Kalau nilai merupakan pandangan tentang baik buruknya sesuatu, maka norma merupakan ukuran yang digunakan oleh masyarakat apakah tindakan yang dilakukan oleh sesorang atau sekelompok orang merupakan tindakan yang wajar dan dapat diterima karena sesuai dengan harapan sebagian besar warga masyarakat ataukah tindakan yang menyimpang karena tidak sesuai dengan harapan sebagain besar warga masyarakat. Menurut Robert M.Z. Lawang, norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok tertentu. Norma disebut pula peraturan sosial menyangkut perilaku- perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk sejak lama. Norma bertujuan untuk menciptakan keteraturan sosial, yaitu suatu kondisi dalam masyarakat yang menunjukkan adanya kehidupan yang harmonis (selaras, serasi, dan seimbang). Sedangkan norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi pedoman perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. 4. Kedudukan Nilai-Nilai Budaya dan Norma Sosial Pada bagian sebelum ini telah bahwa di dalam kehidupan manusia didapati serangkaian pedoman perilaku berupa budaya atau kebudayaan, akan tetapi mengingat anggota masyarakat itu makin lama menjadi semakin heterogen dan kompleks, maka budaya sebagai pedoman perilaku, terasa belum cukup di dalam mengendalikan perilaku manusia. Berkenaan dengan itu maka di dalam kehidupan manusia dilengkapi lagi dengan beberapa bentuk sarana pengendali kehidupan manusia. Dua di antaranya adalah nilai-nilai budaya dan norma sosial. Jadi nilai-nilai budaya dan norma sosial, sebagaimana kebudayaan, merupakan seperangkat sarana untuk mengendalikan atau mengontrol perilaku manusia, agar di dalam berinteraksi dengan sesamanya didapati suatu pola perilaku yang relatif seragam, sehingga terjadi suatu kondisi yang tertib, tentram, teratur, dan harmonis di kalangan anggota masyarakat. Keseragaman pola perilaku tersebut akan membuat berkurangan kesalahpahaman di antara anggota masyarakat, sehingga di antara anggota masyarakat yang satu dengan lainnya. Tidak saling memusuhi, akan tetapi sebaliknya justru saling mengisi dan memberi fungsi, dan saling menutup kekurangan masing- masing.