Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PANGAN

STERILISASI DAN PEMBUATAN MEDIA

Oleh :
Imam faturohman
200104027

Kelompok 3 :
Shefira Nurunazmi 200104055
Fatimah Az zahra 200104007
Ayu Rulita Dewi 200104004
Imam Faturohman 200104020
Cristina Wijaya 200104026
Siti Nur Jannah 200104064

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG

TAHUN 2021
I. PENDAHULUAN.

1.1 Latar Belakang

Suatu tahapan penting yang harus dilakukan dan merupakan aturan

standar selama melaksanakan praktikum atau kerja mikrobiologi

adalah sterilisasi. Sterilisai adalah proses atau kegiatan membebaskan

suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan atau suatu

perlakuan membebaskan benda yang akan digunakan dari

mikroorganisme kontaminan. Sterilisasi harus dilakukan sebelum

melakukan suatu analisis mikrobiologi yang dimaksud untuk

membuat dan menjaga kondisi aseptis. Benda dapat berupa media,

alat-alat untuk percobaan lingkungan tertentu. Sterilisasi dapat

dilakukan tergantung dari bahan atau alat yang akan disteril.

Kelangsungan hidup mikroorganisme dipengaruhi oleh adanmya

nutrisi dan factor lingkungan. Bahan dan nutrisi yang digunakan

mikroorganisme biasanya berupa senyawa sederhana yang tersedia

xecara langsung atau berasal dari senyawa yang kompleks yang

kemudian dipecah oleh mikroorganisme menjadi senyawa yang

sederhana melalui proses enzimatik. Bahan nutrisi ini dapat berupa

cairan atau padatan setengah padat (semi solid) yang disebut sebagai

media.

1.2 Tujuan

Tujuan praktikum ini yaitu untuk memahami cara sterilisasi

dengan menggunakan autoklaf dalam kondidi aeptis.


Tujuan pembuatan media dan syarat syarat yang dibutuhkan oleh

suatu media untuk partum buhan mikroba.

1.3 Prinsip

Metode kerja Autoklaf adalah Sterilisasi Basah dengan air (uap

air) sebagai medium. Perinsip kerja jenis autoklaf yang umum

digunakan di laboratorium adalah pengaliran uap panas betekanan

secara periodik (Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave). Ketika air

dalam autoklaf mengalami fase didih, maka uap air yang terbentuk

akan mendesak dan mengganti udara yang mengisi autoklaf, sehingga

terjadi peningkatan tekanan di atas tekanan atmosfer. Peningkatan

tekanan mengakibatkan peningkatan suhu dalam ruang autoklaf

secara cepat, dimana proses ini terangkai secara berulang (periodik)

yang sekaligus menandai berlangsungnya proses sterilisasi.

II.TUJUAN PUSTAKA

2.1 Sterilisasi

Sterilisai adalah proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan

atau benda dari semua bentuk kehidupan atau suatu perlakuan

membebaskan benda yang akan digunakan dari mikroorganisme

kontaminan Cara sterilisasi yang umum dilakukan adalah :

a. Sterilisasi secara fisik, misalnya dengan pemanasan, penggunaan

sinar bergelombang pendek seperti sinar-X, sinar-gama, sinar ultra-

violet, dan sebagainya. Selama senyawa kimia yang akan disterilkan

tidak akan berubah atau terurai akibat temperature tinggi dan atau
tekanan tinggi, selama itu sterilisai secara fisik dapat dilakukan. Cara

sterilisasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan udara panas atau

uap-air panas dengan tekanan tinggi. Melalui udara panas,

pergunakan alat yang dinamakan “bejana atau ruang panas” (oven)

dengan temperature di dalamnya antara 170 – 1800C.waktu yang

diperguanakan adalah selama 2 jam. Cara ini umum dipergunakan

untuk mensterilkan perlatan gelas (tabung,labu,botol< dan

sebagainya). Sterilisasi dengan uap-air panas dan tekanan tinggi,

merupakan cara yang paling banyak digunakan, misalnya dengan

penggunaan alat yang sudah dikenal yang dinamakan autoklaf

(otoklaf). Benjana ini mempunyai nilai temperature-uap 121°C,

dengan tekanan 15 psi (Suriwiria, 1995).

b. Sterilisasi secara kimia, misalnya dengan penggunaan

disinfektans, larutan alcohol,larutan formalin, larutan AMC(campuran

asam khlorida dengan garam Hg), dan sebagainya. Senyawa kimia

yang banyak digunakan sebagai disinfektans antara lain larutan

CuSO4,AgNO3,HgCl2, ZnO, dan sebagainya serta larutan alcohol

dan campuranya. Beberapa larutan garam seperti NaCl (9%), KCl

(11%), KNO3 (10%) dapat dipergunakan untuk membunuh mikroba

karena tekanan osmotiknya, yaitu dengan jalan dehidrasi protein pada

substart (Suharto, 1995). Sedangkan asam kuat atau basa kuat dapat

pula digunakan karena bersifat menghidrolisi isi sel mikroba.

c. Sterilisasi secara mekanik, misalnya dengan penggunana

saringan atau filter saringan atau filter yang berpori sangat kecil (0.22

mikron 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan


tersebut. Proses sterilisasi ini digunakan untuk beberapa bahan yang

akibat pemanasan tinggi ataupun tekanan tinggi akan mengalami

perubahan ataupun penguraian, sterilisasi dilakukan secara mekanik,

misalnya dengan saringan.

2.2 Pembuatan Media

Berdasarkan komposisi atau susunan bahannya

a. Media Alami

Komposisi and ini tidak diketahui secara pasti baik jenis maupun

ukurannya. Media ini sudah tersedia secara misalnya air, nasi, buah,

biji, daging dan lain-lain.

b. Media Sintetis

Sering juga disebut media buatan. Komposisi senyawa berikut

takarannya diketahui secara pasti, tidak tersedia secara alami tapi

dibuat. Media sintetik sering digunakan untuk mempelajari sifat

genetika mikroorganisme. Senyawa organic dan non organic

ditambahkan dalam media sintetik harus murni sehingga harganya

mahal, missal sabouroud agara, czapek’z dox agar,cairan hanks dan

lain-lain.

c. Media semi sintetis

Komposisinya sebagian besar diketahui secara pasti, sebagian lagi

tidak disebut juga media setengah buatan. Misalnya potato dextrose

agar,nutrient agar dan lain-lain.

Berdasarkan Bentuknya

a. Media Cair
Komposisi dapat sintetis dapat pula alami. Keadaan cair karena

tidak ditambahkan bahan padat.

b. Media Padat

Sama halnya dengan media cair hanya bedanya disini ditambahkan

bahan pemadat(agar-agar, amilum atau gelatin).

c. Media Semi Padat

Sebenarnya media ini termasuk media padat tapi karena

adanya lembek disebut semisolid. Bahan pemadat yang

ditambahkan kurang dari setengah medium padat sedangkan

komposisinya samna dengan yang lainnya.

Berdasarkan Kegunannya

a. Media Umum

Media digunakan secara umum artinya media ini dapat

ditumbuhi oleh berbagai jenis mikroorganisme baik bakteri

maupun jamur misalnya NA (nutrient agar) dan lain-lain.

b. Media Selektif

Media ini dipakai untuk menyeleksi mikroorganisme sesuai

dengan yang diinginkan, jadi hanya satu jenis mikroorganisasi

saja yang dapat tumbuh dalam media ini atau hanya satu

kelompok tertentu saja, misalnya media salmonella sigella agar

yaitu media khusus untuk mengamati atau menyelidiki

salmonella agar shigella dari makanan atau bahan bahan lain.

c. Media Diferensial

Media ini digunakan menyeleksi mikroorganisme. Medium

ini dapat ditumbuhi barbagai jenis mikroorganisme tapi salah satu


diantaranya dapat memberikan salah satu ciri yang khas sehingga

dapat dibedakan dari yang lain dan dapat dipisahkan.

d. Medium Pengaya

Medium ini digunakan untuk menumbuhkan

mikroorganisme untuk keperluan tertentu. Dibiakan dalam

medium ini supaya sel-sel mikroorganisme tertentu dapat

berkembang dengan cepat sehingga diperoleh populasi yang

tinggi. Komposisi medium sangat diperlukan dan sangat

menggantungkan bagi peretumbuhan sel mikroorganisme yang

bersangkutan.

III. ALAT, BAHAN DAN METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan percobaan

A. Sterilisasi

Alat Percobaan

a) Erlenmeyer
b) Cawan petri
c) Autoklaf
d) Microwave
Bahan Percobaan

1) Kapas
2) Kertas
3) Karet pengikat
4) Plastik
5) Aquadesh
6) Media.
Prosedur Praktikum
Na instan 20 gram dengan aquadesh 1000 mL,

masukan media dan aquadesh pada beaker glass, lakukan

pemansan dengan kompor aduk sampai homogen hampir

mendidih. Tuangkan media pada aquadesh masing masing

250 ml. tutup semua tabung media dengan bundel kapas

kertas dan pelastik ikat dengan karet. Lakukan sterilisasi

dengan autoklaf. Tuangkan pada cawan petri secukupnya,

tunggu sampai memadat lakukan percobaan 24 jam setelah

inkubasi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang : (4.1) Hasil Percobaan, (4.2)

pembahsaan hasil praktikum.

4.1 Hasil Percobaan

Mencuci tangan Tidak mencuci tangan


4.2 Pembahasan
Dalam praktikum kali ini dilakukan sterilisasi, sterilisasi

bertujuan untuk membunuh mikroorganisem yang tidak diharapkan.

Pada praktikum ini teknik sterilisasi yang dilakukan adalah panas

basah menggunakan autoklaf (uap air bertekanan).

Sebelum dilakukan sterilisasi, alat dan bahan yang ingin

disterilisasi di siapkan,media yang dibuat dalam prktikum ini adalah

media umum,yaitu NA (Nutrien Agar) yang digunakan untuk

mengembangbiakam bakteri media NA.

Dalam pembuatan media NA (nuterien agar) diimbang serbuk

NA sebanyak 20 gram,jemudian serbuk tersebut masing masing

dilarutkan menggunakan aquadesh 250 mL sesuai dengan garis yang

ada di erlenmayer dalam larurtagn ahrus dibantu dengan elemen

panasyang dalam praktikum ini menggunakan microwave/hotpalamte.

Hal ini dilakukan karena jika dilarutkan hanya dengan mnggunakan

batang pengaduk maka serbuk NA sulit untuk larut sempurna

sehingga media NA tidak dapat memadat. Hal ini pula yang

memperngaruhi hasil dari percobaan dari kloter pertama yang

mengakibatkan media NA tidak dapat memadat. Hal tersebut

menghambat hasil percobaan karena larutan media NA tidk dapat

mecpai hasil yang maksimal. Namun dengan demikian kita bisa

membedakan dengan hasil yang dilakukan oleh kelompok 7 keloter

kedua mereka berhasil mencapai media NA yang maksimal. Kita

dapat melihat media NA yang disentuh dengan tangan yang dicucui

terlebih dahulu. Terlihat media NA tidak menimbulkan koloni yang


terlihat. Tapi sebaliknya media NA yang disentuk dengan tangan yang

tidak dicuci terlebih dahulu menimbulkan beberapa koloni bakteri

pada media NA.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

dari percobaan sterilisasi dan pembuatan media dapat disimpulkan

bahwa dalam percobaan pembuatan media harus dilakukan dengan

teliti, tepat dan cepat serta harus penuh dengan kehati hatian. Juga

media Na yang dihasilkam sudah dalam keadaan steril.

5.2 Saran

Saran untuk percobaan kali ini lebih memaksimalkan waktu

pembuatan media agar dapat dicapai hasil yang maksimal pada NA.
DAFTAR PUSTAKA

a) Hadioetomo, R. 1985. “Mikrobiologi dasar dalam

praktek : Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium.’”

Jakarta : PT. Gramedia

b) Haribi, Ratih. 2008. “Mijrobiologi”. Semarang :

Universitas Muhammadiyah Semarang.

c) Irianto, Koes. 2007. “teknik penyimpanan dan

pemeliharaan mikroba”. Bandung : Yrama Widya

d) Suriawiria, U. 2005. “Mikrobiologi dasar” . Jakarta :

Papas Sinar Sinanti.


Lampiran :

Anda mungkin juga menyukai