Psikologi perkembangan ialah suatu ilmu yang merupakan bagian dari psikologi. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini terrnasuk psikologi khusus, yaitu psikologi yang mempelajari kekhususan dari pada tingkah laku individu.
Menurut Hurlock (h. 2, 1980) perkembangan adalah
serangkaian perubahan progresif yang terjadi akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif. Dapat didefinisikan sebagai deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren. Progresif menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing maju dan bukan mundur. Teratur dan koheren menunjukkan adanya hubungan nyata antara perubahan yang terjadi dan yang telah mendahului atau yang mengikutinya (Hurlock, h. 23, 1999). Perkembangan manusia ditentukan oleh interaksi yang bereksinambungan antara hereditas (nature) atau lingkungan (nurture). Pada masa pembuahan, sejumlah ciri pribadi yang luar biasa banyaknya sudah ditentukan oleh struktur genetik ovum yang di buahi. Gen memprogramkan tumbuhnya sel tubuh sehingga kita terbentuk menjadi manusia. Gen menentukan warna kulit dan rambut, ukuran tubuh secara umum, jenis kelamin, dan (pada taraf tertentu) kemampuan intelektual dan tempramen emosional. Pradiposisi biologis yang ada sewaktu kelahiran berinteraksi dengan pengalaman yang di jumpai selama pertumbuhan untuk menentukan perkembangan individu. Pengalaman kita tergantung pada kebudayaan khusus, kelompok sosial dan keluarga tempat kita di besarkan. Budaya mempunyai metode yang berbeda dalam membesarkan anak.
Contoh suku Eskimo yang menganggap agresi adalah
karakteristik yang tidak di senangi, ketika anak berusia 2-3 tahun, orang tua menghindari marah dan agresi dengan “berlaku diam”. Dan di Amerika Serikat jumlah tindakan agresi yang di perlihatkan pada anak tergantung pada kelompok sosial, rata- rata anak yang dari keluarga miskin lebih banyak menunjuk kan perilaku agresi di banding anak keluarga kelas mengengah dan kelas atas. singkatnya, seorang anak di hadapkan pada berbagai kondisi yang berbeda, beberapa kondisi dengan anak-anak lain ataupun kondisi umum, dan beberapa kondisi khusus dengan keluarga mereka.
Pertanyaannya, mana yang lebih penting, hereditas (nature) atau
lingkungan (nurture)? Hal ini sudah lama menjadi pokok perdebatan. Tetapi tampak jelas bahwa keduanya tidak dapat di pisahkan. Perkembangan bayi yang baru lahir tergantung pada interaksi antara pradiposisi biologis dan pengalaman yang disediakan oleh lingkungan. Determinan genetik terungkap melalui proses pematangan. Pematangan, mengacu pada urutan pertumbuhan secara alamiah atau perubahan jasmaniah yang secara relatif bebas dari peristiwa lingkungan. Kita mengatakan “secara relatif” karena perubahan demikian terjadi dalam kondisi lingkungan yang luas ruang lingkupnya; tetapi jika lingkungan secara pasti bersifat tidak wajar atau tidak memenuhi syarat, proses kematangan akan terpengaruh. Meskipun pematangan itu terlihat jelas pada masa kanak-kanak, proses itu terus berlangsung selama masa dewasa. Beberapa perubahan yang terjadi pada masa akil baligh, perubahan yang terjadi selama menua, dikendalikan oleh jadwal waktu yang ditentukan secara biologis. Pematangan terlihat dengan jelas pada perkembangan janin. Janin manusia berkembang dalam tubuh ibunya sesuai dengan urutan waktu tertentu, dan perilaku janin (menendang) juga mengikuti urutan teratur yang tergantung pada tahap petumbuhan. 1. Perkembangan melibatkan adanya perubahan Perkembangan selalu ditandai adanya perubahan yang bersifat progresif, yang bertujuan agar manusia dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan dengan cara realisasi diri dan pencapaian kemampuan genetik. Perubahan yang dimaksudkan disini termasuk perubahan ukuran tubuh, bentuk tubuh dan kemampuan, serta hilangnya ciri-ciri lama untuk diganti dengan ciri-ciri baru. 2. Perkembangan awal lebih kritis dari perkembagan selanjutnya Perkembangan merupakan proses yang berkelanjutan (continue), dimana perkembangan sebelumnya mempengaruhi perkembangan selanjutnya, maka kesalahan atau gagguan pada awal perkembangan akan terus mempengaruhi perkembangan-perkembangan berikutnya. 3. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar Dalam kehidupan sering sulit dibedakan antara perubahan yang merupakan hasil belajar dengan perubahan karena kematangan, hal ini dikarenakan hasil ntara keduanya sering terintegrasi. Hanya dapat ditandai bahwa perubahan karena belajar diperoleh melalui usaha sadar atau latihan. 4. Pola perkembangan dapat diramalkan Pola perkembangan manusia mengikuti pola umum oleh karena itu dengan melakukan pengamatan longitudianal yakni sejak awal perkembangan anak maka akan dapat diramalkan pola perkembangan berikutnya, baik yang menyangkut perkembangan fisik maupun psikis. 5. Pola perkembangan memiliki karakteristik yang dapat diramalkan Tidak hanya pola perkembangan saja yang dapat diramalkan, tetapi karakteristik tertentu dari tingkat perkembangan juga dapat diramalkan, baik dalam hal ukuran, dan kapan kematangan atau kapan masa peka (masa yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan tertentu). Apabila masa peka anak dapat terpenuhi dan mendapat penangan yang tepat maka anak akan berkembang dengan baik pula. 6. Dalam perkembangan ditemui perbedaan individual Perkembangan manusia menikuti pola umum, tetapi tempo dan irama perkembangan bersifat individual, dalam pengertian kecepatan, urutan perkembangan, serta kualitas kemampuan yang dapat dicapai setiap individu tidak akan ada yang sama. Orangtua diharapkan mampu memberikan perlakuan sesuai dengan perkembangan anaknya. 7.Setiap periode perkembangan mengandung harapan sosial Manusia dapat mempelajari pola perilalu dan keterampilan tertentu dengan lebih baik dan berhasil pada usia tertentu dibanding pada tingkat usia lain. Berdasarkan hal tersebut, kelompok sosial tertentu berharap setiap individu dalam kelompoknya dapat bersikap sama dan mempunyai kemampuan khusus yang sama pada tahap perkembangan tertentu, itulah yang disebut sebagai harapan sosial. Harapan sosial merupakan kriteria yang digunakan oleh masyarkat untuk menetapkan apakah perkembangan anak termasuk perkembangan normal atau tidak. 8.Setiap bidang perkembangan mengandung bahaya sosial Umumnya pola perkembangan anak berjalan normal namun orangtua harus selalu mewaspadai adanya gangguan baik yang berasal dari diri anak ataupun lingkungan. Gangguan dapat mempengaruhi penyesuaian fisik, psikologis maupun sosial, hal tersebut secara tidak langsung mengakibatkan berubahnya pola perkembangan anak. 9.Kebahagiaan bervariasi pada berbagai fase perkembangan Kebahagiaan merupakan hal yang bersifat subyektif sehingga setiap individu akan berbeda tingkat rasa bahagianya, penyebab munculnya rasa bahagia, serta waktunya. Membahagiakan seseorang pada tahap tertentu belum tentu membuatnya merasa bahagia pada tahap perkembangan selanjutnya. 1. Masa Pra-natal. 2. Masa Bayi dan Anak Tiga Tahun Pertama (Atitama/Toddler). 3. Masa Anak-anak Awal (Early Childhood). 4. Masa Anak-anak Tengah (Middle Childhoood). 5. Masa Anak Akhir (Late Childhood). 6. Masa Remaja (Adolescence). 7. Masa Dewasa Muda (Young Adulthood). 8. Masa Dewasa Tengah (Middle Adulthood). 9. Masa Dewasa Akhir (Late Adulthood). Masa pra-natal atau lebih dikenal dengan masa sebelum lahir, ditandai dengan proses pembentukan sistem jaringan dan struktur organ- organ fisik. Pertumbuhan dan perkembangan dimulai sejak terjadinya pertemuan sel sperma dengan sel telur yang bakal menjadi calon manusia. Proses perubahan tersebut berlangsung secara cepat yakni 9 bulan 10 hari atau 42-43 minggu. Pertumbuhan dan perkembangan janin pada masa pra-natal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu dan lingkungannya. Pada saat kehamilan, ada 4 kondisi penting yang mempengaruhi perkembangan individual selanjutnya. Apa peranan masing- masing kondisi dalam perkebangan individu akan menjelaskan mengapa priode ini merupakan priode penting dalam kehidupan. 1. Sifat bawaan 2. Jenis kelamin 3. Jumlah anak 4. Posisi urutan anak 2 bulan Dapat mendongakkan kepala dan mulai belajar mendorong badannya ketika dalam posisi tengkurap. Membuat gerakan yang lebih halus dengan tangan dan kaki. 4 bulan Mengangkat dan menahan kepala dengan stabil tanpa bantuan. Menekankan kaki ke bawah ketika diposisikan berdiri pada permukaan keras. Dapat berguling dari posisi tengkurap ke telantang. Dapat memegang, menggoyangkan, dan mengayunkan mainan yang menggantung. Memasukan tangan ke mulut. Ketika tengkurap, bisa mendorong badan sampai siku. 6 bulan Berguling ke 2 arah (tengkurap ke telentang/telentang ke tengkurap). Mulai bisa duduk tanpa bantuan. Saat diposisikan berdiri, mulai belajar menopang berat badan dengan kaki. Berayun maju mundur, kadang merangkak mundur sebelum bergerak maju 9 bulan maju. 9 bulan Berdiri, berpegangan. Bisa bangun dan melakukan posisi duduk. Duduk tanpa dibantu. Mendorong untuk berdiri. Merangkak. 12 bulan Mengeksplorasi benda dengan berbagai cara, seperti menggoyangkan, memukul, atau melempar. Menemukan barang yang disembunyikan dengan mudah. Melihat pada benda atau gambar yang tepat ketika disebutkan. Menirukan gestur. Mulai menggunakan barang dengan benar, seperti minum dari gelas, menyisir rambut. Membenturkan dua benda bersamaan. Memasukan dan mengeluarkan barang dari dan ke dalam kotak. Menusuk dengan jari telunjuk. Mengikuti petunjuk sederhana seperti “ambil mainan”. 18 bulan Berjalan sendiri. Dapat melangkah naik dan mulai berlari. Menarik mainan ketika berjalan. Dapat membuka pakaiannya sendiri. Minum dari gelas. Makan dengan sendok. 24 bulan Dapat berjinjit. Menendang bola. Berlari. Memanjat naik dan turun tanpa bantuan. Naik dan turun tangga dengan berpegangan. Menurut urutan waktu, masa kanak-kanak adalah masa perkembangan dari usia 2 hingga 6 tahun. Perkembangan biologis pada masa-masa ini berjalan pesat, tetapi secara sosiologis ia masih sangat terikat oleh lingkungan dan keluarganya. Oleh karena itu, keluarga sangat berperan penting untuk mempersiapkan anak untuk bisa beradaptasi ke dalam lingkungan yang lebih luas terutama lingkungan sekolah. Masa kanak-kanak sering disebut juga dengan masa estetika, masa indera dan masa menentang orang tua. Disebut estetika karena pada masa ini merupakan saat terjadinya perasaan keindahan. Disebut juga masa indera, karena pada masa ini indera anak-anak berkembang pesat. karena pesatnya perkembangan tersebut, anak- anak senang mengadakan eksplorasi, yang kemudian disebut dengan masa menentang. Pada masa ini anak-anak memiliki sikap egosentris karena merasa dirinya berada di pusat lingkungan yang ditunjukkan anak dengan sikap senang menentang atau menolak sesuatu yang datang dari orang disekitarnya. Perkembangan yang seperti itu disebabkan oleh kesadaran anak, bahwa dirinya memiliki kemampuan dan kehendak sendiri, yang mana kehendak tersebut berbeda dengan kehendak orang lain. Pada masa anak-anak awal, anak-anak banyak meniru, banyak bermain sandiwara ataupun khayalan, dari kebiasaannya itu akan memberikan keterampilan dan pengalaman-pengalaman terhadap si anak. Ada yang mengatakan bahwa masa kanak-kanak awal dimulai sebagai masa penutup bayi. Masa anak-anak awal berakhir sampai dengan sekitar usia masuk sekolah dasar. tugas-tugas perkembangan pada fase ini meliputi : a. Belajar berbicara, misalnya dengan belajar menyebut kata ayah, ibu atau bendabenda sederhana disekitarnya b. Belajar membedakan jenis kelamin c. Belajar mengadakan hubungan emosional selain dengan orang-orang terdekatnya d. elajar membedakan antara hal-hal yang baik dan yang buruk dan mengembangkan kata hati. e. Membentuk konsep-konsep pengertian sederhana tentang kenyataan sosial dan alam. Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya, dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh baik berat badan maupun tinggi badan serta kekuatannya, memungkinkan anak untuk lebih aktif dan berkembang keterampilan fisiknya, dan juga berkembangnya eksplorasi terhadap lingkungan tanpa bantuan orang tuanya.
Perkembangan sistem syaraf pusat memberikan kesiapan
pada anak untuk lebih meningkatkan pemahaman dan penguasaannnya terhadap tubuhnya.
Proporsi tubuh anak berubah secara dramatis, seperti
pada usia tiga tahun, rata-rata tingginya sekitar 80-90 cm, dan beratnya sekitar 10-13 kg, sedangkan pada usia lima tahun, tingginya mencapai 100-110 cm. Tulang kakinya tumbuh dengan cepat, namun pertumbuhan tengkoraknya tidak secepat usia sebelumnya. Tulang dan gigi anak semakin besar serta lengkapnya gigi anak, sehingga si anak sudah mulai menyukai makanan padat, seperti: daging, sayuran, buah-buahan dan kacang- kacangan. Anggota badan tumbuh dengan kecepatan yang berbeda-beda dan tiap anak mempunyai tempo perkembangannya sendiri. Proporsi badan dan jaringan urat daging dapat dikatakan tetap sampai kurang lebih tahun kelima. Setelah itu mulailah apa yang disebut “Gestaltwandel” pertama. Hal ini berarti bahwa anak yang dulunya mempunyai kepala yang relatif besar dan anggota badan yang pendek, mulai mempunyai proporsi badan yang seimbang. Anggota badan yang lainnya menjadi lebih panjang. Perut mengecil dan anggota badan lainnya mendapatkan proporsi yang normal. Jaringan tulang dan urat lebih berkembang menjadi lebih berat dan jaringan lemak lebih melambat. Selama tahun kelima nampak perkembangan jaringan urat daging yang secara cepat. Pertumbuhan otak anak pada usia lima tahun mencapai 75% dari ukuran orang dewasa dan 90% pada usia 6 tahun. Pada usia ini juga tumbuh “myelinization” (lapisan urat syaraf dalam otak yang terdiri dari bahan penyekat berwarna putih, yaitu myelin) secara sempurna. Lapisan urat syaraf ini membantu transmisi impul- impul syaraf secara cepat, yang memungkinkan pengontrolan terhadap kegiatan motorik lebih seksama dan efisien. Di samping itu, pada usia ini terjadi banyak perubahan fisiologis lainnya seperti: pernapasan menjadi lebih lambat dan mendalam dan denyut jantung lebih lambat dan menetap. Kognisi artinya kemampuan berfikir, kemampuan menggunakan otak. Perkembangan kognisi berarti perkembangan anak dalam menggunakan kekuatan berfikirnya. Dalam perkembangan kognitif, anak dalam hal ini otaknya mulai mengembangkan kemampuan untuk berfikir, belajar dan mengingat. Dunia kognitif anak pada usia ini adalah kreatif, bebas, dan fantastis. Imajinasi anak berkembang sepanjang waktu, dan pemahaman mental mereka mengenai dunia menjadi lebih baik. Pada tingkat ini anak sudah dapat meningkatkan penggunaan bahasa dengan menirukan prilaku orang dewasa. Tahapan Perkembangan Kognitif Anak dalam Teori Piaget
1. Tahap Sensorimotor (Usia 18 - 24 bulan)
Tahap sensorimotor adalah yang pertama dari empat tahap dalam teori Piaget mengenai perkembangan kognitif anak Piaget. Selama periode ini, bayi mengembangkan pemahaman tentang dunia melalui koordinasi pengalaman sensorik (melihat, mendengar) dengan tindakan motorik (menggapai, menyentuh).
Tahap Praoperasional (Usia 2 - 7 Tahun)
Tahap ini dimulai sekitar 2 tahun dan berlangsung hingga kira-kira 7 tahun. Selama periode ini, anak berpikir pada tingkat simbolik tapi belum menggunakan operasi kognitif. Artinya, anak tidak bisa menggunakan logika atau mengubah, menggabungkan, atau memisahkan ide atau pikiran. Perkembangan anak terdiri dari membangun pengalaman tentang dunia melalui adaptasi dan bekerja menuju tahap (konkret) ketika ia bisa menggunakan pemikiran logis. 3. Tahap Operasional Konkret (Usia 7 - 11 Tahun) di tahap ini berlangsung sekitar usia 7 hingga 11 tahun, dan ditandai dengan perkembangan pemikiran yang terorganisir dan rasional. Piaget menganggap tahap konkret sebagai titik balik utama dalam perkembangan kognitif anak, karena menandai awal pemikiran logis. Pada tahapan ini, Si Kecil cukup dewasa untuk menggunakan pemikiran atau pemikiran logis, tapi hanya bisa menerapkan logika pada objek fisik.
4. Tahap Operasional Formal (Usia 12 tahun ke atas)
Perkembangan kognitif anak menurut tahap terakhir menurut Piaget dimulai sekitar usia 12 tahun dan berlangsung hingga dewasa. Saat remaja memasuki tahap ini, mereka memperoleh kemampuan untuk berpikir secara abstrak dengan memanipulasi ide di kepalanya, tanpa ketergantungan pada manipulasi konkret. Seorang remaja bisa melakukan perhitungan matematis, berpikir kreatif, menggunakan penalaran abstrak, dan membayangkan hasil dari tindakan tertentu. Tahapan pra-operasional, yang berlangsung kira-kira usia 2 hingga 7 tahun, adalah tahapan kedua dari teori piaget. Dalam tahapan ini, anak mulai mempresentasikan dunia mereka dengan kata-kata, bayangan, dan gambargambar. Pemikiran-pemikiran simbolik berjalan melampaui koneksi-koneksi sederhana dari informasi sensorik dan tindakan fisik. Anak mulai bisa menulis dan menggambar dengan imajinasi mereka. Masa ini disebut masa prasekolah dan masa sekolah. Anak mulai berinteraksi dengan teman sebayanya dan bekerjasama, dan juga anak berlompat, berlari, dan bermain bersama. Pemikiran pra-operasional dapat dibagi menjadi sub-sub tahapan, yaitu sub tahapan fungsi sim simbolik dan sub tahapan pemikiran intuitif. Vigotsky menekankan bahwa anak-anak secara aktif membangun pengetahuan dan pemahaman mereka. Dalam teori Vigotsky, anak-anak lebih sering digambarkan sebagai makhluk sosial Mereka mengembangkan cara-cara mereka dalam berpikir dan pemahaman, terutama melalui interaksi sosial. Perkembangan kognitif mereka bergantung pada alat yang disediakan oleh masyarakat, dan pikiran mereka dibentuk oleh konteks budaya tempat mereka tinggal. Jika dibandingkan, menurut teori Piaget anak berkembang dari kemampuannya sendiri sedangkan menurut Vigotsky anak berkembang karena dibantu oleh lingkungan sekitar mereka. Masa anak-anak adalah masa perkembangan dari usia 2 tahun sampai dengan usia 6 tahun, pada masa-masa ini perkembangan biologis dan fisik berjalan dengan sangat cepat dan pesat, akan tetapi secara sosiologisnya anakanak masih sangat terikat dengan lingkungannya terutama keluarga. Oleh karena itu, pada masa anak-anak awal ini keluarga sangat berperan penting dalam mempersiapkan anak untuk terjun ke lingkungan yang lebih luas, terutama lingkungan sekolah. Adapun perkembangan psikososial yang terjadi pada masa ini meliputi beberapa hal yaitu : Perkembangan Emosi Selama awal masa kanak-kanak emosi sangat kuat. Saat ini merupakan saat ketidak seimbangan karena anak-anak “keluar dari fokus” dalam arti bahwa ia mudah terbawa ledakan-ledakan, emosional sehingga sulit dibimbing dan diarahkan. Hal ini tampak mencolok pada anak-anak usia 2,5 sampai 3,5 tahun dan 5,5 sampai 6,5 tahun, meskipun pada umumnya hal ini berlaku pada hampir seluruh periode masa anak-anak awal. Jadi emosi yang meninggi pada masa kanak-kanak awal itu ditandai dengan meledaknya amarah yang kuat, ketakutan yang hebat dan rasa iri hati yang tinggi. Pada masa-masa ini anak- anak sulit untuk dibimbing dan diarahkan, mereka cenderung akan marah, memberontak dan tersinggung jika diperingati, hal ini disebabkan anak-anak keluar dari fokus mereka. Emosi yang tinggi kebanyakan disebabkan oleh masalah psikologis. Biasanya para orang tua hanya memperbolehkan anak melakukan beberapa hal saja, padahal sang anak merasa ia mampu melakukan lebih banyak lagi, sehingga pada akhrinya anak pun akan menolak larangan orang tua dan anak cenderung akan memberontak. Anak pun akan meledak amarahnya jika ia tidak bisa melakukan sesuatu yang dianggap dapat dilakukan dengan mudah. perkembangan sosialisasi pada awal masa anak-anak awal ditandai dengan meningkatnya intensitas hubungan dengan teman-teman sebayanya, dan perkembangan ini meningkat dari tahun ke tahun. Pada fase ini juga anak-anak tidak hanya senang bermain tetapi juga lebih banyak berbicara. Hubungan atau kontak sosial lebih baik dari pada hubungan sosial yang kurang baik.
Di sini bisa disimpulkan bahwasannya teman sebaya
juga berperan penting terhadap perkembangan sosial anak, karena lewat teman sebaya anak bisa belajar dan mendapat informasi tentang dunia anak di luar keluarga. Pada masa ini anak mulai mengeal dunia di luar keluarga yaitu dengan bermain bersama teman sebaya. Anak-anak juga akan mulai membandingkan antara dirinya dengan teman-teman sebayanya. Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengn aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral, tetapi dalam dirinya terdapat potensi moral yang siap untuk dikembangkan. Perkembangan moral pada awal masa kanak-kanak masih dalam tingkat yang rendah.
Hal ini disebabkan karena perkembangan intelektual anak-anak
belum mencapai titik dimana ia dapat mempelajari atau menerapkan prinsipprinsip abstrak tentang benar dan salah. Awal masa anak-anak ditandai dengan apa yang oleh Piaget disebut “moralitas melalui paksaan” Dalam tahap perkembangan moral ini anak-anak secara otomatis mengikuti peraturanperaturan tanpa berpikir atau menilai. Pada awal masa anak-anak perkembangan moral tidak begitu pesat berkembang, hal ini disebabkan oleh pemikiran intelektual anak-anak belum bisa mencapai pemahaman menganai prinsip-prinsip benar dan salah, pada masa ini anak-anak belum bisa membedakan hal-hal yang benar untuk dilakukan dan halhal yang tidak boleh dilakukan. Pada masa ini anak-anak hanya mengikuti peraturan yang telah ada, tanpa ia mengetahui guna ataupun fungsi dan juga tanpa menilai apakah peraturan tersebut benar atau salah.