Anda di halaman 1dari 12

Makalah

KONTRIBUSI PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA

DI

OLEH :

Nama : Erika zendrato

Tingkat : III

M.kuliah : Konseling Kelompok

D. Pengampu : Dr. Rosiany Hutagalung, SE, M. Th

Kata kunci : kontribusi pendidkan agama, keluarga


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas ayah, ibu,
anak-anak dan kerabat lainnya. Lingkungan keluarga merupakan tempat dimana anak-anak
dibesarkan dan merupakan lingkungan yang pertama kali dijalani oleh seorang anak di dalam
mengarungi hidupnya, sehingga apa yang dilihat dan dirasakan oleh anak-anak dalam
keluarga akan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jiwa seorang anak. Di
dalam keluarga jugalah terbentuk awal proses sosialisasi bagi anak-anak

Keluarga juga merupakan lingkungan pertama bagi setiap individu dimana ia


berinteraksi. Dari interaksi dengan lingkungannya pertama inilah individu memperoleh
unsur-unsur dan ciri-ciri dasar daripada kepribadiannya, juga dari situlah ia memperoleh
akhlak, nilai-nilai, kebiasaan dan emosinya dan dengan itu ia merubah banyak kemungkinan-
kemungkinan, kesanggupan-kesanggupan dan kesediaan-nya menjadi kenyataan dalam hidup
dan tingkah laku yang tampak. Jadi, keluarga itu bagi seorang individu merupakan simbol
atas nilai-nilai yang mulia, seperti keimanan yang teguh kepada Tuhan, pengorbanan,
kesediaan berkorban untuk kepentingan kelompok, cinta kepada kebaikan, kesetiaan dan lain-
lain lagi.

Pendidikan agama merupakan pendidikan yang utama yang sangat dibutuhkan bagi
anak, dimana hal tersebut secara langsung berpengaruh terhadap perilaku dan perkembangan
anak. Pendidikan beragama merupakan awal pembentukan kepribadian anak, oleh karena itu
sebagai orang tua mempunyai kewajiban memberikan pendidikan dan bimbingan kepada
anak-anaknya.

1. Kondisi ideal

Untuk mewujudkan kondisi ideal dalam pembelajaran ini perluh kita ketahui bahwa
pendidikan agama dalam keluarga sangat di butuhkan sekali, baik orang tua, maupun seorang
anak karena dalam menjalin hubungan rumah tangga yang harmonis jadi yang pertama yang
harus diketahui adalah takut akan tuhan. Dan di alkitab sangat menjelaskan bahwa kita harus
menjaga dan mengasihi satu sama lain. Karna di dalam 1 tim 5:8 di sini menjeskan bahwa
orang yang tidak memeliharan sanak saudaranya dan seisi rumahnya jadi di sini menegur kita
untuk selalu hidup dalam perintah Tuhan.

2. Rumusan masalah secara umum

Adapaun Masalah yang terkait dalam penelitian masalah secara umum :

1. Kurangnya kedisiplian dikalangan remaja.

2. Kuarangnya pemahaman agama pada tiap individu sehinga banyakya normanorma yang
dilanggar.

3. Kuarangnya perhatian orang tua terhadap anak-anaknya mengenai pendidikan agama.

4. Banyak orang tau yang hanya menggantungkan pendidikan agama pada lembaga formal.

5. Banyaknya penyebab terjadinya degradasi moral di kalangan remaja.

3. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah yang di hadapi dalam keluarga :

1. Bagaimana pengaruh pendidikan Agama dalam keluarga terhadap kedisiplinan beragama?

2. Bagaimana pengaruh pendidikan ibadah dalam keluarga terhadap kedisiplinan?

3. Bagaimana pengaruh pendidikan akhlak dalam keluarga terhadap kedisiplinan beragama?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan pendidikan Agama dalam keluarga

Pendidikan Agama adalah merupakan soal yang amat penting dalam kehidupan gereja
dan umat-Nya. Sejak gereja yang paling tua hingga gereja di abad modern ini gereja terus
menggumuli peranan Pendidikan Agama dalam kehidupan Kristen. Pertama-tama bahwa
Pendidikan Agama Kristen merupakan tugas utama gereja, kemudian berkembang ke luar
gereja, lingkungan keluarga, masyrakat hingga lingkungan pendidikan. Oleh sebab itu perlu
adanya pemahaman yang benar tentang Pendidikan Agama Kristen dan tujuan Pendidikan
Agama Kristen. Pendidikan Agama Kristen adalah usaha untuk menumbuhkan dan
mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat
memahami dan menghayati kasih Allah dalam Yesus Kristus, yang dinyatakannya dalam
kehidupan sehari-hari, terhadap sesama dan lingkungannya. 1

Pendidikan Agama juga berarti proses pengajaran dan pembelajaran yang berdasarkan
Alkitab, berpusat pada Kristus dan bergantung pada kuasa Roh Kudus yang membimbing
setiap pribadi pada semua tingkat pertumbuhan, yang melalui pengajaran masa kini kearah
pengenalan dan pengalaman rencana dan kehendak Allah melalui Kristus dalam setiap aspek
kehidupan, dan memperlengkapi mereka bagi pelayanan yang efektif, yang berpusat pada
Kristus sang Guru Agung dan perintah yang mendewasakan para murid. Pengertian yang lain
tentang Pendidikan Agama Kristen adalah usaha yang sadar, sistematis, dan
berkesinambungan untuk mewariskan, membangkitkan atau memperoleh baik pengetahuan,
sikap-sikap, nilai-nilai, keterampilan-keterampilan, atau kepekaan-kepekaan, maupun hasil
dari usaha tersebut. Dengan demikian Pendidikan Agama Kristen adalah dengan menerima
pendidikan itu, segala pelajar, muda dan tua, memasuki persekutuan iman yang hidup dengan
Tuhan sendiri, dan oleh dan dalam Dia mereka terhisap pula pada persekutuan jemaatNya
yang mengakui dan mempermuliakan namaNya di segala waktu dan tempat,8 karena
Pendidikan Agama Kristen adalah pendidikan yang berisi ajaran tentang iman Kristen, yang
menekankan ketiga aspek pendidikan yaitu pengetahuan (kognitif), sikap dan nilai-nilai
(afektif) dan ketrampilan (psikomotor) yang berdasarkan iman Kristen.2

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Kristen adalah usaha yang dilakukan
secara sadar, sistematis dan berkesinambungan untuk mewariskan dan menumbuhkan serta
mengembangkan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami kasih
dan rencana Allah melalui Yesus Kristus dalam setiap aspek kehidupannya dan
menyatakannya dalam kehidupan sehari-hari baik terhadap sesama maupun terhadap

1
Dame Taruli Simamora dan Rida Gultom, Pendidikan Agam Kristen Kepada Remaja dan Pemuda, (Medan:
Mitra, 2011), 10.
2
.Hardi Budiyana, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Kristen, (Yogyakarta: ANDI Offset, 2011), 4.
lingkungannya dan mengakui serta memuliakan nama Yesus Kristus di segala waktu dan
tempat. Dan didalamnya menekankan ketiga aspek pendidikan yaitu pengetahuan, sikap dan
nilai-nilai serta ketrampilan. Tujuan Pendidikan Agama Kristen adalah: Pertama, untuk
menjadikan mereka murid-murid yang meyakinkan baik dengan kata-kata maupun perbuatan
di tengah-tengah dunia, jadi tujuan akhir dari Pendidikan Agama Kristen adalah menjadikan
peserta didik murid sejati, apa pun arti dari ungkapan menjadi murid. Kedua, untuk
membimbing individu-individu pada semua tingkat perkembangannya, dengan cara
pendidikan kontemporer, menuju pengenalan serta pengalaman akan tujuan serta rencana
Allah dalam Kristus melalui setiap aspek kehidupan, dan juga untuk memperlengkapi mereka
demi pelayanan yang efektif. Di dalam tujuan yang kedua ini, ada dua tujuan akhir, yakni:
pengenalan serta pengalaman akan tujuan dan rencana Allah dalam Kristus,dan menjadi
pelayan yang efektif.

dari Dewan Gereja-gereja di Indonesia pernah merumuskan tujuan akhir dari Pendidikan
Agama Kristen dengan kata-kata sebagai berikut: “Mengajak, membantu, menghantar
seseorang untuk mengenal kasih Allah yang nyata dalam Yesus Kristus, sehingga dengan
pimpinan Roh Kudus ia datang ke dalam suatu persekutuan yang hidup dengan Tuhan. Hal
ini dinyatakan dalam kasihnya terhadap Allah dan sesamanya manusia, yang dihayati dalam
hidupnya seharihari, baik dengan kata-kata maupun perbuatan selaku anggota tubuh Kristus
yang hidup.” Nainggolan berpendapat bahwa tujuan dari Pendidikan Agama Kristen
mengandung tiga aspek penting yaitu: Pertama; Aims, yaitu tujuan yang akan dicapai pada
akhirnya (menuju kedewasaan iman). Kedua; Goals, yaitu tujuan yang hendak dicapai dalam
jangka waktu tertentu (paket). Dan ketiga; Objektives, yaitu tujuan yang hendak dicapai
dalam suatu proses belajar-mengajar dalam satu kali tatap muka. Definisi yang paling tepat
dalam kaitannya dengan Pendidikan Agama Kristen adalah untuk mencapai kedewasaan
iman. Seluruh proses Pendidikan Agama Kristen haruslah bertujuan untuk membawa peserta
didik kepada taraf kedewasaan iman.3

B. Pentingnya Pendidikan Agama Kristen Dalam Keluarga

Pendidikan Agama Kristen di keluarga itu merupakan suatu keharusan maka otomatis
itu merupakan sesuatu yang sangat penting. Ada tiga alasan mengapa Pendidikan Agama
Kristen di keluarga itu penting, yaitu yang pertama Pendidikan Agama Kristen di keluarga itu

3
J.M. Nainggolan, Strategi Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: Generasi Info Media, 2008), 2.
sangat penting oleh karena Pendidikan Agama Kristen di keluarga merupakan perintah dari
Allah (Ul. 6:7; Ef. 6:4). Alasan yang kedua, adalah karena Pendidikan Agama Kristen di
Keluarga memiliki manfaat-manfaat yang besar. Dan yang keempat yaitu karena ada akibat
negatif yang kita dapati apabila kita melalaikan Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga.
Dalam Perjanjian Lama terdapat bagian firman Tuhan yang kaya dan relevan yang
berhubungan dengan mendidik anak yaitu dalam Kitab Ulangan pasal 6, dimana dalam
Ulangan 6:1-3 bangsa Israel diperintahkan Allah untuk melakukan ketetapan dan peraturan
yang diberikan Allah dengan tujuan supaya bangsa Israel dan keturunan mereka takut akan
Tuhan (Ul. 6:2a) dan supaya mereka lanjut umur (Ul. 6:2b). Untuk itu bangsa Israel mengajar
anak-anak mereka tentang kasih Allah tersebut (Ul. 6:4-7), Kalau kita perhatikan nats
tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa pada dasarnya Musa sedang berbicara dengan
para orang tua mengenai hubungan orang tua dengan Tuhan mereka. Orang tua harus
mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati dan jiwa serta kekuatan mereka, sebelum
mereka mengajar anak-anak mereka. Karena sebelum mengajar kasih Allah kepada anak-
anak mereka, orang tua harus sudah lebih dahulu mengasihi Allah dan mempunyai hidup
yang benar secara rohani sehingga dapat mendidik dan mengajar dengan baik dan berhasil.
Musa berkata dengan tegas, “Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah
engkau perhatikan” (Ul. 6:6). Salah satu cara utama untuk mengungkapkan kasih kepada
Allah (Ul. 6:5) ialah memperdulikan kesejahteraan rohani anak-anak kita dan berusaha
menuntun mereka kepada hubungan yang setia dengan Allah. Dikatakan demikian oleh
karena pembinaan rohani anak-anak seharusnya merupakan perhatian utama semua orang tua.
Juga pengarahan rohani harus berpusat di dalam rumah, dan melibatkan ayah dan ibu.
Pengabdian kepada Allah di dalam rumah tangga wajib dilakukan; hal itu adalah perintah
langsung dari Tuhan (Ul. 6:7- 9). Tujuan dari pengarahan orang tua ialah mengajar anak-anak
untuk takut akan Tuhan, berjalan pada jalanNya, mengasihi dan menghargai Dia, serta
melayani Dia dengan segenap hati dan jiwa. Oleh sebab itu orang percaya harus dengan tekun
memberikan kepada anak-anaknya pendidikan yang berpusatkan Allah di mana segala
sesuatu dihubungkan dengan Allah dan jalan-jalanNya.4
Inilah tugas yang sangat penting yang berulang-ulang diperintahkan Allah di dalam
Alkitab, seperti juga yang tertulis di dalam Ulangan 11:18 – 20 dan di dalam Amsal 22:6 dan
Amsal 29 : 17. Dalam kedua ayat dalam Amsal 22 : 6 dan Amsal 29 : 17, dijelaskan bahwa
orang tua harus mendidik anak-anaknya. Didikan itu harus menurut jalan yang patut baginya.
4
Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. (Malang: Gandum Mas, 2003), 285 V. Ells, et.al.: Pendidikan Agama
Kristen dalam Keluarga
Adapun didikan menurut “jalan yang patut baginya” yaitu dengan cara mengajarkan prinsip-
prinsip atau perintah-perintah Allah di dalam keluarga.

C. Pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen di Keluarga

Pendidikan Agama Kristen di keluarga harus dilakukan dan yang menjadi guru dalam
mengajar anak-anak dalam Pendidikan Agama Kristen adalah orang tua. Dan orang tua harus
ingat bahwa mereka bukan saja sebagai orang tua dari anak-anak mereka tetapi juga sebagai
guru dalam keluarga. Oleh karena mereka juga adalah guru dalam keluarga, maka perlu
sekali orang tua mengajarkan segala hal supaya anak-anak bertambah dalam pengetahuan.
jadi orang tua harus memberikan empat prinsip yang harus diperhatikan oleh orang tua
sebagai seorang guru atau pendidik yaitu:

 Pertama Anak Bertambah Pengetahuan Oleh Peniruan.


 Kedua, Seorang anak akan belajar lebih baik dengan banyak bertanya.
 Ketiga, Anak belajar lebih baik kalau pelajaran itu menarik perhatian mereka atau
kalau ada tujuan yang jelas.
 Keempat, Anak belajar lebih baik kalau ada arti atau makna yang diterapkan pada
waktu belajar. 5

 Mengajar Anak Melalui Perkataan

Orang tua dapat mengajar anak-anak melalui perkataan. Rasul Paulus juga
menunjukkan bagaimana ia juga mengajar anak-anak rohaninya melalui
perkataanperkataannya. Dalam Filipi 4:9 dikatakan: “Dan apa yang telah kamu dengar dan
apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu.” Kata “dengar” menunjukkan bahwa Rasul
Paulus mengajar dengan perkataan. Kita juga dapat menerangkan bagaimana caranya hidup
yang menyenangkan Allah. Dan inilah cara yang baik karena dengan kata-kata kita dapat
menerangkan banyak hal kepada anak-anak. Juga di dalam Ulangan 6:6–7 menjelaskan
bahwa di dalam mengajar yang harus dilakukan oleh orang tua sambil duduk, berjalan,
berbaring dan bangun yaitu mereka harus berbicara, dan hal-hal yang harus dibicarakan
adalah perintahperintah Allah, inilah salah satu cara kita mengajar anak-anak kita. Tetapi
kaadang kala orang tua tidak mempunyai waktu untuk berbicara kepada anak-anak oleh
karena kesibukan mereka. Itu sebabnya orang tua sebaiknya selalu menyediakan waktu

5
H. Norman Wright, The Family That Listens, (Wheaton Illinois: Victor Books, 1978), 57.
bersama anak-anak untuk dapat berbicara walaupun di tengah kesibukan mereka. Pengajaran
dengan perkataan merupakan cara yang baik, dengan kata-kata kita dapat menerangkan
banyak hal kepada anak-anak kita. Tetapi perlu diingat bahwa perkataan saja belum cukup,
kita harus mengajar anak dengan perkataan tetapi juga teladan yang baik bagi mereka.

 Mengajar Anak Melalui Teladan

Menjadi teladan selalu diulang-ulang dalam Alkitab, misalnya dalam Filipi 4:9
berkata: “dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah
itu.” Kata-kata “kamu lihat padaku” di sini menunjukkan bahwa Paulus mengajar melalui
teladannya. Ia mengajar hal-hal yang harus dilakukan dalam kehiduapan mereka dengan
perkataan kemudian melalui teladannya, ia menunjukkan bagaimana mereka harus
melakukan perkataan itu.36 Paulus telah menjadi teladan bagi anak-anak rohaninya. Itu
sebabnya Paulus menyuruh orangorang supaya menirunya, oleh karena Paulus telah meniru
teladan Kristus seperti yang dikatakan dalam 1 Korintus 11:1 yang berkata: “Jadilah
pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.” Inilah yang patut dilakukan
oleh orang tua, di mana orang tua harus meniru Kristus dan memberikan suatu teladan yang
baik kepada anak-anaknya. Sarumpaet mengatakan bahwa mengajar anak dengan
memberikan teladan akan lebih berhasil dari pada memberitahukan segala peraturan dan
nasehat tanpa contoh. Dan orang tua akan lebih tidak berhasil dalam mengajar anaknya jika
isi perkataannya bertentangan dengan kehidupannya

 Mengajar Anak melalui Disiplin

Disiplin ialah suatu aturan dan tata tertib yang digunakan dalam menjalankan sebuah
kehidupan baik itu di sekolah maupun di dalam keluarga. Dalam kamus umum bahasa
Indonesia, disiplin berarti “latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala
perbuatannya selalu mentaati tata tertib. Karena disiplin itu merupakan suatu latihan supaya
menaati tata tertib atau peraturan yang ada maka orang tua hendaknya memberikan peraturan-
peraturan yang bijaksana yang harus ditaati oleh anak. Sarumpaet berkata bahwa di dalam
keluarga tanpa disiplin akan mengalami kesukaran. Oleh karena pendidikan tanpa aturan-
aturan tertentu, tidak akan berhasil banyak. Disiplin adalah salah satu metode mengajar atau
mendidik di dalam keluarga. Di mana perlu adanya ketegasan dalam hal apa yang harus
dilakukan, dan apa yang dilarang dan tidak boleh dilakukan.6
6
Y. Singgih D Gunarsa & Singgih D. Gurnarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2000), 136.
Disiplin berfungsi untuk mengajar anak agar mematuhi semua peraturan-peraturan
yang ada dan melatih anak untuk taat semua peraturan yang diberikan oleh orang tua. Dalam
pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen di Keluarga yang harus diperhatikan juga adalah
tempat dan waktu dalam melaksanakan Pendidikan Agama Kristen di keluarga. Tempat yang
utama untuk kita mengajarkan Pendidikan Agama Kristen seperti yang sudah dijelaskan yaitu
di dalam keluarga. Oleh karena keluarga merupakan lembaga pusat Pendidikan Agama
Kristen.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pendidikan Agama Kristen di keluarga merupakan suatu keharusan yang harus
dilaksanakan bukan suatu pilihan. Oleh karena Pendidikan Agama Kristen di keluarga itu
merupakan suatu keharusan maka otomatis itu merupakan sesuatu yang sangat penting.
Pendidikan Agama Kristen di keluarga penting karena itu merupakan perintah Allah yang
harus dilaksanakan oleh setiap keluarga Kristen dan memiliki manfaat yang besar bagi
kehidupan keluarga Kristen. Jika dalam keluarga memegang peranan yang terpenting dalam
Pendidikan Agama Kristen, maka keluarga itu akan kokoh dan sehat. Kalau keluarga sehat
dan kokoh maka masyarakat pun turut menjadi kokoh dan sehat. Oleh karena itu, Pendidikan
Agama Kristen sebaiknya mulai diajarkan dalam lingkup keluarga. Dengan mengajarkan
Pendidikan Agama Kristen dalam keluarga maka akan dihasilkan keluarga yang bahagia,
jemaat yang bahagia dan juga masyarakat yang bahagia. Karena jika kehidupan rohani
keluarga-keluarga kristen rapuh, maka hal ini juga mempengaruhi kehidupan rohani dalam
gereja dan masyarakat yang lebih luas. Dimana keluarga rapuh maka gerejapun akan rapuh.
Jadi jika kita mengingingkan gereja dan bangsa yang kuat maka kita harus membina
keluargakeluarga untuk menjadi keluarga yang kuat dan bertumbuh dalam kehidupan
rohaninya.

B. SARAN

Didalam pembuatan makalah ini penulis meminta kritik atau saran agar makalah ini
dapat berguna atau bermanfaat bagi kita yang memiliki ke inginan dalam membentuk
kontribusi pendidikan agama dalam keluarga

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. Malang: Gandum Mas, 2003

Budiyana, Hardi. Dasar-dasar Pendidikan Agama Kristen. Yogyakarta: ANDI Offset, 2011
Gunarsa Y. Singgih & Singgih D. Gurnarsa. Psikologi Untuk Membimbing, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2000.

Nainggolan J.M. Strategi Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: Generasi Info Media, 2008

Simamora Dame Taruli dan Rida Gultom. Pendidikan Agam Kristen Kepada Remaja dan
Pemuda, Medan: Mitra, 2011.

Wright H. Norman. The Family That Listens, Wheaton Illinois: Victor Books, 1978

ngaruh terhadap perilaku dan perkembangan anak didik. Keluarga adalah wadah yang
pertama dan utama dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam.
Di samping itu keberadaan orang tua di dalam keluarga merupakan peletak dasar-
dasar kepribadian anak pada usia yang masih muda. Pendidikan keagamaan orang tua
terhadap anak akan dapat memberikan pengaruh yang positif, terutama dalam bimbingan
keagamaan akhlak, dan akhlak yang baik pada anak merupakan kecenderungan hasil
dari pendidikan keagamaan orang tua yanLingkungan keluarga merupakan media pertama dan
utama yang secara langsung berpengaruh terhadap perilaku dan perkembangan anak didik.
Keluarga adalah wadah yang pertama dan utama dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam.
Di samping itu keberadaan orang tua di dalam keluarga merupakan peletak dasar-dasar
kepribadian anak pada usia yang masih muda. Pendidikan keagamaan orang tua terhadap anak
akan dapat memberikan pengaruh yang positif, terutama dalam bimbingan keagamaan akhlak,
dan akhlak yang baik pada anak merupakan kecenderungan hasil dari pendidikan keagamaan
orang tua yang dilaksanakan dalam lingkungan keluarga.

B. SARAN
Penulis bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Penulis akan
menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang memperbaiki makalah ini
di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat penulis selesaikan dengan hasil yang lebih
baik lagi.

A. KESIMPULAN
Keluarga merupakan wadah pertama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika
suasana keluarga baik maka anak akan tumbuh dengan baik, jika tidak tentu akan terlambatlah
pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut. Secara Islami, anak merupakan amanat Allah,
dan amanat Allah merupakan sesuatu yang wajib dipertanggungjawabkan sehingga orang tua
dapat mengembangkan potensi yang dimiliki anak, terutama dalam potensi keimanannya.
Lingkungan keluarga merupakan media pertama dan utama yang secara langsung
berpengaruh terhadap perilaku dan perkembangan anak didik. Keluarga adalah wadah yang
pertama dan utama dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam.
Di samping itu keberadaan orang tua di dalam keluarga merupakan peletak dasar-dasar
kepribadian anak pada usia yang masih muda. Pendidikan keagamaan orang tua terhadap anak
akan dapat memberikan pengaruh yang positif, terutama dalam bimbingan keagamaan akhlak,
dan akhlak yang baik pada anak merupakan kecenderungan hasil dari pendidikan keagamaan
orang tua yang dilaksanakan dalam lingkungan keluarga.
B. SARAN
Penulis bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Penulis akan
menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang memperbaiki makalah ini
di kemudian hari. SemoA. KESIMPULAN
Keluarga merupakan wadah pertama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika
suasana keluarga baik maka anak akan tumbuh dengan baik, jika tidak tentu akan terlambatlah
pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut. Secara Islami, anak merupakan amanat Allah,
dan amanat Allah merupakan sesuatu yang wajib dipertanggungjawabkan sehingga orang tua
dapat mengembangkan potensi yang dimiliki anak, terutama dalam potensi keimanannya.
Lingkungan keluarga merupakan media pertama dan utama yang secara langsung
berpengaruh terhadap perilaku dan perkembangan anak didik. Keluarga adalah wadah yang
pertama dan utama dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam.
Di samping itu keberadaan orang tua di dalam keluarga merupakan peletak dasar-dasar
kepribadian anak pada usia yang masih muda. Pendidikan keagamaan orang tua terhadap anak
akan dapat memberikan pengaruh yang positif, terutama dalam bimbingan keagamaan akhlak,
dan akhlak yang baik pada anak merupakan kecenderungan hasil dari pendidikan keagamaan
orang tua yang dilaksanakan dalam lingkungan keluarga.

B. SARAN
Penulis bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Penulis akan
menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang memperbaiki makalah ini
di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat penulis selesaikan dengan hasil yang lebih
baik lagi.

A. KESIMPULAN

Keluarga merupakan wadah pertama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika
suasana keluarga baik maka anak akan tumbuh dengan baik, jika tidak tentu akan terlambatlah
pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut. Secara Islami, anak merupakan amanat Allah,
dan amanat Allah merupakan sesuatu yang wajib dipertanggungjawabkan sehingga orang tua
dapat mengembangkan potensi yang dimiliki anak, terutama dalam potensi keimanannya.
Lingkungan keluarga merupakan media pertama dan utama yang secara langsung
berpengaruh terhadap perilaku dan perkembangan anak didik. Keluarga adalah wadah yang
pertama dan utama dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam.
Di samping itu keberadaan orang tua di dalam keluarga merupakan peletak dasar-dasar
kepribadian anak pada usia yang masih muda. Pendidikan keagamaan orang tua terhadap anak
akan dapat memberikan pengaruh yang positif, terutama dalam bimbingan keagamaan akhlak,
dan akhlak yang baik pada anak merupakan kecenderungan hasil dari pendidikan keagamaan
orang tua yang dilaksanakan dalam lingkungan keluarga.

B. SARAN
Penulis bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Penulis akan
menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang memperbaiki makalah ini
di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat penulis selesaikan dengan hasil yang lebih
baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai