Makalah Ekonomi Islam
Makalah Ekonomi Islam
Oleh:
Decequen Putri Setiadi
Kelas
PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Shalawat dan salam
selalu tercurah kepada junjungan kita baginda Rasulullah SAW, yang telah
membawa manusia dari alam jahiliah menuju alam yang berilmu seperti sekarang
ini.
Makalah ini dapat hadir seperti sekarang ini tak lepas dari bantuan banyak
pihak. Untuk itu sudah sepantasnyalah kami mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besar buat mereka yang telah berjasa membantu kami selama proses
pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir.
Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih ada hal-hal yang belum
sempurna dan luput dari perhatian kami. Baik itu dari bahasa yang digunakan
maupun dari teknik penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dan
kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
sekalian demi perbaikan makalah ini ke depannya.
Akhirnya, besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat
yang berarti untuk para pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga dapat turut
serta memajukan ilmu pengetahuan.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekonomi Islam..................................................................... 2
B. Sejarah Ekonomi Islam.......................................................................... 3
C. Jenis-jenis Ekonomi Islam..................................................................... 5
D. Tujuan Prinsip Ekonomi Islam.............................................................. 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................ 14
B. Saran...................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pandangan Islam terhadap masalah kekayaan berbeda dengan
pandangan Islam terhadap masalah pemanfaatan kekayaan. Menurut Islam,
sarana-sarana yang memberikan kegunaan adalah masalah lain. Karena itu,
kekayaan dan tenaga manusia, dua duanya merupakan kekayaan sekaligus
sarana yang biasa memberikan kegunaan atau manfaat. Sehingga, kedudukan
kedua-duanya dalam pandangan Islam, dari segi keberadaan dan produksinya
dalam kehidupan, berbeda dengan kedudukan pemanfaatan serta tata cara
perolehan manfaatnya.
Prinsip utama dalam sistem ekonomi Islam yang diisyaratkan dalam
Al- Quran. Hidup hemat dan tidak bermewah-mewah, bermakna juga bahwa
tindakan-tindakan ekonomi hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan bukan
memuaskan keinginan. Menjalankan usaha-usaha yang halal dari produk atau
komoditi, manajemen, proses produksi hingga proses sirkulasi atau distribusi
haruslah ada dalam kerangka halal. Usaha-usaha tadi tidak boleh bersentuhan
dengan judi dan spekulasi atau tindakan-tindakan lainnya yang dilarang secara
syariah. Meskipun begitu ada kaidah hukum dalam Islam yang cukup menjadi
rujukan dalam beraktivitas ekonomi, yaitu pada dasarnya aktivitas apa pun
hukumnya boleh sampai ada dalil yang melarang aktivitas itu secara syariah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:
1. Apa definisi ekonomi Islam?
2. Bagaimana praktik ekonomi Islam?
3. Bagaimana karakteristik ekonomi Islam?
4. Bagaimana prinsip ekonomi Islam?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
perang dan kesejahteraan rakyat. Tidak seperti saat ini bahwa kebijakan-
kebijakan ekonomi lebih difokuskan pada pencarian keuntungan. Sejarah
ekonomi Islam pada dasarnya bersumber dari ide dan praktik ekonomi yang
dilakukan oleh Muhammad Saw. dan para Khulafaur Rasyidin serta pengikut-
pengikutnya sepanjang zaman. Diversifikasikan praktik ekonomi yang
dilakukan masyarakat Muslim setelah masa Muhammad Saw., bisa dianggap
sebagai acuan sejarah ekonomi Islam selama tidak bertentangan dengan ajaran
Islam.
Perekonomian di zaman Khulafaur Rasyidin banyak diwarnai dengan
perluasan wilayah kekuasaan dan inovasi-inovasi dalam bidang ekonomi.
Seperti pada zaman Khalifa Umar bin Khattab di mana beliau memfungsikan
secara optimal BMT dan membentuk Diwan Islam yang pertama. Salah
seorang ekonom pada periode pertama adalah Abu Yusuf. Kitabnya yang
berjudul Al-Kharaj, banyak membahas ekonomi publik, khususnya tentang
perpajakan dan peran negara dalam pembangunan ekonomi. Kitab ini
mencakup berbagai bidang antara lain: tentang pemerintahan, keuangan
negara, pertanahan, perpajakan dan peradilan.
Pada periode berikutnya, hadir Al-Ghazali dengan kitabnya yang
berjudul Ihya ‘Ulum al-Din. Bahasan ekonomi Al-Ghazali mencakup aspek
luas, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi: pertukaran dan evolusi
pasar, produksi, barter dan evolusi uang, serta peranan negara dan keuangan
publik.
Kemudian diikuti dengan lahirnya Mohd. Iqbal, dalam karyanya, Puisi
dari Timur, ia menunjukkan tanggapan Islam terhadap kapitalisme Barat dan
reaksi ekstrem dari komunisme. Sedangkan pada periode kontemporer
hadirlah ekonom-ekonom, seperti Umer Chapra, Mannan dan lain-lain.
Hal ini menunjukkan bahwa pemikiran ekonomi Islam sudah lahir
sejak jaman Rasulullah, dan mempunyai aturan yang baik dan jelas. Banyak
pemikiran-pemikiran tersebut yang di adopsi oleh sistem perekonomian Barat,
dan banyak pula yang kemudian seperti terlahir dari Barat, karena banyak hal
yang disemukan.
5
penambahan bunga yang naik turun sehingga membuat harga jual naik
turun selama proses angsuran. Akan tetapi boleh untuk memberikan
margin keuntungan tertentu dari harga kontan yang disepakati di awal.
b. Salam, yaitu jual beli barang secara tunai dengan penyerahan barang
ditunda sesuai kesepakatan. Semisal seorang eksportir mebel Jepara
yang akan mengekspor mebel ke luar negeri dengan jumlah barang
yang besar. Hal ini tentu akan memberatkan pengrajin mebel yang
memiliki kapasitas produksi dan modal yang kecil, sehingga eksportir
membayar di depan sebagai modal awal.
c. Istisna, yaitu jual beli barang dengan pemesanan dan pembayarannya
pada waktu pengambilan barang. Hal ini lazim kita temui dengan
istilah cash on delivery untuk jual beli online. Hal ini memiliki
keuntungan untuk meminimalisir kerugian bagi pembeli akibat
perbedaan spesifikasi barang yang disebutkan oleh penjual.
d. Isti’jar, yaitu jual beli antara pembeli dengan penyuplai barang.
e. Ijarah, yaitu jual beli jasa dari benda (sewa) atau tenaga/keahlian
(upah). Hal ini kita temui ketika kita membayar upah buruh atau
pegawai atau selepas kita menyewa barang atau properti tertentu.
f. Sarf, yaitu jual beli pertukaran mata uang antar negara. Hal ini karena
adanya perbedaan mata uang yang berlaku lintas negara. Akan tetapi
jenis transaksi yang diperbolehkan hanya transaksi today spot yang
transaksi dilaksanakan hari itu juga tanpa diberi hedging atau lindung
nilai akibat dari penangguhan penyerahan
4. Transaksi dengan pemberian kepercayaan
Transaksi pemberian kepercayaan adalah akad atau perjanjian
mengenai penjaminan hutang atau penyelesaian dengan pemberian
kepercayaan. Akad transaksi pemberian kepercayaan adalah sebagai
berikut:
a. Jaminan (kafalah/damanah), yaitu mengalihkan tanggung jawab
seseorang (yang dijamin) kepada orang lain (penjamin). Hal ini juga
8
Ilmu ekonomi Islam memiliki tiga prinsip dasar yaitu tauhid, akhlak,
dan keseimbangan. Dua prinsip yang pertama kita sama-sama tahu pasti tidak
ada dalam landasan dasar ekonomi konvensional. Prinsip keseimbangan pun,
dalam praktiknya, justru yang membuat ekonomi konvensional semakin
dikritik dan ditinggalkan orang. Ekonomi Islam dikatakan memiliki dasar
sebagai ekonomi Insani karena sistem ekonomi ini dilaksanakan dan ditujukan
untuk kemakmuran manusia.
Ekonomi Islam disebut juga sebagai ekonomi tauhid. Keimanan
mempunyai peranan penting dalam ekonomi Islam, karena secara langsung
akan mempengaruhi cara pandang dalam membentuk kepribadian, perilaku,
gaya hidup, selera, dan preferensi manusia, sikap-sikap terhadap manusia,
sumber daya dan lingkungan. Saringan moral bertujuan untuk menjaga
kepentingan diri tetap berada dalam batas-batas kepentingan sosial dengan
mengubah preferensi individual sesuai dengan prioritas sosial dan
menghilangkan atau meminimalisasikan penggunaan sumber daya untuk
tujuan yang akan menggagalkan visi sosial tersebut, yang akan meningkatkan
keserasian antara kepentingan diri dan kepentingan sosial.
Disisi lain, ada yang menjelaskan bahwa prinsip ekonomi Islam ada
dua, yaitu; pertama ialah prinsip umum, yaitu Aqidah Islamiyah yang menjadi
landasan pemikiran bagi segala pemikiran Islam, seperti sistem ekonomi
Islam, sistem politik Islam, sistem pendidikan Islam, dan sebagainya. Aqidah
Islamiyah di sini dipahami bukan sekedar sebagai Aqidah Ruhiyah, yakni
akidah yang menjadi landasan aktivitas-aktivitas spiritual murni seperti
ibadah, namun juga sebagai Aqidah Siyasah, yakni akidah yang menjadi
landasan untuk mengelola segala aspek kehidupan manusia tanpa kecuali
termasuk ekonomi.
Kedua, prinsip khusus (cabang), yaitu sejumlah kaidah umum dan
mendasar dalam syariah Islam yang lahir dari akidah Islam, yang secara
khusus menjadi landasan bangunan sistem ekonomi Islam. Prinsip khusus ini
terdiri dari tiga asas, yaitu: kepemilikan sesuai syariah, pemanfaatan
kepemilikan sesuai syariah dan pendistribusian kekayaan kepada masyarakat.
10
Dalam sistem ekonomi Islam, tiga asas tersebut tidak boleh tidak terikat
dengan syariat Islam, sebab segala aktivitas manusia wajib terikat atau tunduk
kepada syariat Islam.
Prinsip ekonomi Islam tersebut bertentangan secara kontras dengan
prinsip sistem ekonomi kapitalis saat ini. Aqidah Islamiyah sebagai prinsip
umum ekonomi Islam menerangkan bahwa Islam adalah agama dan sekaligus
ideologi sempurna yang mengatur segala aspek kehidupan tanpa kecuali.
Prinsip Islam ini berbeda dengan prinsip ekonomi kapitalis, di mana
prinsip yang berkaitan dengan kepemilikan, pemanfaatan kepemilikan, dan
distribusi kekayaan kepada masyarakat, semuanya dianggap lepas atau tidak
boleh disangkutpautkan dengan agama.
Dalam masalah kepemilikan, kapitalis memandang bahwa asal usul
adanya kepemilikan suatu barang adalah terletak pada nilai manfaat yang
melekat pada barang itu, yaitu sejauh mana ia dapat memuaskan kebutuhan
manusia. Jika suatu barang mempunyai potensi dapat memuaskan kebutuhan
manusia, maka barang itu sudah sah untuk dimiliki, walaupun haram menurut
agama. Ini berbeda dengan ekonomi Islam yang memandang asal usul
kepemilikan adalah adanya izin Allah SWT kepada manusia untuk
memanfaatkan suatu benda. Jika Allah mengizinkan berarti boleh dimiliki.
Tapi jika tidak mengizinkan (mengharamkan sesuatu) berarti barang itu tidak
boleh dimiliki.
Dalam masalah pemanfaatan kepemilikan, kapitalisme tidak membuat
batasan tata caranya dan tidak ada pula batasan jumlahnya. Sebab pada
dasarnya sistem ekonomi kapitalisme adalah cermin dari paham kebebasan
dibidang pemanfaatan hak milik. Maka seseorang boleh memiliki harta dalam
jumlah beberapa saja dan diperoleh dengan cara apa saja. sedangkan dalam
ekonomi Islam menetapkan adanya batasan tata cara, tapi tidak membatasi
jumlahnya. Tata cara itu berupa hukum-hukum syariah yang berkaitan dengan
cara pemanfaatan harta, baik pemanfaatan yang berupa pembelanjaan, maupun
berupa pengembangan harta. Seorang muslim boleh memiliki harta berapa
saja sepanjang diperoleh dan dimanfaatkan sesuai syariah Islam.
11
A. Kesimpulan
Ekonomi Islam berbeda dari kapitalisme, sosialisme, maupun negara
kesejahteraan. Berbeda dari kapitalisme karena Islam menentang eksploitasi
oleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin, dan melarang penumpukan
kekayaan.. Selain itu, ekonomi dalam kaca mata Islam merupakan tuntutan
kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi ibadah yang teraplikasi
dalam etika dan moral
Ekonomi Islam pada dasarnya merupakan aktualisasi nilai-nilai Islam
dalam aktivitas kehidupan manusia dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
manusia di dunia dan akhirat. Keberadaan ekonomi Islam tidak lain bertujuan
mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan manusia di dunia dan akhirat.
Tujuan tersebut dalam pandangan para ahli dijabarkan dalam tiga
permasalahan pokok yang terdiri atas pertama mewujudkan pertumbuhan
ekonomi dalam Negara, kedua mewujudkan kesejahteraan manusia dan ketiga
mewujudkan mekanisme distribusi kekayaan yang adil.
C. Saran
Untuk mewujudkan kegiatan ekonomi yang selaras dengan perintah
Allah SWT, seorang muslim perlu mengetahui beberapa asas transaksi
ekonomi menurut ajaran Islam.
14
DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman, Karim. (2007). Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Qardhawi, Yusuf. (2004). Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam.
Jakarta: Robbani Press.
Suherman, Rosyidi. (1998). Pendekatan kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.