2989 2900 2.9
Akurasi rata-rata 3.8
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Tingkat Akurasi AUK Untuk Konduktivitas Rendah
(800µS/cm)
Konduktivitas
No Acuan (µS/cm) AUK (µS/cm) Akurasi (%)
1 800 820 2.5
2 799 780 2.3
3 799 780 2.3
4 800 820 2.5
5 799 810 1.3
6 799 770 3.6
7 799 780 2.3
8 799 820 2.6
Rata-rata 2.4
26
Berdasarkan hasil pengujian tingkat akurasi AUK pada Table 4.3 didapatkan
bahwa hasil perhitungan nilai akurasi terendah sebesar 1.3 % dan tertinggi sebesar 3.6
% kemudian didapatkan nilai akurasi rata-rata sebesar 2.4 %.
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Tingkat Akurasi AUK Untuk Konduktivitas Rendah (110
µS/cm)
Konduktivitas
No Acuan (µS/cm) AUK (µS/cm)
1 110 120 9.0
2 110 110 0
3 110 100 4.5
4 110 105 4.5
5 110 105 4.5
6 110 100 4.5
7 110 110 0
8 110 105 4.5
Rata-rata 3.9
Berdasarkan hasil pengujian tingkat akurasi AUK pada Table 4.4 didapatkan
bahwa hasil perhitungan nilai akurasi terendah sebesar 0 % dan tertinggi sebesar 9.0 %
kemudian didapatkan nilai akurasi rata-rata sebesar 3.9 %.
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Tingkat Presisi AUK Untuk Konduktivitas Tinggi (10000
µS/cm)
27
5 10100 1.1
6 10200 2.0
7 9900 0.9
8 9900 1.0
Berdasarkan data hasil pengujian tingkat presisi AUK pada table 4.5 didapatkan
hasil perhitungan nilai presisi terendah sebesar 0.9% yaitu pada percobaan ke-7, dan
tertinggi sebesar 2.1% pada percobaan ke-3. Kemudian didapat nilai presisi rata-rata
sebesar 1.4 %.
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Tingkat Presisi AUK Untuk Konduktivitas Sedang (3000
µS/cm)
Berdasarkan data hasil pengujian tingkat presisi AUK pada table 4.6 didapatkan
hasil perhitungan nilai presisi terendah sebesar 2.9 % pasda percobaan ke-1, 2, 3, 4 7
dan tertinggi sebesar 7.0 % pada persamaa ke-6 kemudian didapat rata-rata nilai presisi
sebesar 3.6 %.
28
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Tingkat Presisi AUK Untuk Konduktivitas Rendah (800
µS/cm)
Berdasarkan data hasil pengujian tingkat presisi AUK pada table 4.7 didapatkan
hasil perhitungan nilai presisi terendah sebesar 1.5 % pada persamaan ke-5 dan tertinggi
sebesar 3.4 % pada persamaan ke-6 kemudian didapat nilai rata-rata presisi sebesar 2.5
%.
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Tingkat Presisi AUK Untuk Konduktivitas Rendah (110
µS/cm)
No AUK Presisi
1 120 8.4
2 110 0.5
3 115 3.9
4 105 5.0
5 105 5.0
6 115 3.9
7 110 0.5
8 105 5.0
29
Berdasarkan data hasil pengujian tingkat presisi AUK pada table 4.8 didapatkan
hasil perhitungan nilai presisi terendah sebesar 0.5 % pada persamaan ke-2 dan tertinggi
sebesar 8.4 % pada persamaan ke-1 kemudian didapat nilai rata-rata presisi sebesar 4.0
%.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Tingkat Akurasi
Gambar 4.4 Elektoda AUK dan Refrensi Pada Pengujian Tingkat Akuras
Dalam pengujian tingkat akurasi dilakukan dengan pengukuran berulang-ulang
terhadap sampele air yang memiliki konduktivitas dengan nilai yang sama, pengukuran
dilakukan dengan mencelupkan kedua AUK dengan conductivity meter digital merk
Hanna instrument dengan type Dist WP conductivity meter milik MIPA UNRAM yang
digunakan sebagai refrensi/rujukan secara bersamaan kemudian melihal hasil yang
terbaca pada kedua alat ukur. Hal tersebut dilakukan berulang-ulang sampai didapatkan
beberapa hasil nilai konduktivitas yang terukur dari kedua alat ukur yang nantinya akan
digunakan untuk menentukan persentase galat (error) AUK, dimana nantinya penentuan
tingkat akurasi AUK akan mengacu sesuai dengan nilai persentase galat (error) AUK
yang didapatkan pada hasil pengukuran sehingga nilai akurasi dapat direpresentasikan
sebagai persentase galat (error)
Terlihat pula AUK memiliki tingkat akurasi lebih baik pada pengukuran dengan
konduktivitas tinggi 10.000 µS/cm dibandingkan dengan konduktivitas sedang dan
rendah 3000 µS/cm dan 800 µS/cm. Hal tersebut dikarenakan kondisi elektroda yang
30
sulit menyesuaikan diri terhadap air yang memiliki konduktivitas yang berbeda, kondisi
tersebut juga dipengaruhi oleh elektroda yang memiliki nilai tahanan kontak yang cukup
besar, maka untuk mengatasi masalah tersebut perlunya memilih jenis bahan untuk
elektroda yang berkualitas tinggi sehingga memiliki hambatan kontak yang relatip kecil,
misalnya seperti elektroda yang terbuat dari bahan platina dan logam mulia (Emas).
Dari hasil uji akurasi pada tabel 4.1, 4.2, dan 4.3. 4.4 dan menggunakan
persamaan 2.15 didapatkan nilai akurasi rata-rata sebesar 2.5%.
Akurasi sesungguhnya adalah akurasi yang sudah melibatkan tingkat akurasi alat
ukur acuan. Dari data alat ukur merk Hanna instrument dengan type Dist WP
conductivity meter milik MIPA UNRAM, dinyatakan bahwa tingkat akurasinya sebesar
2%. Kemudian akurasi sesungguhnya dapat dihitung dengan persamaan berikut:
dengan:
Ar = Akurasi alat ukur acuan
Aa = Akurasi AUK
ar = Akurasi sesungguhnya
Sehingga didapat nilai akuarsi sesungguhnya sebesar 4.5 %.
31
Terlihat pula AUK memiliki tingkat presisi lebih baik pada pengukuran dengan
konduktivitas tinggi 10.000 µS/cm dibandingkan dengan konduktivitas rendah 3000
µS/cm dan 800 µS/cm. Hal tersebut dikarenakan kondisi elektroda yang sulit
menyesuaikan diri terhadap air yang memiliki konduktivitas yang berbeda, kondisi
tersebut juga dipengaruhi oleh elektroda yang memiliki nilai tahanan kontak yang cukup
besar, jadi ketika elektroda dipindahkan untuk mengukur nilai konduktivitas lain,
elektroda terlebih dulu akan menyesuaikan diri sebelum akhirnya menampilkan hasil
nilai konduktivitas untuk air yang diukur tersebut.
Presisi rata-rata AUK dapat dihitung dengan persamaan 2.16. Dari hasil
pengukuran tabel 4.5, 4.6, dan 4.7 dan 4.8 Didapat nilai presisi rata-rata sebesar 2.5%.
Hasil Pengukuran
No Jenis Air
AUK (µS/cm)
Pengujian dilakukan pada beberapa sample air yang berasar dari berbagai sumber
dan didapatkan hasil pengujian seperti yang tertera dalam tabel 4.9 dimana rata-rata
nilai konduktivitas yang diperoleh dari hasil pengujian beberapa sample air tersebut
memiliki nilai konduktivitas yang rendah dan dapat dikatakan semua sample dari air
yang diuji tersebut layak untuk diminum, sebagaimana yang sudah diketahui bahwa air
32
dikatakan layak untuk dikonsumsi memiliki nilai konduktivitas berkisar antara 1-800
µS/cm, sedangkan untuk air yang masih layak untuk diminum akan tetapi tidak
direkomendasikan berkisar antara 800-3000 µS/cm dan untuk air yang meniliki nilai
konduktivitas lebih dari 3000 µS/cm maka air tersebut dapa dikatakan sudah tidak layak
untuk dikonsumsi.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan probe asli dari mutimeter analog itu
sendiri dan menggunakan elektroda milik dari alat ukur konduktivitas yang telah dibuah
sebelumnya. Pada tabel diatas terlihat bahwa pengujian dengan menggunakan
multimeter Analog tidak memberikan nilai yang sesuai terhadap nilai konduktivitas air
yang diuji, karena memiliki hasil pengukuran yang berbeda dari nilai kondukivitas air
yang diuji setetah hasil dari skala pada multimeter analog yang berupa nilai hambatan
dikonversi menjadi nilai konduktivitas. Terdapat perbedaan hasil pengukuran pada
kedua table tersebut, perbedaan tersebut dikarenakan karena perbedaan spesifikasi probe
dan elektroda AUK, mulai dari bahan dan ukuran dari probe dan elektroda AUK itu
sendiri.
33
4.4 Analisis Biaya
Tabel 4.12 Biaya Perancangan Dan Pembuatan Alat Secara Keseluruhan
Dapat dilihat pada tabel 4.14 alat-alat dan bahan yang digunakan dalam
prancangan dan pembuatan AUK beserta total biaya keseluruhan yang dikeluarkan pada
prancangan dan pembuatan AUK yaitu sebesar Rp 294.000,00, terlihat pula biaya yang
paling besar dikeluarkan yaitu pada pengujian dan Kalibrasi alat (LAB.Fisika) biaya
tersebut diperuntukkan untuk biaya oprasional dan perawatan alat conductivity meter
yang telah digunakan untuk kalibrasi.
Tabel 4.13 Biaya Pembuatan Alat
34
Dapat dilihat pada table 4.15 terlihat bahwa biaya yang harus dikeluarkan
untuk merealisasikan AUK ini cukup murah bila dibandingkan dengan Conductivity
meter yang dijual dipasaran.
AUK menggunakan pengembangan multimeter analog dengan penambahan
komponen yang tidak terlalu banyak, komponen yang ditambahkan adalah jembatan
Wheatstone, tahanan shun dan elektroda sehingga dapat dikatakan bahwa harga AUK
tersebut tidak jauh berbeda dengan harga sebuah multimeter analog.
Secara umum meter analog lebih murah daripada versi digitalnya untuk merek
yang sama. Sebagai contoh multimeter analog merek helles dijual dengan harga sekitar
Rp 165.000 di toko online, sementara versi digitalnya dijual dengan harga Rp 265.000
untuk merek yang sama di toko online yang sama. Oleh sebab itu harga dari sebuah
conductivity meter analog juga akan lebih murah dibanding versi conductivity meter
digitalnya. Hal ini sesuai dengan tujuan dari penelitian yaitu untuk mendapatkan sebuah
alat ukur konduktivitas yang murah.
35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan pada pengembangan alat
konduktivitas air untuk mempekirakan kualitas air baku, dapat diambil kesimpulan
bahwa
1. Alat ukur konduktivitas hasil pengembangan dapat berfungsi dengan baik untuk
memperkirakan kualitas air baku dari nilai konduktivitasnya.
2. Biaya pebuatan alat cukup murah dibandingkan dengan conductivity meter yang
beredar dipasaran. Diperkirakan harga jual tidak lebih mahal dari sebuah
multimeter analog.
5.2 Saran
Dikarenakan perancangan ini ma sih jauh dari kata sempurna untuk pengembangan
selanjutnya, saran dari penulis antara lain:
1. Menggunakan elektroda dengan kualitas bahan yang lebih tinggi seperti yang
telah disebutkan dalam pembahasan.
2. Menggunakan bahan-bahan dengan tingkat presisi yang lebih tinggi untuk
meningkatkan tingkat akurasi dan presisi.
3. Dikembangkan menjadi digital
36
DAFTAR PUSTAKA
Cahyani H, Harmadi, Wildan. 2016. Analisis Pencemaran Danau Maninjau dari Nilai
TDS dan Konduktivitas Listrik. Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 4.
Helfrick, A.D. dan Cooper, W.D. 1994. Moderm Instrumentation And Electronic
Measurement Techniques. Singapurore : Prentice Hall inc.
Taifur dan Sukisna. 2018. Penentuan Konduktivitas Listrik Air Baku Proses Desalinasi
Menggunakan Metode Regresi Linier. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Sains (SNPS).
37
LAMPIRAN
38
Pengujian di LAB. MIPA Universitas Mataram
39
Pengujian pengukuran nilai konduktivitas dengan multimeter analog
40