Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Objek wisata merupakan tempat dimana kita dapat menemukan keserasian dalam lingkungan hidup
kita. Dengan berwisata kita dapat menhilangkan sedikit kejenuhan setelah banyak melakukan berbagai
aktivitas yang mebuat kita itu mnjadi jenuh. Tempat-tempat wisata merupakan tenpat yang paling ramai
dikunjungi setiap masyarakat, sehingga tempat pariwista tersebut merupakan solusi utama untuk
meningkatkan jumlah pendapatan masyarakat.

Lauk Debuk Debuk, Desa Semangat Gunung, Berastagi, Kabupaten Karo mempunyai
potensi wisata kekayaan alam yan menjadi obyek pariwisata seperti, obyek pemandian air panas,
outbond serta obyek wisata rumah hobbit. Potensi tersebut memiliki Dayak tarik tersendiri untuk
diniminati oleh para wisatawan.

Pemandian Rindu Alam ini terletak di lembah Sibayak, Berastagi yang memiliki luas sekitar
1,4 hektare lebih. Pemandian Rindu Ala mini dirancang atau dibuat sebagi tempat tuuan wisata
budaya Karo dengan Panorama Pegununungan. Manajemen Pemandian Rindu Alam ini
senantiasa mengutamakan etika dalam seluruh pelayanannya, sehingga dapat memberikan citra
baik dari pelanggan.

B. Identifikasi Masalah
1. Berdasarkan latar belakang masalah diatas bahwa objek wisata pemandian rindu alam ini
memiliki potensi yang cukup besar dan memiliki daya tarik berupa keindahan alam yang
indah, bersih, dan sejuk jika dilihat dari beberapa tempat objek wista seperti adanya objek
wisata Rumah hobbit, serta permandian air panas. Objek wisata pemandian rindu alam ini
memiliki potensi besar untuk objek wisata pemandiaan rindu alam menjadi kawasan
berpotensial. Masalah dalam penelitian adalah dengan bagaimana potensi objek wisata yang
ada di Pemandian Rindu Alam Terutama Pada Objek Wisata Rumah Hobbit, Serta
Pemandian Air Panas. Fasilitas wisata apa saja yang disediakan oleh pengelola pada obyek
wisata Pemandian Rindu alam , serta aksebilitas menuju obyek wisata Pemandian Rindu
alam Lauk Debuk Debuk, Desa Semangat Gunung, Berastagi, Kabupaten Karo tersebut.
C. Batasan Masalah

Berdasarkan Identifikasi Masalah diatas maka masalah dalam penelitian ini adalah yang dibatasi
dengan potensi objek wisata pemandian rindu alam yang objek wisatanya rumah hobbit dan
pemandian air panasnya tersebut, dan fasilitas wisata yang disediakan dalam pengelola objek
wisata, serta aksebilitas menuju objek wisata pemandian rindu alam.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

2. Potensi apa saja yang ada di obyek wisata Pemandian Rindu Alam Lauk Debuk Debuk,
Desa Semangat Gunung, Berastagi, Kabupaten Karo?
3. Fasilitas wisata apa saja yang disediakan oleh pengelola pada obyek wisata Pemandian
Rindu alam Lauk Debuk Debuk, Desa Semangat Gunung, Berastagi, Kabupaten Karo?
4. Bagaimana aksebilitas menuju obyek wisata Pemandian Rindu alam Lauk Debuk Debuk,
Desa Semangat Gunung, Berastagi, Kabupaten Karo?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian berdsarkan rumusan masalah diatas adalah untuk mengetahui:
1. Potensi Destinasi Pemandian Rindu Alam
2. Fasilitas wisata yang disediakan oleh pengelola itu sendiri.
3. Aksebilitas menuju obyek wisata Pemandian Rindu Alam
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Destinasi wisata

Destinasi wisata Destinasi adalah tempat tujuan atau daerah tujuan wisata (Daryanto, 1997)
dalam kamus Bahasa Indonesia. Destinasi Pariwisata adalah area atau kawasan geografis yang
berbeda dalam suatu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat unsur: daya tarik
wisata, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, masyarakat serta wisatawan yang saling terkait dan
melengkapi untuk terwujudnya kegiatan kepariwisataan

Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata dan salah satu
alasan pengunjung melakukan perjalanan (something to see). Di luar negri obyek wisata disebut
tourist atraction (atraksi wisata), sedangkan di Indonesia lebih dikenal dengan objek wisata.
Mengenai pengertian objek wisata, kita dapat melihat dari beberapa sumber antara lain:

1. Peraturan Pemerintah No.24/1979. Objek wisata adalah perwujudan dari ciptaan manusia,
tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat keadaan alam yang mempunyai
daya tarik untuk dikunjungi.
2. Surat Keputusan Departemen Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No.KM
98/PW:102/MPPT-87.

Obyek wisata adalah tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang
dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat
yang dikunjungi wisatawan. Menurut Yoeti (1996), suatu daerah untuk menjadi daerah tujuan
wisata (DTW) yang baik, harus mengembangkan tiga hal agar daerah tersebut menarik untuk
dikunjungi, yakni:

a) Adanya sesuatu yang dapat dilihat (something to see), maksudnya adanya sesuatu yang
menarik untuk dilihat, dalam hal ini obyek wisata yang berbeda dengan tempat-tempat lain
(mempunyai keunikan tersendiri). Disamping itu perlu juga mendapat perhatian terhadap
atraksi wisata yang dapat dijadikan sebagi entertainment bila orang berkunjung nantinya.
b) Adanya sesuatu yang dapat dibeli (something to buy), yaitu terdapat sesuatu yang menarik
yang khas untuk dibeli dalam hal ini dijadikan cendramata untuk dibawa pulang ke tempat
masing-masing sehingga di daerah tersebut harus ada fasilitas untuk dapat berbelanja yang
menyediakan souvenir maupun kerajinan tangan lainnya dan harus didukung pula oleh
fasilitas lainnya seperti money changer dan bank.
c) Adanya sesuatu yang dapat dilakukan (something to do), yaitu suatu aktivitas yang dapat
dilakukan di tempat itu yang bisa membuat orang yang berkunjung merasa betah di tempat
tersebut. Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu objek wisata yang baik
dan menarik untuk dikunjungi harus mempunyai keindahan alam dan juga harus memiliki
keunikan dan daya tarik untuk dikunjungi dan juga didukung oleh fasilitas pada saat
menikmatinya.

B. Pengertian Wisata Alam

Wisata merupakan kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut dilakukan secara
sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Wisatawan
adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. Sedangkan pariwisata adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-
usaha yang terkait di bidang tersebut (Undang-Undang No.9 Tahun 1990 tentang
Kepariwisataan). Wisata alam adalah suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan
tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati gejala
keunikan alam di Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam, Taman Buru,
Hutan Lindung, dan Hutan Produksi (Direktorat Pemanfaatan Alam dan Jasa Lingkungan, 2002).

Potensi wisata adalah berbagai sumber daya yang terdapat di sebuah daerah tertentu yang bisa
dikembangkan menjadi daya tarik wisata. Dengan kata lain, potensi wisata adalah berbagai
sumber daya yang dimiliki oleh suatu tempat dan dapat dikembangkan menjadi suatu atraksi
wisata (tourist attraction) yang dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi dengan tetap
memperhatikan aspek- aspek lainnya (Pendit, 2003). Daya tarik atau atraksi wisata menurut
Yoeti (1996) adalah segala sesuatu yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung pada suatu
daerah tujuan wisata, seperti:
1. Alam (Nature), yaitu segala sesuatu yang berasal dari alam yang dimanfaatkan dan
diusahakan di tempat objek wisata yang dapat dinikmati dan memberikan kepuasan kepada
wisatawan. Contohnya, pemandangan alam, pegunungan, flora dan fauna.
2. Budaya (Culture), yaitu segala sesuatu yang berupa daya tarik yang berasal dari seni dan
kreasi manusia. Contohnya, upacara keagamaan, upacara adat dan tarian tradisional.
3. Buatan Manusia (Man made), yaitu segala sesuatu yang berasal dari karya manusia, dan
dapat dijadikan sebagai objek wisata seperti benda-benda sejarah, kebudayaan, religi serta
tata cara manusia.
4. Manusia (Human being), yaitu segala sesuatu dari aktivitas manusia yang khas dan
mempunyai daya tarik tersendiri yang dapat dijadikan sebagi objek wisata. Contohnya,
Suku Asmat di Irian Jaya dengan cara hidup mereka yang masih primitife dan memiliki
keunikan tersendiri.

Rindu Alam Resort adalah tempat wisata yang menyediakan penginapan, oubond, pemandian air
panas, kolam renang, dan juga perkemahan. Tempat wisata ini di rancang untuk para wisatawan
berkunjung menikmati air panas di bawah lembah Sibayak dengan panorama pegunungan. Rindu
alam beralamat di Desa Semangat Gunung Jl. Jendral Jamin Ginting Km 56.4 , Kab. Karo.
BAB III
METODOLOGI PENELTIAN
A. Lokasi Penelitian

Pemandian Rindu Alam Lauk Debuk Debuk, Desa Semangat Gunung, Berastagi,

Kabupaten Karo, . Adapun alasan penulis memilih lokasi ini karena adanya suatu onyek

destinasi wisata Pemandian Rindu Alam dilihat dari segi potensi wisata pemandian rindu

alam tersebut.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah obyek wisata di Lauk Debuk Debuk, Desa
Semangat Gunung, Berastagi Kabupaten Karo. Dari populasi tersebut ditentukan sampel
yang merupakan sebagian dari populasi, Jadi sampel merupakan sejumlah satuan lahan
yang dipilih sebagai wakil dari populasi yang ada. Adapun sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah obyek wisata Pemandian Rindu ALam yang terletak di Lauk Debuk
Debuk, Desa Semangat Gunung, Berastagi, Kabupaten Karo Sumatera Utara.

C. Teknik Pengumpulan Data


1. Observasi
Teknik pengumpulan data ini digunakan karena ingin mengetahui Potensi Destinasi
Wisata Pemandian Rindu Alam wisata di Lauk Debuk Debuk, Desa Semangat
Gunung, Berastagi Kabupaten Karo.

D. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan pada laporan ini adalah teknik analisis data
deskriptif kualitatif, dimana metode analisis data deskriptif kualitatif dalam suatu
penelitian kualitatif berguna untuk mengembangkan teori yang telah dibangun dari data
yang sudah didapatkan di lapangan. Metode penelitian kualitatif pada tahap awalnya
peneliti melakukan penjelajahan, kemudian dilakukan pengumpulan data sampai
mendalam, mulai dari observasi hingga penyusunan laporan.
BAB IV
DESKRIPSI WILAYAH

Anda mungkin juga menyukai